IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 05 AGUSTUS 2017
“STUDY YUSUF”
(Seri 118)
(Seri 118)
Subtema: BAHASA ROH UNTUK ORANG YANG TIDAK
BERIMAN, SEDANGKAN NUBUATAN UNTUK ORANG YANG BERIMAN.
Shalom saudaraku.
Selamat malam salam sejahtera
bagi kita semua.
Oleh karena kemurahan hati
Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja sebagaimana
biasanya.
Segera kita perhatikan firman penggembalaan
untuk Ibadah Kaum Muda remaja tentang study Yusuf dari kitab Kejadian.
Kejadian 41: 15
(41:15) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku
telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi
telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat
mengartikannya."
Dari ayat ini kita dapat menyimpulkan
dua hal, atau kita dapat melihat dua sisi, yaitu:
-
Sisi yang pertama menunjukkan bahwa Yusuf adalah seorang nabi.
-
Sisi yang kedua menunjukkan Firaun sangat membutuhkan seorang nabi.
Sebetulnya Firaun
tidak mengenal seorang nabi, tetapi di sini kita melihat Firaun sangat
membutuhkan seorang nabi. Kalau Firaun saja tidak mengenal seorang nabi tetapi membutuhkan
seorang nabi, maka kita lebih lagi menghargai seorang nabi karena kita sudah
lama menerima, mendengarkan dan memperhatikan firman para nabi.
Tugas seorang nabi
adalah bernubuat, menyingkapkan segala rahasia-rahasia.
Kita perhatikan kalimat: “Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak
ada yang dapat mengartikannya.”
Kita lihat peristiwa itu pada ayat
8.
Kejadian 41: 8
(41:8) Pada waktu pagi gelisahlah hatinya, lalu
disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir. Firaun
menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi seorang pun tidak ada yang dapat
mengartikannya kepadanya.
Firaun menceritakan mimpinya
kepada semua ahli dan kepada semua orang berilmu tetapi seorang pun tidak ada yang dapat mengartikan mimpinya.
Artinya; keahlian seorang ahli dan ilmu seorang yang
berilmu tidak dapat menyelesaikan masalah setiap orang, selain firman para nabi, sehingga yang suam tetap suam dalam mengikuti Tuhan, yang
jahat tetap jahat, yang najis tetap najis, yang sombong tetap sombong, pendusta
tetap pendusta, dan itulah yang menggelisahkan, menyusahkan hidup seseorang,
seperti Firaun.
Berkaitan dengan mimpi, kita
perhatikan ...
Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan
mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku
itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.
Nabi yang beroleh mimpi biarlah
menceritakan mimpinya itu dan nabi yang beroleh firman Tuhan, biarlah menceritakan
firman Tuhan itu dengan benar, berarti tidak boleh ditambahkan dan tidak
boleh dikurangkan, maka syarat untuk menjadi seorang nabi adalah :
1.
Jujur.
2.
Tidak boleh takut apapun resikonya.
Banyak hamba Tuhan
berpikir-pikir menyampaikan firman para nabi, dia tidak berani dalam
menyampaikan firman para nabi, sebab dia takut sidang jemaat akan mundur, maka jangan heran di hari-hari ini, di dalam gereja yang menjadi majikan adalah orang-orang kaya (uang).
1 Korintus 14: 1
(14:1) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu
memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
Perhatikan kalimat: “Usahakanlah dirimu memperoleh
karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.”
Kita
ketahui ada 9 karunia Roh, berusahalah untuk memperoleh karunia itu, tetapi yang
terutama berusahalah memperoleh karunia untuk bernubuat.
1 Korintus 14: 2-4
(14:2) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak
berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun
yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata
kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia
membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
Perbedaan antara bahasa Roh dengan nubuat:
-
Bahasa Roh, berguna untuk membangun
dirinya sendiri, sebab bahasa Roh berkata-kata kepada Tuhan dan oleh Roh dia
mengucapkan kata-kata rahasia (orang lain tidak tahu).
-
Nubuat, berguna/bertujuan untuk
membangun sidang jemaat.
Lebih jauh kita lihat ...
1 Korintus 14: 5
(14:5) Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan
bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang
bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh,
kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.
Pendeknya, nubuat lebih
berharga dari pada bahasa Roh.
Rasul Paulus menghendaki supaya
jemaat di Korintus berkata-kata dengan bahasa Roh tetapi lebih dari pada itu
supaya mereka juga bernubuat.
1 Korintus 14: 6
(14:6) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu
dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak
menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau
pengajaran?
Bahasa Roh tanpa nubuat di
tengah-tengah himpunan ibadah; tidak ada gunanya.
Perlu untuk diketahui; penyataan
Allah atau firman para nabi bersifat tiga hal:
a.
Bersifat pengetahuan.
b.
Bersifat nubuat
c.
Bersifat pengajaran.
1 Korintus 14: 22
(14:22) Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda,
bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman;
sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak
beriman, tetapi untuk orang yang beriman.
Jadi, bahasa lidah atau
bahasa Roh tidak salah di tengah-tengah himpunan ibadah, tetapi perlu
diketahui; karunia bahasa Roh adalah tanda untuk orang yang tidak beriman,
sedangkan nubuat adalah tanda untuk orang beriman.
Jadi jelas nubuat jauh lebih
berharga dari karunia bahasa Roh termasuk karunia-karunia yang lain. Karena
nubuat lebih berharga, mari kita lebih menghargai nubuat, lebih dari pada
karunia yang lain. Mari kita menghargai firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan lebih
dari karunia-karunia yang lain.
Orang beriman = orang yang
memiliki iman.
Ibrani 11: 1
(11:1) Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Iman adalah: dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Pendeknya, iman adalah dasar
kita untuk berharap, kemudian iman itu bukti dari segala sesuatu yang tidak
kita lihat = percaya walau tidak melihat.
Ibrani 11: 2-3
(11:2) Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian
kepada nenek moyang kita.
(11:3) Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta
telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi
dari apa yang tidak dapat kita lihat.
Karena iman kita mengerti bahwa
alam semesta (langit,
bumi dan segala isinya) dijadikan oleh firman Tuhan,
bukan karena pengertian, bukan karena ilmu dan pengetahuan yang kita miliki.
Pengetahuan atau ilmiah tidak
bisa bertemu dengan iman, tidak nyambung, tidak bisa menyatu dengan iman.
2 Korintus 4: 18
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan,
melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan
yang tak kelihatan adalah kekal.
Rasul Paulus senantiasa
memperhatikan yang tidak kelihatan, menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah orang
yang beriman.
Mengapa Rasul Paulus
memperhatikan yang tidak kelihatan? “Karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”
2 Korintus 5: 1
(5:1) Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat
kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat
kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak
dibuat oleh tangan manusia.
Kerajaan Sorga adalah tempat
kediaman yang kekal yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
Kalau kemah di bumi ini
sifatnya sementara, termasuk segala sesuatu yang dikerjakan oleh tangan, tetapi
Kerajaan Sorga adalah tempat kediaman yang kekal, sifatnya kekal dan abadi.
2 Korintus 5: 2, 4, 6
(5:2) Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh,
karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman
kita yang sekarang ini,
(5:4) Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita
mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru
itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.
(5:6) Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah,
meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari
Tuhan,
Perlu untuk diketahui; selama
kita diam di dalam kemah ini, banyak keluhan oleh karena beratnya tekanan, maka
kita tentu merindukan tempat kediaman yang kekal, yaitu Kerajaan Sorga, oleh
sebab itu, biarlah kita senantiasa tabah, sekalipun kita sadar bahwa selama
kita mendiami tubuh atau kemah ini, kita masih jauh dari sempurna.
Selama kita mendiami kemah
tubuh ini, kita
banyak mengeluh karena tentunya beratnya tekanan, yang kita alami, tetapi biarlah kita
senantiasa sabar, tabah karena kita rindu suatu tempat kediaman yang kekal.
2 Korintus 5: 7
(5:7) -- sebab hidup kami ini adalah hidup karena
percaya, bukan karena melihat –
Rasul Paulus berkata: “Hidup
kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”, berarti, hidup karena iman, bukan karena melihat, itu sebabnya Rasul
Paulus senantiasa memperhatikan yang tidak kelihatan, yaitu; suatu tempat kediaman yang kekal.
Ibrani 12: 28
(12:28) Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak
tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut
cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Tempat kediaman yang kekal
adalah kerajaan yang tak tergoncangkan.
Tak tergoncangkan = bersifat
kekal.
Syarat untuk memperoleh kerajaan yang
tak tergoncangkan.
Ibrani 12: 24-25
(12:24) dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru,
dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
(12:25) Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang
berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman
Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang
berbicara dari sorga?
Jangan menolak Dia yang berfirman dari sorga = jangan menolak berita keselamatan oleh pemercikan darah yang lebih kuat dari darah
Habel =
jangan menolak kasih karunia.
Ibrani 2: 1
(2:1) Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan
apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.
Karena itu, kita harus lebih
teliti memperhatikan apa yang telah kita dengar supaya kita jangan hanyut
dibawa arus.
Tidak boleh sembarangan
mendengar berita firman, harus dengan teliti. Tidak semua berita firman yang
disampaikan seorang
hamba Tuhan mutlak diterima, seperti yang dikatakan oleh
Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Galatia...Galatia 1:8-10.
Model-model pemberitaan firman
banyak sekali dan berita-berita yang disampaikan tentu mempunyai arus yang
sangat kuat untuk menghanyutkan kerohanian anak-anak Tuhan.
Jadi tidak boleh sembarangan
mendengar firman, harus teliti mendengar firman. Saat mendengar firman
Tuhan harus teliti; berita salib (firman kasih karunia)
atau bukan? Kalau firman yang ditambahkan dan dikurangkan, jangan diterima,
supaya jangan sampai arusnya menghanyutkan.
Sebab banyak hamba-hamba Tuhan
menyampaikan firman sesuai dengan cap mereka, sesuai dengan cap manusia seperti
orang yang diselar, susah sekali untuk dihapus, hatinya susah untuk diubah, sebab sekalipun ajarannya itu salah, tetap saja merasa diri benar.
Ibrani 2: 2
(2:2) Sebab kalau firman yang dikatakan dengan
perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan
ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal,
Pendeknya; menolak hukum Taurat
karena pelanggaran dan ketidaktaatan akan mendapat balasan yang setimpal, lebih
lagi kalau menolak berita keselamatan yaitu kasih karunia (oleh darah salib), mereka itu tidak akan luput dari hukuman.
Kalau hukum Taurat ditolak,
mereka akan menerima hukuman yang setimpal, apalagi menolak hukum kasih karunia
(berita salib), berita keselamatan yang lebih besar dari hukum Taurat, orang
seperti ini tidak lepas dari hukuman.
Ibrani 10; 28-29
(10:28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia
dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi.
(10:29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus
dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis
darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?
Jika ada orang menolak hukum
Musa (hukum Taurat), ia akan dihukum atas keterangan dua atau tiga orang saksi.
Lebih berat lagi hukuman atas dia yang menolak berita keselamatan yaitu menginjak-injak
Anak Allah, dan
menganggap najis darah penyucian.
Pendeknya; lebih berat lagi
hukuman atas dia yang menolak kasih karunia, itulah firman yang mendatangkan
keselamatan.
Ibrani 12: 5
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang
berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah
anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya;
Jangan menolak Dia yang
berbicara dari Sorga atau jangan menolak berita keselamatan, sebab itu
adalah kasih karunia, datangnya dari Anak Allah, oleh darah salib.
Ibrani 12: 26A
(12:26) Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi,
tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan
menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."
Di sini kita perhatikan; waktu
Allah berfirman kepada bangsa Israel di atas gunung Sinai, suaranya itu menggoncang
bumi. Itu keadaan zaman Taurat.
Sejenak kita lihat peristiwa
itu.
Ibrani 12: 18-21
(12:18) Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang
dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan
angin badai,
(12:19) kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang
membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada
mereka,
(12:20) sebab mereka tidak tahan mendengar perintah
ini: "Bahkan jika binatang pun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari
dengan batu."
(12:21) Dan sangat mengerikan pemandangan itu,
sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar."
Ada dua hal yang terlihat ketika suara Allah menggoncang di
atas gunung Sinai.
Yang Pertama: Mereka tidak tahan mendengar perintah itu.
Hukum Taurat berarti mata ganti
mata, gigi ganti gigi, arti rohaninya; kejahatan dibalas kejahatan = orang yang
berbuat salah tidak luput dari penghukuman. Dihukum setimpal dengan perbuatan mereka, itu hukum Taurat.
Pendeknya,
kehidupan setiap orang yang berada di bawah hukum
Taurat tidak tahan, itu sangat menggoncang jiwa, menggoncang hidup, tidak ada
yang dapat bertahan.
Yang Kedua: Bahkan binatang pun yang menyentuh gunung
itu harus dilempari dengan batu.
Sama seperti seorang perempuan
yang kedapatan berzinah di pagi hari, ahli Taurat dan orang Farisi membawanya
ke hadapan Yesus untuk dihakimi. Menurut hukum Taurat perempuan yang demikian
harus dilempari dengan batu.
Pendeknya,
mendengar berita firman yang seperti ini cukup menggoncang hati, menggoncang
jiwa, tidak sanggup mendengarkannya, dan berita semacam ini tidak mengandung
janji, ini bukan berita keselamatan, ini bukan kasih karunia. Sesungguhnya, syarat
untuk mendapatkan kerajaan yang tak tergoncangkan, (tempat kediaman yang kekal)
adalah jangan menolak berita keselamatan, firman kasih karunia.
Sekarang bandingkan dengan BERITA
KESELAMATAN.
Ibrani 12: 26B-27
(12:26) Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi,
tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan
menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."
(12:27) Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk
kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya
tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.
Berita keselamatan yang
datangnya dari darah Salib itu mengandung janji, yaitu: “Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan
langit juga."
Ungkapan satu kali lagi
menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan supaya tinggal tetap
apa yang tidak tergoncangkan, itulah kerajaan yang kekal (Kerajaan Sorga), tempat
kediaman yang kekal. Itulah janji dari berita keselamatan oleh darah Salib.
Jadi sangat kontras sekali
antara berita dari hukum Taurat dengan berita keselamatan oleh darah salib.
Kalau berita dari hukum Taurat;
menggoncangkan jiwa sampai kita tidak sanggup tidak tahan
mendengarkannya, sedangkan berita keselamatan yang datangnya oleh darah salib,
itulah hukum kasih karunia, itu mengandung janji, itulah keselamatan yang
kekal, kerajaan yang tidak tergoncangkan.
Sebab berita keselamatan ini
mengubahkan kita
oleh karena kemurahan, sehingga kita memperoleh
kerajaan yang kekal.
Kesimpulannya, kalau berita hukum Taurat menggoncang bumi sedangkan
berita keselamatan mengandung janji.
Hagai 2: 5-6
(2:5) Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai
Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak,
imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman
TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN
semesta alam,
(2:6) sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan
kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di
tengah-tengahmu. Janganlah takut!
Janji firman Tuhan kepada
bangsa Israel adalah janji pemulihan, seperti Tuhan berjanji kepada Zerubabel
dan kepada imam besar Yosua, Tuhan akan menyertai mereka di
dalam mengerjakan dan membangun rumah Tuhan. Bukti Tuhan
memberkati rumah Zerubabel dan imam besar Yosua: Roh Tuhan tinggal di
tengah-tengah mereka.
Ini
harus menjadi perhatian bagi kita semua; nubuat firman (firman para nabi) pasti
tergenapi, maka bagi kita sekalian kaum muda remaja, bekerjalah, beribadahlah,
layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, sampai nanti janji firman itu
tergenapi, pasti akan terjadi pemulihan, keadaan kita lebih baik dari semula.
Hagai 2: 7-8
(2:7) Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam:
Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan
darat;
(2:8) Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga
barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan
memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam.
Janji firman: satu kali lagi
Aku akan menggoncangkan langit bumi dan segala isinya supaya tinggal tetap yang
tidak tergoncangkan.
Kalau Zerubabel saja dipakai
oleh Tuhan untuk membangun rumah Tuhan bersama imam besar Yosua, maka Tuhan juga akan menyertai kita.
Sebab kita melayani Tuhan bukan
karena gagah hebat, bukan karena kekuatan melainkan oleh Roh Tuhan.
Ciri-ciri orang yang beriman.
2 Korintus 4: 16-17
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi
meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari.
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini,
mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih
besar dari pada penderitaan kami.
Di sini kita dapat melihat
bahwa Rasul Paulus banyak menanggung penderitaan. Itu adalah ciri-ciri orang
yang beriman.
Ibrani 10: 32
(10:32) Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu
menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam
perjuangan yang berat,
Beribadah dan melayani Tuhan dengan
sangkal diri pikul salib,
bertahan dengan perjuangan yang berat itu adalah suatu
kebodohan, bagi orang dunia.
Tetapi mereka yang sudah
terpanggil, berada dalam terang yang ajaib, banyak menanggung penderitaan,
bertahan dalam perjuangan yang berat.
Ibrani 10: 33-34
(10:33) baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh
cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan
mereka yang diperlakukan sedemikian.
(10:34) Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam
penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima
hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih
baik dan yang lebih menetap sifatnya.
Tugas dari alat pendamaian
berarti memperdamaikan dosa manusia kepada Allah. Ketika Yesus Kristus memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, Dia menjadi korban, sama seperti Rasul Paulus. Demikian juga kita dipanggil untuk menjadi alat
pendamaian, berarti kita harus menjadi korban, menyerap darah
sebanyak-banyaknya
seperti hisop, menanggung banyak penderitaan, namun sekalipun
demikian, tetap bersukacita, mengapa? Karena memiliki harta yang berharga yang
sifatnya kekal, yaitu Kerajaan Sorga.
Ibrani 10: 32
(10:32) Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu
menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam
perjuangan yang berat,
Ketika menerima terang justru
banyak menderita, sama seperti hisop menyerap darah sebanyak-banyaknya, tetapi
sekalipun demikian, tetap bersukacita karena dia memiliki harta yang kekal,
yang tak tergoncangkan, itulah pribadi Rasul Paulus.
Ibrani 10: 35
(10:35) Sebab itu janganlah kamu melepaskan
kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
Besar upah di sorga, yaitu
Kerajaan yang tak tergoncangkan (tempat kediaman yang kekal).
Ibrani 10: 36
(10:36) Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya
sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Maka dalam hal ini yang
diperlukan adalah ketekunan.
Dalam Ibadah Raya Minggu, saya
sudah menyaksikan bahwa ketekunan itu diperlukan untuk memelihara iman. Awal
mula masuk ke provinsi Banten, saya tidak membawa apa-apa selain alkitab, tidak
dimodali siapa-siapa dan saya tidak bergantung pada manusia, dan kemudian pada
waktu itu belum ada gereja, belum ada penggembalaan, belum ada jiwa, tentu
belum ada kolekte, belum ada persembahan, tetapi
setiap hari, saya harus berjalan kaki untuk mencari jiwa, door to door, dari
rumah satu ke rumah lain. Sebetulnya saya jarang sekali untuk bertemu jiwa,
jarang sekali jiwa menerima saya. Dari 100 kali saya berjalan, mungkin 1 kali
saja orang yang mau share tentang firman Tuhan, namun tidak menyatakan dirinya
sebagai sidang jemaat. Setiap hari saya menangis, saya jarang sekali makan, dan
untuk mencari perteduhan tempat tidur malam, itu pun saya harus berjuang
setengah mati, karena saya tidak mau bergantung pada manusia, itulah yang saya
lakukan sebelum terbentuk penggembalaan GPT BETANIA Serang dan Cilegon. Itulah kehendak Allah; menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Setelah menanggung penderitaan yang
tidak harus ia tanggung maka ia akan memperoleh apa yang dijanjikan, maka yang diperlukan
oleh
setiap orang adalah ketekunan.
Ibrani 10: 37-38
(10:37) "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit
waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan
kedatangan-Nya.
(10:38) Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh
iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan
kepadanya."
Orang benar harus hidup oleh
iman dan tidak akan mundur sebab kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Apabila orang benar
mengundurkan diri
(tidak bertekun dalam iman), maka Allah tidak
berkenan kepadanya.
Dampak positif rela menderita.
2 Korintus 4: 16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi
meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari.
Kalau kita sangkal diri pikul
salib, terjadi pembaharuan manusia batiniah dari sehari ke sehari.
Ketika manusia batiniah
dibaharui, manusia lahiriah semakin merosot, tidak peduli pada hal lahiriah.
Seandainya, kalau seseorang
masih mengutamakan yang lahiriah, misalnya; kedudukan, uang, ijazah dan kesibukan-kesibukan di bumi lebih utama dari
ibadah dan pelayanan menunjukkan bahwa manusia batiniahnya belum dibaharui.
Ketika terjadi pembaharuan
manusia batiniah, manusia lahiriah semakin merosot, berarti tidak bermegah
pada hal-hal
yang lahiriah.
Filipi 3: 3-4
(3:3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang
beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh
percaya pada hal-hal lahiriah.
(3:4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh
percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh
percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
Rasul Paulus tidak lagi menaruh
percaya pada hal-hal yang lahiriah, sebab dia menjalankan ibadah oleh dorongan
Roh Tuhan, menunjukkan bahwa manusia batiniahnya telah dibaharui dari sehari ke
sehari.
Kalau ibadahnya lahiriah,
berarti dia manusia lahiriah sehingga menjalankan ibadah secara lahiriah
misalnya karena ada kepentingan, tetapi Rasul Paulus tidak menaruh percaya pada
hal lahiriah, itu sebabnya dia beribadah karena dorongan Roh Tuhan.
Perhatikan kalimat: “Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh
percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi.”
Kita lihat pembuktiannya dalam ayat
5-6.
Filipi 3: 5-6
(3:5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel,
dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat
aku orang Farisi,
(3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang
kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
Inilah 7 kelebihan Rasul Paulus
dalam hal
yang lahiriah:
1.
Disunat pada hari kedelapan.
2.
Dari bangsa Israel.
3.
Dari suku Benyamin.
4.
Orang Ibrani asli.
5.
Tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi.
6.
Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat (berkuasa).
7.
Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
Ini kelebihan secara lahiriah,
maka dia dapat berkata: “Jika ada orang
lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi”,
dia orang intelektual, dia ahli, dia orang Farisi, maka dia memiliki dasar untuk bermegah dalam hal-hal lahiriah.
Filipi 3: 7-8
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan
bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena
pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh
karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah,
supaya aku memperoleh Kristus,
Tetapi setelah dia mengenal
Yesus Kristus, segala perkara lahiriah dianggap menjadi sampah, karena Kristus
lebih mulia bagi dia dari segala sesuatu.
Jadi terbukti bahwa manusia
batiniahnya telah mengalami pembaharuan sekalipun banyak
menanggung penderitaan.
Kita patut bersyukur kepada
Tuhan bahwa karunia Roh itu bukan untuk orang beriman, melainkan untuk
yang orang tidak beriman, sedangkan nubuat untuk orang yang beriman.
Nubuat itu mengandung janji, yaitu: kerajaan yang tak tergoncangkan (tempat kediaman
yang kekal).
Oleh sebab itu semakin hari,
hidup saya semakin diteguhkan, tidak bercabang hati, tidak mendua hati terhadap
firman nubuatan.
Kalau tadi, Firaun saja sangat membutuhkan
seorang nabi, seharusnya kita lebih lagi, karena kita sudah lama menerima,
mengenal firman nubuatan, firman para nabi. Setelah langit bumi diguncang, supaya
tinggal tetap apa yang tak tergoncangkan. Jadi,
tetaplah bersukacita karena harta yang kekal, itulah kerajaan Sorga.
Rasul Paulus lebih
memperhatikan yang tidak kelihatan dari pada yang kelihatan. Karena yang kelihatan bersifat sementara, maka dia rela menanggung penderitaan, sampai akhirnya terjadi pembaharuan manusia batiniah.
Di tengah-tengah penderitaan
dia tidak kecil hati, dia tidak tawar hati, dia tetap bersukacita karena
kerajaan yang tak tergoncangkan (yang tak kelihatan), harta yang sifatnya
kekal. Jangan sampai karena yang sementara, kita tinggalkan nubuatan firman,
kita tinggalkan ibadah dan pelayanan, kita tinggalkan penggembalaan, suatu
kerugian yang besar, Tuhan tidak berkenan kepada orang yang demikian.
Kedatangan Tuhan sudah tidak
lama lagi, tinggal sedikit waktu lagi. Dia akan menggoncangkan langit bumi (yang
dapat digoncangkan), supaya tinggal tetap yang tak tergoncangkan.
Ayo, beribadahlah di atas
gunung Sion.
Praktek orang beriman.
Ibrani 12: 28
(12:28) Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak
tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut
cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Oleh karena janji dari nubuatan
firman (kerajaan yang tak tergoncangkan), mari
kita perhatikan dua hal:
a.
Mengucap syukur.
Mengucap syukurlah
dalam segala hal, di dalam Kristus Yesus, sebab itulah yang dikehendaki Allah.
Banyak orang Kristen mengucap syukur tetapi keliru. Misalnya; berbuat baik,
rajin, pada saat memperoleh sesuatu. Kalau mengucap syukur yang benar; dalam susah mengucap syukur, dalam senang mengucap
syukur.
b.
Beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan.
Yaitu;
-
Beribadah dengan menaruh rasa hormat kepada Tuhan.
Banyak orang ketika
diundang ke pesta, dia gunakan pakaian yang paling baik, tetapi untuk melayani
Tuhan asal-asalan, pakaiannya juga asal-asalan = tidak menaruh rasa hormat
kepada Tuhan.
Kemudian,
menginjak-injak darah perjanjian, menganggap najis darah perjanjian, artinya;
lebih mengutamakan perkara lahiriah, sama seperti orang yang hidup di bawah hukum
Taurat; sehingga apa yang benar, apa yang suci tidak penting, sama dengan
menganggap najis darah perjanjian. Orang seperti ini tidak menaruh rasa hormat
kepada Tuhan.
-
Beribadah dengan takut kepada Tuhan.
Takut akan Tuhan membenci kejahatan, teramat lebih
benci kepada 4 perkara, yaitu benci kesombongan, kecongkakan, tingkah
laku yang jahat dan benci kepada mulut penuh tipu muslihat, yaitu
dusta.
Mengapa kita harus
memperhatikan kedua hal tersebut?
Ibrani 12: 29
(12:29) Sebab Allah kita adalah api yang
menghanguskan.
Allah kita adalah api yang menghanguskan, itulah sebabnya kita harus mengucap syukur
senantiasa dan beribadah dengan hormat dan dengan takut.
Tentang api yang menghanguskan
ini, kita lihat dua perkara.
YANG PERTAMA.
Ulangan 4: 24-25
(4:24) Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang
menghanguskan, Allah yang cemburu.
(4:25) Apabila kamu beranak cucu dan kamu telah tua di
negeri itu lalu kamu berlaku busuk dengan membuat patung yang menyerupai apa
pun juga, dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, sehingga kamu
menimbulkan sakit hati-Nya,
Api yang menghanguskan
menunjukkan bahwa Allah itu cemburu.
Kecemburuan Allah ini bersifat
preventif,
maksudnya; memproteksi dan mencegah supaya bangsa
Israel tidak jatuh dalam dosa
karena penyembahan berhala.
Berhala adalah segala sesuatu
yang melebihi dari Tuhan. Pekerjaan, bisnis, kesibukan, kedudukan, jabatan,
kalau itu melebihi dari Tuhan itu adalah berhala.
Maka biarlah kita beribadah
dengan hormat dan dengan takut.
YANG KEDUA.
Ulangan 9: 3-4
(9:3) Maka ketahuilah pada hari ini, bahwa TUHAN,
Allahmu, Dialah yang berjalan di depanmu laksana api yang menghanguskan; Dia
akan memunahkan mereka dan Dia akan menundukkan mereka di hadapanmu.
Demikianlah engkau akan menghalau dan membinasakan mereka dengan segera,
seperti yang dijanjikan kepadamu oleh TUHAN.
(9:4) Janganlah engkau berkata dalam hatimu, apabila
TUHAN, Allahmu, telah mengusir mereka dari hadapanmu: Karena jasa-jasakulah
TUHAN membawa aku masuk menduduki negeri ini; padahal karena kefasikan
bangsa-bangsa itulah TUHAN menghalau mereka dari hadapanmu.
Merasa berjasa di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan. Apapun yang sudah kita persembahkan kepada Tuhan, jangan
pernah merasa berjasa karena Tuhan Allah itu adalah api yang menghanguskan.
Itulah sebabnya kita harus
beribadah kepada Tuhan dengan cara yang berkenan yaitu: takut dan hormat.
Ibrani 12: 22-24
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke
kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu
kumpulan yang meriah,
(12:23) dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang
namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan
kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,
(12:24) dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru,
dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Beribadah dengan rasa hormat
dan takut kepada Tuhan, menunjukkan bahwa kita sudah datang ke bukit Sion, ke
kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi.
Persamaan dari bukit Sion (kota
Allah yang hidup), Yerusalem sorgawi:
1.
Kepada beribu-ribu malaikat (suatu kumpulan yang meriah).
2.
Kepada jemaat anak-anak sulung = terdaftar di sorga.
3.
Kepada Allah (yang menghakimi semua orang).
4.
Kepada roh-roh orang-orang benar (yang telah menjadi sempurna).
5.
Kepada Yesus (Dialah pengantara dalam perjanjian baru).
6.
Kepada darah pemercikan (lebih kuat dari pada darah Habel).
Inilah persamaannya.
Dari apa yang sudah kita baca
ini, tentu membuat kita semakin terharu, sebab pengertian dari ayat ini cukup
membuat hati kita terharu, sebab awalnya nubuatan itu diberikan kepada orang
yang beriman, kemudian janji Allah diberikan kepada mereka
yang berada di bukit Sion, kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi.
Inilah yang membuat hati saya
semakin terharu dan membuat saya tetap berpegang teguh kepada firman nubuatan,
janji-Nya luar biasa. Dan malam ini kita tidak bisa bantahkan firman ini, maka
jelas Tuhan tidak berkenan kepada orang yang mengundurkan diri, yaitu orang
yang tidak bertekun dalam iman, karena nubuatan adalah tanda untuk orang
beriman. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment