IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 FEBRUARI 2020
KITAB KOLOSE
(Seri: 85)
Subtema: KETEKUNAN SUPAYA BERSATU
(YANG TERUTAMA IALAH KASIH)
Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera bagi kita
sekaliannya.
Tidak lupa saya mengucapkan puji syukur
kepada Tuhan, karena Tuhan Yesus baik dan kasih-Nya kekal sampai
selama-lamanya. Kemurahan-Nya dinyatakan sehingga Tuhan menghimpunkan kita
sehingga kita boleh datang menghadap takhta kasih karunia lewat Ibadah Doa Penyembahan,
dan kita akan tersungkur di kaki salib Tuhan, dan biarlah kiranya firman itu
membawa kita rendah di bawah kaki salib Tuhan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak
Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman
Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun
anda berada. Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan Tuhan,
supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.
Mari kita sambut firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat
di KOLOSE.
Kolose 3:14
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat
yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Yang terutama dari semuanya itu ialah
kasih.
Jadi, setelah kita mendapat kemurahan lewat
pembukaan firman dari ayat 12-13, selanjutnya Rasul Paulus berkata
kepada jemaat di Kolose: Yang terutama dari semuanya itu ialah kasih.
Mengapa demikian? Sebab kasih berfungsi
sebagai tali atau pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Berkaitan dengan itu, kita akan
memperhatikan Yohanes 17.
Yohanes 17:20-22
(17:20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk
orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; (17:21)
supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam
Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. (17:22) Dan Aku telah
memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka
menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
Doa dan kerinduan Yesus, Anak Allah, yang
terbesar adalah supaya gereja Tuhan menjadi satu, sama seperti
Bapa dan Anak adalah satu.
Yohanes 17:23
(17:23) Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna
menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang
telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau
mengasihi Aku.
Perlu untuk diketahui: Gereja Tuhan
akan sempurna, kalau gereja Tuhan sudah bersatu.
Kesatuan itu;
-
Dimulai
dari dalam nikah rumah tangga.
-
Semakin
bertambah besar; di dalam penggembalaan.
-
Makin
berkembang lagi; antar penggembalaan.
-
Makin
berkembang lagi; antar denominasi gereja.
-
Sampai
pada akhirnya nanti; bangsa Israel bersatu dengan bangsa kafir.
Sama dengan; sempurna.
Sempurna, berarti; tidak ada kekurangan
suatu apa pun, tidak ada lagi gap (jarak) antara seorang dengan yang
lain, tidak terlihat lagi kelemahan-kelemahan sehingga ada penyatuan, sama
dengan; sempurna.
Efesus 2:13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
“… Yang dahulu "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus.”
Artinya, kafir dan Israel sudah menjadi satu oleh karena kasih Allah.
Singkatnya, kasih Allah berfungsi sebagai
tali atau pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan gereja Tuhan supaya
kita semua menjadi sempurna.
Efesus 2:14-15
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua
pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum
Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai
sejahtera,
Berarti dengan demikian, Kristus telah
merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan.
Perseteruan, menunjuk; hukum Taurat dengan
segala perintah dan ketentuannya.
Perlu untuk diketahui: Masalah tidak akan
pernah selesai selama seseorang berada (hidup) di bawah hukum Taurat, bahkan
masalah akan bertambah besar dan semakin meruncing jika hidup seseorang masih
berada di bawah hukum Taurat.
Akibatnya; semakin terlihatlah perbedaan
sehingga antara yang satu dengan yang lain tidak memiliki titik temu, yaitu
penyatuan, dengan lain kata; gereja tidak bersatu.
Jadi, perseteruan itu menunjuk kepada hukum
Taurat, itulah tembok pemisah sehingga kita tidak memiliki titik temu -- yaitu
penyatuan -- dan akhirnya gereja Tuhan tidak bersatu.
“Sebab tidak seorang pun yang dapat
dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat.” Memang,
tidak seorang pun dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum
Taurat. Justru oleh hukum Taurat itulah orang mengenal dosa, sesuai dengan Roma
3:20.
Jadi, hukum Taurat itu menjadi pemicu
terjadinya perselisihan. Hukum Taurat itu adalah tembok pemisah yang
menimbulkan perseteruan.
Roma 13:8,10
(13:8) Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi
hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi
sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. (13:10)
Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan
hukum Taurat.
“… Kasih adalah kegenapan hukum Taurat.” Berarti, penggenapan dari hukum Taurat adalah kasih, sehingga
barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Kalau seseorang hidup di bawah hukum
Taurat, banyak kurang-kurangnya, banyak kelemahan terdapat di sana, menimbulkan
perseteruan sehingga menjadi tembok pemisah, sehingga tidak ada titik temu
antara yang satu dengan yang lain.
Tetapi di sini dikatakan: “Kasih adalah
kegenapan hukum Taurat”, sehingga barangsiapa mengasihi sesamanya manusia,
ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Sebab itu, biarlah kiranya hendaklah kita
saling mengasihi sesama manusia, tidak saling menyakiti baik lahir maupun
batin.
Sebagai bukti bahwa “Barangsiapa
mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.”
Roma 8:3
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak
berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus
Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa
karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
Hukum Taurat itu tidak menyelamatkan, sebab
hukum Taurat tidak berdaya oleh daging, dengan lain kata; hukum Taurat itu
lemah oleh karena keinginan-keinginan daging yang jahat. Hukum Taurat lemah
oleh daging, yaitu; keinginan-keinginannya yang jahat itu.
Oleh sebab itu, Yesus Kristus rela mati
di atas kayu salib. Tujuannya; supaya tuntutan hukum Taurat itu digenapi
dalam kita.
Siapa yang mengasihi sesamanya, ia telah
memenuhi hukum Taurat, sebagaimana Yesus, Anak Allah, rela mati di atas kayu
salib dengan satu tujuan; supaya tuntutan hukum Taurat itu digenapi dalam kita.
Jadi, barangsiapa mengasihi sesamanya
manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Yesus datang ke dunia ini untuk menggenapi
hukum Taurat, sehingga satu “iota” dan satu “titik” mendapat
pertolongan dan mendapat kemurahan, sesuai dengan Matius 5:17-18.
-
Satu iota,
menunjuk; orang yang rendah hati karena salib Kristus.
-
Satu
titik, menunjuk; orang yang mau menjadi kecil dan hina karena salib Kristus.
Memang, kita harus mau menjadi bodoh karena
salib. Kita mau menjadi bodoh di hadapan Tuhan karena salib, tetapi ingat;
-
Satu iota
-- orang yang rendah hati --, namun oleh karena salib, ia tertolong oleh karena
kemurahan Tuhan (kasih Kristus).
-
Satu
titik, berarti; mau menjadi kecil saat mendengar firman dan hina karena salib
Kristus.
Jadi, kalau kita bodoh di hadapan Tuhan,
itu karena salib. Jangan kita bermegah di hadapan Tuhan.
Maka jelas sekali bahwa; barangsiapa
mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat, sehingga satu
iota -- orang yang rendah hati karena salib -- tertolong oleh karena
kemurahan Tuhan dan satu titik -- orang mau menjadi kecil dan hina --
tertolong oleh karena kasih Allah, itulah salib Kristus.
Siapa yang mau tertolong? Siapa yang mau
diselamatkan oleh kasih Allah? Ayo, belajar rendah hati, mau menjadi kecil dan
hina, serta menjadi bodoh di hadapan Allah, karena salib.
Rupanya, gereja Tuhan harus bersatu di
hari-hari terakhir ini. Hukum Taurat tidak menyelamatkan, hukum Taurat tidak
membawa kita kepada satu titik temu (penyatuan).
Sebab itu, lanjut kita memperhatikan 1
Korintus 15:56-57.
1 Korintus 15:56-57
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. (15:57)
Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Kuasa dosa ialah hukum Taurat. Berarti,
setiap orang yang masih hidup di bawah hukum Taurat, menunjukkan bahwa; dosa
masih berkuasa atas dia. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan
kepada kita kemenangan oleh darah salib Kristus.
Pendeknya, kasih Allah memberikan kepada
kita kemenangan. Tandanya; lepas dari kuasa dosa, yakni hukum Taurat.
Hukum Taurat adalah tembok pemisah, karena
hukum Taurat adalah pemicu terjadinya perseteruan, sehingga antara yang satu
dan yang lain tidak bersatu. Tetapi kita bersyukur, Allah telah memberikan
kemenangan kepada kita, kasih Allah telah memberikan kemenangan kepada kita,
sehingga tidak ada lagi perseteruan, maka tentu tidak terlihat lagi
perbedaan-perbedaan.
Pendeknya; oleh karena kasih Allah, kita
semua menjadi satu.
Jadi betul, tidak perlu ragu, bahwa; kasih
Allahlah yang membawa gereja Tuhan bersatu. Tidak ada yang bisa mempersatukan
gereja Tuhan selain kasih Allah yang heran dan besar. Pemikiran, logika,
pengertian, harta, kekayaan, kemampuan manusia daging tidak bisa mempersatukan
gereja Tuhan. Hanya kasih Allah yang mempersatukan gereja Tuhan. Hendaklah kita
menjadi rendah hati supaya kita semua betul-betul saling mengasihi, supaya
gereja Tuhan bersatu di hari-hari terakhir ini, sebab itulah doa dan kerinduan
yang terbesar dari Yesus, Anak Allah, Tuhan kita.
Jangan coba-coba mengambil jalan
masing-masing. Wujudkanlah doa dan kerinduan Tuhan yang terbesar ini, sebab
kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Ingat; kalau tidak bersatu, maka tidak
sempurna. Manakala kita sukar sekali dipersatukan karena adanya penonjolan
diri, karena masih mempertahankan harga diri, mungkin masih keras hati,
bertahan dengan kebodohan, bertahan dengan kelemahan, sampai kapan pun tidak
akan sempurna, tetapi kalau kita sudah bersatu oleh karena kasih Allah, maka
kita sempurna.
Tolonglah simak firman ini dengan baik.
Berlaku bijaksanalah di hadapan Tuhan supaya kita bersatu. Jangan inginkan
sesuatu yang kurang-kurang, menimbulkan perselisihan/perseteruan itulah hukum
Taurat.
Praktek bersatu.
1 Korintus 15:58
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh,
jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab
kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak
sia-sia.
Perhatikanlah kalimat: “Berdirilah
teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!”
Kalimat ini dibagi dalam tiga bagian:
1.
“Berdirilah
teguh”, artinya; kita menjadi teguh kalau berdiri
di atas korban Kristus. Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel, berdirilah
teguh terkena pada MEZBAH KORBAN BAKARAN, menunjuk; pertobatan.
Kalau dikaitkan dengan anatomi manusia, Mezbah Korban
Bakaran ini ada di antara mata kaki dan lutut manusia, itulah yang disebut
dengan TUNGKAI BAWAH.
2.
“Jangan
goyah.” Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel,
terkena pada KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA, menunjuk; baptisan air. Baptisan air,
artinya; satu di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Berarti, oleh
karena pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, kita tidak goyah,
tidak dapat dipengaruhi oleh apa pun.
Kalau sudah mati, seseorang tidak bisa dipengaruhi oleh
apa pun, tidak bisa dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci, tidak bisa
dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh si jahat, tidak bisa dipengaruhi oleh dosa
kenajisan, tidak bisa dipengaruhi oleh daging dan hawa nafsunya yang jahat,
tidak bisa dipengaruhi oleh dunia dan arusnya yang menghanyutkan = tidak goyah.
Itulah pengalaman kematian dan kebangkitan.
Kalau dikaitkan dengan anatomi manusia, Kolam Pembasuhan
Tembaga berada di antara lutut dengan pangkal paha, sama dengan; TUNGKAI ATAS.
3.
“Giatlah
selalu dalam pekerjaan Tuhan!” Jika dikaitkan
dengan pola Tabernakel, terkena pada PINTU KEMAH, artinya; dipenuhkan dengan
Roh Kudus. Pendeknya, pintu kemah adalah kegiatan Roh, yaitu pelayanan
pekerjaan Tuhan.
Kalau dikaitkan dengan anatomi manusia, Pintu Kemah
terkena pada PINTU RAHIM.
Hasilnya: Membawa kita masuk dalam
persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Jadi, persekutuan kita yang indah dengan
Tuhan ditopang oleh tungkai bawah -- itulah korban Kristus, dasar kita
untuk berdiri teguh -- dan ditopang oleh tungkai atas -- itulah baptisan
air; satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus, maka kita tidak goyah, tidak
mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci, tidak baik dan tidak benar --,
untuk selanjutnya giat selalu dalam pekerjaan Tuhan -- berada dalam kegiatan
Roh --.
Ibrani 10:22-25
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus
ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah
dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air
yang murni. (10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan
kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (10:24) Dan marilah kita
saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik. (10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Jangan menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita. Mengapa demikian? Sebab ibadah adalah suatu
wadah yang telah disiapkan bagi kita untuk masuk dalam persekutuan yang indah
dengan Tuhan.
Jangan jauh dari setiap pertemuan-pertemuan
ibadah kita mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, kedatangan Tuhan
sudah tidak lama lagi.
Perhatikan tanda-tanda zaman yang sekarang
ini; banjir melanda dunia, longsor melanda dunia, gunung meletus, terjadi gempa
bumi, puting beliung dan lain sebagainya. Kalau saudara memperhatikan itu semua
dengan seksama, maka sudah seharusnya kita ibadah setiap hari -- kalau bisa,
menurut saya itu perlu untuk kita lakukan --, kita terus berada di atas gunung
Sion. Tidak perlu kita berpikir: Bagaimana cara kita membangun rumah di atas
gunung yang tinggi supaya kita bebas dari banjir yang menghanyutkan, yang
menggeser pulau-pulau dan gunung-gunung ini? Tidak perlu kita berpikir
demikian. Yang terpenting adalah kita berada di gunung Sion, jangan jauh dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, karena itu merupakan suatu wadah yang
diberikan oleh Tuhan untuk kita boleh berada dan masuk dalam persekutuan yang
indah dengan Tuhan.
Manfaatkanlah kemurahan Tuhan yang tidak
dapat kita temukan di luaran sana, di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat
apa-apa. Itulah alasan saya mengatakan: Marilah kita semakin rendah hati.
Tidak ada artinya sombong, angkuh, keras hati, bermegah, bertahan dengan keras
hati, tidak rendah hati, supaya kita semua bisa menjadi penopang. Tetapi tidak
akan ada yang bisa menjadi penopang kalau ia masih ingin bermegah, ingin
menonjolkan diri, sebab di dalam Tuhan tidak seperti itu. Siapa pun bisa
dipakai kalau menyerah. Biarlah kita menjadi bodoh di hadapan Tuhan karena
salib, itu yang dipakai Tuhan.
Di sini kita dapat menemukan tiga kata:
1.
Iman … ayat 22.
Iman, menunjuk; ketekunan dalam ibadah Pendalaman Alkitab
disertai perjamuan suci = persekutuan dengan FIRMAN ALLAH dan korban penebusan
dari Anak Allah.
2.
Pengharapan … ayat 23.
Pengharapan, menunjuk; ketekunan dalam Ibadah
(Kebaktian) Minggu disertai kesaksian = persekutuan dengan ROH ALLAH.
3.
Kasih … ayat 24.
Kasih, menunjuk; ketekunan
dalam Ibadah Doa Penyembahan = persekutuan dengan KASIH ALLAH.
Ibrani 10:26-27
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh
pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus
dosa itu. (10:27) Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan
akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan
semua orang durhaka.
Tanpa persekutuan dengan tabiat dari Allah
Trinitas, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, maka darah Yesus tidak
berlaku atas dia, darah Yesus tidak akan mengampuni dosa dia. Tetapi
sebaliknya, kematian yang kedua akan berlaku, yaitu di dalam api neraka yang
menghanguskan dia selama-lamanya.
Darah Yesus tidak berlaku untuk
menghapuskan dosa orang yang tidak menghargai tiga macam ibadah pokok, karena
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, itu diberikan kepada kita sebagai
wadah supaya membawa kita masuk dalam persekutuan yang indah dengan tiga tabiat
dari Allah Trinitas.
Kabar Mempelai inilah yang membuat kita
bahagia karena kabar ini memberi suatu pengertian yang baik, memberi suatu
pengertian yang indah, sehingga kita boleh menjadi yakin di dalam hal mengikuti
Tuhan, tidak ragu lagi di dalam hal mengikuti Tuhan.
Berdoa saja, supaya kiranya Tuhan terus
memberkati kita lewat Kabar Mempelai, kabar yang besar ini untuk membawa kita
masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Kalau kita satu, kita
sempurna. Jangan ada tembok pemisah karena sesuatu yang tidak suci. Jangan
terlihat lagi kekurangan kelemahan.
Bukankah kita bersyukur malam hari ini
karena memperoleh pengetahuan yang benar lewat Kabar Mempelai, terkhusus
tentang tiga macam ibadah pokok sebagai wadah untuk membawa kita masuk dalam
persekutuan yang indah dengan Tuhan? Di luar Tuhan, kita tidak bisa berbuat
apa-apa.
Ibrani 10:29
(10:29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak
Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya,
dan yang menghina Roh kasih karunia?
Tanpa persekutuan dengan tabiat dari Allah
Trinitas, sama dengan:
1. Menginjak-injak Anak Allah.
2. Menganggap najis darah perjanjian yang
menguduskannya.
3. Menghina Roh kasih karunia.
Ibrani 10:30-32
(10:30) Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan
adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi:
"Tuhan akan menghakimi umat-Nya." (10:31) Ngeri
benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup. (10:32)
Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak
menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,
Pembalasan adalah hak-Nya Tuhan. Tuhanlah
yang akan menuntut pembalasan, Tuhan akan menghakimi umat-Nya. Ngeri benar,
kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup, sebab itu, belajar untuk
menghargai kebaikan dan kemurahan Tuhan.
Tuhan sudah memberikan kepada kita;
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, dan itu merupakan suatu wadah untuk
membawa kita masuk dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan. Ngeri benar,
kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup, perhatikanlah hal itu.
Ibrani 10:35-36
(10:35) Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar
upah yang menantinya. (10:36) Sebab kamu memerlukan ketekunan,
supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang
dijanjikan itu.
Kita memerlukan ketekunan, sebab ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok, merupakan wadah untuk kita masuk dalam
persekutuan yang indah dengan Tuhan. Lalu di sini dikatakan: “Supaya sesudah
kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.”
Jadi benar-benar, pengharapan itu merupakan
sauh yang kuat dan yang aman bagi jiwa kita, karena sauh yang kuat ini akan
melabuhkan kita sampai ke belakang tabir. Itulah janji Allah; menjadi mempelai
Tuhan, gereja Tuhan yang sempurna, berarti; tidak bercacat.
Ibrani 10:37-39
(10:37) "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan
Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. (10:38)
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan
diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." (10:39) Tetapi kita
bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi
orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
Oleh sebab itu, biarlah kita tekun dalam
tiga macam ibadah pokok, berada dalam persekutuan yang indah dengan tiga tabiat
dari Allah Trinitas.
Sebab apabila dia mengundurkan diri, maka
Tuhan tidak berkenan lagi kepadanya. Ditambah lagi waktu yang tersisa ini
tinggal sedikit, dan Dia yang akan datang sudah akan ada, tanpa menangguhkan
kedatangan-Nya. Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, jangan sibuk dengan
segala perkara yang ada di atas muka bumi ini.
Kalau saudara sibuk dengan segala perkara
yang ada di atas muka bumi ini, tanpa persiapan yang matang dalam melayani
pekerjaan Tuhan, lalu tiba-tiba melayani, itu merupakan penonjolan diri, itu
merupakan mencari puji-pujian dari manusia. Seharusnya adalah kita melayani
Tuhan dengan rendah hati, mempersiapkan diri dengan matang, baik dalam
penyembahan dan harus menguasai materi. Jangan menganggap najis darah
perjanjian. Jangan menghina Roh kasih karunia.
Barangsiapa mengundurkan diri dari tiga
macam ibadah pokok dan mengundurkan diri dari pelayanan di tengah-tengah tiga
macam ibadah pokok, Tuhan tidak berkenan kepada dia. Jadi, parah sekali, sementara
kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Siapa yang mau bertahan dalam persekutuan
yang indah dengan Tuhan? Bertahanlah. Kalau mundur, maka darah Yesus tidak
berlaku untuk mengampuni dosa mereka. Oleh sebab itu, Allah berkata: “Apabila
ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” Camkanlah itu.
Kisah Para Rasul 2:42
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Cara hidup jemaat mula-mula adalah mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, yakni:
1. Tekun dalam persekutuan, menunjuk;
ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian = persekutuan
dengan Roh Allah.
2. Tekun dalam memecahkan roti, menunjuk;
ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci = persekutuan
dengan Firman Allah.
3. Tekun dalam berdoa, menunjuk; ketekunan
dalam Ibadah Doa Penyembahan = persekutuan dengan kasih Allah yang
sempurna.
Kisah Para Rasul 2:44
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu,
dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
Lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah
pokok, orang-orang percaya tetap bersatu.
Jadi, jelas sekali bahwa; ketekunan dalam
tiga macam ibadah pokok, itu merupakan wadah yang efektif dan efisien untuk
kita berada di dalam persekutuan yang indah dengan tiga tabiat dari Allah
Trinitas. Lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, kita bersatu.
Kemudian, tanda kesatuan itu ialah “Segala
kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.” Inilah yang sedang kita
terapkan bersama-sama. Apa yang kita miliki adalah milik bersama.
Contohnya: Kalau si A punya motor, si B
tidak punya motor, lalu yang tidak punya motor sedang membutuhkan kendaraan,
maka yang memiliki motor (kendaraan) beri kesempatan untuk digunakan, untuk
kepentingan bersama. Itu tanda kesatuan.
Kisah Para Rasul 2:45-46
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing. (2:46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka
berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di
rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan
dengan tulus hati,
Dengan bertekun dan dengan sehati, mereka
berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Kemudian mereka memecahkan roti di
rumah masing-masing. Biarlah kita memecahkan roti, membagi-bagi kebenaran
kepada orang lain.
Kisah Para Rasul 2:47
(2:47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap
hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
“Tuhan menambah jumlah mereka dengan
orang yang diselamatkan”, menunjuk; pesta nikah Anak Domba, persekutuan
yang begitu besar dan sempurna.
Kita memang memerlukan ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok karena itu merupakan wadah yang Tuhan berikan kepada kita
untuk masuk dalam persekutuan yang indah dan baik dengan Tuhan.
Sekali lagi saya sampaikan: Yang terutama
dari semuanya itu adalah kasih. Mengapa demikian? Sebab kasih berfungsi sebagai
tali atau pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Kalau gereja Tuhan bersatu,
maka gereja Tuhan menjadi sempurna.
Jangan ada lagi perseteruan, yaitu tembok
pemisah, itulah hukum Taurat. Setiap orang yang berada di bawah hukum Taurat,
dosa berkuasa atas dia, itu adalah kekurangan kelemahan yang memicu
perseteruan, sehingga tidak ada titik temu, tidak ada persatuan.
Jadi, yang terutama adalah kasih, bukan
yang lain-lain.
Kita berdoa, kita tersungkur di kaki salib,
kita dambakan kasih-Nya supaya menguasai setiap kehidupan kita masing-masing,
supaya gereja Tuhan bersatu. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang