IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 22 MEI 2021
STUDY YUSUF
(Seri: 234)
Subtema: GANDUM IS GANDUM
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia
memenuhi kehidupan pemuda remaja, kita sekaliannya, baik juga anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang senantiasa tekun memberikan
dirinya untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan
Cilegon, Banten, Indonesia lewat online
live streaming video internet
Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya,
mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya firman yang dibukakan itu betul-betul memenuhkan setiap kehidupan kita,
memberkati
dan itu merupakan uluran dua tangan TUHAN yang berkuasa, yang penuh kasih;
menolong, memberi jalan keluar, memimpin kehidupan kita sampai marantha.
Kita
sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41, sekarang kita akan membaca ayat 43
dan ayat 44. Namun, tidak salah pembacaan dimulai dari ayat 41.
Kejadian
41:41-44
(41:41)
Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik
engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." (41:42) Sesudah
itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya
pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus
dan digantungkannya kalung emas pada lehernya. (41:43) Lalu Firaun
menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang
di hadapan Yusuf: "Hormat!" Demikianlah Yusuf dilantik oleh
Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. (41:44) Berkatalah Firaun
kepada Yusuf: "Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang
pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir."
Singkat kata: Yusuf dilantik menjadi kuasa atas
seluruh tanah Mesir, atau menjadi kepala pemerintahan di seluruh tanah Mesir,
istilah sekarang disebut mangku negara atau mangku bumi atau perdana menteri.
Kemudian, dengan meminjam tangan Firaun, TUHAN
memberikan 3 (tiga) hal kepada Yusuf:
1.
Cincin
meterai.
2.
Pakaian
dari lenan halus.
3.
Kalung
emas.
Yang
tidak kalah penting, Firaun menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, sehingga
setiap orang yang berseru di hadapan Yusuf, dan berkata “hormat.”
Luar biasa kedudukan Yusuf yang sangat tinggi sekali, sehingga setiap orang
berserulah di hadapan Yusuf; besar, kecil, tua, muda, laki-laki, perempuan dan
berkata “hormat.”
Pendeknya:
Semua rakyat di Mesir disuruh bertelut di hadapan Yusuf, sebab kekuasaan yang
teramat besar telah diberikan kepada Yusuf.
Sekarang,
tidak ada lagi orang yang setara dengan Yusuf di negeri Mesir, mengenai kebesaran, mengenai kemuliaan, kecuali Firaun.
Sebagaimana pada ayat 44, Firaun
berkata kepada Yusuf: "Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu,
seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir." Berarti,
kekuasaan dari pada Yusuf ini sungguh luar biasa; kemuliaan Yusuf tiada tara;
semua rakyat tidak bisa bergerak di seluruh tanah Mesir, kecuali sepengetahuan
dari pada Yusuf.
"Akulah
Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di
seluruh tanah Mesir."
Jadi,
semua berada di bawah kendali dari pada Yusuf; segala sesuatu dalam
perencanaan, semua ditentukan oleh Yusuf. Betapa hebatnya, betapa mulianya
kebesaran yang dimiliki oleh Yusuf.
Dengan
melihat peristiwa ini, tentu saja kita memiliki suatu kerinduan yang begitu
besar, supaya kehidupan kita juga kelak dipermuliakan bersama-sama dengan
Allah, bukan berarti kita gila hormat.
Intinya;
ketika seluruh rakyat Mesir dari semua lapisan di Mesir bertelut (berlutut)
di hadapan kereta kebesarannya, tentu saja Yusuf teringat dengan segala mimpi-mimpinya
itu.
Adapun
mimpi Yusuf bisa kita lihat di dalam Kejadian
37.
Kejadian
37:5-10
(37:5) Pada
suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada
saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya. (37:6)
Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: (37:7)
Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah
berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu
sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." (37:8)
Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi
raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin
bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu. (37:9)
Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada
saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan
dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku." (37:10) Setelah
hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh
ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta
saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?"
Inilah
mimpi yang pertama: Satu berkas Yusuf tegak berdiri, lalu datanglah berkas-berkas dari 11 (sebelas) saudaranya mengelilingi dan
sujud menyembah kepada berkas Yusuf. Setelah mendengarkan cerita mimpi dari
pada Yusuf ini, selanjutnya saudara-saudaranya berkata: “Apakah engkau ingin
menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?” Atas
pertanyaan ini, Yusuf tidak mau menjawab, sebab ada ayat yang
berkata dalam Injil Matius 11, hikmat dibenarkan oleh perbuatannya,
bukan dengan perkataan.
Ayo,
sekarang ini, kita yang memiliki hikmat akal budi kebijaksanaan oleh firman yang kita terima, biarlah segera kita lakukan. Karena hikmat itu dibenarkan oleh setiap tindakannya, itu sebabnya Yusuf
tidak mau menjawab pertanyaannya itu.
Lalu
ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada
saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan
dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."
Setelah
hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh
ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta
saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?"
Mimpi
yang kedua: Tampak matahari, bulan, dan
sebelas bintang sujud menyembah kepada Yusuf. Dengan demikian, mimpi Yusuf yang
dahulu itu sudah tergenapi.
Jadi,
setelah semua golongan di Mesir berlutut
di hadapan kereta Yusuf, maka jelas; mimpi Yusuf yang dahulu
itu
sudah genap, sebab di hadapan Yusuf bertelut orang-orang dari berbagai kalangan, dari berbagai golongan di seluruh Mesir, padahal dahulu ayahnya pernah
menegurnya, bahkan saudara-saudaranya semakin benci karena Yusuf menceritakan mimpinya itu, karena mimpi ini memang
tidak masuk akal, sebab Yusuf ini bukan anak yang tertua, dan pada saat itu dia
berumur 17 (tujuh belas) tahun. Yusuf lahir pada saat Yakub sudah tua, sementara kakak-kakaknya sudah
tua.
Bagi
kakak-kakak yang tertua, mimpi Yusuf itu
hanyalah sebuah lelucon, sebuah impian khayalan, tetapi
kenyataannya mimpi Yusuf sudah terbukti, sudah tergenapi.
Kita
hidup di dalam TUHAN bukan seperti bermimpi, bukan ilusi, tetapi nyata, real,
asal kita betul-betul berpegang teguh kepada Firman TUHAN.
Yeremia
23:28
(23:28) Nabi
yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi
yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar!
Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.
Apakah sangkut paut antara jerami
dengan gandum?
Antara
gandum dengan jerami ada suatu perbedaan yang besar. Tidak ada persamaan antara
gandum dengan jerami. Jadi, ada suatu perbedaan yang sangat besar
sekali antara gandum dan jerami. Gandum
dan jerami tidak sama.
Dan
seorang hamba TUHAN harus menyadari dan memahami
akan hal itu, maka seorang nabi yang beroleh mimpi, dia harus menceritakan
mimpinya itu. Dan seorang nabi yang berolah Firman TUHAN, dia harus
menceritakan Firman TUHAN itu dengan benar, tidak perlu takut, karena tidak ada
persamaan antara gandum dengan jerami, terdapat perbedaan besar antara
gandum dengan jerami.
Apa
yang saya maksud dengan “tidak ada sangkut-paut antara jerami dengan gandum”,
dengan lain kata; tidak ada persamaan antara jerami dengan gandum, apa yang saya maksud di situ?
2
Timotius 2:9
(2:9) Karena
pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti
seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
Rasul
Paulus berkata kepada anak kekasihnya, itulah Timotius: Karena pemberitaan
Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi
firman Allah tidak terbelenggu, Firman TUHAN tidak terbelenggu.
Demi
pemberitaan Inji, Rasul Paulus
-
Rela menderita
-
Rela dibelenggu sama seperti seorang
penjahat,
Tetapi
ingat; Firman Allah tidak terbelenggu.
2
Timotius 2:10
(2:10) Karena
itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya
mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang
kekal.
Oleh
karenanya, Rasul Paulus sabar menderita, sabar dibelenggu demi orang-orang
pilihan Allah, supaya mereka mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan
kemuliaan yang kekal.
Jadi,
sudah sangat jelas; terdapat perbedaan yang besar antara gandum dengan jerami. Tidak
ada persamaan antara gandum dengan jerami.
Demi
gandum ini; untuk selanjutnya dikumpulkan
dan diselamatkan, Dia rela menderita, Dia rela dibelenggu. Jadi, tidak ada persamaan antara gandum dengan jerami.
Maka,
kalau seorang hamba TUHAN menyadari akan hal itu,
ketika dia mendapatkan pembukaan Firman TUHAN dia harus menyampaikan firman
itu dengan benar dan tepat, tidak perlu memakai perasaan manusia, maksudnya; apakah nanti sidang
jemaat itu tersinggung atau tidak. Dia harus
menyampaikan dengan benar, dengan tulus dan murni, tidak ditambahi dan tidak
dikurangi.
Itulah
sebabnya, Rasul Paulus, demi pemberitaan Injil, itulah gandum Allah;
1.
Dia rela menderita
2.
Dia rela dibelenggu seperti seorang
penjahat
Tetapi ingat, Firman Allah tidak dapat dibelenggu.
Demikian juga, oleh karenanya; Rasul Paulus sabar
menderita, sabar dibelenggu demi orang-orang pilihan Allah supaya mereka mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan
kekal.
Oleh
karena gandum, kita turut dipermuliakan.
Jadi,
hamba TUHAN harus menyampaikan Firman TUHAN dengan tulus dan tidak perlu takut.
Mazmur
105:16-18
(105:16) Ketika Ia
mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan
makanan, (105:17) diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang
dijual menjadi budak. (105:18) Mereka mengimpit kakinya dengan
belenggu, lehernya masuk ke dalam besi,
Yusuf
dijual ke Mesir sebagai budak, sehingga;
-
Mereka menghimpit kakinya dengan belenggu
-
Lehernya pun dibelenggu dengan besi.
Hal
ini dilakukan demi gandum. Maka, hamba TUHAN harus paham; tidak ada sangkut
pautnya antara gandum dengan jerami.
Sampai
kapan dia harus mengalami seperti itu?
Mazmur
105:19
(105:19) sampai
saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya
Jadi,
hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.
Kalau Yusuf dijual menjadi budak di Mesir, itu bukan
karena dia bodoh, tetapi karena dia diutus oleh TUHAN.
Yusuf
ini betul-betul gandum; dia orang yang berakal budi, dia orang yang bijaksana. Jadi,
demi gandum ini, dia rela dibelenggu; kakinya dibelenggu, lehernya dibelenggu,
sampai Firman Allah tergenapi, dan janji TUHAN membenarkan.
Sekali
lagi saya sampaikan dengan tandas: Hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya. Bagi
kita rencana TUHAN kepada Yusuf sepertinya bodoh
sekali, tidak masuk logika, tidak logis,
tetapi lihat; hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya. Sehingga sengsara dan derita apapun yang kita alami,
tidak perlu bersungut-sungut; inilah perbedaan gandum dengan jerami.
Demi
gandum, Paulus rela dibelenggu. Demi gandum, Paulus rela menderita.
Mazmur
105:20-22
(105:20) Raja
menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. (105:21)
Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta
kepunyaannya, (105:22) untuk memberikan petunjuk kepada para
pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya.
Inilah
bukti bahwa janji TUHAN membenarkannya, yaitu, pada ayat 20 sampai ayat 22,
Firaun akhirnya melepaskan Yusuf dari liang tutupan = penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. Setelah dibebaskannya, selanjutnya Yusuf dijadikan tuan atas istana Firaun,
kuasa atas seluruh tanah Mesir, dengan istilah sekarang; mangku bumi atau mangku negara atau perdana
menteri.
Jadi,
sudah sangat jelas sekali bahwa: Hikmat itu
dibenarkan oleh perbuatannya. Walaupun kita kelihatan bodoh dalam memikul salib, tetapi karena kita tahu; hikmat
dibenarkan oleh perbuatan.
Mazmur
105:23
(105:23)
Demikianlah Israel datang ke Mesir, dan Yakub tinggal sebagai orang asing di
tanah Ham
Demikianlah
Israel atau Yakub dan anak-anaknya datang ke Mesir. Akhirnya, Yakub atau Israel
bersama-sama dengan anak-anaknya datang ke Mesir.
Kita
lihat peristiwa itu di dalam Kejadian 41.
Kejadian
41:56-57
(41:56) Kelaparan
itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan
menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah
Mesir. (41:57) Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk
membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi.
Kelaparan
itu pun terjadi dan oleh karena kelaparan merajalela di seluruh bumi, akhirnya
di sini kita melihat; Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum ke
seluruh orang Mesir.
Penduduk
bumi datanglah ke Mesir dan membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan di seluruh bumi. Dan itu akan
terjadi sesuai dengan nubuatan Amos 8:11.
Ingat:
Antara gandum dengan jerami tidak ada sangkut pautnya. Tidak ada
persamaan antara gandum dengan jerami.
Kejadian
42:1-2
(42:1) Setelah
Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia kepada
anak-anaknya: "Mengapa kamu berpandang-pandangan saja?" (42:2)
Lagi katanya: "Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah
ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan
jangan mati."
Akhirnya,
Yakub mendapat kabar bahwasanya ada gandum di Mesir. Oleh karena Yakub
mendengar ada gandum di Mesir, ia pun memerintahkan 10 (sepuluh) anaknya -- Benyamin tidak diikut sertakan oleh Yakub -- ke Mesir untuk membeli gandum.
Yusuf dan Benyamin merupakan anak dari 1 (satu) rahim
yang lahir pada masa tuanya Yakub, sehingga Benyamin anak Yakub tidak
diikutsertakan pergi ke Mesir untuk membeli gandum.
Kejadian
42:5
(42:5) Jadi di
antara orang yang datang membeli gandum terdapatlah juga anak-anak Israel,
sebab ada kelaparan di tanah Kanaan.
Di
antara orang yang membeli gandum di Mesir, terdapatlah juga 10
(sepuluh) anak Yakub.
Kalau
kita membaca peristiwa ini, berarti; TUHAN membalikkan keadaan. Dengan demikian, tidak ada yang mustahil bagi TUHAN; tidak
ada yang mustahil bagi orang-orang yang percaya,
asal kita dengan sungguh-sungguh menyerahkan diri mengikut
TUHAN.
Kejadian
42:6
(42:6) Sementara
itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu; dialah yang menjual
gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi ketika saudara-saudara
Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan
mukanya sampai ke tanah.
Yusuf
telah menjadi mangkubumi, mangkunegara di Mesir, dialah yang menjual
gandum ke seluruh rakyat, termasuk saudara-saudara Yusuf yang datang kepadanya
sujud dengan mukanya sampai ke tanah.
Jadi, sudah jelas; tergenapilah kedua mimpi Yusuf,
teramat lebih mimpi yang kedua: Tampaklah
matahari, bulan dan sebelas bintang sujud kepada Yusuf.
Waktu
Yusuf menceritakan mimpinya ini, betul-betul ia ditegur oleh ayahnya, Yakub, dan ia semakin dibenci oleh saudara-saudaranya. Namun, sekalipun
respon dari pada saudara-saudaranya itu tidak baik, dia
tetap berdiam diri saja, tidak perlu pakai mulut. Berdiam
diri saja karena hikmat dibenarkan oleh perbuatannya.
Oleh
sebab itu, seorang hamba TUHAN harus tahu betul bahwa tidak ada sangkut
pautnya antara gandum dengan jerami. Kalau seorang hamba TUHAN memahami akan hal itu; Firman Allah yang
dia peroleh dari TUHAN harus disampaikan dengan benar, tidak
perlu takut apakah jemaat bisa menerima atau tidak. Kalau
Firman itu murni diterima dari TUHAN, maka hamba TUHAN harus menyampaikannya
dengan benar.
Itulah Yusuf dan ia sudah sampaikan. Bagaimanapun
sikap dan respon saudara-saudaranya, ia tidak peduli dan ia tidak perlu membela
diri, karena hikmat dibenarkan oleh perbuatannya.
Kejadian
42:7
(42:7) Ketika
Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya, tetapi ia
berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka; ia menegor mereka
dengan membentak, katanya: "Dari mana kamu?" Jawab mereka: "Dari
tanah Kanaan untuk membeli bahan makanan."
“… Menegor mereka dengan membentak, katanya:
"Dari mana kamu?"” Ini seolah-olah, ini bukan pribadi Yusuf.
Dengar
Firman jangan “seolah-olah”, jujur saja.
Di sini kita melihat: Sebagai
mangkubumi, Yusuf langsung mengenali saudara-saudaranya, tetapi ia menempatkan
dirinya seolah-olah sebagai orang
asing, sebab itu dia bertanya: "Dari mana
kamu?"
Lalu saudara-saudaranya menjawab: “Dari tanah Kanaan untuk membeli bahan
makanan.”
Jadi,
sungguh sudah sangat terbukti; tidak ada sangkut
pautnya gandum dengan jerami, karena pada akhirnya, semua orang datang untuk
mencari gandum.
Kejadian
42:8-9
(42:8) Memang
Yusuf mengenal saudara-saudaranya itu, tetapi dia tidak dikenal mereka. (42:9)
Lalu teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya tentang mereka. Berkatalah ia
kepada mereka: "Kamu ini pengintai, kamu datang untuk melihat-lihat di
mana negeri ini tidak dijaga."
“Lalu teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya
tentang mereka.”
Mimpi
yang pertama: Bangkitlah satu berkas Yusuf tegak berdiri, lalu datanglah 11 (sebelas) berkas milik saudara-saudaranya mengelilingi
berkas Yusuf dan sujud menyembah berkas itu. Setelah
menceritakan mimpi itu, saudara-saudaranya berkata: “Apakah engkau ingin
menjadi pemerintah? Apakah engkau ingin menjadi penguasa?
Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami?”
Sebetulnya
Yusuf tahu, tetapi jawaban yang sebenarnya adalah “iya”, tetapi Yusuf cukup
berdiam diri saja. Karena hikmat dibenarkan oleh perbuatannya.
Mimpi
yang kedua: Tampaklah matahari, bulan, dan 11 (sebelas) bintang
sujud menyembah Yusuf.
Kalau
saudara memahami rencana TUHAN, apa yang TUHAN nyatakan malam ini, itu sangat
berarti untukmu. Jangan jadikan dirimu jerami yang kosong tanpa Firman, yang
tidak ada sangkut pautnya dengan gandum.
Kejadian
42:10
(42:10) Tetapi
jawab mereka: "Tidak tuanku! Hanyalah untuk membeli bahan makanan
hamba-hambamu ini datang.
Untuk
mengetahui respon saudara-saudaranya, selanjutnya Yusuf berkata kepada kesepuluh saudaranya: "Kamu ini pengintai, kamu datang
untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga."
Tetapi
jawab saudara-saudaranya: "Tidak tuanku!”
Dari
jawaban ini, maka mimpi Yusuf sudah tergenapi; dialah yang menjadi raja, dialah
yang menjadi penguasa, dialah yang menjadi pemerintah. Jadi, dia harus berlaku seolah-olah
sebagai orang asing, supaya mimpi itu sudah nyata.
Manakala TUHAN bertanya kepada Kain: Dimana adikmu? Bukan
TUHAN tidak tahu hati Kain, tetapi TUHAN mau melihat hati manusia.
Jadi,
untuk menggenapi Firman, perlu ketulusan di hati. Pengakuan dosa pun perlu dengan ketulusan
di hati, supaya engkau menjadi gandum, bukan jerami yang kosong. Yang
belum mengakui dosa, akuilah nanti, karena engkau adalah gandum, bukan jerami.
Jadi,
singkat kata, marilah kita melihat korelasi antara peristiwa ini dengan Rasul
Paulus terhadap Firman Allah menurut tanggapan Rasul Paulus, di dalam 2 Korintus 1.
Hargai Firman, supaya engkau menjadi gandum yang
dikumpulkan. Tidak ada sangkut pautnya jerami yang akan dibakar
dengan gandum. Gandum akan dikumpulkan dalam lumbungnya, sedangkan jerami akan
dibakar dalam api neraka selama-lamanya.
2
Korintus 1:17
(1:17) Jadi, adakah
aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku
membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak
terdapat "ya" dan "tidak"?
“Jadi,
adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini?”
Rasul
Paulus tidak serampangan di dalam merencanakan pelayanannya kepada sidang
jemaat di Korintus di hadapan TUHAN. Yang melayani TUHAN sesuai karunia jabatan
yang dipercayakan TUHAN, harus bulat hatinya dalam mengerjakannya, tidak boleh
dengan setengah hati. Kalau dengan setengah hati, berhenti,
karena Rasul Paulus berkata: “Adakah aku
bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini?” Apa yang dimaksud serampangan?
Jadi,
di dalam hal bertindak dalam merencanakan pelayanan kepada
sidang jemaat di Korintus, Rasul Paulus
tidak serampangan. Artinya, di dalam diri Rasul Paulus tidak terdapat
serentak “ya” dan “tidak”. Kalau “ya” katakan “ya”, kalau
“tidak” katakan “tidak”. Demikianlah pengikutan kita kepada TUHAN.
Mengikut
TUHAN itu “ya” atau “tidak”. Kalau “ya” katakan “ya”,
kalau “tidak” katakan “tidak”. Namun, kalau “tidak” nanti rugi sendiri.
2
Korintus 1:18-20
(1:18) Demi
Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya"
dan "tidak". (1:19) Karena Yesus Kristus, Anak
Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh
Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan "tidak",
tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya". (1:20) Sebab
Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya
oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
“… Janji kami kepada
kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak"” Dalam pelayanan kepada sidang
jemaat di Korintus tidak serampangan atau tidak serentak “ya” dan “tidak.”
Mengapa
di dalam hal melayani itu Rasul Paulus tidak serampangan?
Jawabnya adalah karena Yesus Kristus yang diberitakan
terhadap sidang jemaat bukanlah “ya” dan “tidak”.
Sebaliknya,
di dalam Kristus adalah “ya”. Demikianlah janji Allah dinyatakan dalam hidup
kita semua. Dan janji Allah juga tidak berlaku hanya bagi Yusuf seorang, namun
juga berlaku kepada anak-anak muda remaja di hari-hari terakhir ini. Oleh sebab
itu, kita jangan serampangan di dalam melayani TUHAN
dan melayani pekerjaan TUHAN, tetapi harus dengan bulat
hati, harus dengan sepenuh hati “ya” atau “tidak”, karena
Kristus pun bukan “ya” dan “tidak”,
melainkan TUHAN Yesus Kristus adalah “ya”
atas semua janji-janji Firman Allah.
Sampai
kapan kaki Yusuf dibelenggu? Sampai kapan leher
Yusuf dibelenggu oleh besi? Sampai saat Firman Allah
tergenapi, sampai janji TUHAN membenarkan Yusuf.
Inilah
korelasi antara peristiwa Yusuf dengan Rasul Paulus dan tanggapannya terhadap kebenaran Firman
di tengah ibadah dan pelayanannya kepada TUHAN. Demikian juga kiranya hendaknya tanggapan kita terhadap peristiwa itu.
TUHAN
Yesus Kristus adalah “ya” atas semua janji TUHAN.
Sebab
Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia
kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
Karena
Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah, maka kita akan mengatakan: “Amin”.
Jadi, setiap kali Firman Allah datang menghampiri
dirimu sebagai lawatan yang tulus dari Sorga untuk memberkati kita, katakan: “Amin.” Jangan lama-lama, jangan susah-susah, tidak usah dipaksa untuk
mengatakan “Amin.”
Setiap
kali Firman Allah dilemparkan dari Sorga ke bumi,
langsung tanggap dan klaim disertai
dengan kata: “Amin.”
Dari
peristiwa ini, kita dapat memetik pesan moral, yang dapat kita lihat dalam Efesus 4.
Efesus
4:9-10
(4:9) Bukankah
"Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke
bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang telah turun, Ia juga
yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan
segala sesuatu.
“… Bahwa Ia juga telah
turun ke bagian bumi yang paling bawah?” Berarti,
itu merupakan tanda bahwasanya Ia telah turun ke bagian bumi yang paling bawah.
Saat membaca; membaca, saat menulis; menulis. Ada
waktunya; saat tidur malam hari tidurlah, saat bekerja bekerjalah, saat
mengerjakan pelayanan kerjakanlah. Semuanya akan teratur dengan baik, dengar
firman juga begitu, itulah yang disebut pendamaian; kita damai dengan TUHAN,
damai dengan sesama. Jangan
buat hati orang jengkel; itu namanya pendamaian.
“Bukankah "Ia telah naik"
berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?”
Itu tanda bahwa Ia telah turun ke bagian bumi yang
paling bawah. Tidak
mungkin ada kata “naik”, kalau tidak ada kata “turun”
“Ia yang telah turun, Ia juga yang telah
naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.”
Inilah
pesan moralnya: Sejauh mana tekanan itu terjadi, sejauh itulah pantulannya.
Sejauh mana kita mau direndahkan, sejauh itulah TUHAN tinggikan kita. Sejauh
mana kita masuk dalam pengalaman kematian, sejauh itulah TUHAN permuliakan kita
dari yang ada ini.
Itulah
pesan moralnya, sebagaimana dengan peristiwa Yusuf. Jadi, jangan andalkan
kekuatan dalam hal mengikuti TUHAN.
Jadi,
pantulan itu adalah sejauh tekanan. Kalau tekanannya
sedikit, maka pantulannya sedikit. Semakin tertekan, semakin tertindas, maka
pantulannya semakin luar biasa.
Persamaan yang pertama: Sejauh mana kita
direndahkan, sejauh itulah TUHAN tinggikan.
Persamaan yang kedua: Sejauh mana kita
masuk dalam pengalaman kematian, sejauh itulah
kemuliaan yang akan TUHAN berikan kepada kita semua.
Inilah
pesan moral yang kita dapat dari peristiwa ini. Jadi, jangan ragu dengan Firman
TUHAN, sebab Firman itu “ya” dan “Amin”.
Kalau saudara betul-betul bijaksana sudah seharusnya
tanggap dengan pesan moral ini, supaya kita jangan sesekali mengandalkan
kekuatan, namun andalkanlah TUHAN. Seperti Yusuf; hikmat dibenarkan oleh
perbuatan, sekalipun kita dikatakan orang bodoh karena salib, tetapi lihat satu
kali kelak firman-Nya
akan tergenapi.
Selanjutnya kita melihat, kelanjutan dari pesan Moral,
di dalam Mazmur 18, dengan perikop:
Nyanyian syukur Daud.
Jadi, Yusuf tidak ingat-ingat lagi penderitaan,
sengsara, bahkan kebencian saudara-saudaranya, sebaliknya, oleh karena
kemuliaan yang sudah tergenapi, dia tinggal mengucap syukur; demikianlah Yusuf di
hadapan TUHAN.
Mazmur
18:17
(18:17) Ia
menjangkau dari tempat tinggi, mengambil aku, menarik aku dari
banjir.
Allah
menjangkau dari tempat tinggi, mengambil Yusuf, menarik Yusuf dari kemunafikan
isteri Potifar.
Mazmur 18:18
(18:18) Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah
dan dari orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu kuat bagiku.
TUHAN
melepaskan Yusuf dari musuh Yusuf yang gagah, dan dari orang-orang yang
membenci Yusuf -- itulah saudara-saudara Yusuf --, karena mereka terlalu kuat.
Jadi, segala persoalan ia serahkan kepada TUHAN.
Sekali
lagi saya sampaikan: Hikmat dibenarkan oleh perbuatan. Memang, saat seseorang
memikul salib terlihat seperti bodoh, tetapi ingat hikmat
(salib)
dibenarkan oleh perbuatan.
Yusuf dilepaskan dari musuh yang gagah, yaitu
orang-orang yang membenci dia, karena mereka terlalu kuat.
Mazmur 18:19
(18:19) Mereka menghadang aku pada hari sialku,
tetapi TUHAN menjadi sandaran bagiku;
Mereka
menghadang Yusuf pada hari sial Yusuf, tetapi TUHAN
menjadi sandaran bagi Yusuf.
Pengalaman
Yusuf luar biasa; hanya karena jubah yang maha indah yang diberikan oleh Yakub,
saudara-saudara Yusuf sangat benci, ditambah lagi dengan
kedua mimpinya, dia semakin dibenci, itulah hari sial.
Ketika
kita benar, namun dibenci, bukankah itu hari sial menurut
dunia?
Tetapi lihatlah; TUHAN tetap menjadi sandaran bagi Yusuf. Bersandarlah kepada Tuhan.
Demikian
juga, Yohanes bersandar di dada Yesus; setiap denyut jantung Yesus dia rasakan,
sejauh mana kedalaman cinta kasih Yesus, dia rasakan. Mari kita bersandar
kepada TUHAN saja; jangan bersandar kepada pengertian masing-masing. Jangan
merasa bijaksana, jangan merasa diri bisa. Kalau dahulu
engkau merasa diri bisa, jangan lagi. Bersandarlah di dada
Yesus, maka engkau akan merasakan sejauh mana kedalaman cintanya TUHAN, detak jantung
Yesus.
Mazmur 18:20
(18:20) Ia membawa aku ke luar ke tempat
lapang, Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku.
TUHAN
membawa Yusuf ke luar ke tempat lapang, berarti dilepaskan dari kesekakan.
TUHAN
menyelamatkan Yusuf, karena memang TUHAN amatlah berkenan kepada Yusuf. Kalau
tidak berkenan, maka tidak mungkin Yusuf dipakai oleh TUHAN dan Yusuf berada
dalam rencana TUHAN untuk menyelamatkan seantero dunia ini.
Kiranya
kita semua berkenan, berarti; kita semua ada di dalam rencananya TUHAN.
TUHAN
sudah beri kereta, itulah Pengajaran Pembangunan
Tabernakel (PPT) untuk membawa Pengajaran Pembangunan Tabernakel ke seantero dunia ini, karena
kita berkenan.
Mazmur 18:21
(18:21) TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan
kebenaranku, Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku,
Selanjutnya,
TUHAN memperlakukan Yusuf sesuai dengan kebenaran yang tinggal di dalam diri Yusuf.
TUHAN
membalas kepada Yusuf sesuai dengan kesucian tangannya,
kesucian perbuatannya.
Kalau
kita memahami ayat ini, maka kita tidak akan marah-marah, tidak akan
bersungut-sungut manakala doa kita tidak didengar TUHAN. Tetapi
kalau kita tidak paham ayat ini, disitulah banyak orang muda
marah-marah, bersungut-sungut, jengkel kepada TUHAN; salahkan ini,
salahkan itu, salahkan keadaan.
Mazmur 18:22
(18:22) sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN
dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku.
Yusuf
tetap mengikuti jalan TUHAN, sekalipun banyak yang menghadang, sekalipun ada sandungan, sekalipun banyak yang
menghalangi bagaikan Amalek, namun ia tetap tidak berlaku fasik terhadap
Allahnya; dia tetap ingat TUHAN, dia tidak sombong, dia tidak
mengandalkan kekuatannya.
Mazmur 18:23
(18:23) Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan,
dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku;
Alasan
Yusuf bertindak pada ayat 21 dan ayat 22, antara
lain;
1.
Sebab segala hukum TUHAN, Firman
TUHAN diperhatikan oleh Yusuf.
2.
Dan ketetapan Firman TUHAN tidak dijauhkan,
dia tidak menjauh dari Firman TUHAN.
Mazmur 18:24
(18:24) aku berlaku tidak bercela di
hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan.
Ia
tetap menjaga diri supaya jangan berlaku salah. Jangan nekat dengan kesalahan.
Saya ulangi: TUHAN memperlakukan Yusuf sesuai
kebenaran yang dimiliki oleh Yusuf. Kemudian, TUHAN membalas kepada Yusuf
sesuai dengan perbuatan hidupnya, itulah kesucian tangan.
Mengapa
TUHAN memperlakukan Yusuf demikian? Alasannya ada 2 (dua):
-
Yang
pertama:
Pada ayat 22, sebab Yusuf tetap
mengikuti jalan TUHAN, ia tidak berlaku fasik terhadap Allahnya. Dia tidak lupa TUHAN, tidak sombong, tidak angkuh.
-
Yang kedua: Pada ayat 23, sebab hukum-hukum TUHAN
sangatlah diperhatikan oleh Yusuf, dan ia tidak jauh dari pada Firman
TUHAN, sehingga ia pun tidak bercela di hadapan Allah, dan ia menjaga diri
terhadap kesalahan, tidak nekat terhadap kesalahan, tidak nekat untuk berbuat
salah. Jangan menjadi orang yang nekat untuk berbuat salah.
Mazmur 18:25-27
(18:25) Karena itu TUHAN membalas kepadaku
sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan
mata-Nya. (18:26) Terhadap orang yang setia Engkau
berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak
bercela, (18:27) terhadap orang yang suci Engkau
berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku
belat-belit.
Oleh
sebab itulah TUHAN membalas Yusuf sesuai dengan perbuatan suci Yusuf di hadapan
TUHAN.
Perlu
untuk kita ketahui:
-
Terhadap orang yang setia, TUHAN berlaku setia.
-
Terhadap orang yang tidak bercela, TUHAN
berlaku tidak bercela.
-
Terhadap orang yang suci, TUHAN berlaku
suci.
Jadi,
TUHAN memperlakukan kita sesuai sikap, solah tingkah dan
tindak-tanduk kita.
Kalau kita paham tentang hal ini maka kita tidak akan
marah manakala doa kita tidak didengarkan oleh TUHAN.
Sebaliknya,
terhadap orang yang bengkok, TUHAN berlaku belat-belit.
Hati-hati,
jangan sampai hati kita bengkok, tidak lurus di
hadapan TUHAN, karena kalau hati kita tidak lurus, maka TUHAN memperlakukan kita dengan belat-belit.
Ibarat seseorang mengerjakan urusannya ke sebuah
kantor atau instansi dengan birokrasi yang berliku-liku, tiada ujung
pangkalnya; seperti bola ping-pong lempar sana lempar sini. Akhirnya susah
kita, sampai tua capek.
Jangan
kita dijadikan bola ping-pong karena kebodohan ulah sendiri, bukan karena TUHAN
yang mau. Ibarat lamar pekerjaan di sana susah, lamar pekerjaan
di sini susah, dilempar sana dilempar sini. Ingat; TUHAN memperlakukan
kita sesuai dengan solah tingkah, tindak-tanduk, perbuatan kita.
Inilah
pesan moral yang harus kita perhatikan dari peristiwa Yusuf tadi.
Mazmur
18:28-30
(18:28) Karena Engkaulah yang menyelamatkan
bangsa yang tertindas, tetapi orang yang memandang dengan congkak Kaurendahkan. (18:29) Karena Engkaulah yang membuat pelitaku
bercahaya; TUHAN, Allahku,
menyinari kegelapanku.
Karena Engkaulah yang menyelamatkan
bangsa yang tertindas. Kita harus mengakui dengan jujur hanya TUHANlah yang
membebaskan kita dari penindasan dunia ini.
Karena Engkaulah yang membuat
pelitaku bercahaya … Hanya TUHANlah yang membuat kita bercahaya di atas
muka bumi ini sampai menyinari segala kegelapan.
Kita
tidak mungkin bersinar di bumi ini, kalau TUHAN tidak terlibat
dalam kehidupan kita masing-masing. Tidak mungkin kita bersinar gemilang cemerlang.
TUHAN yang membuat kita bersinar, menjadi gemilang di atas muka bumi
ini. Akui itu, supaya kita mulai dari sekarang tidak
lagi sibuk mengandalkan kekuatan, tidak sibuk mengandalkan kemampuan, tidak
sibuk lagi mengandalkan pikiran
ini, tidak sibuk lagi mengandalkan manusia, tidak sibuk lagi mengandalkan
ijazah. TUHAN yang membuat kita bersinar, TUHAN yang membuat pelayanan ini
bersinar, TUHAN yang membuat seseorang bersinar di tengah ibadah dan
pelayanannya. Kalau seseorang sudah bersinar di tengah
ibadah dan pelayanannya, pasti dalam hal yang jasmani
termasuk pekerjaannya
juga ia bersinar.
Sedikit saya bersaksi, ada seorang pemuda di Jakarta,
dia beribadah di organisasi gereja yang sama, yang tidak mempunyai ijazah
tinggi, lalu masuk dalam suatu perusahaan sebagai seorang office boy (OB) tetapi dia berpegang kepada firman. Persis seperti
Yusuf; dari tanah orang Ibrani dia dijual sebagai budak di Mesir, tetapi dia
tetap berpegang kepada Firman, maka janji TUHAN pasti tergenapi. Tidak ada sangkut pautnya jerami dengan gandum. Gandum tetap
gandum. Gandum is gandum, jerami is jerami.
Di
mana pun emas dilempar, di lumpur sekalipun, emas tetaplah emas, tidak akan pernah berubah menjadi lumpur, seperti
itulah Yusuf, sampai akhirnya pemuda ini dari seorang office boy (OB) keadaannya
dibalikkan oleh TUHAN menjadi manajer di perusahaan itu; menjadi kepercayaan di perusahaan itu sampai sekarang.
TUHAN
memperlakukan kita sesuai dengan perbuatan kita, sesuai dengan kesucian tangan
kita. Inilah pesan
moral.
Jadi,
TUHAN yang membuat kita bersinar di bumi ini. Kalau kita bersinar di tengah ibadah
dan pelayanan, maka otomatis dalam pekerjaan juga bersinar.
Mazmur
18:30
(18:30) Karena dengan Engkau aku berani
menghadapi gerombolan, dan dengan Allahku aku berani melompati tembok.
Karena
TUHAN, kita berani menghadapi gerombolan,
sesuatu ketidak-beresan, dan karena TUHAN, kita berani melompati tembok. Tembok ini terkadang selalu menyekat perjalanan kita, namun seperti
apapun tembok bisa kita lompati karena TUHAN.
Mungkin
di tempat bekerja, engkau seperti dibuat tembok, tetapi bersama dengan TUHAN engkau bisa lompati tembok itu asalkan sungguh-sungguh.
Kalau diberikan pertanyaan “Kenapa engkau tidak tekun
3 (tiga) macam ibadah pokok?” Lalu engkau menjawab dengan berkata “ada tembok”,
kemudian tahun depan diberikan pertanyaan yang sama lalu engkau menjawab dengan
jawaban yang sama “ada tembok”, sampai sepuluh tahun kemudian tetap berkata
“ada tembok.” Bagi saya ini sudah menjadi pertanyaan.
Saya
berharap, engkau harus mengerti rencana TUHAN.
Mazmur
24:1-2
(24:1) Mazmur
Daud. TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta
yang diam di dalamnya. (24:2) Sebab Dialah yang mendasarkannya di
atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
Mazmur
Daud. TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam
di dalamnya. Kita
harus mengetahui: TUHANlah yang mempunyai langit bumi dan segala isinya, sebab Dialah yang
mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai, karena
TUHANlah yang menciptakan langit bumi dan segala isinya.
TUHAN
yang mendasarkan bumi di atas lautan. Lautan itu adalah titik terendah, titik
nol, itu adalah dasar kita untuk datang melayani TUHAN; titik nol, rendah hati.
Dan
yang menegakkan bumi di atas sungai-sungai. Semua sungai datangnya dari hulu,
datangnya dari gunung, tetapi semua sungai akan mengalir ke lautan.
Mazmur
24:3-4
(24:3)
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh
berdiri di tempat-Nya yang kudus?" (24:4) "Orang yang bersih
tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya
kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Siapakah
yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang dijadikan
sebagai gunung Sion? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya
yang kudus, melayani
TUHAN di tempat yang kudus? Yaitu …
1.
Orang yang bersih tangannya.
2.
Orang yang murni hatinya.
3.
Orang yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.
4.
Orang yang tidak bersumpah palsu; tidak menjadi
pendusta, tidak penipu, tidak menjadi orang dengan akal-akalan.
Itulah
yang layak untuk berada di tempat suci, tempat kudus, itulah gunung Sion.
Mazmur
24:5-6
(24:5) Dialah yang akan menerima berkat dari
TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia. (24:6) Itulah angkatan orang-orang yang
menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub." S e l a
Dialah yang akan menerima berkat
dari TUHAN … Dialah satu paket dengan berkat yang akan diterima
dari TUHAN, termasuk keadilan
dari Allah yang menyelamatkan dia, keadilan yang menyelamatkan.
Kalau kita bisa menanyakan informasi tentang pekerjaan
atau lamaran kerja, harusnya menanyakan TUHAN lebih dari itu. Kemudian, mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub. Carilah
dia selagi Ia dapat ditemukan. Jangan cari Dia kalau Ia
tidak dapat lagi ditemukan.
Mazmur
24:3
(24:3) "Siapakah yang boleh naik ke atas
gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
"Siapakah yang boleh naik ke
atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" Itulah gunung Sion.
1.
Orang yang bersih tangannya.
2.
Orang yang murni hatinya.
3.
Orang yang tidak menyerahkan dirinya
kepada penipuan.
4.
Orang yang tidak bersumpah palsu.
Itulah gambaran raja-raja, imamat Rajani.
Mazmur
2:6
(2:6) "Akulah yang telah melantik
raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"
TUHANlah
yang melantik raja-Nya di gunung Sion, di gunung Allah yang kudus, tidak ada
yang lain.
Mazmur
2:7-8
(2:7) Aku mau menceritakan tentang ketetapan
TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan
pada hari ini. (2:8) Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan
Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.
Biarlah
kiranya kita semua menjadi milik kepunyaan TUHAN, itulah pribadi Yusuf. Haleluya.. Amin..
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang