IBADAH RAYA MINGGU, 13 AGUSTUS 2017
(Seri 29)
“KITAB WAHYU”
Subtema: PELAYANAN
YANG BERKUASA MENGALAHKAN DAGING DAN TABIATNYA.
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita semua. Salam di dalam kasih Tuhan kita, Yesus Kristus, oleh karena
kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan kembali untuk melangsungkan Ibadah Raya
Minggu disertai dengan kesaksian.
Selamat bergabung bersama
dengan kita Pak Guru, Pak Yohanes, dan saudara kita David Marmata, selamat malam, salam persekutuan di dalam nama Tuhan
Yesus Kristus.
Segera saja kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, tetapi saya cukup dibangun oleh
kesaksian Bapak Barita Panggabean dengan tiga poin, poin yang pertama; ditolong Tuhan dari operasi yang kedua, lepas dari maut minggu lalu dalam
perjalanan menuju gereja, dan yang ketiga merasakan pemeliharaan Tuhan oleh
firman penggembalaan. Firman penggembalaan dalam Ibadah Raya Minggu saat ini
dari Kitab Wahyu, semoga nanti Tuhan selesaikan sampai Wahyu 22
(terakhir).
Firman penggembalaan untuk
Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi dan hampir Tuhan
selesaikan ternyata masih lanjut ayat 5-6. Kemudian firman penggembalaan
untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada
jemaat di Kolose.
Itu tiga macam ibadah pokok sesuai
dengan tiga macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci, tempat Kudus, tempat
penyucian, itulah kandang penggembalaan, sampai nanti kita dilabuhkan ke
Ruangan Maha Suci.
Kemudian, juga ada firman
penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja dari study Yusuf dan sekarang
sudah berada pada Kejadian 41:15.
Dan biarlah semua firman
penggembalaan, dalam tiga macam ibadah pokok, maupun pemuda remaja, Tuhan
tolong, dan dari firman penggembalaan ini kita dapat merasakan uluran tangan Tuhan
yang kuat untuk memperoleh belas kasih-Nya bagi kita semua dan untuk mendapat pertolongan Tuhan pada waktu kita membutuhkannya.
Segera saja kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu.
Wahyu 7: 4-8
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang
dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari
semua suku keturunan Israel.
(7:5) Dari suku Yehuda dua belas ribu yang
dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu,
(7:6) dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku
Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu,
(7:7) dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi
dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu,
(7:8) dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku
Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.
Jumlah mereka yang dimeteraikan
adalah 144.000 dari semua suku keturunan Israel (Yakub), masing-masing 12.000
dari tiap-tiap suku, inilah inti dari mempelai wanita Tuhan, sesuai dengan Wahyu
14: 1, Anak Domba berdiri di bukit Sion bersama-sama dengan Dia 144.000
orang.
Kalau kita berbicara tentang bukit
Sion (gunung Sion) -> pengantin perempuan, mempelai
Anak Domba (Wahyu 21: 9-11).
Kemudian di dahi mereka tertulis
nama-Nya dan nama Bapa-Nya menunjukkan bahwa mereka telah dimeteraikan sebagai
tanda milik kepunyaan Allah.
Wahyu 7: 3
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau
laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada
dahi mereka!"
Sebelum Tuhan datang, sebelum
langit, bumi, laut dan segala isinya lenyap, terlebih dahulu hamba-hamba Tuhan dimeteraikan oleh Roh Kudus
sebagai milik kepunyaan-Nya.
Meterai-Nya itu adalah Roh Kudus sesuai dengan Efesus
1 dan Efesus 4.
Kemudian, kalau kita teliti
memperhatikan apa yang kita baca dari Wahyu 7: 4-8, maka kita akan
melihat dua hal:
YANG PERTAMA: Suku Dan tidak diikutsertakan di dalam pemeteraian, sedangkan yang
menggantikannya adalah suku Manasye, padahal Manasye bukan anak Yakub,
melainkan cucu dari Yakub.
Saudaraku, mengapa suku Dan
tidak diikutsertakan dan digantikan oleh Manasye (cucu Yakub)? Minggu-minggu yang lalu dalam kesempatan Ibadah Raya
Minggu telah saya sampaikan alasan itu.
YANG KEDUA: Nama yang pertama disebut di dalam pemeteraian adalah suku Yehuda,
bukan Ruben,
padahal Ruben adalah anak yang pertama dari Yakub, sedangkan Yehuda adalah anak keempat yang
dilahirkan Lea bagi Yakub.
Minggu-minggu sebelumnya juga
kita telah memperoleh jawabannya yaitu dari sisi Ruben dimana ia telah menaiki
tempat tidur ayahnya, sehingga Yakub berkata kepada Ruben: “Engkau bukan lagi yang terutama.”
Sekarang kita akan melihat
kembali dari SISI YEHUDA.
Kita akan memperhatikan ketika
Yakub membagi-bagikan berkatnya kepada Yehuda.
Kejadian 49: 8-12
(49:8) Yehuda, engkau akan dipuji oleh
saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud
anak-anak ayahmu.
(49:9) Yehuda adalah seperti anak singa: setelah
menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan
berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani
membangunkannya?
(49:10) Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari
Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang
berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.
(49:11) Ia akan menambatkan keledainya pada pohon
anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci
pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur.
(49:12) Matanya akan merah karena anggur dan giginya
akan putih karena susu.
Berkat yang dibagikan oleh
Yakub kepada anak-anaknya termasuk kepada Yehuda.
Secara khusus kita perhatikan
kalimat pada ayat 8: “Tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu”,
berarti musuh tidak sanggup berhadap-hadapan secara face to face karena tengkuk musuh telah ditekan.
Perlu untuk diketahui; musuh
abadi kita ada dua,
yaitu:
a.
Setan atau Iblis.
Minggu lalu musuh yang pertama ini telah saya
sampaikan, kiranya itu menjadi berkat bagi kita semua.
b.
Daging dengan tabiatnya.
Ada 15 tabiat daging sesuai dengan kitab Galatia 5:19-21
dan itu terlihat dengan jelas di sana.
Pada minggu yang lalu kita
sudah melihat musuh yang pertama yaitu Setan, sekarang kita akan melihat musuh
yang kedua, yaitu daging.
Kedua musuh tersebut ditulis oleh
Rasul Yohanes dalam Kitab Wahyu 13 sesuai dengan penglihatan yang dia terima
di pulau Patmos.
Tentang:
daging dan tabiatnya.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar
dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara
seperti seekor naga.
Seekor binatang
yang keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu
= manusia tanpa Roh.
Apa buktinya bahwa itu adalah
nabi-nabi palsu? Bertanduk dua sama seperti anak domba tetapi apabila ia
berbicara seperti seekor naga, lidah yang bercabang, berarti penuh dengan dusta,
penuh dengan kepalsuan.
Jadi apa yang disampaikan, apa
yang diberitakan penuh dengan kepalsuan.
Sejak di taman
Eden...
Kejadian 3: 1-5
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala
binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada
perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini
jangan kamu makan buahnya, bukan?"
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu:
"Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
(3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di
tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu,
nanti kamu mati."
(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Sekali-kali kamu tidak akan mati,
(3:5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu
memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu
tentang yang baik dan yang jahat."
Ada dua hal yang perlu kita
perhatikan dari ayat yang sudah kita baca, tentang perkataan ular itu kepada Hawa yaitu:
Yang pertama: "Tentulah
Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya,
bukan?"
Bandingkan dengan Kejadian
2: 16-17.
Kejadian 2: 16-17
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada
manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
(2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya,
pastilah engkau mati."
Perhatikan, firman Tuhan kepada
Adam dan Hawa: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya
dengan bebas...”
Berdasarkan Kejadian 2:16-17 maka saya berani menyimpulkan, bahwa perkataan
ular pada Kejadian 3: 1, itulah firman yang
dikurangkan.
Yang kedua:
“Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu
memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu
tentang yang baik dan yang jahat."...Kejadian 3:5.
“Pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka”, perkataan ini,
menunjukkan bahwa ular itu memberi saran supaya hawa
makan buah dari
pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat.
Bandingkan
dengan Firman Allah di dalam Kejadian 2:7, Allah berfirman: “Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik
dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya.”
Kesimpulannya,
perkataan ular kepada Hawa pada ayat 5 adalah: firman yang ditambahkan.
Andaikata nabi-nabi palsu
berasal dari Tuhan, mereka
akan hidup oleh Roh, tidak menuruti keinginan daging, sama seperti Adam keluar dari bumi (dibentuk dari bumi), itulah daging. Sekali lagi saya tandaskan, andaikata nabi-nabi palsu itu penuh dengan Roh, dia
tidak mungkin menyampaikan firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.
Sidang jemaat jangan berhenti berdoa supaya saya tidak menambahkan dan mengurangkan Firman Allah di
tengah-tengah pelayanan
ini.
Kesimpulannya; nabi-nabi palsu (tabiat daging) menambahkan dan mengurangkan
firman Allah di tengah-tengah pelayanan mereka.
Sekarang kita melihat firman
yang ditambahkan dan dikurangkan.
Keterangan: DITAMBAHKAN.
Artinya; menyampaikan satu dua
ayat firman Tuhan lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng
nenek-nenek tua, filsafat-filsafat kosong dan takhayul-takhayul.
Misalnya; untuk menjelaskan satu dua ayat ini ditambahkan dengan cerita si kancil dengan si kura-kura, dan takhayul-takhayul, filsafat-filsafat
kosong, silsilah-silsilah yang tidak ada habis-habisnya.
Bagaimana mungkin si kancil, si kura-kura, si lumba-lumba bisa
menyucikan hati nurani yang jahat? Bagaimana mungkin dongeng nenek-nenek tua
dan takhayul-takhayul bisa menyucikan manusia dari dosa kenajisan? Itu tidak
mungkin tetapi kenyataannya itu sedang terjadi di dalam gereja-gereja, maka
saya tetap bertahan dengan pendirian yang benar yang sesuai dengan firman
Tuhan.
Kalau gereja-gereja menggunakan
pemanis-pemanis, silahkan, tetapi saya tetap pertahankan kebenaran firman,
tidak akan pernah menambahkan firman. Biarlah ayat itu menjelaskan ayat, ayat
satu menjelaskan ayat yang lain sampai terjadi pembukaan rahasia firman. Keuntungan bila terjadi pembukaan rahasia firman, maka segala rahasia yang
terselubung di
dalam hati akan tersingkap. Dosa dibongkar secara
tuntas.
2 Petrus 2: 1-3
(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di
tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru
palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan,
bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan
dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
(2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka
yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan
dihujat.
(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan
berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol
mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan
kebinasaan tidak akan tertunda.
Nabi-nabi palsu menyampaikan
pengajaran palsu karena mereka adalah manusia daging, atau melayani karena hawa nafsu daging, bukan karena
pimpinan Roh Tuhan, sebagai bukti, mereka mencari untung dari sidang jemaat lewat
cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, dan lain sebagainya = melayani dengan firman
yang ditambahkan.
Jadi saudara jangan suka
mendengarkan cerita isapan jempol. Banyak hamba Tuhan sekarang ini menyampaikan
satu ayat lalu menceritakan si kancil, si buaya, sepertinya dari cerita itu ada
jalan keluar
dari setiap masalah yang dihadapi oleh sidang jemaat.
Sudah jelas itu adalah ajaran
palsu. Jangan mau disesatkan oleh pengajaran palsu yang membinasakan.
Suatu kemurahan yang besar
apabila kita senantiasa menikmati Firman Allah yang murni (tidak ditambahkan
dan tidak dikurangkan) yaitu: pengajaran salib supaya nanti kita masuk di dalam
pemeteraian.
Ajaran palsu, firman yang
ditambahkan disebut juga ajaran lain (1 Timotius 1:3). Kemudian
firman yang ditambahkan disebut juga ajaran yang tidak sehat (2
Timotius 4: 3-4).
Sekarang kita ikuti pembacaan
...
2 Timotius 2: 16-17
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang
tak suci yang hanya menambah kefasikan.
(2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit
kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus,
Firman yang ditambahkan itu
ibarat penyakit kanker yang menjalar ke seluruh anggota tubuh sebab darah yang
telah tercemari akan mengalir, melalui urat-urat dan sendi-sendi
(hamba-hamba Tuhan yang melayani) Dia menjalar sehingga nanti merusak anggota
tubuh yang lain karena
pada akhirnya nanti pembulu darah akan pecah, binasa.
2 Timotius 2: 18
(2:18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan
mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian
merusak iman sebagian orang.
Firman yang ditambahkan itu
disertai dengan iming-iming (janji-janji manis).
Mereka berkata: “Kebangkitan kita telah berlangsung”,
padahal mereka sendiri sedang menyangkal salib, menyangkal penguasa...2 Petrus
2:1.
Mereka memasukkan pengajaran
palsu dan mereka juga menyangkal penguasa, menyangkal salibnya. Padahal
pengalaman kematian dimulai dari salib. Yesus tidak akan mengalami kematian
kalau Dia tidak disalib. Jadi kematian itu dimulai dari sangkal diri pikul
salib.
Nabi-nabi
palsu menyangkal salib tetapi tanpa rasa malu dan tanpa rasa bersalah, mereka berkata
bahwa kebangkitan sedang berlangsung, ini kepalsuan, sehingga merusak sel-sel
dari anggota tubuh.
Jadi betul, firman yang
ditambahkan itu seperti penyakit kanker, dia menjalar untuk merusak sel-sel
anggota tubuh.
Juga dalam hal mendengar firman
Allah harus dengan sangkal diri dan pikul salibnya, berarti duduk diam dengan tenang.
Kemudian apabila ketenangan itu sudah teruji = daging sudah mati, tidak bersuara
lagi, tidak mau diganggu dengan perasaan jenuh, pikiran melayang-layang, tidak
mau diusik oleh yang lain-lain, itu sudah mati, hari ketiga bangkit.
Suasana kebangkitan, melayani
dengan keadaan hidup baru = berpakaian pesta = melayani dalam kesucian.
2 Timotius 2: 14
(2:14) Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan
sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat
kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang
yang mendengarnya.
Bersilat
kata dengan pengajaran palsu, yang sebenarnya tidak
berguna karena akan mengacaubalaukan orang-orang yang berada di tengah-tengah
himpunan ibadah, sel-sel anggota tubuh.
Jadi firman yang ditambahkan
itu mengacaukan sel-sel anggota tubuh.
Kita lihat; sidang jemaat yang
dikacaukan.
Galatia 1: 6-7
(1:6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari
pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti
suatu injil lain,
(1:7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang
yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
Jemaat di Galatia ini
mengikuti injil yang lain yang bukan Injil Kristus, mengapa? Karena ada yang mengacaubalaukan mereka dengan
memutarbalikkan Injil Kristus yaitu menyampaikan firman yang ditambahkan.
Galatia 1: 8-9
(1:8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari
sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang
telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
(1:9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang
kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil,
yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.
Hamba Tuhan yang menyampaikan
firman yang ditambahkan adalah hamba Tuhan yang terkutuk.
Kalau hamba Tuhan yang melayani
terkutuk, maka sidang jemaat yang dilayani juga ikut terkutuk.
Oleh sebab itu jangan terima,
bahkan dengan tegas tolak injil yang lain.
Pertanyaannya: mengapa nabi
palsu ini menyampaikan injil yang lain, firman yang ditambahkan?
Galatia 1: 10
(1:10) Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan
manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya
aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Jadi hamba Tuhan yang
menyampaikan firman Tuhan yang ditambahkan, hanya untuk menyukakan manusia,
bukan menyukakan hati
Tuhan, sebab firman yang ditambahkan adalah pemanis untuk menarik/mempengaruhi banyak orang.
Jadi injil yang ditambahkan itu
hanya sebagai pemanis untuk menambah jumlah jiwa sampai orang terpukau dengar
ceritanya itu. Sedangkan pengajaran salib sifatnya mengoreksi dosa
sehingga banyak orang tidak bertahan = di mulut manis tetapi di
perut terasa pahit...Wahyu 10:9-10.
Bagi kebanyakan orang,
pengajaran salib bukan suatu pemanis. Bagi saya salib Kristus adalah segala-galanya, sebab
tanpa pengajaran salib kita tidak akan tertolong. Banyak hamba Tuhan menyampaikan firman yang
ditambahkan, karena dia hanya menyukakan hati manusia bukan menyukakan hati
Tuhan. Banyak hamba Tuhan takut sidang jemaatnya mundur, apalagi orang kaya,
sehingga yang menjadi majikan di dalam gereja adalah uang, yang menjadi majikan adalah orang kaya. Banyak gembala
ketakutan untuk menyampaikan firman yang sifatnya mengoreksi dosa.
Itulah keadaan dari nabi-nabi
palsu, bertanduk dua seperti anak domba tetapi kalau berbicara seperti naga,
penuh dengan kepalsuan. Dimulai dari kitab Kejadian, ular itu menambahkan
dan mengurangkan firman Tuhan.
Satu dua ayat ditambahkan
cerita isapan jempol, dongeng nenek tua, itu sama seperti penyakit kanker,
untuk menghancurkan sel-sel anggota tubuh.
2 Timotius 4: 1-2
(4:1) Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan
menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh
kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
(4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau
tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Jadi yang benar, seorang hamba
Tuhan, harus siap sedia baik atau tidak baik waktunya, nyatakan apa yang
salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan
pengajaran.
Perlu
untuk diketahui: menyampaikan pengajaran salib
karena: demi penyataan-Nya dan demi kerajaan-Nya.
2 Timotius 4: 3-4
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat
lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut
kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
(4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari
kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Di hari-hari terakhir ini,
banyak orang akan mengumpulkan guru-guru palsu, dan memalingkan telinganya
kepada dongeng saja, mereka menolak ajaran sehat.
Itulah kejadian di hari-hari
terakhir; lebih menyukai dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan jempol.
Ayo ini harus menjadi perhatian kita secara khusus. Ayo, penuhilah panggilan
pelayanan kita masing-masing, berarti tolak firman yang ditambahkan, tolak
ajaran yang tidak sehat.
1 Timotius 4: 7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek
tua. Latihlah dirimu beribadah.
Jauhilah takhayul, jauhilah
dongeng nenek tua, jauhilah firman yang ditambahkan, itulah syarat melatih diri
beribadah.
Kalau orang beribadah tetapi
lebih menyukai firman yang ditambahkan, itu bukan ibadah yang melatih diri, itu
ibadah yang sia-sia, tidak mengandung janji baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan
datang.
Keterangan: DIKURANGKAN.
Artinya; pengajaran salib
diganti dengan dua hal yaitu:
a.
Orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya. Disebut dengan teori kemakmuran.
Lucu sekali rasanya melihat pelayanan yang seperti
ini. Saya pernah melihat anak Tuhan yang seperti ini, setelah dia menerima
firman yang dikurangkan, justru dia mengajari saya bahwa orang Kristen tidak
boleh miskin, harus kaya, apalagi hamba Tuhan. Waktu saya mendengar itu, saya
diam saja, tetapi dalam hati: saya kasihan melihat dirimu karena engkau sudah
menerima ajaran yang disebut
dengan penyakit kanker, merusak sel-sel anggota tubuh.
b.
Tanda-tanda heran atau pun mujizat-mujizat tetapi salib tidak ditegakkan di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Matius 7: 15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang
datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka
adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi palsu disebut dengan serigala berbulu domba karena nabi-nabi palsu itu menyamar seperti domba tetapi sesungguhnya mereka
adalah serigala yang buas.
Matius 7: 20
(7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
"Dari
buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Berarti kita mengenal nabi-nabi palsu dari buah pelayanannya.
Adapun buah pelayanan nabi-nabi
palsu...
Matius 7: 21-23
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir
setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang
kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Bauh pelayanan nabi-nabi palsu
berorientasi hanya kepada tiga perkara, yaitu: bernubuat, mengusir
Setan, mengadakan banyak mujizat, dan tiga perkara ini dilakukan demi nama
Tuhan, bukan demi siapa-siapa.
Selain itu, mereka selalu menyebut: “Tuhan, Tuhan.”
Tetapi Tuhan berkata kepada
mereka:
-
“Aku tidak pernah mengenal kamu!”
-
“Enyalah dari pada-Ku kamu sekalian pembuat
kejahatan.”
Nabi-nabi
palsu telah bernubuat, mengusir Setan, mengadakan mujizat tetapi justru
Tuhan tidak mengenal mereka? Bahkan nabi-nabi palsu disebut pembuat kejahatan.
Mari kita temukan jawabannya...
Matius 7: 21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Yang Tuhan mau adalah supaya melakukan
kehendak Allah Bapa yang di Sorga, jadi bukan hanya (berhenti) sebatas
mengadakan tiga perkara saja.
Mari kita lihat KEHENDAK ALLAH
BAPA.
Matius 26: 42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa,
kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali
apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus harus meminum
cawan Allah artinya; Yesus harus menanggung
penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib, sehingga dengan
demikian, jadilah kehendak Allah Bapa.
Jadi yang terutama di tengah
ibadah dan pelayanan, bukan mujizat, bukan tanda heran, mengusir Setan, melainkan melakukan kehendak Allah Bapa, menerima pengajaran
salib
dan hidup di dalamnya.
Itu
sebabnya Tuhan tidak mengenal nabi-nabi palsu, bahkan disebut pembuat kejahatan
sekalipun melakukan tiga perkara ajaib demi nama Tuhan.
Kehendak Allah tidak mungkin
terlaksana kalau tidak ada salib. Kita sudah melihat ibadah bangsa Israel pada
masa hukum Taurat. Allah berfirman berkali-kali kepada bangsa Israel sesuai Ibrani1:1,
karena bangsa Israel berulang-ulang kali melakukan kesalahan. Pendeknya hukum
Taurat tidak menyelamatkan sekalipun banyak tanda heran, banyak mujizat.
Tidak kurang, bahkan berulang-ulang
Allah mengadakan mujizat di depan mata bangsa Israel, tetapi semua binasa di padang gurun kecuali Yosua dan Kaleb. Kurang apa
lagi kebaikan Tuhan kepada mereka?
Sebaliknya kehendak Allah
terlaksana oleh
karena pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib.
Tujuan nabi-nabi palsu menyampaikan
firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Yohanes 10: 12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala,
dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang,
meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan
mencerai-beraikan domba-domba itu.
Serigala itu menerkam dan
mencerai-beraikan kawanan domba.
Diterkam berarti menyakiti/disakiti. Gereja Tuhan banyak
menderita, banyak tertindas karena dosa, karena kejahatan, kenajisan,
pelanggaran, kesalahan.
Nabi-nabi palsu tidak mau tahu
dengan sidang jemaat (gereja Tuhan) yang tersakiti, tidak peduli, sebab
dia bukan gembala yang dapat dipercaya.
Pendeknya,
nabi-nabi palsu membiarkan domba-domba tersakiti/tertindas karena dosa.
Mencerai-beraikan kawanan domba, berarti domba-domba menjadi liar,
tidak lagi berada di dalam satu kandang penggembalaan, sesuka hati beribadah di
tempat-tempat lain. Tidak tergembala = liar.
Ayub 39: 8-11
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau
siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang?
(39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai
tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya.
(39:10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak
mendengarkan teriak si penggiring;
(39:11) ia menjelajah gunung-gunung padang
rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.
Kalau domba-domba liar, tidak
tergembala:
1.
Menertawakan keramaian kota, artinya; mengecilkan ibadah dan pelayanan dalam satu kandang penggembalaan.
Yang malas-malas beribadah itu menunjukkan bahwa ia
sedang menertawakan keramaian kota, tidak menghargai ibadah dan pelayanan.
2.
Tidak mendengarkan teriak si penggiring, artinya:
tidak mendengar suara gembala = tidak dengar-dengaran.
3.
Ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, artinya:
beribadah di semua tempat ibadah, di mana saja dia mau
beribadah. Alasannya; mencari apa saja yang hijau yaitu Firman Allah.
Mengapa bisa terjadi seperti
ini? Karena penggembalaan itu telah dirusak oleh nabi-nabi palsu dengan cara menyampaikan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Tempat
bagi domba-domba liar...
Ayub 39: 9
(39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai
tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya.
Tuhan memberikan tempat kepada domba-domba yang tidak
tergembala (liar).
Yang Pertama: Tanah dataran sebagai tempat kediamannya.
Tanah dataran itu persis
seperti tanah Mesir.
Ulangan 11: 10-11
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk
mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang
setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan
kebun sayur.
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk
mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang
mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;
Tanah Mesir itu tanah
dataran, maka orang akan mengairi tanah itu dengan jerih payah, sama dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Seperti mengairi kebun sayur dengan jerih payah; tidak mengandalkan kemurahan Tuhan.
“Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang
bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak
hujan yang turun dari langit”, artinya, bergantung kepada kemurahan Tuhan. Tidak mungkin orang menanam sayur di gunung lalu
turun ke bawah ambil air, selain bergantung pada kemurahan hati Tuhan. Itulah tanah Kanaan
-> orang-orang hidup di dalam Tuhan (beribadah dan melayani Tuhan).
Yang Kedua: Padang masin sebagai tempat tinggalnya.
Padang masin = padang gurun,
gersang, tandus, kering-kering, tidak menghasilkan apa-apa. Itu tempat yang
layak (pantas) bagi orang yang tidak tergembala. Tidak ada sesuatu yang bisa
tumbuh di padang gurun.
Pohon apa saja ditanam di
padang gurun, tidak akan menghasilkan apa-apa = kering-kering.
Ketika saya tergembala, saya banyak merasakan kemurahan Tuhan karena Tuhan
tempatkan saya di dalam kandang penggembalaan ini (bukit Sion).
Dulu berbeda, sebelum saya
tergembala, tempat saya benar-benar di padang masin, kering-kering.
Praktek liar.
Wahyu 19: 20
(19:20) Maka tertangkaplah binatang itu dan
bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di
depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima
tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya
dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.
Nabi palsu mengadakan
tanda-tanda heran (mujizat) firman Tuhan yang dikurangkan tujuannya untuk
menyesatkan banyak jiwa.
Kalau sidang jemaat hanya
tertuju pada tanda heran, mujizat-mujizat, tetapi salib ditolak, saya kuatirkan
hidupnya. Sebaliknya
kalau seseorang menerima pengajaran salib, maka persis
seperti dua tangan terpaku, dua kaki terpaku, berhenti berbuat dosa.
Tidak salah mujizat terjadi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Saya senang
sekali ada mujizat. Di awal-awal pelayanan banyak mujizat yang terjadi, yang
sakit sembuh, Setan diusir, yang mandul melahirkan dan lain sebagainya. Tetapi
bukan itu yang menjadi barometer dalam pelayanan saya. Ukurannya adalah salib ,
jalan, kebenaran dan hidup.
Sampai hari ini mujizat masih
ada, tetapi pelayanan tidak berhenti sebatas mujizat. Kalau saya berhenti/terpaku
di situ, itu menyesatkan. Firman tentang salib tidak disampaikan, itu
menyesatkan.
Mujizat itu boleh untuk mereka
yang belum beriman, tetapi harus ditindaklanjuti sampai kepada firman salib.
Di mana kesesatan mereka?
1.
Pada akhirnya mereka menerima tanda sebagai cap meterai antikris di
tangan kanan dan di dahi.
2.
Oleh karena mujizat itu mereka turut menyembah patung binatang atau
patung antikris.
Itu model penyesatan. Pelayanan
terpaku pada mujizat, tidak mememuncak pada salib, itu menyesatkan.
Wahyu 13: 13-18
(13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat,
bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
(13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan
tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata
binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka
mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang
tetap hidup itu.
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan
nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga,
dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung
binatang itu, dibunuh.
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua
orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda
pada tangan kanannya atau pada dahinya,
(13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau
menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu
atau bilangan namanya.
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa
yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan
itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam
puluh enam.
Nabi palsu mengadakan tanda
heran untuk menyesatkan. Penyesatan yang pertama, bangsa-bangsa disuruh
menyembah patung binatang.
Apa patung binatang yang berbicara
itu? itulah uang. Nanti uang yang mengatur roda perekonomian seantero dunia, pasar tunggal akan terjadi yang digerakkan, dimotori
oleh antikris, dan uang ini yang nanti akan berbicara, uang ini akan mengatur.
Apa bukti uang mengatur? Seseorang
boleh membeli, dan menjual dengan syarat; menerima tanda di dahi atau di tangan
kanan.
Pendeknya, patung itu berbicara
sedemikian rupa. Jadi kalau tidak dari sekarang kita melepaskan diri dari uang,
saya kuatirkan kehidupan semacam ini. Kalau sekarang ini tidak bisa melepaskan diri dari uang, apalagi pada masa aniaya antikris?
Nabi palsu ini menggiring jiwa-jiwa dengan firman yang
dikurangkan yaitu dengan mengadakan tanda-tanda heran, bahkan menurunkan api
dari langit, sampai akhirnya pikiran mereka diseret, sehingga jatuh
dalam penyembahan berhala dan menerima cap meterai antikris, otak mereka dicuci, sampai betul-betul mereka digiring
untuk menyembah patung binatang (antikris) dan menerima tanda di dahi dan tangan kanan.
Maka oleh karena Pengajaran Mempelai
ini kita tidak
bisa ditipu oleh nabi-nabi palsu, melayani dengan firman
ditambahkan dan dikurangkan. Kita butuh mujizat, tetapi yang lebih utama; salib
diajarkan dan ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Waktu hidup pertama (sebelum Yesus
mati); mujizat banyak terjadi, tetapi 12 murid tetap
mengulangi kesalahan. Namun pada hidup yang kedua, setelah Yesus bangkit,
barulah terjadi banyak perubahan.
Kita harus kalahkan musuh ini, yaitu daging dengan tabiat-tabiatnya.
Jalan keluar.
Kejadian 49: 8-10
(49:8) Yehuda, engkau akan dipuji oleh
saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud
anak-anak ayahmu.
(49:9) Yehuda adalah seperti anak singa: setelah
menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan
berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani
membangunkannya?
(49:10) Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari
Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang
berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.
Yehuda disebut juga Singa dari
suku Yehuda, tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda.
Berarti, Singa dari suku Yehuda
ini menunjuk kepada imamat rajani, imam-imam dan raja-raja = orang yang
melayani Tuhan.
Wahyu 5: 5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu
kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda,
yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu
dan membuka ketujuh meterainya."
Singa
dari suku Yehuda sanggup membuka gulungan kitab dan ketujuh
meterainya, artinya; sanggup
membukakan rahasia firman Tuhan.
Ini langkah awal dari
kemenangan. Kita butuh pembukaan rahasia firman; ayat satu menjelaskan ayat
lain, ayat satu menerangkan ayat lain sampai terjadi pembukaan rahasia firman.
Ini langkah awal.
Maka kita tidak butuh cerita tentang si kancil, si buaya, melainkan yang kita butuhkan adalah singa dari suku
Yehuda, kita butuh pembukaan rahasia firman. Dia
berkuasa menyelesaikan dosa, air mata dihapus.
Di sini ada penyebutan: “Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu
tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan
membuka ketujuh meterainya.”
Wahyu 5: 6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan
keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba
seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh
Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Kemenangan itu terjadi karena Dia
terlebih dahulu disembelih di atas kayu salib, di situlah kemenangan itu.
Tidak mungkin ada kemenangan,
sebelum Anak Domba disembelih.
Hanya singa dari suku Yehuda
yang sanggup membuka gulungan kitab, sehingga dengan demikian kita mampu
menghadapi daging. Kita tidak bisa lagi dikelirukan oleh nabi palsu. Pikiran
tidak bisa digiring oleh nabi palsu kepada penyembahan berhala.
Setelah menerkam, dia naik ke
tempat yang tinggi dan tidak ada orang yang dapat membangunkannya.
Dia raja yang berkuasa, dia
sanggup membuka gulungan kitab.
1 Korintus 15: 25-27
(15:25) Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai
Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
(15:26) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah
maut.
(15:27) Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di
bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah
ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan
segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya.
2017 tahun yang lalu Yesus
telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya di atas kayu salib. Inilah
kemenangan dari Anak Domba yang disembelih. Setelah kepada ular remukkan, Dia naik ke tempat tinggi, Dia disebut singa
dari suku Yehuda sebab tongkat kerajaan tidak akan beralih dari pada-Nya.
Mazmur 78: 67-68
(78:67) Ia menolak kemah Yusuf, dan suku Efraim tidak
dipilih-Nya,
(78:68) tetapi Ia memilih suku Yehuda, gunung Sion
yang dikasihi-Nya;
Tetaplah berada di gunung Sion,
terima pengajaran salib, terima pembukaan rahasia firman, sebab Tuhan menolak
Yusuf, Tuhan menolak Efraim, Tuhan menjadikan kita gunung Sion, dengan syarat;
terima pembukaan rahasia firman, pengajaran salib.
Jadi ukurannya bukan berkat
Yusuf tetapi pembukaan rahasia firman, supaya kita ada di gunung Sion. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment