IBADAH RAYA MINGGU, 23 JULI 2017
(Seri 26)
“KITAB WAHYU”
Subtema: MENDENGAR SUARA ORANG
YANG BERSERU-SERU.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Segera saja kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu.
Wahyu 7: 4
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang
dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari
semua suku keturunan Israel.
Jumlah mereka yang dimeteraikan
itu: 144.000 dari semua suku keturunan Israel (Yakub).
Roh Kudus adalah meterai yang
menjadikan kita sebagai milik Kristus.
Hari-hari ini adalah hari-hari
terakhir menjelang kedatangan Tuhan, biarlah kita kelak masuk di dalam pemeteraian
(diikut sertakan dalam pemeteraian), sebab Roh Kudus adalah meterai, tanda
bahwa kita milik Kristus, milik ketebusan-Nya. Tanpa meterai, kita bukan siapa-siapa,
kita bukan milik Tuhan.
Wahyu 7: 5-8
(7:5) Dari suku Yehuda dua belas ribu yang
dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu,
(7:6) dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku
Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu,
(7:7) dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi
dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu,
(7:8) dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku
Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.
Tetapi dari pembacaan ini, ada
satu nama dari keturunan Yakub (Israel) yang tidak diikutsertakan di dalam
pemeteraian, itulah SUKU DAN.
Kemudian, ada satu nama yang
bukan anak Yakub dimasukkan untuk menggantikan suku Dan, itulah SUKU MANASYE.
Sesungguhnya 12 suku Israel
atau 12 anak Yakub adalah Yehuda, Ruben, Gad, Asyer, Naftali, Dan, Simeon,
Lewi, Isakhar, Zebulon, Yusuf, Benyamin.
Manasye bukan anak dari Yakub
tetapi dia cucu dari Yakub, sebab Manasye adalah anak dari Yusuf.
Tetapi kalau kita perhatikan
dalam Kejadian 48: 5, di situ dengan jelas, Yakub mengakui dan mengangkat
Manasye sebagai anak, disejajarkan dengan Ruben dan Simeon.
Saudaraku, kalau sampai pada
hari ini kita mendapat kesempatan untuk menjalankan ibadah ini, tekun dalam
tiga macam ibadah pokok termasuk Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian seperti
pada malam ini, kemudian diberi kesempatan untuk melayani Tuhan sesuai dengan
karunia-karunia jabatan yang dipercayakan Tuhan, itu adalah kemurahan Tuhan.
Oleh sebab itu, lewat ibadah
ini kita mengadakan suatu persekutuan, melekat dengan Tuhan seperti pujian
tadi. Itu kemurahan Tuhan.
Kita ini bukan Israel secara
lahiriah, kita ini bangsa kafir, tunas liar, tetapi kalau kita diakui dan
diangkat sebagai anak dan menjadi Israel secara rohani, itu merupakan kemurahan
dari pada Tuhan.
Oleh sebab itu tidak boleh
sombong.
Sejenak kita perhatikan ...
Roma 11: 17-18
(11:17) Karena itu apabila beberapa cabang telah
dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan
turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah,
(11:18) janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang
itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu,
melainkan akar itu yang menopang kamu.
Ada cabang yang dipatahkan,
berarti tunas liar dicangkokkan di dalamnya, sehingga mendapat bagian di dalam
Tuhan, itu adalah kemurahan.
Sama tadi seperti Manasye, dia
bukan anak Yakub, dia adalah cucu dari Yakub, sebab Manasye adalah anak dari
Yusuf. Tetapi kalau akhirnya turut masuk dalam pemeteraian, itu adalah
kemurahan Tuhan.
Oleh sebab itu jangan bermegah,
jangan sombong terhadap cabang-cabang yang dipatahkan.
Kita dilekatkan kepada Tuhan
untuk masuk dalam pemeteraian, itu adalah kemurahan Tuhan.
Roma 11: 20
(11:20) Baiklah! Mereka dipatahkan karena
ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu
sombong, tetapi takutlah!
Kalau kita mendapat kemurahan,
jangan sombong, jangan bermegah, tetapi takutlah.
Takut akan Tuhan membenci
kejahatan, secara khusus benci kepada empat perkara; kesombongan, keangkuhan,
kecongkakan, mulut penuh dengan tipu
muslihat (dusta).
Pada minggu-minggu yang lalu
kita sudah melihat sisi Manasye mengapa dia mendapat kemurahan, sekarang kita
akan melihat dari sisi Dan, dimana Dan tidak diikut sertakan dalam
pemeteraian itu.
Dan adalah anak Yakub yang
kelima, yang lahir dari Bilha, budak Rahel.
Kejadian 30: 1-6
(30:1) Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan
anak bagi Yakub, cemburulah ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub:
"Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati."
(30:2) Maka bangkitlah amarah Yakub terhadap Rahel dan
ia berkata: "Akukah pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau
mengandung?"
(30:3) Kata Rahel: "Ini Bilha, budakku perempuan,
hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak di pangkuanku, dan supaya oleh dia
aku pun mempunyai keturunan."
(30:4) Maka diberikannyalah Bilha, budaknya itu,
kepada Yakub menjadi isterinya dan Yakub menghampiri budak itu.
(30:5) Bilha mengandung, lalu melahirkan seorang anak
laki-laki bagi Yakub.
(30:6) Berkatalah Rahel: "Allah telah memberikan
keadilan kepadaku, juga telah didengarkan-Nya permohonanku dan diberikan-Nya
kepadaku seorang anak laki-laki." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Dan.
Dan lahir bukan karena rencana
Allah, sebab Dan lahir karena di dalam diri Rahel ada kecemburuan yang besar
terhadap Lea, kakaknya, karena Lea telah melahirkan anak laki-laki bagi Yakub,
yaitu Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda, di dalam Kejadian
29: 31-35.
Pendeknya; Dan dilahirkan oleh
benih daging, bukan dari benih ilahi.
Yohanes 3: 6
(3:6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging,
dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Apa yang dilahirkan dari daging
adalah daging, bukan Roh, artinya: orang yang hidup menurut daging memikirkan
hal-hal dari daging, dia tidak pernah memikirkan hal-hal dari Roh, tidak
memikirkan perkara rohani, itulah ibadah pelayanan dengan segala kegiatan di
dalamnya.
Perbuatan daging telah nyata,
terlihat dengan jelas dalam Galatia 5: 19-21, ada 15 perbuatan daging di
sana.
Kemudian, orang yang hidup
menurut daging menunjukkan
bahwa dia masih berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat; “mata ganti
mata, gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Kemudian orang yang berada di bawah hukum Taurat menjalankan ibadahnya secara
Taurat.
Ibadah Taurat itu ibadah yang
dijalankan secara lahiriah, misalnya; mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya
jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia
batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan, sementara darah daging tidak masuk
ke dalam Kerajaan Sorga.
Jadi jelas, apa yang dilahirkan
oleh daging adalah daging. Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari
daging, tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan
sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah
kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak
akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Melakukan perbuatan daging
(hidup menurut daging), tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga. Demikian
juga dalam 1 Korintus 15: 50, darah daging tidak mewarisi Kerajaan
Sorga.
Yohanes 3: 2-3
(3:2) Ia datang pada waktu malam kepada Yesus
dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang
diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang
Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."
(3:3) Yesus menjawab,
kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Apa yang dilahirkan oleh daging
adalah daging, maka manusia daging harus dilahirkan kembali supaya menjadi
manusia rohani.
Nikodemus ini adalah pemimpin agama
Yahudi, pemimpin dalam rumah Tuhan, katakan dalam istilah sekarang adalah
pendeta atau gembala sidang, tetapi dia tidak mengerti istilah kelahiran
kembali.
Dia hanya mengerti soal
mujizat, tanda heran yang diperbuat oleh Yesus, pengertiannya tentang kerajaan
sorga hanya tahu sebatas itu, dia tidak memahami soal kelahiran kembali.
Dahulu kita tidak mengerti soal
kelahiran kembali, maka mari kita beri hati. Kita yang manusia daging ini
supaya dilahirkan kembali. Kalau tidak, kita tidak akan melihat Kerajaan Sorga,
tidak akan melihat perkara di atas dan akhirnya tidak akan mendapat bagian
dalam Kerajaan Sorga.
Saya ulangi; kita yang manusia
daging ini harus dilahirkan kembali.
1 Yohanes 2: 16
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu
keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal
dari Bapa, melainkan dari dunia.
Perlu untuk diketahui;
keinginan daging berasal dari dunia, perkara di bawah, bukan dari sorga, dari
atas.
Matius 4: 8-10
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang
sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan
kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya:
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Iblis membawa Yesus ke atas
gunung yang sangat tinggi lalu memperlihatkan kepada Yesus kerajaan dunia dan kemegahannya.
Perlu untuk diketahui; kalau
ibadah yang kita jalankan ini arahnya kepada perkara di bawah, arahnya kepada
daging, arahnya kepada kerajaan dunia = menyembah Setan.
Oleh sebab itu Yesus berkata
kepada ular itu (gambaran Iblis): “Enyahlah,
Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Jadi keinginan daging itu
berasal dari dunia, maka kalau kita beribadah, mengarahkan pandangan hanya
kepada dunia, dengan segala perkara yang ada di dalamnya, menunjukkan bahwa ia
adalah manusia daging. Setan membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi.
Sebetulnya itu adalah posisi yang tepat dan benar, sama seperti kita malam ini
berada di atas gunung yang tinggi. Tempat kita beribadah melayani disebut
gunung yang tinggi.
Tetapi kalau ibadah ini arahnya
kepada perkara di bawah, yaitu kerajaan dunia dan kemegahannya, itu sama dengan
menyembah Setan.
Maka kalau seorang hamba Tuhan
hanya berbicara soal perkara di bawah (perkara lahiriah), soal uang, soal
ekonomi, soal yang lahiriah, dan lain sebagainya, sebetulnya itu sama dengan
menyembah Setan, tetapi ironisnya di hari-hari terakhir ini, justru
gereja-gereja mengarahkan pandangan mereka kepada perkara di bawah, kerajaan
dunia dan kemegahannya.
Itulah Dan, dilahirkan dari
benih daging, bukan dari benih Ilahi.
Itu sebabnya nama Dan tidak
diikutsertakan dalam pemeteraian, padahal segel atau meterai sebagai tanda
bahwa kita milik-Nya Tuhan, adalah Roh Kudus.
Kalau tidak ada meterai (tidak ada
segel), berarti kita bukan miliknya Tuhan. Setia di dalam Tuhan sampai nanti
tiba hari pemeteraian kita diikutsertakan, walaupun kita ini bangsa kafir.
Sebaliknya, kita harus
dilahirkan dari benih ilahi. Benih ilahi itu adalah firman Tuhan, Roh Kudus dan
kasih.
Mari kita lihat satu per satu,
dimana Yesus lahir dari benih ilahi.
Ada tiga benih Ilahi, antara lain:
YANG PERTAMA: FIRMAN TUHAN.
Yohanes 1: 1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
“Pada mulanya
adalah Firman.” Kemudian kalimat berikutnya; “Firman itu
bersama-sama dengan Allah.”
Seolah-olah ada dua pribadi.
Namun pada akhirnya,
disimpulkan bahwa “Firman itu adalah Allah”, berarti Firman dan Allah
adalah satu.
Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di
antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.
Tidak bisa dibantahkan bahwa
Yesus lahir dari firman Allah, salah satu dari tiga benih ilahi.
1 Petrus 1: 23-25
(1:23) Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari
benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang
hidup dan yang kekal.
(1:24) Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti
rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan
bunga gugur,
(1:25) tetapi firman Tuhan tetap untuk
selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.
Sebab firman Allah adalah benih
yang tidak fana.
Kalau kita dilahirkan kembali
oleh benih ilahi itulah firman Allah, maka kita hidup, dan hidup kita menjadi
kekal.
Firman itu sifatnya hidup dan
kekal. Kalau seseorang tidak dilahirkan kembali oleh firman Allah, hidupnya
seperti rumput dan kemuliaannya seperti bunga rumput. Tetapi lihat, suatu kali
nanti; rumput kering, bunga pun gugur, itulah kemuliaannya.
Manusia daging kemuliaannya
banyak datang dari hal-hal yang lahiriah. Tetapi harus diingat, manusia daging
itu persis seperti rumput. Kalau rumput kering, kemuliaannya juga kering, gugur
semua. Tidak ada yang kekal di atas muka bumi ini, semua sama seperti rumput,
maka harus dilahirkan kembali oleh benih ilahi, itulah firman Allah.
Tanda seseorang dilahirkan oleh benih firman Tuhan.
1 Petrus 1: 22
(1:22) Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh
ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih
persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling
mengasihi dengan segenap hatimu.
Praktek dilahirkan oleh benih
firman Allah: menyucikan dirinya dengan jalan ketaatan kepada kebenaran,
itulah firman Allah, yang hidup dan yang kekal.
Dan orang yang taat kepada
firman, dia akan mengamalkan kasih persaudaraan itu dengan tulus ikhlas.
Mengasihi sesama dengan tulus ikhlas, bukan dengan pura-pura. Senyumnya bukan
pura-pura, ketika berkata-kata tidak dengan pura-pura. Bertindak, berbuat,
melakukan sesuatu, semuanya tidak pura-pura; tulus ikhlas.
Ada tiga benih ilahi, antara lain:
YANG KEDUA: ROH KUDUS.
Matius 1: 20
(1:20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu,
malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak
Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang
di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Tidak bisa dibantahkan, tidak
bisa dipungkiri bahwa Yesus dilahirkan dari benih Roh Kudus.
Awalnya Yusuf takut mengambil
Maria sebagai isteri karena sudah mengandung terlebih dahulu, tetapi malaikat
itu meyakinkan dia bahwa anak yang ada di dalam kandungannya itu berasal dari benih
Roh Kudus.
Yohanes 3: 6
(3:6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging,
dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Apa yang dilahirkan dari Roh
(Kudus) adalah roh (manusia rohani).
Jadi apa yang dilahirkan oleh
Roh Kudus adalah roh. Adalah roh -> menjadi manusia rohani, bukan lagi
manusia daging.
Awalnya kita ini berasal dari manusia
daging, karena kita adalah keturunan Adam, tetapi apa yang dilahirkan oleh Roh
adalah roh (manusia rohani).
Roma 8: 5C
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging,
memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan
hal-hal yang dari Roh.
Hidup menurut Roh, memikirkan
hal-hal yang dari Roh, memikirkan perkara di atas, perkara rohani, memikirkan
pekerjaan Tuhan, memikirkan kegiatan yang ada dalam kandang penggembalaan ini.
Tidak lagi memikirkan daging, daging dan daging untuk menyukakan daging.
Dulu, sebelum saya dipanggil,
intinya masih hidup di dalam daging; hanya memikirkan hal-hal yang dari daging,
untuk memuaskan daging, menyenangkan daging. Ingin jalan sana, jalan sini.
Tidak betah berada di satu tempat, tidak betah di dalam rumah Tuhan. Dan apapun
yang dikerjakan, tujuannya bukan untuk menyenangkan hati Tuhan tetapi hanya untuk
memuaskan daging saja. Itu dulu.
Kemarin kita diutus untuk
melayani Tuhan di Sumatera, diawali atau kunjungan pertama di Medan di Paropo, di Sidikalang,
di Pakkat, kembali lagi ke Sidikalang, satu minggu penuh.
Betul-betul murni, pure melayani Tuhan.
Hari Rabu ada kesempatan mandi
di danau Toba, diajak oleh seorang hamba Tuhan, saya mandi, tidak bisa lagi
saya nikmati permandian di danau Toba, cukup hanya sebatas mandi, sehingga saya
tidak bisa lama-lama di situ. Tetapi bukan berarti saya ini sudah sempurna,
tidak.
Kalau dulu tidak, selain
merokok, selain minuman keras, semua yang saya lakukan hanya untuk memuaskan
daging saja.
Kita kembali membaca ...
Yohanes 3: 7-8
(3:7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata
kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
(3:8) Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau
mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana
ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Mereka yang dilahirkan oleh Roh
sama seperti angin yang bertiup; orang tidak bisa melihat, orang hanya bisa mendengar
dan merasakan kuasa pekerjaannya yang sangat menyegarkan jiwa, menyejukkan
setiap jiwa, itulah hamba-hamba Tuhan yang dilahirkan oleh Roh.
Persis seperti angin; kita
tidak tahu datangnya dari mana dan bertiup kemana, kita tidak tahu. Kehidupan
anak Tuhan yang dilahirkan oleh Roh, pergerakannya sesuai dengan kehendak Tuhan
saja, tetapi dia sangat menyegarkan, menyejukkan jiwa. Tidak bisa dilihat,
tetapi bisa didengar, bisa dirasakan.
Dan kehidupan yang dilahirkan
oleh Roh, pergerakannya sesuai kehendak (pimpinan) Roh Kudus saja, dia tidak
bisa menentukan hidupnya, nasibnya, selain dalam pimpinan Roh Tuhan saja.
Demikianlah halnya dengan
tiap-tiap orang yang lahir dari Roh, persis seperti angin; menyejukkan setiap
orang, menyegarkan setiap orang, karena dia bekerja hanya sesuai dengan maunya
Tuhan, bukan sesuai dengan kehendak daging.
Ada tiga benih Ilahi, antara lain:
YANG KETIGA: KASIH.
Perlu untuk diketahui; Allah
itu kasih adanya.
1 Yohanes 4: 7-8
(4:7) Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita
saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang
mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
(4:8) Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal
Allah, sebab Allah adalah kasih.
Marilah kita saling mengasihi
satu dengan yang lain dengan kasih Agape, jangan pura-pura.
Saya sebagai gembala tidak
hanya datang berkotbah, selesai, pulang. Sidang jemaat tidak boleh hanya duduk
diam, dengar kotbah, selesai, pulang. Harus saling mengasihi.
Maka kotbah tidak boleh hanya
kotbah dari pengetahuan. Kotbah yang berkuasa seperti pedang yang tajam, lebih
tajam dari pedang bermata dua manapun. Mengapa dia bisa lebih tajam dari pedang
bermata dua manapun? Karena pedang itu terlebih dahulu mengenai; si pemberita
firman, baru ada kekuatan, ada kuasa untuk mengayunkan pedang itu. Kalau firman
itu tidak kena dulu kepada si pemberita, tidak ada kekuatan untuk mengayun.
Kalau hanya kotbah-kotbah, tidak ada kekuatan.
Allah itu kasih. Masing-masing
kita saling mengasihi dengan kasih Agape.
Bukti kita lahir dari kasih
Allah: mengasihi Allah, mengasihi ladang Allah (pekerjaan Allah), kemudian kita
hidup saling mengasihi. Itu bukti dia lahir dari benih ilahi; kasih.
Dahulu kita tidak paham hal
seperti ini, termasuk Nikodemus. Sudah melayani, bahkan pemimpin agama Yahudi,
tetapi tidak mengerti kelahiran kembali.
Bahkan Rasul Paulus berkata
kepada jemaat di Korintus, biarpun tubuhku dibakar, tetapi kalau aku tidak
memiliki kasih, sedikitpun tidak ada artinya.
Allah itu kasih, biarlah kita
dilahirkan dari kasih. Apa buktinya? Kita mengasihi Allah dan mengenal Allah, dan
saling mengasihi satu dengan yang lain.
Sampai saat ini, saya tidak
berhenti bergumul, supaya sidang jemaat GPT BETANIA (kandang penggembalaan ini) menjadi satu? Dulu gereja
ini dua (Serang dan Cilegon), hari demi hari mulai menyatu satu dengan yang
lain. Apa buktinya? Saling merasakan, saling memperhatikan, tidak egois, tidak
tutup mata melihat yang susah.
Cilegon kekurangan, Seruni dan
Sekre melihat. Sebaliknya sekretariat kekurangan, Seruni melihat. Juga Cilegon
kekurangan, Serang melihat. Serang kekurangan, Cilegon melihat. Sampai pada
akhirnya, hal yang kecil sekalipun saya sudah melihat itu, bahkan ikan diantar,
makanan diantar, sampai hal sekecil itu diperhatikan.
Tetapi untuk mewujudkan ini
memang dibutuhkan pergumulan. Kita semua datang bukan karena sebagai jemaat dan
bukan karena pendeta, tetapi kita satu karena diikat oleh kasih Allah.
Yohanes 3: 16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Allah itu kasih, Dia
mengorbankan segala sesuatu yang dia punya kepada dunia.
Pendeknya, korban adalah
praktek dari kasih Allah.
Abraham adalah bapa orang yang
percaya. Dia memiliki anak tunggal, itulah Ishak. Tetapi ketika Tuhan
memerintahkan untuk mempersembahkan anak yang satu-satunya, dia persembahkan di
atas gunung Moria sebagai korban bakaran. Tetapi pada saat dia hendak menyembelih,
Tuhan langsung menegur sebab telah terbukti bahwa Abraham betul-betul mengasihi
Tuhan.
Ayo, apa yang kita punya? Mari
kita persembahkan kepada Tuhan.
Yang paling
mendasar dari apa yang kita punya adalah hati. Itu yang kita punya. Kalau hati ini sudah korban, itulah praktek bahwa
dia mengasihi Tuhan. Kalau hati belum korban, orang semacam ini susah mengasihi
Tuhan, tidak mampu mengasihi Tuhan, yaitu; orang-orang yang keras hati, panas
hati, adalah hati yang belum mampu untuk
menjadi korban, ia tidak mampu mengasihi Tuhan.
Jadi bukan tanpa alasan saya
mengatakan hati adalah yang paling mendasar, sebab dari hatilah terpancar
seluruh hidup.
Demikianlah kita telah melihat tiga
hal; firman Allah, Roh Allah dan kasih Allah sebagai benih
ilahi, maka mau tidak mau manusia daging harus dilahirkan kembali, sebab apa
yang dilahirkan oleh Roh adalah roh (manusia rohani).
Kita kembali
memperhatikan Dan...
Kejadian 49: 16
(49:16) Adapun Dan, ia akan mengadili bangsanya
sebagai salah satu suku Israel.
Di sini pada akhirnya, berkat
Dan adalah; “Ia akan mengadili bangsanya
sebagai salah satu suku Israel.”
Suatu saat nanti, kita akan
duduk di atas takhta kemuliaan Allah untuk menghakimi dosa dengan adil. Dosa
apapun akan dihakimi.
Matius 19: 28
(19:28) Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia
bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga
di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
“Apabila Anak Manusia bersemayam di takhta
kemuliaan-Nya” maka mereka yang mengikuti Dia
juga duduk di atas 12 takhta menghakimi dosa dari pada 12 suku Israel, baik
dosa kejahatan, baik dosa kenajisan, kesombongan, kefasikan, baik dosa
malas-malas, dosa apapun.
Kejadian 49: 17-18
(49:17) Semoga Dan menjadi seperti ular di jalan,
seperti ular beludak di denai yang memagut tumit kuda, sehingga penunggangnya
jatuh ke belakang.
(49:18) Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari
pada-Mu, ya TUHAN.
Inilah berkat yang dibagi-bagikan
oleh Yakub kepada 12 anak Yakub, salah satunya kepada “Dan.”
Perhatikan kalimat: “Semoga Dan menjadi seperti ular di jalan,
seperti ular beludak”, kemudian: “Aku
menanti-nantikan keselamatan yang dari pada-Mu, ya TUHAN.”
Pada waktu Yakub memberkati “Dan”
benih di dalam diri Dan disebutkan dengan jelas: “Semoga Dan menjadi seperti ular di jalan, seperti ular beludak”,
tetapi perhatikan kalimat berikutnya: “Aku
menanti-nantikan keselamatan yang dari pada-Mu, ya TUHAN”
Kalau kita berhenti sampai di
sini, kita tidak akan mengerti artinya.
Matius 3: 1-3
(3:1) Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di
padang gurun Yudea dan memberitakan:
(3:2) "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah
dekat!"
(3:3) Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya
ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun:
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."
Tampillah Yohanes pembaptis di
padang gurun Yudea dan memberitakan (berseru): “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”, sesuai dengan apa
yang dinubuatkan dalam Yesaya 40: 3, “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan
untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.”
Saat ini kita sedang
mendengarkan suara orang yang berseru-seru itulah firman Allah yang disampaikan
oleh setiap hamba Tuhan.
Matius 3: 5-7
(3:5) Maka datanglah kepadanya penduduk dari
Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan.
(3:6) Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh
Yohanes di sungai Yordan.
(3:7) Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan
orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu
keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat
melarikan diri dari murka yang akan datang?
Di sini kita melihat, suara itu
didengar oleh ular beludak, sehingga mereka mau bertobat dan memberi diri
diselamatkan.
Di sinilah letaknya, sehingga pada akhirnya Dan duduk di atas 12 takhta
untuk menghakimi dosa 12 suku Israel.
Tadi berkat Dan; sama seperti
ular beludak, tetapi di sini kita melihat, ular beludak mau mendengarkan suara
orang yang berseru-seru.
Yang merasa diri seperti ular
beludak, lidahnya bercabang, banyak dusta, jalannya tidak lurus, banyak tipu
muslihat, hidupnya tidak lurus, semuanya tidak lurus, dengarlah suara orang
berseru-seru, dengarkan suara firman.
Hamba Tuhan adalah utusan Tuhan
untuk mendahului Tuhan, untuk mempersiapkan suatu umat yang layak dan berkenan
kepada Tuhan, sehingga kita bisa melarikan diri dari murka Allah pada hari
Tuhan tiba.
Siapa yang bisa melarikan diri
dari murka Allah pada saat Tuhan datang pada kali yang kedua kalau dia masih
tetap seperti ular beludak?
Mungkin kita sudah begitu
jahatnya, begitu najisnya dulu, lidah bercabang, penuh dengan dusta, semua
penuh dengan liku-liku, penuh kemunafikan, hidup hanya penuh sandiwara saja,
hidup hanya kamuflase, hidup seperti ular beludak, dengarkan dan perhatikan
suara orang yang berseru-seru malam ini, yaitu firman Allah yang disampaikan
kiranya dapat dipahami, supaya kita semua mendapat kemurahan. Beri diri
dilahirkan kembali supaya menjadi manusia rohani.
Di sini kita melihat, ular
beludak mau mendengar suara orang yang berseru-seru, berarti mau memberi diri
untuk dibaptis, dimandikan untuk boleh mengalami kelahiran kembali.
Anak kecil tidak mengerti suara
orang berseru-seru, jadi dia tidak bisa dibaptis.
Hanya orang dewasa yang dapat
memahami dan mengerti suara orang yang berseru-seru. Jadi yang dibaptis adalah
orang dewasa.
Yesus adalah firman, ikuti
caranya firman, jangan ikuti cara gereja. Gereja tidak menyelamatkan, firman
yang menyelamatkan. Dengar firman, dengar suara orang yang berseru-seru supaya
hidup tidak seperti ular beludak. Jangan bodoh, ikuti firman.
Perlu untuk diketahui; baptisan
air adalah jalan keselamatan untuk lari dari murka Allah yang akan datang.
Roma 6: 1
(6:1) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan?
Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Bisakah kita tetap bertekun
dalam dosa persis seperti ular beludak supaya terus memperoleh kasih karunia?
Itu tidak mungkin.
Roma 6: 2-5
(6:2) Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi
dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang
telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan
bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa
yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya.
Baptisan Kristus adalah
baptisan dalam kematian-Nya.
Perlu untuk diketahui; kalau kita
satu dalam kematian Yesus Kristus, secara otomatis kita satu dalam
kebangkitan-Nya, itu sudah pasti, secara otomatis, sebab itu sudah menjadi satu
paket.
Jadi, lewat baptisan Kristus dosa
yang lama bahkan seperti ular beludak dikubur, kemudian hari ketiga Yesus
bangkit dalam suasana yang baru, hidup yang baru, yang lama sudah berlalu,
karena kita satu dalam kematian-Nya.
-
Kuasa kematian Yesus : mengubur hidup
yang lama.
-
Kuasa kebangkitan Yesus: hidup baru.
Ayo, dengar suara orang yang
berseru-seru, beri diri untuk dibaptis, supaya dapat melarikan diri dari murka
Allah yang hebat dan dahsyat itu.
Selama kita tidak dilahirkan
kembali oleh baptisan air atau baptisan di dalam kematian-Nya, maka kita tidak
akan pernah menjadi hidup baru.
Hasilnya.
Wahyu 15: 2
(15:2) Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca
bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah
mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada
kecapi Allah.
Lewat baptisan inilah kita
boleh mengalami kemenangan.
Puncak kemenangan adalah dapat
mengalahkan tiga hal;
1.
Mengalahkan binatang.
Ada dua jenis
binatang;
a.
Binatang yang keluar dari bumi -> nabi-nabi palsu.
b.
Binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris.
2.
Mengalahkan patungnya.
Dalam Wahyu 13,
patung itu dapat berbicara sedemikian rupa dan dia dapat mengatur segala
sesuatunya. Suatu hari nanti, dimulai dengan era globalisasi, uang akan menjadi
satu, pasar akan menjadi satu itulah pasar tunggal. Siapa yang menerima tanda
cap meterai 666 di tangan kanan dan di dahi, mereka bebas menjual, bebas
membeli, tetapi akhirnya binasa, sebaliknya mereka yang sudah masuk dalam
baptisan air, mereka berkemenangan, puncaknya mengalahkan patung yang bersuara,
itulah uang (mamon), dia yang mengatur roda perekonomian dunia ini, pasar
tunggal.
Hati-hati arahnya
nanti ke sana. Tapi itu harus kita kalahkan dari sejak sekarang; jangan terikat
dengan uang. Kalau dari sejak sekarang kita tidak bisa lepas dari uang, maka
pada saat antikris memegang pasar ini menjadi pasar tunggal (berkuasa), maka nanti uang (patung) yang berbicara (mengatur).
Kita harus kalahkan patungnya dari sejak sekarang.
Jangan terikat
dengan uang. Jangan karena uang meninggalkan ibadah, itu bahaya = bunuh diri.
3.
Mengalahkan bilangan namanya.
Artinya: tidak
menerima cap meterai dari antikris.
Bilangan namanya adalah
bilangan binatang itu yaitu: 666.
Jadi, lautan kaca dalam
pelajaran Tabernakel, terkena pada kolam pembasuhan = baptisan air.
Ular beludak yang mendengar
suara orang yang berseru-seru segera memberi diri dibaptis. Baptisan Kristus
adalah baptisan dalam kematian-Nya, pada hari ketiga bangkit.
Puncaknya; berkemenangan,
mengalahkan tiga hal, sebab lautan kaca bercampur api dalam pelajaran
Tabernakel itulah Mezbah korban bakaran -> pertobatan.
Inilah suku Dan, akhirnya
berkemenangan. Ayo, kita semua harus dilahirkan kembali.
Wahyu 15: 3-4
(15:3) Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba
Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala
pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu,
ya Raja segala bangsa!
(15:4) Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang
tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa
akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala
penghakiman-Mu."
“Telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.”
Nyatalah kebenaran itu malam
ini kepada kita, karena firman Allah, suara yang berseru-seru yang kita dengar,
cukup dan berhasil untuk menghakimi dosa. Dosa apapun dihakimi dengan adil.
Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment