Tema: SUPAYA DISEBUT RUMAH DOA, YESUS MENYUCIKAN BAIT
ALLAH
(seri 15)
Shalom,
Selamat malam, Salam sejahtera dalam
kasih Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena kasih Nya kita boleh beribadah lewat
ibadah doa penyembahan.
Kita kembali memeriksa Matius 21
Matius 21: 12-13
(21:12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah
dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia
membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku
pedagang merpati
(21:13) dan berkata kepada mereka:
"Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu
menjadikannya sarang penyamun."
Setibanya Yesus di Yerusalem, kemudian Yesus masuk
ke dalam Bait Allah melihat keadaan dan suasana di dalam Bait Allah, dimana
Bait Allah tidak lagi sesuai dengan fungsinya, itu sebabnya Yesus berkata “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu
menjadikannya sarang penyamun”
Sarang penyamun = tempat berkumpulnya semua dosa
Ada 3 hal yang menyebabkan rumah Tuhan menjadi sarang
penyamun:
1. Di
dalam Bait Allah ada orang yang berjual beli
= dikuasai
roh jual beli = roh antikris (Wahyu 13: 16-18)
Kalau di
dalam Bait Allah ada roh jual beli, berarti Bait Allah dikuasai oleh roh
antikris.
Itu
sebabnya, saya sebagai gembala sidang tidak mengijinkan adanya jual beli di
dalam ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, baik menjual kalender, baik
menjual yang lain-lain untuk mencari dana, dengan alasan supaya ada dana untuk
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan, seperti ibadah natal dan sebagainya.
Oleh sebab
itu, sampai saat ini, belum pernah rasanya kita menjual sesuatu untuk mencari
dana, untuk menjalankan kegiatan-kegiatan. Saya banyak memperhatikan gereja-gereja,
mereka berusaha mencari dana sebanyak-banyaknya untuk menyelenggarakan suatu
kegiatan dengan cara menjual dan membeli di dalam Bait Allah.
Jangankan
menjual dan membeli di dalam Bait Allah, untuk mencari dana dengan paksa kepada
sidang jemaat pun saya tidak lakukan. Tidak ada janji iman. Janji iman itu
adalah utang. Utang kita adalah dosa yang sudah ditebus di atas kayu
salib. TETAPI JANJI FIRMAN ADA.
Itu
sebabnya iman tanpa perbuatan adalah bodoh , nol, tidak ada artinya.
Kalau
ketegasan ini ada di dalam kehidupan kita, sekalipun tiba masa aniaya antikris,
sedikitpun kita tidak terpengaruh, karena dari sejak sekarang kita sudah
disucikan dari roh jual beli. Tetapi kalau roh jual beli ada di dalam Bait
Allah, berarti roh antikris sedang berkuasa di dalam Bait Allah.
2. Adanya
meja-meja penukar uang
Artinya: hati
menjadi tempatnya uang = cinta akan uang (1 Korintus
6: 10)
Kalau hati
sudah berubah fungsi berarti hati menjadi tempatnya uang, sebab seharusnya hati
adalah tempatnya firman Tuhan.
Kalau hati
nurani yang jahat disucikan oleh firman Tuhan / hati menjadi tempatnya firman,
pasti dengan tulus ikhlas menghadap takhta Allah (Ibrani 10: 22), lewat ibadah
pelayanan. Tetapi kalau hati menjadi tempatnya uang, maka Bait Allah menjadi
sarang penyamun.
Saya ada
kesaksian:
Dalam
perjalanan menuju ibadah, bunda berkata “nanti kalian pergi ke rumah saudara,
maksudnya karena ada uang yang akan dikasih ”. Lalu saya jawab, ”mengapa kita
ke sana untuk mencari uang?”.
Bukan
berarti saya tidak butuh uang, tetapi jangan melakukan sesuatu karena uang,
apalagi melayani Tuhan karena uang.
Kemudian
kesaksian yang kedua; hanya karena uang, bunda harus berjoged ria / manortor
dalam satu pesta pernikahan sesuai dengan adat istiadat orang batak, inilah
yang disebut menghalalkan segala cara, hanya untuk uang = cinta akan uang.
Inilah yang menyebabkan Bait Allah menjadi sarang penyamun.
Kalau hati
menjadi tempatnya uang, segala sesuatunya dikerjakan tanpa dengan ketulusan
hati, sehingga semuanya penuh dengan kepalsuan.
3. Adanya
bangku-bangku pedagang merpati
Artinya: kesenangan-kesenangan dan kepentingan-kepentingan
pribadi berkuasa, bertakhta atas diri sendiri.
Kalau
egosentris / kepentingan-kepentingan diri sendiri yang berkuasa dalam diri
sendiri, akibatnya; menjual merpati.
Menjual
merpati artinya: tidak menghargai korban Kristus = tidak
menghargai ibadah pelayanan.
Saudaraku,
ada seorang selebritis di tanah air ini (Jakarta) yang cukup terkenal. Karena
kepentingan diri sendiri, memperkaya diri sendiri, Yesus saja dijual, sehingga
jangan heran, diapun melakukan praktek korupsi. Hanya untuk kepentingan diri
sendiri, kepuasan dalam hidupnya, dia harus menjual Yesus. Apalah arti sebuah
popularitas dan ketenaran, apalah artinya menjadi seorang selebritis, tetapi menjual
Yesus Kristus. Kalau Yesus saja dijual, apalagi untuk melakukan korupsi.
Inilah yang menyebabkan Bait Allah menjadi sarang
penyamun.
Tetapi ada yang menarik untuk kita
perhatikan disini, yaitu ...
Matius 21: 14-16
(21:14) Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang
timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya.
(21:15) Tetapi ketika imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan
anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak
Daud!" hati mereka sangat jengkel,
(21:16) lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau
dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka:
"Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak
yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
Di dalam Bait Allah, ada;
1.
Imam-imam
kepala, membiarkan Bait Allah menjadi sarang
penyamun / tempat berkumpulnya dosa.
Arti
rohaninya: imam-imam kepala tidak mempunyai kuasa dan otoritas
di dalam ibadah pelayanannya.
Imam-imam
-> pelayan-pelayan Tuhan
Oleh sebab
itu, seorang hamba Tuhan yang melayani Tuhan, tidak boleh membiarkan Bait Allah
menjadi sarang penyamun. Kalau tidak sesuai dengan firman Tuhan, itu harus
ditegasi.
Motivasi
saya dalam melayani Tuhan bukanlah untuk dilihat orang.
Jika saya
biarkan Bait Allah menjadi sarang penyamun, maka pelayanan saya menjadi tidak
berkuasa.
Jangan
heran melihat gereja yang besar, sekalipun besar, janganlah iri, sebab ukuran
kebenaran itu adalah firman Tuhan, bukan yang lahiriah.
Banyak sekali
gembala sidang yang melakukan praktek jual beli untuk mencari dana, kemudian
membiarkan jemaat dengan bisnis-bisnis yang tidak halal.
Kalau itu
dibiarkan berarti pelayanan-pelayanan dari imam-imam tersebut tidak berkuasa
Mari kita
berkaca pada firman Tuhan, supaya cara berfikir, sudut pandang kita tidak
tertipu.
2.
Ahli-ahli
taurat, membiarkan Bait Allah menjadi sarang
penyamun / tempat berkumpulnya dosa.
Ahli
taurat adalah orang-orang yang menguasai tentang hukum taurat, tetapi
membiarkan Bait Allah menjadi sarang penyamun = mengerti firman Tuhan, tetapi
tidak menjadi praktek di dalam dirinya. (Matius 23: 1-5)
Inilah
yang harus kita perhatikan di hari-hari terakhir ini, dimana kedatangan Tuhan
sudah tidak lama lagi.
Saya
bersyukur memiliki pengajaran mempelai, memiliki ketegasan yang sangat tegas,
meskipun harus ada konsekuensi yang diterima.
Kalau 2 pribadi ini mungkin sudah terjadi dalam kehidupan
kita, sehingga membiarkan 3 perkara dalam Bait Allah, mari kita belajar dari
pribadi Yesus Kristus.
Jalan keluar
Matius 21: 12-16
(21:12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir
semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan
meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
(21:13) dan berkata kepada mereka: "Ada
tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu
menjadikannya sarang penyamun."
Yesus Kristus memiliki ketegasan sehingga Yesus
mengusir orang-orang yang berjual beli di dalam Bait Allah, kemudian Ia
membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang
merpati.
Tujuan dari ketegasan Yesus adalah supaya rumah
Tuhan / Bait Allah disebut rumah doa.
Kalau rumah Tuhan menjadi rumah doa, maka;
a. 1 Timotius 2: 1
(2:1)
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa
syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
Di dalam
Bait Allah ada:
1. Menaikkan DOA PERMOHONAN
2. Menaikkan DOA SYAFAAT, berarti,
berdoa untuk orang lain.
3. Menaikkan DOA UCAPAN SYUKUR, dalam
segala sesuatu.
b. Matius 26: 40-41
(26:40)
Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang
tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga
satu jam dengan Aku?
(26:41)
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh
memang penurut, tetapi daging lemah."
Berjaga-jaga
satu jam = hidup di dalam DOA PENYEMBAHAN, inilah tingkatan yang
terakhir, puncak dari rumah doa.
Menyembah
itu, minimal satu jam. Jadilah rumah doa, bagi segala bangsa, terlebih dalam
ibadah pelayanan kita.
Hasil
Wahyu 11: 1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh,
seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut:
"Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka
yang beribadah di dalamnya.
Pada masa aniaya antikris, Bait Suci Allah yang diukur
adalah
a. Mezbah
Artinya: hidup
di dalam doa penyembahan
Oleh sebab
itu, jangan tinggalkan ibadah doa penyembahan, tekunlah dalam ibadah doa
penyembahan.
b. Mereka
yang beribadah di dalamnya
Artinya: tekun
dalam 3 macam ibadah utama, yaitu
- Ibadah Raya Minggu, disertai
kesaksian
- Ibadah Pendalaman Alkitab,
disertai perjamuan suci
- Ibadah Doa Penyembahan
= tidak
jauh dari pertemuan-pertemuan ibadah (Ibrani 10: 25), inilah Bait Suci
Allah yang diukur.
Diukur artinya;
dilindungi, dibela, dipelihara pada masa aniaya antikris selama 3,5 tahun =
jauh dari mata ular, yaitu iblis setan.
Jadi kesimpulannya, harus menjadi rumah doa bagi segala
bangsa.
Sebab kalau tidak menjadi rumah doa, tidak akan diukur.
Bagaimana saudaraku, mau menjadi rumah doa atau
membiarkan hidup mu menjadi sarang penyamun?
Bandingkan
dengan sarang penyamun
Wahyu 11: 2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang
di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada
bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua
bulan lamanya."
Mereka tidak menjadi rumah doa, tidak setia
dalam 3 macam ibadah, diserahkan pada masa aniaya antikris = 42 bulan = 3,5
tahun.
Saya heran jika ada gereja yang tiap hari beribadah,
tetapi tidak tekun dalam 3 macam ibadah, sebagai gambaran dan bayangan ibadah
di sorga.
Biarlah kita menjadi rumah doa bagi segala bangsa.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment