IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 FEBRUARI 2016
“STUDY YUSUF”
(SERI 93 )
Subtema : SEORANG HAMBA YANG
TULUS
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
Kristus, oleh karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya
ditempat ini.
Mari kita kembali memperhatikan firman penggembalan
untuk ibadah kaum muda remaja itulah study Yusuf dari Kejadian 39, tibalah saatnya kita memperhatikan ayat 11.
Kejadian 39:11
(39:11) Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam
rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun
tidak ada di rumah.
Pendeknya, Yusuf setia melakukan perkerjaannya dan
pada saat ia melakukan pekerjaan itu di sini kita perhatikan tidak ada
seorangpun yang berada di dalam rumah.
Kolose 3:20
(3:22) Hai hamba-hamba,
taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan
mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut
akan Tuhan.
Himbauan kepada hamba-hamba Tuhan, yaitu; “taat kepada tuannya dalam segala hal dengan
tulus hati.”
Tulus hati = melakukan pekerjaannya bukan hanya
dihadapan tuannya.
Lebih jauh kita melihat hamba yang tulus
hati.
Titus 2:9-10
(2:9) Hamba-hamba
hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka,
jangan membantah,
(2:10) jangan curang, tetapi hendaklah selalu
tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan
ajaran Allah, Juruselamat kita.
Di sini kembali dihimbau, supaya hamba-hamba hendaklah
taat kepada tuannya dalam segala hal.
Saudaraku, dengan ketaatan seorang hamba, maka ia
berkenan kepada tuannya.
Taat = patuh pada ajaran yang benar = dengar-dengaran.
Yang sudah melayani Tuhan, layanilah Tuhan Yesus
Kristus dengan segala ketaatan, sebab Kristus adalah Tuan dari semua
hamba-hamba Tuhan.
Tanda-tanda seorang
hamba yang berkenan kepada tuannya.
Pertama: “Jangan membantah” = jangan melawan.
Dalam segala sesuatu dan dalam
bentuk apapun, seorang hamba sebaiknya jangan membantah, jangan melawan itu
yang benar.
Lukas 22:24-26
(22:24) Terjadilah juga
pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar
di antara mereka.
(22:25) Yesus berkata
kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan
orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu
tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi
sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Wujud nyata jangan membantah:
1. “Yang terbesar di antara
kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda.”
Muda à orang-orang yang selalu ingin
diajar, alasannya; karena orang muda masih minim pengalaman. Kalau sudah banyak
pengalaman tidak mungkin ada keinginan untuk diajar.
2.
“Pemimpin sebagai pelayan.”
Pelayan = orang yang melayani,
bukan yang dilayani = mengambil rupa seorang hamba, bukan rupa seorang tuan.
1 Samuel 3:4-8
(3:4) Lalu TUHAN
memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."
(3:5) Lalu berlarilah ia
kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?"
Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu
pergilah ia tidur.
(3:6) Dan TUHAN memanggil
Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta
berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata:
"Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."
(3:7) Samuel belum
mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
(3:8) Dan TUHAN memanggil
Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi
mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil
aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.
Samuel mendengar panggilan Bapa
sebanyak tiga kali.
Panggilan pertama =
dengar-dengaran kepada bapa jasmani.
Panggilan kedua = dengar-dengaran
kepada bapa rohani (gembala sidang).
Panggilan ketiga =
dengar-dengaran kepada bapa di sorga.
Dalam panggilan itu Samuel tidak
satu kalipun membantah.
Biasanya kalau orang sudah enak
tidur, kemudian dipanggil dan dibangunkan rasanya jengkel sekali, tetapi di
sini kita lihat, tidak satu kalipun ia membantah. Setiap kali ada suara
panggilan ia selalu menjawab; “ya bapa”,
inilah yang benar.
1 Samuel 3:7
(3:7) Samuel belum
mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
Sesungguhnya, pada waktu itu
(panggilan) Samuel belum mengenal Tuhan dan firman Tuhan belum pernah dinyatakan
kepadanya = belum pernah mendapatkan ajaran untuk mengenl Tuhan. Tetapi
ironisnya, Samuel dengar-dengaran dan tidak satu kalipun ia membantah, ia
selalu menjawab; “Ya Bapa.”
Kalau seandainya Samuel membantah
/ tidak dengar-dengaran terhadap panggilan, wajar saja, hal yang lumrah, karena
pada waktu itu firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepada dia.
Berbeda dengan keadaan kita sekarang,
ada yang sudah bertahun-tahun mengenal Tuhan, ada yang baru tetapi sudah diajar
untuk mengenal Tuhan. Lalu bagaimana dengan kondisi rohani kita saat ini???
1 Samuel 3:1
(3:1) Samuel yang muda itu
menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN
jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering.
Semakin diperjelas; “Pada masa itu firman TUHAN jarang;
penglihatan-penglihatanpun tidak sering.”
Tetapi sekalipun demikian Sameul
yang muda itu menajdi pelayan Tuhan, menjadi hamba yang taat = patuh pada
ajaran yang benar = dengar-dengaran = tidak
suka membantah. Pengalaman Samuel ini adalah pengalaman yang langka,
jarang ditemukan, sebab dia adalah seorang yang dengar-dengaran, sekalipun
firman Tuhan jarang dia terima, bahkan belum pernah dinyatakan kepadanya dan
penglihatan-penglihatanpun tidak sering.
Inilah contoh teladan yang
berkenan kepada tuannya.
Kedua: “Jangan
curang” = adil, jujur, menempuh jalan yang lurus.
Matius 23:23
(23:23) Celakalah kamu,
hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang
terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan
dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Perhatikan: Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang farisi mempersembahkan persepuluhan tetapi yang terpenting dalam
hukum Taurat diabaikan, yaitu; “Keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan (mempersembahkan
sepersepuluh) dan yang lain jangan diabaikan (keadilan, belas kasihan dan
kesetiaan) = jangan curang.
Sekarang kita perhatikan...
Keterangan: MEMPERSEMBAHKAN PERSEPULUHAN.
Maleakhi 3:7-10
(3:7) Sejak zaman nenek
moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya.
Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta
alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus
kembali?"
(3:8) Bolehkah manusia
menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara
bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan
persembahan khusus!
(3:9) Kamu telah kena
kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
(3:10) Bawalah seluruh
persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada
persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam,
apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan
berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Dengan membawa persembahan persepuluhan ke dalam rumah Tuhan maka ada
persediaan makanan di dalamnya.
Saya tandaskan malam ini;
kehidupan muda remaja harus membawa persembahan persepuluhan ke dalam rumah
Tuhan sekalipun belum bekerja, supaya ada persediaan makanan di dalam rumah
Tuhan.
Ini berbicara tentang doa dan
pengharapan supaya Tuhan menyatakan pembukaan rahasia firman dalam setiap
ibadah-ibadah yang kita yang jalankan untuk memelihara jiwa.
Keluaran 16:32-36
(16:32) Musa berkata:
"Beginilah perintah TUHAN: Ambillah segomer penuh untuk disimpan
turun-temurun, supaya keturunan mereka melihat roti yang Kuberi kamu makan di
padang gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir."
(16:33) Sebab itu Musa berkata
kepada Harun: "Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah manna di dalamnya
segomer penuh, dan tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk disimpan
turun-temurun."
(16:34) Seperti yang
diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah buli-buli itu ditempatkan Harun di
hadapan tabut hukum Allah untuk disimpan.
(16:35) Orang Israel makan
manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami
orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.
Bangsa Israel makan manna 40
tahun lamanya, sampai tiba di tapal batas = dipelihara oleh Tuhan.
Tanda pemeliharaan: segomer penuh
ditaruh di dalam buli-buli emas.
Keluaran 16:36
(16:36) Adapun segomer
ialah sepersepuluh efa.
Adapun segomer
itu ialah; sepersepuluh efa.
Jadi
dengan membawa persembahan persepuluhan ada persediaan makanan di dalam rumah Tuhan
dan itulah yang memelihara hidup kita. Seperti bangsa Israel diberi makan manna
selama 40 tahun sampai tapal batas.
Prakteknya:
10 hukum Allah ditulis pada kedua loh batu ...Keluaran 20:1-17.
Hukum
yang pertama sampai dengan keempat ditulis pada loh batu yang pertama = kasih
kepada Tuhan.
Hukum
yang kelima sampai dengan kesepuluh ditulis pada loh batu yang kedua = kasih
kepada sesama.
Kesimpulannya:
Inti dari 10 hukum Allah hanyalah satu yaitu; kasih.
Berarti,
1 dari 10 itulah sepersepuluh = kasih, itulah praktek mempersembahkan
sepersepuluh; kasih kepada Tuhan dan sesama.
Keterangan: hidup di dalam
keadilan, belas kasihan dan kesetiaan.
Hidup di
dalam keadilan, belas kasihan, kesetiaan ini berbicara tentang salib Kristus.
Sebagai bukti keadilan.
Roma 3:22-25
(3:22) yaitu kebenaran
Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab
tidak ada perbedaan.
(3:23) Karena semua orang
telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(3:24) dan oleh kasih
karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
(3:25) Kristus Yesus telah
ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini
dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya,
karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa
kesabaran-Nya.
Penebusan oleh darah salib Kristus menunjukkan keadilan-Nya kepada manusia.
Sebagai bukti belas
kasihan.
Matius 14:14
(14:14) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang
banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan
kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
Yesus memberi
makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan = pemecahan roti yang pertama.
Pemecahan
roti yang pertama terjadi oleh karena belas
kasihan Tuhan.
Matius
15:32
(15:32) Lalu Yesus
memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas
kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan
mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan
lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
Yesus
memberi makan 4000 orang dengan 7 roti dan beberapa ikan = pemecahan roti yang
kedua.
Pemecahan
roti yang kedua terjadi oleh karena belas
kasihan Tuhan.
Yohanes
6:53-56
(6:53) Maka kata Yesus
kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak
makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam
dirimu.
(6:54) Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan
membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:55) Sebab daging-Ku
adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
(6:56) Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Pemecahan
roti yang ketiga: Yesus mati di atas kayu salib, sehingga tubuh-Nya benar-benar
makanan dan darah-Nya benar-benar minuman. Inilah belas kasih Tuhan.
Itu sebabnya
tadi saya katakan; keadilan dan belas kasih itu berbicara tentang salib
Kristus.
Sekarang
kita melihat mengenai kesetiaan.
Filipi
2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan
sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib.
Yesus taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas
kayu salib = setia.
Yesus melayani selama 3½ tahun di atas muka bumi ini. Pelayanan-Nya
bukan hanya mengadakan tanda-tanda heran, atau mujizat-mujizat semata,
menyembuhkan orang sakit, membangkitan orang mati, tetapi puncak pelayanan Yesus
dihadapan Allah Bapa: Dia rela mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib =
setia.
Kalau pelayanan hanya sebatas mujizat-mujizat belum
setia. Kalau beribadah dan melayani hanya mencari perkar-perkara lahiriah;
belum setia, tetapi kalau sudah taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas
kayu salib = setia.
Berarti tanda yang terlihat dari orang yang setia; sangkal diri dan pikul salib.
Inilah yang harus kita lakukan supaya jangan curang
dihapadan Tuhan; yang pertama; membawa persembahan persepuluhan dan yang kedua;
hidup dalam keadilan, hidup dalam belas kasihan dan hidup dalam kesetiaan.
Selain tulus....
Titus 2:10
(2:10) jangan curang,
tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam
segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Seorang hamba yang tulus hati adalah seorang hamba
yang setia.
Jadi selain tulus hati juga harus SETIA.
Setia berarti; setia dalam panggilan, setia dalam
pilihan.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Dipanggil untuk selanjutnya dipilih.
-
Setia dalam panggilan
artinya; dengar-dengaran = patuh pada ajaran yang benar.
-
Setia dalam pilihan berbicara
tentang: imamat rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah sendiri à orang-orang yang melayani Tuhan.
Yesaya 11:5
(11:5) Ia tidak akan
menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat
pada pinggang.
Setia berarti tidak akan
menyimpang dari kebenaran, digambarkan seperti ikat pinggang tetap terikat pada
pinggang.
Kalau
ikat pinggang tetap terikat pada pinggang berarti kebenaran tetap menjadi
bagian kita = tidak menyimpang dari kebenaran. Kalau seorang hamba tidak
menyimpang dari kebenaran, tidak terlihat kekurangan dan kelemahan yang
memalukan itu.
Matius
25:20-23
(25:20) Hamba yang
menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya:
Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima
talenta.
(25:21) Maka kata tuannya
itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia;
engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung
jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
(25:22) Lalu datanglah
hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan
kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
(25:23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik
sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia
memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam
kebahagiaan tuanmu.
Keuntungan bila setia bertanggungjawab dalam perkara yang
kecil; “dipercayakan tanggungjawab dalam perkara yang besar”.
Ayo setia saja memikul tanggungjawab dalam perkara
yang kecil, nanti Tuhan akan percayakan tanggungjawab dalam perkara yang besar,
tidak boleh berpuas diri.
Ada keuntungan lain, yaitu: “Masuk dan turut dalam
kebahagiaan tuannya” = di dalam kebahagiaan yang kekal, yaitu kerajaan
sorga.
Kalau seorang hamba masuk di dalam kerajaan sorga,
pasti turut dalam kebahagiaan yang kekal. Jangan sampai kita masuk, lalu keluar
lagi, seperti anak yang sulung, sudah berada di dalamnya, tetapi karena iri
hati ia tidak mau masuk di dalamnya = berada di luar.
Demikan juga nabi-nabi palsu, bernubuat demi nama
Tuhan, mengusir Setan demi nama Tuhan, dan mengadakan mujizat-mujizat demi nama
Tuhan, tetapi tidak melakukan kehendak Allah, Tuhan tidak mengenal mereka =
diluar, pintu sorga tertutup bagi mereka.
Melayani berarti ada di dalam = tinggal di dalam,
tetapi kalau tidak melakukan kehendak Allah Bapa = tinggal di luar.
Kerinduan kita adalah kerajaan sorga, bukan pekerjaan
dan perkara lahirihah; “cari dahulu
kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”...Matius 6:33.
Jadi jangan jadikan ibadah nomor dua, pekerjaan nomor
satu, yang benar adalah: Tuhanlah yang menjadi prioritas / nomor satu (ibadah
dan pelayanan nomor satu), pekerjan nomor dua, maka semuanya nanti akan
ditambahkan.
Tanda ketulusan hati
dan kesetiaan seorang hamba.
Kolose 3:22
(3:22) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di
dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk
menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
Seorang hamba yang tulus hati adalah tanda bahwa ia
adalah seorang hamba yang takut akan
Tuhan.
Amsal 8:13
(8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan;
aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut
penuh tipu muslihat.
Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan.
Jadi hamba Tuhan harus takut Tuhan, harus membenci
segala jenis kejahatan.
Kejahatan yang harus dibenci antara lain;
-
Benci kepada kesombongan.
-
Kecongkakan.
-
Tingkah laku yang jahat.
-
Mulut penuh tipu muslihat (dusta).
Empat perkara ini tidak boleh disukai tetapi harus
dibenci.
Titus 2:9-10
(2:9) Hamba-hamba
hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka,
jangan membantah,
(2:10) jangan curang,
tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam
segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Kesimpulannya: Seorang hamba yang taat kepada tuannya
dalam segala hal, berarti; tidak membantah dan tidak curang = tulus
hati dan setia, sehingga dengan demikian dalam segala hal mereka itu memuliakan
ajaran Allah.
Ajaran itu harus dimuliakan dan orang lain juga akan
turut memuliakan ajaran yang kita terima, seperti pesan rasul Paulus kepada
Timotius, pengajaran mempelai yang kita terima ini turut dimuliakan oleh orang
lain, bukan hanya kita saja.
Kolose 3:23-24
(3:23) Apapun juga yang
kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan
untuk manusia.
(3:24) Kamu tahu, bahwa
dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.
Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.
Seorang hamba bila taat kepada tuannya dalam segala perkara
= tulus hati, sedangkan seorang hamba Tuhan yang tulus hati akan menerima bagian
yang ditentukan baginya = menerima upah.
Kristus adalah tuan dari hamba-hamba Tuhan.
Jadi yang benar adalah seorang hamba harus; taat,
setia, dengar-dengaran, kemudian melakukan pekerjaannya dengan segala ketulusan
hati, tidak perlu menuntut upah dari manusia, bagian kita adalah Kristus, sebab
Dialah tuan dari setiap hamba-hamba Tuhan dan tidak perlu menuntut pangkat imam
(tidak perlu meningg-ninggikan diri) supaya kelak mendapat bagian di dalam
kehidupan yang kekal.
Kejadian 39:11
(39:11) Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam
rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun
tidak ada di rumah.
Pendeknya,
Yusuf adalah seorang hamba yang taat, setia, dengar-dengaran, dan ia melakukan
itu semua dengan ketulusan hati. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS,
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberitaan Firman Oleh;
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment