IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 18 JANUARI 2012
Tema: MEMPERHATIKAN
NASIHAT-NASIHAT DI AKHIR ZAMAN
(Seri 1)
(Seri 1)
Shalom,
Selamat malam, salam sejahtera dalam nama Tuhan Yesus Kristus, karena
kasih-Nya besar kita dapat beribadah dalam ibadah doa penyembahan.
Minggu lalu adalah minggu yang terakhir bagi kita untuk menerima firman
penggembalaan dari Matius 21:12-13 dalam Ibadah Doa Penyembahan, semuanya ada
15 seri, sungguh kita diberkati dan itu semua karena kemurahan Tuhan.
Mulai malam ini, kita menerima firman penggembalaan yang baru dari suratan Filipi 4, semoga kita sekalian
mendapat lawatan Tuhan.
Filipi 4: 4 – 7
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!
Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! (4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (4:7) Damai sejahtera Allah, yang
melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Ini adalah surat yang dikirim oleh Rasul
Paulus kepada jemaat Filipi, supaya jemaat Filipi bersukacita dalam Tuhan lewat
ibadah pelayanan kepada Tuhan, bukan di dalam yang lain-lain.
Secara khusus terlebih dahulu kita memperhatikan pada ayat 4, “Bersukacitalah senantiasa
dalam Tuhan! Sekali lagi
kukatakan: Bersukacitalah!”
Jika perkataan yang pertama diulang, itu
menandakan bahwa perkataan tersebut diteguhkan. Di sini dituliskan 2 kali bersukacita, itu menunjukkan supaya sukacita itu
benar-benar nyata di dalam sidang jemaat di Filipi, demikian juga dalam kehidupan saya dan saudara. Biarlah
sukacita itu benar-benar nyata dalam kehidupan kita semua.
Mari kita lihat BERSUKACITA DALAM TUHAN
Roma 14: 17-18
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal
makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita
oleh Roh Kudus.
(14:18) Karena barangsiapa
melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh
manusia.
Bersukacita dalam Tuhan berarti merasakan dan mengalami sukacita yang berasal dari
sorga. Sukacita yang berasal dari sorga adalah sukacita yang dikerjakan oleh Roh–El Kudus, bukan
dikerjakan oleh perkara-perkara yang berasal dari dunia, itu berbeda.
Banyak anak-anak Tuhan mengalami sukacita, tetapi
belum tentu itu sukacita yang berasal dari sorga.
-
Ada seorang wanita bersukacita pada waktu ngerumpi /
gossip / membicarakan segala sesuatu yang tidak ada artinya.
-
Ada juga sukacita yang karena menonton hiburan.
Ini adalah sukacita, tetapi bukan
berasal dari Sorga.
Kalau bersukacita dalam Tuhan / sukacita yang berasal dari
Sorga yang dikerjakan oleh Roh Kudus, itu merupakan pelayanan kepada
Tuhan dan kepada sesama, pelayanan yang berkenan kepada
Tuhan dan dihormati oleh manusia.
Kalau kita beribadah melayani tanpa sukacita Sorga, kemudian muka seperti
cabe keriting disertai dengan hati panas, itu bukanlah pelayanan, justru
menjadi sandungan bagi orang lain.
Oleh sebab itu, biarlah dalam setiap ibadah pelayanan kepada Tuhan penuh
dengan sukacita, jangan melayani dengan muka seperti cabe keriting.
Bandingkan dengan SUKACITA YANG BERASAL DARI
DUNIA
Lukas 16: 19
(16:19) "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian
jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam
kemewahan.
Orang kaya ini setiap hari bersukacita, tetapi di dalam kemewahan, bukan
bersukacita di dalam Tuhan.
Kalau
bersukacita dalam kemewahan, berarti
sukacita itu bukan
dikerjakan oleh Roh Kudus, tetapi dikerjakan oleh kemewahan dunia itu sendiri.
Saya banyak melihat anak-anak Tuhan yang demikian, selalu bersukaria tetapi
dalam kemewahan, bukan di dalam Tuhan; ini sangat
disayangkan sekali.
Lukas 16: 20-21
(16:20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (16:21) dan ingin menghilangkan
laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu.
Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Ciri-ciri bersukacita dalam kemewahan: banyaknya makanan yang
berjatuhan dari meja orang kaya itu.
Arti rohaninya
untuk kita sekarang adalah tidak
menghargai firman Tuhan sebagai makanan rohani, sehingga firman Tuhan itu pun
tercecer, tidak mendapat tempat di dalam hati.
Banyak orang berusaha untuk mencari sukacita dalam kemewahan, bahkan sampai mengorbankan ibadah
demi bekerja, demi cita-cita, demi kesukaan daging, akhirnya firman Tuhan
sebagai makanan rohani pun tercecer atau terlewatkan begitu saja.
Itulah sukacita yang berasal dari dunia, bersukacita dalam kemewahan, bukan
sukacita yang berasal dari sorga, dari Tuhan.
Roma 14:17
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan
minuman, tetapi soal kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Ciri-ciri sukacita yang berasal dari sorga, yang
dikerjakan oleh Roh Kudus atau sukacita dalam Tuhan, yang pertama: ADA KEBENARAN.
Yohanes 17: 17
(17:17) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu
adalah kebenaran.
Kebenaran adalah firman
Tuhan. Berarti, hidup dalam kebenaran = hidup menurut / hidup sesuai dengan firman Tuhan.
Hiduplah sesuai dengan Firman Tuhan atau
berpadanan dengan firman Tuhan, jangan berpadanan dengan sifat tabiat seseorang
yang tidak benar, sekalipun satu rumah dengan orang tersebut. Berusahalah
berpadanan dengan firman Tuhan.
Yohanes 8: 30-32
(8:30) Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak
orang percaya kepada-Nya.
(8:31) Maka
kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau
kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku (8:32) dan kamu akan mengetahui
kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Kalau hidup sesuai dengan firman Tuhan, maka kita menjadi murid-murid di hadapan Tuhan. Ini penting.
-
Murid à kehidupan
yang mau diajar
-
Mau diajar = dengar-dengaran.
Guru itu mengajar, tetapi murid diajar. Biarlah kita semakin dengar-dengaran, berpadanlah dengan firman Tuhan,
supaya menjadi murid di hadapan Tuhan.
Dampak positif menjadi murid:
Yohanes 8:32
(8:32) dan kamu akan mengetahui kebenaran,
dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Dampak positifnya ialah mengetahui
kebenaran yang sesuai dengan firman Tuhan.
Berarti yang mengetahui kebenaran hanyalah seorang murid. Kalau tidak mau
menjadi murid di hadapan Tuhan, maka ia tidak akan
pernah mengetahui sebuah kebenaran yang sejati, kebenaran yang hakiki,
kebenaran yang sesungguhnya.
Jadilah murid! Kita sudah menerima firman pengajaran, berarti harus mau
mendengar firman pengajaran; oleh sebab itu, tempatkanlah dirimu menjadi seorang murid, pribadi yang selalu mau diajar,
taat dengar-dengaran.
Sampai kapanpun kalau engkau tidak mau menjadi murid,
maka engkau tidak akan mengetahui kebenaran
yang sejati akibatnya berujung pada kebinasaan (Hosea 4: 6).
Kegunaan kebenaran: Dimerdekakan dari dosa = bebas dari dosa (Yakobus 2: 25)
Biarlah kita selalu memiliki hukum yang memerdekakan dan tekun tinggal di
dalamnya, yaitu: mendengar dan melakukannya.
Ciri-ciri sukacita yang berasal dari sorga, yang
dikerjakan oleh Roh Kudus atau sukacita dalam Tuhan, yang kedua: ADA DAMAI
SEJAHTERA
Biarlah dalam setiap ibadah pelayanan, kita boleh mengalami damai sejahtera; di rumah, di tempat bekerja, di
mana saja boleh
mengalami damai sejahtera.
Kalau tidak hidup dalam damai sejahtera, maka
hal itu cukup
mempengaruhi orang lain, baik dalam pelayanan akan menjadi sandungan, di tempat
bekerja juga akan membuat orang lain tersandung.
Bila dari dalam ada damai sejahtera, maka yang keluar juga damai sejahtera. Damai sejahtera itu
penting; oleh sebab itu, biarlah damai
sejahtera itu kita ciptakan dalam diri kita pribadi lepas pribadi.
Roma 15: 32-33
(15:32) agar aku yang dengan
sukacita datang kepadamu oleh kehendak Allah, beroleh kesegaran bersama-sama
dengan kamu. (15:33) Allah,
sumber damai sejahtera, menyertai kamu sekalian! Amin.
Bila damai sejahtera Allah menyertai
ibadah pelayanan, maka ada sukacita yang memberikan kesegaran
di tengah- tengah ibadah pelayanan.
Jangan biarkan damai sejahtera tidak ada dalam ibadah pelayanan, itu akan
mempengaruhi yang lain yang disekitar kita. Jangan karena keegoisanmu, sehingga menyebabkan orang lain tidak mengalami damai sejahtera.
Biarlah Allah sumber damai sejahtera menyertai kita sekalian sampai
selama-lamanya, sebagaimana antara Rasul Paulus dengan sidang jemaat, di
tengah-tengah ibadah pelayanan ada damai sejahtera, dan biarlah itu terjadi.
Biarlah mulai malam hari ini, di tengah-tengah ibadah
pelayanan kita ada damai sejahtera.
Ukuran damai sejahtera:
Galatia 6:14 – 16
(6:15) Sebab bersunat
atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. (6:16) Dan semua
orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya
damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah.
Ukuran dari damai sejahtera adalah
dimulai dari ciptaan baru,
di dalam Tuhan.
Ciptaan baru = hidup baru = kehidupan yang
dibaharui terus-menerus, bukan hanya
di dalam ibadah pelayanan, tetapi di luar ibadah pelayanan juga mengalami
pembaharuan-pembaharuan sampai puncak pembaharuan
yaitu pembaharuan Yerusalem yang baru.
Prakteknya:
Roma 6:5-8
(6:5) Sebab jika kita
telah menjadi satu dengan apa
yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya.(6:6) Karena
kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa
kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. (6:7) Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari
dosa. (6:8) Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita
percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
Praktek hidup baru adalah satu
dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus
- Kuasa kematian Yesus : Mengubur hidup lama.
- Kuasa kebangkitan Yesus : Hidup dalam hidup yang baru.
Imamat 26:6
(6) Dan Aku akan
memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang
tidak akan melintas di negerimu.
Hasilnya jikalau ada damai sejahtera, YANG PERTAMA: Kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun.
Istilah “berbaring” à Mati terhadap
dosa. Sebab orang mati itu pasti berbaring.
Bila seseorang
mati terhadap
dosa, maka tidak ada yang mengejutkan lagi, apapun
yang terjadi.
Contoh terkejut: Saat mencuri
pada awalnya tidak ketahuan, tetapi pada akhirnya akan ketahuan, bila ketahuan,
kagetnya setengah mati atau terkejut.
Sebaliknya,
saat terima berkat juga tidak terkejut.
Bila
seseorang mati terhadap
dosa, maka segalanya menjadi kecil. Sama seperti
melihat pesawat; bila pesawat semakin terbang tinggi,
maka yang di bawahnya semakin kecil, demikian juga bila seseorang semakin
rohani, maka perkara-perkara yang
lahiriah menjadi kecil tidak terlalu mengejutkan.
Hasilnya jikalau ada damai sejahtera, YANG KEDUA: Tuhan melenyapkan binatang buas dari negeri itu.
Arti rohaninya: Terlepas / terhindar dari segala hawa nafsu dan keinginan
daging
Binatang buas à daging dan segala keinginannya. Daging ini adalah binatang buas yang harus diwaspadai, tetapi kalau ada
damai sejahtera, binatang buas itu dilenyapkan oleh Tuhan
Hasilnya jikalau ada damai sejahtera, YANG KETIGA: Pedang tidak akan melintas di negerimu.
Arti rohaninya: Tidak ada lagi peperangan / permusuhan satu dengan yang
lain.
Kalau dalam kitab Yesaya 2:4 dikatakan:
- Pedang berubah menjadi mata bajak, artinya; hati yang keras menjadi tanah hati yang subur karena mata
bajak.
- Tombak menjadi pisau pemangkas, artinya; hati yang ditumbuhi dengan
rumput-rumput liar -- yaitu : ilalang, jerami, dan rumput yang berduri --, semuanya dipangkas.
Singkatnya: Semua yang tidak berarti di dalam hati
bahkan hati yang berduri semua dipangkas
1 Korintus 7: 15-16
(7:15) Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau
bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari
tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera. (7:16) Sebab bagaimanakah engkau
mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau
bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan
menyelamatkan isterimu?
Allah memanggil kita untuk hidup dalam damai sejahtera, oleh sebab itu:
- seorang istri berusaha menyelamatkan suami yang tidak
beriman
- suami berusahalah menyelamatkan istrinya dalam segala
kekurangan-kekurangan / kelemahan-kelemahan (istri yang tidak beriman),
tujuannya;
supaya ada damai sejahtera.
Kesimpulannya: Damai sejahtera dimulai dari nikah rumah
tangga, sebagai penggembalaan yang terkecil, sampai akhirnya memberi damai
sejahtera di dalam kandang penggembalaan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pembicara Firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment