Ibadah
raya minggu, 6 MARET 2016
“wahyu pasal empat”
(Seri 06)
Subtema : PAKAIAN PUTIH.
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena
kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu disertai dengan
kesaksian.
Tadi,
kita telah mendegar dua kesaksian. Yang pertama: kesaksian pujian / vocal group
dan puji-pujian yang kita dengar kalau kita perhatikan tadi, cukup membangun
kerohanian kita dan menguatkan kita kembali supaya kita juga kiranya menjadi kesaksian
dalam bentuk yang lain.
Kesaksian
yang kedua dari Rut Dame, untuk sampai di tempat ini bersama-sama dengan kita
penuh dengan pergumulan, tantangan dan rintangan, tetapi itu semua tidak membuat
dia menjadi surut, dia tetap dengan pendiriannya supaya dia benar-benar ada
dalam suatu penggembalaan yang benar sesuai dengan imannya dia. Memang dia pernah
beribadah di GPT di Medan, tetapi mungkin kerohaniannya merasa tidak tergembala.
Saat
ini dia bersama dengan kita, kita doakan dia supaya dia tetap kuat, tidak goyah,
sekalipun ada ujian-ujian. Ujian pertama dia sudah hadapi ketika ia ingin ke
tempat ini, tetapi bukan berarti saat
dia tergembala dengan kita, digembalakan oleh firman pengajaran, tidak menghadapi
pergumulan. Mungkin saja ada pergesekan satu dengan yang lain, ada pergesekan
dari luar dan lain sebagainya. Tetapi percayalah semua itu terjadi atas seijin
Tuhan, untuk memurnikan iman kita masing-masing.
Iman
itu perlu di murnikan, iman yang murni terlihat saat dia mampu melewati ujian
demi ujian.
Ada
orang beribadah karena motiv / tujuan
lain, sudah pasti iman yang seperti ini belum dimurnikan, tetapi orang yang
sungguh-sungguh beribadah dan melayani, dia siap menghadapi resiko.
Iman
yang dimurnikan itu nilainya lebih berharga, dan lebih tinggi dari logam mulia
/ emas yang murni.
Jadi
dikala kita menghadapi ujian, jangan bersungut-sungut, itu pemurnian terhadap
iman, jangan persalahakan si A dan siB, dan
jangan persalahakan Tuhan.
Oleh
sebab itu kita harus saling mendoakan satu dengan yang lain, saling mendukung,
saling menguatkan dan saling menghormati satu dengan yang lain, tidak saling
menjatuhkan, tempatkan Kristus sebagai kepala.
Kembali
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu dari Wahyu pasal 4.
Wahyu
4:4
(4:4)
Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu
duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di
kepala mereka.
24 tua-tua yang duduk di atas takhta itu; “memakai pakaian putih”, pakaian
kebenaran.
Wahyu 19:8
(19:8)
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai
kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan
halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
Pakaian putih disebut juga dengan lenan halus. Arti
rohaninya; perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.
Pendeknya, pakaian putih adalah kebenaran.
Kemudian di sini ada kata: dikaruniakan berarti;
dipercayakan.
Kesimpulannya; memakai pakain putih aritnya;
dipercayakan.
Banyak hal yang telah dipercayakan oleh Tuhan
kepada kita. Sebagai suami itu juga kepercayaan Tuhan. Sebagai seorang isteri
itu juga merupakan kepercayaan Tuhan. Untuk menjadi seorang hamba Tuhan, itu juga
kepercayaan Tuhan, orang-orang yang melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh
itu juga kepercayaan Tuhan.
Yang menjadi pertanyaannya kepada kita adalah;
apakah kita sanggup mempertanggungjawabkan apa yang telah Tuhan percayakan
kepada kita?
Tetapi
sering kali, anak-anak Tuhan tidak mampu mempertanggungjawabkan apa yang dipercayakan
Tuhan = memandang ringan hak kesulungan seperti Esau; hanya karena sepiring
kacang merah, dia jual hak kesulungannya.
Dasarnya
ia melakukan itu karena dia adalah manusia daging dan kesukaannya adalah; tinggal di padang. Berbanding
terbalik dengan Yakub seorang yang tenang suka tinggal di kemah.
1
Yohanes 2:15-16
(2:15) Janganlah kamu
mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia,
maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
(2:16)
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata
serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Perlu
diketahui: Mata ini boleh saja memandang dunia tetapi hati harus tetap mengasihi
Tuhan supaya kita mampu mempertanggungjawabkan apa yang telah Tuhan percayakan
kepada kita.
1
Yohanes 2:17
(2:17) Dan dunia ini
sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah
tetap hidup selama-lamanya.
Orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup untuk selama-lamanya.
Melakukan kehendak Allah = memikul salib di tengah-tengah ibadah dan
pelayananya kepada Tuhan.
Orang yang seperti inilah mampu mempertanggungjawabkan apa yang
dipercayakan oleh Tuhan.
Jadi pengalaman salib ini memberikan suatu kekuatan bagi kita, memberi
motivasi sehingga kita mampu mempertanggungjawabkan segala apa yang dipercayakan
oleh Tuhan.
Sesungguhnya, kekuatan manusia daging itu terbatas, tetapi salib Kristus,
itulah yang memberi kita kekuatan, sehingga kita mampu mempertanggungjawabkan
apa yang Tuhan percayakan kepada kita.
Mari kita lihat..
Keluaran 28:1-2
(28:1) "Engkau harus
menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari
tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku--Harun dan
anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau membuat
pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
Memakai
pakaian putih berarti; dipercayakan jabatan imam.
Jabatan
imam yang dipercayakan, adalah sesuatu yang sangat luar biasa sebetulnya. Jadi
orang-orang yang melayani Tuhan (memegang jabatan imam) itu adalah orang yang
luar biasa.
Bukti orang yang memegang
jabatan imam adalah orang yang luar
biasa.
Wahyu
1:5-6
(1:5) dan dari Yesus
Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang
berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah
melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya--
(1:6) dan yang telah
membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya,
--bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Perhatikan
kalimat; “Yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi
Allah.”
Berarti; orang yang melayani Tuhan diberikan
suatu kedudukan yang sangat tinggi.
Itu sebabnya orang yang melayani Tuhan sangat berharga
dan mulia dihadapan Tuhan dan itu harus dicamkan dengan baik.
Jadi saya sungguh heran tentunya kalau ada orang
yang sudah dipercayakan pelayanan tetapi anggap enteng pelayanan, bermain-main dalam kesucian.
Kita
kembali membaca...
Wahyu
5:9-10
(5:9) Dan mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan
kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan
dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan
bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah
membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita,
dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Menjadi
suatu kerajaan imam bagi Allah dengan satu tujuan; untuk memerintah di bumi
bukan diperintah dosa tetapi berkuasa terhadap dosa.
Begitu
agung dan mulia korban Kristus yang telah menebus kita dan selanjutnya menjadikan
kita suatu kerajaan imam untuk memerintah di bumi, bukan diperintah oleh dosa,
berkuasa terhadap dosa baik yang ditimbulkan oleh daging dengan segala hawa nafsunya, berkuasa terhadap dosa yang ditimbulkan
oleh Iblis Setan itulah roh jahat dan roh najis, berkuasa terhadap dosa yang
ditimbulkan oleh dunia dengan segala
arus dan pengaruhnya.
Tadi
siang saya telah saksikan sedikit; saya ini adalah salah satu korban mode. Pada
waku itu zaman sepatu yang ujungnya lancip tumitnya panjang dan sepatu itu agak
tinggi, itu tahun 1998.
Sebetulnya
ketika menggunakan itu kaki saya sakit, tetapi saya pertahankan, saya jadi
korban mode, itu adalah salah satu dari arus dunia. Dosa menimbulkan sakit,
tetapi tetap saja dipaksakan.
Sekiranya
mungkin kita harus menderita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan tetapi kita
tetap bertahan, itu bagus. Kalau untuk dosa saja kita paksakan diri, apalagi
untuk melayani Tuhan, saya kira itu jauh lebih bagus.
Persamaan dari pakaian
putih.
Keluaran
28:2
(28:2)
Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan
kemuliaan.
Pakaian = lenan halus artinya; perbuatan –
perbuatan benar dari orang-orang kudus.
Sejenak kita melihat orang-orang kudus....
1 Petrus 2:9
(2:9)
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib:
Orang-orang
yang melayani disebut “bangsa
yang terpilih” = “imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan” Allah sendiri.
Tujuannya; untuk memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia.
Jangan sampai melayani tetapi bermain-main di
dalam kekudusannya, mempermain-mainkan kesucian. Kalau ada diantara imam-imam
bermain-main di dalam kesucian, tolong beritahukan kepada saya sekarang, saya
tidak paksa saudara melayani Tuhan.
Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, yang aneh-aneh
sudah terjadi, yang suci biarlah semakin bertambah suci hatinya, yang jahat
biarlah semakin jahat, tetapi yang pasti orang-orang yang melayani disebut
bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa
yang kudus, untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Dia, itulah
salib Kristus.
Keluaran 30:17-20
(30:17) Berfirmanlah TUHAN
kepada Musa:
(30:18) "Haruslah
engkau membuat bejana dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, dan
kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan kautaruhlah air ke
dalamnya.
(30:19) Maka Harun dan
anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya.
(30:20) Apabila mereka
masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan
air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah
itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi
TUHAN,
Anak-anak Harun telah memegang jabatan imam,
untuk masuk ke dalam kemah pertemuan, dan mendekat ke mezbah korban bakaran, untuk
menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi Tuhan,
terlebih dahulu membasuh tangan dan kaki mereka.
Yang pertama:
“Membasuh tangan.”
Membasuh tangan artinya; membasuh segala
perbuatan-perbuatan yang salah. Tangan = perbuatan hidup.
Saudaraku, tidak boleh melayani tetapi bercampur-baur
dengan perbuatan-perbuatan jahat dan segala perbuatan yang najis, sebab itu sebelum
melayani Tuhan terlebih dahulu tangan dibasuh.
Imamat 21:10-12
(21:10)
Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan
menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan
mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah
membiarkan rambutnya terurai dan janganlah
ia mencabik pakaiannya.
(21:11) Janganlah ia dekat
kepada semua mayat, bahkan janganlah ia
menajiskan diri dengan mayat ayahnya atau ibunya.
(21:12)
Janganlah ia keluar dari tempat kudus,
supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak
urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas
kepalanya; Akulah TUHAN.
Perhatikan,
supaya perbuatan-perbuatan tetap di dalam kekudusan itu;
-
“janganlah
membiarkan rambutnya terurai” tujuannya untuk : menempatkan Kristus
sebagai kepala.
-
“Janganlah
mencabik pakaiannya.”
Berarti; orang-orang kudus menjaga kebenaran sebagai
kehormatannya dihadapan Tuhan.
- “Janganlah ia dekat kepada semua
mayat,” bahkan janganlah ia menajiskan diri dengan mayat ayahnya atau
ibunya.
Saudaraku, orang yang ada di luaran sana mereka adalah
mayat yang hidup, hidup tetapi sebetulnya sudah mati karena dosa. Mayat = upah
dosa adalah maut..... Roma 6:25.
Jadi kalaupun dia orangtua jika perbuatnnya seperti
mayat hidup jangan dekat-dekat dengan perbuatannya, supaya jangan menjadi najis,
namun tetap hormat kepada orangtua.
-
“Janganlah
ia keluar dari tempat kudus”
= Menjadi rumah Tuhan
/ Bait Allah yang kudus = menjadi tempatnya firman Allah, Roh Allah,
kasih Allah.
Tangan terlebih dahulu dibasuh untuk masuk ke ruangan
suci untuk mengurus dan membersihkan alat-alat yang di dalamnnya. Jaga
kehormatan, jangan najiskan dirimu dengan tabiat / perbuatan nenek moyang.
Segala perbuatan harus disucikan, barulah layak melayani Tuhan.
Yang
kedua:
“Membasuh kaki.”
Aritnya;
membasuh perjalanan hidup.
Orang
yang berjalan melangkah maju berarti telah meninggalkan jejak dibelakang = dosa
masa lalu.
Dosa
masa lalu harus disucikan (dibereskan), karena dosa masa lalu = si pendenam
yang terus mengejar sampai dendam terbalaskan. Kalau dosa masa lalu telah
dibereskan, maka ke depan berjalan dalam terang (kebenaran).
Mari
kita lihat dimana dosa masa lalu telah dibasuh...
Wayu
4:6
(4:6)
Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah
takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah
muka dan di sebelah belakang.
Empat
makhluk penuh dengan mata di sebelah
muka dan di sebelah belakang = hidup
dalam terang = .perjalanan ke depan dalam terang dan masa lalu telah diterangi.
Mata
adalah pelita (Matius 6:22), sedangkan
dalam Mazmur 119:1-5 firman-Mu adalah
pelita bagi kaki-ku dan terang bagi jalanku.
Mazmur
119:105
(119:105) Firman-Mu itu
pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Firman
Allah adalah pelita bagi kaki dan terang bagi jalan = kaki yang dibasuh dengan
air, seperti empat makhluk penuh dengan mata di muka dan dibelakang.
Kembali
kita membaca...
Keluaran
30:18-19
(30:18) "Haruslah
engkau membuat bejana dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, dan kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan
mezbah, dan kautaruhlah air ke dalamnya.
(30:19) Maka Harun dan
anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan
kaki mereka dengan air dari dalamnya.
Di
sini kita perhatikan; kata “membasuh.”
Perkataan
dibasuh dengan air....
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan
firman,
(5:27)
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
“Dikuduskan sesudah dimandikan
dengan air dan firman” = dibasuh dengan air.
Berarti;
supaya bersih dibutuhkan air yang banyak, limpah dengan firman.
Kalau
orang mandi dengan satu dua gayung air tidak akan bersih, jadi untuk bersih
dibutuhkan air yang banyak.
Mari
kita lihat limpah dengan firman..
Wahyu
22:1
(22:1)
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan
kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
“Sungai air kehidupan yang
mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba” =
limpah dengan firman, antara lain; Limpah dengan Injil kerajaan dan limpah dengan cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus.
Air
yang keluar dari takhta = Injil kerajaan.
Air
yang keluar dari takhta Anak Domba = cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Menyampaikan
firman satu dua ayat lalu disertai dengan cerita isapan jempol = firman yang ditambahkan tetapi yang kita
butuhkan supaya hidup kita bersih adalah firman yang limpah itulah Injil kerajaan
dan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Kalau
dahulu kita menyukai pemberitaan firman yang dikurangkan dan ditambahkan, saatnyalah
sekarang untuk menerima firman yang limpah, sungai air kehidupan yang keluar
dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itulah Injil kerajaan dan cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus.
Sejenak
kita melihat injil kerajaan.....
Sebelum
menerima Injil kerajaan terlebih dahulu menerima Injil keselamatan yaitu; percaya,
bertobat dan dibaptis air.
Di
situ memang terjadi banyak mujizat, tanda-tanda heran, kesembuhan-kesembuhan
dan lain sebagainya.
Injil
keselamatan = asas-asas pertama tentang kebenaran, percaya, bertobat dan
dibaptis air setelah menerima Injil keselamatan, kemudian beralih kepada
perkembangannya yang penuh .... Ibrani
6:1. harus dilanjutkan dengan menerima Injil kerajaan.
Ibrani
5:12-14
(5:12)
Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi
pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah,
dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
(5:13) Sebab barangsiapa
masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia
adalah anak kecil.
(5:14)
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai
pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Firman yang keras = Injil kerajaan. Kegunaannya;
untuk melatih panca indera.
Kalau masih memerlukan susu berarti kerohanian
masih kanak-kanak.
Susu adalah asas-asas pokok dari
pernyataan-pernyataan Allah; percaya, bertobat dan dibaptis = injil
keselamatan.
Sedangkan makanan keras = Injil Kerajaan.
Panca indera antara lain;
-
Mata
yang terlatih.
Mata yang terlatih itu sama seperti mata merpati;
memandang segala kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam
kandang penggembalaan dengan tulus hati.
Mata yang terlatih juga sama seperti mata burung
rajawali; memandang jauh ke depan = memiliki pandangan nubuatan.
Orang yang memiliki pandangan nubuatan, cara
berpikirnya tidak pendek, demi sebuah tujuan akhir hidup.
-
Telinga
yang terlatih; dengar-dengaran = taat dan patuh pada ajaran yang benar.
-
Hidung
yang terlatih; hidup dalam doa penyembahan.
Ukuran penyembahan itu selama satu jam.
-
Mulut
yang terlatih; senantiasa memuji-muji Tuhan dan memuliakan Tuhan sama seperti
bayi yang baru lahir.
Matius 21:16
(21:16)
lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan
anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah
kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau
telah menyediakan puji-pujian?"
“Dari
mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau
telah menyediakan puji-pujian?"
Jadi mulut yang terlatih itu sama seperti bayi
yang baru lahir, rindu akan susu yang murni = kebenaran yang murni.
Jangan biasakan dusta dari mulut; ya di atas ya, tidak
di atas tidak, lebih dari itu berasal dari Setan.
-
Kulit
pipi yang terlatih.
Matius 5:39
(5:39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah
kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang
menampar pipi kananmu, berilah
juga kepadanya pipi kirimu.
Siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu, supaya seutuhnya kita merasakan kasih Tuhan, tidak
boleh separuh-separuh kulit / pipi à perasaan
(kasih).
Mengasihi Tuhan harus dengan segenap hati, segenap
jiwa, akal budi dan kekuatan, tidak boleh setengah-setengah mengasihi Tuhan.
Sejenak
kita melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus...
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami
beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang
yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini,
sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus = Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Mazmur 119:129-130
(119:129)
Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya.
(119:130) Bila tersingkap,
firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Bila terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan;
1. “Memberi terang” = menguasai
kegelapan.
Perlu diketahui;
kegelapan adalah tempat yang paling efektif untuk menyembunyikan dosa. Sebab
itu orang yang masih menyembunyikan dosa dia tidak mau datang kepada terang.
Anak-anak
malam suka mabuk dan suka tidur, malas dan hidup di dalam hawa nafsu daging.
2. “Memberi pengertian kepada
orang-orang bodoh.”
Tujuannya;
supaya jangan lagi mengulangi lagi kesalahan-kesalahan, kejahatan-kejahatan, kenajisan-kenajisan
sebagai perbuatan bodoh dihadapan Tuhan.
Sebab itu...
Wahyu 5:3-4
(5:3) Tetapi tidak ada
seorangpun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat
membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
(5:4) Maka menangislah aku
dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk
membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
Apabila tidak terjadi pembukaan rahasia firman (penyingkapan firman),
isi hati Tuhan tidak dinyatakan lagi maka yang terjadi adalah tangisan, kenapa?
Karena dosa masih disembunyikan. Ada dosa yang disembunyikan, ada dosa sebagai
perbuatan bodoh.
Jadi dosa yang disembunyikan dan dosa sebgai perbuatn bodoh, itu
menindas, itu yang membuat tangisan.
Wahyu 5:5
(5:5) Lalu berkatalah
seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya,
singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat
membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Ketika terjadi pembukaan rahsia firman, Tuhan menghapus segala air
mata kita = masalah telah diselesaikan.
Syukur kepada Tuhan, dalam setiap ibadah kita limpah dengan pembukaan
rahsaia firman, menyingkapkan segala yang terselubung, Tuhan hapuskan air mata,
Tuhan jadikan segala sesuatu baru.
Memang harus limpah firman, tidak cukup memberitakan firman dengan dua
tiga ayat, mandinya tidak bersih nanti.
2 Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi pikiran
mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih
tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa
disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada
hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi
hati mereka.
Hanya cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang sanggup menyingkapkan
segala dosa yang terselubung, supaya pikiran kita tidak lagi tumpul.
Kalau pisau tumpul dan tidak diasah maka orang harus memperbesar
tenaga ... Pengkhotbah 10:10. Pikiran
yang tumpul, sama seperti orang bebal.
Kita butuh kelimpahan firman, pembukaan rahasia firman yaitu; Injil kerajaan dan cahaya injil
tentang kemuliaan Kristus, kalau tidak terjadi penyingkapan rahasia firman,
selain tumpul, dosa disembunyikan, perbuatan bodoh masih terus terjadi,
ujung-ujungnya binasa.
Kalau firman itu tertutup maka tertutup juga kepada meraka yang ditentukan
untuk binasa.
Jadi jangan bangga dengan suatu ibadah karena perkara lahirianya terlihat
hebat, jangan juga lihat timbanya sudah terkenal atau belum, jangan ukur kedalaman
firman dari sebuah gedung (sebuah gereja), itulah yang dialami oleh perempuan
Samaria, sebelum dosa yang terselubung itu disucikan.
Ketika Yesus berkata; “berikan
aku minum”, perempuan itu berkata; “dari
mana engkau dapat air itu, engku tidak punya timba, sedangkan sumur ini dalam?”
; melihat dan mengukur dari ukuran lahiriah.
Bukan maksud untuk menonjolkan diri, tetapi benar, jangan lihat dan
ukur pembukaan rahasia firman dari gedung gereja, jangan ukur seorang hamba
Tuhan (timbanya) sudah punya nama atau belum, sudah masuk televisi atau belum,
gerejanya besar atau kecil.
Mutlak kita membutuhkan firman yang limpah, supaya kita tidak binasa.
Kiranya kita dapat memahami dan malam ini kita diteguhkan oleh firman
Allah.
Tujuan menerima cahaya
injil tentang kemuliaan Kristus.
2 Korintus 4:4
(4:4) yaitu orang-orang
yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini,
sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang
adalah gambaran Allah.
Cahaya Injil tentang kemuilaan Kristus, yang adalah gambaran Allah =
kembali kepada wujud semula (reformed).
Sehingga kita nanti pada akhirnya akan berkuasa atas ikan-kan di laut, binatang yang melata di bumi dan burung-burung di udara = berkuasa atas dunia, daging dan roh jahat, roh najis.
Segambar dan serupa, berarti; wajah-Nya dihadapkan kepada kita; sehingga
ada damai sejahtera dan kasih karunia, sesuai dengan Bilangan 6 : 25 kembali kepada wujud semula = muka bertemu muka, sebab
itu jangan tolak cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Kita kembali membaca.
Keluaran 28:1-2
(28:1) "Engkau harus
menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari
tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku--Harun dan
anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau membuat
pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
Kekudusan itu adalah perhiasan kemuliaan bagi seseorang yang memegang
jabatan iman.
Kita bangga karena Tuhan mempercayakan jabatan imam, suatu kedudukan yang
sangat tinggi.
Banyak orang berjuang, untuk memperoleh sesuatu, tetapi setelah ia
meraihnya seringkali ia menyepelekannya, padahal melayani dalam kekudusan itu adalah
perhiasan kemuliaan; dihormati manusia dan dikenan oleh Tuhan.
Melayani Tuhan dalam tahbisan yang benar, berarti hidup di dalam
kesuciannya.
Kalau orang dunia saja bangga dengan perhiasan secara lahiriah, apalagi
kita yang memegang jabatan imam, hidup dalam kekudusan, sebab itu adalah perhiasan
kemuliaan.
Sekali lagi saya tandaskan; jungjung tinggi korban Kristus dan belajar
untuk menghargai kemurahan hati Tuhan.
1 Petrus 3:1-3
(4:1) Jadi, karena Kristus
telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu
dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan
badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
(4:2) supaya waktu yang
sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak
Allah.
(4:3) Sebab telah cukup
banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak
mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan,
kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
Perhiasan secara lahiriah antara lain;
- “Dengan mengepang-ngepang
rambut.”
Rambut dikepang-kepang untuk tujuan yang lain,
bukan untuk tujuan yang mulia. Bisa saja rambut itu dikepang, digulung untuk
menunjukkan kenajisannya.
Tuhan tidak menghendaki lagi yang seperti itu,
seandainya ada malam ini segera bertobat.
- “Memakai perhiasan emas.”
Banyak orang ke gereja seperti toko emas
berjalan. Saat memuji Tuhan terlihat suka cita, tetapi pada saat dengar firman
ngantuk, berarti dia datang ke gereja dengan menggunakan emas itu hanya untuk
pamer saja.
- “Mengenakan pakaian yang
indah-indah.”
Tidak salah menggunakan pakaian yang bagus dan
rapih, kalau kita gunakan dengan tujuan yang mulia. Tetapi kalau kita memiliki
pakaian yang indah-indah untuk tujuan yang lain; itu yang salah.
Tetapi ini semua bukan perhiasan kemuliaan, melainkan perhiasan yang
bersifat fana.
1 Petrus 3:4
(3:4) tetapi perhiasanmu
ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang
berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata
Allah.
Perhiasan kemuliaan adalah manusia
batiniah yang tersembunyi / manusia dalam = manusia rohani, mengukur segala
sesuatunya dengan kaca mata rohani = senantiasa memikirkan hal-hal yang rohani.
Manusia batiniah = manusia rohani, sumbernya dari; roh yang lemah
lembut dan tentram = hidup dengan teratur, sopan, disiplin, tidak urakan.
Tanda-tanda bila seorang perempuan memiliki perhiasan rohani....
1 Petrus 3:5
(3:5) Sebab demikianlah
caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan
yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
“Ia tunduk kepada suami” = menempatkan Kristus sebagai kepala.
Bukti seorang perempuan memiliki perhiasan manusia batiniah; Kalau Kristus
menjadi kepala atas tubuh maka tubuh bukanlah liang serigala itulah roh jahat dan bukan sarangnya
burung itulah roh najis.
Maka memang, kalau kita menyadari diri sebagai anggota-anggota tubuh, segera
tunduk kepada kepala = mendengar komando perintah dari kepala.
Memang seharusnya, anggota tubuh harus bisa diperintah / dikomando
oleh kepala.
Mari kita lihat supaya semua lebih baik...
Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah
seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan
semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima
pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Pertumbuhan rohani yang sehat mengarah kepada Kristus Yesus sebagai
kepala = menempatkan Kristus sebagai kepala.
Kalau Kristus menjadi kepala maka terlihat dua hal;
1.
“Rapi tersusun.”
Bangunan rohani rapi tersusun, perkataan rapi
tersusun, perbuatan rapi tersusun, segala sesuatu rapi tersusun. Sama seperti bangunan;
bata di atas bata, rapi tersusun dari bawah sampai ke atas.
Sedikit kesaksian:
Di Surabaya berdiri suatu bangunan yang tinggi
lagi besar, dengan menghabiskan dana yang cukup banyak besar namun setelah
selesai dibangun gedung itu tidak dapat digunakan. Saya berpikir itu karena
krismon, tetapi usut punya usut itu bukan karena krismon. Tetapi ternyata
bangunan itu agak melenceng dari bawah sampai ke atas. Setelah melewati quality
control, diambil suatu kesimpulan tidak bisa digunakan.
Kalau rapi tersusun, maka; dengar firman rapi
tersusu, beribadah rapi tersusun, melayani Tuhan rapi tersusun, perkataan,
perbuatan rapi tersusun, di manapun kita berada pasti rapi tersusun. Maka,
tidak perlu ragu, malu, sebab itu bukti bahwa tubuh dikomandoi kepala = ketundukan.
Sedangkan tubuh dikomandoi kepala, kadang kala
kaki dan tangan ini ingin melenceng juga, apalagi tidak dikomandoai kepala.
2. “Diikat menjadi satu” = Terjadinya kesatuan dari anggota-anggota tubuh.
Di sini ikatan
itu bisa kita lihat dalam...
Kolose 3:13-14
(3:13) Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain,
dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam
terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat
jugalah demikian.
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah
kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Jadi, adanya
kesatuan adalah tanda bahwa anggota-anggota tubuh yang berbeda-berbeda telah diikat oleh kasih.
Sebaliknya, kalau
anggota tubuh belum menyatu; berarti belum diikat oleh kasih, biarlah kita
menyatu, setiap anggota tubuh menyatu dari yang terkecil sampai terbesar,
diikat oleh kasih agape bukan fileo dan eros.
Dengan kasih,
kita sabar terhadap yang lain,
saling mengampuni seorang akan yang
lain.
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus
memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu
tubuh. Dan bersyukurlah.
Kalau Yesus
memerintah dan mengepalai anggota tubuh; ada damai sejahtera, anggota tubuh
yang banyak itu menjadi satu.
Kita dipanggil
bukan untuk mengambil jalannya masing-masing seperti domba yang sesat, tetapi
supaya menjadi satu seperti Bapa dan Anak satu.
Ciri-ciri seorang isteri
yang tunduk.
1 Petrus 3:4-6
(3:4) tetapi perhiasanmu
ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang
berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata
Allah.
(3:5) Sebab demikianlah
caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan
yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
(3:6) sama seperti Sara
taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika
kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Seperti Sarah taat kepada Abraham
(suaminya).
Taat = patuh pada ajaran yang benar, perintah dan ajaran datang dari
suami.
Sarah taat kepada Abraham dan oleh karena ketaatannya itu Sarah menamai
Abraham tuannya = menjadi hamba bagi suaminya.
Sejenak kita mundur sedikit...
Cara untuk memperoleh
perhiasan manusia batiniah...
2 Korintus 4:16-17
(4:16) Sebab itu kami
tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun
manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
(4:17 Sebab penderitaan
ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
Untuk memperoleh perhiasan manusia batiniah, rela menderita di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan = sengsara salib.
Sengsara salib = aniaya karena firman Tuhan = menanggung penderitaan
yang tidak harus ia tanggung.
Pendeknya, manusia batiniah itu dibaharui dari sehari ke sehari lewat
salib saja.
Jadi kalau kita harus memikul salib di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan dalam kandang penggembalaan ini, terima saja, pikul saja, hanya satu
cara jitu untuk memperolah perhiasan manusia batiniah yaitu; sengsara salib,
tidak ada cara lain lagi.
Kalau percaya kepada Yesus Kritsus Tuhan dan Juruselamat, mau tidak
mau harus pikul salib. Kalau kita perhatikan pola Tabernakel alat pertama yang
kita temukan di halaman adalah mezbah
korban bakaran, berbicara tentang sengsara Yesus di atas kayu salib.
Kemudian, pada saat manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari,
manusia lahiriah semakin merosot, tetapi rasul Paulus tidak tawar hati, tidak
malu.
Tidak perlu kita malu mengikuti Tuhan, demi tujuan iman yaitu...
2 Korintus 4: 18
(4:18) Sebab kami tidak
memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, demi tujuan iman
yaitu; keselamatan yang kekal / kehidupan yang kekal, sebab rasul Paulus tidak
memperhatikan yang kelihatan, melainkan
yang tidak kelihatan.
Sedangkan, perhiasan secara lahiriah (daging dan darah) tidak mendapat
bagian dalam kerjaan sorga.
Perhiasan lahiriah sifatnya sementara tidak kekal, sesuai dengan
suratan Petrus: Perak dan emas sudah berkarat.
Malam ini kita telah melihat 24 tua-tua memakai pakaian putih, itu berbicara
tentang kepercayaan Tuhan, hargai kemurahan Tuhan supaya akhirnya kita
memperolah hidup yang kekal (tujuan iman kita).
Rasul Paulus tidak memperhatikan yang kelihatan karena sifatnya
sementara, tetapi ia memperhatikan yang tidak kelihatan = hidup yang kekal = keselamatan. Amin.
Tuhan YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman oleh;
Gembala
sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang
No comments:
Post a Comment