IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 13 JUNI 2018
KITAB
KOLOSE
(Seri: 130)
Subtema: "HATI MELIMPAH DENGAN SYUKUR."
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam bagi kita semua, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita
Yesus Kristus, Dialah Kepala gereja Mempelai Pria Sorga.
Tidak
lupa juga saya menyapa umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan dimanapun anda berada di
dalam maupun di luar negeri kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.
Segera
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat
yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose
2:6-7
(2:6)
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu
tetap di dalam Dia.
(2:7) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
(2:7) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Setelah
menerima Kristus Yesus Tuhan kita, maka akan dilanjutkan dengan empat tindakan,
yaitu:
1.
Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
2.
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia.
3.
Hendaklah kamu bertambah teguh di dalm iman.
4.
Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Keterangan:
“HENDAKLAH HATIMU MELIMPAH DENGAN SYUKUR.”
Setelah
kita memperhatikan tiga keterangan sebelumnya, maka sekarang kita memperhatikan
keterangan yang keempat, yaitu: Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
2
Korintus 9:12
(9:12)
Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan
keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur
kepada Allah.
Disini
kita melihat bahwa
limpah ucapan syukur kepada Allah,
karena pelayanan kasih yang berisi pemberian.
Lebih
detail kita memperhatikan.
2
Korintus 9:14-15
(9:14)
sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih
karunia Allah yang melimpah di atas kamu.
(9:15)
Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!
Jadi
oleh karena kasih karunia, dan
oleh karena kemurahan Allah yang melimpah yang tak terkatakan
maka ada ucapan syukur dari sidang jemaat di Korintus kepada Allah dengan
limpah.
2
Korintus 9:10-11
(9:10)
Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga
yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan
buah-buah kebenaranmu;
(9:11)
kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan
syukur kepada Allah oleh karena kami.
Kasih
karunia atau kemurahan hati yang dilimpahkan, membangkitkann syukur
daripada sidang jemaat kepada Allah.
Adapun
kasih karunia dan kemurahan hati yang dimaksud, antaralain:
1.
Dia yang menyediakan benih bagi penabur.
2.
Dia yang menyediakan roti untuk dimakan.
Inilah
kasih karunia yang disediakan atau dilimpahkan sehingga membangkitkan ucapan
syukur kepada Allah.
Tentang:
DIA
YANG AKAN MENYEDIAKAN BENIH BAGI PENABUR.
1
Korintus 15:36-37
(15:36)
Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup,
kalau ia tidak mati dahulu.
(15:37)
Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi
biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
Benih
yang ditaburkan ialah biji tanaman yang
sudah mati. Jadi bukan tubuh tanaman yang akan tumbuh melainkan biji
tanaman yang sudah mati itulah yang ditaburkan.
1
Korintus 15:38
(15:38)
Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia
memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri.
Dari
berbagai-bagai jenis benih yang ditaburkan itu nanti akan tumbuh berbagai macam-macam
tanaman.
Pendeknya;
Tuhanlah yang memberikan benih kepada penabur itu.
Benih
-> Biji yang sudah mati,
misalnya biji gandum atau jenis biji-bijian apa saja yang
sudah mati.
Jadi
benih itulah yang ditaburkan bukan tubuh tanaman yang akan tumbuh. Jangan
keliru, jangan bodoh.
Yohanes
12:24
(12:24)
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam
tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah.
Jadi
pendeknya; Benih yang ditaburkan itu harus “jatuh ke dalam tanah dan mati.”
Tentang:
JATUH KE DALAM TANAH.
Jatuh
ke dalam tanah artinya merendahkan diri di hadapan Tuhan, berarti
berada di titik nol atau titik terendah.
Saudaraku,
permukaan air laut adalah titik terendah atau titik nol. Sebagai bukti semua
sungai yang mengalir dari hulu akan bermuara di laut.
Jadi
sentralnya ibadah dan pelayanan adalah titik nol atau titik terendah.
Yohanes
12:25
(12:25)
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa
tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang
kekal.
Sangkal
diri dan pikul salib =
titik nol (titik
terendah)
sentralnya ibadah dan pelayanan. Kalau kita buat diagram dari salib berarti ada garis horizontal
dan garis vertikal.
Sedangkan titik nol adalah pertemuan antara garis vertikal dan garis
horizontal yang menjadi sentralnya
ibadah dan pelayanan.
Pendeknya,
sangkal diri dan pikul salib itulah sentralnya ibadah dan pelayanan.
Yohanes
12:27
(12:27)
Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah
Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat
ini.
Perhatikan
kalimat; “Untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.” Artinya, Yesus
harus menjadi benih berarti harus
jatuh ke dalam tanah dan mati, untuk itulah Dia datang ke dalam saat ini sebab
Ia harus memberi benih kepada penabur.
Kejadian
1:2
(1:2)
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya,
dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Keuntungan
berada di titik terendah (titik
nol) adalah: hidup di
dalam pengurapan dari Roh El Kudus bagaikan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air.
Saudaraku,
Roh El Kudus itu selalu mencari dataran terendah, mencari hamba-hamba Tuhan
yang rendah hati, mencari imam-imam yang melayani di dalam kerendahan hati.
Seperti sungai yang mengalir, dia selalu bermuara ke lautan. Demikian juga Roh
Kudus mencari hamba-hamba Tuhan, imam-imam yang melayani Tuhan di dalam
kerendahan hati. Biarlah kiranya kita semua saling merendahkan diri satu dengan
yang lain baik dalam perkataan, sikap dan perbuatan, dan gerak-gerik semuanya selalu dibawah
supaya nama Tuhan dipermuliakan.
Tentang:
MATI.
Mati
artinya daging tidak bersuara.
Yesaya
53:7
(53:7)
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka
mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba
yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka
mulutnya
“Dia dianiaya tetapi Dia
membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulut-Nya.” Artinya daging tidak bersuara = mati.
Yesaya
53:8
(53:8)
Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah
yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan
karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
Saudaraku,
Yesus rela mati di atas kayu salib karena pemberontakan umat-Nya.
Memberontak
berarti dikuasai oleh roh
pendurhakaan. Jadi karena roh pendurhakaan itulah umat Tuhan menjadi
memberontak kapada Allah.
Yesaya
53:9
(53:9)
Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia
ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan
tipu tidak ada dalam mulutnya.
Bukti
mulut tidak
bersuara (mati),
antaralain;
- Tidak berbuat kekerasan.
Tidak
ada kekerasan baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk batin.
Banyak sekali terjadi di tengah-tengah hamba-hamba Tuhan, di
tengah-tengah imam-imam tidak melakukan kekerasan secara fisik tetapi
sebetulnya suka menyakiti dalam bentuk batiniah, itu sering terjadi.
- Tipu tidak ada di dalam
mulut-Nya
= tidak ada dusta.
Itulah
tanda dan bukti bahwa daging tidak bersuara lagi = mati.
Yesaya
53:10
(53:10)
Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan
dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya
akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Dengan kematian Yesus di atas kayu
salib, menjadikan diri-Nya sebagai korban penebus salah dan dengan demikian kehendak
Allah terlaksana oleh-Nya.
Saudaraku,
hampir setiap hari manusia berbuat salah, berbuat dosa, berbuat salah di
hadapan Tuhan, siapa yang mau
menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah?
Karena
itu kita patut bersyukur karena Allah telah memberikan benih kepada penabur
supaya akhirnya benih itu jatuh ke dalam
tanah dan mati. Tuhan memberi jenis dari benih yang sudah mati supaya tumbuh
bermacam-macam tanaman. Kita bersyukur kepada Tuhan, oleh karena kematian Kristus, kehendak Allah
terlaksana oleh-Nya.
Ibarani
10:8-9
(10:8)
Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban
penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya"
--meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--
(10:9)
Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan
kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Kita
tidak lagi menjalankan ibadah ini secara taurat karena Yesus telah mati, Yesus telah melakukan kehendak Allah Bapa
sesuai dengan apa yang tertulis di dalam kitab gulungan. Tuhan telah
memberikan benih kepada penabur, dan benih yang ditaburkan itu telah jatuh ke
dalam tanah dan mati.
Kemudian,
Ciri-ciri
daging tidak bersuara/mati;
1
Korintus 15:37
(15:37) Dan yang engkau
taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak
berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
Benih
yang ditaburkan itu adalah biji tanaman yang sudah mati, ciri-cirinya tidak
berkulit,
artinya rohaninya
adalah RELA DIKULITI.
Kita
lihat pengertian rela dikuliti.
2
Korintus 5:20-21
(5:20)
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu
dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah
dirimu didamaikan dengan Allah.
(5:21)
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
“Dia yang tidak mengenal
dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita”
berarti rela dikuliti. Tujuan
rela dikuliti, supaya orang yang bersalah dibenarkan oleh Tuhan. Rela
dikuliti = rela
dipermalukan, harga diri dipreteli, diluluh-lantahkan. Pendeknya, hidup tanpa keakuan.
Kejadian
3:6-7;21
(3:6)
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu
ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya
yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
(3:7)
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang;
lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
(3:21)
Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk
isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka
Disini
Adam dan Hawa melanggar hukum Allah sehingga mereka menjadi telanjang. Memang
pelanggaran terhadap hukum Allah adalah dosa dan dosa adalah ketelanjangan, akhirnya
Tuhan memberikan pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan Adam
dan Hawa.
Saudaraku
binatang yang dikuliti ->
pribadi Yesus Kristus. Dia yang benar dijadikan dosa supaya kita yang berdosa
ini dibenarkan dihadapan Allah. Yesus rela dikuliti, rela dipermalukan, rela
ditelanjangi. Sebab itu ketika Yesus disalibkan, jubah-Nya diambil dan pakaiannya
dibagi menjadi empat bagian. Itulah tandanya Yesus rela dikuliti.
Dampak
positif dari kematian (daging tidak bersuara)
Yohanes
12:24
(12:24)
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke
dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah.
Jikalau
biji gandum sudah mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Jadi suasana
kebangkitan itu adalah pantulan dari pengalaman kematian. Jadi sejauh mana kita
masuk ke dalam pengalaman kematian, sejauh itu kebangkitan yang akan kita alami
dan kita rasakan. Tidak ada pengalaman kebangkitan tanpa kematian. Kebangkitan yang kita
alami betul-betul karena pengalaman kematian yang telah terjadi supaya tidak
terlihat kebangkitan palsu.
Yesaya
53:11-12
(53:11)
Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku
itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya,
dan kejahatan mereka dia pikul
(53:12)
Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan,
dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai
ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia
terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa
banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Saudaraku,
hasil dari kematian adalah membenarkan banyak orang, antaralain;
-
Tuhan membagikan kepadanya
orang-orang besar sebagai rampasan.
-
Ia akan memperoleh
orang-orang kuat sebagai jarahan.
Kematian
dan kebangkitan Kristus merampas
dan menjarah orang-orang
dari maut dan dijadikan sebagai orang-orang besar dan kuat di dalam Tuhan.
Saudara
masih ingat ketika kita dipanggil kita bukan siapa-siapa, kita hanyalah
orang kecil dan hina, dan kita juga adalah orang yang lemah dan tak berdaya
tetapi oleh karena Yesus menjadi benih yang ditaburkan maka kita dijadikan
sebagai orang besar dan orang kuat bagi Allah.
Zakaria
3: 1-2
(3:1)
Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan
Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.
(3:2)
Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik
engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah
dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
Kondisi
rohani Imam
Besar
Yosua berdiri di hadapan malaikat Tuhan
sedang Iblis berdiri di
sebelah kanannya untuk mendakwa dia, tetapi oleh karena kemurahan hati Tuhan dia ditarik dari maut
bagaikan puntung yang telah
ditarik dari api.
Zakaria
3:3-4
(3:3)
Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan
Malaikat itu,
(3:4)
yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya:
"Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua
ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari
padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."
Yosua mengenakan pakaian
kotor waktu berdiri di hadapan malaikat
Tuhan namun pakaian kotor diganti dengan pakaian
yang baru, pakaian pesta untuk layak melayani Tuhan. Inilah suasana kebangkitan
itu, melayani Tuhan di dalam kesucian. Pakaian kotor, menunjukkan bahwa Imam Besar Yosua, melayani dengan
keinginan daging, daging masih bersuara, banyak terjadi kesalahan disana-sini.
Tapi
kemurahan Tuhan berlaku bagi Imam
Besar
Yosua, karena pada akhirnya ia dipercaya
melayani bersama dengan Zerubabel
membangun bait Allah di Yerusalem.
Tuhan
telah memberi benih kepada penabur. Itu sebabnya kita layak untuk melayani Dia.
Kita dirampas dan dijarah dari api untuk dijadikan sebagai orang besar di hadapan
Tuhan, dijadikan kuat tidak lemah, kuat terhadap dosa tidak lemah terhadap
dosa. Yang sudah melayani harus kuat. Jangan seperti terlihat baik dan menarik
tetapi lemah terhadap kenajisan, lemah terhadap kejahatan.
Zakaria
3:5
(3:5)
Kemudian ia berkata: "Taruhlah serban tahir pada kepalanya!" Maka
mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan pakaian kepadanya,
sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ.
Lihat
ciri-ciri orang besar dan kuat di hadapan Allah mengenakan serban pada
kepalanya. Perlu untuk diketahui pada serban tahir atau kulah imam besar itu,
disitu diikatkan patam persis di dahi imam besar itu. Artinya di dahi tertulis
nama-Nya dan nama Bapa-Nya,
artinya: hanya memikirkan kasih dan kemurahan Allah tidak ada yang
lain.
Zakharia
3:6-7
(3:6)
Lalu Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya:
(3:7)
"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup menurut
jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau
akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan
engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini.
Kepada
Imam
Besar
Yosua dipercayakan tugas pelayanan yang mulia, yaitu:
1.
Memerintah di dalam rumah Tuhan.
2.
Mengurus pelataran bait Allah.
Melayani
Tuhan sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan yang
dipercayakan oleh Tuhan itu semua karena kemurahan Tuhan = Tuhan
memberikan benih kepada penabur.
Saudaraku,
malam ini kita diijinkan berada di antara pelayan-pelayan Tuhan untuk
memerintah di dalam rumah Tuhan dan memerintah di pelataran bait Allah, sungguh
itu adalah kemurahan hati Tuhan, bukan karena gagah, hebat, kuat, dan
perkasanya kita, tapi karena kemurahan hati Tuhan.
Bukankah
imam besar Yosua melayani dengan pakaian kotor, hidup menurut hawa nafsu dan
keinginan daging sehingga terlihat banyak kekurangan dan kesalahan. Tetapi oleh
karena kemurahan hati Tuhan, Tuhan menghardik malaikat yang memerintah dosa dan selanjutnya Tuhan menanggalkan
pakaian lama diganti dengan pakaian baru. Kuasa dari pengalaman kematian dan
kebangkitan melayakkan imam besar Yosua untuk memerintah di rumah Tuhan, untuk
mengurus pelataran rumah Tuhan.
Pelataran
Bait Suci sebelah luar terdapat dua macam alat, yaitu: Mezbah Korban
Bakaran, dan Kolam Pembasuhan.
Di
dalam Ruangan Suci terdapat tiga macam alat, yaitu: Meja
Roti Sajian, Pelita Emas, dan Mezbah Dupa.
Dari
pelataran bait suci sebelah luar sampai dengan ke dalam Ruangan Suci, anak-anak
imam besar Harun bertugas untuk memerintah dan mengurus semua peralatan yang
ada di dalamnya. Kemudian
sekali setahun imam besar Harun masuk ke dalam Ruangan Maha Suci untuk
mengadakan pendamain dosa dengan membawa darah lembu jantan muda dan darah
domba jantan sebagai korban penghapus dosa. Lalu dari darah lembu dengan ujung jarinya
memerciki muka atau tutup pendamaian sebanyak tujuh kali dan memerciki di depan
tabut perjanjian sebanyak tujuh kali untuk mengadakan pendamaian dosa.
Siapa
kita ini? Kalau kita diberi tugas pelayanan, memerintah dan mengatur dalam
pelayanan itu kemurahan Tuhan kerena Allah telah memberi benih kepada panabur.
Kematian dan kebangkitan menolong Imam Besar
Yosua.
Malam
ini kita tersungkur di kaki salib dan mengakui segala pelanggaran kita. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U Sitohang
No comments:
Post a Comment