IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 4 MARET 2016
“KITAB
MALEAKHI”
Subtema : MEMELIHARA HARTA YANG INDAH
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih
setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman
Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Biarlah
kiranya kita ditolong malam ini lewat pembukaan rahasia firman Tuhan dan
memulihkan segala sesuatunya.
Kita
kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari
Maleakhi pasal 4.
Maleakhi
4:1
(4:1)
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang
gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan
terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak
ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Terlebih
dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa
sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara
tentang kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua, sebagai Raja yang
berkuasa untuk menghakimi semua bangsa.
Sebagai
gambaran hari penghakiman itu menyala
seperti perapian.
Maka yang akan
terbakar pada hari penghakiman itu adalah; jerami.
Jerami =
batang padi / batang gandum yang kering sesudah dituai à
kerohanian yang kering-kering.
Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam
Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur
dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak
tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Kerohanian
yang kering-kering digambarkan oleh ranting yang tidak melekat pada Pokok
Anggur, sehingga menjadi kering dan tidak berbuah.
Tidak berbuah
= tidak dapat berbuat baik kepada Tuhan di tengah ibadah pelayanan.
“Ranting yang tidak melekat pada Pokok Anggur” artinya; tanpa persekutuan dengan Tuhan = jauh
dari Tuhan = tanpa ibadah dan pelayanan.
Saudaraku, di
luar Tuhan, di luar ibadah dan pelayanan, seseorang tidak dapat berbuat sesuatu
yang baik dihadapan Tuhan dan dihadapan sesama.
Yeremia 17:5-6
(17:5) Beginilah firman
TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti
semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan
baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin
yang tidak berpenduduk.
Tanda bila
kerohanian seseorang kering-kering: Mengandalkan manusia dan mengandalkan kekuatannya
sendiri.
Keadaan bila kerohanian kering-kering.
a.
“Seperti semak bulus di padang belantara” = tidak mendapat kemurahan = jauh dari kasih
karunia, orang seperti ini tidak tertolong lagi.
b.
“Tidak akan mengalami datangnya keadaan baik”
= tidak akan mengalami pemulihan karena tidak mau bertobat.
Orang
yang tidak mau bertobat tidak akan pernah mengalami pemulihan.
c.
- “Tinggal di tanah angus di padang gurun”
= gersang tidak menghasilkan apa-apa.
-
“Tinggal di negeri padang asing yang tidak
berpenduduk” = jauh dari
kasih Allah.
Bukti tanpa persekutuan dengan Tuhan.
Yeremia 17:4
(17:4) Engkau terpaksa lepas tangan dari milik
pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan membuat engkau menjadi
budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam murka-Ku api telah
mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."
“Lepas tangan dari milik pusaka” artinya; tidak mengambil bagian di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Ibadah dan
pelayanan ini adalah milik pusaka yang Tuhan percayakan, Tuhanlah bagian kita.
Kerugian yang
terjadi bila lepas tangan dari milik pusaka: “Menjadi budak musuh.”
Ada dua musuh
utama / musuh abadi, yaitu;
-
Daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
-
Iblis
setan itulah roh jahat dan roh
najis.
Keduanya-duanya
ini adalah musuh utama.
Daerah / tempat ketika diperbudak musuh: “Di
negeri yang tidak dikenal” yaitu; di tengah-tengah kefasikan dunia ini.
-
Bangsa Israel
pernah diperbudak di Mesir selama
430 tahun lamanya, mereka harus kerja paksa sampai memahitkan hati mereka.
Kalau diperbudak
oleh dosa dan tanpa hari perhentian akan menimbulkan kepahitan.
Itulah
yang dialami oleh bangsa Israel ketika diperbudak di Mesir.
Hati-hati,
orang yang jauh dari Tuhan karena pekerjaan, tidak masuk pada hari perhentian /
tidak menguduskan hari Sabat, tidak terjadi pemulihan dalam hidupnya, itulah yang
membuat seseorang mengalami kepahitan.
-
Bangsa Israel pernah
dibuang ke Babel selama 70 tahun
lamanya.
Babel adalah
tempat roh jahat dan roh najis bersembunyi.
Pendeknya: Mesir
dan Babel adalah tempat yang tidak dikenal, itulah tempat
yang tidak dikenal.
Sesungguhnya,
Tuhan telah menjanjikan suatu negeri sebagai milik pusaka, itulah kota Raja
Besar, tempat kita beribadah dan melayani Tuhan, yaitu kandang penggembalaan
yang Tuhan percayakan, tetapi kalau lepas tangan dari milik pusaka, tidak
terbeban dengan pekerjaan Tuhan, tidak mau mengambil bagian di tengah-tengah ibadah
dan pelayanan akan diperbudak oleh dua musuh abadi; daging dan Iblis Setan,
tempatnya di luar kandang penggembalaan.
Pertanyaanya: Siapakah mereka yang disebut jerami???
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala
seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik
menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman
TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
“Semua orang gegabah dan setiap orang yang
berbuat fasik” = jerami.
Sejenak kita
melihat orang gegabah...
Maleakhi
3:13-15
(3:13) Bicaramu kurang
ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami
bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata:
"Adalah sia-sia beribadah
kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan
terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta
alam?
(3:15) Oleh sebab itu kita
ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang
yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput
juga."
Orang-orang
gegabah berkata:
-
"Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.”
Saya tandaskan
malam ini; beribadah kepada Tuhan bukanlah suatu kesia-siaan, justru harus memelihara
hari Sabat, hari yang ke tujuh sebab itu adalah hari perhentian bagi Tuhan.
Kalau
seseorang diperbudak oleh dosa, seseorang ditindas oleh dosa, maka seseorang
akan mengalami kelelahan, lalu kalau tidak masuk pada hari perhentian orang
yang berdosa akan semakin tertindas dan akan mengalami kelelahan dalam
hidupnya.
Itu
sebabnya banyak orang kecewa, putus asa, stress, dan akhirnya bunuh diri, sudah
terlalu lelah dalam hidup dan ketika kelelahan itu mulai menggoncang dia, dia putus
asa dan kecewa akhirnya bunuh diri.
Jadi, sesungguhnya
tidak sia-sia beribadah kepada Tuhan,
Kemudian
memelihara hari Sabat (hari ke tujuh), hari perhentian bagi Tuhan Allah,
tujuannya; supaya kita tetap mengikuti contoh teladan dari Tuhan. Contoh teladan
yang Tuhan berikan itulah yang menyelamatkan, oleh karena salib kita
diselamatkan.
Kesimpulannya;
perkataan orang gegabah; "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah’ itu
tidak benar / salah!
Ayo, yang
masih gegabah yang masih merasa ibadah itu adalah suatu kesia-siaan minta ampunlah
kepada Tuhan. Kalau ada seseorang yang menganggap ibadah itu adalah suatu kesia-siaan,
menunjukkan bahwa ia adalah orang gegabah.
-
“Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus
dilakukan terhadap-Nya?”
-
“Apakah untungnya berjalan dengan pakaian
berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?”
Sekarang kita
akan memperhatikan perkataan orang gegabah yang kedua yaitu; “Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus
dilakukan terhadap-Nya?”
Untuk
mengetahui benar atau salah perkataan orang gegabah ini, kita bandingkan dengan
nasihat / perkataan rasul Paulus kepada Timotius (anak rohaninya)..
2 Timotius
1:14
(1:14) Peliharalah harta yang indah, yang telah
dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.
Rasul Paulus
berkata kepada Timotius: “Peliharalah
harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita.”
Harta yang
indah = karunia-karunia Roh Kudus.
1 Korintus
12:13
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik
orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah
dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Perhatikan
kalimat: “Kita semua diberi minum dari
satu Roh”
Artinya; Tuhan
memberikan karunia-karunia Roh Kudus yaitu; karunia-karunia yang berbeda-beda
tetapi satu Roh.
1 Korintus
12:4-6
(12:4) Ada rupa-rupa
karunia, tetapi satu Roh.
(12:5) Dan ada rupa-rupa
pelayanan, tetapi satu Tuhan.
(12:6) Dan ada
berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan
semuanya dalam semua orang.
Harta yang indah
(karunia-karunia Roh Kudus), antara lain;
Pertama: “Allah memberi rupa-rupa
karunia” yaitu; sembilan karunia Roh Kudus.
1 Korintus 12:7-10
(12:7) Tetapi kepada
tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
(12:8) Sebab kepada yang
seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada
yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang
Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang
seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan
karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia
untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Ada 9 karunia Roh Kudus, yaitu; (1) Karunia untuk berkata-kata dengan
hikmat. (2) Karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (3) Karunia iman. (4) Karunia
untuk menyembuhkan. (5) Karunia untuk
mengadakan mujizat. (6) Karunia untuk bernubuat. (7) Karunia untuk membedakan
bermacam-macam roh. (8) Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh. (9) Karunia
untuk menafsirkan bahasa roh.
Kedua: “Allah memberi rupa-rupa
pelayan.”
Banyak jenis pelayanan, ada yang melayani di panti asuhan, ada yang
melayani di panti jompo, ada yang melayani terhadap orang yang terhilang, ada
yang melayani orang di pinggir jalan, ada yang melayani di dalam rumah Tuhan,
juga ada yang melayani di sembarang tempat, maksudnya yang belum terjangkau.
Jadi, itulah rupa-rupa pelayanan.
Ketiga: “Ada berbagai-bagai perbuatan
ajaib” = sembilan buah Roh Kudus.
Galatia 5: 22-23
(5:22) Tetapi buah Roh
ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan,
(5:23) kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Ada 9 buah Roh Kudus yaitu; (1) kasih, (2) sukacita, (3) damai
sejahtera, (4) kesabaran, (5) kemurahan, (6) kebaikan, (7) kesetiaan, (8) kelemahlembutan,
(9) penguasaan diri.
Tidak ada satupun hukum di dunia ini yang mampu menentang 9 buah Roh
Kudus, baik hukum Taurat, hukum rimba, hukum kebenaran diri sendiri.
Tidak ada satupun hukum yang dapat menentang hal-hal itu (9 buah Roh
Kudus) = perbuatan-perbuatan yang ajaib.
Hukum apa saja tidak dapat menentang sembilan buah Roh Kudus, baik
hukum Taurat, hukum rimba, hukum kebenaran diri sendiri. Siapa yang sanggup
menentang orang yang mengasihi, siapa yang dapat menentang sukacita, siapa yang
dapat menentang damai sejahtera, hukum apa dapat menentang kesabaran, hukum apa
yang dapat menentang kemurahan hati seseorang, hukum apa yang dapat menentang
kebaikan seseorang, hukum apa yang dapat menentang kesetiaan, kelemahlembutan
seseorang, hukum apa yang dapat menentang penguasaan diri????? Tidak ada hukum
yang dapat menentang sembilan buah Roh Kudus = perbuatan ajaib.
Keempat.
1 Korintus 12:27-28
(12:27) Kamu semua adalah
tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
(12:28) Dan Allah telah
menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai
nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk
mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan
untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
Ada lima jabatan yaitu; (1) Rasul, (2) Nabi, (3) Penginjil, (4)
Gembala, (5) Guru.
Efesus 4:11
(4:11) Dan Ialah yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
Allah yang memberikan lima jabatan itu, yang juga merupakan harta yang
indah.
Mari kita lihat harta yang indah (diberi minum dari satu Roh).
1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya
ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada
tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
“Semua karunia dan jabatan
dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama” =
diberi minum dari satu Roh.
Perlu untuk diketahui: Tuhan memberikan karunia-karunia dan
jabatan-jabatan Roh Kudus, kepada tiap-tiap orang secara khusus sesuai dengan
kehendak-Nya, bukan kehendak manusia, supaya kita melayani Tuhan dengan tertib
dan dengan segala kerendahan hati.
Kalau kita melayani sesuai dengan kehendak sendiri nanti di situ tidak
ada ketertiban, sebab itu Tuhan memberikan karunia-karunia itu kepada seseorang
secara khusus sesuai dengan kehendak Tuhan saja, bukan sesuai dengan kehendak manusia.
Sebab itu kita tidak boleh melayani dengan kemampuan daging, bukan
melayani dengan kepintaran, keperkasaan dan kekuatan manusia, tetapi harus
melayani dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang, kalau tidak
pelayanan itu acak-acakan, tumpang tindih, simpang siur, karena melayani tidak
sesuai dengan kehendak Tuhan, tanpa kerendahan hati, lupa diri, sudah tidak lagi
tahu posisinya sebagai apa.
Selanjutnya, kalau kita perhatikan 1 Korintus 12 ini hanya terdapat 2 judul, yaitu;
1. Rupa-rupa karunia tetapi satu Roh.
2. Banyak anggota tetapi satu tubuh.
Pasal ini menunjukkan bahwa; memperolah harta yang indah
(karunia-karunia dan jabatan-jabatan), tujuannya; untuk mempersatukan
anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan = masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Jadi jangan sampai dipercaya melayani Tuhan tetapi mengambil jalannya
masing-masing, menuruti kehendak hatinya saja, itu tidak benar, dengan demikian
tidak akan terwujud kesatuan tubuh, anggota tubuh yang berbeda-beda itu tidak
akan satu.
Efesus 4:11-12
(4:11) Dan Ialah yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus,
Tuhan memberikan lima jabatan; “untuk
memperlengkapi orang-orang kudus.”
Tujuannya; “bagi pekerjaan
pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus”, supaya terwujudnya kesatuan tubuh
yang berbeda- beda = terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna =
Mempelai wanita Tuhan.
Efesus 4:13
(4:13) sampai kita semua
telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Bukti-butki adanya kesatuan tubuh (terwujudnya pembangunan tubuh
Kristus):
a. “Mencapai kesatuan iman” =
satu visi dan satu misi dalam kandang penggembalaan ini.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan, juga bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Tetapi sekalipun
memiliki iman, belum tentu mencapai kesatuan iman diantara orang-orang yang
beriman, belum tentu satu visi, satu misi dalam kandang penggembalaan.
Kerinduan saya yang paling mendalam; supaya
firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel ini dikenal oleh banyak orang,
bukan hanya di dalam negeri tetapi juga sampai ke luar negeri. Semoga dalam hal
ini kita semua mencapai kesatuan iman, saling mendukung satu dengan yang lain,
tidak boleh mengambil jalannya masing-masing, saya rindu hal itu, semoga
kerinduan ini terwujud semoga kita mencapai kesatuan iman, sehingga muka
bertemu muka.
b. “Mencapai pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah.”
Kalau ibadah dan pelayanan kita hanya sampai
kepada firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan belum tentu
memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Firman yang
ditambahkan; menyampaikan satu dua ayat ditambahkan dengan cerita-cerita
isapan jempol, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong dan
silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya.
Firman yang dikurangkan; pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dua hal yaitu;
-
“Teori kemakmuran” artinya; orang Kristen
tidak boleh miskin, harus kaya.
Banyak hamba-hamba Tuhan yang menganut paham
seperti ini meninabobokan sidang jemaat, terlebih orang kaya, supaya orang kaya
tidak mundur dari kandang penggembalaan itu, akhirnya yang menjadi tuan di dalam
gereja adalah orang kaya dan uangnya. Dan selalu menyampaikan firman Tuhan
terlebih sepersepuluh supaya diberkati.
Padahal mengembalikan sepersepuluh; supaya ada
makanan di rumah Tuhan, makanan rohani itulah firman Allah, itulah yang
memelihara hidup rohani kita seperti bangsa Israei di padang gurun, memungut
manna segomer tiap-tiap orang.
Segomer = sepersepuluh efa, sehingga bangsa Israel dipelihara, selama
40 tahun di padang gurun.
Banyak hamba Tuhan kharismatik kotbah tentang sepersepuluh
tujuannya supaya diberkati, itu salah, melainkan mengembalikan sepersepuluh
tujuannya; supaya ada makanan di dalam rumah Tuhan dan itu yang memelihara
jiwa.
-
“Dengan tanda-tanda heran / mujizat-mujizat.”
Kalau hamba Tuhan orientasinya hanya sebatas
tanda-tanda heran, biasanya hamba Tuhan seperti ini mengecilkan salib Kristus, karena
faham sekali percaya selamat, tanpa pikul salib = pengikutan yang keliru.
Padahal syarat untuk mengikuti Tuhan; sangkal diri dan pikul salibnya.
Memperoleh pengetahuan yang benar tentang Allah =
mengenal salib Kristus dengan benar.
·
Sangkal diri berarti; tidak bermegah / tidak
menyombongkan diri = mengosongkan diri.
·
Pikul salib berarti memikul tanggung jawab yang
Tuhan percayakan dengan benar.
Sebagai suami
bertanggungjawab terhadap isteri dan anak. Sebagai isteri bertanggungjawab
tunduk kepada kepala. Sebagai anak, hormat kepada orangtua. Sebagai hamba Tuhan,
melayani dengan segenap hati sesuai dengan karunia yang diterima oleh tiap-tiap
orang; setia dalam perkara kecil nanti Tuhan akan percayakan tanggungjawab dalam
perkara yang besar.
c. “Kedewasaan penuh” = telah meninggalkan kerohanian kanak-kanak.
Kerohanian kanak-kanak; mudah menangis, mudah
tertawa, mudah kecewa, mudah bersungut-sungut, tidak dapat bersyukur.
Kalau kedewasaan penuh; mampu menerima makanan
keras itulah firman pengajaran mempelai = rela dikoreksi, disucikan, segala dosa
yang terselubung dalam hati. Sehingga kita bisa melihat tabiatnya; tidak mudah
bersungut-sungut, tidak mudah ngomel, tidak mudah berbantah-bantah kepada
Tuhan, sanggup menderita di tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.
d. “Tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus” = menempatkan
Kristus sebagai kepala = taat, setia, dengar-dengaran = tidak mendahului apa
yang menjadi kehendak Allah.
Supaya jangan mendahului apa yang menjadi
kehendak Allah, terlebih dahulu bertanya kepada Tuhan, jangan menjalankan
sesuatu tanpa keputusan Tuhan, itulah orang yang menempatkan Kristus sebagai
kepala.
Tanya Tuhan dulu baru jalankan. Ayo belajar taat,
setia, dengar-dengaran, belajar terus, jangan pernah sudah merasa dewasa
rohani, supaya kita betul-betul menempatkan Kristus sebagai kepala,
kehendak-Nya yang jadi bukan kehendak manusia.
Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah
seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan
semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima
pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Sampai akhirnya seluruh tubuh rapi
tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya =
terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna oleh karena harta yang
indah, itulah karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang diperoleh tiap-tiap
orang, sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama.
Kolose 2:19
(2:19) sedang ia tidak
berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan
diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan
ilahinya.
“Seluruh tubuh ditunjang
dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi.”
Urat-urat dan sendi-sendi à hamba-hamba Tuhan yang telah memelihara harta yang indah, itulah
orang-orang yang melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh
tiap-tiap orang.
Dari urat-urat dan sendi-sendi inilah setiap anggota tubuh menerima
pertumbuhan rohani yang sehat.
Kalau sendi-sendi terganggu, pertumbuhan dari anggota-angota tubuh itu
akan terganggu, ironisnya salah satu urat terputus; anggota tubuh terpisah, stroek.
Jadi, anggota-angota tubuh mendapat pertumbuhan rohani yang sehat itu
dari urat-urat dan sendi-sendi, oleh sebab itu seluruh tubuh ditunjang dan
diikat menjadi satu itu oleh urat-urat dan sendi-sendi.
Siapapun dia di muka bumi ini, tidak akan dapat menyatukan
anggota-anggota tubuh dengan pengetahuannya sendiri.
Anggota tubuh mendapat pertumbuhan yang sehat oleh urat-urat dan
sendi-sendi.
Kalau urat-urat putus, anggota tubuh terpisah, ngilu, nyeri rohani
sehingga konsentrasi melayani Tuhan terganggu.
2 Timotius 1:5
(1:5) Sebab aku teringat
akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam
nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam
dirimu.
Iman Timotius adalah iman yang tulus ikhlas yang turun dari Lois,
neneknya dan Eunike ibunya.
Kalau ibunya tidak beriman, ini sangat mengandung resiko kepada
anaknya. Inilah yang harus kita perjuangkan sampai pada hari ini.
2 Timotius 1:6
(1:6) Karena itulah
kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh
penumpangan tanganku atasmu.
Paulus memperingatkan Timotius supaya terus mengobarkan karunia Allah = berkobar-kobar melayani Tuhan.
Pelihara harta yang indah, sebab itu pada saat beribadah dan melayani
Tuhan jangan redup-redup dan ngantuk-ngantuk.
Roma 12:11
(12:11) Janganlah
hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Melayani Tuhan
dengan Roh yang bernyala-nyala = mengobarkan karunia-karunia Roh yang diperoleh
tiap-tiap orang, syaratnya; kerajinan jangan menjadi kendor.
Kalau Tuhan
telah tetapkan seseorang melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh lewat
penumpangan tangan dalam kandang penggembalaan ini, melayani Tuhan harus dengan
Roh yang menyala-nyala, baik sebagai pemimpin
pujian, pembaca firman Tuhan, singer, kolektan, pemain musik, multimedia, infocus, tetaplah berkobar-kobar dengan
syarat kerajinan jangan menjadi kendor.
Ada 2 tanda yang terlihat di mana kerajinan tidak
menjadi kendor.
a.
Roma 12:12
(12:12) Bersukacitalah dalam pengharapan,
sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”
b.
Roma 12:13-18
(12:13)
Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu
memberikan tumpangan!
(12:14)
Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
(12:15)
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang
menangis!
(12:16)
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan
perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara
yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
(12:17)
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi
semua orang!
(12:18) Sedapat-dapatnya, kalau hal itu
bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
Perhatikan;
-
“Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan
usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!”
Orang-orang kudus itu menunjuk kepada orang-orang
yang melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh harus dibantu dalam kekurangan
mereka.
-
“Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah
dan jangan mengutuk!.”
-
“Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita,
dan menangislah dengan orang yang menangis.”
Berarti sepenanggung dan seperasaan. Jangan
bersukacita di atas penderitaan orang, ada lagi yang lebih halus bersukacita hanya
dengan orang yang bersukacita, tetapi tidak mau bersedih dengan orang yang
bersedih, itu lebih parah lagi.
-
“Hendaklah
kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama.”
-
“Janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang
tinggi” = jangan memikirkan di
luar iman.
Banyak orang Kristen dengan iman yang kebablasan,
sebab banyak pendeta salah mengartikan ayat firman yang disampaikan Yosua
kepada bangsa Israel ketika mereka merebut tanah Kanaan.
Bangsa Israel merebut tanah Kanaan dari tujuh
penduduk negeri Kanaan, itu karena Tuhan yang menjanjikannya, kalau Tuhan tidak
menjanjikanya mereka tidak akan bisa merebutnya.
Kemudian, Yosua juga berkata kepada 12 suku Israel;
tanah di mana engkau berdiri, itu adalah milik pusakamu, itu memang benar, tetapi
itu adalah janji Allah kepada nenek moyang bangsa Israel.
Jadi jangan terlalu memikirkan hal-hal yang
terlalu tinggi, di luar iman.
Kisah mengenai Yosua ini, seorang hamba Tuhan berani
mengatakan; apa yang engkau pegang akan menjadi milikmu, pegang saja mercy
orang lain di sana, apa engkau tidak ditangkap / dipenjarakan? Itu iman yang
kebablasan.
Banyak hamba Tuhan yang seperti itu dan itu
sangat mengerikan.
-
“Arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang
sederhana.”
-
“Janganlah menganggap dirimu pandai.”
Kalau orang sudah menganggap diri pandai, berarti;
berpuas diri, kalau orang berpuas diri itu tanda kerajinan sudah menjadi
kendor, sedangkan orang dunia saja mengerti tuntutlah ilmu setinggi bintang di
langit.
-
“Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan.”
-
“Lakukanlah
yang baik untuk semua orang.”
-
“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung
padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”
Kalau kita bisa berdamai dengan semua orang
kenapa tidak kita lakukan? Jangan tunggu orang lain datang berdamai kepada
kita, tetapi biarlah kita datang dan berdamai kepada semua orang.
Cara memelihara karunia-karunia Roh (harta yang
indah).
Yang pertama
1 Timotius
6:20
(6:20) Hai Timotius,
peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang
kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa
yang disebut pengetahuan,
Hindarilah
omongan yang kosong = perkataan yang tidak suci = pertentangan-pertentangan
yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan, jangan sampai kita bicara
perkataan yang kosong, sesuatu yang tidak jelas asal muasalnya.
Saya ini
adalah orang yang lepas dari adat dan sedapat mungkin saya lakukan, tetapi
untuk membicarakan ulos, dari mana asalnya, mau apa saya bicarakan hal itu
sampai saya bertengkar dengan orang lain?
Hindari
omongan yang kosong, yang sifatnya bertentangan dengan orang lain, tidak usah
memaksakan kehendak sendiri, begini dan begitu.
Perhatikanlah
saudara: Yesus sendiri tidak memberikan pendapat-Nya (tidak memberi jawaban /
no comment) tentang pertanyaan dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi
sehingga Ia tidak terjebak dengan pertentangan dan perdebatan.
Tuhan tidak
membutuhkan pendapat kita atau argument kita, yang Tuhan mau dan inginkan
supaya kita mau melakukan kehendak-Nya.
Tandanya; ada
pengalaman kematian dan kebangkitan = ada suasana kebangkitan.
Salah satu
contoh perkataan yang tak suci bukan saja bahasa jorok.
Misalnya; dua
orang batak yang sedang berbincang-bincang, kemudian ada satu orang bersuku
lain (misalnya; orang jawa), kemudian orang batak ini serius berbincang-bincang
dan berkata; “maaf ya mas kami bicara
dengan bahasa korea dulu”, itu bahasa yang tak suci, bilang saja; “maaf kami berbahasa batak ya.” Bahasa
batak itu bukan bahasa korea.
Ada bahasa ibu
pertiwi, gunakan itu sebaik-baiknya; jangan elu, gua, doang!!!
Bung Tomo saja
tahu menggunakan bahasa yang resmi bahasa ibu pertiwi yaitu satu bahasa, bahasa
Indonesia, kita yang sudah tergembala kok tidak mengerti menggunakan bahasa
yang baik.
2 Timotius 2:23
(2:23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari,
yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan
pertengkaran,
Hindarilah
soal-soal yang dicari-cari = yang bodoh = yang tidak layak, karena itu
menimbulkan pertengkaran.
2 Timotius 2:24-25
(2:24) sedangkan seorang
hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia
harus cakap mengajar, sabar
(2:25) dan dengan lemah
lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka
mengenal kebenaran,
Seorang hamba
Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah kepada semua orang.
Jangan ramah
pilih kasih dan jangan ramah pandang muka, hamba Tuhan jangan ramah karena
persembahan besar, perpuluhan besar, harus ramah kepada semua orang, saya
belajar untuk menjadi teladan dalam hal ini.
Hamba Tuhan tidak
boleh bertengkar melainkan;
-
Ramah terhadap
semua orang = tanda hidup dalam kasih.
-
Cakap mengajar
à Tabernakel rohani (rumah Tuhan) = tanda hidup
dalam Roh Kudus.
-
Sabar dan lemah
lembut = salib = tanda hidup dalam firman
kebenaran.
Tujuannya;
menuntun orang yang suka melawan dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
bertobat, sehingga mereka mengenal kebenaran.
Cara memelihara karunia-karunia Roh (harta yang
indah).
Yang kedua
1 Timotius 4:14
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia
yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan
penumpangan tangan sidang penatua.
Jangan lalai
mempergunakan karunia-karunia yang ada padamu, giatlah melayani Tuhan dengan
sungguh-sungguh.
Ada 2 alasan
jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada;
1.
Diberikan oleh
nubuat (menerima karunia-karunia dan jabatan-jabatan lewat nubuat).
Nubuatan
= firman para nabi, yang sifatnya menyelidiki, mengoreksi segala yang
terkandung di dalam hati .... 1 Korintus
14:24-25.
Pendeknya,
menerima karunia-karunia Roh setelah disucikan oleh firman para nabi.
2.
Diberikan
lewat penumpangan tangan sidang penatua.
Sidang
penatua = pemimpin di dalam rumah Tuhan / gembala sidang.
Artinya;
dipercaya atas dasar kepercayaan = kemurahan dua tangan Tuhan.
1 Timotius 4:15
(4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di
dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
Kita harus
memperhatikan dua kalimat, yaitu;
-
“Perhatikanlah semuanya itu”
Artinya;
jangan mengabaikan kepercayaan Tuhan.
-
“Hiduplah di dalamnya.”
Artinya;
sungguh-sungguh melayani Tuhan = supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang =
menjadi kesaksian bagi setiap orang.
1 Timotius
4:16
(4:16) Awasilah
dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah
dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan
dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Selanjutnya memperhatikan
dua perkara;
-
“Awasi dirimu sendiri, awasi ajaranmu.”
1
Timotius 4:11-12
(4:11)
Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
(4:12) Jangan
seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi
orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu,
dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Praktek mengawasi diri dan ajaran; “teladan dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu
dan dalam kesucianmu.”
- “Bertekunlah dalam
semuanya itu.”
Yang dimaksud bertekun dalam semua itu adalah...
1
Timotius 4:13
(4:13)
Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci,
dalam membangun dan dalam mengajar.
Yang dimaksud bertekun di sini adalah:
a.
“Bertekun dalam membaca kitab-kitab suci.”
b.
“Bertekunlah
dalam membangun.”
Syarat membangun; di mulai dari bawah = dari nol.
Kalau kita membangun dari bawah berarti;
dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan.
Saya masih ingat waktu membangun penggembalaan
ini, di mulai dari jalan kaki, mengajar PAK tahun 2001 sampai akhrinya 2005,
lewat PAK Kristen ini terjaring satu anak kecil dan sampai akhirnya bertambah-tambah.
Dan saya melihat jiwa yang bertambah semua karena
kasih karunia, sebetulnya saya berharap sekali kita semua ini betul-betul
membangun, bukti membangun; domba beranak domba, bukan gembala beranak domba.
Saya lihat jiwa yang tambah di sini karena kasih
karunia, tetapi tidak terlepas dari membangun tadi, dari NOL.
c.
“Bertekun dalam mengajar.”
Mengajar tidak mesti dari perkataan yang keluar
dari mulut.
Menjadi contoh teladan dari setiap perbuatan saja
itu sudah mengajar orang lain, justru biasanya kalau mengajar dengan mulut, terkadang
tidak semua orang bisa menerima.
Orang bebal belum tentu mau terima pengajaran
dari mulut, jadi mengajar yang lebih efektif dan efesien adalah lewat kesaksian
hidup, orang bebal pasti tunduk, asal tekun dalam pengajaran.
Pertanyaannya:
Siapa yang sanggup memelihara
karunia-karunia Roh?
2 Timotius 1:12-13
(1:12) Itulah sebabnya aku
menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku
percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah
dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.
(1:13) Peganglah segala sesuatu yang telah engkau
dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam
iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Orang-orang
yang rela menderita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kepada Tuhan =
sengsara salib = aniaya karena firman.
Kemudian, di tengah-tengah
penderitaannya itu rasul Paulus tidak tawar hati = tidak malu menderita karena
salib.
Perlu
diketahui: Pada saat manusia batiniahnya dibaharui dari sehari ke sehari, manusia
lahiriah akan semakin merosot.
2 Timotius 3:10-12
(3:10) Tetapi engkau telah
mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan
ketekunanku.
(3:11) Engkau telah ikut
menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia
dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah
melepaskan aku dari padanya.
(3:12) Memang setiap orang
yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,
Setiap orang
yang mau hidup beribadah di dalam Yesus Kristus akan menderita aniaya, itu
tidak bisa dipungkiri.
Jadi kalau
tidak mau menderita, tidak mau berkorban di tengah-tengah ibadah dan pelayanan
tidak memenuhi syarat sebagai orang yang mau hidup beribadah kepada Kristus
Yesus.
Syarat mengikuti
Tuhan adalah; sangkal diri dan pikul salibnya = rela menderita bahkan rela
kehilangan nyawa.
Beribadah
kepada Tuhan harus berkorban, menderita, baik tenaga, waktu, pikiran, keuangan
sekalipun.
Hasilnya;
1 Timotius 4:8
(4:8) Latihan badani
terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung
janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Ibadah
pelayanan berguna dan mengandung janji.
-
Janji untuk
masa sekarang; dipelihara, dilindungi, dibela dan diberkati oleh Tuhan.
-
Janji untuk hidup
yang akan datang; bahagia bersama dengan Dia di dalam kerajaan yang kekal, kerajaan
yang tak tergoncangkan.
1 Timotius 4:9-10
(4:9) Perkataan ini benar
dan patut diterima sepenuhnya.
(4:10) Itulah sebabnya
kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada
Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
Dua kalimat
yang terpenting yang harus kita perhatikan;
a.
“Berjerih
payah di tengah ibadah dan pelayanan.”
b.
“Berjuang
di tengah ibadah dan pelayanan.”
Memperhatikan dua kalimat ini; tanda bahwa kita
menaruh pengaharapan kepada Allah yang hidup.
1 Petrus
4:12-13
(4:12) Saudara-saudara
yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu
sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
(4:13) Sebaliknya,
bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus,
supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan
kemuliaan-Nya.
Jangan heran akan
nyala api siksaan sebagai ujian di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di dalam
kandang penggembalaan ini, sebaliknya bersukacitalah sesuai dengan bagian yang kita
dapat dalam penderitaan Kristus.
Bagian yang kita
dapat di dalam penderitaan Kristus ini adalah; ibadah dan pelayanan, sebab itu bersukacita
saja.
Jadi, jangan
heran, jangan bersungut-sungut kalau ada ujian dan cobaan di tengah ibadah dan
pelayanan, dan jangan membesar-besarkannya, seolah–olah ada sesuatu yang luar
bisa, justru sebaliknya bersukacita sesuai dengan penderitaan yang kita dapat
di dalam Kristus.
Tujuannya;
supaya kita boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan
kemuliaan-Nya.
Kalau kita
melepaskan tangan dari milik pusaka (ibadah dan pelayanan); suatu saat nanti kita
menderita, tetapi kalau karena ibadah dan pelayanan ini kita menderita, kita
akan dimuliakan-Nya pada saat Dia datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai
Pria Sorga.
1 Petrus 1:7
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan
kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana,
yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan
kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Kalau kita menghadapi
ujian maksudnya adalah untuk membuktikan kemurnian iman.
Kemurnian iman
di dalam diri seseorang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana,
yang diuji kemurniannya dalam api = berharga dan mulia di mata Tuhan.
Saudaraku, iman
itu perlu dimurnikan. Bagaimana dengan ibadah kita?
1 Petrus 1:8-9
(1:8) Sekalipun kamu belum
pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia,
sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang
mulia dan yang tidak terkatakan,
(1:9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu
keselamatan jiwamu.
Tanda-tanda
iman yang dimurnikan;
-
Sekalipun belum
pernah mengenal Dia namun tetap mengasihi Dia.
-
Percaya kepada
Dia sekalipun sekarang tidak melihat Dia.
Sampai akhirnya
mencapai tujuan iman yaitu; keselamatan
jiwa. Jadi bukan beriman kepada
perkara lahiriah. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment