IBADAH RAYA MINGGU,
24 JUNI 2018
(Seri
59)
Subtema
: “SINGA
TELAH MENGAUM SIAPAKAH YANG TIDAK TAKUT?”
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Salam di dalam kasih-Nya Tuhan
kita, Yesus Kristus. Oleh karena perkenanan-Nya, kita dapat melangsungkan
Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian pujian dan zangkoor. Dan kiranya
kebahagiaan sorgawi menjadi bagian kita malam ini dan seterusnya.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan
apabila sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming, video internet Youtube maupun Facebook, kiranya
Tuhan memberkati kita bersama-sama.
Mari
segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari
kitab Wahyu 9, dan kita sekarang akan memasuki ayat 16, tetapi kita awali dulu
pembacaan dari ayat 15.
Wahyu
9: 15
(9:15) Maka
dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan hari,
bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia.
Dilepaskanlah
keempat malaikat atau keempat roh jahat untuk membunuh sepertiga dari umat
manusia sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Tuhan.
Wahyu
9: 16
(9:16) Dan jumlah
tentara itu ialah dua puluh ribu laksa pasukan berkuda; aku mendengar
jumlah mereka.
Keempat
malaikat itu akan memimpin suatu angkatan perang sebesar dua puluh laksa atau
dua ratus juta anggota pasukan berkuda. Jadi, setara dengan dua pertiga
penduduk Indonesia, jumlah yang sangat banyak.
Yesaya
31: 1
(31:1) Celakalah
orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda,
yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda
yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus,
Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.
Pasukan
berkuda yang begitu besar jumlahnya telah dipersiapkan dan diperlengkapi pada
hari peperangan nanti.
Yesaya
31: 3
(31:3) Sebab orang
Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk
yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan
tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka
sekaliannya habis binasa bersama-sama.
Sebetulnya, kuda-kuda mereka
adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa, artinya; mereka itu adalah
manusia daging yang tidak mau bertobat.
Lebih
rinci lagi kita perhatikan dalam ...
Yesaya
30: 15-16
(30:15) Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat
dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan
percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
(30:16) kamu
berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan
lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas,"
maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
Di
hari-hari terakhir ini, semakin banyak terlihat orang Kristen enggan untuk
bertobat, lebih suka bicara lari cepat dalam berbuat dosa. Sebetulnya kalau
enggan bertobat, justru lebih cepat untuk binasa, justru lebih cepat untuk
lenyap.
Kemudian,
juga enggan untuk tinggal tenang dan percaya kepada Tuhan, lebih suka bicara
tentang kuda tangkas, yaitu kepandaian, kecakapan dan kemampuan.
Sebetulnya, rumusnya daging, di
atas daging masih ada daging yang lebih hebat lagi. Kalau kita merasa
pintar masih ada yang lebih pintar.
Sekarang
kita bandingkan dengan PENGALAMAN ZERUBABEL.
Zakharia
4: 5-6
(4:5) Maka
berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku:
"Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak,
tuanku!"
(4:6) Maka
berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya:
Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan
roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Perhatikan
kalimat: Bukan dengan keperkasaan dan
bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh Tuhan, inilah kebenaran yang
diperoleh, yang dialami oleh Zerubabel di tengah-tengah ibadah pelayanannya
kepada Tuhan.
Melayani
Tuhan itu bukan berbicara soal kepandaian, bukan berbicara soal ketangkasan,
bukan berbicara soal kemampuan, tetapi melayani oleh karena Roh Tuhan saja.
Tadi
kita lihat dalam kitab Yesaya 30:15-16 mereka enggan untuk
bertobat juga enggan untuk tinggal tenang dan percaya kepada Tuhan, lebih suka
berbicara tentang mengendarai kuda tangkas.
Tetapi
Zerubabel tidak, melayani oleh karena Roh Kudus, tidak lebih, tidak kurang, itu
kebenaran.
Kadangkala
kita tidak bisa menahan hati, itu bukan pekerjaan Roh Tuhan, itu ketangkasan manusia daging, tetapi hasilnya nol di hadapan Tuhan, sekalipun
terlihat hebat di mata manusia.
Zakharia
4: 7-10
(4:7) Siapakah
engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata.
Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu
itu!"
(4:8) Kemudian
datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian:
(4:9) "Tangan
Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan
menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang
mengutus aku kepadamu.
(4:10) Sebab siapa
yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria
melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang
menjelajah seluruh bumi."
Perhatikan, Firman Tuhan: “Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan
tangannya juga akan menyelesaikannya.
Gunung
yang besar menjadi tanah rata di depan Zerubabel, tidak
berhenti sampai di situ, Zerubabel menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan. Sebab Zerubabel melayani bukan karena keperkasaan, bukan karena kekuatan, melainkan oleh Roh Tuhan.
Zakharia
4: 7, 10
(4:7) Siapakah
engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia
akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu
itu!"
(4:10) Sebab siapa
yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria
melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN,
yang menjelajah seluruh bumi."
Batu
utama atau batu pilihan yang di tangan Zerubabel telah diletakkan sebagai dasar
rumah Tuhan.
Kalau
melayani oleh karena Roh Tuhan, selalu memandang kepada korban Kristus.
Sedangkan orang yang melayani karena
ketangkasan, kemampuan daging, pandangannya selalu terarah kepada yang
lahiriah.
Batu
pilihan atau batu utama yang di tangan Zerubabel, digunakan sebagai dasar
bangunan -> korban Kristus.
Jadi
saya tandaskan; orang yang melayani Tuhan dengan Roh Tuhan, senantiasa
meninggikan korban Kristus. Dan ketika Zerubabel mengangkat batu utama, batu
pilihan itu, orang bersorak, “Bagus! Bagus sekali batu itu!” artinya:
orang juga turut meninggikan korban Kristus.
Jangan
sampai melayani karena ketangkasan.
Kesimpulannya;
ketangkasan dan kemampuan ternyata tidak bisa diandalkan, sebaliknya akan
mempermalukan manusia itu sendiri. Mengapa saya mengatakan hal seperti ini?
Begitu
banyak hasil karya manusia, begitu banyak hasil karya orang-orang yang tangkas,
tetapi justru hasil karya itu mempermalukan dirinya sendiri.
Nuklir
diciptakan oleh manusia, tetapi oleh nuklir itu sendiri, menghabisi nyawa
manusia.
Banyak
lagi alat-alat yang canggih; alat elektronik yang canggih, modern, mutakhir,
setelah tercipta oleh karena ketangkasan manusia, justru menakutkan, mengerikan
sekali, karena cepat untuk menuju dosa.
Oleh
sebab itu, ketangkasan dan kemampuan manusia tidak bisa diandalkan, justru
mempermalukan manusia itu sendiri.
Kisah
Para Rasul 5: 29-31
(5:29) Tetapi Petrus
dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah
dari pada kepada manusia.
(5:30) Allah nenek
moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan
kamu bunuh.
(5:31) Dialah yang
telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin
dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.
Orang
yang bertobat dan menerima pengampunan dosa adalah orang yang taat kepada
Allah, yaitu senantiasa meninggikan korban Kristus.
Itulah
pengalaman Zerubabel di tengah-tengah membangun rumah Tuhan sampai selesai.
Bagi dia, gunung besar menjadi tanah rata, tidak ada persoalan atau tidak terhalangi di dalam rangka pembangunan tubuh
Kristus.
Kisah
Para Rasul 4: 19-20
(4:19) Tetapi Petrus
dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang
benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
(4:20) Sebab tidak
mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat
dan yang telah kami dengar."
Petrus
dan Yohanes, kedua-duanya lebih taat kepada Allah. Sebagai bukti; mereka
senantiasa meninggikan korban Kristus, apa yang mereka dengar dan apa yang
mereka lihat, itu yang mereka sampaikan.
Mereka
lebih taat kepada Allah, karena mereka senantiasa meninggikan korban Kristus.
Kisah
Para Rasul 26: 20
(26:20) Tetapi
mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem
dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka
harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang sesuai dengan pertobatan itu.
Di
sini pun kita melihat bahwa; salib Kristus harus diberitakan supaya manusia
bertobat dan berbalik kepada Allah.
Pelayanan Petrus dan Yohanes
tadi, juga sama dengan Rasul Paulus, mereka sama-sama
meninggikan korban Kristus, mereka lebih taat kepada Allah dari pada kepada
manusia, sebab mereka senantiasa meninggikan korban
Kristus.
Jadi
pelayanan dari pada Petrus dan Yohanes sama dengan cara Paulus melayani Tuhan.
Ketiga
rasul ini lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia, bahkan Rasul Paulus
memiliki pendirian yang kuat dalam pemberitaan firman tentang salib Kristus,
dia tidak bisa dipengaruhi oleh apapun supaya manusia dapat bertobat dan
mendapat pengampunan.
Kalau
Yesus tidak menjadi Tuhan dan Juruselamat, Israel tidak bertobat, Israel tidak
mendapat pengampunan.
Jadi salib Kristus harus diberitakan;
supaya manusia dapat bertobat dan mendapat pengampunan.
Ciri-ciri
orang yang bertobat: melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan pertobatan itu
sendiri.
Saudaraku,
kita dipanggil oleh darah Yesus Kristus berarti kita harus berpadanan dengan
panggilan itu sendiri, maksudnya melayani dengan tanda darah.
Jadi
betul, bahwa ciri orang yang bertobat: melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
sesuai dengan pertobatan itu sendiri.
Yoel
2: 1
(2:1) Tiuplah
sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar
seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat;
Berita
salib harus disampaikan di atas gunung Tuhan sebab waktunya telah dekat.
Kedatangan
Tuhan sudah tidak lama lagi, tanda-tanda kedatangan Tuhan sudah jelas terlihat.
Kejadian yang tidak masuk akal sudah mulai terlihat di empat penjuru bumi.
Sekarang banyak orang tidak enggan dan
tidak malu-malu lagi soal perzinahan, tidak ada lagi rasa takut untuk berzinah,
tidak ada sedikit pun rasa bersalah, sedikit pun tidak, itu tanda bahwa
kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Maka
berita salib harus disampaikan di atas gunung Tuhan kalau tidak, akan banyak
korban jiwa, karena harta kekayaan tidak bisa menyelamatkan manusia. Justru
perkara lahiriah menjadi dewa kekejian, sebab perkara lahiriah ini yang membuat
kita jauh dari Tuhan.
Jadi
kita patut bersyukur kalau di tengah-tengah ibadah ini senantiasa berita
tentang salib disampaikan, firman tentang salib Kristus dibentangkan begitu
rupa, itu kemurahan supaya kita hidup karena kebenaran iman, itu kasih karunia.
Sedangkan firman yang
ditambahkan dan firman yang dikurangkan, itu
bukan kasih karunia, sebab kebenaran iman tidak nyata. Tetapi kalau berita salib disampaikan di
atas gunung Tuhan, maka kebenaran iman menjadi
nyata, itu adalah kasih karunia.
Yoel
2: 2-4
(2:2) suatu hari
gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat; seperti fajar
di atas gunung-gunung terbentang suatu bangsa yang banyak dan kuat, yang serupa
itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu
turun-temurun, pada masa yang akan datang.
(2:3) Di depannya
api memakan habis, di belakangnya nyala api berkobar. Tanah di depannya seperti
Taman Eden, tetapi di belakangnya padang gurun tandus, dan sama sekali tidak
ada yang dapat luput.
(2:4) Rupanya
seperti kuda, dan seperti kuda balapan mereka berlari.
Suasana
yang akan terjadi apabila empat malaikat dilepaskan untuk memimpin pasukan
berkuda sebesar dua puluh laksa atau dua ratus juta:
YANG
PERTAMA, “Akan terlihat suatu
hari gelap gulita dan kelam kabut. Kemudian suatu hari berawan dan kelam pekat.”
Biasanya
kalau hari berawan hitam dan kelam pekat selalu identik
dengan istilah dari dukacita atau masalah yang berat. Itu akan terjadi nanti.
YANG
KEDUA, “Di depannya api memakan
habis, di belakangnya nyala api berkobar tanah di depannya seperti taman Eden
tetapi di belakangnya padang gurun tandus, sama sekali tidak ada yang dapat
luput”, semuanya akan
dibakar habis, sebab di depannya api, di belakangnya juga api berkobar.
Jadi
yang di depannya seperti taman Eden, tetapi di belakangnya dibakar habis
menjadi tandus. Tidak ada yang dapat luput, tidak ada yang dapat lepas dari
penghukuman itu nanti, tidak ada yang lepas dari celaka yang keenam, tidak ada
yang dapat luput dari hukuman sangkakala yang keenam.
Yoel
2: 5-6
(2:5) Seperti
gemertaknya kereta-kereta, mereka melompat-lompat di atas puncak gunung-gunung;
seperti geletiknya nyala api yang memakan habis jerami; seperti suatu bangsa
yang kuat, teratur barisannya untuk berperang.
(2:6) Terhadapnya
bangsa-bangsa gemetar, segala muka bertambah menjadi pucat pasi.
Bangsa-bangsa
akan gemetar terhadap pasukan berkuda tersebut yang dipimpin oleh empat
malaikat, sebab tiga hal, yaitu:
- ”Seperti gemertaknya kereta-kereta, mereka
melompat-lompat di atas puncak gunung-gunung.”
Pasukan berkuda itu
melompat-lompat di atas puncak gunung-gunung. Jadi bukan di tempat lain, justru
di atas gunung-gunung.
Gunung -> tempat
untuk beribadah dan melayani Tuhan.
- “Seperti geletiknya nyala api yang memakan
habis jerami.”
- “Seperti suatu bangsa yang kuat, teratur
barisannya untuk berperang.”
Keadaan
dari pada dua ratus juta pasukan berkuda, yaitu:
-
Cekatan,
melompat-lompat di atas puncak gunung.
-
Api yang menghanguskan.
-
Rapi teratur.
Jadi,
sangat mengerikan, maka tadi gambarannya sudah kita baca di ayat kedua tadi; “suatu hari gelap gulita dan kelam kabut,
suatu hari berawan dan kelam pekat.”
Kelamnya bukan kelam biasa; pekat, sebab kita melihat tadi duaratus juta
pasukan berkuda itu, ketika mereka menyerang, seperti gemertaknya kereta-kereta, mereka melompat-lompat di atas
puncak gunung-gunung.
Kemudian
seperti geletiknya nyala api yang memakan
habis jerami. Kemudian; seperti suatu
bangsa yang kuat. Bangsa yang kuat itu teratur barisannya untuk berperang.
Tentaranya disiplin, teratur.
Jadi
sangat mengerikan. Tidak ada yang dapat luput dari hukuman sangkakala keenam
ini.
Maka
di hari-hari terakhir ini, apabila berita salib disampaikan, jangan diabaikan
begitu saja, diperhatikan sungguh-sungguh. Begitu banyak firman yang sudah kita
terima, tetapi begitu banyak juga firman yang berlalu begitu saja.
Hari
ini kita menangis dikoreksi firman, satu jam setelah ibadah kembali ke habitat
lama, itu sama dengan membiarkan firman
itu berlalu begitu saja. Ini suatu kerugian,
sementara waktunya sudah dekat dan kita sudah melihat gambarannya nanti apabila
dua ratus juta pasukan berkuda menyerang gunung-gunung Tuhan.
Tetapi
saya masih suka bertanya-tanya; mengapa kita ini masih menganggap enteng dengan
berita salib, padahal berita salib disampaikan supaya Israel bertobat dan
menerima pengampunan.
Oleh
sebab itu jangan menyesal. Kalau kita berani membiarkan berita salib berlalu
begitu saja, jangan menyesal nanti.
Kalau
di Indonesia, pasukan elit disebutlah pasukan khusus, disingkat dengan
KOPASSUS. Jadi yang dipersiapkan itu adalah pasukan elit, pasukan khusus, bukan
sembarangan tentara, bukan sembarangan pasukan berkuda biasa. Betul-betul
teratur barisannya untuk berperang.
Wahyu
9: 17
(9:17) Maka
demikianlah aku melihat dalam penglihatan ini kuda-kuda dan orang-orang yang
menungganginya; mereka memakai baju zirah, merah api dan biru dan kuning
belerang warnanya; kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa, dan dari
mulutnya keluar api, dan asap dan belerang.
Pasukan
berkuda “memakai baju zirah;
merah api dan biru dan kuning belerang warnanya.”
Dari
warna baju zirah ini sudah menunjukkan bahwa mereka betul-betul pasukan elit,
betul-betul pasukan yang terlatih.
Tadi
sudah digambarkan di atas tadi; barisannya teratur, menjadi suatu bangsa yang
kuat, tangguh, sangat sukar dikalahkan. Baju zirah itu baju besi, tidak bisa
ditembusi oleh senjata api, hanya bisa dikalahkan oleh kuasa Tuhan, tidak bisa
dikalahkan dengan senjata api.
Bagaimana
kita bisa mengalahkan pasukan elit dengan ketangkasan? Bagaimana kita bisa mengalahkan dengan cara lari
cepat? Mereka lebih cepat, mereka lebih tangkas. Itu sebabnya di atas tadi
saya katakan; jangan mengabaikan berita salib yang disampaikan. Ingat, baju zirah itu tidak bisa ditembusi oleh
senjata api, selain kuasa Tuhan.
Biarlah
kita bermegah oleh karena salib, saat kita lemah,
barulah kita kuat. Jangan
merasa kuat dan hebat, hasilnya nol di hadapan Tuhan.
Kita
mengandalkan kuda tangkas, masih ada yang lebih tangkas. Naik kuda untuk lari
cepat, kalau tidak bertobat, justru cepat-cepat binasa.
Jadi
sekali lagi, dari warna baju zirah tersebut, sudah menunjukkan bahwa mereka adalah pasukan elit yang
terlatih.
Kita
kembali memperhatikan ...
Yoel
2: 7-8
(2:7) Seperti pahlawan
mereka berlari, seperti prajurit mereka naik tembok; dan mereka
masing-masing berjalan terus dengan tidak membelok dari jalannya;
(2:8) mereka tidak
berdesak-desakan, mereka berjalan terus masing-masing di jalannya; mereka
menerobos pertahanan dengan tombak, mereka tidak membiarkan barisannya
terputus.
Selain
tangkas, pantang menyerah, rela mati, siapa yang berani menghadapi seperti ini?
Lebih
baik bermegah oleh salib saja untuk menghadapi seperti ini. Tidak ada artinya
kita merasa diri lebih tangkas, lebih cepat.
Yoel
2: 9
(2:9) Mereka
menyerbu ke dalam kota, mereka berlari ke atas tembok, mereka memanjat ke dalam
rumah-rumah, mereka masuk melalui jendela-jendela seperti pencuri.
Dipersiapkan menjadi pasukan elit, pantang menyerah, dan tidak satu pun musuh yang dapat
luput, sebab apa?
1.
Mereka menyerbu ke
dalam kota.
2.
Mereka berlari ke
atas tembok.
3.
Mereka memanjat ke
dalam rumah-rumah.
4.
Mereka masuk melalui
jendela-jendela seperti pencuri.
Yoel
2: 10
(2:10) Di depannya
bumi gemetar, langit bergoncang; matahari dan bulan menjadi gelap, dan
bintang-bintang menghilangkan cahayanya.
Sampai
pada akhirnya, “di depannya bumi
gemetar, langit bergoncang.”
Langit
atau cakrawala adalah takhta Allah, sedangkan bumi adalah tumpuan kaki Tuhan.
Bayangkan,
tumpuan kaki Tuhan saja bisa gemetar, langit dan unsur-unsurnya
bergoncang.
Akibatnya:
matahari dan bulan menjadi gelap, kemudian bintang-bintang
menghilangkan cahayanya.
Bintang-bintang di
langit
-> orang-orang bijaksana menjadi petunjuk untuk membawa banyak jiwa kepada
kebenaran. Bintang-bintang menghilangkan cahaya, berarti; tidak
lagi menjadi petunjuk.
-
Matahari menjadi
gelap = Tanpa kasih/ibadah dan korban.
-
Bulan menjadi gelap
= Tanpa dasar yang benar.
Ada dua jenis dasar
bangunan, yaitu:
·
Batu -> Korban
Kristus.
·
Pasir -> Daging
dengan segala tabiatnya.
Pendeknya;
kalau orang benar saja (matahari, bulan dan bintang-bintang) menghilangkan
cahayanya,
bagaimana dengan orang-orang yang tidak melayani
Tuhan?
Kita
kembali membaca Wahyu 9: 17
(9:17) Maka
demikianlah aku melihat dalam penglihatan ini kuda-kuda dan orang-orang yang
menungganginya; mereka memakai baju zirah, merah api dan biru dan kuning
belerang warnanya; kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa, dan
dari mulutnya keluar api, dan asap dan belerang.
Kepala
kuda-kuda itu sama seperti kepala singa.
Kalau
singa sudah mengaum, siapa yang tidak takut? Tetapi di sini, singa menunjuk
kepada Iblis atau Setan, mengaum-aum mencari mangsa yang dapat
ditelannya.
Kemudian
dari mulut singa itu keluar tiga hal, yaitu:
1. Api.
2. Asap.
3. Belerang.
Tujuannya;
untuk membunuh sepertiga manusia.
Untuk mendapatkan
pengertian dari tiga perkara tersebut, saya akan membawa saudara untuk melihat
kisah Sodom dan Gomora.
Kejadian
19: 24-28
(19:24) Kemudian
TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari
TUHAN, dari langit;
(19:25) dan
ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk
kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.
(19:26) Tetapi
isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang
garam.
(19:27) Ketika
Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu,
(19:28) dan memandang
ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka
dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur
peleburan.
Saat
Tuhan menunggangbalikkan Sodom dan Gomora, Tuhan menurunkan hujan belerang dan api, kemudian setelah Sodom dan Gomora ditunggangbalikkan naiklah asap yang begitu tebal sekali.
Tentang
tiga perkara itu, kita lihat dalam 2
Petrus 2.
2
Petrus 2: 6-9
(2:6) dan jikalau
Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian
memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup
fasik di masa-masa kemudian,
(2:7) tetapi Ia
menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara
hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti
hawa nafsu mereka saja, --
(2:8) sebab orang
benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar
perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu
tersiksa --
(2:9) maka nyata,
bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu
menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman,
Di
sini kita melihat, dosa-dosa orang fasik yang terjadi di kota Sodom dan Gomora,
yaitu:
- Mereka
tidak mengenal hukum.
- Mereka
hidup hanya mengikuti hawa nafsu, maka terlihatlah perbuatan-perbuatan yang
jahat.
2
Petrus 2: 10-11
(2:10) terutama
mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan
yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh,
sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan,
(2:11) padahal
malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari
pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut
hukuman atas mereka di hadapan Allah.
Mereka
yang mengikuti hawa nafsu daging, mereka itu melakukan perbuatan-perbuatan
jahat, antara lain:
- Mencemarkan
diri.
- Menghina
pemerintahan Allah.
PEMERINTAHAN
ALLAH, berarti Kerajaan Allah, di dalamnya ada
kegiatan yaitu: ibadah dan pelayanan.
Kemudian
mereka begitu berani, angkuh dan tidak segan-segan menghujat kemuliaan Allah.
Itulah yang terjadi di tengah-tengah kota Sodom dan Gomora.
Jadi,
api, belerang dan asap,
itulah perlambangan dari segala dosa yang ada dalam kota Sodom dan Gomora.
Sebab
kalau tadi Tuhan menunggangbalikkan kota Sodom dan Gomora dengan menurunkan api
dan belerang, lalu, naiklah asap.
Jadi,
pasukan berkuda ini adalah pasukan elit, pasukan khusus, terlatih untuk
menimbulkan dosa, sebab kuda-kuda itu tadi berkepala singa, dari mulutnya
keluar tiga hal, sehingga terjadilah perbuatan dosa seperti yang terjadi di
dalam kota Sodom dan Gomora.
Jadi,
kalau kita melihat alur cerita pemaparan firman dari awal sampai detik ini,
maka tentu kita melihat bahwa pasukan berkuda ini bukan sekedar pasukan biasa,
tetapi betul-betul pasukan elit, pasukan khusus yang dipersiapkan,
supaya terwujud apa yang menjadi rencana mereka, yaitu membunuh sepertiga
manusia.
Yang
terbiasa dengan dosa kejahatan, dengan dosa
kenajisan, terlatih dengan dosa yang lain, hentikan, supaya jangan menjadi
sahabat mereka, terkhusus imam-imam ( pelayan/hamba Tuhan).
Yudas
1: 7
(1:7) sama seperti
Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan
percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah
menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.
Tadi
kita sudah melihat dosa yang ada di dalam kota-kota Sodom dan Gomora dan di
sekitarnya dalam 2 Petrus 2:10-11, dan semakin diperjelas dalam Yudas 1:7 ini, bahwa dosa-dosa yang ada di dalam kota Sodom dan Gomora itu, antara lain;
- Melakukan
percabulan.
- Mengejar
kepuasan-kepuasan yang tak wajar.
Itulah
sebabnya, istilah sekarang, ada dosa sodomi, ini kepuasan yang tak wajar.
Jadi,
saudaraku, singa mengaum, langit gemetar bumi bergoncang, sebab dari mulut
mereka keluar api, belerang dan asap, sehingga timbullah dosa seperti dosa yang ada di dalam kota
Sodom dan Gomora.
Itulah
sebabnya sidang jemaat (keluarga besar GPT BETANIA) maupun umat Tuhan, hamba Tuhan yang sedang
mengikuti live streaming, kalau kita
perhatikan di hari-hari terakhir ini, dosa itu betul-betul sudah menimbun, orang-orang tidak lagi segan-segan untuk berbuat dosa,
bagaikan baju zirah, sudah tebal muka, dosa itu menjadi kekebalan untuk menjadi
menang.
Tanda dosa itu sudah
menimbun suasana sekarang sudah hitam pekat, kasih sudah semakin dingin.
Jadi,
kalau singa mengaum, siapa yang tidak takut? Tentu orang-orang yang tidak
mengenal Tuhan, mereka lah yang takut, tetapi orang-orang yang takut akan Tuhan
tidak akan takut, karena lebih suka mendengarkan singa dari Yehuda mengaum.
Namun semuanya akan terjadi
karena firman Allah harus tergenapi, tadi sudah digambarkan dalam kitab Yoel.
Kalau
firman Allah disampaikan di gunung Sion, siapa yang tidak mau bertobat? Siapa
yang tidak gemetar? Yesus telah disalibkan,
berita inilah yang harus disampaikan, dan itulah yang harus kita dengar, dan
kalau singa dari suku Yehuda sudah mengaum, kita tidak perlu takut kepada kuda-kuda berkepala singa. Berita salib sudah menjadi harga mati di tengah-tengah ibadah
pelayanan, tidak boleh lagi ditawar-tawar.
“Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan Allah telah
berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?”…Amsal 3:8.
Saudaraku,
kita akan melihat sedikit di dalam Kisah
Para Rasul 26.
Kisah
Para Rasul 26: 15-18
(26:15) Tetapi aku
menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
(26:16) Tetapi
sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk
menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah
kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.
(26:17) Aku akan
mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan
mengutus engkau kepada mereka,
(26:18) untuk
membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang
dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka
kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang
ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.
Kalau
tadi singa mengaum, orang yang tidak mengenal Tuhan takut, sekarang singa dari
Yehuda mengaum, siapa yang tidak takut? Berita salib harus disampaikan, Yesus
Kristus harus menjadi Tuhan dan Juruselamat bagi Israel, supaya Israel bertobat
dan mendapat pengampunan.
Singa dari suku Yehuda mengaum, berita salib
disampaikan, supaya Israel bertobat dan mendapat pengampunan. Manusia bertobat
diampuni dosanya, ditebus dan disucikan karena darah Yesus, maka berita salib
inilah yang harus disampaikan walaupun dengan teguran yang keras sehingga dua
hal kita lihat tadi.
Ciri
orang yang bertobat dan dosanya diampuni, Tuhan mencelikkan mata rohaninya,
sehingga dapat melihat kuasa dan kemuliaan, serta keagungan Allah, sehingga
kita tidak perlu takut apabila pasukan berkuda yang berkepala singa mengaum.
Kita
tidak perlu takut, sebab orang yang bertobat tadi dan yang mendapat
pengampunan, mata mereka telah dicelikkan untuk melihat keagungan dan kemuliaan
Allah. Kalau Allah menyatakan kemuliaan-Nya, siapa yang dapat menggugat orang
pilihan? Tidak ada. Siapa yang dapat menghukum orang pilihan? Tidak ada.
Kalau
mata kita senantiasa memandang kepada salib, siapa yang menghukum orang
pilihan, siapa yang menggugat orang pilihan?
Ketika
Yesus hendak disalibkan, Yesus berkata kepada murid-murid: saatnya Anak Manusia
dipermuliakan. Kalau kita sudah melihat kemuliaan, keagungan Allah, siapa yang
dapat mengganggu gugat orang pilihan? Tidak ada.
Kemudian,
tanda pertobatan:
- Berbalik dari kegelapan kepada terang.
- Berbalik dari kuasa Iblis kepada Allah.
Lukas
24: 18-23
(24:18) Seorang dari
mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang
asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari
belakangan ini?"
(24:19) Kata-Nya
kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi
dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam
pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
(24:20) Tetapi
imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum
mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
(24:21) Padahal kami
dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.
Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
(24:22) Tetapi
beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta
mereka telah pergi ke kubur,
(24:23) dan tidak
menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan
kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
Pendeknya
di sini kita melihat, mata kedua murid belum bisa melihat pribadi Yesus Kristus
di dalam kemuliaan-Nya. Salah seorang dari dua murid itu adalah Kleopas.
Lukas
24: 29
(24:29) Tetapi
mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami,
sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu
masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
(24:30) Waktu Ia
duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu
memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
(24:31) Ketika itu terbukalah
mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari
tengah-tengah mereka.
Ketika
mereka menikmati roti yang dipecah-pecahkan, barulah mata mereka terbuka,
barulah mata batin mereka tercelik, barulah mereka mengenal Yesus yang
disalibkan.
Bukankah
tadi dalam Kisah Para Rasul 26,
mereka yang menerima berita salib, mata rohani mereka tercelikkan sehingga
mereka melihat kemuliaan Allah, demikian juga setelah menikmati roti yang
dipecah-pecahkan, itulah tubuh Yesus yang disalibkan, barulah mereka bisa
melihat, (mempunyai
mata batin) mata rohani mereka tercelik.
Manusia
daging hanya bisa melihat apa yang ada di depan mata, tetapi Tuhan dapat
melihat sampai ke dalaman hati, demikian halnya kalau kita sudah tercelik, kita
dapat melihat sampai kedalaman isi hati Tuhan, bahwa kita adalah milik-Nya = melihat kemuliaan Allah, yaitu bahwa kita milik
kepunyaan-Nya.
Siapa
yang bisa melihat? Yaitu mereka yang menerima berita salib. Ketika singa dari
suku Yehuda mengaum, (berita salib), saat
itulah mata rohani tercelik, barulah kita bisa melihat isi hati Tuhan. Apa isi
hati Tuhan? Kita ini adalah milik-Nya. Tuhan
dipihak kita, tampil menjadi pembela.
Mengapa
orang kehilangan jati diri? Mengapa hidup seseorang tidak
karu-karuan? Karena dia tidak melihat bahwa dia adalah milik Tuhan, dia tidak
melihat kemuliaan Allah, sehingga hidupnya bagaikan lautan yang
diombang-ambingkan yang menghasilkan lumpur dan sampah.
Malam
ini, saya percaya, mata kita telah dicelikkan dan kita sudah melihat kemuliaan
Allah, kita melihat kedalaman isi hati Tuhan bahwa kita adalah milik-Nya, kita
ada di dalam hati-Nya.
Kalau
singa mengaum siapa yang tidak takut? Berita salib telah disampaikan supaya
kita bertobat dan mendapatkan pengampunan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment