IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 17 FEBRUARI 2016
“KITAB KOLOSE”
(SERI 73)
Subtema : ADA APAMU DAN
SIAPAMU DI SINI?
Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang
abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Sebelum kita
tersungkur di kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan
untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim rasul Paulus kepada jemaat
di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kita perhatikan kalimat: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
- Bangsa kafir = orang
- orang yang tidak bersunat.
- Orang fasik dengan
segala perbuatan fasik mereka.
Mereka dahulu yang hidup jauh dari Allah
memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dan itu nyata dalam setiap
perbuatan jahat. Pendeknya perbuatan jahat à bahwa seseorang masih jauh dari
Tuhan.
Lebih jauh kita melihat orang yang hidup
jauh dari Allah.
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu
ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging,
yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
"sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu
kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di
dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi
"dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah berarti: “tanpa Kristus, tanpa pengharapan, tanpa
Allah di dunia” = akan berujung pada kematian.
Kita ini bangsa kafir bukan orang Yahudi
secara lahiriah tetapi kalau pada
akhirnya kita diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah doa penyembahan pada
malam ini semua karena kemurahan hati Tuhan, lewat darah salib Kristus, sehingga
yang jauh menjadi dekat. Kita hargai salib Kristus tidak boleh jauh dari Allah
apapun itu alasannya.
Lihat saja orang yang jauh dari Allah banyak
melakukan kejahatan biar sudah beribadah, kalau hatinya jauh banyak melakukan
kejahatan.
Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah
mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Yang dahulu jauh dari Allah; banyak
melakukan pelanggaran juga banyak melakukan dosa.
Dari garis keturunan saya ini adalah orang Kristen,
tetapi sebetulnya jauh dari Tuhan, tidak mengerti firman, sehingga banyak melakukan
pelanggaran dan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Jadi kekristenan tidak menjadi jaminan.
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di
dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa
kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang
durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu
kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa
nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada
dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang
lain.
Penyebab-penyebab
terjadinya dosa:
- Mengikuti jalan dunia ini.
- Mentaati kerajaan angkasa.
- Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Inilah penyebab- penyebab terjadinya dosa, menimpa orang-orang yang
hidupnya jauh dari Allah.
Yang pertama dan kedua telah saya sampaikan untuk beberapa seri, kita
sudah terima dan kiranya kita diberkati.
Sekarang kita memperhatikan...
Keterangan: Hidup didalam HAWA nafsu daging dan menuruti kehendak
daging
Perkara ini kita kaitkan dengan Esau.
Kejadian 25 :24-28
(25:24) Setelah genap
harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya.
(25:25) Keluarlah yang
pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia
dinamai Esau.
(25:26) Sesudah itu
keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub.
Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
(25:27) Lalu bertambah
besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang
suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka
tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang
kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada
Yakub.
“Esau adalah seorang yang
pandai berburu daging” = hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti
kehendak daging.
Tabiat- tabiat daging.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging
telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan
kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal
yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 tabiat daging yaitu: (1) percabulan,
(2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5)
sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13)
kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
Hidup menurut hawa nafsu daging dan menuruti keinginan daging, tidak
akan mendapat bagian di dalam kejaraan sorga.
Sebab itu Rasul Paulus menghimbau kepada jemaat di Galatia supaya
mereka tidak hidup menurut hawa nafsu daging dan tidak hidup menurut keinginan
daging, sebab darah daging tidak mewarisi kerajaan sorga. Kiranya himbauan ini
juga termasuk kepada kita bukan kepada jemaat di Galatia saja.
Alasan-alasan bila hidup
menurut daging tidak masuk sorga.
yang
Pertama.
Galitia 5:17-18
(5:17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan
keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya
bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu
kehendaki.
(5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka
kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Keiginan daging bertentangan dengan keinginan roh demikian juga
sebaliknya.
Jadi sangat jelas karena kedua-duanya
bertentangan sehingga kita perhatikan kalimat: ”sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”
Artinya: Setiap orang yang melakukan keinginan
daging melakukan apa yang tidak baik = melakukan apa yang di benci.
Melakukan sesuatu yang tidak baik, yang dibenci itukan suatu perbuatan
bodoh; sudah tahu tidak baik tetapi dilakukan, sudah tahu itu sesuatu yang
dibenci tetapi dilakukan, tetapi kenyataannya sedang berlangsung.
Pertanyaannya: Mengapa
seseorang melakukan yang tidak baik / melakukan apa yang di benci?
Jawabnya: Karena setiap orang yang hidup menurut keinginan daging
berada di bawah hukum Taurat .
Berbuat dosa karena keinginan daging
dirangsang oleh hukum Taurat, tetapi kalau perzinahan itu dosa sendiri kepada
Tuhan. Pendeknya, setiap orang yang melakukan kesalahan di luar alam sadarnya,
itu disebabkan oleh hukum Taurat.
Mari kita melihat....
Roma 7 :5
(7:5) Sebab waktu kita
masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum
Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.
Hukum Taurat itu merangsang dosa sehingga
dosa-dosa itu bekerja di dalam anggota-anggota tubuh (dalam seluruh hidup), sedangkan
upah dosa adalah maut.
Jadi yang merangsang dosa itu adalah hukum
Taurat mulai dari mata, hidung, kaki, tangan dan lain sebagainya.
Contoh bahwa
hukum Taurat itu merangsang dosa.
Roma 7 :7-8
(7:7). Jika demikian,
apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali
tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku
juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan:
"Jangan mengingini!" Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah
mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat
tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"
(7:8) Tetapi dalam perintah
itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa
keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.
Dahulu kita
tidak tahu apa itu keinginan kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “jangan mengingini”, tetapi dengan
adanya pernyataan tentang: “jangan mengingini” akhirnya kita tahu apa itu keinginan, berarti
betul-betul hukum Taurat itu merangsang dosa.
Pendeknya oleh
karena hukum Taurat dosa mendapat kesempatan untuk membangkit-bangkitkan rupa-rupa
keinginan sehingga larangan-larangan itu di langgar. Seperti firman Tuhan yang
berkata: “Jangan mengingini rumah
sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya
perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai
sesamamu." Tetapi justru karena adanya pernyataan itu ada keinginan
untuk melakukan dosa itu. Iniah dosa di luar alam sadar, tetapi kalau dosa
perizinahan dia berurusan langsung dengan Tuhan, itu disebut di dalam alam sadar.
Didalam hukum Taurat
ada 9 kali kata “jangan”, tetapi
dengan adanya larangan justru dosa mendapat kesempatan untuk
membangkit-bangkitan rupa-rupa keinginan itu.
Roma 7 : 9
(7:9) Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan
tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup,
Setelah hukum Taurat berlaku, dosa itu
mulai hidup, berarti benar- benar bahwa hukum Taurat itu merangsang dosa.
Roma 7:15-17
(7:15) Sebab apa yang aku
perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat,
tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
(7:16) Jadi jika aku
perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu
baik.
(7:17) Kalau demikian
bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.
Melakukan sesuatu di luar kehendak sendiri = melakukan apa yang tidak
baik = melakukan apa yang di benci, semua itu terjadi di bawah alam sadar
karena hukum Taurat.
Tanda-tanda bahwa
seseorang menyetujui hukum Taurat, kita kaitkan
dengan pribadi Yesus dan hukum Taurat.
Matius 5:17-48.
4 perkara tentang hukum Taurat:
a. Matius 5:21-22
(5:21). Kamu
telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh;
siapa yang membunuh harus dihukum.
(5:22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang
yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada
saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata:
Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Hukum Taurat: “Jangan membunuh.”
Hukum kasih
karunia:
- “Setiap orang yang marah
terhadap saudaranya harus dihukum.”
- “Siapa yang berkata kepada
saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama.”
- “Siapa yang berkata:
Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala” = binasa.
b. Matius 5:27-28
(5:27) Kamu
telah mendengar firman: Jangan berzinah.
(5:28) Tetapi
Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Hukum Taurat: “Jangan berzinah.”
Hukum kasih karunia: “Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah
berzinah dengan dia di dalam hatinya.”
c. Matius 5:33-36
(5:33) Kamu
telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan
bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
(5:34) Tetapi
Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena
langit adalah takhta Allah,
(5:35) maupun
demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena
Yerusalem adalah kota Raja Besar;
(5:36) janganlah
juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan
atau menghitamkan sehelai rambutpun.
Hukum Taurat: “Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.” =
boleh bersumpah tetapi jangan palsu dihadapan Tuhan.
Hukum kasih karunia: “Janganlah sekali-kali bersumpah.”
- Baik demi langit,
alasannya; karena langit adalah takhta Allah.
- Baik demi bumi, karena bumi
adalah tumpuan kaki-Nya.
- Baik demi Yerusalem, karena
Yerusalem adalah kota Raja Besar.
- Baik demi kepala, karena
engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun.
Matius 5:37
(5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika
tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari
si jahat.
Hukum kasih
karunia: Jika YA katakan YA, jika TIDAK hendaklah katakan TIDAK = YA di atas
YA, TIDAK di atas TIDAK, lebih dari itu berasal dari si jahat. Jadi, tidak
perlu bersumpah baik demi apapun.
d. Matius 5: 38-39
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti
gigi.
(5:39) Tetapi
Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat
kepadamu,melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya
pipi kirimu.
Hukum Taurat: “Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.”
Artinya: Kejahatan dibalas dengan kejahatan,
orang yang berbuat salah tidak lepas dari hukum Taurat.
Seperti perempuan yang kedapatan berbuat zinah pada
pagi hari, perempuan ini dibawa kepada Yesus untuk diadili tetapi kasih karuni
menolong dia.
Hukum kasih karunia: “Siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi
kirimu”.
Jadi tidak sesuai dengan hukum Taurat.
Kesimpulannya:
Hukum taurat itu menjalankan
ibadah secara lahiriah.
Seperti tadi, “jangan membunuh” supaya jangan dibunuh, tetapi kasih karunia;
jangan marah, jangan menyebut kafir, jangan menyebut jahil, jadi batinnya,
bukan lahiriahnya.
Juga yang kedua; “jangan berzinah” , tetapi hukum kasih karunia; memandang perempuan
dalam hati sudah berzinah, jadi batinnya, bukan lahiriahnya.
Itu sebanya saya katakan tadi: Hukum taurat = menjalankan ibadah secara lahiriah saja.
Mari kita lihat ibadah lahiriah...
Matius 15:7-8
(15:7) Hai orang-orang
munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini
memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Memuliakan Allah dengan bibirnya padahal hatinya jauh dari Tuhan =
menjalankan ibadah secara lahiriah.
Bisa saja kita memuji Tuhan, bersorak-sorai, tetapi pada saat firman
disampaikan hatinya jauh dari Tuhan = menjalankan ibadah secara lahiriah =
mempersembahkan tubuh jasmani sebagai korban persembahan, tetapi manusia
batiniahnya tidak dipersembahkan sebagai korban kepada Tuhan.
Matius 15:7-9
(15:9) Percuma mereka
beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia.
Menjalankan ibadah secara lahirian = ibadah yang sia-sia, karena menjalankan
ibadah secara lahiriah, hanya menuruti aturan manusia saja, bukan dengan
ketulusan dan kemurnian.
Sama seperti; kalau seseorang dihimbau untuk beribadah baru dia datang
beribadah, dihimbau melayani baru dia datang melayani, dihimbau menjalankan
sesuatu perkara baru ia menjalankannya, itu namaya hanya karena aturan saja,
kalau tidak di atur dan tidak diperintah tidak dilakukan, persis seperti orang
bebal. Itu adalah ibadah lahiriah, sia-sia ibadah yang seperti itu.
Saya kasihan melihat banyak gereja, ibadahnya karena lahiriah saja,
beribadah hanya untuk pamer baju, perhiasan, mobil dan sebagainya, itukan
ibadah lahiriah, tidak mengerti tujuan ibadah, hanya menjalankan perintah
manusia, bukan dengan pengabdian, penyerahan diri, dengan segala ketulusan dan
kemurniannya kepada Tuhan.
Bagaimana dengan kita pada malam ini, apakah menjalankan ibadah hanya karena
lahiriah atau betul-betul karena penyerahan diri, pengabdian kepada Tuhan
secara total dengan segala ketulusan, dengan segala kemurnian, atau karena
aturan supaya dilihat bapak gembala???? itu sia-sia tidak ada artinya.
Saudaraku, seseorang tertindas karena dosa bukan karena salib. Kalau
kita melayani Tuhan dengan kasih; sebesar apapun salib, menjadi ringan, tetapi
kalau melayani dengan persungutan yang kecil saja jadi berat, tertindas terus.
Jadi yang membuat kita tertintas bukan karena salib tetapi karena
dosa.
Yang
kedua.
Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang
hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup
menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
“Mereka yang hidup menurut
daging hanya memikirkan hal-hal yang dari daging”=
tidak memikirkan hal-hal yang rohani yaitu perkara sorgawi itulah ibadah dan
pelayanan.
Orang yang hidup menurut daging; hanya memikirkan daging saja tidak
memikirkan sorga, sama seperti orang kaya, dia mengumpulkan harta di bumi bukan
mengumpulkan harta di sorga, setelah hartanya itu banyak, ia bertanya kepada
hatinya; “apa yang harus aku perbuat?”
lalu sejenak ia menemukan jawabannya; “aku
akan memperbesar lumbung-lumbungku dan akan menyimpan segala hartaku di situ” (dengan
tujuan untuk mempersiapkan masa depannya), sehingga dengan demikian ia berkata kepada
jiwanya; “bersitirahatlah, makanlah,
minumlah, bersenang-senanglah.”
Itulah kalau tidak memikirkan perkara sorga, tidak memikirkan ibadah
dan pelayanan dan segala kegiatan-kegiatan yang Tuhan percayakan dalam kandang
penggembalan.
Matius 23 :1-2
(23:1). Maka berkatalah
Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
Ahli-ahli Taurat menduduki kursi Musa = melayani tetapi hidup di bawah
hukum Taurat.
Sehingga .....
Matius 23:16-19
(23:16) Celakalah kamu,
hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu
tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu
orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau
Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi
mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di
atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19) Hai kamu
orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang
menguduskan persembahan itu?
Ahli Taurat dan orang farisi melayani namun terikat dengan segala
perkara-perkara lahiriah = melayani tetapi hidup menurut keinginan daging saja,
sehingga mereka terikat dengan perkara lahiriah di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan mereka, tidak memikirkan perkara sorgawi antara lain :
- Bait suci yang menguduskan emas yang ada di bait suci.
- Mezbah yang menguduskan persembahan yang ada di atas mezbah.
= tidak memperhatikan kesucian
dan tidak memperhatikan doa penyembahan =
tanpa penyerahan diri
Jadi kalau terikat dengan perkara lahririah tidak meperhatikan perkara
yang di sorga, perkara rohani yaitu; tidak memperhatikan kesucian, tidak
memperhatikan penyembahannya.
Segala sesuatu yang kita punya itu seperti emas, di kuduskan oleh bait
suci, kemudian persembahan yang ada di atas mezbah itu di kuduskan lewat penyembahan
kita, semuanya hidup kita berkenan kalau kita hidup di dalam doa penyembahan.
Segala yang kita punya menjadi kudus kalau memang kita hidup dalam kekudusan. Tetapi
rupa-rupanya ahli Taurat dan orang farisi tidak memperhatikan tentang perkara
rohani, tidak memperhatikan tentang kesuciaannya, tidak memperhatikan tentang
penyembahannya, yang terpenting emas lebih penting dari bait suci, persembahan yang
di atas mezbah lebih penting dari mezbahnya / doanya / penyembahannya.
Lebih jelas...
Yesaya 22:15
(22:15). Beginilah firman
Tuhan, TUHAN semesta alam: "Mari, pergilah kepada kepala istana ini,
kepada Sebna yang mengurus istana, dan katakan:
Sebna, kepala istana tugasnya adalah mengurus istana, menjadi tukang
gali kuburan = tidak memikirkan perkara-perkara di atas, perkara-perkara
rohani, perkara-perkara di sorga, itulah ibadah pelayan.
Bayangkan, pengurus kepala istana kerajaan lebih suka menjadi tukang
gali kuburan? Tidak masuk akal. Jadilah pengurus yang baik dalam segenap rumah
Tuhan.
Di tengah-tengah ibadah ini Tuhan bertakhta, berhadirat dan memerintah
umat-Nya, sebab itu jadilah pengurus yang baik dalam segenap rumah Tuhan =
memikirkan perkara-perkara di sorga, tetapi kalau menjadi tukang gali kuburan =
memikirkan perkara-perkara di bawah = menurunkan derajat seseorang.
Sebab itu di katakan di dalam Roma
14 : Kerajaan sorga bukan soal makan dan minum tetapi soal kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita yang di kerjakan oleh Roh Kudus, barangsiapa mencari
kerajaan sorga dengan cara seperti itu ia dihormati manusia dan berkenan
dihapan Tuhan.
Yesaya 22:18
(22:18) dan menggulung
engkau keras-keras menjadi suatu gulungan dan menggulingkan engkau seperti bola
ke tanah yang luas; di situlah engkau akan mati, dan di situlah akan tinggal
kereta-kereta kemuliaanmu, hai engkau yang memalukan keluarga tuanmu!
Kalau seorang imam / pelayan Tuhan, seorang hamba Tuhan, terikat
dengan perkara-perkara lahiriah, secara tidak langsung telah mempermalukan
Tuhan, Dia Raja di atas segala raja.
Yesaya 22:16
(22:16) Ada apamu dan
siapamu di sini, maka engkau menggali kubur bagimu di sini, hai yang menggali
kuburnya di tempat tinggi, yang memahat kediaman baginya di bukit batu?
Di sini ada pertanyaan: “Ada apamu
dan siapamu di sini?”, artinya; hal yang lahiriah tidak lebih berharga dari
pada perkara di sorga. Dalam kerajaan sorga ada Tuhan Yesus bersama dengan
malaikat-Nya, tetapi kalau menjadi tukang gali kuburan tidak ada Tuhan di situ
menjadi penolong.
Perkara di bawah tidak dapat menyelamatkan jiwa sebab itu pertanyaan
ini penting: “Ada apamu dan siapamu di
situ?” jawabnya; tidak ada Tuhan dan siapa-siapa di situ = pekerjaan dan
karir tidak memberi jaminan keselamatan.
Belajar perhatikan firman supaya menjadi kaya dalam kebajikan, mari
rubah cara berpikir mulai dari sekarang. Banyak orang hanya karena karir menjual
Tuhan.
Yesaya 22 :17-19
(22:17) Sesungguhnya,
TUHAN akan melontarkan engkau jauh-jauh, hai orang! Ia akan memegang engkau
dengan kuat-kuat
(22:18) dan menggulung
engkau keras-keras menjadi suatu gulungan dan menggulingkan engkau seperti bola
ke tanah yang luas; di situlah engkau akan mati, dan di situlah akan tinggal
kereta-kereta kemuliaanmu, hai engkau yang memalukan keluarga tuanmu!
(22:19) Aku akan
melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan.
Dan akhirnya Sebna di lemparkan dari jabatannya dan dijatuhkan dari
pangkatnya, bahkan di permalukan seperti bola yang ditendang kian kemari.
Kalau kita tidak mencari perkara di sorga, perkara di atas, perkara
rohani; di permalukan Tuhan, sebab jika kita jauh dari Tuhan yang terjadi
adalah dosa karena keinginan daging,
dosa karena dunia dengan segala
pengaruhnya, dosa karena Iblis/Setan
itulah roh jahat dan roh najis.
Yang telah dipermain-mainkan oleh keinginan daging, dipermain-mainkan
oleh roh jahat dan roh najis, saatnya kita kembali kepada kebenaran; pikirkan
perkara di atas / perkara di sorga / perkara rohani, supaya hati kita ini tidak
dipermain-mainkan lagi oleh roh jahat dan roh najis, perasaan kita ini tidak dipermain-mainkan
oleh roh jahat dan roh najis.
Yang mau mencari perkara di sorga, perkara rohani di atas, maka Tuhan
angkat terus sesuai dengan janji-Nya dalam
Wahyu 1:6 Di angkat menjadi
imam-imam dan raja-raja bagi Allah untuk memerintah di bumi.
Jadi bukan diperintah dosa (menjadi hamba dosa), tetapi memerintah di
bumi, itulah raja-raja, imam-imam bagi Allah. Kalau kita sungguh-sungguh
beribadah dan melayani = mencari kerajaan sorga, kalau kita melayani
sungguh-sungguh berarti menjadi pengurus yang baik di dalam rumah Tuhan, di
dalam kerajaan sorga.
Jangan lagi ibadah ini hanya liturgis, tetapi betul-betul menjadi
pengurus yang baik di dalam segenap rumah Tuhan, pikirkan perkara di atas
supaya Tuhan tidak mempermalukan kita. Saya bicara ini berdasarkan pengalaman, bukan
dari pengetahuan, betul-betul terjadi dalam hidup saya.
Yesaya 22:20-21
(22:20) Maka pada waktu
itu Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia:
(22:21) Aku akan
mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan
kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi
penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.
Akhirnya posisi sebagai kepala istana kerajaan beralih kepada Elyakim
bin Hilkia.
Yesus Kristus Dia di sebut Rasul dan Nabi, juga setia dalam segenap
rumah Tuhan, Dia imam besar tugas Nya untuk memperdamaikan dosa manusia =
pengantara antara Allah dengan manusia, Dia kepala rumah Tuhan tugas-Nya menyelamatkan
tubuh dengan dua cara, yaitu :
- Menguduskan sesudah dimandikan dengan air dan firman.
- Mengasuh dan merawat.
Yesus melakukan semuanya ini karena Dia setia dalam segenap rumah
Tuhan, sebagai kepala rumah Tuhan.
Tandanya sebagai kepala
pengurus kerajaan / istana :
1. “Mengenakan jubah” à hadirnya Imam
Besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita.
Menurut peraturan Melkisedek Yesus adalah seorang
imam besar, Dia telah memberikan roti dan anggur pada Abram = Tubuh dan darah
Yesus = korban Kristus, yang adalah jaminan hidup.
Kita merindukan kehadiran Imam Besar di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita ini.
2. “Ikat pinggang akan di
ikatkan kepadanya.”
Yesaya 11:5
(11:5) Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran
dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Ikat pinggang
yang tetap terikat di pinggang = tidak menyimpang dari kebenaran, tidak menyimpang dari kesetiaan.
- Kebenaran yang sejati terletak pada salib Kristus, di luar salib
Kristus tidak ada lagi kebenaran.
Pendeknya, tidak menyimpang dari kebenaran =
sangkal diri dan pikul salib.
- Tidak menyimpang dari kesetiaan.
Setia di awali dengan dipanggil = mendengar suara Tuhan. Selanjutnya, dipilih melayani Tuhan = suasana
kebangkitan = hidup baru. Berarti; setia dalam panggilan, setia dalam pilihan.
Setia dalam panggilan berarti dengar-dengaran,
setia dalam pilihan berarti melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
3. “Kekuasaanmu akan ku
berikan kepadanya.”
Kisah para rasul 1:8
(1:8) Tetapi
kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan
menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi."
Kalau seseorang berkuasa adalah tanda kalau ia
penuh dengan Roh Kudus.
Ciri-cirinya: Menjadi kesaksian mulai dari;
-
Yerusalem = kota Raja Besar = ibadah dan
pelayanan.
-
Yudea à kerohaniaan yang masih kanak-kanak =suam-suam.
-
Samaria à kehidupan yang masih jauh dari Tuhan.
-
Ujung bumi = orang yang belum mengenal Tuhan.
Yesaya 22:21
(22:21) Aku akan
mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan
kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi
penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.
Elyakim bin Hilkia menjadi bapa bagi Yerusalem dan bagi kaum Yehuda .
- Bapa yang baik tidak akan memberikan batu apabila anak-Nya meminta roti.
Tuhan menyatakan kebenaran = kasih karunia bukan hukum
Taurat.
Batu = hukum taurat, roti = kasih karunia.
- Bapa yang baik tidak akan memeberikan ular jika anak-Nya meminta ikan.
Artinya; menjadi kehidupan yang diurapi sehingga
jauh dari tabiat setan.
Ikan à kehidupan yang di urapi oleh Roh Kudus, ular gambaran dari
Iblis/Setan.
Ini bapa yang baik
bagi Yerusalem dan Yehuda, artinya; menjadi bapa yang baik bagi mereka yang
beribadah dan melayani Tuhan.
Yehuda = imam-imam
dan raja-raja = pelayan-pelayan Tuhan.
Yerusalem = ibadah
dan pelayanan.
Tuhan adalah Bapa
yang baik, Dia mengerti kita terkhusus buat mereka yang ada di Yerusalem dan Yehuda.
Kalau kita mau
beribadah dan melayani Tuhan Dia menjadi Bapa yang baik, Dia tidak akan
memberikan batu jika anak-Nya meminta roti, kita boleh merasakan kasih karunia,
tidak hidup di bawah hukum Taurat. Dia tidak akan memberikan ular jika anak-Nya
meminta ikan, artinya; kita hidup di bawah urapan Roh Kudus jauh dari tabiat
Setan, tidak dikuasai roh jahat, tidak di kuasai roh najis. Tuhan Bapa yang
baik, Tuhan Bapa yang baik. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita
firman;
Gembala
sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment