IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 JULI 2021
KITAB KOLOSE
(Seri: 153)
Subtema: TERHIMPUN DALAM SEBUAH PENGGEMBALAAN
Salam sejahterah, bahagia
dalam menikmati sabda Allah. Mari kita berdoa supaya kiranya Tuhan membukakan
Firman-Nya dan meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing.
Saya tidak lupa menyapa
sidang jemaat di Bandung dan di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang saya kasihi
yang menjadi bagian dari kawanan Domba dalam penggembalaan Gpt Betania Serang
& Cilegon yang senantiasa teguh untuk di Gembalakan lewat Livestreaming, vidio internet, Youtube, Facebook, baik di dalam maupun
di luar negeri, dimanapun anda berada Tuhan memberkati anda dalam kasih karunia
yang limpah dari sekarang sampai selama-lamanya Tuhan senantiasa bersama kita.
Mari kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh
Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose 3, sekarang kita masih
memperhatikan ayat 19, dengan perikop: “Hubungan Antara Anggota-anggota
Rumah Tangga.”
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah
berlaku kasar terhadap dia.
Seorang suami harus
tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar. Kemudian, sikap dari seorang suami
di dalam hal mengasihi isterinya ialah janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Pendeknya:
-
Seorang suami harus tahu untuk mengasihi istrinya dengan benar.
-
Seorang suami janganlah berlaku kasar terhadap istrinya.
Inilah yang di tuntut oleh Tuhan dari seorang suami terhadap
istrinya, tentang hal ini di kaitkan dengan 1 Petrus 3, dengan perikop:
“Hidup Bersama Suami Istri.”
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana
dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman
pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Demikian juga kamu,
hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang
lebih lemah…
Intinya seorang suami
harus memperlakukan istrinya dengan bijaksana.
Yesus Kristus adalah kepala Gereja dan mempelai laki-laki Sorga;
Tetapi Yesus juga adalah suami dalam kebenaran dan dalam keadilan = Suami
Bijaksana. Maka kita harus bersyukur.
Terkait dengan suami yang bijaksana marilah kita hubungkan dengan
Daniel 12.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya
cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang bijaksana = Bintang-bintang yang bercahaya di
cakrawala.
Adapun tugas dari orang-orang bijaksana: Menuntun banyak orang ke pada jalan kebenaran.
Kiranya Allah senantiasa mengirimkan akal budi dan kebijaksanaan
itu di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di dalam penggembalaan Gpt Betania
Serang dan Cilegon untuk menuntun kita kepada kebenaran sejati atau dengan kata
lain Tuhan senantiasa membukakan Firman-Nya bagi kita.
Demikian halnya Rasul Paulus di tengah-tengah sidang jemaat di
Korintus. Dengan perikop: “Israel Sebagai Suatu Peringatan.”
1 Korintus 10:14-15
(10:14) Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15)
Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana.
Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
Sebagai hamba Tuhan yang
bijaksana dalam nasehat yang suci, nasehat yang tulus dan murni Rasul Paulus
menghimbau dan mengingatkan supaya sidang Jemaat di Korintus secepatnya
menjauhi penyembahan berhala.
Dalam hal ini Rasul Paulus
berjuang keras untuk menuntun sidang jemaat di Korintus kepada KEBENARAN.
Inilah tanggung jawab dari
seorang Gembala, dari seorang pemimpin rohani; Berjuang keras dalam menuntun
sidang jemaat Tuhan.
- Pada ayat 14 bagian B Rasul Paulus berkata “Jauhilah
penyembahan berhala.”
- Pada ayat 15 bagian B Rasul Paulus berkata “Pertimbangkanlah
sendiri apa yang aku katakan!”
Kita akan temukan maknanya di
dalam 1 Korintus 10.
1 Korintus 10:19-20
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan
perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala
adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa
persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada
Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.
Pada ayat 14-15, yang di maksud
Rasul Paulus adalah bahwa persembahan dari bangsa Israel adalah persembahan
kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah. Selanjutnya Rasul Paulus berkata
kepada jemaat di Korintus “Aku tidak mau bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh
jahat.”
Singkat kata: Rasul Paulus
meminta agar Jemaat di Korintus jangan bersekutu dengan roh-roh jahat seperti
bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 tahun.
Sekalipun bangsa Israel menjadi
suatu barisan Jemaat yang dipimpin oleh Musa atau menjadi rombongan Jemaat yang
nampaknya beribadah kepada Tuhan di padang gurun, namun pada kenyataannya
segala persembahan dari bangsa Israel adalah persembahan kepada roh-roh jahat
bukan kepada Allah.
Itu sebabnya Rasul Paulus
sebagai seorang hamba Tuhan dalam nasehat yang suci, tulus dan murni menghimbau
supaya jemaat di Korintus betul-betul secepatnya menjauhi diri mereka dari
penyembahan berhala atau dengan kata lain jangan bersekutu dengan roh-roh
jahat.
1 Korintus 10:21
(10:21) Kamu
tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat.
Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam
perjamuan roh-roh jahat.
Perlu untuk kita ketahui:
Kita tidak mungkin dapat
beribadah kepada Tuhan dan tidak mungkin kita dapat melakukan apa yang menjadi
kehendak Allah, apabila dalam kesempatan yang lain kita juga bersekutu dengan
roh-roh jahat yang menunjuk kepada: Orang-orang
yang mendua hati, tidak mendapatkan apa-apa.
Seharusnya kalau kita ikut Tuhan
harus bersekutu dengan Tuhan, kalau ikut setan bersekutulah dengan setan; Kita
tidak bisa mendua hati dan itu merupakan kerugian yang besar.
Selanjutnya kita akan melihat Persekutuan Bangsa Israel Dengan Roh-roh
Jahat pada 1 Korintus 10.
1 Korintus 10:6
(10:6) Semuanya
ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya
jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka
perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah
berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis:
"Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka
dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari
telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai
Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga
mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan
oleh malaikat maut.
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk
memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat ....
-
Jangan
kita menginginkan hal-hal yang jahat.
-
Jangan
kita menjadi penyembah-penyembah berhala.
-
Jangan
kita melakukan percabulan.
-
Janganlah
kita mencobai Tuhan.
-
Janganlah
bersungut-sungut.
Singkat kata: Adapun
persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh jahat, antara lain:
1.
Pada ayat 6:
Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.
Pada ayat 7:
Bangsa Israel menyembah berhala.
3.
Pada ayat 8:
Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.
Pada ayat 9:
Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.
Pada ayat 10:
Bangsa Israel bersungut-sungut di hadapan TUHAN.
Kita masih mengikuti
penjelasan dari hal yang kedua.
Keterangan: BANGSA
ISRAEL MENYEMBAH BERHALA.
Adapun peristiwa
tersebut ditulis dengan jelas di dalam kitab Musa yang kedua, yakni Keluaran
32:1-35, menurut pembagiannya, antara lain:
A.
Ayat 1-6; tentang lembu emas.
B.
Ayat 7-14; tentang murka Allah kepada bangsa Israel.
C.
Ayat 15-20; tentang 2 (dua) loh batu yang dipecahkan.
D.
Ayat 21-29; tentang Musa marah kepada Harun, abangnya.
E.
Ayat 30-35; tentang Musa berdoa untuk bangsa Israel.
Kita masih mengikuti
penjelasan tentang: MUSA MARAH KEPADA HARUN DAN BANGSA ISRAEL.
Kisah itu ditulis pada Keluaran 32:21-29. Kita tidak akan
membaca secara keseluruhan, langsung saja kita membaca Keluaran 32:25-26.
Keluaran 32:25-26
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas
dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi
buah cemooh bagi lawan mereka -- (32:26) maka berdirilah Musa di
pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak
kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya
seluruh bani Lewi.
Singkat
kata, Musa sangat marah kepada Harun abangnya itu, mengapa? Sebab Harun telah
melepaskan bangsa Israel begitu saja.
Sehingga
keadaan bangsa Israel digambarkan seperti kuda terlepas dari kandang;
Sehingga keadaan seperti ini, bangsa Israel menjadi buah cemooh bagi
lawan-lawannya.
Ada
baiknya kita tergembala dengan baik, jangan sampai keadaan kita sama seperti
bangsa Israel yang digambarkan seperti kuda yang terlepas dari kandang.
Tergembalalah dengan baik dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan di
Gpt Betania Serang & Cilegon, supaya jangan menjadi buah cemooh bagi
lawan-lawan, jangan jadi buah cibiran bagi lawan-lawan.
“Secepatnya musa berdiri
di pintu gerbang perkemahan.”
Ini menunjukkan suatu bahwa Musa ini tanggap dan bertanggung jawab. Di dalam
tanggung jawab itu Musa berkata: “Siapa yang berpihak kepada Tuhan datanglah
kepadaku!”
Lalu
berkumpullah kepada Musa Bani Lewi, sedangkan 11 suku lainnya bertahan dengan
pendirian mereka masing-masing.
Masing-masing
kita harus:
-
Berpihak
kepada Tuhan.
-
Tidak
berpihak kepada yang lain.
-
Tidak
boleh boleh bertahan dengan pendirian yang lama.
Apalagi
seorang Imam, seorang pelayan Tuhan sudah harus terlebih dahulu berpihak kepada
Tuhan. Oleh sebab itu, kita tidak boleh kompromi dan berpihak kepada sesama,
tetapi kita harus berpihak kepada Tuhan, berpihak kepada Ibadah dan Pelayanan,
berpihak kepada penggembalaan dan segala sesuatu yang terkait dengan penggembalaan,
jangan kita kompromi, jangan kita bersehati dengan sesama untuk melawan Tuhan.
BUKTI BERPIHAK KEPADA
TUHAN.
Berkumpullah kepada Musa
seluruh Bani Lewi, artinya: Terhimpun
dalam sebuah penggembalaan yang benar dengan seorang Gembala yang baik.
Mari kita lihat contohnya di Mazmur
23; Tuhan Yesus adalah gembala yang baik itu adalah pengakuan dari Daud.
Dengan perikop: “TUHAN,
gembalaku yang baik.”
Mazmur 23:1-3
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan
aku. (23:2) Ia membaringkan
aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
(23:3) Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Daud berkata; “Tuhan adalah
gembalaku.” Perkataan ini menunjukkan bahwa Daud adalah pribadi yang
tergembala dengan baik dan benar dihadapan Gembala Agung.
Bukti Daud tergembala dengan baik:
Yang
Pertama: Daud
mengaku takkan kekurangan aku.
-
Secara Jasmani: Apa yang
di makan, di minum, dan di pakai dicukupkan oleh TUHAN.
-
Secara Rohani: Segala
kekurangan dan pelanggaran-pelanggaran yakni; segala dosa kejahatan dan
kenajisan tidak nampak lagi.
Yang
Kedua: Diberi
makan rumput dan minum air = Tidak lapar dan tidak
haus.
Dengan kata lain rasa
dahaga kita dipuaskan sama seperti perempuan Samaria di puaskan dari rasa
dahaganya, sesuai dengan Yohanes 4.
Dahulu sebelum bertemu
dengan Tuhan Yesus, sebagai Gembala Agung, Perempuan Samaria mengalami rasa
haus sehingga tidak mengalami kepuasan dalam dirinya, tidak puas dengan 5
laki-laki bahkan ditambah dengan 1 laki-laki lagi. Tetapi setelah bertemu
dengan Yesus laki-laki yang ke-7, dia dipuaskan dari rasa dahaga dan dia
mengalami hari ke-7 yaitu hari perhentian.
Inilah keuntungan kita
menjadi domba-domba yang tergembala dengan baik, baik secara jasmani maupun
rohani.
Yang
Ketiga, bagian A: Ia menyegarkan jiwaku, artinya; Sebagai Gembala
agung:
-
Tuhan sanggup
menyelesaikan masalah.
-
Tuhan sanggup
menyelesaikan segala persoalan-persoalan yang tidak mungkin bagi manusia.
Kalau masalah ini sudah selesai maka kita akan mengaku dan
berkata: “Ia menyegarkan jiwaku.”
Hanya Tuhan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita hadapi di atas
muka bumi ini, persoalan serumit apapun TUHAN mampu menyelesaikan dan TUHAN
sudah menyelesaikan persoalan-persoalan itu di atas kayu salib.
Yang Ketiga, bagian B: Ia menuntun aku di jalan
yang benar oleh karena nama-Nya → Sebagai gembala yang
baik Yesus dapat memberi contoh teladan yang baik untuk diikuti oleh
domba-domba-Nya.
Contoh teladan yang di ikuti oleh domba-domba menunjukkan bahwa
Tuhan menuntun kita semua kawanan anak domba di jalan yang benar, karena nama
Yesus melebihi dari nama segala nama, nama Yesus adalah nama yang ajaib.
Dampak positif
tergembala dengan benar dan dengan baik:
Yang pertama: Mazmur 23
Mazmur 23:4
(23:4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut
bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang
menghibur aku.
“Sekalipun aku berjalan
dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya …” Satu kali kelak dunia ini akan berada dalam lembah kekelaman,
tepatnya pada saat antikris memerintah dan berkuasa di atas muka bumi selama
3,5 tahun. Itu adalah lembah kekelaman, tetapi apabila kita tergembala dengan
baik dampak positifnya: Sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman maka tidak
akan takut bahaya, baik itu bahaya yang datang dari antikris dengan
segala aniaya kekejaman mereka.
Alasan Daud untuk mengatakan hal itu:
-
Sebab Engkau besertaku =
Senantiasa berada di dalam penyertaan dan perlindungan Tuhan.
-
Gada-Mu dan tongkat-Mu,
itulah yang menghibur aku, artinya; Firman yang dibukakan dalam terang Roh
El-kudus merupakan penghiburan.
Sesuai dengan Mazmur 9;
Berada dalam kepak sayap Allah sebagai tempat perlindungan dan sebagai tempat
perteduhan sekaligus kubu pertahanan.
Kita baca Galatia 3 dengan perikop: “Hukum taurat atau janji.”
Galatia 3:24-25
(3:24) Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus
datang, supaya kita dibenarkan karena iman. (3:25) Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada
lagi di bawah pengawasan penuntun.
Firman Tuhan adalah penuntun bagi kita sampai Tuhan Yesus datang
kembali untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Kalau
kita dituntun oleh Firman Tuhan, berarti kita semua dibenarkan karena iman,
dibenarkan oleh darah salib.
Kita beriman pada darah salib tidak kepada harta, bukan kepada
barang fana.
Singkat kata; Kalau Firman Tuhan menuntun kita berarti supaya kita
dibenarkan karena iman.
“Sekarang iman itu telah
datang, Sehingga kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun” = akil balig = dewasa rohani.
Yang kedua: Mazmur 23
Mazmur 23:4-6
(23:4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut
bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur
aku. (23:5) Engkau menyediakan
hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
pialaku penuh melimpah. (23:6)
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan
diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
“Gada-Mu dan tongkat-Mu
itulah yang menghibur aku”, artinya: Firman yang
dibukakan oleh terangnya Roh El-kudus merupakan penghiburan.
Yang kedua, bagian A:
Engkau menyediakan
hidangan bagiku, di hadapan lawanku, artinya: Tidak gentar
terhadap lawan, tidak takut dan tidak gentar terhadap musuh, sebab Tuhan
menjadikan hati kita sebagai Meja Roti Sajian Emas, sebagai tempatnya Firman
Allah.
Hati kita harus menjadi tempatnya Firman Allah.
Yang kedua, bagian B:
Engkau mengurapi
kepalaku dengan minyak, artinya: Hidup didalam
pengurapan atau berada di dalam kuasa Roh El-kudus; berada di dalam pengaruh
yang besar dari kuasa Roh El-kudus.
Yang kedua, bagian C:
Pialaku penuh melimpah, artinya: Kemenangan itu di pihak kita = menerima mahkota
kemenangan.
Sampai pada akhirnya:
a.
Kebajikan dan kemurahan
belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku, artinya: Hidup di dalam kelimpahan
kasih karunia untuk selama-lamanya.
b.
Aku akan diam dalam
rumah TUHAN sepanjang masa → Kepada suatu keadaan rohani dan tingkat ibadah yang
berada pada puncaknya.
Mari kita lihat puncak ibadah sesuai dengan nubuatan Yesaya 2, dengan perikop: “Sion sebagai pusat kerajaan damai.”
Sion sebagai pusat kerajaan damai sejahtera, Sion → Puncak ibadah.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah
TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas
bukit-bukit: segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi
serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya
Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya;
sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.”
Akan terjadi pada
hari-hari yang terakhir, apakah itu? yaitu gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak
di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit.
Jelas ini berbicara tentang puncak ibadah itulah Gunung Sion, itulah Rumah Tuhan, Rumah
Allah Yakub.
Ayat 3: Menunjukan bahwa Gunung
Sion adalah pusat kerajaan damai sejahtera. Mengapa?
-
Karena dari Sion akan keluar pengajaran. Kegunaannya:
Mengajarkan kita tentang jalan-jalan
Tuhan.
-
Firman Tuhan dari Yerusalem.
Kegunaannya: Supaya kita berjalan
menempuhnya.
Inilah jalan dari seorang imam: Menjadi pendamaian di atas muka
bumi ini atau menjadi pengantara, membawa berita damai di mana pun berada.
Penjelasan Gunung Sion lebih jelas pada Wahyu 14, dengan perikop: “Anak
Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya.”
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di Bukit Sion
dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi
mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Anak Domba berdiri di Bukit Sion bersama-sama dengan seratus empat
puluh empat ribu orang yang di tebus dari antara bumi ini: Di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya → Telah dimeteraikan
oleh Allah.
Ayat 1: Berbicara tentang Gunung Sion dan seratus empat puluh empat ribu
orang yang ditebus dari antara bumi itu adalah gambaran dari Gunung Sion. “Di dahi mereka tertulis nama –Nya dan nama
Bapa-Nya”, itu adalah meterai ALLAH Sebagai tanda milik kepunyaan Allah.
Wujud dari Gunung Sion:
Wahyu 14:3
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta
dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat
mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang
yang telah ditebus dari bumi itu.
Nyanyian baru → Doa penyembahan
Wujud dari Gunung Sion adalah doa penyembahan.
Mazmur 45:7
(45:7) Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya,
dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran. (45:8) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu
Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan,
melebihi teman-teman sekutumu. (45:9)
Segala pakaianmu berbau mur, gaharu dan cendana; dari istana gading permainan
kecapi menyukakan engkau; (45:10) di
antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu
berdiri permaisuri berpakaian emas dari Ofir.
Jadi sangat jelas tongkat kerajaan adalah tongkat kebenaran. Takhta
Allah terkait dengan tongkat kebenaran.
-
“Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan”, artinya: Tuhan menuntun kita sampai kepada kerajaan Sorga.
-
“Sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak
sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu”, yaitu mempelai Tuhan. Mahkota dari dua belas bintang di atas
kepala sebagai tanda kesukaan melebihi dari teman-teman (sekutu)
-
“Segala pakaianmu berbau mur, gaharu dan cendana”, yaitu; Doa penyembahan,
-
“Istana gading permainan kecapi menyukakan engkau”, yaitu; Mempelai perempuan
Dalam penyembahan dari pengantin mempelai perempuan, mempelai anak
domba.
Biarlah kiranya tingkat rohani kita memuncak sampai doa
penyembahan, itulah gunung Sion.
Sesibuk apapun kita di atas muka bumi ini, biarlah kiranya kita
kembali pada kandang penggembalaan dan tergembala dengan baik dan benar.
Dengan perikop: “Daud tiba
di medan pertempuran.”
1 Samuel 17:12
(17:12) Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang
bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu
telah tua dan lanjut usianya. (17:13)
Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul;
nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung,
anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama.
(17:14) Daudlah yang bungsu. Jadi
ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul.
Tiga anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti
Saul, yaitu; Eliab, Abinadab, dan Syama.
Inilah ketiga anak dari Isai yang besar-besar yang selalu pergi
berperang dan mengikuti Saul, dan Daudlah anak yang bungsu. Sementara ketiga
anak Isai yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul berperang, tetapi Daud
selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.
Sesibuk apapun di atas
muka bumi ini, ingat penggembalaan dan kembali kepada kandang penggembalaan, maka kita akan mendapatkan pemeliharaan sampai pada puncaknya
menjadi Gunung Sion, menjadi Pengantin Perempuan Mempelai Anak Domba itulah Gunung
Sion dan wujudnya hidup dalam Doa Penyembahan, dengan kata lain; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat
kepada kehendak Allah.
Inilah keuntungan dan dampak positif apabila kita tergembala
dengan baik dan benar. Apa yang dikatakan Daud pada Mazmur 23 terbukti sesuai dengan cerita hidup dari pada Daud yang
ada pada 1 Samuel 17:12-15.
Perkataan dan perbuatan Daud sama, maka perkataan dan perbuatan
kita harus sesuai, harus sinkron, Lahir dan batin. Itulah keberadaan dari Gunung
Sion yang wujudnya Doa Penyembahan, milik kepunyaan ALLAH sendiri. Haleluya …
Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment