IBADAH RAYA MINGGU, 28 JUNI
2015
Tema : JEMAAT DI LAODIKIA
(dari Wahyu 3: 14-22)
(Seri 10)
Subtema : DIKARUNIAKAN
Shalom saudaraku, selamat malam salam sejahtera,
salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi,
kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan
kesaksian.
Saudaraku, pada Minggu yang lalu saya telah
sampaikan mengenai dimana Tuhan menasihatkan sidang jemaat di Laodikia
untuk membeli tiga perkara.
YANG KETIGA: MEMBELI
PAKAIAN PUTIH.
Pakaian putih adalah pakaian mempelai, yang sama
dengan lenan halus arti rohaninya: “Perbuatan-perbuatan benar dari
orang-orang kudus.”
Kemudian, pakaian putih disebut juga pakaian
imam, itu adalah perbuatan kudus, jadi, jangan dicemari pakaian putih,
jangan dinodai. Dan pakaian putih juga merupakan perhiasan kemuliaan,
sehingga, kalau kita melayani Tuhan dengan sistem kerajaan sorga; dimana ada
kebenaran, damai sejehtera dan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus maka
dikenan oleh Tuhan dan dihormati manusia, itulah perhiasan kemuliaan.
Pendeknya, pakaian putih sudah tercemari.
Tetapi, Tuhan memberi jalan keluar supaya membeli pakaian putih itu bersih
berkilau-kilauan, maka kita belajar dari himpunan besar orang banyak dalam Wahyu 7:9, mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya
putih dalam darah Anak Domba Allah (Wahyu 7: 14). Hanya dengan satu cara untuk
membuat pakaian kembali putih yaitu; dicelup dalam darah Anak Domba.
Jadi sekalipun seseorang punya harta, punya uang
banyak untuk membeli deterjen yang mahal, ampuh, tidak ada artinya, hanya darah
Anak Domba saja yang mampu membersihkan dosa.
Mari kita kembali memperhatikan pakaian putih
dari sidang jemaat di Laodiokia dari kitab Wahyu 3:14-22, namun
kita hanya membaca ayat 17-18..
Wahyu 3:17-18
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya
dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan
karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan
telanjang,
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya
engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau
menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan
kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu,
supaya engkau dapat melihat.
Kita perhatikan dulu perkataan dari pada jemaat
di Laodikia, yaitu:“Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku
tidak kekurangan apa-apa”, serba kecukupan, menunjukkan jemaat di
Laodikia bergantung pada harta dan kekayaan, tidak lagi bergantung pada
kemurahan hati Tuhan, sehingga kalau kita perhatikan pengikutan mereka
pada ayat 15-16; pengikutan mereka menjadi suam-suam, tidak
dingin dan tidak panas.
Saudaraku, kalau kita perhatikan negara-negara
maju di benua Eropa, Australia, Amerika, mereka serba berkecukupan, tidak
kekurangan apa-apa, oleh karena itu mereka tidak lagi bergantung kepada
Tuhan, karena mereka telah dicukupkan dan tidak kekurangan apa-apa, hati mereka
jauh dari Tuhan. Sehingga, kalau kita perhatikan bait Allah dengan bangunan
yang mewah, berubah fungsi menjadi kafe, diskotik dan ironisnya berubah fungsi
menjadi masjid.
Apa yang telah diperjuangkan oleh missionaris,
yang diperjuangkan oleh para penginjil, apa yang telah diperjuangkan oleh rasul
Paulus, untuk bangsa kafir/orang-orang tak bersunat secara khusus di Asia
kecil, disia-siakan. Kenapa menjadi sia-sia? Bagaikan jemaat di Laodikia
bergantung pada harta kekayaan tidak lagi bergantung kepada kemurahan hati
Tuhan. Yang seharusnya kita kejar adalah kemurahan hati Tuhan, belas kasih
Tuhan.
Roma 9:11-15
(9:11) Sebab waktu anak-anak itu belum
dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana
Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi
berdasarkan panggilan-Nya--
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang
tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi
Yakub, tetapi membenci Esau."
(9:14). Jika demikian, apakah yang hendak kita
katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku
akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku
akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada
siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku
mau bermurah hati."
Jadi, tergantung kemurahan hati Tuhan, bukan
tergantung kehendak manusia, sekalipun orang itu pandai memiliki kecakapakan di
berbagai bidang, punya potensi yang hebat, tetapi kalau Tuhan tidak menaruh
belas kasih, ia tidak memperoleh belas kasih.
Pada saat Tuhan mengasihi Yakub tetapi membenci
Esau, apakah Tuhan tidak adil? Mustahil, Allah itu adil.
Oleh sebab itu, belajar mulai dari sekarang
mengejar belas kasih, mengejar kemurahan hati Tuhan, jangan sekali-kali mengandalkan kekuatan, merasa bisa, merasa mampu di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan ini lagi. Andaikata saudara mengerti firman Tuhan, dengar saja,
jangan sekali-sekali tunjukkan rasa bosan saudara. Jangan pernah katakan aku
sudah mengerti. Dengar saja, disitu pemakaian Tuhan, terus ikuti dan dengar
saja. Tuhan menaruh belas kasih kepada siapa Ia menaruh belas kasih.
Saudara perhatikan bagaimana dalam kandang
penggembalaan ini, sekalipun saya sebagai seorang gembala, punya wewenang untuk
mengatur ini dan itu, tetapi Tuhan menaruh belas kasih kepada siapa Ia menaruh
belas kasih. Biarpun saya berkata “A” kalau Tuhan bilang “B”... ? Tergantung
kepada kemurahan hati Tuhan. Saya tidak bisa menahan atau menghalangi seseorang
untuk melayani Tuhan.
Kita kembali lagi memperhatikan sidang jemaat di
Laodikia, mereka memperkaya diri dan tidak kekurangan apa-apa, serba
berkecukupan dalam segala perkara, itu menurut mereka. Tetapi bagi Tuhan
sebaliknya...
-
Yang pertama:
Melarat, malang, miskin.
-
Yang kedua: Buta.
-
Yang ketiga:
Telanjang.
Sangat memprihatinkan sekali. Ada orang melarat,
malang, miskin tetapi tidak buta, atau sebaliknya buta tetapi tidak melarat,
malang, miskin. Tetapi disini jemaat di Laodikia sudah melarat, malang, miskin,
buta dan telanjang, menunjukan betapa dalamnya jemaat di Laodikia ini berada
dalam sumur penderitaan.
Tetapi pada ayat 18, Tuhan
menasihatkan jemaat di Laodikia supaya mereka membeli tiga perkara dari Tuhan.
Membeli berarti; membayar dengan cara penukaran
= bayar harga. Ikut Tuhan harus bayar harga yaitu; sangkal diri dan pikul
salib.
Tiga perkara yang harus dibeli dari Tuhan....
Yang ketiga: PAKAIAN PUTIH, inilah yang harus dibeli.
Wahyu 19:8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya
memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!"
(Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
“Kepadanya dikaruniakan
supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!”
Dikaruniakan pakaian putih kepada pengantin
perempuan.
Dikaruniakan berarti; dipercayakan oleh
Tuhan.
ADA 3 HAL YANG DIPERCAYAKAN
OLEH TUHAN, yaitu:
Yang pertama: Pelayanan.
Kolose 1:25-27
(1:25) Aku telah menjadi pelayan jemaat itu
sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan
firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu,
(1:26) yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad
ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada
orang-orang kudus-Nya.
(1:27) Kepada mereka Allah mau memberitahukan,
betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu:
Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan
kemuliaan!
Rasul Paulus menjadi pelayan Tuhan, sesuai
dengan tugas yang dipercayakan Allah / menjadi pelayan Tuhan sesuai dengan
kepercayaan Tuhan.
Adapun pelayanan-pelayanan
yang dimaksud, antara lain:
A. Pemberitaan
firman Allah atau pemberita Injil terkhusus kepada bangsa kafir, bangsa yang
tidak bersunat.
Galatia 2:6-8
(2:6) Dan mengenai mereka yang dianggap
terpandang itu--bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku,
sebab Allah tidak memandang muka--bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu
tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.
(2:7) Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat
bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak
bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat
(2:8) --karena Ia yang telah memberikan kekuatan
kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah
memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat.
Tuhan mempercayakan kepada rasul Paulus
pemberitaan Injil secara khusus untuk orang-orang yang tak bersunat, bangsa
kafir, yang dahulu hidup jauh dari Allah, tanpa Kristus, tanpa pengharapan,
tanpa ketentuan-ketentuan yang dijanjikan. Dan kemudian, Allah memberi kekuatan
secara khusus kepadanya untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang tak
bersunat, sebab rasul Paulas diutus kepada orang yang tidak bersunat, maka ia
harus keluar dari zona kenyamanan, bangsanya sendiri, untuk bangsa-bangsa kafir
termasuk di Asia kecil. Dan kalau kita perhatikan perjalanan dari pelayanan
rasul Paulus kepada bangsa kafir, banyak pergumulan yang ia hadapi. Kerap kali
ia menghadapi gelombang lautan, kemudian dicambuk 40 kurang satu sampai matanya
picek, lapar, haus, kedinginan bahkan kerap kali ia menghadapi maut sesuai
dengan apa yang dinyatakan dalam Roma 8:35.
Kita patut bersyukur karena suku / orang Batak
akhirnya memperoleh kasih karunia, dimana kasih karunia ini dahulu tersembunyi
dari abad ke abad, tetapi syukur sekarang dinyatakan oleh karena kemurahan
Tuhan, kemuliaan keagungan Tuhan dinyatakan kepada kita.
2 Timotius 4:2
(4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik
atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran.
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau
tidak baik waktunya”, artinya; nyatakanlah apa yang salah, tegorlah
dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Jadi, nasihatilah dengan segala kesabaran dan
pengajaran bukan dengan segala emosi. Saudaraku, banyak hamba-hamba Tuhan tidak
berani untuk memberitakan firman tentang salib Kristus. Banyak hamba Tuhan
terlebih dahulu melihat waktu, kondisi dan keadaan, suasana yang ada, kalau
sekiranya memungkinkan untuk disampaikan, ya disampaikan, kalau tidak
memungkinkan, tidak disampaikan. Itu melihat waktu, tetapi hamba Tuhan yang
seperti ini biasanya suka memanfaatkan kelemahan orang kaya. Apa kelemahan
orang kaya? Menolak untuk dikoreksi, menolak pemberitaan firman yang
mengoreksi, menyelidiki. Itu dimanfaatkan oleh hamba-hamba Tuhan. Tetapi saya
tidak mau memanfaatkan kelemahan orang kaya mengingat kedatangan Tuhan sudah
tidak lama lagi.
Alasannya...
2 Timotius 4:3
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak
dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru
menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
Karena ada masanya orang tidak dapat lagi
menerima ajaran sehat itulah Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel. Sebaliknya, mereka mengumpulkan guru-guru menurut kehendak hati
mereka hanya untuk memuaskan telinganya kepada pemberitaan firman yang
ditambahkan dan dikurangkan.
1 Tesalonika 2:4-6
(2:4) Sebaliknya, karena Allah telah menganggap
kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara,
bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji
hati kita.
(2:5) Karena kami tidak pernah bermulut
manis--hal itu kamu ketahui--dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang
tersembunyi--Allah adalah saksi—
(2:6) juga tidak pernah kami mencari pujian dari
manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat
berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.
Allah mempercayakan Injil kepada Rasul Paulus,
karena Allah telah menganggap dia layak untuk dipakai sebagai
pemberita Injil, secara khusus kepada bangsa-bangsa kafir. Sebagai bukti:
-
Rasul Paulus memberitakan Injil, bukan untuk
menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah karena Allah yang menguji
hati dan batin manusia.
Rasul Paulus tidak bermulut
manis di tengah-tengah pemberitaan firman.
-
Tidak pernah mempunyai maksud loba yang
tersembunyi dalam pemberitaan firman.
Ada kalanya firman Tuhan
disampaikan tetapi dengan maksud tertentu, mempunyai maksud loba yang
tersembunyi.
Loba = serakah = tamak =
cinta uang bukan cinta akan Tuhan.
Oleh sebab itu Tuhan
menganggap ia layak. Jadi bukan tergantung kecakapan seseorang dan bukan
menurut pandangan manusia, ingat Tuhan menguji hati manusia.
-
Tidak pernah mencari pujian dari manusia,
sekalipun ia dapat berbuat demikian.
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu,
sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Justru rasul Paulus berlaku ramah di
tengah-tengah pemberitaan Injil, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati
anaknya.
Ibu à seorang gembala
sidang.
Pekerjaan seorang gembala sidang adalah;
Yang pertama: MENGASUH
Berarti, memberi didikan kepada sidang jemaat
sebagai anak rohani.
Sejauh ini kita telah dididik dalam Firman
Pengajaran Mempelai / pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Ibrani 12:5-6
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang
berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah
anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Didikan itu datang dari pemberitaan firman
tentang salib Kristus, berarti;
-
Menghajar orang yang dikasihi-Nya.
-
Menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Oleh
sebab itu jangan anggap enteng didikan dan jangan putus asa apabila
diperingatkan lewat pemberitaan firman tentang salib Kristus yang sifatnya
menyelidiki dan mengoreksi / menghajar dan menyesah.
-
Menganggap enteng didikan Tuhan = mengecilkan
firman Tuhan yang disampaikan.
-
Putus asa apabila diperingatkan.
Orang
yang putus asa digambarkan seperti seorang isteri/suami yang menginginkan
perceraian tanpa menyelesaikan masalah / tidak mau berdamai = tidak mau
mengampuni dosa. Kemudian, sama seperti sidang jemaat yang menginginkan untuk
pindah karena dosanya tidak mau dikoreksi = tidak mau berubah, tidak mau
bertobat. Itulah yang disebut dengan orang-orang yang putus asa. Sebetulnya
orang yang seperti ini tidak menempatkan Kristus sebagai kepala. Kalau
menempatkan Kristus sebagai kepala maka tubuh dengan kepala tetap menyatu,
tidak terpisah. Tempatkanlah Kristus sebagai kepala. Jadi kalau sedikit-sedikit
minta cerai, minta pindah itu menunjukkan ia tidak menempatkan Kristus sebagai
kepala.
Kenapa rasul Paulus berkata demikian tegasnya
kepada orang Ibrani? “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia
menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Sebaliknya...
Ibrani 12:7-8
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran;
Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak
dihajar oleh ayahnya?
(12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran,
yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak
gampang.
Kalau seseorang bebas dari ganjaran / didikan,
maka ia bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang, anak yang lahir diluar nikah,
akan berujung pada kebinasaan, seperti anak hasil perzinahan antara Daud dengan
isteri Uria orang Het (Batsyeba), pada akhirnya binasa.
Jadi, didikan itu datangnya lewat pemberitaan
firman tentang salib Kristus, kita dihajar dan disesah.
Seperti itulah seorang gembala mengasuh sidang
jemaat sebagai anak-anak rohani.
Kalau saudara lebih suka dengan pemberitaan
firman yang ditambahkan dan dikurangkan berarti saudara bukan anak Tuhan tetapi
anak gampang. Anak gampang = anak yang lahir di luar nikah, tidak sah sebagai
anak.
Dalam Wahyu 3:19 kepada jemaat
di Laodikia Allah berkata; “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;
sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”Jangan pertahankan cara hidup
yang lama, Tuhan tidak ada di situ.
Pekerjaan seorang gembala sidang adalah;
Yang kedua: MERAWATI anaknya.
Merawati disertai dengan perhatian. Tidak
satupun diantara kita yang tidak diperhatikan, semuanya diperhatikan oleh
gembala Agung.
Saudaraku, daging dengan segala keinginannya,
dunia dengan arusnya yang menghanyutkan kerohanian anak-anak Tuhan/ilah zaman
yang membutakan pikiran manusia, juga Iblis / Setan yaitu roh jahat dan roh
najis, dengan segala jenis penyembahan berhala, semuanya itu menimbulkan dosa.
Perlu diketahui: Oleh karena dosalah, seseorang
tertindas, teraniaya, pendeknya mengalami penderitaan, kemudian, mengalami
luka-luka batin, stres, bahkan depresi. Inilah yang harus dirawat, dibalut dan
diperhatikan oleh Tuhan lewat ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan
yang Tuhan percayakan, Ia merawati kita semua.
Kita perhatikan ...
1 Tesalonika 2:8
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang
besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga
hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
Sehingga rasul Paulus dalam kasih sayang yang
besar rela membagi Injil Allah di tengah-tengah pelayanannya, bahkan hidupnya
sendiri ia serahkan kepada bangsa kafir, bahkan dalam ayat lain ia berkata; “aku
rela terkutuk.”
1 Korintus 4:1-2
(4:1). Demikianlah hendaknya orang memandang
kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
(4:2) Yang akhirnya dituntut dari
pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.
Kerinduan dari pada rasul Paulus supaya orang
memandang ia sebagai seorang hamba Tuhan yang bertanggungjawab dalam
pemberitaan firman Tuhan. Itulah kerinduannya, itulah dambaanya, murni melayani
Tuhan tanda bahwa ia ternyata dapat dipercayai.
Sekali lagi, dosa itu yang membuat seseorang
tersakiti. Kalau tidak ada dosa tidak rasa sakit. Jadi, kalau ada sakit
penyakit maka Tuhan akan merawat, luka-luka batin dibalut.
Adapun pelayanan-pelayanan
yang dimaksud, antara lain:
B. Tugas
pendamaian.
2 korintus 5:18
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan
perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah
mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Tuhan mempercayakan pelayanan pendamaian kepada
rasul Paulus.
Berarti untuk menjadi pelayan pendamaian,
terlebih dahulu saya berdamai dengan isteri saya, berdamai kepada anak saya.
Sebaliknya sidang jemaat juga harus berdamai satu dengan yang lain, berdamai
kepada sesama, kepada siapapun, dimanapun kita berada senantiasa membawa damai.
Pelayanan pendamaian itu bagaikan hisop.
Keluaran 12:21-22
(12:21). Lalu Musa memanggil semua tua-tua
Israel serta berkata kepada mereka: "Pergilah, ambillah kambing domba
untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah.
(12:22) Kemudian kamu harus mengambil seikat
hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu
kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari
kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.
Saudaraku, seikat hisop dicelupkan dalam darah
yang ada dalam sebuah pasu. Kemudian darah itu disapukan pada ambang atas dan
pada kedua tiang pintu di setiap perkemahan bangsa Israel, sehingga dengan
demikian semua perkemahan dari bangsa Israel ada tanda darah.
Itulah tugas pendamaian; memperdamaikan dosa
manusia kepada Allah, memperdamaikan nikah-nikah / rumah tangga-rumah tangga
kepada Tuhan. Sehingga ketika pada malam yang terakhir, bangsa Israel hendak
keluar dari Mesir, Allah turun dan melintasi setiap perkemahan bangsa Israel,
apabila dilihat-Nya ada tanda darah pada ambang atas dan di kedua tiang pintu
itu, maka bebaslah dari tulah kesepuluh; kematian anak sulung, sebaliknya Tuhan
menulahi kemah-kemah setiap orang Mesir/menulahi rumah-rumah orang-orang Mesir,
yaitu kematian anak-anak sulung dari orang Mesir.
Siapa yang mau menjadi pendamaian diantara kita?
Tolong nikah-nikah! Nikah jasmani dan nikah yang rohani. Jadilah pelayan pendamaian, untuk memperdamaikan dosa orang lain, sehingga mereka juga turut
diselamatkan.
Keadaan dari hisop: Hisop
adalah rumput yang sangat rapuh, lembut sekali, gambaran dari orang yang lemah
lembut dan rendah hati dan kehidupan yang seperti ini dipakai oleh Tuhan
menjadi pelayana pendamaian. Sebaliknya, kalau seseorang merasa diri hebat,
kuat, merasa diri bisa, tidak dipakai menjadi pelayan pendamaian sebab
sasaran dari perhatian Tuhan adalah rumput yang rapuh dan lembut.
Kelebihan dari pada hisop adalah sanggup
menyerap darah sebanyak-banyaknya, berarti menghargai korban Kristus / meninggikan
korban Kristus. Orang yang menghargai korban Kristus di tengah-tengah ibadah
dan pelayanan; memperhatikan perkara di atas, perkara rohani, yaitu; segala
kegiatan-kegiatan yang ada di tengah-tengah ibadah itu sendiri.
Ayo, seraplah darah itu sebanyak-banyaknya
berarti menjadi pribadi yang lemah lembut dan rendah hati, seperti rasul Paulus
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kepada Tuhan sehingga nikah-nikah yang
hancur di bumi dapat diperdamaikan kepada Allah (2 Korintus 11:2-3).
Saudaraku, korban dari perang dunia pertama
dapat dihitung jumlah korbannya, demikian juga korban dari perang dunia kedua,
tetapi korban dari nikah-nikah yang hancur di dunia ini tidak terhitung. Ini
harus diperhatikan dengan baik. Jadilah pendamaian dimanapun berada.
Kelebihan lain dari hisop adalah: Bisa hidup
pada dinding-dinding batu / tembok-tembok batu dan dimanapun berada, tidak lari
dari kenyataan. Seorang hamba Tuhan harus siap menghadapi sidang jemaat yang
keras hati dan berbagai-bagai karakter. Saya sudah mengalaminya walaupun tidak
sesempurna rasul Paulus, didiamkan, dicuekin, main belakang, saya harus hadapi
sampai hari ini. Saya tidak membesar-besarkan tetapi itu fakta. Ketika saya
mengalami itu saya pusing kerena hati saya hancur, hati saya sakit, tetapi tidak
sakit hati, kalau sakit hati itu benci, kalau hati sakit ya sakit saja, dan itu
harus ditanggung, itulah pelayanan pendamaian.
2 Timotius 1:11-12
(1:11) Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan
sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru.
(1:12) Itulah sebabnya aku menderita semuanya
ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku
yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku
hingga pada hari Tuhan.
Pelayanan pendamaian itu dipercayakan kepada
rasul Paulus, dan dia tidak malu sedikitpun, sekalipun harus mengalami banyak
penderitaan.
Rasul Paulus yang dahulu adalah Saulus kemudian
bertobat, dipercayakan tiga jabatan: Penginjil, Rasul dan guru.
Betapa hebatnya, betapa luar biasanya kemurahan
Tuhan dinyatakan kepada Paulus yang dahulu Saulus. Tuhan mempercayakan tiga
dari lima jabatan yang ada sesuai dengan Efesus pasal 4, penginjil, rasul dan
guru, untuk misi pendamaian, memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
Saya juga dipercaya oleh Tuhan sebagai guru /
jabatan guru dan jabatan gembala. Tidak tahu yang lain, tergantung pandangan
saudara, apakah ada karunia nabi dan lain sebagainya, tetapi yang pasti
dikaruniakan jabatan guru dan jabatan gembala. Kalau saudara melihat dari sisi
lain karena firman nubuatan mengoreksi (mata tidak melihat tetapi firman
mengetahui) ini adalah kemurahan Tuhan. Dan saya mendapatkan jabatan ini bukan
karena saya pintar, kuat, hebat tetapi karena kasih karunia Tuhan. Saya tidak
pernah mendaftarkan diri menjadi guru di PNS, saya menjadi guru karena darah
Yesus Kristus, bukan karena pemerintah provinsi Banten mengangkat saya, tetapi
karena darah Yesus dan sampai hari ini karena darah Yesus saya diberi
kemampuan.
ADA 3 HAL YANG DIPERCAYAKAN
OLEH TUHAN, yaitu:
YANG KEDUA: DIPERCAYAKAN KARUNIA ROH.
2 Timotius 1:14
(1:14) Peliharalah harta yang indah, yang telah
dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.
“Peliharalah harta yang indah” itulah
karunia-karunia Roh kudus yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita. Pelihara
itu dengan baik. Kita melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang
diperoleh tiap-tiap orang. Biarlah kita melayani Tuhan dengan roh yang
menyala-nyala, syaratnya; kerajinan jangan menjadi kendor, untuk memelihara
harta yang indah (karunia-karunia Roh Kudus).
Saudaraku, kalau kita perhatikan jemaat di
Efesus walaupun pekerjaan mereka banyak dan tidak mengenal lelah, Tuhan tidak
lantas bangga dan memuji-muji mereka, tidak! Karena mereka meninggalkan kasih
mula-mula.
Barangkali ada diantara kita memiliki potensi
dan sempat mundur / mengabaikan apa yang dipercayakan oleh Tuhan, malam ini,
saya menyarankan dengan kasih; peliharalah harta yang indah, jangan lalai
mempergunakan karunia-karunia yang dipercayakan oleh Tuhan. Karunia yang ada,
yang diperoleh tiap-tiap orang seharusnya semakin dikembangkan, jangan
dikurangi potensi yang ada. Oleh sebab itu, kerajinan tidak boleh kendor, apa
yang dapat dikerjakan, kerjakan saja untuk memelihara harta yang indah.
Mari kita lihat karunia-karunia Roh kudus...
1 Korintus 12:8-10
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan
karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama
memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama
memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa
untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan
bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk
berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk menafsirkan bahasa roh itu.
“Karunia berkata-kata dengan hikmat, karunia
berkata-kata dengan pengetahuan, karunia memberikan iman, karunia untuk
menyembuhkan, karunia mengadakan mujizat, karunia untuk bernubuat, karunia
untuk membedakan bermacam-macam roh, karunia untuk berkata-kata dengan bahasa
roh, karunia untuk menafsirkan bahasa roh.”
Inilah harta yang indah yang harus dipelihara
dengan baik, apabila Tuhan memberikannya, dipeliharalah dengan baik. Lewat
Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian justru kita semakin diteguhkan,
karunia-karunia yang kita peroleh semakin diteguhkan. Oleh sebab itu tidak
boleh jauh dari ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu. Untuk mempertajam
karunia-karunia Roh: Tekun dalam Ibadah Raya Minggu.
1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya ini
dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada
tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Semua karunia-karunia Roh Kudus dikerjakan
oleh Roh yang satu dan yang sama,
sehingga tidak ada kompetisi di dalamnya, tidak berebut / beradu kedudukan dan
jabatan disitu.
1 Korintus 12:7
(12:7) Tetapi kepada
tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
Karunia-karunia Roh Kudus, tujuannya: Untuk
kepentingan bersama, berarti, bukan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk
menonjolkan diri melainkan untuk kepentingan bersama dalam kandang
penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Karunia-karunia sebagai pemimpin pujian, pembaca
firman Tuhan, pemain musik, singer, guru sekolah minggu, multimedia termasuk
kolektan di tengah-tengah ibadah, itu semua tujuannya; untuk kepentingan
bersama dan itu harus kita pertanggungjawabkan dihadapan Tuhan, tidak usah malu
mempertanggungjawabkannya.
Roma 12:6-8
(12:6) Demikianlah kita
mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan
kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya
sesuai dengan iman kita.
(12:7) Jika karunia untuk
melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita
mengajar;
(12:8) jika karunia untuk
menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu,
hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan,
hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan,
hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Kita mempunyai
karunia yang berlain-lainan menurut
kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita masing-masing, tetapi perlu untuk
diperhatikan, antara lain;
-
Jika karunia itu adalah untuk
bernubuat, baiklah kita melakukannya
sesuai dengan iman.
-
Jika karunia untuk
melayani, melayani dengan baik bukan dengan pura-pura.
-
Jika karunia untuk mengajar, baiklah mengajar dengan baik.
- Jika karunia untuk menasihati, baiklah
kita menasihati dengan baik berarti bertanggung jawab atas
karunia = memelihara harta yang indah.
Kemudian yang tidak boleh diabaikan ketika mengerjakan
sesuatu pekerjaan sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang;
-
Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia
melakukannya dengan hati yang tulus ikhlas.
-
Siapa yang memberi pimpinan hendaklah ia
melakukannya dengan rajin.
Untuk menjadi
contoh teladan harus dengan rajin.
Kadang kala orang hari ini memberi contoh
teladan besok tidak lagi.
-
Siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia
melakukannya dengan sukacita.
Menunjukkan
kemurahan kepada satu dengan yang lain harus dengan sukacita, jangan terpaksa
jangan uring-uringan, supaya harta yang indah, yang
dianugerahkan kepada kita itu tetap terpelihara, yang tidak dimiliki oleh orang-orang di luaran sana.
Saya masih ingat dulu, Maria, Debora dan yang
lain-lain, saya mengajari mereka main gitar hanya dari kunci C dan G saja, tetapi sekarang mereka lebih pandai bermain gitar.
Paling indah melayani Raja di atas segala raja. Kalau melayani bapak RT rasanya sudah senang, apalagi melayani Raja di atas segala raja. Pertahankan karunia-karunia Roh Kudus
/ peliharalah harta yang indah.
1 Korintus 14:32-33
(14:32) Karunia nabi takluk
kepada nabi-nabi.
(14:33) Sebab Allah tidak
menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.
Perhatikanlah ini karunia
nabi takluk kepada nabi-nabi, supaya tidak ada kekacauan, sebaliknya ada damai
sejahtera disana. Tuhan sudah membuat peraturan ini sedemikian rupa.
ADA 3 HAL YANG DIPERCAYAKAN
OLEH TUHAN, yaitu:
Yang ketiga: DIPERCAYAKAN
DOMBA-DOMBA.
Ini mengoreksi para gembala.
1 Petrus 5:2-3
(5:2) Gembalakanlah kawanan
domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai
dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan
pengabdian diri.
(5:3) Janganlah kamu
berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu,
tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
Saudaraku, perlu diketahui; kawanan domba Allah adalah milik kepunyaan Allah, bukan
milik gembala. Dan kawanan domba Allah itu ditebus oleh Darah Anak Domba Allah. Oleh sebab itu seorang gembala
dalam menggembalakan kawanan domba jangan dengan paksa,
tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah. Jadi menggembalakan itu harus sesuai dengan kehendak Allah
bukan dengan kehendak sendiri.
Di atas sudah saya katakan, sekalipun saya
adalah seorang gembala yang memiliki wewenang di
tengah-tengah kandang penggembalaan, tetapi rupanya tidak semudah
itu, Tuhan tetap yang menentukan segala sesuatunya.
Ada kalanya saya ingin membuat sesuatu peraturan tetapi
rupanya Tuhan tidak menghendaki.
Dan bila saya tahu Tuhan tidak menghendaki, saya tidak lakukan/tidak memaksakan diri, karena mengadung resiko / berbahaya.
Kemudian, menggembalakan kawanan
domba jangan karena ingin mengambil
keuntungan, tetapi pengabdian diri, mengabdi kepada Tuhan. Kata dasar pengabdian adalah abdi. Menjadi
abdi Allah. Kalau gembala mengabdi
kepada Allah, berarti ia harus
tahu pekerjaan seorang gembala.
Pekerjaan gembala adalah; memberi makan dan memberi minum kawanan
domba, dibaringkan di atas rumput hijau dan membimbing ke air yang tenang.
Di atas gembala ada gembala
Agung yang memberi nafas hidup lewat doa penyembahan. Oleh sebab itu kalau kawanan domba jauh dari pertemuan-pertemuan ibadah,
saya harus perhatikan, supaya
tidak jauh dari ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, termasuk Ibadah Doa Penyembahan, karena
itu nafas hidup.
Kemudian seorang
gembala, janganlah berbuat seolah-olah memerintah, tetapi hendaklah menjadi teladan bagi kawanan domba itu dimulai perkataan, sikap tingkah laku, sudut pandang,
gerak-gerik, harus menjadi teladan.
Dulu saya mengecilkan tukang parkir, tukang becak dan yang
lain-lain, padahal saya dan mereka sama–sama orang kecil.
Seharusnya, kasih yang sama kepada orang kaya, kasih yang sama juga
kepada yang kurang mampu. Teladan seperti ini harus
nyata dari seorang gembala, sehingga ketika berbincang-bincang, saya tetap mendengar
apa yang diucapkan oleh mereka walaupun sebenarnya saya sudah tahu arah dari pembicaraan itu,
namun saya tetap sabar mendengarkannya.
1 Peturs 5:4
(5:4) Maka kamu, apabila
Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat
layu.
Di atas gembala masih ada gembala Agung dan
kalau gembala menggembalakan dengan
baik sesuai dengan pengabdian kepada Allah, maka akan menerima
mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Guru sekolah Minggu dan yang melayani kaum muda remaja juga disebut gembala, biarlah kita melayani dengan
segala pengabdian.
Sekarang kita melihat pengabdian ini dalam…
Yohanes 21:15-17
(21:15). Sesudah sarapan Yesus
berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi
Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar
Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku."
(21:16) Kata Yesus pula
kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu,
bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku."
(21:17) Kata Yesus kepadanya
untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi
Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya:
"Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya:
"Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Menggembalakan kawanan domba Allah harus
dengan pengabdian yaitu dengan kasih
Agape.
Itu sebabnya Yesus bertanya kepada Simon
Petrus sebanyak tiga kali….
Yang pertama "Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka
ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa
aku mengasihi Engkau." Sebetulnya,
jawaban pertama ini sudah jelas,
Yesus dengan jelas mendengar.
Tetapi Yesus mengulang lagi dengan pertanyaan
yang sama sampai kepada
pertanyaan yang ketiga, maksudnya Tuhan mau supaya Simon Petrus menggembalakan kawanan
domba dengan kasih Agape, pengabdian kepada Allah. Oleh
sebab itu Yesus berulang-ulang bertanya, bukan
berarti Yesus tidak tahu maksud jawaban Petrus, tetapi Yesus
ingin tahu isi hati Simon Petrus (pengakuan).
Namun akhirnya Petrus menangis dan berkata; “Engkau tahu segala sesuatu”,
yaitu: bahwa Simon Petrus menggembalakan
kawanan domba dengan kasih Fileo.
Disini kita melihat keadilan Yesus, sebab, Yesus bertanya sebanyak
tiga kali kepada Petrus untuk
mengetahui isi hatinya, Yesus tidak
langsung mempersalahkan / menjustifikasi.
Jadi harus penuh dengan pengabdian kepada
Allah, melayani dengan kasih agape bukan karena keinginan daging (kasih
fileo). Jangan sampai melayani tetapi
ada maksud tertentu disitu. Malam ini kita datang harus penuh dengan pengabdian kepada Tuhan.
Mari kita lihat antara kasih Fileo dan kasih Agape…
Yohanes 21:18
(21:18) Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan
engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi
tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan
membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
Gambaran dari kasih Fileo, Yesus berkata: “Ketika
engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke
mana saja kaukehendaki”,
berarti; melayani dengan kemampuan daging.
Gambaran kasih Agape: “Jika
engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan
mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak
kaukehendaki." Berarti;
mampu menerima sesuatu yang tidak dikehendaki, ini kasih Agape di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Tua berarti, dewasa
rohani.
Muda,
masih kanak-kanak, kerohanian kanak-kanak, suka
mengandalkan kekuatan dan daging, itulah kasih fileo.
Kasih agape, mampu
menerima sesuatu yang tidak dikehendaki, siapakah mereka itu? Mereka adalah gereja Tuhan yang telah dewasa rohani, yang didewasakan oleh Firman Pengajaran Mempelai.
Syarat supaya
dipercayakan tiga perkara di atas.
1 Timotius 1:12
(1:12) Aku bersyukur kepada Dia,
yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia
dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku--
Rasul Paulus setia kepada
Tuhan, sebab itu Tuhan mempercayakan pelayanan itu kepadanya.
Ayo setia, kesetiaan itu
ada motor penggerak dari dalam, yaitu
roh kita. Jangan kelihatan setia tetapi jiwa dan roh tidak setia, supaya di
dalam segala perkara kita setia dan setia sampai mati.
Hati, pikiran dan perasaan harus setia, sehingga kita dimampukan
untuk setia melayani Tuhan.
2 Timotius 2:2
(2:2) Apa yang telah engkau
dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang
yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
Menjadi pribadi yang
dapat dipercayai, sesuai dengan pesan Rasul Paulus kepada Timotius: “Percayakanlah itu kepada
orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain” itulah pesan rasul Paulus kepada Timotius.
Jadilah orang yang dapat dipercayai
supaya kita dipercayakan: Pelayanan (pemberitaan
Injil, pelayanan pendamaian), karunia-karunia
Roh Kudus, dipercayakan kawanan
domba.
Filipi 3:8
(3:8) Malahan segala
sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih
mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu
dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Sesuatu yang tidak baik, tidak suci, tidak
mulia anggap saja itu sampah, termasuk sesuatu yang
berasal dari dunia.
Filipi 3:9
(3:9). dan berada dalam Dia
bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan
kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah
anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
Kebenaran yang dimiliki oleh rasul Paulus
adalah kebenaran yang Allah karuniakan berdasarkan kepercayaan.
Jadi ia benar bukan karena kekuatan, bukan karena dia
bisa, tetapi karena
kepercayaan.
Ciri-ciri
orang yang dipercayai Tuhan.
Filii 3:10
(3:10) Yang kukehendaki
ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-
Rasul Paulus
menghendaki…
- Mengenal Dia dengan
sempurna, bukan lagi mengenal karena ikut-ikutan, bahkan lebih
dalam lagi, mengenal isi hati
Tuhan. Jadi, bukan
mengenal Dia karena Ia
sanggup menyembuhkan yang sakit melainkan mengenal kasih-Nya yang paling dalam.
- Mengenal kuasa kebangkitan-Nya.
Kuasa kebangkitan berarti hidup dalam hidup yang baru.
Dipercayakan
pelayanan juga kuasa kebangkitan.
- Persekutuan dalam penderitaan-Nya, dimana ia menjadi serupa di dalam kematian-Nya.
Saudaraku perhatikan, kalau
kematiannya itu benar-benar satu dengan kematian Yesus Kristus maka
kebangkitan-Nya juga benar. Kalau kematiannya tidak benar, maka kebangkitannya tidak benar, sekalipun ia melayani.
Kesimpulannya: Mengenal Dia dengan sempurna,
maksudnya mengenal isi hati Tuhan yang paling dalam, satu dalam kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, sampai satu dalam
kematian-Nya supaya satu dalam kebangkitan-Nya. Kalau hasil kematian benar,
maka kebangkitannya juga benar, yang
lahiriah anggap menjadi sampah bukan yang lebih utama. Keinginan
kebanyakan orang, antara lain; kaya, hebat, menjadi orang besar dan diakui,
namun bagi Rasul Paulus, semuanya itu menjadi sampah.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
siding; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment