IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 19 MARET 2016
“STUDY YUSUF”
(SERI 95)
Subtema : HIKMAT SEORANG HAMBA
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
Kristus, oleh karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya
ditempat ini.
Mari kita kembali memperhatikan firman penggembalan
untuk ibadah kaum muda remaja itulah study Yusuf dari Kejadian 39.
Kejadian 39:11
(39:11) Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam
rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun
tidak ada di rumah.
Yusuf melakukan tugas dan pekerjaannya seperti biasa,
tetapi pada hari itu tidak ada orang di dalam rumah tetapi Yusuf tetap bekerja à Yusuf adalah seorang hamba Tuhan
yang bertanggungjawab.
Kolose 3:22
(3:22) Hai hamba-hamba,
taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan
mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut
akan Tuhan.
Sebagai hamba taatlah kepada tuannya dalam segala hal,
taat bukan saja saat dihadapan tuannya seperti Yusuf.
Titus 2:9-10
(2:9) Hamba-hamba
hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka,
jangan membantah,
(2:10) jangan curang, tetapi hendaklah selalu
tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan
ajaran Allah, Juruselamat kita.
Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala
hal dan dalam segala perkara tanpa keucuali, bukan hanya di di depan tuannya,
tetapi berusahalah menyenangkan hati tuannya dalam segala hal.
1 Petrus 3:6
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan
menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan
tidak takut akan ancaman.
Di sini kita melihat; Sarah taat kepada Abraham dan
menamai Abaraham sebagai tuannya.
Kesimpulannya; oleh karena ketaatan Sara menjadikan
dirinya hamba.
1 Petrus 3:5
(3:5) Sebab demikianlah caranya
perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang
menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
Ketaatan seorang hamba menunjukkan bahwa ia tunduk
kepada tuannya, sama seperti Sara tunduk kepada Abraham.
Di sini ada pernyataan: “Kamu adalah anak-anaknya”
Berarti;
secara rohani kita adalah keturunan Abraham yang dilahirkan oleh Sarah =
dilahirkan sebagai seorang anak yang taat.
Taat =
patuh pada ajaran yang benar.
Perlu
diketahui; seorang hamba yang taat kepada tuannya tidak takut ancaman.
Andaikata
saya ditawarkan seluruh dunia kerajaan dunia dan kemegahannya namun dengan
syarat tinggalkan ibadah dan pelayanan, saya bilang tidak, saya tetap lebih
memilih untuk menjadi hamba yang taat kepada Tuhan dari pada kerajan dunia
dengan segala kemegahannya.
Saya
tidak takut tidak makan, tidak punya pakaian, tidak takut ketika pikul salib, saya lebih memilih taat kepada Tuhan, dari
pada memperoleh seluruh dunia tetapi harus kehilangan nyawa.
Secara
rohani kita ini adalah anak-anak Tuhan yang dilahirkan oleh Sarah, oleh
ketaatan.
Kembali
kita memperhatikan...
Kolose
3:22
(3:22) Hai hamba-hamba,
taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan
mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut
akan Tuhan.
Ketaatan
seorang hamba kepada tuannya menandakan bahwa ia adalah seorang hamba yang
takut kepada Tuhan. Banyak anak Tuhan takut kepada Setan, ke dapur minta
ditemani.
Bukti
kalau takut Tuhan; tidak berbuat dosa. Sebetulnya kalau ada tanda darah dalam hidup
seseorag Setan tidak dapat mengganggu gugat.
Amsal
8:13
(8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan;
aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut
penuh tipu muslihat.
Takut
akan Tuhan ialah membenci kejahatan, antara lain;
-
Benci kepada kesombongan.
-
Benci kepada kecongkakan.
-
Benci tingkah laku yang jahat.
-
Benci kepada mulut penuh tipu muslihat / dusta.
Amsal
6:15-19
(6:15) Itulah sebabnya ia
ditimpa kebinasaan dengan tiba-tiba, sesaat saja ia diremukkan tanpa dapat
dipulihkan lagi.
(6:16) Enam perkara ini
yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:
(6:17) mata sombong, lidah
dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,
(6:18) hati yang membuat
rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan,
(6:19) seorang saksi dusta
yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Ada enam
perkara yang dibenci Tuhan bahkan tujuh, yaitu;
1. “Mata sombong”.
Mata sombong biasanya mengecilkan yang kecil.
2.
“Lidah dusta”, tidak ada tipu muslihat.
3.
“Tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak
bersalah”.
Mengorbankan orang yang tidak bersalah = tidak memiliki kasih.
4.
“Hati penuh rencana yang jahat”.
5.
“Kaki yang segera
lari menuju kejahatan” = mengambil
jalan pintas, berarti; tidak suka melalui jalan salib.
6.
“Saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan” = fitnah.
7. “Menimbulkan pertengkaran saudara” = roh pemecah belah.
Amsal
6:12-14
(6:12) Tak bergunalah dan
jahatlah orang yang hidup dengan mulut serong,
(6:13) yang mengedipkan
matanya, yang bermain kaki dan menunjuk-nunjuk dengan jari,
(6:140 yang hatinya mengandung tipu muslihat,
yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan yang menimbulkan pertengkaran.
Ada 7
hal yang tidak berguna dan jahat.
1.
“Mulut serong”. Kepada si A ngomong
seperit ini, si B seperti itu.
2.
“Mengedipkan matanya” = bermain mata.
Biasanya orang yang main mata suka main suap = menghalalkan segala
macam cara.
3.
“Bermain kaki” = tendang sana tendang
sini.
Itu kehidupan yang tidak berguna dan jahat kepada Tuhan.
4.
“Menunjuk-nunjuk dengan jari” =
mempersalahkan yang salah.
Biasanya orang yang mempersalahkan yang salah, suka mengungkit-ungkit
masa lalu.
5.
“Hatinya mengandung tipu muslihat.”
6.
“Senantiasa merencanakan kejahatan.”
7.
“Yang menimbulkan pertengkaran.”
Inilah 7
hal yang tidak berguna dan jahat di mata Tuhan, camkanlah ini.
Ayub
28:28
(28:28) tetapi kepada manusia Ia berfirman:
Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah
akal budi."
Ada dua
hal yang tidak boleh dilupakan:
-
Takut akan Tuhan
ialah hikmat.
-
Menjauhi kejahatan
itulah akal budi.
Kesimpulannya: Takut akan Tuhan membenci kejahatan =
hikmat dan akal budi.
Persamaannya...
Mazmur 111:10
(111:10) Permulaan hikmat adalah takut akan
TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian
kepada-Nya tetap untuk selamanya.
Ditegaskan
kembali; “Permulaan hikmat adalah takut
akan TUHAN.”
Awal mula seseorang memiliki hikmat adalah; takut akan
Tuhan.
Kemudian, setiap orang yang takut akan Tuhan berakal
budi = memiliki akal yang sehat.
Orang yang memiliki hikmat dan akal budi yang sehat
ada puji-pujian untuk Tuhan, tetap untuk selamanya.
Amasl 1:7
(1:7) Takut akan TUHAN adalah permulaan
pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Kembali dikatakan;
“takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.”
Tetapi sebaliknya, orang bodoh menghina hikmat dan
didikan, berarti; orang bodoh = tidak
takut akan Tuhan.
Kita menjalankan ibadah ini bukan karena kita bodoh, kemudian
karena ibadah dan pelayanan ini kita berjerih lelah juga bukan karena kita
bodoh, tetapi karena kita takut akan Tuhan.
Pembukitan bahwa
takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.
Amsal 8:9-14
(8:9) Semuanya itu jelas
bagi yang cerdas, lurus bagi yang berpengetahuan.
(8:10) Terimalah
didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan.
(8:11) Karena hikmat lebih
berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat
menyamainya.
(8:12) Aku, hikmat,
tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan
kebijaksanaan.
(8:13) Takut akan TUHAN
ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah
laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
(8:14) Padaku ada nasihat
dan pertimbangan, akulah pengertian, padakulah kekuatan.
Di sela-sela wejangan-wejangan mengenai hikmat dalam Amsal 8 hanya ada satu kalimat, yaitu; “takut akan Tuhan”... Amsal 8:13.
Itu menandakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan
pengetahuan / hikmat.
Jadi, belajarlah takut akan Tuhan, berarti; benci
kejahatan, belajar membenci apa yang dibenci oleh Tuhan.
Orang yang takut akan Tuhan pasti berakal budi =
memiliki akal sehat dan pengertian yang dari Tuhan.
Mari kita lihat
hikmat dari Salomo...
1 Raja-raja 3:8-12
(3:8) Demikianlah hamba-Mu
ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang
tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.
(3:9) Maka berikanlah
kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu
dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang
sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"
(3:10) Lalu adalah baik di
mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.
(3:11) Jadi berfirmanlah
Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak
meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian
untuk memutuskan hukum,
(3:12) maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai
dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh
hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti
engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau.
Salomo
memiliki hikmat, akal budi dan pengertian = memiliki akal yang sehat.
Kegunaan
dari hikmat: Dapat membedakan mana yang baik dan yang jahat.
Sehingga
orang yang berhikmat mudah sekali memutuskan hukum / perkara, tidak
berlarut-larut menyelesaikan suatu masalah termasuk kesalahan yang pernah
terjadi.
Kalau
larut-larut dalam masalah / tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan orang
lain / si A dan si B adalah orang yang tidak takut Tuhan karena tidak memiliki
hikmat.
Orang
yang berhikmat itu; memiliki hati yang paham untuk menimbang perkara, sehingga
mudah memutuskan hukum dan perkara, dengan kata lain mudah menyelesaikan
masalah.
Sebagai
pembuktiannya.
1 Raja –
Raja 3:16-22
(3:16) Pada waktu itu
masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di
depannya.
(3:17) Kata perempuan yang
satu: "Ya tuanku! aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku
melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu.
(3:18) Kemudian pada hari
ketiga sesudah aku, perempuan inipun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada
orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah.
(3:19) Pada waktu malam
anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya.
(3:20) Pada waktu tengah
malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini
tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu
dibaringkannya di pangkuanku.
(3:21) Ketika aku bangun
pada waktu pagi untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi
ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak
yang kulahirkan."
(3:22) Kata perempuan yang
lain itu: "Bukan! anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati."
Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: "Bukan! anakmulah yang mati
dan anakkulah yang hidup." Begitulah mereka bertengkar di depan raja.
Dari pembacaaan ini kesimpulannya; dua perempuan sedang
membawa perkara mereka dihadapan Salomo dan masing-masing saling membesarkan
diri dan membenarkan diri, masing-masing mengaku bahwa anaknyalah yang masih
hidup. Sementara yang menjadi saksi tidak ada, untuk memberi bukti mana yang
benar, mana yang salah.
1 Raja-raja 3:23-28
(3:23) Lalu berkatalah
raja: "Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang
mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang
hidup."
(3:24) Sesudah itu raja
berkata: "Ambilkan aku pedang," lalu dibawalah pedang ke depan raja.
(3:25) Kata raja:
"Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada
yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain."
(3:26) Maka kata perempuan
yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya
terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang
hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang lain itu berkata:
"Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!"
(3:27) Tetapi raja
menjawab, katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan
sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya."
(3:28) Ketika seluruh
orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah
mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada
dalam hatinya untuk melakukan keadilan.
Di sini kita melihat raja Salomo dapat memutuskan
perkara, tau mana ibu dari anak yang masih hidup dan mana ibu dari anak yang
sudah mati.
Itulah hikmat; paham menimbang perkara dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, walaupun tidak ada saksi.
Pertanyaannya; Apa
yang digunakan Salomo untuk menimbang / memutuskan perkara?
Jawabnya: “Salomo
menggunakan sebilah pedang tajam.”
Ibrani 4:12
(4:12) Sebab firman Allah hidup dan kuat dan
lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai
memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita.
Pedang Roh adalah firman Allah yang lebih tajam dari
pedang bermata dua manapun.
Karena pedang Roh itu hidup, kuat, berkuasa menusuk
amat dalam sehingga memisahkan;
-
Jiwa dan Roh.
Motor penggerak dari tubuh
manusia adalah jiwa dan roh manusia.
Jadi kalau jiwa dan roh seseorang
dikuasai roh dusta, maka pergerakan tubuh itu juga berdusta, kalau dikuasai roh
najis, pasti akan najis, duduk najis dan melakukan segala sesuatu juga menjadi najis,
segala sesuatu yang salah itu karena rohnya dikuasai roh yang salah. Sebab itu
jiwa dan roh itu harus disucikan.
Maka setiap kali dengar firman
apabila ia menusuk amat dalam, untuk menyucikan dosa yang ada di dalam jiwa dan
roh, relakan jangan ditolak dan jangan bersungut-sungut. Kalau bersungut-sungut
berarti benar.
-
Sendi-sendi dan sum-sum.
Artinya; menyembunyikan dosa
dibalik celah-celah dan kekerasan hati.
Sendi-sendi itu berada pada
bagian tubuh, sedangkan sum-sum berada di dalam tulang putih yang keras. Putih
tapi keras itu kebenaran diri sendiri.
Dosa semacam ini harus disucikan
juga.
-
Pertimbangan dan pikiran hati yang jahat.
Setiap orang pasti memiliki
pertimbangannya sendiri dan memiliki rencana–rencana dalam dirinya sendiri,
tetapi setiap rencana itu belum tentu benar, ini harus disucikan, juga pikiran
hati yang jahat harus disucikan.
Jadi benar pedang roh itu lebih tajam dari pedang
bermata dua manapun, dia hidup dan kuat. Berbeda dengan pedang yang terbuat
dari besi atau baja dia tidak hidup karena tidak berkuasa menyucikan dosa
manusia.
Setelah dosa-dosa itu disucikan maka secara otomatis seseorang
akan memperoleh hikmat. Sesungguhnya, penyebab seseorang tidak paham memutuskan
masalah adalah dosa yang tersembunyi tadi.
1 Raja-raja 3:26
(3:26) Maka kata perempuan
yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya
terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang
hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang lain itu berkata:
"Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!"
Dari pernyataan dua perempuan ini Salomo dapat
mengambil suatu kesimpulan; bahwa ibu dari bayi yang masih hidup adalah ibu
yang menaruh belas kasihan.
Orang yang mau menaruh belas kasih tidak suka menghakimi.
Kalau menghakimi dan menunjuk dosa tidak punya belas kasih.
Saatnya malam ini kita bercermin kepada firman, jangan
bercermin kepada kebenaran diri sendiri dan kesalahan orang lain. Kalau masih
menghakimi tidak punya akal budi dan belas kasih, cenderung senang melihat
orang rugi.
Orang yang tidak punya belas kasihan senang melihat
orang lain menderita.
Dampak positif takut
Tuhan.
Pengkhotbah 8:12
(8:12) Walaupun orang yang
berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa
orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut
terhadap hadirat-Nya.
Takut akan Tuhan memperoleh kebahagiaan, karena orang yang
takut akan Tuhan senantiasa menghargai hadirat Tuhan. Lewat ibadah dan pelayanan yang kita jalankan ini,
Tuhan hadir di tengah kita bersama-sama dengan kita.
Dua tiga orang berkumpul dalam nama Tuhan, Dia ada
bersama dengan kita.
Mazmur 112:1
(112:1) Haleluya! Berbahagialah orang yang takut
akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.
Orang yang takut Tuhan pasti berbahagia, sebab orang
yang takut akan Tuhan suka kepada segala
perintah-Nya dan suka dengar firman Tuhan.
Mazmur 128:1
(128:1) Nyanyian ziarah.
Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang
ditunjukkan-Nya!
Orang yang takut akan Tuhan pasti berbahagia, sebab
orang yang takut akan Tuhan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya = tidak menyimpang ke
kiri dan ke kanan = kuat dan teguh hati, memiliki pendirian yang teguh.
Itulah dampak positif takut akan Tuhan.
Ciri-ciri hamba yang
taat.
Titus 2:9-10
(2:9) Hamba-hamba
hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka,
jangan membantah,
(2:10) jangan curang, tetapi hendaklah selalu
tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan
ajaran Allah, Juruselamat kita.
1.
“Jangan membantah” = jangan melawan = jangan memberontak.
Membantah berarti; dikuasai oleh
roh pendurhakaan, sehingga dia berani membantah dan melawan seperti Korah tidak
segan-segan mempersalahkan Musa dan Harun, akhirnya di telan bumi.
Korah adalah keturunan dari suku
Lewi yang sudah dipercayakan oleh Tuhan melayani bersama-sama dengan imam-imam
di Tabernakel, tetapi dia juga masih menuntut pangkat iman.
Juga Saul dikuasai roh
pendurhakaan, dia melangkahi firman Tuhan, dia tidak dengar-dengaran,
menandakan ia keras hati, keras hati itu penyembahan berhala, sehingga akhirnya
ia ditolak oleh Tuhan.
Jangan membantah, melawan dan
memberontak kalau mau dipakai Tuhan, kalau melawan tidak dipakai Tuhan. Sebab itu
saya tidak takut, menurunkan / menghentikan orang yang suka melawan sekalipun
dia punya potensi, karena saya tahu apa yang saya perbuat. Andaikata saya
bermain-main melayani Tuhan, maka saya akan menjilat orang supaya dia tetap
melayani Tuhan. Tetapi saya tidak mau menjilat orang supaya dia tetap melayani
Tuhan, lebih baik saya perbaiki hubungan saya dengan Tuhan, itu jawabannya.
2. “Jangan curang.”
Hamba Tuhan tidak boleh curang, yang
melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia jabatan jangan curang, harus adil.
Tetapi kita seringkali, curang dihadapan Tuhan; mau sesuatu yang baik, tetapi
tidak mau pikul salib, mau diberkati, tetapi tidak mau menyembah Tuhan, sebab
itu seorang hamba tidak boleh curang, harus adil, waktu bagi kita dan waktu
untuk Tuhan harus adil tidak boleh curang, berarti; harus pikul salib.
Kesimpulannya: Tidak
membantah dan tidak curang adalah hamba Tuhan yang hidup dalam dua hal, yaitu;
a.
Tulus hati.
Ibrani 10:22
(10:22) Karena itu marilah
kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang
teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan
tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Hati yang tulus adalah tanda
bahwa hati nurani yang jahat telah dibasuh dengan air yang murni.
Selama hatinya belum disucikan
oleh air dan firman ia tidak akan tulus ikhlas melayani Tuhan.
Kalau kita datang beribadah malam
ini dengan segala ketulusan itu tanda bahwa hati telah disucikan dari hati
nurani yang jahat. Selama belum disucikan dengan air dan firman, orang tidak
akan mau beribadah kepada Tuhan dengan hati yang tulus ikhlas, percaya saja.
Saya lebih suka melayani Tuhan dari pada pergi ke mana-mana dan saya melakukannya
dengan tulus ikhlas, biar lama berdiri di atas mimbar tidak apa, dari pada
keluar ke mana-mana, kunjungi sana, kunjungi sini, seolah-olah seperti
simpatisan padahal tidak.
Seseorang hatinya tidak akan
pernah bersih kalau tidak mau dengar firman, sehebat apapun dia, sekalipun
menggunakan rumus ini dan itu, metode ini dan itu, tidak bisa, harus disucikan
dengan air dan firman.
Contoh
orang yang tulus ikhlas melayani Tuhan.
Wahyu 7:9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat:
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung
banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan
takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun
palem di tangan mereka.
Bukti bahwa seseorang tulus hati
berdiri dihadapan takhta kasih karunia.
-
“Memakai jubah putih.”
Artinya: Melayani
Tuhan di dalam kebenaran dan kesucian dengan tanda darah.
Wahyu 7:14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya."
Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan
yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba.
Melayani dengan kebenaran dengan tanda darah, itu
jubah putih.
-
“Memegang daun-daun palem di tangan mereka.”
Artinya; merayakan hari raya pondok daun = hari raya perhentian kekal
= masuk dalam hari perhentian kekal, itulah Tabernakel. Tabernakel adalah
miniatur dari kerajaan sorga, itulah perhentian kekal.
b.
Setia.
Setia dimulai dari dipanggil
= dengar-dengaran. Kalau dipanggil harus mendengar.
Lalu meningkat; dipilih =
imamat rajani = melayani Tuhan = bangsa yang kudus, setia terhadap panggilan
dan pilihan.
Wahyu 17:14
(17:14) Mereka akan
berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena
Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka
bersama-sama dengan Dia juga akan menang,
yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."
Orang yang berkemenangan itu adalah orang yang dipanggil, dipilih dan
yang setia.
Taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.... Amin.
Tuhan
yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita firman oleh;
Oleh gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang.
No comments:
Post a Comment