IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 13 FEBRUARI 2016
“STUDY YUSUF”
(SERI 92 )
Subtema : MENOLAK BUJUK RAYU
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
Kristus, oleh karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya
di tempat ini.
Mari kita kembali memperhatikan pribadi Yusuf supaya
kita mengerti masa depan.
Kejadian 39:6
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan
Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-ap apun selain
dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
Terlebih dahulu kita memperhatikan: “Segala
miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf” menunjukkan bahwa Yusuf penuh dengan Roh Kudus.
Kisah Para Rasul 1:8
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Setiap anak Tuhan, hamba
Tuhan akan menerima kuasa kalau ia penuh dengan Roh Kudus.
Yohanes 14:16-17,26
(14:16) Aku akan minta
kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya
Ia menyertai kamu selama-lamanya,
(14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat
menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu
mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
(14:26) tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang
akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes
16:8,17
(16:8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan
dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
(16:17) Mendengar itu beberapa dari murid-Nya
berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya Ia berkata kepada kita:
Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku dan tinggal sesaat saja pula dan
kamu akan melihat Aku? Dan: Aku pergi kepada Bapa?"
Tabiat
dari Roh Kudus: (1) Penolong. (2) Menyertai. (3) Menghibur. (4) Mengajarkan
segala sesuatu kepada setiap orang. (5) Mengingatkan seseorang akan kebenaran
firman Tuhan. (6) Menginsafkan dunia akan dosa (7) Memimpin dalam seluruh
kebenaran, sehingga dengan demikian seorang hamba Tuhan, anak Tuhan yang
dipenuhkan Roh Kudus, pasti berkuasa.
Mari
kita lihat satu dari tujuh tabiat Roh Kudus yaitu: Mengajar dalam segala sesuatu.
1
Yohanes 2:27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada
pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu
diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang
segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia
dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam
Dia.
Kalau anak Tuhan, hamba
Tuhan penuh dengan Roh Kudus tidak perlu diajar orang lain.
Seorang guru ketika
mengajar bisa saja salah, tetapi Roh Kudus adalah Guru Besar, Ia mengajar
segala sesuatu dan ajaran-Nya itu benar, tidak ada dusta.
Sehingga dengan demikian,
mari kita lihat keberadaan Yusuf ketika di rumah Potifar.
Kejadian 39:6
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada
kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur
apa-apapun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan
elok parasnya.
Yusuf sebagai seorang hamba
Tuhan tidak perlu diajar, dia dapat melakukan tugasnya dengan baik, sehingga
Potfar tidak perlu direpotkan.
Tuan dari setiap
hamba-hamba Tuhan adalah Kristus, kalau hamba Tuhan itu penuh dengan Roh Kudus,
ia dapat menyenangkan hati Tuhan karena ia tidak perlu diajar orang lain, karena
Roh Kudus itu mengajar ia dalam segala sesuatu.
Ciri-ciri hamba Tuhan yang penuh dengan Roh Kudus (hamba Tuhan yang
berkuasa).
“Manis sikapnya dan elok parasnya.”
Artinya: Yusuf bertabiatkan
tabiat Ilahi, baik bagian dalam maupun bagian luarnya.
-
Manis sikapnya = manusia dalam = manusia batiniah.
-
Elok parasnya = manusia luar = segala perbuatan yang dapat dilihat oleh
mata.
Kalau dikaitkan dengan
Tabernakel terkena kepada tabut perjanjian.
Keluaran 25:12
(25:12) Haruslah engkau menuang empat gelang emas
untuk tabut itu dan pasanglah gelang itu pada keempat penjurunya, yaitu dua
gelang pada rusuknya yang satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua.
Tabut perjanjian itu terbuat
dari kayu penaga.
Kayu penaga à manusia daging dengan segala tabiat-tabiatnya. Ada 15 perbuatan daging
sesuai dengan Galatia 5:19-21.
Ciri-ciri kayu penaga:
1.
Keras à kekerasan hati= penyembahan berhala.
2.
Berduri,
artinya; suka menusuk hati dan perasaan orang lain.
3.
Warnanya hitam kecoklat-coklatan,
gambaran dari dosa, betapa gelapnya dosa itu, sedangkan kegelapan adalah tempat
yang paling efektif untuk menyembunyikan dosa.
Tetapi di sini kayu penaga
itu telah disalut dengan emas murni dari dalam dan dari luar.
Emas à kemuliaan, kekudusan / kesucian dari Roh Kudus = tabiat Ilahi.
Jadi, emas murni adalah
tabiat Ilahi, tidak dapat dipengaruhi oleh apapun, sama seperti emas sekalipun
dilemparkan ke dalam lumpur yang hitam, emas tetap emas, ia tidak akan pernah berubah
seperti hitamnya lumpur. Itulah tabiat
Ilahi tidak mudah dipengaruhi oleh perkara-perkara yang tak suci.
Kita tarik kesimpulan Yusuf
ini telah sampai kepada kesempurnaan dan kemuliaannya, sederajat dengan
Mempelai Pria sorga baik lahir maupun batin.
Wahyu 21:9
(21:9) Maka datanglah
seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan
ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya:
"Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan,
mempelai Anak Domba."
Pengantin perempuan sederajat dengan Mempelai Pria sorga, baik lahir
maupun batin.
Wahyu 21:10-12
(21:10) Lalu, di dalam roh
ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan
kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh
dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah,
bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
(21:12) Dan temboknya
besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu
gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas
suku Israel.
Pengantin perempuan itulah
Yerusalem yang baru.
Keadaan dari Yerusalem baru:
1.
“Kota yang kudus” berarti kudus dalam seluruh hidup.
Hidup
terdiri dari;
- Hati,
pikiran dan perasaan, hidup di dalam kekudusan.
- Tubuh,
jiwa dan roh hidup di dalam kekudusan.
2.
“Kota itu
penuh dengan kemuliaan Allah” berarti; bercahaya.
Di sini kita melihat cahay-Nya sama seperti permata yang paling indah =
permata Yaspis.
Permata Yaspis itu; jernih seperti kristal, berarti transparan =
tampil apa adanya, luar dan dalam sama, berarti tidak munafik.
Orang yang transparan biasanya; jujur, tulus dan polos, ini adalah
motor penggerak sehingga seseorang berkobar-kobar, berapi-api untuk terus
beribadah dan melayani Tuhan.
Api Roh Kudus itu mengobarkan semangat kita sehingga semangat kita
tidak pernah padam, tidak pernah surut, itulah merpati. Tetapi kalau api Roh
Kudus tidak ada maka seseorang menjadi kendor, dan sekali waktu pelayanan itu menjadi
pudar, padam, surut.
Setelah melihat manis
sikapnya dan elok parasnya, kita maju...
Kejadian 39:7-10
(39:7) Selang beberapa
waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah
tidur dengan aku."
(39:8) Tetapi Yusuf
menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku
itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan
segala miliknya pada kekuasaanku,
(39:9) bahkan di rumah ini
ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya
kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin
aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"
(39:10) Walaupun dari hari
ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu
untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
Isteri potifar membujuk
Yusuf untuk tidur dengan dia.
Ini menunjukkan bahwa
tantangan dari pada mempelai wanita Tuhan adalah roh najis.
Pekerjaan roh najis:
Menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Kalau kita melihat dalam kitab
Hagai, dengan turut campurnya
orang-orang najis maka terhambatlah pembangunan rumah Tuhan.
Jadi kalau pembangunan tubuh
tidak mengarah kepada kesempurnaan, maka akan mengarah kepada tubuh Babel.
Isteri Potifar à Babel besar.
Wahyu 17:1
(17:1) Lalu datanglah
seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata
kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas
pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
Perhatikan
utusan atas pelacur besar: ”duduk di tempat yang banyak airnya.”
Air yang banyak à firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel = Injil
Kerajaan = Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, berkuasa untuk menguduskan
anak-anak Tuhan sesudah dimandikan dengan air dan firman, mereka itu adalah
raja-raja di bumi.... 1 Petrus 2:9.
Raja-raja di bumi = imamat rajani = mereka yang sudah melayani Tuhan =
bangsa yang kudus.
Itu sebabnya kalau kita perhatikan...
Wahyu 17:2
(17:2) Dengan dia
raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk
oleh anggur percabulannya."
Jadi, pelacur besar ini duduk di tempat yang banyak airnya.
Kehidupan yang dikuduskan sesudah dimandikan dengan air dan firman,
itulah raja-raja, mereka yang melayani Tuhan. Umat pilhan itu bangsa yang
kudus, itulah sasaran dari pelacur besar. Persis seperti isteri Potifar, yang
menjadi sasarannya adalah Yusuf gambaran dari pengantin perempuan.
Kalau kita perhatikan dalam Wahyu
12 sebuah tanda yang besar di langit, seorang perempuan berselubungkan matahari,
dan bermahkotakan 12 bintang di atas kepala à gereja Tuhan yang disempurnakan = mempelai wanita Tuhan.
Kemudian ada tanda lain di langit tetapi tidak besar, seekor naga
merah padam sedang berhadap-hadapan, ia berupaya menelan mempelai perempuan /
gereja Tuhan yang disempurnakan, tetapi pada akhirnya ia tidak mampu karena
Tuhan membela, memberikan sayap burung nazar yang besar.
Semakin kita dikuduskan oleh air dan firman, semakin kita akan
menghadapi tantangan besar itulah roh najis.
Itu sebabnya, kalau kita perhatikan di sini, pelacur besar itu duduk
di tempat yang banyak airnya sehingga raja-raja di bumi berbuat cabul dengan dia.
Wahyu 17:5-6
(17:5) Dan pada dahinya
tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita
pelacur dan dari kekejian bumi."
(17:6) Dan aku melihat
perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus.
Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.
Perempuan kekejian itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi
Yesus = air yang banyak.
Jadi ini tantangan dari pada mereka yang mempertahankan kesucian,
tidak bisa tidak.
kita perhatikan kembali..
kejadian 39:8-10
(39:8) Tetapi Yusuf
menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku
itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan
segala miliknya pada kekuasaanku,
(39:9) bahkan di rumah ini
ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya
kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin
aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"
(39:10) Walaupun dari hari
ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu
untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
Di sini kita perhatikan;
sekalipun dari hari ke hari isteri Potifar membujuk, Yusuf menolak bujukan itu
dengan tegas, Yusuf tidak tidur dengannya berarti Yusuf tidak jatuh dalam dosa
kenajisan.
Dibutuhkan ketegasan dari
seorang anak Tuhan, supaya dapat menolak segala bujuk rayu dari roh najis itu.
Mari kita perhatikan
kalimat: Membujuk.
Kata membujuk berarti
mempengaruhi dengan kata-kata yang halus dan lembut tetapi sifatnya
menyesatkan.
Wahyu 17:3-4
(17:3) Dalam roh aku
dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas
seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat.
Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan
kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya
ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
Perempuan kekejian
menunggangi seekor binatang.
Binatang ini mempunyai
tujuh kepala dan sepuluh tanduk à
nabi-nabi palsu.
Jadi, bujukan dari pada roh
najis, perempuan kekejian itu melalui nabi-nabi palsu.
-
Berkepala tujuh à
pemimpin yang sempurna.
-
Bertanduk sepuluh = ahli Taurat menguasai / mengerti betul sepenuhnya
tentang firman Tuhan.
Dari bujukan itulah tanpa
disadari banyak anak-anak Tuhan akan tergoda oleh bujuk rayu dari kaki tangan
perempuan kekejian ini.
Mari kita lihat kata-kata
yang lembut dan halus...
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka
adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi palsu disebut
juga serigala berbulu domba, mereka adalah binatang yang buas.
Matius 7:20-22
(7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal
mereka.
(7:21) Bukan setiap orang
yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan
berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan
mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pekerjaan atau buah dari
nabi-nabi palsu: Bernubuat, mengusir Setan dan mengadakan
banyak mujizat dan semua ini dilakukan demi nama Tuhan.
Tiga perkara ini kita bagi
menjadi dua bagian;
1.
Bernubuat =
menyampaikan firman yang ditambahkan.
Ditambahkan
artinya; menyampaikan satu dua ayat, ditambahkan / disertai dengan cerita-cerita
isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, silsilah-silsilah
yang tiada putus-putusnya, filsafat-filsafat kosong manusia = bahasa yang halus
dan lemah lembut, tidak mengusik dosa.
2.
Mengusir
Setan dan mengadakan banyak mujizat
= pemberitaan firman yang dikurangkan.
Dikurangkan
artinya; pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dua hal yaitu;
- Teori kemakmuran,
artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
Biasanya hamba Tuhan yang menganut paham seperti ini berupaya
meninabobokan sidang jemat sehingga orang kaya tetap bertahan, tidak mundur,
sehingga nanti yang menjadi majikan dalam gereja Tuhan adalah orang kaya.
Meninabobokan, ini adalah bahasa yang lembut, kata-kata yang halus, itu adalah
bujukan.
- Tanda-tanda heran /
mujizat-mujizat / mengusir Setan.
Cara ini adalah cara yang baik untuk mengelabui mata orang.
Jadi
bahasa yang lembut itu, membuat telinga, tanda-tanda heran / mujizat-mujizat
untuk mengelabui mata.
Inilah bujukan itu, kata
yang halus itu.
Bandingkan dengan kata-kata yang tegas.
1 Korintus 1:18
(1:18) Sebab pemberitaan tentang salib memang
adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang
diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
Pemberitaan firman tentang
salib adalah kekuatan Allah.
Pemberitaan firman tentang
salib itulah firman para nabi, firman nubuatan yang sifatnya menyelidiki dan
mengoreksi segala yang terkandung dalam hati = penyaliban terhadap hati.
Kesimpulannya; Pemberitaan
firman tentang salib = firman penyucian.
1 Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi
menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk mereka
yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah
kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Pemberitaan firman tentang salib Kristus untuk orang-orang Yahudi
suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, sebab
pemberitaan firman tentang salib itu sifatnya keras, menyelidiki
dan mengoreksi segala yang terkandung dalam hati.
- Pemberitaan firman tentang salib bagi orang Yahudi suatu batu sandungan karena mereka beribadah dan melayani hanya karena
tanda-tanda heran / mujizat-mujizat, sehingga dengan pemberitaan tentang salib
mereka tersandung.
Tanda-tanda heran = mujizat-mujizat termasuk
mengusir Setan.
- Pemberitaan firman tentang salib bagi orang Yunani suatu kebodohan, karena mereka beribadah dan
melayani hanya mencari hikmat, persis seperti ahli Taurat, mengerti firman
tetapi tidak menjadi pelaku.
Jadi, kita tidak perlu tersandung dan sakit hati terhadap pemberitaan
firman tentang salib, karena kita beribadah dan melayani Tuhan bukan karena
tanda-tanda heran dan hikmat semata, tetapi kita mau menyerahkan diri kita
untuk dibenarkan, disucikan dan disempurnakan.
2 Korintus 11:1-3
(11:1) Alangkah baiknya,
jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap
aku!
(11:2) Sebab aku cemburu
kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada
satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
(11:3) Tetapi aku takut,
kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada
Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Firman pengajaran mempelai itu membawa gereja Tuhan masuk dalam pembentukkan
tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan itulah sasaran akhir dari
ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini.
Firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel adalah
pemberitaan firman tentang salib Kristus, sifatnya keras.
Itu sebabnya, rasul Paulus takut kalau-kalau pikiran dari sidang jemaat
di Korintus ini disesatkan dari kesetiaan mereka yang sejati kepada Kristus
lewat pemberitaan firman yang disampaikan oleh nabi-nabi palsu, itulah firman yang
ditambahkan dan dikurangkan, ini yang dicemaskan.
Rasul Paulus menyampaikan firman pengajaran mempelai berarti firman
tentang salib, keras. Sebab itu kita tidak perlu tersinggung sebetulnya, dan
saya juga mengusung firman pengajaran mempelai karena saya tahu. Saya bekerja
tidak membabi buta (tidak tahu arah tujuan pelayanan).
Jadi kalau ada ketegasan tidak perlu bersungut-sungutsupaya kita
dibuat disiplin, dibuat benar, tidak perlu tersandung.
Saudaraku, menyampaikan firman yang ditambahkan dan dikurangkan adalah
kelicikan dari pada nabi-nabi palsu supaya anak-anak Tuhan terbujuk rayu, sebab
firman yang ditambahkan dan dikurangkan itu perkataan yang lembut dan yang
halus, karena tidak mengoreksi dosa.
Lewat pembukaan rahasia firman ini Tuhan mencelikkan mata rohani kita
sehingga kita bisa melihat kemuliaan Allah dalam ibadah dan pelayanan, dalam
kehidupan kita, supaya kita nanti bercahaya, cahayanya seperti permata Yaspis,
itulah pengantin perempuan, cahayanya dari tiga benda penerang; matahari, bulan dan bintang.
Saya bersyukur Tuhan memberi pembukaan rahasia firman bagi kita semua.
Kejadian 2:9,15-17
(2:9) Lalu TUHAN Allah
menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk
dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
(2:15) TUHAN Allah
mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk men
(2:16) Lalu TUHAN Allah
memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh
kaumakan buahnya dengan bebas,
(2:17) tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya,
sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Tuhan
menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden, tujuannya; untuk mengusahakan dan
memelihara taman itu.
Syaratnya;
harus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Tuhan.
Sama halnya
dengan kita, Tuhan menempatkan kita di tengah kandang penggembalaan ini,
tujuannya; untuk mengusahakan dan memelihara kelangsungan dari ibadah dan
pelayanan ini, tetapi syaratnya; harus mematuhi aturan-aturan yang ada dalam
kandang penggembalaan ini.
Syaratnya:
Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan
buahnya dengan bebas, antara lain:
Aturan pertama.
a. Menikmati pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya =
penuh dengan Roh Kudus.
b. Menikmati buah pohon kehidupan = penuh dengan firman Allah.
Aturan kedua : Tidak boleh makan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang
jahat.
Artinya; tidak boleh berada di bawah hukum Taurat = tinggal di dalam kasih karunia.
Kasih karunia = kemurahan = yang tidak layak menjadi layak.
Itulah aturannya: penuh dengan firman,
penuh dengan Roh dan penuh dengan kasih karunia.
Kalau kita mematuhi aturan itu adalah suatu kebenaran yang hakiki,
yang tidak boleh diganggu gugat dan diputar balik oleh apapun.
Tetapi kita perhatikan...
Kejadian 3:1
(3:1) Adapun ular ialah
yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN
Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman:
Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Perkataan ular kepada Hawa: "Tentulah
Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya,
bukan?"
Menunjukkan bahwa ular itu memutar balik fakta dan kebenaran.
Kejadian 3:2-3
(3:2) Lalu sahut perempuan
itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
(3:3) tetapi tentang buah
pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan
ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
Akhirnya, Hawa mulai menambahkan
dan mengurangkan firman Tuhan = telah diperdaya oleh bujuk rayu.
Kejadian 3:4-5
(3:4) Tetapi ular itu
berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
(3:5) tetapi Allah
mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan
menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Perkataan ular:
- "Sekali-kali kamu tidak
akan mati” = memutar balik fakta / kebenaran.
- “Pada waktu kamu
memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu
tentang yang baik dan yang jahat."
Di sini memberi suatu pengharapan dengan kata-kata yang halus dan lembut tetapi
telah memutar balik fakta / kebenaran.
Kejadian 3:6-7
(3:6) Perempuan itu
melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang
bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
(3:7) Maka terbukalah mata
mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun
pohon ara dan membuat cawat.
Pada
akhirnya Hawa makan buah pohon yang dilarang oleh Tuhan = melanggar hukum
Allah, karena diperdaya oleh ular dengan kelicikkannya.
Jadi
bujukan adalah bahasa yang lembut dan yang halus untuk memperdaya hawa,
sehingga dengan demikian mereka jatuh dalam dosa dan mereka menjadi telanjang
Jadi
jelas sekali kita perhatikan, pada ayat
1 bujukan yang halus dan lembut dari ular, ayat 4-5 itu juga bujukan, kata-kata yang halus dan lembut,
sampai pada akhirnya pada ayat 6 Hawa
terperdaya, melanggar hukum Allah. Pendeknya, Hawa terperdaya oleh ular dengan
bujukan, kata-kata yang halus dan lembut.
Bandingkan dengan Yusuf...
Kejadian
39:10
(39:10) Walaupun dari hari
ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu
untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
Yusuf
tidak mendengarkan bujukan isteri Potifar dari hari ke hari, dengan kata lain
Yusuf tidak terperdaya, ada penolakan yang tegas.
Mari
kita lihat penolakan yang tegas ini berasal dari mana.
Lukas
9:22-23
(9:22) Dan Yesus berkata:
"Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan
pada hari ketiga."
(9:23) Kata-Nya kepada
mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Syarat
untuk mengikut dan melayani Tuhan adalah: Memikul salibnya setiap hari = dari
hari ke hari memikul salibnya.
Kalau
Yusuf mampu menolak bujukkan dari isteri Potifar dengan tegas, itu sumbernya dari
salib Kristus.
Jadi
kekuatan kita salib Kristus bukan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Setiap
hari berarti setiap saat dan setiap waktu memikul salib.
Perhatikan
saja, saat kita mulai kendor yang terjadi adalah: Menyangkal salib, maka di
situ terjadi kekalahan besar.
Sedangkan,
firman yang ditambahkan dan dikurangkan = perkataan lembut dan halus, tidak
mampu menghadapi ujian.
- Menyangkal diri = tidak bermegah = tidak mengakui kelebihan-kelebihan dalam
diri = tidak merasa diri bisa dan mampu =
berada di titik terendah yaitu titik nol. Nol = mengosongkan diri.
Pada saat seorang hamba berada di titik terendah menunjukkan bahwa dia
penuh dengan Roh Kudus, karena kalau kita perhatikan Kejadian 1:1; Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Permukaan air itu titik terendah.
Kita diukur dan dipandang layak melayani Tuhan adalah ketika berada di
titik nol. Ketika kita merendahkan diri serendah-rendahnya, Tuhan akan meninggikan
kita di tempat yang tinggi itulah kerajaan sorga.
- Memikul salibnya = memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan di atas
pundak.
Tuhan sudah mempercayakan ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan
ini, biarlah kita pikul, dan banyak kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah
dan pelayanan ini, itu juga harus kita pikul. Itulah tanggung jawab kita dihadapan
Tuhan. Dan kalau kita mempertanggungjawabkan segala apa yang Tuhan percayakan
kepada kita, itu adalah kebenaran yang sejati.
Di luar salib tidak ada lagi kebenaran, justru kalau kita melepaskan
diri dari ikatan dari ibadah dan pelayanan, justru kita tidak layak menjadi seorang
pelayan Tuhan, biarlah kita menjadi tawanan Roh.
Singkatnya; memikul salib = menjadi tawanan Roh, terikat dengan ibadah
dan pelayanan, terikat dengan Tuhan, kasih Tuhan dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
Saudaraku, kalau kita mau memikul tanggungjawab dalam perkara yang
kecil, Tuhan akan memberikan kita tanggungjawab dalam perkara yang besar.
Biarlah kiranya kita setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil,
jadilah hamba yang baik, tidak memukul hamba-hamba lain.
Praktek sangkal diri dan pikul salib.
Lukas
9:22
(9:22) Dan Yesus berkata:
"Anak Manusia harus menanggung banyak
penderitaan dan ditolak oleh tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga."
- “Menanggung banyak penderitaan.”
Orang yang menyangkal diri dan memikul salib secara otomatis menanggung
banyak penderitaan dan itu tidak bisa dihindari oleh imam-imam, mereka yang
mengambil bagian dalam ibadah dan pelayanan.
- “Di
tolak” = tidak diakui.
Yesus pernah ditolak di Nazareth, di kampung-Nya sendiri, sehingga
mujizat tidak banyak terjadi di sana. Biasanya orang yang menolak itu justru
datangnya dari tua-tua, imam-imam dan ahli-ahli Taurat, bukan orang awam.
Yang banyak memberontak dalam kandang penggembalaan bukan sidang jemaat
yang baru bergabung dengan kita, justru yang sudah melayani, sehingga antara
sesama pelayan juga terjadi banyak polemik.
Sadar atau tidak sadar, mungkin saudara telah melihat kemuliaan-Nya dan
kewibawaan sang Rajani di kandang penggembalaan ini, tetapi sadar tidak sadar,
tetap saja kita tidak mau menempatkan Kristus sebagai kepala di dalam hidup
kita. Kita tahu yang baik tetapi kita tidak mau, enggan merendahkan diri, malu,
karena harga diri terlalu besar, padahal itu praktek bagi orang yang menyangkal
diri dan memikul salib, bagi orang yang melayani Tuhan.
Kalau tidak mau ditolak jangan melayani, ibadah saja, kalau tidak mau
diperintah dan diatur jangan melayani supaya jangan diperintah, simple
saja. Tetapi itu suatu kerugian besar, sebab kita sudah tahu tujuh perkara
dalam kerajaan sorga dan dua kegiatan di dalamnya; apa yang kita ikat di bumi
terikat di sorga, melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan terlepas di sorga.
Jadi
kekuatan kita menghadapi bujuk rayu, firman yang ditambahkan dan dikurangkan /
perkataan yang lembut dan halus hanya dengan memikul salib setiap hari, berarti;
setiap saat dan setiap waktu.
Itulah
kekuatan Yusuf, jadi Yusuf itu pribadi yang luar biasa, seorang muda tetapi
rohnya kuat.
Sesungguhnya
roh yang kita punya itu lebih besar dari roh-roh dunia, karena kita memiliki
firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Jadi
jangan salah mengerti dengan perkataan: Roh yang ada padamu lebih besar dari
pada dunia ini, lalu tiba-tiba mengusir Setan tetapi tidak menerima firman
pengajaran mempelai, itu salah kaprah. Saya banyak melihat anak Tuhan tidak mau
pikul salib dan sangkal diri, tetapi berkata; Roh yang ada padaku lebih besar
dari roh yang ada di dalam dunia ini.
Kita
berani berkata; Roh yang ada padaku lebih besar dari pada roh yang ada di dunia
ini karena kita telah menerima firman pengajaran dalam terang-Nya Tabernakel
itulah firman salib Kristus, berkuasa menyucikan dosa kejahatan dan kenajisan,
sehingga betul – betul roh yang ada pada kita ini lebih berkuasa dari pada roh
najis dan roh jahat di dunia ini, itu maksudnya.
Dampak positif sangkal diri dan pikul salib.
Kejadian
39:10
(39:10) Walaupun dari hari
ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu
untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
Tidak mendengarkan bujukkan = tidak mendengarkan firman yang
ditambahkan dan dikurangkan = tidak mendengarkan kata-kata halus = tidak
mendengarkan suara asing.
Kita lihat gambarannya.
Yohanes 10:2-4
(10:2) tetapi siapa yang
masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
(10:3) Untuk dia penjaga
membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil
domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya
telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu
mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
Keadaan bila domba-domba tergembala:
a. Domba-domba mendengarkan
suara = tidak mendengarkan suara asing, itulah firman
yang ditambahkan dan dikurangkan.
b. Domba-domba mengikuti
gembala.
Sejauh ini kita sudah digembalakan oleh firman
pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, itulah pemberitaan firman tentang
salib, yang mengoreksi dan meyelidiki segala sesuatu yang terkandung di dalam
hati.
Geraknya firman pengajaran mempelai ini
menggembalakan kita sampai kepada; pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna, biarlah kita senantiasa mengikuti firman
pengajaran mempelai ini di mana saja kita dibawa.
itulah keadaan dari Yusuf; tidak mendengarkan bujuk rayu dari hari ke
hari, tanda bahwa dia tergembala.
Alasan Yusuf menolak
bujukkan dari isteri Potifar (dampak positifnya).
Kejadian 39:8
(39:8) Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu:
"Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini
dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,
(39:9) bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku,
dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab
engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini
dan berbuat dosa terhadap Allah?"
Yusuf
menyadari diri bahwa ia adalah seorang hamba Tuhan yang diurapi / penuh dengan Roh
Kudus.
Kalau
kita menyadari diri sebagai seorang hamba Tuhan tidak akan mungkin jatuh dalam
dosa kejahatan terlebih dalam dosa kenajisan, dalam bentuk bujukan, kata-kata
halus.
Hamba Tuhan
= hamba kebenaran.
Tugas
hamba Tuhan: Menyenangkan hati tuannya. Kristus adalah tuan dari hamba-hamba
Tuhan.
Tujuan
kita melayaniTuhan hanyalah satu untuk menyenangkan hati Tuhan, bukan hati
manusia, apalagi menyenangkan diri sendiri, itu salah kaprah.
Kalau
sudah melayani Tuhan, berarti menjadi hamba Tuhan, hamba kebenaran.
Kita
kaitkan dengan Maria...
Lukas
1:37-38
(1:37) Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil."
(1:38) Kata Maria:
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Kalau menyadari diri sebagai hamba Tuhan, hidup menurut firman Allah,
sehingga disebutlah hamba Tuhan adalah hamba kebenaran. Ini harus dipahami
dengan baik.
Lukas 2:18-19
(2:18) Dan semua orang
yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada
mereka.
(2:19) Tetapi Maria menyimpan
segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
Sebagai
seorang hamba Tuhan, “menyimpan firman Allah di dalam hati selanjutnya
merenungkannya.”
Mazmur
1:1-2
(1:1) Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan
orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang
kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan
malam.
“Berbahagialah orang yang
merenungkan firman Tuhan siang dan malam.”
Merenungkan
firman Tuhan siang dan malam itu sama seperti binatang yang tidak haram; pagi
hari ia makan rumput, malam hari ia kunyah kembali sampai memperoleh
sari-sarinya.
Imamat
11:2-3
(11:2) "Katakanlah
kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan
dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi:
(11:3) setiap binatang
yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak
boleh kamu makan.
Binatang
tidak haram (tidak najis): Berkuku belah, yang kukunya bersela panjang dan
yang memamah biak.
- Berkuku belah dua dan bersela panjang
artinya; melakukan firman Tuhan itulah firman yang tertulis dalam perjanjian
lama dan perjanjian baru.
·
Perjanjian lama itulah firman para nabi yang menyelidiki dan mengoreksi
segala yang terkandung dalam hati.
·
Perjanjian baru itulah firman Kristus, firman yang diurapi berkuasa
untuk menimbulkan iman, sehingga orang benar hidup berdasarkan iman bukan lagi
berdasarkan kekuatan = tidak hidup di bawah hukum Taurat melainkan beroleh
kasih karunia.
- Memamah biak artinya; merenungkan
firman Tuhan siang dan malam.
Merenungkan firman itu memang siang dan malam, supaya kita disebut
anak-anak terang / anak-anak siang bukan anak-anak malam. Kalau kita hanya mempraktekkan
firman pada siang hari, tetapi malam tidak, berarti terlihat baik tetapi
sebetulnya belum lepas dari kegelapan dosa.
Saudaraku, banyak kesedihan dari seorang gembala sidang, apalagi kalau
dia sungguh-sungguh bertanggungjawab terhadap kawanan domba, tetapi kesedihan
ini bukan berarti sakit hati saya. Seperti yang sudah saya sampaikan,
melihat kondisi seorang imam, tetapi rumahnya jorok, itu rasanya sedihnya minta
ampun, atau sudah tahu yang baik tetapi pura-pura tidak tahu, sedihnya minta
ampun, tetapi mau bilang apa lagi. Di dalam ibadah seperti malaikat tetapi di
luar ibadah tidak.
Firman Tuhan itu harus direnungkan siang dan malam, di luar di dalam
harus sama.
Imamat
11:4-7
(11:4) Tetapi inilah yang
tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah:
unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:5) Juga pelanduk,
karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:6) Juga kelinci,
karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
(11:7) Demikian juga babi
hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak
memamah biak; haram itu bagimu.
Binatang yang haram (najis)
antara lain; unta, pelanduk, kelinci, babi hutan.
Di bagi
menjadi dua bagian, yaitu;
a.
Unta, pelanduk dan kelinci; memamah biak tetapi tidak berkuku belah.
Artinya;
beribadah dan melayani Tuhan tetapi tidak menjadi pelaku firman Tuhan, sama
seperti orang farisi.
b.
Babi hutan; berkuku belah dua dan bersela
panjang tetapi tidak memamah biak.
Artinya;
mengerti firman Tuhan tetapi tidak menjadi pelaku = jauh dari pelayanan, tidak
mengerti salib Kristus, sama seperti ahli Taurat.
Inilah yang membuat
seseorang menjadi najis.
Tanda-tanda orang yang merenungkan firman siang dan malam (tanda di
dalam diri seorang hamba Tuhan).
Mazmur 1:1
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan
menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan
yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
a.
Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik = mendengarkan suara nafiri
/ sangkakala.
Artinya;
berjalan menurut firman yang didengar.
b.
Tidak berdiri di jalan orang berdosa = memiliki
pendirian yang benar = tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan = kuat dan teguh
hati.
c.
Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh = memisahkan
diri dari segala kefasikan.
Biarlah kiranya kita
senantiasa berkumpul mencari Tuhan, berseru, bersama-sama dengan orang yang
tulus hati, murni hatinya mencari Tuhan.
Kita semua seia dan sekata
dalam kandang penggembalaan ini, karena kita menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat pada Kristus Yesus.
Saya berkali-kali sampaikan,
bagi saya sidang jemaat lebih berharga dari pada saudara-saudara saya sedarah
sedaging. Saya berani bertindak bersama-sana dengan sidang jemaat dari pada
saudara sedaging karena sehati sepikir. Itu sebabnya sangat anehlah saya
melihat seorang anak Tuhan sudah tergembala tetapi lebih dekat dengan orang di
luar sana dari pada orang dalam kandang penggembalaan ini.
Kalau ini terjadi
pertanyaannya ada dua: saya yang kurang benar, atau ajaran saya yang kurang
benar? Atau orang itu yang tidak benar, tidak bisa beradaptasi?
Inilah tanda-tanda hamba
Tuhan sehingga kita berkemenangan, lepas dari bujuk rayu / dosa kenajisan
sehingga rencana Allah tergenapi dalam diri Yusuf pada akhirnya nanti.
Yusuf menyadari diri sebagai
seorang hamba Tuhan, kalau sudah melayani, berarti seorang hamba Tuhan; merenungkan
firman Tuhan siang dan malam, terus menyimpan firman Tuhan dalam hati, tidak
ada akar kepahitan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS,
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberitaan Firman Oleh;
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment