IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 29 JUNI 2018
KITAB RUT
(Seri:18)
Subtema: “TIDAK
MENOLEH KE BELAKANG KARENA IMAN.”
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
kembali diijinkan oleh Tuhan untuk mengusahakan dan memelihara Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai dengan Perjamuan Suci.
Kita
bersyukur kepada Tuhan oleh karena rahmat-Nya, karena kasih sayang dan kasih
setia-Nya, kita diijinkan oleh Tuhan untuk menikmati buah yang menarik dan baik
untuk dimakan, dan juga buah pohon kehidupan, sampai akhirnya nanti kita
terlepas dari hukum taurat.
Kita
kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari
Kitab Rut.
Rut
1:15-17
(1:15)
Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada
bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."
(1:16)
Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku
meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana
engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ
jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
(1:17)
di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di
sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih
lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain
dari pada maut!"
Rut
tetap berpaut kepada Naomi karena ia memilih untuk tetap mengikuti Naomi
mertuanya itu.
Dalam
hal mengikuti, kita perhatikan dulu dalam injil.
Matius
16:24
(16:24)
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap
orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan
mengikut Aku.
Mengikut
Tuhan berarti;
1. Menyangkal dirinya
2. Memikul salibnya.
3. Mengikut Tuhan.
Tentang: MENYANGKAL
DIRINYA.
Artinya
tidak mengakui kelebihan-kelebihan yang ada pada diri sendiri = Tidak bermegah.
Sekalipun
memiliki potensi, punya kelebihan-kelebihan dalam banyak perkara namun tidak
bermegah, seperti Rasul Paulus.
Rasul
Paulus diangkat ketingkat yang ketiga dari sorga yang disebut juga Firdaus,
namun dalam hal itu dia tidak mau bermegah. Pada saat dia diangkat ke tingkat
yang ketiga dia menerima penglihatan-penglihatan dan pernyataan-pernyataan yang luar biasa
dari Tuhan, namun sekalipun demikian dia tidak mau bermegah…2 Korintus
12:1-6.
Orang yang bermegah atas kelebihan-kelebihan yang dia miliki itu adalah
perbuatan bodoh.
Tentang: MEMIKUL
SALIBNYA.
Artinya
memlikul tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan. Sejauh ini saya
merasa terbeban dengan tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan yaitu untuk
memberi makan dan minum kawanan domba, dan memperhatikan satu kawanan domba
dalam kandang penggembalaan yang Tuhan telah percayakan. Kemudian Tuhan juga
percayakan kepada kita banyak perkara, Tuhan sudah memberitahukan kepada kita
hal-hal yang lebih dalam tentang kerajaan Sorgawi, dan Tuhan juga telah berikan
karunia-karunia kepada kita, semuanya tanggung jawab itu harus kita pikul di
atas pundak kita masing-masing, baik imam-imam yang melayani Tuhan sebagai
seorang pemimpin pujian, sebagai seorang pembaca firman, sebagai seorang singer,
sebagai pemain musik, kolektan bertanggung jawab dibidangnya, bahkan
perkara-perkara kecil apa saja yang dipercayakan oleh Tuhan biarlah kiranya
kita beri pertanggungan jawab kepada Tuhan. Kalau kita bertanggung jawab dalam
perkara yang kecil maka nanti Tuhan akan mempercayakan tanggung jawab dalam
perkara yang besar, sampai pada akhirnya turut dan masuk dalam kebahagiaan
Tuannya. Yesus Kristus adalah Tuan dari semua hamba-hamba Tuhan.
Tentang: MENGIKUT
TUHAN.
Artinya
menjadi terang dunia, menjadi kesaksain di tengah-tengah dunia ini,
itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Lebih
rinci kita melihat dalam hal mengikut Tuhan.
Matius
10:38
(10:38)
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut
Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Mengikut
Tuhan berarti memikul salibnya. Kemudian sebaliknya kalau tidak memikul
salibnya ia tidak layak bagi Tuhan. Kalau tidak memikul tanggung jawab yang
dipercayakan oleh Tuhan berarti dia tidak layak melayani Tuhan sekalipun dia
berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Ukuran kelayakan itu bukan
dilihat dari banyaknya jumlah, banyaknya korban yang dipersembahkan, tetapi
diukur dari tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan. Saudaraku, tanggung
jawab saya sebagai seorang gembala adalah untuk memberi makan dan minum
domba-domba, itu tidak bisa diwakilkan. Tanggung jawab ini tidak bisa
diwakilkan kepada sidang jemaat, tidak bisa diwakilkan kepada siapa-siapa.
Kalau berkat boleh dibagi-bagi tetapi kalau tanggung jawab, harus dipikul, tugas penyelenggaraan ini harus dipikul
diatas pundak, tidak bisa diwakilkan kepada orang lain.
Maka
Tuhan pasti sangat mendambakan seorang imam yang bisa bertanggung jawab
dibidangnya, supaya kita layak bagi Tuhan. Jadi sekali lagi saya tandaskan
ukuran kelayakan itu bukan dilihat dari jumlah atau banyaknya pengorbanan
tetapi dilihat dari segala penyerahan diri kepada Tuhan.
Lukas
14:25-26
(14:25)
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti
Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
(14:26) "Jikalau
seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya,
anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya
sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Salib
yang harus dipikul ialah mengasihi Tuhan lebih dari mengasihi bapanya, ibunya,
istrinya, anak-anaknya, saudaranya laki-laki, dan saudaranya perempuan, bahkan
nyawanya sendiri supaya kita layak dihadapan Tuhan bahkan layak menjadi murid.
Lukas
14:27
(14:27)
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,
ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Barangsiapa
tidak memikul salibnya dalam mangikut Tuhan ia tidak layak menjadi murid.
Tidak
layak menjadi murid artinya tidak layak mendapat pengajaran firman Tuhan.
Saya
menghimbau supaya kita tidak anggap enteng didikan Tuhan kemudian jangan putus
asa kalau kita ditegur oleh Tuhan. Layak menjadi murid berarti layak untuk
mendapatkan pengajaran firman Tuhan. Kita butuh pengajaran firman Tuhan yang
mendidik kita, mengajar kita menasihati kehidupan kita supaya layak menjadi
murid, layak melayani Tuhan.
Sebetulnya
kalau kita mengacu kepada firman Tuhan ini, sebetulnya banyak orang Kristen
tidak layak untuk mendapatkan pengajaran firman Tuhan karena dia tidak tau cara
mengikuti Tuhan. Mengikuti Tuhan berarti menyangkal dirinya dan memikul
salibnya. Salib yang harus kita pikul berarti mengasihi Tuhan lebih dari
mengasihi bapak, ibu, anak, saudara laki-laki, saudara perempuan, bahkan lebih
dari mengasihi nyawanya sendiri. Sehingga dengan demikian kita layak untuk
menjadi murid, layak untuk mendapatkan pengajaran firman Tuhan.
Itulah
keadaan atau kondisi rohani dari orang-orang yang mengikuti Tuhan.
Rut
1:16-17
(1:16)
Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku
meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke
mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau
bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan
Allahmulah Allahku;
(1:17)
di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di
sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya
TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun
memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
Kemudian
perkataan Rut kepada Naomi mertuanya; “Janganlah desak aku meninggalkan
engkau dan pulang untuk tidak mengikuti engkau.”
Kemudian
setelah mengatakan hal itu, dia membuktikan dengan pengabdiannya, yaitu:
1. Kemana engkau pergi kesitu jugalah aku
pergi.
2. Dimana engkau bermalam disitu jugalah aku
bermalam.
3. Bangsamulah bangsaku.
4. Allahmulah Allahku.
5. Dimana engkau mati akupun mati disana, dan
disanalah aku dikuburkan.
Keterangan:
1.
Kemana
engkau pergi kesitu jugalah aku pergi.
2.
Dimana
engkau bermalam disitu jugalah aku bermalam.
Jadi
ini berbicara tentang iman atau percaya.
Keterangan:
3.
Bangsamulah
bangsaku.
4.
Allahmulah Allahku.
Ini
berbicara tentang Pengharapan.
Keterangan:
5.
Dimana
engkau mati akupun mati disana dan disanalah aku dikuburkan.
Dan
keterangan yang kelima ini berbicara tentang Kasih.
Keterangan
1 dan 2 ini berbicara tentang IMAN DAN PERCAYA.
Ibrani
11:1-3
(11:1)
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
(11:2)
Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian
kepada nenek moyang kita.
(11:3) Karena iman
kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga
apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
Iman
adalah:
-
Dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan.
-
Bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat.
Intinya;
iman adalah dasar kita untuk berharap kepada Tuhan sehingga oleh iman, telah
diberikan kesaksian kepada nenek moyang bangsa Israel dan oleh kesaksian ini
keturunan dari bangsa Israel boleh semakin berharap kepada Tuhan.
Kemudian
Iman berarti percaya walau tidak melihat bahwa alam semesta telah dijadikan
oleh firman Tuhan.
Jadi
apa yang terjadi sekarang telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
2
Korintus 5:6-8
(5:6)
Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah,
meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari
Tuhan,
(5:7)
sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya,
bukan karena melihat.
(5:8)
tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami
beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.
Hidup
ini adalah hidup karena iman dan percaya bukan karena mellihat.
2
Korintus 4:16-18
(4:16)
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia
lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari
sehari ke sehari.
(4:17)
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan
bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar
dari pada penderitaan kami.
(4:18)
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan,
melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara,
sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Rasul
Paulus tidak mempehatikan yang kelihatan melainkan yang tidak kelihatan
sehingga merelakan dirinya dalam dua hal, yaitu:
1.
Manusia batiniahnya dibaharui dari sehari
ke sehari.
Resikonya; manusia lahiriahnya semakin
merosot. Namun dalam hal ini rasul paulus tidak tawar hati.
Ketika manusia batiniah kita dibaharui dari
sehari ke sehari maka manusia lahiriahnya akan semakin merosot.
2.
Rela menderita.
Dia sadar bahwa dibalik salib Tuhan
menyatakan kemuliaan-Nya yang kekal.
Dia menganggap penderitaan yang sesaat ini
adalah penderitaan yang ringan dan dia rela dalam hal itu demi kemuliaan yang
kekal, demi perkara yang tidak kelihatan yang akan dinyatakan oleh Tuhan.
2
Korintus 5:2;6;8
(5:2)
Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi
di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,
(5:6)
Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah,
meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari
Tuhan,
(5:8)
tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka
kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.
Pendeknya;
memiliki iman harus senantiasa disertai dengan hati yang tabah karena selama
kita mendiami tubuh atau kemah ini maka kita akan mengalami banyak penderitaan.
Sebab itu Rasul Paulus sebetulnya ingin cepat-cepat beralih untuk berdiam
bersama-sama dengan Kristus, dia senantiasa merindu untuk berada di dalam kemah
yang abadi karena dia sadar selama dia mendiami kemah tubuh ini maka akan
mengalami banyak penderitaan.
Jadi
memiliki iman itu harus disertai dengan hati yang senantiasa tabah.
Filipi
1:21-24
(1:21)
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati
adalah keuntungan.
(1:22)
Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu
berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku
tidak tahu.
(1:23)
Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan
diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik;
(1:24)
tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini
karena kamu
Sebetulnya
Rasul Paulus di desak dari dua pihak antara hidup dan mati. Jika dia harus
hidup di dunia ini maka
dia harus bekerja dan memberi buah, berarti sementara
kalau mati adalah keuntungan sebab
dia akan meninggalkan tubuh atau kemah yang sementara ini, meninggalkan
penderitaan untuk tinggal di kemah yang abadi bersama dengan Kristus. Dalam hal
ini Rasul Paulus harus memilih antara hidup atau pergi atau diam bersama-sama dengan Kristus.
Tetapi
akhirnya Rasul Paulus memilih untuk tinggal di
dunia ini,
karena tanggung jawabnya, karena pelayanan yang dipercayakan oleh Tuhan. Dia
bukan tipe orang yang egois. Tidak sedikit imam-imam (pelayan
Tuhan) dikuasai oleh roh egosentris lebih
mementingkan pribadinya, lebih mementingkan golongannya daripada hajat orang
banyak.
Namun
Rasul Paulus dia terlalu peduli dengan sidang jemaat, dia peduli dengan ibadah salib, dia
peduli dengan pelayanan salib, dia tidak mau melepaskan diri dari tanggung
jawab yang Tuhan percayakan.
Sebetulnya,
seandainya Rasul Paulus egois, dia akan memilih mati karena keuntungan. Tetapi dia bukanlah tipe hamba
Tuhan yang egois dia adalah tipe hamba Tuhan yang bertanggung jawab dan tabah
Di
hari-hari ini Tuhan sedang menanti imam-imam yang loyal kepada Tuhan, penuh
dengan dedikasi dan mengabdikan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan, tidak egois,
tidak sibuk dengan ini dan itu yang tidak karu-karuan. Tuhan sedang menanti kehidupan hamba-hamba Tuhan yang
semacam ini.
Jadi
kesimpulannya; memiliki iman harus disertai dengan hati yang senantiasa tabah,
berlapang dada, berjiwa besar, tidak berjiwa kerdil, itulah hamba yang bertanggung jawab.
1
Korintus 15:58
(15:58)
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah
teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!
Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak
sia-sia.
Dalam
menghadapi segala persoalan harus bertahan dengan iman yang teguh, sebab jerih
payah, pengorbanan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini tidak akan
sia-sia. Berdirilah teguh dalam iman, jangan goyah sebab persekutuan kita,
pelayanan kita, ibadah kita yang besar dan banyak itu tidak akan menjadi
sia-sia. Sengsara Tuhan hitung segala air mata, ditampung di
dalam kirbatnya. Rasul Paulus dia rela menderita sebab dia anggap penderitaan
sementara adalah penderitaan ringan karena itu dia lebih memilih perkara yang
tidak kelihatan yang tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan disediakan oleh
Tuhan. Biarlah kita berdiri teguh, jangan goyah meskipun banyak desakan, ujian
silih berganti sebab persekutuan kita dengan Tuhan tidak akan sia-sia.
Jadi
jangan ada diantara kita merasa sudah banyak berkorban, karena orang yang
memiliki iman yang teguh harus disertai dengan hati yang senantiasa tabah,
legowo, lapang dada, berjiwa besar, tidak berjiwa kerdil, sebab persekutuan
kita dengan Tuhan tidak sia-sia.
Saya
tidak pungkiri bahwa begitu banyak biaya-biaya atau persembahan-persembahan di
dalam kandang penggembalaan ini, setelah datang biaya untuk ini, kemudian
datang lagi biaya untuk itu, dan silih berganti, saya tidak pungkiri itu,
tetapi sebagai hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan
gembala saya berpesan berdirilah teguh, jangan goyah, giatlah selalu dalam
ibadah salib dan pelayanan salib, persekutuan kita dengan Tuhan tidak sia-sia.
Kesimpulannya;
Rut memiliki iman yang teguh, tidak mudah goyah oleh perkara apapun
karena Rut tidak menggunakan perasaan manusia daging.
Lukas
9:57-61
(9:57)
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan
perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku
akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi."
(9:58)
Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang
dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat
untuk meletakkan kepala-Nya."
(9:59)
Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah
Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu
menguburkan bapaku."
(9:60)
Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah
orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan
beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
(9:61)
Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan
mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan
keluargaku."
Hal-hal
yang menyebabkan seseorang menjadi tidak layak mengikuti Tuhan ada tiga, yaitu:
Yang
pertama:
TIDAK MENEMPATKAN KRISTUS SEBAGAI KEPALA.
Yesus
berkata kepada murid-muridnya; “Serigala mempunyai liang dan burung
mempunyai sarang tetapi anak manusia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
Akibat
tidak menempatkan Kristus sebagai kepala;
1.
Tubuh menjadi liangnya serigala.
Artinya tubuh dikuasai oleh roh-roh jahat.
Serigala -> roh-roh jahat.
Pekerjaan serigala; menerkam dan
mencerai-beraikan kawanan domba, sesuai dengan Yohanes 10.
2.
Tubuh menjadi sarangnya burung.
Artinya tubuh dikuasai oleh roh-roh najis. Burung -> roh najis.
Pekerjaan dari roh-roh najis; menghambat
pembangunan tubuh Kristus atau menghambat terbentuknya tubuh mempelai, sesuai
dengan Wahyu 19. Disana ada dua pesta nikah, yaitu: pesta nikah Anak
Domba dan pesta burung-burung-> roh najis. Jadi oleh karena pekerjaan roh
najis inilah pembangunan tubuh Kristus menjadi terhambat. Kalau tidak terwujudnya pembangunan tubuh mempelai maka akan terbentuknya tubuh Babel
tempatnya roh
najis.
Kita mau pilih yang mana? Kalau mau ikut
dalam pesta nikah Anak Domba maka harus mau memberi diri dibentuk oleh Pengajaran Mempelai
dan Pengajaran Tabernakel. Tetapi sebaliknya menolak Pengajaran Mempelai, menjadi tubuh Babel,
dikuasai oleh roh najis.
Sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai,
biarlah kita senantiasa mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai kemana saja kita dibawa. Kalau kita
digembalakan oleh pengajaran mempelai maka domba-domba akan menemukan padang
rumputnya, baik waktu masuk maupun waktu keluar, baik di dalam maupun di luar.
Yang
kedua:
MINTA IZIN MENGUBURKAN AYAHNYA (MENGUBURKAN ORANG MATI).
Yang
benar adalah biarlah orang mati menguburkan orang mati. Imam-imam yang sudah
melayani Tuhan tidak boleh menjamah mayat, baik itu mayat ayahnya, baik itu
mayat ibunya, baik itu mayat saudaranya, supaya kedua tangannya tidak menjadi
najis di hadapan Tuhan. Biarlah orang
mati menguburkan orang mati, sebab tidak ada
sangkutpautnya antara orang hidup dengan orang mati tetapi orang mati hanya
berurusan dengan orang mati.
Roma
8:5-7
(8:5)
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan
hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan
hal-hal yang dari Roh.
(8:6)
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan
Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(8:7)
Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap
Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin
baginya.
Perlu
untuk diketahui, mereka yang hidup oleh daging memikirkan hal-hal yang dari
daging, ia tidak akan memikirkan hal-hal yang dari roh, ia tidak akan
memikirkan perkara-perkara di atas, perkara rohani, ibadah dan pelayanan dengan
segala kegiatan-kegiatan di dalamnya.
Roma
8:7
(8:7)
Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap
Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang
tidak mungkin baginya.
Hidup menurut daging menjadi seteru Allah, karena ia tidak takluk kepada
hukum Allah. Daging itu mati dan roh yang menghidupkan.
Roma
8:8
(8:8)
Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin
berkenan kepada Allah.
Pendeknya;
orang mati tidak layak dan tidak berkenan dihadapan Tuhan.
Jika kita perhatikan dalam kitab Imamat 21:11-12, seorang imam Allah tidak boleh menjamah apa yang najis yaitu: mayat ayahnya atau mayat ibunya. Kemudian dia
tidak boleh keluar dari tempat kudus supaya dia jangan melanggar kekudusan tempat kudus Allahnya, sebab
minyak urapan ada di atas kepalanya dan
itu yang menandakan bahwa dia seorang imam.
Pendeknya, jangan memegang mayat ayahnya ataupun mayat
ibunya, bahkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan orang mati.
Karena
itu semakin hari kita harus semakin dewasa, karena semakin hari kita telah
dididik oleh firman Tuhan, dan kita
sudah menikmati roh kasih karunia itu.
Lukas
9:60
(9:60)
Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah
orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah
Kerajaan Allah di mana-mana."
Tugas
seorang imam adalah untuk memberitakan kerajaan Allah dimana-mana. Kita
dipanggil (ditebus)
oleh darah yang mahal, kemudian tugas kita selanjutnya untuk memberitakan
perbutan-perbuatan yang besar dari Dia, untuk membawa salib dimanapun kita
berada, itu harus dinyatakan, dan itu merupakan tugas dari seorang imam.
Yang
ketiga:
MINTA IZIN UNTUK PAMITAN KEPADA KELUARGA.
Minta ijin kepada Yesus sebab dia ingin pamitan kepada keluarganya. Ini sesuatu yang lucu.
Benarlah yang diperbuat oleh Hana. Dia mempersembahkan anaknya kepada Tuhan dibawah pengawasan imam Eli. Dia membuat baju
Efod bagi Samuel, jubah yang sangat indah.
Jadi
sangat lucu rasanya jika orang yang sudah melayani Tuhan minta ijin untuk
pamitan kepada keluarganya, hari-hari minta ijin supaya pulang kepada keluarga (pulang kampung),
hingga tidak ikut tiga macam ibadah pokok. Seharusnya kalau sudah mengerti tentang kebenaran harus siap meninggalkan segala sesuatunya tidak perlu permisi dengan anggota keluarga. Kita melayani
sudah diijinkan Tuhan, tidak perlu takut untuk melayani Tuhan.
Supaya
kita bisa melihat bahwa ini merupakan suatu kekeliruan.
Lukas
14:25-26
(14:25)
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti
Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
(14:26)
"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia
tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya
laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi
murid-Ku.
Kalau
seseorang tidak mengasihi Tuhan lebih dari mengasihi bapaknya, ibunya, istrinya,
anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki, saudara-saudaranya perempuan,
bahkan nyawanya sendiri, maka ia tidak layak untuk mengikuti
Tuhan, tidak layak untuk disebut sebagai murid, tidak layak untuk mendapatkan
pengajaran firman Tuhan. Dan kalau orang yang tidak mendapatkan pengajaran
firman Tuhan maka orang semacam ini tidak mengerti tentang kebenaran firman
Tuhan, dan tidak mengerti tentang dengar-dengaran, yang dia tau hanyalah
kebenaran diri sendiri, dan inilah yang mengacaukan hidupnya, serta ibadah
dan pelayanan, akhirnya semuanya jadi
kacau. Biarlah kiranya kita sekalian diluruskan oleh firman, jangan merasa lurus oleh pemikiran dan perasaan
masing-masing.
Oleh
sebab itu di atas tadi sudah saya sampaikan
bahwa Rut memiliki iman yang teguh tidak goyah, mengikuti Naomi tidak menggunakan perasaan manusia daging. Hati-hati, jangan mengabaikan kebenaran hanya
karena dia lebih mengasihi tabiat daging bapaknya,
ibunya, istrinya, anaknya, saudaranya laki-laki, dan saudaranya perempuan,
bahkan lebih mengasihi nyawanya dari pada mengasihi Tuhan.
Ini
merupakan pengikutan yang sangat menyedihkan.
Di
hari-hari ini biarlah kiranya kita mengerti bahwa kita sedang mengikuti Tuhan.
Lukas
9:62
(9:62)
Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap
untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Mengikut
Tuhan berarti menyangkal diri dan memikul salib maka tidak boleh menoleh
kebelakang. Dan kalau seseorang yang melayani Tuhan tetapi masih menoleh
kebelakang, sama dengan tiga perkara berikut ini:
1.
Tidak menempatkan Kristus sebagai kepala.
2.
Minta ijin untuk menguburkan ayahnya.
3.
Minta ijin untuk pamitan kepada keluarganya.
Jadi
seorang hamba Tuhan yang seharusnya membajak tidak boleh menoleh kebelakang.
Hidupnya harus berarti dihadapan Tuhan, hidupnya harus berguna dihadapan Tuhan,
kalau selalu menoleh ke belakang dan kembali kepada tabiat di masa lalu tidak
layak untuk melayani Tuhan, tidak layak untuk membajak. Hati ini harus digarap,
harus dibajak. Seorang hamba Tuhan yang menyampaikan firman Tuhan kepadanya
dikaruniakan Roh Tuhan dengan limpah. Jadi kalau seorang hamba Tuhan menoleh kebelakang itu tidak layak untuk kerajaan Allah.
Lukas
9:23
(9:23)
Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang
yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap
hari dan mengikut Aku.,
Jadi
mengikut Tuhan berarti menyangkal dirinya dan memikul salibnya setiap hari.
Setiap hari artinya salib itu sudah mendarah daging bahkan sudah menjadi
tabiat. Kalau salib sudah mendarah daging, bahkan salib sudah menjadi tabiat
maka ketika seseorang lepas dari salib maka, dia akan merasa tertuduh
sendiri sekalipun tidak ada yang menuduh dan mempersalahkan.
Beda
dengan orang bebal, tidak tertuduh dan tidak merasa bersalah sehingga kebal
terhadap dosa masa lalu, kebal dengan yang dibelakang.
Roma
9:30-33
(9:30)
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini:
bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh
kebenaran, yaitu kebenaran karena iman.
(9:31)
Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang
akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu.
(9:32)
Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan
karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu
sandungan,
(9:33)
seperti ada tertulis: "Sesungguhnya, Aku
meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa
yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
Jadi
kalau kita berdiri dengan iman yang teguh (tidak goyah)
itulah yang disebut kebenaran karena iman, bukan karena mengandalkan kekuatan,
bukan karena hukum taurat. Sebab orang yang memiliki iman dan percaya tidak
akan dipermalukan. Bangsa Israel tersandung terhadap berita salib sehingga
mereka tidak sampai kepada kebenaran iman, mereka hanya mengenal kebenaran
karena mengandalkan kemampuan, mengandalkan kekuatan. Mereka tersandung
terhadap berita salib padahal itu adalah sumber kebenaran iman. Kejahatan
dikoreksi tersandung, kenajisan dikoreksi tersandung. Buktinya apa? Tidak lagi
mau berkorban. Tuhan tau hati yang seperti ini, tetapi
tidak perlu untuk diungkapkan, hanya perlu untuk dikoreksi, perlu untuk
berubah.
Bagaimana
kita harus berbuat dihadapan Tuhan? Apakah perbuatan berdasarkan kebenaran iman
atau perbuatan menurut kebenaran sendiri seperti bangsa Israel mengandalkan
hukum taurat? Sehingga ketika berita salib disampaikan mereka
tersandung, berita penyucian disampaikan tersandung sehingga tidak mau lagi
berkorban, tidak mau lagi berjerih lelah, tidak mau lagi beri waktu untuk Tuhan.
Tetapi
orang yang memiliki kebenaran karena iman mempercayakan hidupnya kepada berita
salib sehingga hidupnya tidak akan dipermalukan.
Roma
10:11
(10:11)
Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang
percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
Barangsiapa
yang percaya kepada Dia, tidak
akan dipermalukan.
Itu
bagaikan rumah yang didirikan di atas batu. Sekalipun hujan turun, datanglah
banjir, dan angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh karena
didirikan di atas batu.
Batu -> Korban Kristus.
Oleh sebab itu, apa yang sudah kita
miliki jangan biarkan difitnah oleh orang lain.
Barangsiapa
yang percaya kepada dia tidak akan dipermalukan.
Roma
10:12
(10:12)
Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan
orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang,
kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
Tidak
ada perbedaan antara Yahudi dan Kafir karena Allah yang satu itu adalah Tuhan
dari semua orang, baik bangsa Yahudi maupun bangsa Kafir. Rut dibenarkan oleh
karena iman dan ini kemurahan Tuhan.
Sebab
Allah yang satu, Dia adalah Allah dari semua orang baik bangsa Yahudi maupun
bangsa kafir (Moab). Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment