IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 15 JUNI 2018
KITAB RUT
(Seri:16 )
Subtema: “MENGIKUT
TUHAN”
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, salam
dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena rahmat-Nya oleh karena
kemurahan hati-Nya kita dimungkinkan kembali untuk melangsungkan Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak
Tuhan ataupun hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming, video internet di dalam
maupun di luar negeri kiranya Tuhan memberkati kita, salam bahagia kami
ucapkan.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Rut
1.
Sebelum kita melihat ayat 15 kita awali dahulu dalam
pembacaan ayat 14.
Rut 1:14
(1:14) Menangis pula
mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri,
tetapi Rut tetap berpaut padanya.
Perhatikan kalimat pada ayat ini; “lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut
padanya.”
Pendeknya; Orpa dan Rut adalah gambaran dari dua gereja
yang berbeda.
-
Orpa
adalah gambaran dari gereja yang tidak setia, sebab Orpa mencium mertuanya itu
minta diri atau Orpa berhenti mengikuti mertuanya di tengah jalan.
Inilah kehidupan yang membuang-buang waktu
dan menyia-nyiakan segala perngorbanan sebab dia berhenti mengikuti Naomi di
tengah jalan.
-
Rut
adalah gambaran dari gereja yang setia, sebab Rut tetap berpaut kepada Naomi.
Berpaut artinya; terikat erat-erat sehingga
menyatu tidak terpisahkan.
Kolose 3:14
(3:14) Dan di atas
semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan.
Jadi kasih itu fungsinya bukan saja sebagai pengikat
yang mempersatukan tetapi berfungsi juga untuk menyempurnakan gereja Tuhan.
Roma 8:35
(8:35) Siapakah
yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
Tidak terpisah dari kasih Kristus sekalipun mengalami atau
menghadapi tujuh perkara, antara lain;
(1) Penindasan, (2)
Kesesakan, (3) Penganiayaan, (4) Kelaparan, (5) Ketelanjangan, (6) Bahaya, (7)
Pedang.
Roma 8:36
(8:36) Seperti ada
tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami
telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
Sekalipun ada dalam bahaya maut sepanjang hari bahkan
telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan, namun tetap tidak terpisahkan
dari kasih Kristus, seperti Rut
kepada Naomi.
Kita belajar
dari Rut berpaut kepada Naomi artinya:
tidak terpisah dari kasih Kristus.
Sekarang kita kembali memperhatikan Kolose 3 ...
Kolose 3:13-15
(3:13) Sabarlah kamu
seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang
seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni
kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
(3:14) Dan di atas
semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan.
(3:15) Hendaklah
damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah
dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Kalau kesatuan yang diikat oleh kasih Kristus tercipta, maka damai sejahtera
Kristus memerintah di dalam hati.
Tanda adanya damai sejahtera:
-
Sabar
terhadap orang lain.
-
Mengampuni
kesalahan orang lain.
Ini tanda adanya damai sejahtera.
Pertanyaannya; Apakah
sudah teruji ketika Rut berpaut kepada Naomi?
Rut 1:15
(1:15) Berkatalah
Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya;
pulanglah mengikuti iparmu itu."
Berkatalah Naomi kepada Rut: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya”.
Kalimat
tersebut dibagi menjadi dua bagian;
1.
PULANG
KEPADA BANGSANYA.
Berarti kembali ke Moab. Moab adalah bangsa
kafir yang lahir oleh karena kenajisan Lot dan puterinya, setelah Allah
melepaskan Lot dari kota Sodom.
Kita melihat kenajisan bangsa kafir ...
2 Petrus 2:22
(2:22)
Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing
kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke
kubangannya."
"Anjing
kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke
kubangannya." Artinya; kembali mengulangi kesalahan
yang sama, inilah kenajisan bangsa kafir.
2.
PULANG
KEPADA PARA ALLAHNYA.
Berarti kembali menyembah kepada berhala.
1 Korintus 12:2
(12:2)
Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa
berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
Bangsa kafir adalah bangsa yang tidak
mengenal Allah sehingga tanpa sadar bangsa kafir akan ditarik kepada
berhala-berhala.
Jangan
heran melihat negara-negara atau bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah tanpa
sadar mereka telah ditarik kepada berhala-berhala yang bisu,
mengutamakan segala perkara yang ada di atas muka bumi ini melebihi dari Tuhan
melebihi dari ibadah dan pelayanan, itu berhala.
1 Korintus 12:3
(12:3)
Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang
berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan
tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan",
selain oleh Roh Kudus.
Kalau seseorang hidup dalam Roh Allah ia
tidak mungkin mengatakan; "Terkutuklah
Yesus!”
Kemudian hanya apabila seseorang dikuasai
oleh Roh Kudus mengakui bahwa "Yesus
adalah Tuhan".
Jadi bangsa kafir tidak mengenal Roh Allah
sebab itu mereka tidak mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, apalagi bangsa
komunis.
1 Korintus 12:4-6
(12:4)
Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
(12:5)
Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
(12:6)
Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang
mengerjakan semuanya dalam semua orang.
Akibat tidak mengenal Roh Allah dan tidak
hidup di dalamnya:
- Tidak mengenal rupa-rupa
karunia.
Ada sembilan karunia Roh Kudus
sumbernya dari Roh
yang satu dan yang sama.
- Tidak mengenal rupa-rupa
pelayanan.
Pelayanan dari
setiap hamba-hamba Tuhan itu berbeda-beda tetapi sekalipun berbeda-beda hamba
Tuhan tetap melayani Tuhan, tidak melayani perut, tidak melayani yang
lain-lain.
- Tidak merasakan keajaiban
Tuhan.
Berarti dari ketiga perkara ini kita
mengambil kesimpulan tidak mengenal Roh Allah; tidak mengerti kegiatan Roh,
jauh dari ibadah, jauh dari pelayanan, itulah keadaan dari bangsa kafir.
Imamat 26:1-2
(26:1)
"Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala
janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di
negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.
(26:2)
Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku,
Akulah TUHAN.
Inti dari
pembacaan ayat ini adalah;
orang yang mengerti untuk memelihara hari-hari Sabat (hari perhentian)
serta mengerti untuk menghormati tempat kudus Allah (bait Allah) adalah
orang-orang yang terlepas dari penyembahan berhala.
Kalau masih terikat dengan berhala ia tidak
akan pernah mengerti untuk memelihara hari Sabat yaitu hari perhentian
dan tidak akan mengerti untuk menghormati tempat kudus Allah yaitu bait Allah,
ia jauh dari bait Allah
dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Dari pemaparan di atas tadi kita dapat mengambil
kesimpulan tentang bangsa kafir:
-
Bangsa kafir hidup di dalam penyembahan berhala.
-
Bangsa kafir hidup di dalam kenajisan.
Itulah kondisi atau keadaan dari bangsa kafir, bangsa
Moab.
Bilangan 25:1-2
(25:1) Sementara
Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan
perempuan-perempuan Moab.
(25:2)
Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah
mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah
orang-orang itu.
Di sini kita melihat pada waktu perjalanan bangsa
Israel keluar dari tanah Mesir, yang terjadi ada dua:
1.
Israel berzinah dengan
perempuan-perempuan Moab = dikuasai roh
kenajisan.
2.
Israel turut menyembah allah
orang-orang Moab = penyembahan berhala.
Itulah yang terjadi waktu perjalanan bangsa Israel
keluar dari Mesir.
Bilangan 25:5
(25:5) Lalu
berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu
membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor."
Pendeknya; Israel berpasangan
dengan Baal-Peor, terikat dengan penyembahan berhala orang-orang Moab.
2 Korintus 6:14-16
(6:14) Janganlah
kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak
percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?
Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
(6:15) Persamaan
apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama
orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
(6:16) Apakah
hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang
hidup menurut firman Allah ini:
"Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Pasangan yang tidak seimbang atau yang disebut juga
noda kekafiran antara lain;
1.
KEBENARAN dengan KEDURHAKAAN.
Kebenaran
yang sejati berasal dari salib Kristus di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Sedangkan kedurhakaan -> orang-orang pemberontak, seperti bani Korah dan
kroni-kroninya memberontak kepada Musa.
Biasanya orang yang memberontak adalah
orang yang merasa diri bisa dan
mampu,
merasa lebih baik dari orang lain, merasa lebih layak.
Kalau seandainya ia tidak memiliki perasaan
itu, ia tidak mungkin memberontak, ia tidak mungkin dikuasai oleh roh
pendurhakaan, camkanlah itu karena ini noda kekafiran.
2.
TERANG dengan GELAP.
Terang
-> orang-orang yang tidak menyimpan dosa di dalam
gelap = penuh dengan Roh
Kudus.
Kalau kita perhatikan empat makhluk di
dalam Wahyu 4; empat makhluk ini
penuh dengan mata masing-masing
bersayap enam sekelilingnya
(sayap-sayapnya menutupi daging), jadi orang yang hidup di
dalam terang tidak hidup menurut daging dengan segala tabiat-tabiatnya.
Kemudian gelap -> orang-orang yang tidak mau datang kepada terang,
berarti masih banyak yang terselubung, masih banyak dosa yang disembunyikan.
Perlu untuk diketahui; semua dosa dapat
diampuni Tuhan kecuali satu dosa yaitu dosa yang tidak diakui.
3.
KRISTUS dengan BELIAL.
Kristus
= Mesias, artinya: Yang diurapi Roh
Kudus dan Kristus -> kepala dari tiap-tiap gereja.
Maka kehidupan yang diurapi Roh Kudus tidak
perlu diajar manusia sebab Roh itu yang mengajar, sebab Roh itu yang memimpin
dalam seluruh kebenaran… 1
Yohanes 2:27.
Sama seperti empat binatang yang terkecil
namun cekatan salah satunya adalah belalang, sekalipun tidak ada pemimpinnya
belalang tetap berbaris dengan teratur, ini kehidupan yang diurapi…Amsal
30:27.
Belial
itu roh jahat, roh si dajjal, roh antikris yang suka memberontak.
4.
ORANG-ORANG PERCAYA dengan ORANG-ORANG
YANG TIDAK PERCAYA.
Kalau kita kaitkan dengan Pelajaran
Tabernakel pintu gerbang artinya; percaya.
Setelah melewati pintu gerbang maka akan
memasuki halaman tentu akan melihat dua alat di dalamnya;
1. Mezbah
korban bakaran -> pertobatan oleh darah salib.
2.
Kolam pembasuhan -> baptisan air.
Sedangkan
halaman -> iman percaya.
Kesimpulannya;
orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bertobat senantiasa
meninggikan korban Kristus.
Kemudian,
ada di dalam tanda pengalaman kematian dan ada di dalam tanda pengalaman kebangkitan (baptisan air).
Sedangkan
orang-orang yang tidak percaya tidak
mempercayakan hidupnya kepada Tuhan, selain kepada harta, kekayaan dan segala
perkara-perkara yang di atas muka bumi ini, persis seperti jemaat di Laodikia
bergantung kepada harta dan kekayaan sehingga mereka merasa kaya tidak
kekurangan apa-apa, tapi sebaliknya di mata Tuhan mereka itu melarat, malang, miskin kemudian buta dan telanjang.
5.
BAIT ALLAH dengan BERHALA.
Bait
Allah atau Tabernakel berarti tempat kediaman
Allah di dalam Roh = takhta Allah.
Allah bertakhta dan memerintah di dalam
Tabernakel, di luar
Tabernakel Allah tidak berhadirat, Allah tidak bertakhta, Allah tidak
memerintah sebagai Raja.
Setelah pintu sorga terbuka Tuhan
memperlihatkan kepada Rasul Yohanes suatu takhta terdiri di dalamnya…Wahyu
4:1-3.
Perlu untuk diketahui; seindah-indahnya
sorga tidak ada artinya kalau suatu tahkta tidak terdiri di dalamnya, kemudian
sehebat-hebatnya manusia dan
sepintar-pintarnya
manusia bahkan
sekalipun ia memiliki harta, kekayaan, kedudukan, jabatan yang tinggi kalau
Allah tidak memerintah dan
bertakhta
di dalam hidupnya, kehidupan orang semacam ini tidak berarti di hadapan Tuhan,
itu pengertian bait Allah.
Sedangkan berhala adalah benda mati dan bisu tidak memberi jaminan hidup, berhala tidak
mempunyai
darah tidak dapat menebus dosa manusia.
Sekalipun seseorang memiliki harta kekayaan
atau apapun di atas muka bumi ini atau sesuatu yang berharga dalam bentuk
lahiriah ia tidak akan menjamin keselamatan manusia karena berhala tidak
memiliki darah, ia tidak bisa memberi jaminan kepada hidup manusia.
Sebab itu sidang jemaat jangan bergantung
kepada berhala karena tidak dapat menjamin hidup manusia dan tidak dapat
menjamin masa depan.
Saya sudah melihat orang kaya, sebentar kaya besok habis
setelah habis melarat tidak bisa berbuat apa-apa.
Pendeknya; menjadi pasangan yang tidak seimbang itulah
noda kekafiran.
Itulah keadaan dari bangsa Moab secara singkat.
Kita kembali melihat
pernyatan Naomi kepada Rut.
Rut 1:15
(1:15) Berkatalah
Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah
mengikuti iparmu itu."
Perkataan Naomi berikutnya kepada Rut: “pulanglah mengikuti iparmu itu."
Di dalam Rut
1:1-15 ada empat kali Naomi berkata “pulanglah”
kepada Rut, sedangkan Orpa akhirnya kembali ke Moab setelah Naomi berkata
pulanglah untuk yang ketiga kalinya.
Berarti desakan Naomi kepada Rut lebih berat dan lebih
besar dibanding Orpa.
Perjalanan hidup rohani kita bersama dengan Tuhan
banyak desakan-desakan dari sana, dari sini, dari situ, (sana sini banyak desakan) tapi sekalipun ada desakan
Rut tetap berpaut kepada
Naomi.
Tentu
kita semua mengalami desakan itu,
mungkin ada desakan
karena pekerjaan, karena ekonomi, karena uang, ada desakan karena kejahatan dan
lain sebagainya. Tapi sekalipun desakan itu ada, Rut tetap berpaut kepada
Naomi, dia tetap terikat erat dengan Naomi = tidak terpisahkan dari kasih
Kristus.
Kita akan memperhatikan JAWABAN RUT atas desakan Naomi
...
Rut 1:16
(1:16) Tetapi kata
Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak
mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi,
dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku
dan Allahmulah Allahku;
Jawab Rut: "Janganlah
desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan TIDAK MENGIKUTI ENGKAU.”
Matius 16:24-25
(16:24) Lalu Yesus
berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena
barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Ada tiga arti mengikut Tuhan, yaitu:
1. Menyangkal dirinya.
2. Memikul salibnya.
3.
Mengikut
Tuhan.
Kesimpulan dari ketiga hal tersebut; rela kehilangan
nyawanya = rela mati untuk Tuhan -> orang-orang yang mati sahid atau mati
martir.
Kita bersyukur kepada Tuhan oleh karena orang-orang
yang mati martir banyak juga orang tertolong seperti misionaris, tidak sedikit
misionaris yang masuk ke Indonesia mati martir.
Seperti misionaris dari Jerman masuk ke tanah Batak,
berapa banyak misionaris yang datang dari Jerman mati dan dimakan oleh orang
batak dan yang terakhir misionaris yang bernama Nomensen dipakai Tuhan dengan
luar biasa untuk memenangkan jiwa-jiwa di tanah Batak di Sumatera Utara pada
umumnya.
Wahyu 6:9
(6:9) Dan ketika
Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah
jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena
kesaksian yang mereka miliki.
Jiwa-jiwa yang telah dibunuh oleh karena firman Allah
dan oleh karena kesaksian Yesus Kristus, inilah orang-orang yang mati martir (mati di dalam Tuhan).
Wahyu 6:10
(6:10) Dan mereka
berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya
Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan
darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"
Di sini kita melihat jiwa-jiwa yang sudah mati itu
berseru dengan suara nyaring.
Seperti Habel sekalipun telah mati dipukul oleh Kain
kemudian darahnya tercurah (tertumpah) ke tanah namun darah itu
tetap berbicara kepada Tuhan, berarti di dalam darah terletaklah jiwa manusia,
ada kehidupan.
Rut adalah sosok yang luar biasa, sekalipun ia didesak
ia tetap berpaut dengan Naomi.
Rut 1:16-17
(1:16) Tetapi kata
Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak
mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di
mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan
Allahmulah Allahku;
(1:17) di mana
engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah
kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu
apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
Rut berkata kepada Naomi: “Di mana engkau mati, aku
pun mati di sana”, pendeknya, jika anak-anak Tuhan rela mati untuk
Tuhan itu pengikutan yang benar.
Itu sebabnya saya katakan bahwa pribadi Rut ini adalah pribadi yang luar biasa,
jangan sampai ada diantara kita yang bernama Rut tetapi tidak rela memikul salibnya, namanya Rut tetapi
di tengah jalan kembali lagi kepada
noda kekafiran, itu buang-buang waktu, menghabiskan tenaga, pikiran, segala
pengorbanan sia-sia.
Kita belajar dari Rut malam ini dan seterusnya.
Kita kembali melihat
mati martir ...
Wahyu 6:11
(6:11) Dan kepada
mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka
dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap
jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama
seperti mereka.
Mereka
yang mati karena firman Allah dan kesaksian Yesus Kristus kepada mereka diberikan sehelai jubah putih menunjukkan
bahwa mereka layak untuk duduk di atas dua belas takhta.
Matius 19:27-29
(19:27) Lalu Petrus
menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala
sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?"
(19:28) Kata Yesus kepada
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali,
apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah
mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua
belas suku Israel.
(19:29) Dan setiap
orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau
saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima
kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Syarat untuk mengikuti Tuhan ialah meninggalkan segala
sesuatu, antara lain:
1.
Rumahnya
-> kehidupannya.
Berarti seluruh kehidupannya termasuk
segala sesuatu yang ada di dalamnya sudah ditinggalkan. Itu kehidupan rumah
Tuhan secara rohani.
2.
Saudara
laki-laki dan saudara perempuan -> daging dengan
segala tabiat-tabiatnya, itu juga sudah dilepaskan, sudah ditinggalkan.
3.
Bapak
atau ibunya, sama seperti seorang laki-laki dan
seorang perempuan ketika mereka menjadi satu mereka harus meninggalkan bapak
dan ibunya, berarti takut akan Tuhan.
4.
Anak-anak
-> perasaan.
Berarti perasaan manusia daging sudah
dilepaskan, sudah ditinggalkan.
5.
Ladang
-> hati.
Berarti hati dengan segala keinginan hati
itu sudah ditanggalkan.
Upah mengikut Tuhan syaratnya melepaskan segala sesuatu
termasuk lima hal yang mendasar tadi ia layak duduk di atas dua belas takhta,
tujuannya; untuk menghakimi dua belas suku Israel = menghakimi dosa.
Pedang Roh yang disandang akan menghakimi dosa termasuk
dosa yang ditimbulkan oleh tabiat daging. Tabernakel sorgawi Wahyu 4 ada dua puluh empat
tua-tua di sekeliling
takhta itu terkena pada MEJA ROTI SAJIAN, di atas meja ada dua belas ketul roti. Dua belas ketul roti
itulah dua belas rasul gereja hujan awal dan dua belas rasul gereja hujan
akhir.
Dan firman Allah sebagai pedang Roh berfungsi untuk
menghakimi dosa.
Oleh sebab itu berpegang teguhlah kepada dua perkara di
atas tadi, yaitu:
1.
Berpegang pada firman Allah.
2.
Tetap hidup di dalam kesaksian Yesus
Kristus.
Kita akan melihat sedikit mengenai orang-orang yang
mati martir karena firman Allah dan hidup dalam kesaksian Yesus Kristus.
Tentang: FIRMAN
ALLAH -> makanan rohani kita.
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus
kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus
Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Yesus berkata; "Makanan-Ku
ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan
pekerjaan-Nya.”
Melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan
pekerjaan-Nya, itu makanan rohani kita.
Tentang: KESAKSIAN
YESUS.
Kesaksian Yesus selama tiga tahun setengah melayani di
atas muka bumi ini tidak hanya mengadakan mujizat tetapi Dia juga mati dan
bangkit, ini puncak kesaksian Yesus selama tiga tahun setengah melayani di atas
muka bumi disaksikan oleh
kedua belas murid.
Kemudian kesaksian Yesus memang harus diinventarisir
maksudnya kesaksian yang kecil tetap dipertahankan, jangan segera dilupakan
sebaliknya terus dikumpulkan sampai nanti kita dimampukan kepada kesaksian yang
jauh lebih besar yaitu rela mati untuk Tuhan.
Perhatikan baik-baik di sini kesaksian Yesus, melakukan
kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaannya.
Tidak
salah bekerja, tidak salah melakukan apapun termasuk menuntut ilmu tetapi
jangan sampai karena perkara lahiriah kita berhenti beribadah, berhenti
melayani Tuhan, itu mengandung resiko tinggi, sebab darah Yesus tidak berlaku
pada orang semacam ini sesuai dengan Ibrani
10:25-26.
Kesaksian
kecil dipertahankan sampai nanti Tuhan memberi kemampuan kepada kita untuk
menjadi kesaksian yang lebih besar yaitu rela mati untuk Tuhan.
Wahyu 6:9
(6:9) Dan ketika
Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah
jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena
kesaksian yang mereka miliki.
Lihat jiwa-jiwa itu sampai berada di bawah mezbah berarti rela mati karena pelayanan, ini adalah puncak kesaksian Yesus (kesaksian yang terbesar).
Mezbah
-> pelayanan, untuk mempersembahkan segala korban kepada Tuhan.
Namun malam ini kita bisa merasakan Roh kasih karunia, yaitu firman Allah yang
disampaikan oleh Ilham Roh Kudus memberi pengertian kepada kita semua tujuannya untuk mengenal Allah
lebih dalam juga untuk memberi karunia-karunia kepada kita.
Kita kagum
melihat sosok Rut ini, mengikuti Tuhan sampai sangkal diri pikul salib, sebab Rut berkata: “dimana
engkau mati akupun
mati di sana.”
Tapi saya berdoa untuk , isteri, anak-anak saya dan
untuk sidang jemaat supaya kita
tetap mempertahankan kesaksian Yesus.
Kita lihat kesaksian Yesus ...
Wahyu 19:9-10
(19:9) Lalu ia
berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
(19:10) Maka
tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata
kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan
engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena
kesaksian Yesus adalah roh nubuat."
Maka kita tidak perlu ragu untuk mengikuti dan
mengiringi Tuhan dengan segala kesaksian yaitu firman Allah dan kesaksian
Yesus. Kesaksian Yesus adalah roh nubuat, nubuatan yang terbesar adalah menjadi
mempelai wanita Tuhan (gereja
yang sempurna)
dan itu harus tergenapi, tidak ada nubuatan yang tidak tergenapi, setiap nabi
bernubuat semuanya digenapi.
Jadi jangan sampai ada diantara kita berfikir; Tuhan
apa aku bisa berubah Tuhan? Tuhan apa aku bisa suci? Tuhan apa aku bisa
sempurna? Itu pekerjaan Tuhan yang penting ikuti saja, tetap berpaut dengan Dia
jangan terpisah dari kasih Kristus, ikuti saja. Haleluyah…
Sekali lagi saya sampaikan mungkin saja ada desakan
dari ekonomi, keuangan,
pekerjaan, sakit penyakit, dosa kejahatan, dosa kenajisan, pergumulan karena
orang tua, pergumulan karena anak, pergumulan karena ini dan itu tetap berpaut
kepada Tuhan.
Kita belajar bercermin kepada firman, kita bisa melihat
keadaan kita seperti apa jangan bercermin kepada diri sendiri kita tidak akan
temukan wujud kita disitu, kita bersyukur.
Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus
berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Mengikut Tuhan berarti;
1.
Menyangkal dirinya.
2.
Memikul salibnya.
3.
Mengikut Tuhan.
Tentang:
MENYANGKAL DIRI.
Menyangkal diri, artinya; tidak bermegah
atau tidak mengakui sekalipun ada kelebihan-kelebihan di dalam diri ini.
Seperti Rasul Paulus ia tidak bermegah
sekalipun ia memiliki kelebihan-kelebihan yang luar biasa yaitu diangkat ke
tingkat yang ketiga yang disebut juga Firdaus, disitu ia menerima penyataan-penyataan dan penglihatan-penglihatan yang luar biasa
yang tidak bisa diucapkan manusia -> suatu persekutuan yang indah dengan
Tuhan. Kalau ada persekutuan yang indah dengan Tuhan akan menghasilkan nyanyian
baru itulah yang disebut bahasa lidah, bahasa roh atau logat
ganjil.
Logat ganjil (bahasa roh) hasil dari persekutuan yang indah dengan Tuhan. Tetapi sekalipun
demikian Rasul Paulus tidak bermegah, tidak ada sesuatu yang dapat disombongkan
sekalipun memiliki kelebihan. Dan orang yang suka bermegah itu adalah perbuatan
yang bodoh, justru atas seijin Tuhan ada duri di dalam dagingnya yaitu utusan
setan menggocoh hidupnya, tujuannya supaya dia tidak menjadi sombong, atau
meninggikan diri karena penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang
luar biasa itu…2 Korintus 12:1-10.
Hari-hari ini saya semakin menyadari diri,
setelah saya melihat sesuatu yang sifatnya sengsara salib aniaya karena firman,
saya tarik kembali kepada kebenaran bahwa Tuhan hendak menyatakan suatu rencana
yang indah, hari-hari ini saya mau belajar disitu.
Pada saat saya menghadapi masalah atau yang
disebut sengsara karena salib saya langsung teringat kepada firman, teringat
kepada penyataan Tuhan.
Setelah Yesus ditangkap dan mati di atas kayu salib, Yesus pernah berkata; saatnya Anak
Manusia dipermuliakan.
Jangan kecil hati saat menghadapi sengsara
karena salib atau aniaya karena firman, dibalik salib Tuhan menyatakan
kemuliaan-Nya, sebaliknya ketika berada di dalam kemuliaan Tuhan pasti nyatakan
salib supaya jangan sombong.
Dibalik salib ada kemuliaan supaya jangan
putus asa, belajar untuk menyangkal diri.
Tentang:
MEMIKUL SALIBNYA.
Memikul salib -> orang-orang yang
memikul tanggung jawab di atas pundaknya masing-masing.
Kita bisa melihat orang-orang yang
bertanggung jawab di dalam Kolose
3:18-25.
Kolose 3:18-23, 25
(3:18)
Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam
Tuhan.
(3:19)
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
(3:20)
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah
di dalam Tuhan.
(3:21)
Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
(3:22)
Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan
hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus
hati karena takut akan Tuhan.
(3:23)
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk
Tuhan dan bukan untuk manusia.
(3:25)
Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena
Tuhan tidak memandang orang.
Kolose 4:1
(4:1)
Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga
mempunyai tuan di sorga.
Orang-orang yang memikul tanggung jawab di
atas pundaknya masing-masing, antara lain;
1.
ISTERI-ISTERI, tanggung
jawabnya: tunduk kepada suaminya dan ketundukan itu persis kepada Tuhan Yesus.
2.
SUAMI-SUAMI, tanggung
jawabnya: mengasihi isteri, berarti tidak berlaku kasar.
3.
ANAK-ANAK, tanggung
jawabnya: taat kepada orang tua supaya hidupnya indah.
Tidak ada artinya berkat kalau
umurnya pendek, tidak ada artinya umur panjang kalau hidupnya tidak diberkati.
Itu sebabnya supaya hidup seorang anak itu indah hormat saja kepada orang tua
pasti ujungnya indah.
Itu sebabnya saya katakan umur
panjang tidak ada artinya kalau hidupnya susah, melarat, malang, miskin atau
sebaliknya tidak ada artinya berkat kalau umurnya pendek, tidak indah. Jadi
yang indah itu umur panjang dan diberkati.
4.
BAPAK-BAPAK, tanggung
jawabnya: jangan menyakiti hati anak.
Tujuannya; supaya anak jangan
tawar hatinya.
5.
HAMBA-HAMBA, tanggung
jawabnya: taat kepada tuannya yang di dunia ini dalam segala hal.
Caranya; melayani dengan
segenap hati dan
tulus.
Kalau melayani tidak segenap
hati terlihat baik di depan di belakang tidak. Kenapa harus melayani dengan segenap hati? Karena semua hamba-hamba mendapat upah dari Tuhan bukan dari manusia.
Sebab itu dalam segala perkara
seorang imam (seorang hamba Tuhan) harus jujur kepada Tuhan jujur
kepada hati nurani, jangan terlihat baik di depan manusia tapi di belakang
tidak. Ingat, orang jujur dipimpin oleh ketulusan
hatinya.
Jujur kepada Tuhan jujur kepada hati nurani, sebab dari Tuhan kita
mendapat upah.
6.
TUAN-TUAN, tanggung
jawabnya; berlaku adil dan jujur kepada semua hamba-hambanya.
Di atas tuan masih ada tuan yaitu Yesus Kristus. Maka seorang tuan
juga harus adil.
Saya belajar menjadi pribadi
yang adil belajar dan belajar terus tidak berhenti untuk belajar disitu, tidak
boleh memandang muka, tidak boleh membeda-bedakan satu dengan yang lain.
Itulah arti tentang memikul salibnya.
Tentang:
MENGIKUT TUHAN.
Yohanes 12:25-26
(12:25)
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa
tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang
kekal.
(12:26)
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ
pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Mengikut Tuhan berarti dimana Tuhan berada
disitupun pelayan Tuhan berada, orang-orang yang mengikuti Tuhan berada, ini
pengikutan yang benar.
Kita lihat contohnya ...
Zakharia 4:12-14
(4:12)
Untuk kedua kalinya berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon
zaitun yang di samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari
atasnya itu?"
(4:13)
Ia menjawab aku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?"
Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:14)
Lalu ia berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat
Tuhan seluruh bumi!"
Kedua pohon zaitun yang di sebelah
kanan dan di sebelah kiri kandil kemudian dahan pohon zaitun yang di samping
kedua pipa emas -> kedua orang yang diurapi (Musa dan Elia) berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi.
Inilah pengikutan yang benar, dimana Aku berada
disitupun pelayanKu berada, ini
pengikutan yang tepat dan benar… Yohanes 12:26.
Musa dan Elia menjadi kesaksian, menjadi
tujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi, mereka itu berdiri di dekat Tuhan
seluruh bumi, ini kesaksian yang benar.
Jadilah kesaksian yakni, tujuh mata Allah
yang diutus ke seluruh bumi. Kita ini diutus di bumi provinsi Banten untuk
menjadi terang karena kita berdiri di dekat Tuhan
seluruh bumi.
Sekalipun kita berada di dunia ini tetapi
kalau kita menjadi kesaksian bagaikan dua pohon zaitun itulah Musa dan Elia berdiri dekat Tuhan seluruh bumi, ini
pengikutan yang benar.
Inilah pribadi Rut dia tetap mengikuti
Naomi, dia tetap berpaut kepada Naomi sekalipun ada desakan-desakan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment