IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 17 JULI 2021
STUDY YUSUF
(Seri:
242)
Subtema: AKTIF DAN TIDAK GILA HORMAT
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia di dalam kita menikmati sabda Allah malam
ini. Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang
mengikuti firman TUHAN lewat online/Live Streaming, Video Internet, Youtube, Facebook, baik di dalam negeri (tanah
air) maupun di luar negeri, dimanapun anda berada, TUHAN memberkati kita
sekaliannya.
Selanjutnya
marilah kita berdoa dan dalam doa itu kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya
firman itu keluar, firman itu dibukakan untuk meneguhkan kehidupan kita malam
ini masing-masing pribadi lepas pribadi.
Kita
sambut study Yusuf sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian
41:46b
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap
Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu
dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
“Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun,
lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.”
Dari
kalimat ini, kita terlebih dahulu memperhatikan kalimat pertama yaitu: “Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun” =
tidak mempertahankan zona kenyamanannya, menunjukkan bahwasanya Yusuf bukan
seorang yang gila hormat, Yusuf bukan seorang yang haus kedudukan dan pangkat
yang tinggi. Sehingga setiap hari harus berfoya-foya dalam hidup, makanan dan
minum, tidur dan bangun, lalu naik kereta kemewahan, tidaklah demikian. Sebab,
setelah Yusuf dilantik sebagai kepala pemerintah atau sebagai mangku bumi, di
sini kita perhatikan: secepatnya dia pergi
dari depan Firaun.
Sekarang
kita akan bandingkan pribadi Yusuf
dengan Ahli Taurat dan Orang Farisi.
Matius
23:1-3
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada
murid-murid-Nya, kata-Nya: (23:2)
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.(23:3) Sebab itu turutilah dan
lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu
turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak
melakukannya.
Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi tampil sebagai pemimpin rohani dan menjadi
pendidik/pengajar hukum Taurat, namun yang sangat disayangkan adalah mereka
mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Berarti, disebutlah bahwa mereka itu
gila hormat dan haus kedudukan dan jabatan tinggi.
Bukti-bukti
nyata (otentik).
Matius
23:4-7
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu
meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka
lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang
yang lebar dan jumbai yang panjang; (23:6) mereka suka duduk di tempat
terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; (23:7) mereka suka menerima
penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Mereka
mengajarkan salib yang harus dipikul oleh setiap orang namun mereka sendiri
tidak memikulnya. Pendeknya: tidak mau terbeban dan tidak mau bertanggung
jawab. Mengapa? Karena semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya supaya dilihat orang = melayani hanya
untuk pamer secara lahiriah.
Praktek
pamer rohani:
Yang pertama:
-
Mereka memakai
tali sembahyang yang lebar dengan sengaja… arti
rohaninya dapat ditemukan dalam Ulangan 6:8.
-
Jumbai yang
panjang … arti rohaninya dapat ditemukan dalam Bilangan 15: 38-40
Dengan
demikian, dengan dua tanda tersebut, menunjukkan bahwa mereka seolah-olah mengasihi TUHAN dengan segenap hati,
segenap jiwa, akal budi dan kekuatan, serta melakukan Firman Allah itulah jumbai yang panjang. Tali sembahyang
itu berbicara kasih.
Yang kedua:
-
Mereka suka duduk
di tempat terhormat dalam perjamuan
-
Dan di tempat
terdepan di rumah ibadat
Ini berbicara
tentang penonjolan diri di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka.
Penonjolan diri ini mengganggu kenyamanan antara sesama pelayan TUHAN, umpama
imam-imam yang memang suku Lewi yang dipercaya untuk memikul tabut perjanjian, yang
satu tinggi (penonjolan diri), yang satu pendek (minder), hal itu sangat mengganggu,
karena tidak ada keseimbangan, pendeknya saling mengganggu dan terganggu,
akhirnya tidak saling melengkapi.
Yang ketiga:
-
Mereka suka
menerima penghormatan di pasar dan
-
Suka dipanggil
Rabi.
Berarti,
ahli Taurat dan orang Farisi gila hormat.
Matius
6:1
(6:1)
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang
supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah
dari Bapamu yang di sorga.
Jangan
kita menghadap TUHAN atau beribadah kepada TUHAN dengan tujuan supaya dilihat
orang lain, mengapa? Karena cara pelayanan demikian tidak mendapat upah dari
Bapa di Sorga.
Yang
benar adalah ayat 2 sampai ayat 3.
Matius
6:2-3
(6:2)
Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu,
seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di
lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
mereka sudah mendapat upahnya. (6:3) Tetapi jika engkau memberi sedekah,
janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
Jadi,
memberi itu bukan untuk pamer. Beribadah, melayani dan melakukan segala
kewajiban ibadah dan pelayanan bukan untuk pamer. Kalau pamer upahnya dari
orang yang melihat. Tetapi kalau tangan kanan memberi tangan kiri tidak
melihat, upahnya dari Bapa di Sorga. Kalau upah dari orang yang melihat itu sifatnya
sementara saja, tidak kekal, hari ini ada besok habis, tetapi kalau upah dari
Bapa di Sorga, upahnya kekal. Tergantung pilih mana.
Mari kita melihat cara pemimpin-pemimpin
rohani.
Matius
23:8-10
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena
hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. (23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini,
karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu
Pemimpinmu, yaitu Mesias.
Sebenarnya,
seorang gembala atau guru-guru di dalam rumah TUHAN, pemimpin-pemimpin rohani,
jangan gila hormat di tengah-tengah ibadah pelayanannya dihadapan TUHAN.
Misalnya;
-
Jangan
menginginkan gelar rabi, mengapa? karena
hanya satu Rabi yaitu TUHAN Yesus Kristus, tetapi antara satu dengan yang lain
adalah saudara.
-
Jangan
menginginkan gelar bapa, mengapa?
Karena hanya satu Bapa yaitu Dia yang ada di Sorga.
-
Jangan
menginginkan gelar pemimpin,
mengapa? Karena hanya satu pemimpin kita yaitu Mesias. Mesias artinya Kristus
yang diurapi, Dialah kepala, pemimpin.
Jadi,
intinya: Tidak boleh pamer dan tidak boleh gila hormat di tengah ibadah dan
pelayanan.
Apa
yang dilakukan Yusuf tadi adalah tindakan yang positif; setelah ia dilantik untuk
menjadi mangkubumi, untuk menjadi kepala, pemerintahan, untuk menjadi kuasa
untuk seluruh tanah Mesir, selanjutnya ia secepatnya pergi dari hadapan Firaun,
tidak mempertahankan zona kenyamanan, tidak gila hormat dan tidak haus
kedudukan, jabatan yang tinggi. Jadi, orang tidak bisa menilai Yusuf sebagai
orang yang haus jabatan yang tinggi, lalu berfoya-foya pada siang hari kemudian
makan, minum, tidur bangun lalu hanya sekedar naik kereta kebesaran saja,
pamer-pamer rohani, tidaklah demikian. Kita pun semestinya tidak boleh
demikian.
Matius
23:11-12
(23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia
menjadi pelayanmu. (23:12) Dan
barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan.
Perlu
untuk kita pahami:
-
Barangsiapa
terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Berarti, lemah
lembut dan rendah hati di tengah-tengah pelayanan di hadapan TUHAN.
-
Barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan.
Ingatlah
akan hal itu. Tidak perlu gila hormat dan haus akan kedudukan, pangkat, jabatan
yang tinggi, berfoya-foya, makan minum dan hanya bangun dan tidur. Lalu
pamer-pamer dengan kereta kebesarannya, tidaklah demikian. Itu tidak berkenan
bagi TUHAN.
Intinya,
ahli-ahli Taurat dan orang Faris ini penuhlah mereka dengan kemunafikan di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka. Kelihatannya baik diluarnya,
lahiriahnya baik, manis, tetapi di dalamnya banyak hal yang tersembunyi.
Akibat
kemunafikan dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi di tengah-tengah
pelayanan mereka: CELAKA.
Ada 8 celaka yang dialamatkan kepada
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Yang
pertama.
Matius
23:13
(23:13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan
Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka
yang berusaha untuk masuk.
Kalau
melayani hanya untuk pamer, hanya untuk menonjolkan diri, melayani karena gila
hormat tetapi hatinya jauh dari kebenaran, hatinya jauh dari kesucian itu
namanya KEMUNAFIKAN.
Yang pertama: “Mereka menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga
di depan orang.” Sebab yang menjadi penghalang atau palang pintu adalah
kesombongan sendiri. Sehingga oleh karena kesombongan mereka sendiri, menutup
pintu sorga juga bagi orang lain.
Mereka
sendiri tidak masuk dalam kerajaan sorga. Sebab kesombongan itu merupakan
palang, menjadi penghalang pada pintu bagi mereka termasuk oleh kesombongan
mereka juga menjadi penghalang bagi orang lain untuk masuk sorga. Maka, riskan
sekali bagi seorang hamba TUHAN, pelayan TUHAN kalau ia melayani namun dalam
ketinggian hati, itu penghalang pada pintu kerajaan sorga. Pelayan TUHAN jangan
sombong, kedudukannya harus didalam tanda kerendahan di hati.
Yang
kedua.
Matius
23:14
(23:14) [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda
sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu
kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.]
“Mereka menelan rumah janda-janda”, artinya:
seolah-olah mereka itu memberi penghiburan bagi orang yang berdukacita. Maka
yang mereka pilih adalah rumah janda-janda, gambaran dari orang yang penuh
dukacita, penuh ratap tangis kalau kita perhatikan dalam kitab Ratapan. Setelah
Yerusalem dan Yehuda ditinggalkan, mereka itu laksana jandalah mereka; berarti
penuh dengan dukacita, penuh dengan air mata.
Mereka
memilih rumah janda-janda, seolah-olah mereka memperhatikan orang-orang yang sedang
berdukacita, bersedih, orang yang dalam kemalangan sehingga penuh ratap tangis.
Namun sesungguhnya mereka menelan rumah janda-janda tersebut. Isitilah
“menelan” berarti tersembunyi, berarti ada suatu korupsi besar-besaran disitu
yaitu; terjadi praktek kenajisan dan ketidakjujuran.
Yang
ketiga.
Matius
23:15
(23:15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan
menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu
dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih
jahat dari pada kamu sendiri.
Celaka
yang ketiga: Mereka itu mempengaruhi banyak orang dengan tujuan untuk memperbesar
kelompok atau organisasinya. Tetapi di sini kita melihat, cara mereka untuk
memperbesar kelompok adalah dengan cara mengarungi
lautan dan menjelajahi daratan. Berarti cara pelayanan mereka sama dengan cara
praktek antikris dan nabi-nabi palsu.
-
Mengarungi
lautan = praktek pelayanan antikris disebut ibadah laut; sibuk bicara soal berkat keberhasilan.
-
Menjelajahi
daratan = praktek pelayanan nabi palsu disebut ibadah bumi; sibuk mengadakan mujizat dan sensasi-sensasi tetapi
tujuannya untuk memperbesar kelompok dan organisasi.
Tuhan
tidak menginginkan kita hanya sebatas organisasi, bukan memperbesar organisasi
atau kelompok, melainkan kita semua adalah organisme, yakni; anggota-anggota
tubuh Kristus yang berbeda-beda, tetapi satu dalam Kristus. Bukan organisasi
tetapi organisme. Jadi
jelas ini kemunafikan juga, menimbulkan celaka yang ketiga tadi.
Ingat
kita semua organisme, anggota tubuh banyak dan berbeda, tetapi satu, yang kita
perbesar bukan kelompok atau organisasi, karena sasaran dari ibadah pelayanan
di atas muka bumi ini adalah terwujudnya kesatuan tubuh
Kristus yang sempurna sehingga kita semua kelak berada di dalam perjamuan kawin
Anak Domba, sesuai dengan Wahyu 19:6-9.
Akibat
praktek ibadah laut dan ibadah bumi: menjadi orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
Kita
harus berdoa selalu dan jangan berhenti, supaya TUHAN senantiasa kirimkan akal budi,
kebijaksanaan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita untuk menuntun
banyak orang kepada kebenaran, jangan pernah berhenti untuk mendoakan itu.
Yang
keempat.
Matius
23:16
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang
berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi
emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.(23:17)
Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting,
emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi
bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.(23:19) Hai kamu orang-orang buta,
apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan
itu? (23:20) Karena itu barangsiapa
bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu
yang terletak di atasnya. (23:21)
Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga
demi Dia, yang diam di situ.(23:22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia
bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
Sumpah demi Bait suci mereka berkata; tidak
sah/tidak terikat, tetapi sumpah demi emas yang ada di bait suci mereka katakan
sumpah itu sah/mengikat. Jelas mereka bodoh dan buta. Mana yang lebih penting,
emas (perkara lahiriah) atau bait suci dengan tiga alat yang ada di dalam
ruangan bait suci untuk menguduskan kita sebagai bait suci?
Kemudian mereka berkata; sumpah demi mezbah tidak
sah, tetapi bersumpah demi persembahan yang ada diatas mezbah, mereka katakan
sumpah itu sah dan mengikat. Kan sudah jadi bodoh dan buta.
Mana yang lebih penting, persembahan yang
dipersembahkan di atas mezbah atau mezbah yang menguduskan kita, ibadah dan
pelayanan yang menguduskan kita? Tetapi yang terpenting adalah ibadah pelayanan
yang berkuasa menguduskan kita bukan persembahan yang ada di atas mezbah.
Kebenaran
yang perlu untuk diketahui, ialah:
-
Barangsiapa bersumpah
demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang
terletak di atasnya.
-
Barangsiapa bersumpah
demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di
situ.
-
Barangsiapa
bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang
bersemayam di atasnya.
Singkat
kata: Ahli Taurat dan orang Farisi melayani TUHAN tetapi terikat dengan perkara-perkara
lahiriah.
Akibatnya:
mengabaikan kuasa penyucian dari 3 alat yang ada di Ruangan Suci.
Meja roti sajian = penyucian oleh
firman Allah dan perjamuan suci.
Pelita emas = penyucian oleh
Roh Kudus.
Mezbah dupa = penyucian oleh
kasih Allah.
Itulah
kalau melayani namun terikat dengan perkara-perkara lahiriah, mengabaikan
penyucian dari 3 alat yang ada di Bait suci, lalu mengabaikan kesucian dari
ibadah dan pelayanan itu sendiri.
Jangan
pertahankan zona kenyamanan, jangan puas dengan kedudukan dan jabatan serta pangkat
yang tinggi, tetapi yang terpenting ialah; kita semua harus mengalami penyucian
dari Bait Suci dengan tiga alat yang ada di dalamnya, kemudian yang terpenting
adalah mezbah, itulah ibadah dan pelayanan yang TUHAN berikan kepada kita di bumi ini, bukan soal persembahan yang ada
di atas Mezbah.
Yang
kelima.
Matius
23:23-24
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih,
adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum
Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.(23:24) Hai kamu pemimpin-pemimpin
buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang
di dalamnya kamu telan.
“Mereka itu mengembalikan milik TUHAN
itulah persembahan persepuluhan.” Jadi, seolah-olah mereka itu beriman,
taat kepada firman, dan seolah-olah mereka dengan cinta meneliti hukum-hukum
Allah. Kalau persepuluhan harus diteliti, kita menerima berkat kemudian
dihitung secara detail, berarti meneliti namanya.
Namun
sesungguhnya tidaklah demikian, karena mereka mengembalikan persepuluhan tetapi
mengabaikan keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan
diabaikan. Singkatnya, mereka adalah pemimpin-pemimpin buta, sebab nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu,
tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Sepertinya mereka bersih dalam hal-hal
perkara kecil, tetapi kenyataannya menyimpan dosa yang lebih besar.
-
Mengabaikan
keadilan
= tidak adil dihadapan TUHAN. Contohnya; untuk hal yang lahiriah banyak
waktunya disitu, tetapi untuk yang rohani tidak, sedikit waktunya dan tidak
condong ke situ hatinya, tidak adil namanya.
-
Mengabaikan belas
kasihan.
Kita hidup karena belas kasihan, kita berada di tengah ibadah kaum muda remaja,
berada di tengah pelayanan itu karena belas kasihan. Tetapi itu diabaikan.
-
Mengabaikan kesetiaan, berarti tidak
setia,
Bayangkan,
tidak adil, mengabaikan kemurahan kemudian tidak setia tetapi mengembalikan milik TUHAN itulah persembahan
persepuluhan, apa itu namanya kalau bukan disebut orang munafik. Jadi,
seolah-olah mengalami penyucian dosa kecil, tetapi tidak mengalami penyucian
dosa besar yang tersembunyi dalam hati. Nyamuk ditapiskan bagian luar, tetapi
unta ditelan. Jadi sepertinya terlihat penyucian dalam perkara kecil tetapi
tidak mengalami penyucian yang paling dalam. Inilah yang terjadi di dalam diri
orang munafik, gila hormat, mempertahankan zona kenyamanan, haus pangkat
kedudukan, mereka menduduki kursi Musa.
Yang
keenam.
Matius
23:25-26
(23:25) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan
sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
(23:26) Hai orang Farisi yang buta,
bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan
bersih.
Singkat
kata: Membersihkan bagian luar dari cawan
(wadah dari air minum) dan pinggan
(wadah dari makanan) = ibadah yang kena mengena pada bagian luar saja dari
cawan dan pinggan = ibadah kulit = ibadah perasaan. Contoh: saat dengar firman
terbawa perasaan sampai hancur-hancuran menangis, tetapi firman yang ia dengar
tidak di follow up, tidak
ditindaklanjuti, tidak dipraktekkan, tidak mendarah daging, itu ibadah yang
terhubung dengan bagian luar, bagian kulit, perasaan saja. Kalau nanti kita
sudah menangis lanjutkan dan komitmen, untuk di follow up, ditindaklanjuti!
Kalau
hanya menjalankan ibadah yang terhubung pada bagian luar saja, maka manusia
batiniahnya sudah pasti penuh dengan rampasan dan kerakusan. Saudara
perhatikan, sekarang ini banyak gereja TUHAN mengadakan perjamuan suci, cawan
penuh anggur, lambang dari darah Yesus yang tercurah untuk mengampuni, menyucikan
dosa, kemudian menikmati makanan dalam pinggan, itu sama dengan mengikuti
perjamuan suci, berani melakukannya, tetapi hatinya penuh dengan rampasan dan
kerakusan, hatinya dikuasai berhala, berarti menganggap enteng perjamuan suci,
menganggap
enteng anggur dalam cawan, menganggap enteng firman dalam pinggan. Jangan kita
datang memandang rendah pembukaan rahasia firman yang disampaikan saudara,
jangan, karena nanti hati penuh dengan perampasan dan kerasukan, hati-hati saya
sudah ingatkan.
Yang
ketujuh.
Matius
23:27-28
(23:27) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang
dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang
sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.(23:2) Demikian
jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di
sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
Mereka
itu bagaikan kuburan yang dilabur putih, bagian luar nampaknya indah, bersih,
benar, suci tetapi bagian dalamnya penuh dengan tulang belulang dan berbagai
jenis kotoran, kemunafikan dan kedurjanaan.
Prakteknya:
-
Mengalami
kematian rohani.
-
Mengalami
kekeringan rohani (tulang-tulang kering).
-
Perceraian
atau perpisahan dari kasih Allah, tidak tinggal di dalam kasih Allah, tidak
memiliki kasih Agape.
Berbeda
dengan orang yang tergembala dia pasti memiliki kasih. Sebagaimana dalam Yohanes 21, Tuhan Yesus bertanya kepada
Simon Petrus sebanyak tiga kali: “Simon Petrus
apakah engkau mengasihi Aku?” setiap kali Simon menjawab, Yesus lanjut berkata:
“gembalakanlah domba-domba-Ku”. Maka kalau tergembala dengan baik dan benar
dalam sebuah penggembalaan dengan seorang gembala yang jujur, maka domba-domba
pasti memiliki kasih agape. Tergembalalah dengan baik! Beribadah dengan
tergembala itu berbeda. Orang yang sekedar beribadah bisa dikerjakan tetapi
belum tentu tergembala. Orang yang tergembala dengan baik dan benar dalam
sebuah penggembalaan dengan seorang gembala yang jujur, maka ia akan menjadi
domba yang tergembala.
Tandanya:
-
Dengar-dengaran
= mendengar suara gembala.
-
Mengikuti
gembala, mengikuti gerak firman yang menggembalakan. Sesuai dengan Yohanes 1-:2-4.
Yang
kedelapan.
Matius
23:29-31
(23:29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan
memperindah tugu orang-orang saleh (23:30)
dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak
ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. (23:31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu
sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
Zaman raja-raja, tidak sedikit nabi yang dibunuh,
sampai akhirnya mereka dibuang oleh TUHAN ke Babel. Memang mereka ini orang
yang tidak kapok, tidak cukup 430 tahun berada di bawah tekanan firaun dan
Mesir gambaran dunia, lalu oleh Domba Paskah mereka dibawa keluar dan di bawa
masuk ke tanah perjanjian dalam suasana kebangkitan. Dalam suasana kebangkitan
mereka lupa kemurahan TUHAN, mereka membunuh nabi-nabi pada zaman raja-raja.
Oleh sebab itu, hati TUHAN tidak tahan lagi, akhirnya atas seijin TUHAN, raja Nebukadnezar
menyerang raja-raja Yehuda dan Yerusalem lalu dibawa untuk ditawan ke
Babel.
Singkat
kata: “Mereka itu membangun makam
nabi-nabi serta memperindah tugu orang-orang saleh.”
Kalau
manusia mati pada akhirnya akan kembali ke tanah karena dari sanalah TUHAN
membentuk manusia itu, kemudian rohnya kembali kepada sang Khalik karena dari
sanalah sumber roh yang menghidupkan manusia yang terbentuk dari seonggok tanah
liat ditangan penjunan. Oleh sebab itu, tidak perlu kita membangun makam sampai
berlebihan.
Kemudian,
“mereka juga memperindah tugu orang
saleh.” Kalaupun tugu dijadikan TUHAN, ilah-ilah kecil, namun roh tidak ada
disana, berarti dua pekerjaan yang mereka kerjakan adalah merupakan pekerjaan
sia-sia dihadapan TUHAN. Setelah mengerjakan pekerjaan yang sia-sia selanjutnya
mereka berkata : “Jika kami hidup di
zaman nenek moyang kami, tentulah kami
tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.” Tetapi dengan demikian mereka telah bersaksi, bahwa mereka keturunan pembunuh
nabi-nabi.
Hati-hati dengan penyembahan berhala = menyakiti
Yesus yang juga seorang nabi = tidak menghargai firman nabi.
Persamaan
dari mereka ini
Matius
23:32-33
(23:32) Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! (23:33) Hai kamu ular-ular, hai kamu
keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari
hukuman neraka?
Mereka
disebut keturunan ular beludak.
Matius
23:34-35
(23:34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi,
orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu
bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan
kamu aniaya dari kota ke kota, (23:35)
supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai
dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu
bunuh di antara tempat kudus dan mezbah.
Kalau
hidup dalam penyembahan berhala, tidak menghargai salib Kristus.
Lihat
ya… Perikop terakhir dari Matius 23 adalah pada ayat 37 sampai 39. Inti dari Matius 23:37-39 adalah keluhan
dari TUHAN kepada Yerusalem yaitu ibadah-ibadah dan orang-orang yang melayani
di dalamnya. TUHAN mengeluh kepada orang munafik, TUHAN tidak menginginkan
kematian dari orang yang berdosa. Tetapi, Yusuf tidaklah demikian, pelayanannya
bertolak belakang dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Kejadian
41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap
Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu
dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Sesudah Yusuf dilantik tindakan selanjutnya ialah;
“pergilah Yusuf dari depan Firaun”, artinya; Yusuf
ini bukan orang yang haus akan kedudukan, jabatan, pangkat tinggi, dia bukan
orang yang mempertahankan zona kenyamanannya, bukan orang yang tidak mau diusik.
Orang kalau sudah mempertahankan zona kenyamanan, contoh; saat tidur nyenyak
tidak boleh diusik, nanti nangis darah sampai matanya sipit. Tetapi Yusuf
tidaklah demikian, langsung begitu dilantik, saat itu juga dia pergi dari depan
Firaun.
Tindakan
berikutnya: lalu dikelilinginya seluruh
tanah Mesir.
Artinya:
Yusuf adalah pribadi yang memperhatikan pekerjaannya dan seorang yang
bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diembannya sebagai mangkubumi, karena
TUHAN secara langsung sudah memberitahukan apa yang akan terjadi kedepan
menimpa atas seluruh tanah Mesir, seantero dunia ini, menurut mimpi Firaun
sebanyak dua kali.
Adapun
mimpi Firaun sebanyak dua kali dalam satu malam:
Yang pertama: Tujuh lembu
keluar dari sungai Nil, namun sesudah itu muncul tujuh lembu yang kurus, kering,
kerontang hanya tinggal kulit pemalut saja menelan 7 lembu gemuk.
Yang kedua: Muncul tujuh
bulir gandum yang berisi, bernas, namun sesudah itu muncul tujuh bulir yang kosong,
kerontang, lalu menelan tujuh bulir gandum yang bernas.
Mimpi
ini terlihat berbeda tetapi artinya sama, yaitu akan terjadi tujuh tahun kelimpahan namun sesudah
itu akan muncul tujuh tahun kelaparan
yang hebat melanda dunia ini. TUHAN yang memberitahukan arti mimpi itu
kepada Yusuf, selanjutnya arti mimpi itu disampaikan kepada Firaun. Karena
Yusuf mengerti arti rohani dari mimpi Firaun, maka TUHANlah meminta dia untuk memperhatikan,
bertanggung jawab atas kuasa yang diberikan kepada dia sebagai pemimpin atas
seluruh tanah Mesir. Jadi, jangan sampai diberi suatu kedudukan yang tinggi
tetapi tidak mau memperhatikan, tidak mau mempertanggungjawabkan apa yang TUHAN
percayakan, tidak boleh.
Kejadian
41:14
(41:14)
Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari
tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun.
Kita
perhatikan disini; pertama-tama Yusuf dilepaskan dari liang tutupan (penjara),
kemudian bercukur. Bercukur artinya; segala keinginan daging sudah dihentikan,
itu kalau sudah keluar dari ikatan dosa. Kemudian mengganti pakaian, berarti
sudah melepaskan pakaian dari seorang tahanan. Pakaian orang yang terikat dosa
/ tawanan itu beda dengan pakaian kebebasan. Selanjutnya; pergi menghadap
Firaun.
Kejadian
41:15
(41:15)
Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak
ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya
dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya."
Kedua
mimpi Firaun tersebut tidak dapat diartikan oleh ahli nujum, orang pandai,
orang pintar di Mesir.
Rencana
keselamatan yang akan kita terima dari TUHAN tidak akan bisa diketahui hanya
dengan kepandaian manusia, dipahami dengan kepandaian manusia, kedudukan,
pangkat yang tinggi, tidak bisa. Inilah pentingnya kita tergembala agar
mengerti rencana penyelamatan hidup kita masing-masing, mengerti untuk menyenangkan
hati TUHAN dalam setiap ibadah pelayanan.
Kejadian
41:16
(41:16)
Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang
akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun."
Sudah
jelas Allahlah yang memberitahukan rencana penyelamatan, rencana untuk
mendatangkan damai sejahtera atas seantero dunia ini. TUHAN yang memberitahukan
kepada Firaun dengan perantara Yusuf.
Sehingga
ketika Yusuf dilantik menjadi mangku bumi, menjadi kepala pemerintahan, menjadi
kuasa atas seluruh tanah Mesir, dia harus memperhatikan, dia harus bertanggung
jawab atas tugas-tugas yang diembankan TUHAN di atas pundaknya. Jadi jangan
kita datang hanya sekedar pamer-pamer saja. Tidak boleh begitu.
Kejadian
41:32-35
(41:32) Sampai dua kali mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun
berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan segera
melakukannya. (41:33) Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang
berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. (41:34) Baiklah juga tuanku Firaun
berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam
ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. (41:35) Mereka harus mengumpulkan
segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah
kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta
menyimpannya.
Dua
kali mimpi = dua tiga saksi sah, dan TUHAN akan melakukan tidak akan
ditunda-tunda.
Tugas
dari pada Yusuf ini tidak ringan, sebagai seorang yang berakal budi dan
bijaksana, penuh dengan Roh Kudus, sebagai seorang mangkubumi, kepala
pemerintahan, seorang kuasa atas seluruh tanah Mesir, maka dia harus
memperhatikan segala sesuatu yang telah direncanakan oleh TUHAN.
Maka,
untuk mendatangkan keselamatan dan damai sejahtera atas seluruh bumi, Yusuf
harus mengumpulkan segala bahan makanan selama 7 tahun kelimpahan lalu menimbun
gandum di kota-kota sebagai bahan makanan dan persediaan lalu itu harus disimpan.
Untuk menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan serta menyimpannya,
maka dia harus menempatkan penilik-penilik dalam setiap kota. Penilik-penilik
itu adalah gembala-gembala, jadi gembala-gembala ini harus diperhatikan juga,
apa tugas gembala? tugas mereka adalah mengumpulkan seperlima dari hasil tanah Mesir.
1/5
= 2/10 Efa, berarti di hari-hari terakhir ini kita harus mengumpulkan dua kali
lipat pembukaan Firman.
Lipatan
yang pertama sepersepuluh yang jasmani.
Lipatan
yang kedua sepersepuluh manusia batiniahnya.
Jadi
lahir dan batin sudah harus terbentuk dihadapan TUHAN sesuai dengan gandum
firman yang dibukakan.
“Menimbun gandum di kota-kota”. Saat ini kita
sedang berada di keramaian kota, di tengah ibadah dan pelayanan itu adalah
kesempatan kita untuk menimbun gandum pembukaan Firman Allah.
Kejadian
41:36
(41:36) Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi
persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di
tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu."
Sehingga
pada saat TUHAN mengirimkan kelaparan atas negeri ini kita sudah mendapatkan
pertolongan dari TUHAN oleh karena 2/10 Efa tadi.
Kejadian
41:37-40
(41:37) Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua
pegawainya. (41:38) Lalu berkatalah
Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti
ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah
memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal
budi dan bijaksana seperti engkau. (41:40)
Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku
akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."
Justru
Yusuflah yang diangkat menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. Jadi sudah jelas
dari ayat 35 dia sudah menunjukkan sebuah tanggung jawab yang besar. Sebab
sesudah ia dilantik, dikelilinginyalah seluruh tanah Mesir.
Kejadian
41:47-49
(41:47) Tanah itu mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk dalam
ketujuh tahun kelimpahan itu, (41:48) maka
Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di
tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota
disimpan di dalam kota itu.(41:49)
Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak,
sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung.
Memang
terjadilah tepat seperti apa yang disampaikan oleh Yusuf, karena firman itu
akan tergenapi (terjadilah kelimpahan di tanah Mesir). Yusuf melakukan tepat
seperti apa yang disampaikan kepada Firaun; ia menyimpan di kota-kota hasil
daerah, ia menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, tidak
terhitung.
Kuasa
Allah tidak dapat dihitung, tidak dapat dibatasi oleh apapun, berkuasa menyelamatkan
kita semua. Tidak perlu kita menghitung-hitung, bagaimana cara firman menolong
kita dari atas muka bumi ini. Mulai sekarang berhenti untuk menilai firman
TUHAN secara daging, tetapi biarlah kiranya kita menyerahkan segenap hidup kita
untuk berada dalam rencana penyelamatan Allah dan mendatangkan damai sejahtera
atas kita semua.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment