Ibadah
raya minggu, 20 MARET 2016
“wahyu pasal empat”
(Seri 08)
Subtema : ROH KUDUS MEMBERI DAYA
DAN KEKUATAN YANG DAHSYAT
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena
kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Kita
kembali memperhatikan firman penggembalan untuk ibadah raya minggu dari Wahyu pasal 4.
Wahyu
4:5
(4:5)
Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor
menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Terlebih
dahulu kita memperhatikan kalimat yaitu; “tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu:
itulah ketujuh Roh Allah.
Tujuh obor ang
menyala itulah ketujuh Roh Allah, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena
kepada kaki dian emas dengan tujuh pelita yang menyala di atasnya. Tabernakel adalah
miniatur kerajaan sorga.
Kalau menyampaikan
firman dengan menggunakan pola Tabernakel; jelas, ayatnya tidak asal main comot,
tidak asal main khotbah, arahnya nanti sampai membawa kita kepada ruangan maha
suci, gambaran dari kesempurnaan = hidup kekal.
Biarlah kiranya, kita
malam ini boleh menikmati kemurahan Tuhan dari kasih karunia yang satu kita
dibawa nanti kepada kasih karunia yang lain, sampai keadaan kita segambar dan
serupa / sama mulia dengan Allah.
Jadi tujuh obor
menyala-nyala / pelita yang menyala itu adalah ketujuh Roh Allah.
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di
tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri
seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh:
itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Bermata tujuh itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Artinya; kehidupan yang diurapi Roh Kudus menjadi kesaksian ke seluruh
bumi, menjadi terang dunia.
Kita diutus di provinsi Banten untuk menjadi terang, menjadi
kesaksian, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus keseluruh bumi.
Jadi kehidupan yang diurapi harus menjadi terang dan menjadi
kesaksian.
Matius 5:14
(5:14) Kamu adalah terang
dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
“Kamu adalah terang dunia”
à orang-orang
yang diurapi Roh Kudus yaitu; tujuh mata Allah yang diutus ke seluruh bumi
untuk menjadi kesaksian / terang dunia.
Kemudian dari pembacaan ini kita perhatikan terang dunia itu
digambarkan seperti; “Kota yang terletak
di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.’
Kalau kota terletak di atas gunung semua terlihat dengan jelas, dari
empat penjuru bumi; Timur, Barat, Utara, Selatan, tidak ada yang tersembunyi.
Kalau menjadi terang dunia tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, sekecil
apapun.
Matius 5:15
(5:15) Lagipula orang
tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas
kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Ada hal yang harus diperhatikan untuk menjadi terang yaitu; “pelita yang menyala itu jangan diletakkan
di bawah gantang.”
Artinya; untuk menjadi terang jangan menggunakan ukuran yang berasal
dari kebenaran diri sendiri.
Gantang = sukat = takaran / ukuran dengan volume 3,125 Kg.
Matius 7:2-3
(7:2) Karena dengan
penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran
yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
(7:3) Mengapakah engkau
melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak
engkau ketahui?
Kalau mengukur orang lain menurut ukuran diri sendiri maka sebaliknya
orang lain akan mengukur diri kita dengan ukuran yang sama.
Kalau terjadi ukur-ukuran sudah pasti tidak menjadi kesaksian dan tidak
menjadi terang dunia.
Kalau suami mengukur isteri, maka nanti isterinya juga akan mengukur suaminya
dengan ukuran yang sama dan akhirnya saling tuding menuding, tidak menjadi
kesaksian.
Kerugian apabila mengukur orang lain menurut ukuran yang berasal dari kebenaran
diri sendiri; “melihat selumbar di mata
orang tetapi tidak mengetahui balok di matanya”, = melihat kelemahan yang
kecil di dalam diri orang lain tetapi tidak mengetahui bahwa kekurangannya
lebih besar di dalam dirinya.
Kita kembali memperhatikan...
Matius 5:15-16
(5:15) Lagipula orang
tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas
kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
(5:16) Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Saya tandaskan malam ini; “tetaplah
menjadi terang seperti pelita yang menyala di atas kaki dian”, sehingga menerangi seisi rumah (siapapun yang ada di dalam rumah), sampai akhirnya
menjadi terang yang besar, menjadi tujuh mata Allah yang diutus ke seluruh bumi = terang dunia.
Biarlah pelita itu di letakkan di atas kaki dian untuk menerangi seisi
rumah. Berarti; untuk menjadi terang di mulai dari dalam rumah terlebeh dulu, baru nanti terang itu bercahaya ke
atas seluruh bumi.
Zakharia 4:2
(4:2) Maka berkatalah ia
kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat: tampak
sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya;
kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita
yang ada di bagian atasnya itu.
(4:3) Dan pohon zaitun ada
terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah
kirinya."
(4:4) Lalu berbicaralah
aku, kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: "Apakah arti
semuanya ini, tuanku?"
(4:5) Maka berbicaralah
malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: "Tidakkah engkau
tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:6) Maka berbicaralah
ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan
keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN
semesta alam.
Inilah kandil emas dengan tujuh pelita yang menyala di atasnya, inilah
yang dilihat oleh Zakharia.
Saudaraku, untuk menjadi tujuh mata Allah yang diutus ke seluruh bumi
/ untuk menjadi kesaksian di tengah dunia ini bukan dengan keperkasaan, bukan dengan kekuatan manusia melainkan dengan
Roh Tuhan.
Kalau kita melayani dengan mengandalkan kekuatan manusia terbatas
kemampuannya, sedikit tersinggung akhirnya membalas juga dengan menyinggung,
akhirnya tidak menjadi pelita yang menyala, tidak menjadi terang dan kesaksian
karena mengandalkan daging. Tetapi kalau mengandalkan kekuatan Roh Kudus, kita
mampu menjadi terang dunia dan menjadi kesaksian dimanapun kita berada, di tempat
bekerja, sekolah, kuliah dan di mana saja kita berada.
Jadi bukan dengan keperkasaan dan kekuatan seseorang untuk menjadi kesaksian
melainkan oleh Roh Tuhan.
Tadi saya sudah sampaikan ketujuh mata Allah itulah ketujuh Roh Allah yang
diutus keseluruh bumi.
Jadi kehidupan yang diurapi, menjadi terang dan kesaksian, baik lewat
perkataan dan perbuatan, semuanya rapi tersusun, berbicara rapi tersusun, berperilaku
juga rapi tersusun, dengar firman juga rapi tersusun.
Syarat untuk mengikuti Tuhan dan melayani Tuhan harus pikul salib. Siapa
yang mampu pikul salib tanpa Roh Tuhan, siapa yang mampu pikul salib dengan
menggunakan kekuatan manusia? Tidak bisa.
Zakharia 4:10
(4:10) Sebab siapa yang
memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria
melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN,
yang menjelajah seluruh bumi."
Kehidupan yang diurapi Roh Kudus menjadi kesaksian = ketujuh mata
Allah menjelajah ke seluruh bumi.
Kita berada di bumi provinsi Banten; ada yang di Merak, Cilegon,
Serang, Cikande, di manapun kita diutus biarlah kita menjadi kesaksian.
Zakharia 4:11-14
(4:11) Lalu berbicaralah
aku kepadanya: "Apakah arti kedua pohon zaitun yang di sebelah kanan dan
di sebelah kiri kandil ini?"
(4:12) Untuk kedua kalinya
berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun yang di
samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya itu?"
(4:13) Ia menjawab aku:
"Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak,
tuanku!"
(4:14) Lalu ia berkata:
"Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi!
Di atas tadi Zakharia bertanya mengenai kandil / pelita emas itu,
itulah tujuh mata Allah yang diutus ke seluru bumi. Kemudian pertanyaan yang
kedua; Apakah arti kedua pohon zaitun
yang di sebelah kanan dan di sebelah kiri kandil ini?"
Dua gambar yang terukir di kandi itu à dua pribadi / kehidupan yang diurapi oleh Roh Kudus.
Siapakan orang itu? Itulah Musa dan Elisa, berdiri dekat Tuhan.
Kalau menjadi kesaksian dia berdiri selalu dekat dengan Tuhan, di
manapun diutus, bukan berdiri di tempat lain.
Bisa saja beribadah seperti baik tetapi sebetulnya sedang dikuasai roh
yang lain.
Di rumah, tempat pekerjaan, kuliah, sekolah di mana saja menjadi
kesaksian, karena berdiri di dekat Tuhan, berarti; kata lainnya senantiasa
bergaul dengan Tuhan.
Hidup terdiri dari;
- Hati, pikiran dan perasaan, terus bergaul dengan Tuhan.
- Tubuh, jiwa dan roh, terus bergaul dengan Tuhan.
Ayo berdiri selalu dekat Tuhan supaya selalu diurapi, jangan dekat dengan
roh-roh yang lain, kalau tahu ada roh yang lain di situ tinggalkan segera, itu
bisa merusak kebiasaan baik dan akhirnya tidak menjadi kesaksian.
Mari kita lihat dua pohon zaitun itu...
Maleakhi 4:4-5
(4:4) Ingatlah kepada
Taurat yang telah Kuperintahkan kepada Musa, hamba-Ku, di gunung Horeb untuk
disampaikan kepada seluruh Israel, yakni ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum.
(4:5) Sesungguhnya Aku
akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan
dahsyat itu.
Kedua pohon zaitun
itulah kedua saksi Allah yaitu; Musa
dan Elia.
Nanti sebelum
kedatangan Tuhan untuk yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga,
terlebih dahulu mengutus Musa dan Elia untuk menyaksikan semua kemurahan Tuhan, tujuannya supaya jangan berdalih, dan berkata belum pernah melihat kesaksian tentang
kebenaran, Tuhan mengantisipasi hal-hal yang seperti ini.
Jadi sebelum Dia
datang terlebih dahulu diutus dua saksi Allah, supaya kita tidak mempersalahkan
Tuhan apabila Ia datang seperti pencuri pada malam hari.
Mari kita lihat
kesaksian- kesaksian itu.
KESAKSIAN MUSA.
Menerima 10 hukum
Allah untuk selanjutnya disampaikan kepada bangsa Isarel.
10 hukum Allah / perintah
/ ketetapan-ketetapan Tuhan adalah kebenaran.
Kesimpulanya;
kesaksian Musa adalah kebenaran.
Kebenaran yang sejati
terletak pada salib Kristus, di luar salib tidak ada lagi kebenaran, yang ada kebenaran
hukum Taurat, kebenaran diri sendiri, kebenaran hukum rimba dan kebenaran yang
lain-lain, itu bukan kebenaran yang sejati.
Saudaraku, ketika
bangsa Isarel jatuh dalam dosa penyembahan berhala yaitu; menyembah patung anak
lembu emas tuangan, Musa melemparkan dua loh batu, itu berbicara tentang tubuh
Yesus Kristus yang dipecah-pecahkan di atas kayu salib untuk menanggung dosa
dari pada bangsa Israel.
Jadi saudara jangan salah
menafsirkan tentang dua loh batu yang dipecahkan itu, sesungguhnya itu;
kebenaran yang menggenapi segala kekurangan kita.
10 hukum Allah di
tulis dalam dua loh batu dibagi menjadi dua bagian;
- Hukum 1 sampai
dengan 4 ditulis dalam loh batu yang pertama = kasih kepada Tuhan.
- Hukum 5 sampai
dengan 10 ditulis pada loh batu yang kedua = kasih kepada sesama.
Jadi inti dari 10
hukum Allah hanya satu saja yaitu; kasih.
“Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal”... Yohanes 3:16.
Inilah kesaksian
Musa, kebenaran yang sejati dinyatakan kepada kita.
KESAKSIAN ELIA.
Dua kali menurunkan
api dari langit.
Yang
pertama.
1 Raja – Raja
18:37-38
(18:37) Jawablah aku, ya
TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya
TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali."
(18:38) Lalu turunlah api
TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air
yang dalam parit itu habis dijilatnya.
(18:39) Ketika seluruh
rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah
Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
Untuk yang pertama kali Elia menurunkan api dari langit dan membakar
habis korban bakaran termasuk kayu bakar dan menjilat habis air disekeliling
mezbah tersebut.
Ini kejadian ketika Elia berhadapan dengan nabi-nabi palsu / nabi –
nabi Baal.
Nabi-nabi palsu = binatang. Binatang = manusia tanpa Roh Tuhan.
Yang kedua.
2 Raja – raja 1:9-14
(1:9) Sesudah itu
disuruhnyalah kepada Elia seorang perwira dengan kelima puluh anak buahnya.
Orang itu naik menjumpai Elia yang sedang duduk di atas puncak bukit.
Berkatalah orang itu kepadanya: "Hai abdi Allah, raja bertitah: Turunlah!"
(1:10) Tetapi Elia
menjawab, katanya kepada perwira itu: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah
turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak
buahmu." Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima
puluh anak buahnya.
(1:11) Kemudian raja
menyuruh pula kepadanya seorang perwira yang lain dengan kelima puluh anak
buahnya. Lalu orang itu berkata kepada Elia: "Hai abdi Allah, beginilah
titah raja: Segeralah turun!"
(1:12) Tetapi Elia
menjawab mereka: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari
langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu!" Maka
turunlah api Allah dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak
buahnya.
(1:13) Kemudian raja
menyuruh pula seorang perwira yang ketiga dengan kelima puluh anak buahnya.
Lalu naiklah perwira yang ketiga itu dan sesudah sampai, berlututlah ia di
depan Elia, serta memohon belas kasihan kepadanya, katanya: "Ya abdi
Allah, biarlah kiranya nyawaku dan nyawa kelima puluh orang hamba-hambamu ini
berharga di matamu.
(1:14) Bukankah api sudah
turun dari langit memakan habis kedua perwira yang dahulu dengan kelima puluh
anak buah mereka? Tetapi sekarang biarlah nyawaku berharga di matamu."
Perwira yang pertama dan kedua dia datang menghadap tetapi tidak
dengan kerendahan hati, sehingga api turun menghabisi perwira dan kelima puluh
anak buahnya, tetapi perwira yang ketiga yang diutus raja untuk bertemu dengan
Elia, terlebih dahulu ia, berlutut merendahkan diri barulah ia bicara kepada
Elia, abdi Allah yang diurapi itu.
Di sini jelas untuk yang kedua kalinya; Elia menurunkan api dan menghabisi
dua perwira masing-masing lima puluh anak buahnya.”
Perbedaan antara perwira yang pertama dan kedua dengan perwira yang
ketiga adalah; perwira yang pertama dan kedua adalah hidup menurut daging.
Kalau hidup menurut keinginan daging senantiasa meninggikan / menyombong diri,
sedangkan perwira yang ketiga terlebih dahulu merendahkan diri / berlutut.
Jadi yang dilalap / yang terbakar habis oleh api adalah manusia
daging.
Yesaya 4:4
(4:4) apabila TUHAN telah
membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem
dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar.
Sifat tabiat dari Roh Kudus adalah mengadili dan membakar habis tabiat
daging, supaya kita dibersihkan, disucikan. Inilah kesaksian dari Elia.
Kesaksian Musa adalah: firman Allah = kebenaran, sedangkan kesaksian Elia adalah: Roh Kudus.
Sifat tabiat Roh Kudus; membakar habis tabiat daging.
Tabiat-tabiat daging terlihat dalam Galatia 5:19-21 di situ terdapat 15 perbuatan daging, itu dibakar
habis untuk membersihkan kotoran dari pada Sion (mempelai perempuan) dan dari
Yerusalem yaitu mereka yang berada di dalam ibadah dan pelayanan.
Itulah tabiat Roh Kudus, oleh sebab itu jangan menjauh dari ibadah
raya minggu disertai dengan kesaksian, kalau dalam pola Tabernakel terkena
kepada pelita emas.
Banyak kotoran yang harus dibersihkan baik dalam hati, pikiran sebab
itu jangan jauh dari ibadah raya minggu.
Maleakhi 4:6
(4:6) Maka ia akan membuat
hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada
bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Kesaksian Musa (meja roti sajian) = firman, sedangkan kesaksian Elia (pelita
emas) = Roh Kudus, kuasaya; membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya,
sebaliknya anak menyatu dengan bapa, ada kesatuan di dalam rumah tangga.
Sebab itu jangan jauh dari ibadah pendalaman Alkitab dan ibadah raya
minggu, supaya nanti ketika Tuhan Yesus datang pada kali kedua, kita tidak
binasa dan bertanya-tanya kenapa tiba-tiba Tuhan mengadakan penghakiman? Sesunguhnya
Musa dan Elia sudah diutus untuk menjadi kesaksian.
Saya bangga mendengar kesaksian dari Mita; beberapa waktu lalu dia
bertelepon kepada orangtuanya dan berkata; “ma,
kalau aku punya duit engkau harus datang ke sini”, orang tuanya berkata; “sama saja boru”, tetapi Mita berkata
firman yang saya terima beda. Mita berkata; “mama harus datang ke tempat ini supaya kita tergembala.” Baru berapa
lama mendengar firman Tuhan ditempat ini, dia sudah banyak mengalami keubahan,
tetapi semoga kesaksian itu jangan pudar. Oleh sebab itu saya berharap kiranya
ia mendapat pekerjaan yang baik di Cilegon atau Serang, jangan jauh-jauh. Sebab
kalau jauh dari ibadah dan pelayanan mau tidak mau pergaulan itu akan
mempengaruhi dia, itu yang saya waspadai. Pergaulan yang buruk merusak
kebiasaan yang baik.
Di dalam Tuhan kita harus bicara dengan sopan, gerak-gerik harus
sopan, tetapi kalau di luar sana bicaranya seenaknya saja, yang lucunya untuk menunjukkan
bahwa mereka adalah sahabat karib, memanggil temannya dengan anjing, monyet,
nanti dijawab; ya Setan, itu tanda bahwa hubungan mereka erat, beda di dalam
Tuhan; ia kaka, ia adek, bicara dalam kasih agape.
Oleh sebab itu, biarlah Tuhan berkasih karunia kepada kita semua dan
kepada si Mita, untuk menjadi kesaksian.
Saya juga bicara kepada Rut, kalau engkau juga diberkati Tuhan panggil
semua keluarga ke sini, mama, adik, supaya tergembala.
Semua bersatu; bapak ke anak, anak ke bapa, kalau menerima kesaksian
Musa dan Elia.
Tuhan sudah tawarkan ibadah
raya minggu (kesaksian Elia), Tuhan sudah tawarkan ibadah pendalaman Alkitab (kesaksian Musa), jangan tolak supaya
kita jangan ditolak pada saat Dia datang pada kali yang kedua.
Mungkin dulu kita belum paham mengenai ibadah raya minggu dan ibadah
pendalaman alkitab, tetapi sekarang Tuhan telah nyatakan, sehingga tidak ada alasan untuk mempersalahkan
Tuhan nanti. Keadaan sekarang sudah genting, kedatangan Tuhan sudah tidak lama
lagi, jangan bermain-main dengan nyawa saudara.
Bayangkan situsasi sekarang ini tidak menentu lagi; laki-laki menikah dengan
laki-laki, dan itu disahkan negara, kemudian baru baru ini seorang ibu menikahi
anak kandungnya setelah menjadi 12 tahun (ditinggal mati suami), dengan alasan;
saya berhak atas dia karena saya sudah besarkan dia, yang anehnya diresponi
oleh anak, roh apa yang seperti ini, kalau bukan roh yang gila-gilaan, telah menguasai
bumi? Setan betul-betul sudah merajalela.
Hati-hati dengan nyawa, di neraka bukan sementara saja tetapi untuk
selamanya. Siapa yang mampu bertahan di
situ? Kalau 100 tahun atau 1000 tahunpun di neraka saya mau berbuat dosa,
tetapi ini bukan 100 atau 1000 tahun melainkan untuk selama-lamanya.
Oleh sebab itu, saya kasihan melihat orang yang bermain-main dalam
ibadah, jangan sampai menyesal dikemudian hari, penyesalan itu selalu terlambat
datangnya.
Ciri-ciri menjadi terang
dunia.
Zakharia 4:12-14
(4:12) Untuk kedua kalinya
berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun yang di
samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya itu?"
(4:13) Ia menjawab aku:
"Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak,
tuanku!"
(4:14) Lalu ia berkata:
"Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat Tuhan seluruh
bumi!"
Terlebih dahulu saya sampaikan kembali, kehidupan yang diurapi Roh
Kudus digambarkan seperti dua pohon zaitun yang terukir disebelah kanan dan
disebelah kiri dari pada tempat minyak itu.
Barulah kita lihat..
Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari takhta itu
keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di
hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Dari takhta itu keluar; “kilat
dan bunyi guruh yang menderu,” ini berbicara tentang daya dan kekuatan dari
Roh Kudus, digambarkan oleh dua pohon zaitun yang terukir disebelah kanan dan
kiri kandil itu.
Dua hal terlihat dari kehidupan yang diurapi Roh Kudus:
1. “Keluar kilat.”
Kilat terangnya begitu cepat, hanya sekian
perdetik, kilat itu hanya terlihat di langit, di atas awan sana, itu terang
yang begitu luar biasa tetapi punya daya dan kuasa, sehingga kalau saudara
perhatikan apabila kilat itu memancar dan mengenai tubuh manusia maka akan gosong,
ini adalah terang yang ajaib, terang yang luar biasa. Ini terang yang luar
biasa melebihi terang yang ada di dunia ini.
Kalau terang lampu pijar itu kekuatannya tidak
seberapa.
Matius 24:27
(24:27) Sebab
sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai
ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
Kilat yang memancar dari sebelah Timur dan
melontarkan cahayanya sampai ke Barat, terangnya lebih dahsyat dari pada
lampu-lampu yang ada di muka bumi ini, sebab cahaya kilat dapat disaksikan oleh semua orang
dari empat penjuru bumi.
Saudaraku, Tabernakel terdiri dari tiga daerah yaitu;
- Halaman berarti; dibenarkan oleh darah salib Kristus.
Di halaman terdapat mezbah korban bakaran, ini
adalah gambaran dari salib Kristus, inilah kesaksian, inilah kilat yang
memancar dengan luar biasa.
Kalau kesaksian dari orang-orang yang berada di
meja hijau itu bukan seperti kilat yang memancar itu kebenaran diri sendiri, yang
salah jadi benar, yang benar jadi salah. Tetapi kesaksian apabila kita
dibenarkan oleh darah salib Kristus = cahaya kilat yang luar biasa.
Dulu rasul Paulus penjahat dan pembunuh, tetapi
darah Yesus membenarkan dia.
Inilah terang yang luar biasa karena dibenarkan
oleh darah Yesus.
- Ruangan suci.
Ruangan suci = tempat pengudusan dan raungan suci
juga digambarkan sebagai tempat penggembalaan di mana di dalamnya terdapat tiga
macam alat yaitu;
·
Meja roti sajian à ketekunan
dalam ibadah pendalaman Alkitab
disertai dengan perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan iman = domba-domba diberi makan.
·
pelita emas à ketekunan
dalam ibadah raya minggu disertai
dengan kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan pengharapan = domba-domba
diberi minum.
·
mezbah dupa à ketekunan
dalam ibadah doa penyembahan.
= domba-domba diberi nafas hidup.
Kesimpulannya:
Domba-domba diberi makan, diberi minum dan diberi nafas hidup di dalam
kandang pengembalaan ini.
Kalau kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok,
tergembala dengan baik, kemudian kita melayani sesuai dengan karunia-karunia dan
jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan itu juga disebut dengan suatu kesaksian,
kilat yang memancar dari Timur sampai ke Barat.
Ini terang yang luar biasa yang melebihi terang
dari dunia ini.
Dahulu saya tidak mengerti tentang
pengggembalaan, saya tidak mengerti tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah
pokok; saya tidak mengerti ibadah pendalamn Alkitab, ibadah raya minggu dan
ibadah doa penyembahan, tetapi oleh karena kemurahan Tuhan, semua pengertian
itu Tuhan berikan, sehingga sekarang terang seperti kilat.
- Ruangan maha suci à kesempurnaan.
Di dalam ruangan maha suci terdapat satu alat
yang utama, yaitu; tabut perjanjian à hadirat Tuhan = Allah bertakhta, memerintah dan
berfirman kepada sidang jemaat, ada persekutuan yang indah antara tubuh dengan
kepala.
Kalau ada persekutan antara tubuh dengan kepala
itu digambarkan seperti peti (tabut perjanjian) dengan tutup pendamaian.
Kemudian, di atas tutup pendamaian itu ada dua
kerub.
- Tutup pendamaian itulah Allah Anak.
- Kerub yang pertama itulah Allah Bapa.
- Kerub yang kedua itulah Allah Roh Kudus.
Jadi tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya
à Allah
Tirtunggal.
Saudaraku, di antara dua kerub itu keluar cahaya
itulah yang disebut dengan Shekina Glory, cahaya kemuliaan Allah, itulah terang
yang memancar, yang melebihi terang yang ada di dunia ini.
Kalau hubungan itu baik dan indah dengan Tuhan maka
akan terlihat kemuliaan Allah di wajah seseorang dan saya tahu siapa yang ada
kemuliaan di wajah.
Dulu saya ini penjahat banyak dosa kejahatan dan
dosa kenajisan, banyak dusta, hidup tidak benar, perkataan tidak benar, wajahnya
suram, tidak terlihat kemuliaan dan orang tahu persis seperti apa keadaan saya dahulu.
Tetapi setelah saya terpanggil menjadi hamba
Tuhan dan Tuhan bawa saya ke provinsi Banten, kemudian orang yang dahulu
melihat saya tiba-tiba kaget dan berkata; wajah saya lain, bukan saja wajahnya
lain, tetapi sikap juga lain, dengan keadaan saya sebagai hamba Tuhan, tidak
banyak bicara dan tidak mengikuti arus dunia, akhirnya lama-kelamaan ia paham
dan mengerti, inilah kilat dari sorga, akhirnya orang itu mundur teratur tidak
lagi berani mengajak minum tuak (minum-minuman keras) dan merokok.
2. “Bunyi guruh yang gemuruh.”
Ini berbicara tentang daya dan kekuatan dari
Allah Roh Kudus.
Mari kita lihat kekuatan / daya dari Allah Roh
Kudus.
Saudaraku, dunia ini sedang dilanda oleh air bah,
seperti zaman Nuh, dan zaman ini sedang dilanda dengan air bah, bukan
hanya di kota-kota tetapi juga di desa-desa, dilanda oleh air bah, dilanda oleh roh
najis, terjadi prostitusi online, kalijodo
ditutup ada kalijodo yang lain dan itu terjadi bukan hanya di kota besar, kota
kecil juga melanda sampai ke desa-desa.
Di atas tadi saya sudah sampaikan; bagaimana
mungkin seorang ibu menikahi anak laki-lakinya? Itu menandakan dunia ini sedang
dilanda dengan banjir yang hebat, roh najis sedang merajalela.
Kejadian 8:7-11
(8:7) Lalu ia melepaskan seekor burung gagak; dan
burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi.
(8:8) Kemudian dilepaskannya seekor burung
merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi.
(8:9) Tetapi burung merpati itu tidak mendapat
tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam
bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh mengulurkan
tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera.
(8:10) Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian
dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera;
(8:11) menjelang waktu senja pulanglah burung
merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun
yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas
bumi.
Nuh melepaskan
dua jenis burung untuk mengetahui, apakah bumi sudah kering atau belum?
Jenis burung
yang pertama: Burung gagak.
Burung gagak
itu terbang pulang pergi sampai air itu kering, artinya; Roh Kudus tidak
permanen.
Jenis burung
yang kedua: Burung merpati.
Waktu burung merpati
itu untuk yang kedua kali dilepaskan, saat kembali di paruhnya ada sehelai daun
zaitun ini berbicara tentang; daya dan kekuatan dari Roh Kudus.
Begitu lama
banjir melanda bumi, semua pohon-pohon ditumbangkan / dihancurkan, hanya pohon
zaitun yang bisa bertahan dan berdiri, ini berbicara daya kekuatan dari Allah Roh
Kudus.
Barangkali
kita berada di zona kefasikan, di situ ada tempat prostitusi, tetapi kalau kita
hidup di dalam urapan Roh Kudus, sama seperti bunyi guruh yang menderu (menggelegar),
orang sudah jatuh (kelepek-kelepek) dalam dosa karena roh najis tetapi kita ada
kekuatan yang luar biasa oleh Allah Roh Kudus.
Kalau manusia
daging tidak hidup dalam urapan Roh Kudus, jangankan satu bulan, satu hari saja
dekat dengan perempuan najis, pasti kelepek-kelepek (jatuh dalam dosa
kenajisan).
Lalu bagaimana
kita bisa menghindar dari kenajisan kalau bukan dari kekuatan Allah Roh Kudus?
Inilah
kemurahan Tuhan yang tidak didapat oleh orang di luaran sana, mereka selalu mengandalkan
kekuatannya dan pengertiannya, tetapi yang anehnya, sudah tahu tidak berdaya tetap
saja tidak mau datang kepada Tuhan.
Kita
bersyukur, kalau sampai hari ini kita tidak jatuh dalam berbagai dosa, itu
karena kuasa Roh Kudus, daya / kekuatan dari Allah Roh Kudus.
Kejadian 8:12
(8:12)
Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung
merpati itu, tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya.
Ketika burung merpati itu dilepaskan, untuk yang
ketiga kalinya, burung itu tidak kembali. Ini berbicara tentang pencurahan Roh
Kudus secara permanen.
Berbeda dengan burung gagak; “sampai air itu kering ia tetap pulang pergi.”
Arti pulang pergi; hari ini bisa baik seperti dipenuhkan
Roh Kudus, tetapi besok tidak lagi, malam ini dengar firman seperti dipenuhkan
Roh Kudus (kuat) tetapi setelah selesai ibadah tidak lagi, terus-menerus pulang
dan pergi.
Burung gagak à kehidupan yang belum mengenal Tuhan = asing kepada Roh Kudus.
Kalau masih asing terhadap Roh Kudus pasti dia gerah
mendengar firman Tuhan.
Kalaupun mungkin kita masih digambarkan seperti burung
gagak; berdoa kepada Tuhan, supaya pada akhirnya menjadi seperti burung
merpati.
Kelebihan dari
burung merpati adalah; tulus.
Tulus seperti merpati cerdik seperti ular.
Beribadah dengan tulus hati, melayani Tuhan
dengan tulus hati, berkorban dengan tulus hati, dengar firman dengan tulus hati
jangan pura-pura.
Kalau mungkin hari ini kita belum mengerti firman
Tuhan, berdoa supaya diberikan hikmat, pengertian supaya kita mengerti firman Tuhan,
supaya kita tulus mengasihi Tuhan, tulus mengasihi isteri, anak, orangtua,
tulus mengerjakan pekerjaan, tulus dalam segala sesuatu.
Tulus tanda bahwa hati nurani yang jahat telah
dibersihkan oleh air dan firman sesuai dengan Ibrani 10.
Sebaliknya kalau hati belum disucikan dari hati
nurani yang jahat oleh air dan firman, dia tidak akan pernah tulus, beribadah,
melayani Tuhan, dan mendengar firman tidak akan pernah tulus.
Biarlah kiranya kita menjadi pribadi-pribadi yang
tulus hati dihadapan Tuhan.
Kita banyak berlaku curang, mau diberkati, mau
sehat, mau ini dan itu, maunya yang baik-baik dari Tuhan Yesus, tetapi tidak
mau pikul salibnya, tidak mau dengar firman-Nya, tidak mau beribadah dan
melayani Tuhan, tidak mau mengasihi Tuhan Yesus dengan tulus hati.
Berarti; berlaku curang kepada salib Kristus? Dia
sudah menderita di atas kayu salib untuk saya dan saudara, kenapa tidak tulus?
Tuluslah, supaya nanti kita bisa mengetahui dan diberi
kekuatan, sebab tadi merpati itu pulang diparuhnya membawa daun pohon zaitun,
supaya dari situ ketahuan bahwa kita kuat, apapun ujian yang kita hadapi.
Malam ini kita datang di kaki Tuhan untuk
dipenuhkan oleh Roh Kudus. Amin.
Tuhan YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman oleh;
Gembala
sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang
No comments:
Post a Comment