IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15 JULI
2021
KITAB RUT
(Seri:
144)
Subtema: BERKAT
HAK KESULUNGAN
Kiranya
damai sejahtera Kristus memerintah di tengah perhimpunan ibadah kita, juga di
dalam hidup kita masing-masing pribadi lepas pribadi. Segala puji, segala hormat
hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan
Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai perjamuan suci.
Saya
tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN
yang senantiasa setia untuk ketekunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan
suci, yang digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang
dan Cilegon, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik
di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada: “Shalom”.
Selanjutnya,
mari kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya apabila Firman itu keluar, Firman
itu dibukakan sampai akhirnya meneguhkan hati kita masing-masing.
Segera
kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari STUDY
RUT, secara khusus Rut 3, dan kita masih memperhatikan ayat 14, dengan perikop:
“Rut dan Boas di tempat pengirikan”.
Rut
3:14
(3:14) Jadi berbaringlah
ia tidur di sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum
orang dapat kenal-mengenal, sebab kata Boas: "Janganlah diketahui
orang, bahwa seorang perempuan datang ke tempat pengirikan."
Rut
3:14 jelas berbicara tentang hubungan intim atau hubungan yang tidak dapat
diketahui atau tidak dapat dikenal oleh orang lain.
Kemudian,
perlu untuk kita ketahui: Rut 3:1-18 dibagi dalam 2 (dua) bagian.
-
Ayat 1-17, Rut
berbaring di kaki Boas di tempat pengirikan.
-
Ayat 8-18, Rut
memohon perlindungan dan penebusan.
Singkat
kata: Pengalaman dari suatu kehidupan yang ditebus itu, kedudukannya ada dalam
tanda hubungan intim atau dalam hubungan yang tidak dapat diketahui oleh orang
lain, disebut juga dengan “nyanyian baru”, sebagaimana kita temukan di dalam
Wahyu 14.
Kita
akan memperhatikan Wahyu 14, dengan perikop: “Anak Domba dan
pengikut-Nya yang ditebus-Nya, itulah kehidupan yang ditebus dari atas muka
bumi.
Wahyu
14:1
(14:1) Dan aku
melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama
dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka
tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Anak
Domba berdiri di bukit Sion bersama-sama dengan 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang telah ditebus dari bumi ini.
Mari
kita langsung melihat ayat 3.
Wahyu
14:3
(14:3) Mereka menyanyikan
suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan
tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu
selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus
dari bumi itu.
144.000
(seratus empat puluh empat ribu) orang yang telah ditebus menyanyikan suatu
nyanyian baru. Kemudian, tidak ada seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian
itu, selain 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang telah ditebus
dari bumi.
Pendeknya:
144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang telah ditebus tersebut ada
dalam hubungan intim, hubungan dalam nikah yang suci.
Kita
hubungkan di dalam Yesaya 28.
Yesaya
28:11-12
(28:11) Sungguh,
oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa
asing akan berbicara kepada bangsa ini (28:12) Dia yang telah
berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah
perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!"
Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.
Logat ganjil atau bahasa asing disebut juga dengan
“nyanyian baru” yang tidak dapat dipelajari, yang tidak dapat diketahui oleh
orang lain, kecuali oleh orang itu sendiri dengan TUHAN.
Kemudian,
logat ganjil maupun bahasa asing (bahasa Roh) atau hubungan intim (nyanyian baru), hal itu merupakan hari perhentian dan tempat
peristirahatan bagi orang yang lelah.
Yang
melelahkan orang, antara lain:
-
Banyak menghadapi persoalan, banyak
menghadapi pergumulan di dalam hidup, bahkan dihimpit oleh kesulitan-kesulitan.
-
Sibuk dengan segudang kegiatan dan sibuk
dengan segala aktivitas-aktivitas secara lahiriah di dunia ini.
-
Juga disebabkan oleh dosa dan pelanggaran-pelanggaran
manusia itu sendiri.
Sebagaimana
dengan Rut, orang Moab -- bangsa yang tidak mengenal Allah Abraham Ishak dan
Yakub --, dahulu ia hidup dalam noda kekafiran, yakni:
1.
Hidup dalam penyembahan berhala.
2.
Hidup dalam kenajisannya.
Inilah
dua perkara yang sangat melelahkan orang kafir (bangsa yang tidak mengenal Allah
Abraham Ishak dan Yakub).
SEBAGAI
CONTOH.
Yesaya
28:12-13
(28:12) Dia yang
telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah
perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka
tidak mau mendengarkan. (28:13) Maka mereka akan mendengarkan firman
TUHAN yang begini: "Harus ini harus itu, mesti begini
mesti begitu, tambah ini tambah itu!" supaya dalam
berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan.
Inilah
yang terjadi kalau seseorang tidak memiliki hari perhentian, yaitu akan
mengikuti banyak sekali peraturan-peraturan, terikat dengan banyaknya
peraturan-peraturan yang berlaku di dunia ini.
“Harus
ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!” = Terikat
dengan banyaknya peraturan-peraturan di dunia ini.
Sekali
lagi saya sampaikan: Orang yang tidak memiliki tempat perhentian, maka ia akan
mendengarkan dan akan terikat dengan perintah dan peraturan-peraturan yang ada
di dunia ini, dengan lain kata; kepadanya akan ditambahkan peraturan-peraturan
di dunia ini. Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini
tambah itu! Justru sebenarnya, dengan peraturan-peraturan semacam inilah
yang akan melelahkan orang.
Resiko
terikat dengan banyaknya peraturan-peraturan secara lahiriah, di sini kita
perhatikan: “ ... supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga
luka, tertangkap dan tertawan.”
Supaya
dalam berjalan mereka jatuh telentang = Tersandung.
Kalau terikat dengan peraturan-peraturan di dunia ini, pada akhirnya akan lelah
dan tersandung, sehingga akibatnya ialah:
Yang
Pertama: Luka, berarti; menderita dan sakit. Hati-hati; hari-hari
ini banyak orang menderita dan sakit = luka. Dan orang yang panik, orang yang
pikirannya tidak tenang, orang yang pikirannya tidak jernih -- itulah gambaran
dari kehidupan manusia duniawi --, maka ia akan bergantung kepada
pertolongan-pertolongan yang datang dari dunia, bukan datang dari TUHAN.
Lihatlah
Covid-19, ditambah lagi dengan varian Beta, varian Delta yang begitu ganas,
yang mengguncang dunia dan orang-orang (penghuni) dunia. Dan tidak sedikit
orang yang luka atau menderita sakit oleh karena Covid-19 dan varian-varian
yang ganas itu, bahkan banyak juga orang terguncang sehingga lebih mengandalkan
manusia dan kekuatannya, dan akhirnya meninggalkan TUHAN.
Hati-hati
saat luka, hati-hati saat menderita sakit. Ketika orang tertekan dan lelah, maka
orang bisa lupa dan meninggalkan TUHAN; hati-hati.
Yang
Kedua: Tertangkap dan tertawan à Perhentian Babel.
Perhentian Babel bukan merupakan perhentian yang dikehendaki oleh TUHAN. Kalau perhentian
yang dikehendaki oleh TUHAN, persis seperti 144.000 (seratus empat puluh empat
ribu) orang yang telah ditebus dari bumi; mereka itu menyanyikan suatu nyanyian
baru di hadapan Allah, bahkan di depan 24 (dua puluh empat) tua-tua dan 4
(empat) makhluk, tetapi nyanyian itu tidak dapat dipelajari oleh siapapun,
termasuk tua-tua dan 4 (empat) makhluk yang ada di dalam sorga, kecuali orang
itu dengan TUHAN-- inilah perhentian yang TUHAN mau --, sehingga kita tidak
mengalami kelelahan.
Oleh
sebab itu, kita patut bersyukur dan berterima kasih sedalam-dalamnya kepada
TUHAN kita, Yesus Kristus, sebab Dialah Kepala yang memenuhi segala sesuatunya,
serta memberi ibadah pelayanan ini sebagai tempat perhentian bagi kita, dan
puncaknya adalah hubungan intim atau nyanyian baru dalam penyembahan dan
penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah. Kita patut
bersyukur dan berterima kasih kepada Dia, TUHAN kita, Yesus Kristus, sebab
Dialah Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga; Dialah yang memberikan ibadah
pelayanan ini sebagai tempat perhentian bagi kita, yang memuncak sampai kepada
hubungan intim lewat doa penyembahan atau penyerahan diri sepenuhnya untuk taat
kepada kehendak Allah.
Kembali
kita memperhatikan Wahyu 14.
Wahyu
14:3
(14:3) Mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat
makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari
nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang
yang telah ditebus dari bumi itu.
Nyanyian
baru itu tidak dapat dipelajari oleh siapapun, termasuk 24 (dua puluh empat)
tua-tua dan 4 (empat) makhluk, kecuali orang itu dengan TUHAN; inilah yang
disebut hubungan intim = logat ganjil atau bahasa asing atau bahasa Roh.
Sekarang,
kita akan melihat; CIRI-CIRI HIDUP DALAM NYANYIAN BARU (HUBUNGAN INTIM).
Wahyu
14:4
(14:4) Mereka
adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan,
karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang
mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara
manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Ciri-cirinya:
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan.
Perempuan-perempuan
di sini adalah dua perempuan -- yang nakal dan licik -- dalam Kitab Wahyu, yaitu:
1.
Perempuan Izebel.
2.
Perempuan Babel.
Kedua
perempuan ini bukanlah perempuan biasa, karena kedua perempuan ini adalah perempuan
yang tidak tunduk kepada Mempelai Laki-Laki Sorgawi, dan hal itu dapat
dibuktikan dengan ajaran yang mereka miliki, yaitu ajaran yang tidak sehat,
yang diajarkan kepada banyak orang, termasuk kepada hamba-hamba TUHAN.
Pada
minggu yang lalu, kita sudah melihat ajaran dari Izebel yang begitu licik
karena perkataannya sangat licin, sehingga memperdayakan hamba-hamba TUHAN dan
nabi-nabi TUHAN;
-
untuk berbuat zinah,
-
dan untuk makan persembahan-persembahan
berhala.
Hal
ini sesuai dengan Wahyu 2:20, dan kisahnya dapat ditelusuri pada 1 Raja-Raja
16:31-33, 1 Raja-Raja 18:17-24.
Sekarang,
tibalah saatnya untuk memperhatikan penjelasan tentang perempuan yang kedua,
itulah PEREMPUAN BABEL.
Mari
kita simak Wahyu 18, dengan perikop: “Jatuhnya Babel”
Wahyu
18:2
(18:2) Dan ia
berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel,
kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat
bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang
najis dan yang dibenci,
Babel
adalah tempat bersembunyi semua roh
najis dan tempat segala burung yang
najis.
Wahyu
18:3
(18:3) karena semua
bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi
telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah
menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Semua
bangsa dan raja-raja di bumi telah
berlaku cabul karena melacur terhadap perempuan Babel tersebut, termasuk pedagang-pedagang di bumi telah menjadi
kaya oleh karena kelimpahan hawa nafsu dari perempuan Babel tersebut.
Jadi,
sudah sangat jelas; Babel itu adalah tempat bersembunyi semua roh najis dan
tempat segala burung-burung yang najis.
Kemudian,
lebih jauh kita melihat tentang “perempuan Babel” di dalam Wahyu 17, dengan
perikop: “Penghakiman atas Babel”
Wahyu
17:1-2
(17:1) Lalu
datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan
itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu
putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
(17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul,
dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."
Lalu
datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan
berkata kepadaku (kepada Rasul Yohanes). Perkataan dari 7 (tujuh) malaikat
yang membawa 7 (tujuh) cawan murka Allah itu harus dipercaya, karena 7 (tujuh) malaikat
yang membawa 7 (tujuh) cawan murka Allah itu adalah malaikat-malaikat yang
dipercaya. Maka, malaikat sidang jemaat (gembala sidang, pemimpin-pemimpin rohani)
harus membawa berita yang dapat dipercaya oleh sidang jemaat (umat TUHAN).
Selanjutnya 7 (tujuh) malaikat yang membawa 7
(tujuh) cawan murka Allah itu berkata: “Mari ke sini,
aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat
yang banyak airnya. Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan
penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya.”
Jadi,
yang ditunjukkan oleh 7 (tujuh) malaikat kepada Rasul Yohanes ialah perempuan
Babel disebut juga pelacur besar duduk di tempat yang banyak airnya. Buktinya
ialah raja-raja dan penghuni-penghuni bumi telah menjadi najis, sebab mabuk
oleh anggur percabulan perempuan Babel itu.
Inilah
yang ditunjukkan (diperlihatkan) oleh 7 (tujuh) malaikat yang membawa 7 (tujuh)
cawan murka Allah kepada Rasul Yohanes. Maka, ini juga harus menjadi pusat
perhatian kita dan jangan dianggap enteng, sebab banyak orang Kristen
menganggap enteng ibadah dan pelayanan, tidak peduli dengan ibadah dan
pelayanan yang murni.
Wahyu
17:3
(17:3) Dalam roh
aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk
di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama
hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
Singkatnya:
Perempuan Babel duduk di atas binatang yang merah ungu yang penuh tertulis
dengan nama-nama hujat, kemudian binatang
itu mempunyai 7 (tujuh) kepala dan 10
(sepuluh) tanduk.
Intinya:
Perempuan Babel atau pelacur besar itu menunggangi antikris, dengan kata lain;
antikris ditunggangi oleh roh Babel. Itulah sebabnya, penghuni bumi datang
untuk mencari nama sendiri, bukan untuk mencari TUHAN, sekalipun ada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Berbeda
dengan gereja Rut di hari-hari terakhir ini, yang digambarkan seperti 144.000
(seratus empat puluh empat ribu) orang yang telah ditebus dari bumi; ibadah
mereka memuncak sampai gunung Sion, itulah hubungan intim, nyanyian baru, nyanyian
yang tidak dapat dipelajari oleh orang lain lewat doa penyembahan, itulah
penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, itulah puncak
gunung Sion.
Tetapi
penghuni bumi yang berlaku cabul dengan perempuan cabul ini datang di tengah
ibadah bukan untuk mencari TUHAN, melainkan mencari nama sendiri; inilah ibadah
yang mencari keuntungan.
Hati-hati,
jangan sampai kita ditunggangi oleh roh antikris. Biarlah TUHAN yang
menunggangi kita, berarti; dari ujung rambut sampai ujung kaki ditandai dengan berdarah-darah
(berlumuran darah), inilah ibadah yang murni.
Wahyu
17:4-5
(17:4) Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas,
permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian
dan kenajisan percabulannya. (17:5) Dan pada dahinya tertulis
suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur
dan dari kekejian bumi."
Perempuan
Babel atau pelacur besar disebutlah:
1.
Ibu dari
wanita-wanita (gereja-gereja) pelacur.
2.
Ibu dari
kekejian bumi.
Mengapa
dua julukan itu disematkan kepada perempuan Babel? Sebab, di tangan perempuan
Babel terdapat suatu cawan berisi penuh dengan:
1.
Kenajisan percabulan.
2.
Segala kekejian.
Itulah
sebabnya, julukannya adalah;
-
Ibu dari
wanita-wanita (gereja-gereja) pelacur, sebab mereka datang di tengah ibadah
untuk mencari nama, bukan mencari TUHAN = kenajisan percabulan.
-
Ibu dari
kekejian bumi,
sebab di tangan perempuan Babel itu terdapat suatu cawan berisi penuh dengan
segala kekejian.
Selanjutnya,
saya akan mengajak saudara untuk melihat lebih dalam lagi tentang “dua perkara”
tersebut sebagai isi penuh dari cawan emas yang ada di tangan perempuan Babel
itu.
Tentang:
KENAJISAN PERCABULAN.
Wahyu
14:8
(14:8) Dan
seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah
rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala
bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."
Perempuan
Babel (pelacur besar) itu telah memabukkan penghuni bumi, itulah segala bangsa,
bahkan raja-raja, dengan anggur hawa nafsu cabulnya.
Hati-hati;
tidak semua tempat peribadatan itu disebut kota Yerusalem, tidak semua tempat
peribadatan itu adalah kota kudus, tempat keramaian Allah (kota besar), tetapi
bisa saja itu adalah keramaian kota dari pelacur besar (perempuan Babel). Oleh
sebab itu, hati-hati di dalam memasuki sebuah pertemuan ibadah.
Bukan
saja sidang jemaat di dalam penggembalaan GPT “BETANIA”, tetapi umat TUHAN seantero dunia ini,
baik di dalam maupun di luar negeri yang sedang menyaksikan pemberitaan Firman
lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda
berada, perhatikanlah apa yang saya sampaikan: Tidak semua kota besar adalah
kota Allah yang kudus, tetapi bisa saja itu menjadi tempatnya pelacur besar
dari perempuan Babel.
Kalau
kita datang beribadah hanya untuk mencari nama (popularitas), itu adalah kota
pelacur dari perempuan Babel. Tetapi kalau kita di tengah kota kudus (kota
Allah), maka ibadah itu akan memuncak sampai ke gunung Sion, di mana wujudnya
adalah hubungan intim, lewat doa penyembahan. Jadi, hati-hati; saudara sudah
harus semakin bijaksana dan semakin dewasa di dalam mengikuti sebuah
peribadatan atau keramaian kota.
Ibrani
12:16
(12:16) Janganlah
ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah
seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring
makanan.
Menjual
hak kesulungan, yakni ibadah dan pelayanan, hanya demi sepiring makanan,
tepatnya demi semangkok kacang merah, dengan lain kata; meninggalkan ibadah
pelayanan demi sesuap nasi, itulah yang disebut perbuatan cabul, disebut juga dengan nafsu yang rendah, seperti
Esau.
Sekarang,
mari kita perhatikan Kejadian 25, dengan perikop: “Esau dan Yakub”
Kejadian
25:29
(25:29) Pada
suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah
dari padang.
Perhatikan
kalimat: Lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang.
Lelah,
menunjukkan bahwasanya Esau tidak menghargai, bahkan tidak memiliki hari
perhentian (ibadah dan pelayanan).
Kejadian
25:30
(25:30) Kata Esau
kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang
merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya
disebutkan Edom.
Esau
disebut juga dengan Edom. Sedangkan Edom, artinya; lelah.
Kemudian,
orang yang tidak memiliki hari perhentian, tidak menghargai ibadah dan
pelayanan, maka mata hatinya senantiasa selalu tertuju kepada perkara-perkara
di bawah (perkara lahiriah, perkara duniawi), terikat dengan segudang kesibukan
di atas muka bumi ini; itulah yang melelahkan orang. Ditambah lagi dengan dosa
dan pelanggaran yang diperbuatnya, itulah yang melelahkan orang, sehingga
disebutlah dia “Edom”.
Jangan
miliki roh Edom, jangan mau dilelahkan oleh segudang kesibukan di dunia ini,
apapun yang terjadi. Oleh sebab itu, hati-hati dengan kedudukan, jabatan,
pangkat yang tinggi, dan kesibukan-kesibukan yang lain di atas muka bumi ini.
Kejadian
25:31-32
(25:31) Tetapi
kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
(25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya
bagiku hak kesulungan itu?"
Orang
yang tidak menghargai hak kesulungan, tidak menghargai ibadah dan pelayanan
sebagai hak kesulungan, maka umurnya pendek. Artinya; tidak memiliki hidup
kekal, tidak memiliki umur panjang, tidak lanjut usia.
Saudara
pilih mana; mau umur pendek atau mau umur panjang (lanjut usia)? Tetapi saya
mendambakan hidup kekal, umur panjang, lanjut usia.
Kejadian
25:33-34
(25:33) Kata
Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada
Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. (25:34) Lalu Yakub
memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum,
lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Akhirnya,
di sini kita melihat; Esau menjual hak kesulungannya demi semangkok sop kacang
merah; menjual ibadah dan pelayanan demi sesuap nasi.
Padahal,
kita mengetahui dengan jelas, Yesus berkata kepada Iblis atau Satan: Manusia hidup bukan dari roti (makanan) saja,
tetapi dari setiap perkataan-perkataan yang keluar dari mulut Allah,
itulah Firman Allah yang tertulis dalam Kitab Suci, dari kitab Kejadian sampai
kitab Wahyu.
Mengapa
Esau menjual hak kesulungan? Jawabnya: Karena Esau memandang ringan, menganggap
enteng ibadah pelayanan atau hari perhentian.
Kalau
hak kesulungan atau ibadah pelayanan -- sebagai hari perhentian -- dipandang
ringan, maka perkara lahiriah akan dipandang lebih besar. Sebaliknya, jikalau
ibadah dan pelayanan itu jauh lebih besar dan berharga, maka tentu saja perkara
lahiriah akan terlalu ringan dan tidak terlalu besar.
Jadi,
tabiat dari Esau bertolak belakang dengan tabiat Rasul Paulus setelah ia
menerima jabatan rasul. Setelah dia memiliki Kristus, hari perhentian, hak
kesulungan (milik pusaka), maka 7 (tujuh) perkara secara lahiriah yang dahulu
dianggap menjadi kebanggaan, akhirnya dianggap sampah, setelah dia memiliki
Kristus (hari perhentian, hak kesulungan, milik pusaka yang harus kita miliki
di atas muka bumi ini).
Kita
kembali untuk memperhatikan lebih dalam lagi, untuk melihat “orang yang
dikuasai orang roh cabul”, di dalam Kejadian 27.
Kejadian
27:15
(27:15) Kemudian
Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya,
pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub,
anak bungsunya.
Jubah
yang maha indah milik Esau disimpannya di rumah.
Jubah yang maha indah à Jabatan-jabatan
Roh-El Kudus dan karunia-karunia Roh-El Kudus, yang disebut juga; harta yang
indah.
Jika
seorang pelayan TUHAN, seorang imam, seorang hamba TUHAN, atau siapapun dia,
jika dia menganggap ringan hak kesulungan, maka otomatis ia tidak akan menghargai
jabatan-jabatan Roh El Kudus, ia tidak akan pernah menghargai karunia-karunia
Roh-El Kudus. Percayalah.
Saya
ini seorang hamba TUHAN, kepada saya telah
dikaruniakan atau dipercayakan jabatan gembala, meterainya adalah sidang jemaat
yang TUHAN percayakan dalam penggembalaan GPT “BETANIA”. TUHAN juga percayakan karunia-karunia Roh
Kudus; mengajar, memimpin pujian, dan lain sebagainya, yang seyogianya harus
saya hargai di hadapan TUHAN.
Jadi,
imam-imam sudah seharusnya menghargai karunia-karunia Roh-El Kudus yang
dipercayakan oleh TUHAN, serta menghargai jabatan-jabatan yang TUHAN
percayakan.
Sedikit
saya berikan gambaran, sebab terkadang orang keliru di dalam memandang seorang
hamba TUHAN; maka ,supaya jangan kita keliru di dalam memandang seorang hamba
TUHAN di tengah ibadah dan pelayanannya, saya berikan dulu sedikit gambarannya,
dari Matius 7, dengan perikop: “Hal pengajaran yang sesat”
Matius
7:15
(7:15)
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan
menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi
palsu adalah serigala berbulu domba.
Mari
kita lihat kegiatan mereka di dalam ayat 22.
Matius
7:22
(7:22) Pada hari
terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat
demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat
demi nama-Mu juga?
Kegiatan
nabi-nabi palsu adalah mengadakan 3 (tiga) perkara ajaib:
1.
Bernubuat demi nama TUHAN.
2.
Mengusir Setan demi nama TUHAN.
3.
Mengadakan banyak mujizat demi nama TUHAN.
Tiga
perkara ajaib ini semuanya dilakukan "demi nama TUHAN"
Namun
persoalannya adalah; apakah karunia-karunia yang dipercayakan kepada nabi-nabi
palsu (guru-guru palsu) pemimpin rohani palsu ini dihargai oleh mereka? Apakah
setelah melakukan 3 (tiga) perkara ajaib “demi nama TUHAN” lalu disebutlah
mereka itu menghargai jabatan-jabatan Roh-El Kudus atau karunia-karunia Roh-El
Kudus? Belum tentu.
Sebab,
pada ayat 23 dikatakan ...
Matius
7:23
(7:23) Pada
waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Pada
hari TUHAN, TUHAN akan berkata kepada mereka: “Aku tidak pernah mengenal
kamu!” Berarti, tidak masuk dalam
bilangan TUHAN, nama mereka tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba
yang telah disembelih.
Selanjutnya,
pada hari TUHAN, Ia berkata kepada mereka: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!” Jadi, awalnya mereka memang ada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan, ada di dalam Sorga, tetapi akhirnya mereka
terusir dari tengah-tengah ibadah pelayanan. Terusir, berarti; tidak mendapat
bagian untuk masuk Kerajaan Sorga, mengapa? Jelas, karena mereka adalah
pembuat kejahatan. Mereka itu tidak menghargai karunia-karunia Roh-El Kudus, tidak
menghargai jabatan-jabatan Roh-El Kudus.
Mengapa
saya katakan mereka tidak menghargai karunia-karunia Roh-El Kudus dan tidak
menghargai jabatan-jabatan Roh-El Kudus? Mari kita lihat pada ayat 21.
Matius
7:21
(7:21) Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga.
Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku, bukan setiap pelayan TUHAN, hamba
TUHAN yang melakukan 3 (tiga) perkara ajaib dengan berseru "demi nama
TUHAN" akan masuk Kerajaan Sorga. Jadi, bukan dilihat dari seruan yang
keluar dari mulut, tetapi dia yang melakukan kehendak Allah Bapa di sorga, sama
seperti Yesus, Anak Allah; dari sorga, Dia tinggalkan kemuliaan-Nya turun ke
bumi, lalu mati di atas kayu salib = minum cawan Allah, artinya; menanggung
penderitaan karena dosa manusia, sehingga dengan demikian, kehendak Allah
terlaksana oleh-Nya.
Yesus,
Anak Allah, Dia adalah hamba TUHAN yang diutus, sesuai dengan nubuatan Yesaya;
Dia sangat memperhatikan orang-orang yang sakit, orang-orang yang terhilang.
Itu sebabnya, Yesaya kembali menggambarkan pribadi Yesus, sebagai hamba TUHAN,
sebagaimana dikatakan: Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya,
dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.
Bangsa
yang tidak mengenal Allah akan berakhir dengan kematian, tetapi Yesus Kristus
datang untuk menyelamatkan manusia berdosa, dengan demikian; kehendak Allah
terlaksana.Inilah kehidupan hamba TUHAN yang menghargai karunia-karunia Roh-El
Kudus dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus.
Tetapi
Esau tidak menghargai karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus, dia
justru menyimpan jubah yang maha indah itu di rumahnya, sebab dia tidak
menghargai hak kesulungan, ibadah dan pelayanan sebagai hari perhentian?
Nabi-nabi
palsu (guru-guru palsu) ada di tengah-tengah ibadah pelayanan hanya untuk
mencari nama, bukan untuk mencari TUHAN; mereka hanya untuk mencari keuntungan,
bukan untuk mencari nama TUHAN. Sama
seperti menara Babel; mereka membangun menara yang tingginya sampai ke langit,
tetapi hanya untuk mencari nama, bukan untuk mencari TUHAN.
Kalau
kita datang di tengah ibadah untuk mencari TUHAN, maka ibadah ini seyogianya
dibawa sampai kepada puncaknya, itulah gunung Sion, di mana wujudnya adalah
hubungan intim, lewat doa penyembahan, itulah penyerahan diri sepenuhnya untuk
taat kepada kehendak Allah.
Biarlah
kita datang di tengah perhimpunan ibadah ini adalah untuk mencari nama TUHAN.
Sekarang,
mari kita bandingkan dengan PELAYANAN RASUL PAULUS.
1
Korintus 6:12A
(6:12) Segala
sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu
halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.
Rasul
Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: “Segala sesuatu halal bagiku,
tetapi bukan semuanya berguna.”
Kalau
punya laptop, punya smartphone, itu sah-sah saja dan itu halal, tetapi apakah
semuanya yang kita miliki itu berguna untuk kemuliaan TUHAN?
1
Korintus 6:12B
(6:12) Segala
sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal
bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.
Rasul
Paulus berkata kembali: “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak
membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.” Pendeknya; Rasul Paulus
tidak berlaku cabul, tidak melacur kepada segala sesuatu yang dia punya.
1
Korintus 6:13A
(6:13) Makanan
adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan
dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk
Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
Lihat:
“Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan”, semua orang harus
tahu hal ini.
Tetapi,
kita juga harus tahu; baik makanan, maupun perut, suatu kali nanti akan berlalu,
yang lahiriah ini juga nanti akan berlalu.
Jadi,
jangan sampai kita melayani karena perut, jangan sampai kita melayani karena
makanan, sebab kedua-duanya itu nanti akan berlalu.
Dalam
Filipi 3:19 dikatakan: Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah
perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata
tertuju kepada perkara duniawi, perkara lahiriah, perkara di bawah. Itulah
orang-orang yang mempertuhankan perut; mata hati mereka, pikiran mereka senantiasa
tertuju kepada perkara duniawi, perkara lahiriah, perkara di bawah ini, dan
itulah yang melelahkan mereka.
1
Korintus 6:13B
(6:13) Makanan
adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan
dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk
Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
Tetapi
tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Oleh sebab
itu, kita datang di tengah ibadah pelayanan ini adalah untuk mencari nama
TUHAN, membangun hidup rohani kita sampai kepada puncaknya, itulah gunung Sion,
di mana wujudnya adalah hubungan intim, nyanyian baru, lewat doa penyembahan,
yakni penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
1
Korintus 6:13B-14
(6:13) Makanan
adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan
dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk
Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. (6:14) Allah, yang membangkitkan
Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.
Biarlah
kita berada di tengah ibadah pelayanan ini dalam suasana kebangkitan, setelah
mengalami pengalaman kematian; inilah suasana kebangkitan yang benar.
Jadi,
berbanding terbalik antara hidup Esau dengan hidup Rasul Paulus.
1
Korintus 6:15
(6:15) Tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah
anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!
Perlu
untuk diketahui bersama-sama: TUHAN menciptakan manusia bukan untuk percabulan,
melainkan sebagai tempat untuk meletakkan Kepala. Sekalipun anggota itu banyak
dan berbeda-beda, tetapi merupakan satu kesatuan tubuh Kristus untuk meletakkan
Kepala, sebab Yesus Kristus adalah Kepala.
Dalam
Efesus 1:22 dikatakan: Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di
bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala
dari segala yang ada. Jadi, Allah telah memberikan Kristus kepada sidang
jemaat, sebagai Kepala. Oleh sebab itu, biarlah kita menempatkan Kristus sebagai
Kepala.
Lalu
Efesus 1:23 mengatakan: Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan
Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Kembali
kita membaca 1 Korintus 6.
1
Korintus 6:16-17
(6:16) Atau
tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul,
menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan
menjadi satu daging." (6:17) Tetapi siapa yang mengikatkan
dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
Atau
tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul,
menjadi satu tubuh dengan dia? Siapa yang mengikatkan dirinya dengan
perempuan Babel, maka menjadi satu tubuh dengan perempuan Babel. Sebab,
demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." Sebaliknya,
siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
Maka,
kalau Roh Allah menguasai kehidupan kita, menguasai roh kita, maka roh kita
akan berseru kepada Allah: “Ya Abba, Ya Bapa” Di dalam penyembahan itu,
senantiasa bergantung kepada kemurahan hati TUHAN sebagai Bapa, sebab “Abba”,
artinya; Bapa yang baik, Bapa yang memelihara kehidupan kita semua. Itulah
Rasul Paulus; Roh Allah menguasai roh Rasul Paulus, dan oleh roh itu juga ia
berseru: “Ya Abba, Ya Bapa”.
TUHAN
adalah Bapa yang baik, Bapa yang memelihara anak-anaknya.
-
Bapa yang baik tidak akan memberikan batu,
jikalau anak-Nya meminta roti. Yesus adalah roti
hidup, sebab Dia telah memecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib,
sehingga kita hidup. Berbeda dengan zaman batu, zaman hukum Taurat: Setiap
orang yang berbuat dosa, maka ia akan dirajam, dilempari batu sampai mati.
Jadi, setiap orang yang hidup di bawah hukum Taurat, maka ia tidak akan
mendapat pengampunan. Jadi, sudah sangat
jelas; TUHAN adalah Bapa yang baik.
-
Kemudian, Bapa yang baik tidak akan
memberikan ular, apabila anak-Nya meminta ikan. Oleh kemurahan TUHAN,
kita semua ada di dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus, kita ada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan; itu artinya, kita ada di dalam pimpinan
dari Roh Kudus, bukan pimpinan Setan (ular). Ikan adalah gambaran dari Allah
Roh-El Kudus.
1
Korintus 6:18
(6:18) Jauhkanlah
dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi
di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa
terhadap dirinya sendiri.
Jauhkanlah
dirimu dari percabulan! Kemudian, di sini dikatakan: Setiap
dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang
melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Upah dosa adalah
maut.
Jangan
kita membawa diri kepada maut hanya karena dosa percabulan; melacur kepada
hal-hal yang lahiriah, menganggap ringan hak kesulungan, sebab itu adalah
perbuatan cabul.
Mari
kita perhatikan 1 Korintus 10:8, dengan perikop: “Israel adalah suatu
peringatan” Israel adalah suatu peringatan bagi kita semua; jelas,
keselamatan itu datangnya dari Israel.
1
Korintus 10:8
(10:8) Janganlah
kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari
mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
Kalau
seseorang melakukan suatu kesalahan, itu terjadi di luar dirinya sendiri; tetapi
orang yang melakukan percabulan, ia berdosa terhadap dirinya sendiri, dan upah
dosa adalah maut.
Sama
seperti rombongan jemaat yang dipimpin Musa di padang gurun; oleh karena
percabulan mereka, dalam satu hari, tewaslah 23.000 (dua puluh tiga ribu) orang.
Demikian juga dengan Esau; ia tidak masuk sorga.
Ibrani
12:17
(12:17) Sebab
kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak,
sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia
mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Ketika
Esau hendak menerima berkat yang satu itu, ia ditolak. Berkat dari hak
kesulungan adalah Kerajaan Sorga; berarti, Esau ditolak untuk masuk dalam
Kerajaan Sorga, mengapa? Sebab dia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki
kelakuannya, tidak ada kesempatan untuk bertobat. Kesempatan hanya datang satu
kali untuk berada di tengah ibadah dan pelayanan. Akhirnya, Esau pun binasa, karena bagi dia
tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat.
Hari-hari
ini adalah hari-hari terakhir, karena hari-hari ini adalah hari yang jahat, di
mana kasih sudah semakin dingin. Ada orang sakit, namun dibiarkan begitu saja,
tidak diurus, tidak diperhatikan, sehingga banyak mayat bergelimpangan seperti
mayat-mayat yang bergelimpangan di padang gurun.
Hari-hari
ini adalah hari-hari yang jahat. Orang tidak peduli dengan orang yang susah,
dengan orang yang sakit, dengan orang yang menderita. Bayangkan, tabung gas
saja dikorupsi, tempat penginapan saja ada yang dikorupsi seperti yang saya
tonton di televisi. Ini adalah hari-hari yang jahat, sebab kasih sudah semakin
dingin; oleh sebab itu, manfaatkan kesempatan yang ada untuk berada di tengah
ibadah dan pelayanan, itulah hak kesulungan sebagai tempat perhentian bagi kita
semua.
Supaya
kita lepas dari kebinasaan seperti kebinasaan dari pada Esau, mari kita lihat
JALAN KELUARNYA.
1
Korintus 6:18A
(6:18) Jauhkanlah
dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di
luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya
sendiri.
Jalan
keluarnya: Jauhkanlah dirimu dari percabulan!
1
Korintus 6:19-20
(6:19) Atau
tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam
kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik
kamu sendiri? (6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Wujud
menjauhkan diri dari percabulan adalah muliakanlah Allah dengan tubuhmu.
Mengapa? Karena kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. -- Hal ini
juga ditulis oleh Rasul Petrus dalam 1
Petrus 2:18-19. --
Inilah
yang harus kita lakukan di hari-hari terakhir ini, yaitu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu, karena kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.
Darah-Nya tercurah atas kita di atas kayu salib di bukit Golgota. Kita dibeli
(ditebus) bukan dengan barang yang fana -- yaitu harta, kekayaan, uang yang
banyak, kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi --, bukan juga dengan batangan
emas dan perak, apa buktinya? Buktinya; orang yang punya pangkat
kedudukan jabatan yang tinggi juga mati. Orang yang punya uang banyak juga mati
begitu saja, seperti ayam potong, di hari-hari terakhir ini.
Jadi,
sudah sangat jelas; kita ini adalah milik TUHAN, oleh sebab itu; muliakanlah
Allah dengan tubuhmu. Kita sudah dibeli dan harganya sudah lunas di bayar.
Di atas kayu salib, darah-Nya tercurah bagi kita semua. Inilah yang harus kita
lakukan, dan juga yang telah dilakukan oleh Yakub, adik Esau.
Mari
kita lihat pribadi Yakub yang berganti nama “Israel”. Kita ini adalah Israel
rohani. Jadi, inilah yang harus kita lakukan, yaitu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu.
Kita
akan memetik suatu pelajaran yang manis dari pribadi Yakub, seorang muda yang
betul-betul memuliakan TUHAN dengan tubuhnya, pada Kejadian 27, dengan perikop: “Yakub diberkati Ishak sebagai anak
sulung”
Kejadian
27:8-9
(27:8) Maka
sekarang, anakku, dengarkanlah perkataanku seperti yang kuperintahkan kepadamu.
(27:9) Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua
anak kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak
bagi ayahmu, seperti yang digemarinya.
Yakub
terlebih dahulu mendengarkan perkataan Ribka, ibunya, di mana dia harus
mengambil 2 (dua) anak kambing untuk selanjutnya diolah, lalu dibawa kepada
Ishak, ayahnya, untuk mendapatkan berkat.
Saya
teringat dengan 2 (dua) anak Zebedeus, yaitu Yakobus dan Petrus, yang
menginginkan berkat hak kesulungan, itulah Kerajaan Sorga, dalam Injil Matius 20. Lalu, ibu dari anak-anak
Zebedeus ini berkata kepada Yesus, supaya kedua anaknya itu kelak boleh duduk
di dalam Kerajaan Sorga, mendapatkan berkat dari hak kesulungan, tetapi dia
tidak mengerti caranya.
Yang
benar adalah Yakub harus mengambil 2 (dua) anak kambing untuk selanjutnya
diolah oleh Ribka, ibunya.
Anak
kambing yang diolah harus dipersembahkan kepada TUHAN di hari-hari terakhir ini.
-
Anak kambing yang pertama dipersembahkan
pada waktu pagi untuk siang hari. Jadi, tanda darah, tanda korban itu harus ada.
-
Anak kambing yang kedua dipersembahkan
pada waktu petang untuk malam hari. Jadi, tanda darah juga harus terjadi,
sampai pada puncak kegelapan itu terjadi.
Jangan
kita hanya korban (ada tanda darah) pada siang hari,
tetapi pada malam hari juga harus ada korban.
Jadi,
untuk mendapatkan Kerajaan Sorga sebagai berkat dari hak kesulungan, tidak
seperti cara dari pada ibu dari anak-anak Zebedeus.
Ini
adalah pelajaran yang harus kita petik dari kisah Yakub ini, yaitu membawa 2
(dua) anak kambing.
-
Anak kambing yang pertama dipersembahkan pada waktu pagi untuk siang hari; harus ada
tanda darah.
-
Anak kambing yang kedua dipersembahkan pada waktu petang untuk gelap malam
(puncaknya dosa); juga harus ada tanda darah.
Kejadian
27:11-12
(27:11) Lalu kata
Yakub kepada Ribka, ibunya: "Tetapi Esau, kakakku, adalah seorang yang
berbulu badannya, sedang aku ini kulitku licin. (27:12) Mungkin ayahku
akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan
dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan
berkat."
Manakala
kita mempersembahkan korban dari 2 (dua) anak kambing itu, seringkali kita
menggunakan pikiran dan perasaan; seperti yang dialami Yakub. Tetapi itu wajar
saja, karena kita masih mendiami kemah tubuh ini, karena kita masih tinggal di
dunia ini; wajar saja. Kita bukan malaikat yang sudah kehilangan perasaan; apabila
tubuh ini dipukul, pasti masih ada rasa sakit.
Tetapi
ingat; itu adalah kesalahan di luar tubuh, itu bukan percabulan, itu hanyalah
perasaan Yakub sebagai manusia; merasa menjadi suatu kehidupan yang terkutuk.
Kejadian
27:13
(27:13) Tetapi
ibunya berkata kepadanya: "Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku;
dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil kambing-kambing itu."
Tetapi
Ribka berkata Kepada Yakub: Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku;
dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil kambing-kambing itu. Artinya,
mempersembahkan dua anak kambing ini harus dilakukan; pagi untuk siang hari,
petang untuk malam, ditandai dengan darah = tidak usah pakai perasaan.
Ribka
adalah ibu Yakub. Ibu à Gembala atau
pemimpin rohani dalam sebuah rumah TUHAN. Tugas dari seorang ibu (gembala)
adalah mengasuh dan merawati anak-anak rohaninya, sesuai dengan 1 Tesalonika
2:7.
Ribka
adalah gambaran dari gembala sidang. Yesus adalah Gembala yang baik, apa
buktinya? Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, sesuai
dengan Yohanes 10:11, Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Itu sebabnya, Ribka berkata:
"Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku,
pergilah ambil kambing-kambing itu."
Yesus
adalah Gembala yang baik; Ia telah menyerahkan nyawa-Nya. Yang TUHAN mau dari
kehidupan kita semua semua adalah dengar-dengaran; mengolah dua
anak kambing. Yesus telah menanggung kutuk di atas kayu salib, dan itu sudah
dituliskan di dalam Galatia 3:13, Terkutuklah
orang yang digantung pada kayu salib!
Milikilah
roh dengar-dengaran, sesuai dengan Injil Yohanes 10:3-4. Kalau kita
tergembala dengan baik dan benar, maka kita memiliki 2 (dua) kelebihan:
1.
Mendengar suara gembala.
2.
Mengikuti gembala.
Dengan
demikian, domba tidak tersesat di tengah jalan, dengan kata lain; dalam
mengikuti TUHAN, kita melangkah sesuai ketetapan-ketetapan Firman sampai tiba
di tujuan, Yerusalem baru, hidup kekal.
Jadi,
“dengar-dengaran” itu berarti harus mengolah 2 (dua) anak kambing. Soal
“kutuk”, Yesus sudah menanggung kutuk di atas kayu salib, sebab Dia juga adalah
Gembala yang baik yang sudah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib. Terkutuklah
orang yang digantung pada kayu salib!
Kemudian,
kita lanjut pembacaan pada Kejadian 27 untuk memetik pelajaran yang baik dari
Yakub.
Kejadian
27:14
(27:14) Lalu ia
pergi mengambil kambing-kambing itu dan membawanya kepada ibunya;
sesudah itu ibunya mengolah makanan yang enak, seperti yang digemari
ayahnya.
Yesus
adalah Gembala yang baik; Dia telah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib,
dengan kata lain; Dia sudah menanggung kutuk dosa di atas kayu salib, sesuai Galatia
3:13.
Maka,
dari pihak kita adalah dengar-dengaran saja, sebab Ribka akan mengolah
makanan yang enak, yang menyenangkan hati Bapa di sorga, itulah pekerjaan
gembala. Yang terpenting adalah dengar-dengaran saja; jangan pakai perasaan
manusia daging di dalam melayani pekerjaan TUHAN. Dengar-dengaran saja, sebab
Dia adalah Gembala yang mengolah makanan yang menjadi kegemaran Bapa di sorga (Yohanes 4:34).
Kejadian
27:15
(27:15) Kemudian
Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian
yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub,
anak bungsunya.
Tidak
hanya mengolah makanan yang enak yang menjadi kegemaran dari Bapa di sorga,
tetapi sekaligus TUHAN karuniakan (percayakan) jubah yang maha indah, itulah karunia-karunia
Roh Kudus, itulah jabatan-jabatan Roh El Kudus. Itulah yang terjadi kalau kita
dengar-dengaran, bahkan karunia-karunia Roh Kudus, jabatan-jabatan Roh El Kudus
semakin dipertajam di dalam melayani TUHAN.
Saya pun kalau dengar-dengaran,
maka jabatan saya sebagai gembala akan semakin diasah, sehingga semakin tajam
dalam pembukaan rahasia Firman. Demikian juga imam-imam; kalau dengar-dengaran,
maka akan semakin diasah oleh TUHAN, supaya semakin tajam di dalam melayani
TUHAN, sesuai karunia-karunia yang dipercayakan oleh TUHAN.
Ibadah pelayanan termasuk pengorbanan tidak ada
artinya kalau kita tidak dengar-dengaran. Yang terpenting adalah
dengar-dengaran saja; ambillah dua anak kambing, berarti menjadi korban
(ada dalam tanda darah);
-
Baik waktu pagi untuk siang hari ada tanda
darah.
-
Baik waktu petang untuk malam hari ada
tanda darah.
Tidak
mungkin kita mendapat berkat hak kesulungan, itulah Kerajaan Sorga, kalau tidak
ada tanda darah; itu sesuatu yang tidak mungkin. Yang penting adalah
dengar-dengaran sajalah.
Kejadian
27:16
(27:16) Dan kulit
anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada lehernya
yang licin itu.
Kulit
anak kambing dipalutkan oleh Ribka pada kedua tangan Yakub dan pada leher Yakub
yang licin itu, sebab pada ayat 12, Yakub berkata: Mungkin ayahku akan
meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia;
dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat.
Betapa
Yakub ini betul-betul mempermuliakan TUHAN di dalam dirinya; dia tidak mau
memperolok-olok TUHAN, dia tidak mau mempermain-mainkan Bapa di sorga; tetapi
karena Yesus sudah mati di kayu salib, dia mau melakukan semua itu. Ini adalah
suatu peristiwa yang sangat memberkati kita malam ini.
Kejadian
27:17
(27:17) Lalu ia memberikan
makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu kepada Yakub,
anaknya.
Ribka
menyerahkan (memberikan) makanan enak, kemudian roti yang diolahnya kepada
Yakub.
Kejadian
27:18
(27:18)
Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: "Bapa!"
Sahut ayahnya: "Ya, anakku; siapakah engkau?"
Selanjutnya,
Yakub membawa makanan itu ke tempat Ishak, ayahnya, dan berkata: “Bapa!”
Yakub ini tidak memperolok-olok Bapa di Sorga, tetapi justru berkata: “Bapa!”
Yakub mengakui Bapa di sorga adalah Bapa yang memelihara anak-anak-Nya; dan
Yakub ini juga adalah kehidupan yang dengar-dengaran.
Di
dalam Injil Matius 26:42, sebelum Yesus, Anak Allah, meminum cawan Allah, sebelum
Yesus menanggung penderitaan karena dosa manusia di atas kayu salib, Yesus,
berkata: “Ya, Bapa” Dia dengar-dengaran dan melakukan apa yang menjadi
kehendak Bapa di sorga. Orang yang dengar-dengaran tidak mungkin
mempermain-mainkan Bapa di sorga.
Kejadian
27:19
(27:19) Kata
Yakub kepada ayahnya: "Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan,
seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging
buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku."
Yakub
membawa makanan yang diolah oleh Ribka, ibunya, lalu diserahkan kepada Ishak,
supaya dia mendapat berkat dari hak kesulungan, seperti yang menjadi
kerinduannya.
Yakub
ini bukanlah orang licik, melainkan bijaksana. Apa yang dilakukan oleh Yakub
ini jangan disamakan dengan dosa “berdusta (berbohong)
demi kebaikan”, itu tidak sama, melainkan ini adalah kebijaksanaan, kedewasaan
rohani dari Yakub.
Banyak
orang salah mengerti; banyak orang mengatakan Yakub licik dan pendusta, tidak,
Yakub itu bijaksana. Hanya demi berkat kesulungan, dia harus dengar-dengaran
kepada ibunya, Gereja Yakub harus dengar Gembala Agung yang sudah
mati di kayu salib, terkutuk di atas kayu salib karena dosa manusia.
Jadi,
kita harus melihat hal ini jauh lebih bijaksana; jangan melihat peristiwa ini
secara hurufiah, sehingga banyak anak TUHAN, bahkan banyak hamba TUHAN menganggap bahwa Yakub
ini adalah orang yang licik dan pendusta, tidak. Justru sebaliknya, Yakub ini
adalah seorang yang dewasa dan bijaksana, untuk memperoleh berkat dari hak
kesulungan.
Kejadian
27:20
(27:20) Lalu
Ishak berkata kepada anaknya itu: "Lekas juga engkau mendapatnya,
anakku!" Jawabnya: "Karena TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai
tujuanku."
Kalau
kita dengar-dengaran, maka Allah Abraham, Ishak, dan
Yakub akan membuat kita mencapai tujuan kita.
Jangan
sampai tujuan kita seperti cita-cita orang-orang dunia; hanya sebatas menuntut ilmu setinggi langit dengan tujuan untuk
mencari nama, bukan mencari TUHAN. Berbeda dengan Yakub; dia ada di tengah
ibadah, dia datang menghadap TUHAN hanya untuk mencari nama TUHAN.
Kalau
kita dengar-dengaran, maka TUHAN Allah Abraham Ishak Yakub akan membuat anak-anak
TUHAN mencapai tujuannya; ingat itu. Harta, kekayaan, uang yang banyak, batangan
emas, batangan perak tidak akan membawa kita sampai tujuan hidup kekal.
Lihat,
orang kaya bisa mati begitu saja seperti ayam potong; nyawanya tidak berharga
hanya karena luka, sakit penderitaan Covid-19 dan varian-variannya yang ganas.
Jadi, jelas; harta, kekayaan dan uang, tidak membuat orang kaya untuk mencapai
tujuannya.
Oleh
sebab itu, ingat dan garis bawahi ayat
20 ini: TUHAN Allah Abraham Ishak Yakub yang membuat kita mencapai tujuan
hidup kekal.
Apa
sasaran hidup kita? Bukankah sasaran kita adalah hidup kekal? Berkat hak
kesulungan, itulah hidup kekal. Uang tidak bisa membawa kita masuk ke dalam
Kerajaan Sorga. Harta, kekayaan, pangkat, kedudukan, jabatan tinggi, tidak bisa
membawa kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Yang terkait dengan perut tidak
bisa membawa kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Makanan akan binasa; perut
juga akan binasa; darah daging tidak bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Kejadian
27:21
(27:21) Lalu kata
Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba
engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan."
Selanjutnya,
Ishak berkata kepada Yakub: Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba
engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan.
Kata
"raba" ini mengingatkan kita kepada Rasul Yohanes di pulau Patmos,
yang ditulis di dalam suratan 1 Yohanes 1, dengan perikop: “Kesaksian rasul
tentang Firman hidup” Inilah kesaksian Rasul Yohanes tentang Firman Allah
yang hidup.
1
Yohanes 1:1
(1:1) Apa yang
telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat
dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba
dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada
kamu.
Apa
yang telah ada sejak semula ...
-
yang telah kami dengar,
-
yang telah kami lihat dengan mata kami,
-
yang telah kami saksikan,
-
dan yang telah kami raba dengan tangan
kami,
tentang
Firman hidup, itulah yang dituliskan oleh Rasul Yohanes.
Biarlah
kiranya Firman itu mendarah daging dalam hidup kita, dan itu bisa diraba.
Kita
kembali memperhatikan Kejadian 27.
Kejadian
27:22
(27:22) Maka
Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata:
"Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau."
Setelah
mendekat, dan Ishak pun meraba Yakub, lalu berkata: "Kalau suara, suara
Yakub; kalau tangan, tangan Esau."
Berbanding
terbalik dengan seekor binatang lain keluar dari dalam bumi (Wahyu 13:11), di mana
wujudnya bertanduk dua sama seperti anak domba, tetapi apabila ia berbicara, ia
berbicara seperti seekor naga. Berarti, perkataan dari nabi-nabi palsu
(guru-guru palsu) didorong oleh Setan.
Tetapi
Yakub tidaklah demikian; rumah Allah Yakub (Gunung
Sion), yang terdapat dalam Yesaya 2:2-3, Dari Sion keluar pengajaran, dan Firman TUHAN dari Yerusalem. Jadi, jangan
kita menganggap bahwa Yakub itu adalah pendusta, tidak.
Lihatlah:
“Kalau suara, suara Yakub”, itulah pengajaran Firman Allah yang
keluar dari Sion dan Firman TUHAN
dari Yerusalem.
Dalam
Yesaya 2:2-3 mengatakan: Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir:
gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan
menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke
sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke
gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan
keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem." Lihatlah, suara
Yakub ini:
1.
Mengajar kita tentang jalan-jalan TUHAN.
2.
Supaya kita dapat berjalan menempuhnya,
berarti; mengajar kita untuk dapat melayani, sekaligus membawa korban
persembahan kepada TUHAN di tengah ibadah pelayanan itu.
Kemudian,
“Kalau tangan, tangan Esau”, itulah tangan yang cekatan.
Kejadian
27:23-29
(27:23) Jadi
Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau,
kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, (27:24) tetapi ia masih bertanya:
"Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya!" (27:25)
Lalu berkatalah Ishak: "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan
daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Jadi didekatkannyalah
makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya,
lalu ia minum. (27:26) Berkatalah
Ishak, ayahnya, kepadanya: "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku,
anakku." (27:27) Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah
ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya:
"Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. (27:28) Allah akan memberikan kepadamu
embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur
berlimpah-limpah. (27:29) Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan
suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak
ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah
ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."
Di
sini dikatakan: “Anak-anak ibumu akan sujud kepadamu” Ini adalah
gambaran mempelai wanita TUHAN. Kemudian, lihat pembelaan TUHAN kepada mempelai
TUHAN: Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati
engkau, diberkatilah ia.
Jadi,
sudah sangat jelas, berkat dari hak kesulungan adalah Kerajaan Sorga. Siapa
yang menerima berkat dari hak kesulungan? Jelas itu adalah mempelai wanita
TUHAN, sebab di sini dengan jelas dikatakan: Anak-anak ibumu akan sujud
kepadamu. Hal ini juga merupakan nubuatan Yusuf di dalam Kejadian 37
mengenai mimpi Yusuf, di mana saudara-saudaranya itu akan sujud kepada dia, dan
itu merupakan gambaran mempelai wanita TUHAN.
Ada
2 (dua) mimpi Yusuf dalam semalam:
-
Mimpi yang pertama: Satu ikat berkas
gandum tegak berdiri, itulah gunung Sion, itulah mempelai wanita TUHAN dalam
doa penyembahannya. Lalu 11 (sebelas) berkas yang lain sujud menyembah kepada
satu berkas itu.
-
Mimpi yang kedua: Datanglah matahari,
bulan dan 11 (sebelas) bintang sujud kepada Yusuf.
Jadi,
sudah sangat jelas; kalimat “anak-anak ibumu akan sujud kepadamu”, jelas
itu berbicara tentang mempelai wanita TUHAN, yang berhak menerima berkat dari
hak kesulungan. Dan TUHAN sangat memberkati mempelai wanita TUHAN, anak-anak
sulung yang sudah ditebus; dibela, dipelihara oleh TUHAN, dengan bukti; siapa
yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau,
diberkatilah ia.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment