Ibadah
raya minggu, 21 februari 2016
“wahyu pasal empat”
(Seri 05)
Subtema : 24 TUA-TUA = 12 RASUL HUJAN AWAL DAN 12
RASUL HUJAN AKHIR.
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena
kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu disertai dengan
kesaksian.
Kita
kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah raya Minggu dari Wahyu pasal 4.
Wahyu
4:4
(4:4)
Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu
duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di
kepala mereka.
“Sekeliling
takhta itu ada dua puluh empat takhta dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh
empat tua-tua.”
-
Takhta à
kekuasaan, pemeritahan dan kewibawaan.
-
24 tua-tua à 12
rasul gereja hujan awal dan 12 rasul gereja hujan akhir.
Mereka adalah orang-orang yang dipakai Tuhan dengan
luar biasa, di pakai Tuhan dengan heran.
Saudaraku,
bangsa Israel pernah mengalami angka 24. Pada awal perjalanan bangsa Isarel di padang gurun ada angka 12 dan pada
akhir akhir perjalanan mereka juga
ada angka 12.
Keterangan:
DUA BELAS
RASUL HUJAN AWAL.
Keluaran
15:27
(15:27)
Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh
puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.
Pada
awal perjalanan bangsa Israel, ada angka 12 yaitu; 12 mata air di Elim, ini
gambaran dari pengajaran 12 arsul hujan awal.
Kisah
para rasul 2:41-42
(2:41) Orang-orang yang
menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka
bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
(2:42)
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka
selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Pengarajan
12 rasul hujan awal antara lain;
-
“Bertekun
dalam persekutuan” à
ketekunan dalam ibadah raya minggu
disertai kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan pengaharapan.
Kegunaan dari ibadah raya minggu adalah; mempertajam
karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang diterima tiap-tiap orang, sebab itu
pada saat kita menjalankan ibadah raya minggu disertai dengan kesaksian yaitu;
berupa puji-pujian dan koor dan kesaksian yang kita dengar itu membangun dan menguatkan
kita kembali / kerohanian kita itu dicas kembali sehingga timbul suatu gairah
untuk melayani Tuhan.
Dalam pola Tabernakel, ibadah raya minggu terkena
kepada pelita emas = domba-domba
diberi minum.
1 Korintus 13:11
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik
budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua
diberi minum dari satu Roh.
Kita semua diberi minum dari satu Roh, sehingga kita
boleh menerima rupa-rupa karunia (9
karunia Roh Kudus), rupa-rupa pelayanan, menerima jabatan-jabatan, juga
menerima 9 buah Roh Kudus.
Tuhan mengaruniakan itu kepada setiap orang sesuai
dengan kehendak-Nya bukan sesuai dengan kehendak manusia.
Sebelum kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok, kualitas
ibadan dan pelayanan saya berbeda, sekarang tentu lebih maju, meskipun masih
terdapat kekurangan di sana – sini, tetapi dengan tekun menjalankan ibadah raya
minggu karunia-karunia dan jabatan-jabatan semakin dipertajam dan semakin
diteguhkan = diberi minum.
-
“Bertekun
dalam pemecahan roti” à
ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab
disertai dengan perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan iman.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Kegunaan dari ibadah pendalaman alkitab: Mendewasakan
gereja Tuhan, yang puncaknya menjadi 24 tua-tua.
Ibadah pendalaman alkitab jika dikaitkan dengan pola
Tabernakel terkena kepada meja roti sajian = domba-domba diberi makan.
Kehidupan yang didewasakan firman Allah sanggup menyajikan
kebenaran kepada siapapun, dan dalam kondisi apapun. Sama seperti hamba yang
setia ia akan memberikan makanan pada hamba-hamba lain pada waktunya.... Matius 24:45-51.
-
“Tekun
dalam berdoa” à
ketekunana dalam ibadah doa penyembahan.
Ibadah doa penyembahan menghasilkan kasih.
Kegunaan ibadah doa penyembahan adalah untuk membawa kita
masuk dalam ukuran Tuhan = ibadah yang diukur.
Jadi ibadah yang diukur adalah memuncak sampai kepada
doa penyembahan = penyerahan diri secara total kepada Tuhan.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada
MEZBAH DUPA = domba-domab diberi nafas
hidup.
Sesungguhnya Tuhan membawa kita dan menggiring kita di
luar kemampuan daging kita, sehingga yang Tuhan mau adalah supaya kita segera
menyerahkan diri saja, berarti mengangkat dua tangan supaya jangan ada
persungutan, seperti bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun.
Menyerah kepada Tuhan seutuhnya, jangan setengah-setengah,
kalau penyerahan setengah-setengah, susah dibentuk Tuhan dan tidak dapat
dipakai untuk menjadi alat kemuliaan Tuhan, ini harus diperhatikan dengan baik.
Keluaran
15:22-24
(15:22) Musa menyuruh
orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun
Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak
mendapat air.
(15:23) Sampailah mereka
ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit
rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.
(15:24)
Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang
akan kami minum?
Di
sini kita perhatikan bangsa Israel besungut-sungut di padang gurun di
tengah-tengah pengikutan mereka kepada Tuhan sebab dalam perjalanan mereka
selama tiga hari, mereka tidak menemukan air, kemudian setelah tiba di Mara
mereka tidak dapat meminum air itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya
tempat itu dinamai Mara, karena pahit rasanya. Kalau gereja Tuhan selalu
bersungut-sungut itu adalah tanda bahwa hatinya telah mengalami kepahitan.
Memang
pengajaran 12 rasul hujan awal ini keras sekali, Tuhan membawa mereka di luar kemampuan
mereka, tetapi yang Tuhan mau adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan,
kalau tidak setiap hari hanya bisa bersungut-sungut, hatinya dongkol dan
merongkol, yang lucunya ada rasa jengkel ketika daging tidak bebas bersuara.
Mari
kita lihat kepahitan dari pada Naomi....
Rut
1:19-21
(1:19) Dan berjalanlah
keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem,
gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata:
"Naomikah itu?"
(1:20) Tetapi ia berkata
kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab
Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.
(1:21) Dengan tangan yang
penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku.
Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena Tuhan telah naik saksi menentang
aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."
Naomi mengalami kepahitan sehingga ia tidak mau disebut Naomi,
namanya, selain Mara, karena kepahitan yang dialami.
Adapaun kepahitan yang dialami dapat dilihat dari pernyataan Naomi: “Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi
dengan tangan yang kosong Tuhan memulangkan aku.”
Naomi meninggalkan Betlehem dan pergi ke Moab dengan membawa harta
bendanya, tetapi tidak lama Elimelekh mati, kemudian dua anaknya, Mahlon dan Khilyon
mati, Tuhan hajar dia sampai mengalami kepahitan yang luar biasa, tetapi di
sini kita melihat Naomi mau menemira pengajaran 12 rasul hujan awal, walaupun
pahit rasanya, buktinya dia mau kembali ke Betlehem.
Kita kembali memperhatikan...
Keluaran 15:24-25
(15:24) Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada
Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"
(15:25) Musa berseru-seru
kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan
kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN
ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN
mencoba mereka,
Ketika bangsa Israel bersungut-sungut, lain halnya dengan Musa; ia
berseru kepada Tuhan, ia memohon belas kasih Tuhan, ia datang dan bersujud,
merendahkan diri di bawah kaki Tuhan membawa segala perkaranya dihadapan Tuhan,
sebab ia telah didesak oleh bangsa Israel, karena tidak dapat miunm air yang di
Mara karena pahit rasanya.
Inilah pekerjaan dari seorang gembala sidang / bapa rohani yang baik.
Gembala sidang disebut juga bapa rohani.
Hamba Tuhan, gembala sidang harus berseru-seru kepada Tuhan membawa
segala perkaranya di bawah kaki salib Tuhan.
Saya mengalami hal demikian berakali-kali dan hampir tiap minggu saya
mengalami hal itu. Saya hanya bisa berseru melihat sidang jemaat yang malas,
yang bersungut-sungut, yang memberontak, yang merasa lebih dewasa, yang suka mendahului
kehendak Tuhan, saya hanya bisa berseru kepada Tuhan, sebab seorang hamba Tuhan
yang sudah ditetapkan menjadi gembala dalam satu kandang penggembalaan tidak
boleh berbantah-bantah, hanya bisa berseru.
Perhatikan, pada saat Musa berseru Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu.
Sepotong kayu à salib Kristus, salib yang kasar, inilah jalan keluarnya.
Yesus juga pernah menunjukkan dua tangan dan dua kaki yang terpaku dan lambung yang tertikam kepada dua belas
murid setelah Ia dibangkitkan, sementara Tomas tidak ada di situ sehingga
ketika murid-murid memberitahukan kepada ia, Tomas tidak percaya, tetapi malam
ini kita percaya bahwa salib Kristus memberi kekuatan dan memberi jalan keluar
atas semua masalah-masalah.
Mari kita lihat pendirian dari Rasul Paulus tentang salib...
1 Korintus 1:22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi
menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Pendirian rasul Paulus terhadap pemberitaan firman tentang salib
Kristus begitu kokoh, tidak dapat digoyahkan oleh apapun, sekalipun orang-orang
Yahudi hanya menghendaki tanda dan orang-orang Yunani hanya mencari hikmat.
Kita butuh pemberitaan firman tentang salib, karena disitu Tuhan akan
memberikan kekuatan baru serta memberi jalan keluar dari setiap masalah-masalah
yang kita hadapi.
Saudaraku, andai saja Kristus tidak disalibkan (pemberitaan firman
tentang tetap salib tidak ada), manusia akan mengalami kebinasaan, manusia akan
mengalami kehancurannya, manusia tetap mengalami kepahitan (akar pahit) setiap
hari.
Sebab itu pendirian dari rasul Paulus kekeh, tidak dapat digoyahkan
sekalipun, orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari
hikmat, tetapi rasul Paulus tidak berubah dalam pendiriannya, dalam sudut
pandangnya tentang salib Kristus.
Perhatikan, pemberitaan firman tentang salib Kristus; “untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi (kafir) suatu kebodohan.”
Orang Yahudi tersandung terhadap salib karena mereka menghendaki
tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat semata, dan bagi orang Yunani (bukan
orang Yahudi) pemberitaan firman tentang salib adalah suatu kebodohan karena
mereka hanya mencari hikmat semata, persis seperti ahli-ahli Taurat; mengerti
firman tetapi tidak menjadi pelaku firman, sehingga bagi mereka salib itu
adalah suatu kebodohan, beribadah dan melayani dengan segala pengorbanan bagi
orang dunia itu adalah suatu kebodohan.
Tetapi perhatikan..
1 Korintus 1:24
(1:24) tetapi untuk mereka
yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah
kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Sesungguhnya, pemberitaan firman tentang salib adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Salib adalah kekuatan Allah, salib adalah hikmat Allah. Kalau tidak
ada salib, tidak ada kekuatan kita menghadapi banyaknya ujian, kalau tidak ada pemberitaan
tentang salib, kita ini adalah orang yang bodoh, tidak bisa membedakan yang
baik dari yang jahat, tidak bisa memisahkan diri dari segala dosa kefasikan.
Sebab itu, ketika Musa berseru-seru, seketika itu juga Tuhan
menunjukkan sepotong kayu itulah salib Kristus.
Kita bersyukur mempunyai Allah yang hidup, karena Ia mempunyai darah
untuk menebus kita dari perbuatan yang sia-sia itulah dosa turunan, dosa
warisan. Sedangkan Allah yang mati, barang fana; emas dan perak tidak punya
darah, dia tidak mampu menebus dosa kita. Sebagai kehidupan yang sudah
dipanggil kita patut bersyukur, bersyukur dan bersyukur.
Saya juga bersyukur tentunya atas dukungan doa-doa sidang jemaat
kepada kami, suami isteri untuk pelayanan kami, kesehatan kami, kesejahteraan
kami teramat lebih dalam pembukaan rahasia firman Tuhan, sebab inilah tugas
saya sebagai gembala untuk memberitakan firman tentang salib, bukan memberitakan
firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Kalau ada hamba Tuhan yang suka menyampaikan firman yang ditambahkan
dan dikurangkan itu bukan urusan saya, tetapi tugas saya memberitakan firman
tentang salib, itu saja.
Itu sebanya kalau tadi saya katakan; saya harus berseru-seru bukan untuk
menonjolkan diri, masakan saya biarkan sidang jemaat dalam dosa kejahatan dan
dosa kenajisan, masakan saya biarkan bersungut-sungut, memberontak dan berbantah-bantah,
masakan saya biarkan sidang jemaat di dalam kesombongannya, itu tidak mungkin,
saya harus berseru, sehingga Tuhan tunjukkan kepada saya pemberitaan firman
tentang salib, itu adalah kekuatan dan hikmat Allah yang memberi jalan keluar
dalam segala persoalan.
Keluaran 15:25
(15:25) Musa berseru-seru
kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan
kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN
ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN
mencoba mereka,
Setelah Tuhan menunjukkan sepotong kayu, Musa melemparkan kayu itu ke dalam air.
Sekali lagi saya sampaikan; tugas seorang hamba Tuhan adalah
memberitakan firman tentang salib Kristus, itu tugas yang benar dan mulia,
bagaikan melemparkan sepotong kayu ke dalam air yang pahit.
Air yang pahit adalah mereka yang mengalami kepahitan. Siapa yang
mengalami kepahitan? Mereka adalah orang yang suka bersungut-sungut dan
berbantah-bantah kepada Tuhan, kepada merekalah disampaikan pemberitaan firman
tentang salib Kristus.
Jadi, sidang jemaat jangan keliru, jangan lari dari pemberitaan firman
tentang salib. Kalau sedang mengalami kepahitan dengan tanda-tanda yang sudah
saya sampaikan di atas tadi: suka bersungut-sungut, ngomel dan memberontak,
jangan lari dari pemberitaan firman tentang salib, justru kita harus mencari
pemberitaan firman tentang salib, tidak boleh lari dari kenyataan, hadapi saja
apa yang sedang terjadi.
Musa adalah seorang hamba Tuhan yang tulus hati, Tuhan perintahkan
untuk melemparkan kayu ke dalam air, dia lakukan. Saya juga mau belajar tulus
hati, untuk menyampaikan pemberitaan firman tentang salib kepada sidang jemaat
yang sedang mengalami kepahitan.
Banyak hamba Tuhan dilanda ketakutan dan penuh dengan kecemasan di
dalam menyampaikan pemberitaan firman tentang salib, alasannya sederhana takut
sidang jemaat mundur / pindah gereja.
Perlu dikeathui; soal penghidupan saya itu urusan (bagian) Tuhan, telah
saya rasakan dari sejak awal melayani.
“Kemudian, setelah Musa
melemparkan kayu itu ke dalam air, lalu air itu menjadi manis” = terjadi perubahan dari yang pahit menjadi manis.
Kita akan kaitkan dengan Naomi...
Rut 1:22
(1:22) Demikianlah Naomi
pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut
pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim
menuai jelai.
Pada saat Naomi kembali ke Betlehem, itu permulaan musim menuai jelai
= yang pahit berubah menjadi manis = merasakan manisnya hidup.
Mazmur 126:4-6
(126:4) Pulihkanlah
keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan
batang air kering di Tanah Negeb!
(126:5) Orang-orang yang
menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai
dengan bersorak-sorai.
(126:6) Orang yang
berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan
sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Musim menuai adalah sorak-sorai = yang pahit berubah menjadi manis =
dipulihkan.
Pendeknya, kuasa menerima pengajaran 12 rasul hujan awal memulihkan
keadaan gereja Tuhan.
Bukti yang pahit berubah menjadi manis.
Kisah para rasul 2:43-44
(2:43) Maka ketakutanlah
mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
(2:44) Dan semua orang
yang telah menjadi percaya tetap bersatu,
dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
Di sini kita melihat...
Yang pertama: Mereka yang menerima pengajaran itu menjadi ketakutan,
mereka ketakutan karena mujizat yang dilakukan oleh 12 rasul = takut akan
Tuhan.
Takut akan Tuhan: Membenci kejahatan, antara lain;
- Membenci kecongkakan.
- Membenci kesombongan.
- Membenci keangkuhan.
- Membenci dusta.
Tetapi ada satu lagi yang harus kita benci itulah dosa kenajisan....(Wahyu 18:2).
Yang kedua: Mereka yang telah menjadi percaya tetap bersatu = adanya kesatuan antara yang satu dengan yang lain.
Bukti terjadinya kesatuan adalah: “Segala
kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.”
Saya berharap hal yang seperti ini terjadi dalam kandang penggembalaan
GPT “BETANIA” karena kita
semua adalah satu keluarga.
Kisah para rasul 2:45
(2:45) dan selalu ada dari
mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang
sesuai dengan keperluan masing-masing.
Kemudian bukti yang lain, terjadinya kesatuan: “Selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing” = rela
berkorban untuk sesama dan pekerjaan Tuhan.
Kisah para rasul 2:46
(2:46) Dengan bertekun dan
dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka
memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan
tulus hati,
Gareja hujan awal menerima pengajara rasul-rasul , mereka bertekun di
dalamnya dengan sehati.
Keuntungan bila sehati, satu dengan yang lain saling memahami: Orang-orang
yang percaya bersatu.
Jadi, dalam kesatuan itu ada kesehatian, di dlaam kesehatian itu mereka
melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan dengan gembira dan tulus hati, tidak
pura-pura.
Banyak pekerjaan yang harus kita kerjakan, tentu membutuhkan biaya,
Timotius mengumpulkan uang untuk kas KKR, semoga pada bulan April nanti bisa
tercukupi, Roma juga mengumpulkan uang setiap minggu untuk biaya keperluan di
Cilegon, Folrita untuk pembuatan majalah kita membutuhkan ulurang tangan belas
kasih Tuhan, pendeknya dibutuhkan pengorbanan, seperti gereja mula-mula, mereka
melakukan itu dengan gembira dan tulus hati, bukan dengan pura-pura, sampai
pada akhirnya jumlah mereka bertambah-tambah, dari 120 di loteng Yerusalem, kemduian
bertambah oleh karena pemberitaan 12 rasul hujan awal ini menjadi 3000 jiwa dan
sekarang tidak terhitung jumlahnya.
Itulah pengajaran 12 rasul hujan awal, mengalami banyak kepahitan
tetapi Tuhan rubah kepahitan menjadi manis, lewat kuasa pemberitaan firman
tentang salib Kristus.
Keterangan: DUA BELAS RASUL HUJAN AKHIR.
Yosua 3:12
(3:12) Maka sekarang,
pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku.
Pada akhir perjalanan bangsa Israel tepat pada tapal batas, Yosua
memilih 12 orang dari tiap-tiap suku Israel, mereka adalah orang-orang pilihan.
Ini adalah gambaran dari pengajaran 12 rasul hujan akhir.
Pendeknya, pengajaran 12 rasul hujan akhir adalah pengajaran
Tabernakel dalam terangnya mempelai = firman pengajaran mempelai dalam
terangnya Tabernakel.
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah
suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan
bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas
kepalanya.
Sebuah mahkota dari 12 bintang di atas kepalanya adalah gambaran dari pengajaran
12 rasul hujan akhir yang memimpin gereja Tuhan untuk masuk kepada
kesempurnaan.
Bintang – bintang à Roh Kudus yang sifatnya memimpin dan menuntun orang kepada kebenaran
sampai akhirnya kepada kesempurnaan.
Sama seperti bintang timur menuntun orang-orang majus kepada kebenaran,
setelah mereka menemukan kebenaran itu, mereka mempersembahkan emas, mur dan kemenyan.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang
bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran
seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya,
menuntun orang banyak kepada kebenaran.
Orang yang bijaksana = penilik atau disebut juga guru-guru di dalam
rumah Tuhan untuk menuntun banyak orang dalam kebenaran.
Filipi 2:12-15
(2:12) Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku
masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
(2:13) karena Allahlah
yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya.
(2:14) Lakukanlah segala
sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
(2:15) supaya kamu tiada
beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di
tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu
bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,
Sekali lagi: Orang-orang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang
bercahaya, untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran, menuntun orang-orang
yang bengkok hatinya dan yang sesat lalu dibawa kepada kebenaran.
Saudaraku, untuk menjadi bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala,
ada beberapa langkah yang harus kita perhatikan, antara lain;
1. Senantiasa taat /
dibutuhkan ketaatan dari seorang hamba Tuhan.
Taat = patuh pada ajaran yang benar =
dengar-dengaran.
Orang yang dengar-dengaran adalah penurut, karena
ia selalu menuruti firman Tuhan.
2. Kemauan yang datagnya dari
Allah.
Jadi, bukan kemauan yang datangnya dari manusia =
melayani tanpa kepentingan pribadi, atau ada motiv-motiv lain. Ada kemauan
karena ada sesuatu, beararti; ada kepentingan pribadi di dalamnya, itu bukan kemauan
yang datang dari Tuhan. Kemauan yang datang dari Tuhan tujuannya; untuk
mengerjakan pekerjaan Tuhan menurut kerelaan hati Tuhan, bukan menurut kerelaan
hati kita.
Kalau kerelaan manusia biasanya melihat pekerjaan
itu, kalau pekerjaan itu enak dia kerjakan dengan rela, kalau sulit tidak
dikerjakan, itu kerelaan sendiri, bukan dari Tuhan. Hal ini pernah terjadi
dalam kandang penggembalaan ini, dalam segala kesedihan saya hanya bisa
berseru, saya tidak bisa menuduh sidang jemaat dan berkata; kok begini, kok
begitu.
Pendeknya, harus ada kerelaan yang datangnya dari
Tuhan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan.
Berusaha untuk memiliki kerelaan yang berasal
dari Tuhan supaya ketika Tuhan mempercayakan suatu tugas, kita bekerja menurut
kerelaan hatinya Tuhan. Jadi, kalau Tuhan dengan rela memberikan suatu
pekerjaan ya kerjakan saja, tanpa bersungut-sungut.
3. Melakukan segala sesuatu (melakukan
pekerjaan Tuhan) dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantah.
Kita mengerjakan sesuatu bukan menurut kerelaan
hati kita, tetapi hati Tuhan.
Memang Lidia baru datang dan bergabung di dalam
kandang penggembalaan ini, lalu ia dipercayakan untuk mengerjakan pengeditan
firman untuk beberapa minggu ini, awalnya memang agak sulit tetapi pada
akhirnya ada kemajuan.
Itu bukan karena maunya saya, tetapi memang dari
awal dia juga adalah seorang imam, dia anak seorang hamba Tuhan.
Sebaliknya, kalau dia mengerjakan pekerjaannya
menurut kerelaan hatinya bukan karena kerelaan hati Tuhan, sekali waktu juga Tuhan
akan mencabutnya dan ketika Tuhan mencabut tidak sama seperti cara-cara
manusia.
Jadi kiranya kita melakukan pekerjaan Tuhan
jangan bersungut-sungut dan berbantah-bantah.
4. Filipi 2:16
(2:16) sambil
berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus,
bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.
Sambil berpegang
pada firman kehidupan.
Firman yang ditambahkan dan dikurangkan itu bukan
firman kehidupan.
Firman kehidupan itulah firman pengajaran mempelai
dalam terangnya Tabernakel sesuai dengan 12 orang yang dipilih.
Keadaan gereja Tuhan saat
menerima pengajaran dari 12 rasul hujan akhir....
Wahyu 12:2
(12:2) Ia sedang
mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya
hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
Mempelai wanita Tuhan sekalipun dalam kesempurnaannya, ada dalam
penderitaan dan berteriak kesakitan, karena ia sedang mengandung.
Menderita saat mengandung = aniaya karena firman Allah = sengsara
salib.
Saya akan tunjukkan pada masa itu...
Matius 24:15
(24:15) "Jadi apabila
kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang
disampaikan oleh nabi Daniel--para pembaca hendaklah memperhatikannya--
Pada saat pembinasa keji berdiri di tempat kudus, di situ akan banyak
mengalami penderitaan dan kesakitan = masa-masa mengandung.
Mari kita lihat...
Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan
membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh
masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan
dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan,
sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
“Raja itu akan membuat
perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa.”
Akan terjadi kesusahan yang berat, sehingga gereja Tuhan menanggung
banyak penderitaan selama satu kali tujuh masa (tujuh tahun).
Kemudian pertengahan tujuh masa itu akan dihentikan korban sehari hari
yaitu; korban sembelihan dan korban santapan.
Pertengahan 7 masa = 3,5 tahun.
Korban sembelihan à ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan.
Korban santapan à firman Allah sebagai makanan rohani.
Dan masa itu adalah masa sama seperti seorang perempuan yang sedang
mengandung, akan menderita dan kesakitan yang begitu berat.
“Tentaranya akan muncul,
mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari
dan menegakkan kekejian yang membinasakan....” Daniel 11:31.
Daniel 12:11
(12:11) Sejak dihentikan
korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada
seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.
Tujuh masa = tujuh tahun, 3½ tahun masa yang pertama di situ sudah
ditegakkan dewa-dewa kekejian.
Dewa-dewa = allah di bumi à kepada roh jual beli, ini merupakan kekejian bagi Allah.
Pada masa itu banyak kesulitan-kesulitan menimpa gereja Tuhan, termasuk
mempelai perempuan Tuhan mengalami penderitaan dan kesakitan, sampai puncaknya 3½
tahun yang kedua, antikris berkuasa.
Tetapi lihat, pada masa aniaya antikris selama 3½ tahun...
Wahyu 12:5-6
(12:5) Maka ia melahirkan
seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi;
tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
(12:6) Perempuan itu lari
ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah,
supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Mempelai wanita Tuhan dipelihara selama seribu dua ratus enam puluh
hari lamanya, itulah 3½ yang kedua.
Masa-masa kita mengandung itu adalah masa-masa yang sulit, saat kita
berpegang pada firman Tuhan, pembinasa keji berdiri di tempat kudus itu adalah
situasi yang sangat sulit sekali, antara bertahan (tetap mengandung) atau tidak
(melepaskan pengajaran mempelai).
Tetapi kalau kita bertahan sampai pada akhirnya; lewatlah 3½ tahun yang pertama dan lewatlah 3½ tahun yang kedua; mempelai wanita Tuhan
dipelihara = seorang perempuan yang telah melahirkan.
Sedangkan daerah halaman akan diserahkan kepada bangsa-bangsa lain
untuk diinjak-injak selama 3½ tahun,
tetapi persoalannya, masih berpegang pada kebenaran pengajaran atau tidak,
memang terinjak-injak, leher digorok, tetapi selamat dan menjadi raja untuk
kerajaan seribu tahun di bumi, bila tetap berpegang teguh kepada pengajaran
mempelai akan selamat, ada juga yang diinjak-injak tetapi binasa, itulah mereka yang
melepaskan pengajaran mempelai.
Jadi jangan kira kalau sudah sempurna tidak mengalami kesakitan, dan
kesakitan itu terjadi karena mengandung firman, namun perempuan itu tetap
bertahan sampai kesudahannya.
Tuhan baik kepada kita, hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir,
kita sedang berada dipenghujung perjalanan kerohanian kita, tepat berada di
tapal batas perjalanan rohani kita untuk segera menerima negeri perjanjian
sebagai milik pusaka.
Tetaplah berpegang pada pengajaran mempelai dan oleh karena itu kita
mengalami kesakitan, tidak jadi soal.
Jangan bersungut-sungut lagi, jangan berbantah-bantah lagi, peganglah
pengajaran mempelai ini, jadilah bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala untuk
menuntun orang pada kebenaran, jadilah bintang-bintang diantara angkatan yang
bengkok hatiny dan sesat ini, untuk menuntun mereka kepada pengajaran mempelai.
Saya tahu ketika menerima pengajaran dari 12 rasul hujan awal pahit
rasanya, Tuhan ajar kita, seperti menghajar Naomi sampai mengalami kepahitan,
tetapi akhirnya kita bertemu dengan 12 mata air yang ada di Elim, mata air itu
memancar sampai kepada kehidupan. Kemudian dengan menerima pengajaran 12 rasul
ujan akhir = menerima pengajaran mempelai dan mengandung firman pengajaran
mempelai kita menderita dan mengalami kesakitan, tetapi setelah melahirkan kita
dipelihara selama 3½ tahun dan tidak ada lagi kematian di sana.
Saat memikul tabut perjanjian, ada 4 orang yang memikul, harus sama
tinggi, tidak boleh ada yang tinggi tidak boleh ada yang lebih rendah, tidak
boleh sombong dan tidak boleh minder.
Yosua 3:3
(3:3) dan memberi perintah
kepada bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian
TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus
juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya--
Biarlah kita terus mengikuti tabut perjanjian yang dipikul oleh orang-orang
Lewi.
Memikul tabut perjanjian = mengikuti geraknya firman pengajaran
mempelai dalam terangnya Tabernakel, yang membawa kita kepada kesempurnaan
bertemu dengan Dia = menjadi mempelai wanita Tuhan.
Yosua 3:4
(3:4) hanya antara kamu
dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah
mendekatinya--maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh,
sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."
Ada
suatu perintah bagus yang harus kita perhatikan; yaitu antara bangsa Israel dan
tabut perjanjian itu ada jarak 2000 hasta.
2000
hasta bila dikaitkan dengan Tabernakel terkena pada ruangan suci (tempat pengudusan), dengan perincian sebagai berikut:
Panjang x Lebar x Tinggi = 20 x 10 x 10= 2000 hasta.
-
Panjang ruangan suci 20 hasta.
-
Lebar ruangan suci 10 hasta.
-
Tinggi ruangan suci 10 hasta.
Ruangan suci = tempat pengudusan = kandang penggembalaan, kesimpulanya;
tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalaan dengan satu gembala.
Di dalam
ruangan terdapat 3 macam alat à ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
1.
Meja roti sajian à pada ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab.
2.
Pelita emas à pada ketekunan dalam ibadah raya minggu disertai dengan kesaksian.
3.
Mezbah dupa à pada ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Kemudian,
pandangan tidak boleh luput dari tabut perjanjian, perhatian kita tidak boleh
luput dari tabut perjanjian, terus mengarah kepada tabut perjanjian tidak boleh
memandang ke kiri dan ke kanan = tergembala dengan baik.
Adapun
jarak mereka adalah 2000 hasta, maksdunya adalah agar mereka jangan sesat di
padang gurun, karena jalan yang mereka tempuh itu belum pernah dilalui. Tidak
ada seorangpun manusia yang pernah masuk ke dalam kerajaan sorga selain Anak,
jadi kita jangan sesat di dunia gambaran dari padang gurun, perhatian kita
harus terus pada pengajaran mempelai. Amin.
Tuhan yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga
memberkati
Pemberita firman;
Gembala sidang; pdt.
Daniel u. Sitohang
No comments:
Post a Comment