Shalom, salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,
kita bersyukur pada malam hari ini kita boleh beribadah lewat doa penyembahan
dan sejenak kita merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Kembali kita memperhatikan
Matius 21:12-13
(21:12) Lalu Yesus masuk ke Bait
Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia
membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
(21:13) dan berkata kepada mereka:
"Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya
sarang penyamun."
Saudaraku, setibanya Yesus di Yerusalem, Yesus masuk ke dalam Bait Allah dan melihat keadaan atau suasana di dalam Bait Allah tidak sesuai dengan fungsinya. Oleh sebab itu Yesus berkata “Rumah Ku akan disebut rumah doa tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”
Sarang penyamun adalah tempat berkumpulnya semua dosa.
Ada 3 hal yang terdapat di Bait Allah, yaitu:
1. Adanya roh jual beli.
2. Adanya penukar-penukar uang.
3. Adanya bangku-bangku pedagang merpati.
Keterangan:
3b. ADANYA PEDAGANG MERPATI
Pedagang
merpati = penjual merpati.
Berarti di
dalam Bait Allah ada penjual merpati
Sekarang, mari kita lihat merpati dalam PERJANJIAN LAMA
Imamat
1:14
(21:14) Jikalau persembahannya
kepada TUHAN merupakan korban bakaran dari burung, haruslah ia
mempersembahkan. korbannya itu dari burung tekukur atau dari
anak burung merpati
Saudaraku, burung merpati dalam perjanjian lama dipergunakan sebagai korban bakaran.
Burung
merpati ini adalah jenis korban bakaran yang ketiga, setelah lembu sapi dan
kambing domba, untuk dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban bakaran.
Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara,
demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Saudaraku, demi kemurahan Tuhan, biarlah kita mempersembahkan tubuh ini seutuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan lewat ibadah, dan pelayanan. Itulah ibadah yang sejati, ibadah yang hakiki, ibadah yang benar di mata Tuhan.
Saudaraku, bila kita boleh beribadah itu adalah kemurahan Tuhan, oleh sebab itu, biarlah dalam setiap ibadah dan pelayanan kita benar-benar mempersembahakan tubuh seutuhnya kepada Tuhan, menjadi persembahan yang hidup, kudus dan berkenan di hadapan Tuhan, di luar itu ibadahnya mengarah pada roh najis
Proses ketika mempersembahkan tubuh kepada Tuhan:
Imamat
1:14-15
(1:14) Jikalau persembahannya kepada TUHAN merupakan
korban bakaran dari burung, haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari
burung tekukur atau dari anak burung merpati.
(1:15) Imam harus membawanya ke mezbah, lalu memulas
kepalanya dan membakarnya di atas mezbah. Darahnya
harus ditekan ke luar pada dinding mezbah.
1. Memulas kepala
Sebelum
mempersembahkan burung merpati, imam terlebih dahulu memulas kepala dari burung
merpati tersebut.
Memulas
= memutar kepala = dipelintir = dikendalikan.
Berarti, memulas
kepala burung merpati arti rohaninya seluruh alam pemikiran kita
terlebih dahulu di kendalikan oleh Tuhan = memikirkan perkara-perkara yang
di atas.
Jadi saudaraku, sebelum kita
mempersembahkan tubuh seutuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan
berkenan di hadapan Tuhan, ibadah pelayanan maka terlebih dahulu seluruh alam
pemikiran kita dikendalikan Tuhan.
Filipi 4:8
(4:8) Jadi akhirnya,
saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua
yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua
yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut
dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Memikirkan
perkara di atas berarti memikirkan 8 perkara, yaitu:
1. Semua
yang benar 5.
Semua yang manis
2. Semua
yang mulia 6.
Semua yang sedap didengar
3. Semua
yang adil 7.
Semua yang disebut kebajikan
4. Semua
yang suci 8.
Semua yang patut dipuji
Jadi
saudaraku, sebelum kita beribadah melayani kepada Tuhan, terlebih dahulu
menyerahkan seluruh alam pemikiran kita untuk dikendalikan oleh Tuhan.
2. Dipersembahkan di atas mezbah
Imamat
6: 9
(6:9) Perintahkanlah kepada Harun
dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban bakaran. Korban bakaran
itu haruslah tinggal di atas perapian di atas mezbah semalam-malaman sampai
pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di atasnya.
Saudaraku,
daging burung merpati dibiarkan di atas mezbah korban bakaran, yang apinya
menyala-nyala sampai pagi.
Sampai
pagi = sampai hangus = Sampai menjadi abu.
Sebab itu saudaraku, melayani beribadah kepada Tuhan jangan setengah-setengah, antara ya dan tidak, sesungguhnya daging burung merpati tersebut harus dibiarkan di atas mezbah korban bakaran sampai pagi, berarti sampai hangus menjadi abu.
Yohanes 2:17
(2:17) Maka teringatlah
murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu
menghanguskan Aku."
Saudaraku, hangus adalah bukti bahwa saya dan saudara cinta akan rumah Tuhan.
Cinta akan
rumah Tuhan = mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama = setia dalam segenap rumah
Tuhan, yaitu setia dalam ibadah pelayan yang dipercayakan oleh Tuhan, baik
tanggung jawab dalam perkara yang besar atau tanggung jawab dalam perkara yang
kecil.
Biarlah
kita setia dalam ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, seperti korban bakaran
dibiarkan sampai pagi, sampai terang, sampai kita mampu mengasihi Tuhan dan
sesama.
3. Darahnya
harus di tekan keluar pada dinding mezbah.
Setelah
memulas kepala burung merpati, selanjutnya burung tersebut harus ditekan sampai
darahnya keluar pada dinding mezbah.
Arti
rohaninya: Darah Yesus tercurah bagi kita untuk menebus segala dosa manusia.
Lukas 9:
22
(9:22)
Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga."
Yesus
harus menanggung penderitaan di atas kayu salib.
Ditekan =
menanggung penderitaan.
Berarti,
semakin ditekan oleh banyaknya penderitaan, maka darah akan semakin banyak
mengalir.
Efesus
1:7, 14
(1:7) Sebab di dalam Dia dan oleh
darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan
kasih karunia-Nya,
(1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita
sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik
Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Jadi saudaraku, lewat darah Yesus yang tercurah kita telah di tebus.
Roma 3:24
(3:24) dan oleh kasih
karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Saudaraku, darah
yang tercurah untuk menebus dosa kita, itu adalah kasih
karunia Tuhan.
Praktek kasih karunia:
1 Petrus
2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih
karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu
menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan
karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung adalah kasih karunia = menderita karena perbuatan baik = aniaya karena firman = sengsara karena salib.
Kesimpulannya:
Menjual merpati artinya
Menjual merpati artinya
-
seluruh alam pemikiran
tidak di bawah kendalinya Tuhan.
-
tidak dapat
mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada
Tuhan.
-
tidak dapat mengasihi
Tuhan dan sesama.
Mari kita perhatikan juga burung merpati dalam PERJANJIAN BARU.
Matius 3:14-16
(3:14) Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya:
"Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang
kepadaku?"
(3:15) Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.
(3:15) Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.
(3:16) Sesudah dibaptis, Yesus
segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat
Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
Saudaraku, dalam perjanjian baru, Merpati adalah gambaran dari Roh kudus. Ini tidak bisa disangkal, karena firman Tuhan yang menuliskan, jadi saudara tidak perlu ragu. Sebab itu, beberapa organisasi gereja membuat lambang dengan gambar salib dan gambar burung merpati.
Matius 10: 16
(10:16) Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke
tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus
seperti merpati.
Saudaraku tulus itu
adalah sifat tabiat dari pada merpati.
Berarti,
setiap kehidupan yang diurapi oleh Roh Kudus memiliki sifat tabiat yang tulus
di mata Tuhan. Baik dalam ibadah maupun dalam pelayanan, semuanya tulus
dikerjakan di hadapan Tuhan. Biarlah kita tulus di hadapan Tuhan dimanapun
kita berada.
Saudaraku,
banyak sekali gereja Tuhan tidak mengerti seperti apa orang yang diurapi oleh
Roh Kudus, mereka berpikir apabila mengucapkan kata-kata dengan “kiraba-raba”,
mereka diurapi. Padahal salah satu ukurannya adalah bila seorang memiliki sifat
tabiat dari merpati.
Ibrani 10:22
(10:22) Karena itu marilah kita
menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang
teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan
tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Saudaraku, tulus ikhlas dalam setiap ibadah dan pelayanan itu adalah tanda bahwa hati nurani yang jahat dan perbuatan yang sia-sia sudah dibersihkan, di basuh oleh air firman Tuhan.
Oleh sebab
itu, saudaraku, marilah kita bercermin pada firman Tuhan. Ukuran kebenaran,
terletak pada firman Tuhan.
Matius
3:15-16
(3:15) Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya:
"Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan
seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.
(3:16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari
air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti
burung merpati turun ke atas-Nya,
Yesus
dibaptis = dibersihkan oleh air = hati nurani yang jahat dan perbuatan yang
sia-sia dibersihkan oleh air firman Tuhan.
Efesus
5:26
Saudaraku, biarlah kita mau disucikan / dimandikan dengan air firman Tuhan, sehingga dengan demikian, Tuhan menempatkan jemaat di hadapan-Nya dengan cemerlang tanpa cacat, atau kerut atau yang serupa itu. Jadi, baptisan itu bukan hanya kiasan, itu adalah sesuatu yang sakral sekali.
Kelebihan
merpati:
Kidung
agung 2:14
(2:14) Merpatiku di celah-celah batu, di
persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah
suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"
Kelebihannya adalah memiliki tempat persembunyian di antara celah-celah batu.
Celah-celah
batu = mati dan bangkit bersama dengan
Kristus.
Berarti,
tempat persembunyian yang tepat adalah masuk dalam pengalaman kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus.
- Kuasa
kematian adalah mengubur hidup yang lama
- Kuasa
kebangkitan adalah hidup dalam hidup yang baru
Saudaraku,
celah-celah batu / lereng-lereng gunung menunjuk kepada pribadi Yesus Kristus
yang disalibkan = korban Kristus.
Saya jadi
teringat pribadi Musa, ketika Allah ingin melewati Musa, Musa terlebih dahulu
ditaruh oleh Allah di antara celah gunung, barulah Allah melewati Musa.
Sering kali kita berlindung di balik kebenaran manusia. Tapi biarlah mulai malam ini kita berlindung di balik pribadi Yesus Kristus lewat kematian dan kebangkitan-Nya.
Ciri-cirinya:
a.
Memiliki
wajah yang elok
Wajah yang
elok = wajah yang cantik.
Wajah yang
cantik berarti berusaha memperhatikan wajahnya dengan menggunakan firman Tuhan,
sebagai cermin untuk melihat kekurangan-kekurangan.
Saudaraku, jangan tersinggung, bila saudara masih memiliki jerawat, kumis masih panjang, ayo bercermin. Setelah bercermin, nanti saudara tahu bagaimana mengatasinya.
b.
Suaranya
merdu
Artinya :
Ada pujian dan pengagungan kepada Tuhan lewat doa penyembahan.
Ketika
menyembah biarlah kita menyembah Allah dengan tenang sampai hanyut dan
tenggelam di dalam kasih Allah. Tidak perlu menyembah dengan suara
melengking-melengking. Keluarkanlah suara yang merdu lewat doa penyembahan.
Jadi saudaraku, bila kita menyembah, harus sampai hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah, sampai suara kita merdu.
Kesimpulannya:
Menjual merpati artinya
Menjual merpati artinya
- tidak ada urapan Roh Kudus
- tidak memiliki sifat tabiat dari merpati, yaitu ketulusan
hati
- tidak memiliki tempat persembunyian di lereng-lereng
gunung / celah-celah batu.
Dan itu
sangat merugikan bagi kehidupan kita.
Saudaraku, ketulusan itu adalah tanda kesucian. Berarti semakin disucikan, semakin tulus dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment