Shalom, salam sejahtera, selamat malam.
Oleh karena kasih-Nya besar, kembali kita
beribadah malam hari ini dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai dengan pemecahan
roti.
Kembali kita memeriksa kitab Maleakhi.
Maleakhi 1: 10
(1:10) Sekiranya ada di
antara kamu yang mau menutup pintu, supaya jangan kamu
menyalakan api di mezbah-Ku dengan percuma. Aku tidak suka kepada
kamu, firman TUHAN semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima
persembahan dari tanganmu.
Imam-imam yang melayani di Tabernakel melakukan
sesuatu yang jahat di mata Tuhan, sebab imam-imam membawa binatang yang buta, timpang dan sakit untuk
dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran sebagai korban api-apian kepada
Tuhan.
Oleh sebab itu, karena perbuatan jahat dari
imam-imam yang melayani di Tabernakel, Tuhan menghimbau supaya pintu Tabernakel
ditutup, supaya imam-imam tidak mempersembahkan binatang yang buta, timpang dan
sakit untuk dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran sebagai korban
api-apian kepada Tuhan, karena baunya tidak menyenangkan bagi Tuhan.
Biarlah malam hari ini, kita semakin memeriksa
keberadaan kita di hadapan Tuhan, demikian juga ibadah pelayanan kita kepada
Tuhan.
Kalau sekiranya dalam ibadah pelayanan kita di
tahun-tahun yang lalu kurang berkenan kepada Tuhan, semoga itu jangan terulang
kembali. Kita memperhatikan himbauan dari pada Tuhan supaya imam-imam
menutup pintu Tabernakel.
Menutup pintu Tabernakel dikaitkan dengan BAHTERA
NUH.
Kejadian 6: 11-12
(6:11) Adapun bumi itu
telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
(6:12) Allah menilik bumi itu
dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang
rusak di bumi.
Adapun bumi telah rusak di
hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan, sebab semua manusia
menjalankan hidup yang rusak di bumi.
Kalau manusia menjalankan hidup yang rusak, maka
bumi pun pasti rusak.
Di beberapa daerah, secara khusus Kalimantan,
hutannya betul-betul sudah dirusak oleh orang-orang yang hidupnya rusak,
sehingga bumi Kalimantan / hutan Kalimantan pun rusak.
Kejadian 6: 13
(6:13) Berfirmanlah Allah kepada
Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk,
sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku
akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
Karena manusia menjalankan hidup yang rusak dan
penuh kekerasan, maka Allah akan memusnahkan bumi dan
orang-orang yang menjalankan hidup yang rusak dengan kekerasan.
Kejadian 6: 14
(6:14) Buatlah bagimu
sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat
berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
Tetapi untuk Nuh, Allah berfirman supaya
membuat bahtera dari kayu gofir, dibuat berpetak-petak dan
harus DITUTUP dengan PAKAL dari luar dan dari dalam.
Ini adalah kemurahan yang diterima oleh Nuh, untuk
menyelamatkan nikah Nuh dan nikah anak-anak Nuh.
Demikian juga, Tabernakel itu harus
ditutup supaya imam-imam jangan menyalakan api mezbah korban
bakaran dan mempersembahkan binatang yang buta, timpang dan sakit.
Berarti menutup pintu Tabernakel, itu adalah
kemurahan Tuhan supaya imam-imam yang berlaku jahat tidak binasa.
Pakal -> kasih
1 Petrus 4: 8
(4:8) Tetapi yang terutama:
kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi
banyak sekali dosa.
Kasih menutupi banyak sekali dosa.
Berarti,
- Ditutup
dengan pakal dari luar.
Arti rohaninya: menutupi dosa
yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dunia dan pengaruh-pengaruh.
roh-roh jahat di udara.
-
Ditutup dengan pakal dari dalam.
Artinya: menutupi dosa
yang disebabkan oleh daging dan keinginannya.
Itu sebabnya berulang kali saya
katakan, daging adalah musuh dalam selimut. Daging bersama dengan kita, tetapi
daging adalah musuh, itu sebabnya harus dituup dengan kasih.
Ayat yang sama
Amsal 10: 12
(10:12) Kebencian menimbulkan
pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
Kasih menutupi segala pelanggaran, kesalahan,
kekurangan, kelemahan, semua itu disebut dosa kejahatan.
Amsal 17: 9
(17:9) Siapa menutupi
pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara,
menceraikan sahabat yang karib.
Demikian juga saudaraku, berusaha menutupi
pelanggaran berarti mengejar kasih.
Jangan mengejar yang lain.
Kalau kita mengejar kasih, berarti harus berusaha
menutupi kekurangan.
Sikap jika seseorang memiliki
kasih
Kejadian 6: 15
(6:15) Beginilah engkau harus
membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta
lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.
Bahtera Nuh dibuat dengan 300 hasta
panjangnya.
Berbicara tentang 300, mari kita lihat Kejadian 5
Kejadian 5: 21-24
(5:21) Setelah Henokh hidup enam
puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah.
(5:22) Dan Henokh hidup
bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia
memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
(5:23) Jadi Henokh mencapai umur
tiga ratus enam puluh lima tahun.
(5:24) Dan Henokh hidup bergaul
dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Henokh hidup bergaul dengan
Allah selama 300 tahun.
Berarti berbicara 300, berbicara tentang kehidupan
anak-anak Tuhan yang bergaul intim dengan Allah.
Bagaimana dengan pergaulan kita, kita bergaul
intim dengan siapa dan apa?
Bergaul artinya:
a. Berjalan bersama
dengan Allah.
Kalau bergaul pasti berjalan
bersama-sama, sebab tidak mungkin orang yang bermusuhan berjalan
bersama-sama.
= mengikuti jejak
Kristus.
1 Petrus 2: 21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu
dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan
telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Mengikuti jejak Kristus berarti turut
menderita bersama-sama dengan Kristus.
1 Petrus 2: 22-23
(2:22) Ia tidak berbuat
dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci
maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita,
Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi
dengan adil.
Ada 4 hal penderitaan Kristus, sebagai jejak yang harus
diikuti
1.
Ia tidak berbuat dosa
Manusia sudah jatuh di dalam
dosa, tetapi sekalipun manusia sudah jatuh di dalam dosa, biarlah kita berusaha
untuk tidak berbuat dosa.
2.
Tipu tidak ada dalam mulut-Nya
= mulut tidak berdusta
3. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak
membalas dengan mencaci maki
= tidak membalas kejahatan
dengan kejahatan = tidak hidup di bawah hukum taurat
4.
Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam
Saya bersaksi, banyak
penderitaan yang terjadi, yang kita alami, termasuk juga saya.
Ada seseorang yang mengancam
saya, bahkan mau membunuh saya, dan ancaman ini cukup membuat saya tertekan,
walaupun saya tahu, Tuhan membela saya dan berpihak kepada saya, tetapi itu
cukup menjadi tekanan bagi saya.
Suatu kali, karena dia
berulang-ulang teror saya lewat telepon, saya bertanya “apa yang kamu mau dari
saya”, dia balik bertanya “kamu maunya apa”, lalu saya menjawab, “saya
maunya, supaya kamu bertobat, sebab saya lihat kamu tidak mempuanya pendidikan,
kalau kamu punya pendidikan, kamu pasti bicara sopan”. Sejak terakhir itu,
saya berani agak tegas dengan dia, tetapi sedikitpun saya tidak mengancam dia,
dan biarlah itu terjadi dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Ketika Ia menderita,
Ia tidak mengancam, tetapi IA MENYERAHKAN KEPADA ALLAH BAPA.
Yesus sebagai Anak Allah
menyerahkan seluruh persoalan-Nya kepada Allah Bapa, sebab Allah Bapa
adalah hakim yang adil.
Kita punya Allah Bapa sebagai
pembela, tidak perlu khawatir, tinggal menyerahkan seluruh persoalan kepada
Allah Bapa sebagai hakim yang adil.
1 Petrus 2: 24
(2:24) Ia sendiri telah memikul
dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati
terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah
sembuh.
Kesimpulan dari 4 hal di atas
adalah pikul salib, supaya hidup di dalam kebenaran dan bilur-bilur
Yesus Kristus memulihkan keadaan kita, yang sakit jasmani, maupun sakit rohani.
b. Menjadi sahabat
Allah
Kalau bergaul pasti bergaul
dengan sahabat, tidak mungkin dengan musuh, apalagi dengan setan dan
daging.
Hanya orang bodoh yang bergaul
dengan iblis setan dan daging.
Yohanes 15: 14
(15:14) Kamu adalah
sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Seseorang
yang berbuat seperti apa yang diperintahkan / dikatakan Allah, maka ia adalah sahabat
Allah.
Yakobus 2: 21-23
(2:21) Bukankah Abraham,
bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan
Ishak, anaknya, di atas mezbah?
(2:22) Kamu lihat, bahwa iman
bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman
menjadi sempurna.
(2:23) Dengan jalan demikian
genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka
Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena
itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."
Abraham disebut sahabat Allah,
karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan anaknya Ishak di atas
mezbah, sesuai dengan perkataan-perkataan / perintah Allah.
Mari kita lihat kisahnya dalam perjanjian lama
Kejadian 22: 1-2, 9-10
(22:1) Setelah semuanya itu
Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu
sahutnya: "Ya, Tuhan."
(22:2) Firman-Nya: "Ambillah
anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah
Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu
gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
(22:9) Sampailah mereka
ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di
situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di
mezbah itu, di atas kayu api.
(22:10) Sesudah itu Abraham
mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Sesudah sampai di tempat yang
dikatakan Tuhan, Abaraham mendirikan mezbah dan hendak mempersembahkan ankanya,
Ishak sebagai korban kepada Tuhan.
Artinya: Abraham berbuat
sesuai dengan perkataan-perkataan / perintah Allah.
Kejadian 22: 11-12
(22:11) Tetapi berserulah
Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya:
"Ya, Tuhan."
(22:12) Lalu Ia berfirman:
"Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui
sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan
untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
Abraham tidak segan-segan untuk
mempersembahkan anaknya yang tunggal kepada Tuhan.
Abraham tidak ragu dan tidak
bimbang, dia berbuat seperti yang diperintahkan, yang dikatakan oleh Allah
kepadanya.
Bagaimana dengan kita malam ini?
- Selain
perbuatannya sesuai dengan perkataan-perkataan / perintah Allah, TEMPAT untuk
mempersembahkan korban bakaran juga sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Allah.
Kejadian 22: 9
(22:9) Sampailah mereka
ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan
mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan
diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
Abraham dan Ishak berada di tempat
dimana Ishak harus dikorbankan kepada Tuhan, ini menunjukkan bahwa Abraham
adalah pribadi yang tepat untuk mengerjakan segala sesuatu di hadapan Tuhan,
terlebih dalam ibadah pelayanan.
Saya beri contoh; untuk
beribadah kepada Tuhan, tempatnya di rumah Tuhan, tidak mungkin beribadah
di pasar atau mall, melainkan harus berada di tempat yang
tepat. Jadi, tempat untuk melakukan apa yang dikatakan Allah pun harus tepat.
Dalam pekerjaan pun harus
melakukan sesuai dengan tempatnya. Melakukan kegiatan sekolah pun, harus sesuai
dengan tempatnya.
Juga melayani Tuhan, harus
sesuai dengan tempatnya.
- Selain
perbuatannya sesuai dengan perkataan-perkataan / perintah Allah, untuk
mempersembahkan korban bakaran juga sesuai dengan WAKTU yang
dikatakan oleh Allah.
Kejadian 22: 3-4
(22:3) Keesokan harinya
pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan
memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu
untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang
dikatakan Allah kepadanya.
(22:4) Ketika pada hari
ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya
tempat itu dari jauh.
Pada hari yang ketiga, Abraham
telah melihat tempat untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran kepada
Tuhan.
Hari ketiga adalah waktu
yang tepat untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Angka 3 -> kematian dan
kebangkitan.
- Kuasa
kematian Yesus = mengubur hidup yang lama.
- Kuasa
kebangkitan Kristus = hidup dalam hidup yang baru.
Pengalaman kematian dan kebangkitan
Yesus adalah waktu yang tepat untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Perbuatan yang tepat, ada
kaitannya dengan iman.
Yakobus 2: 20
(2:20) Hai manusia yang
bebal, maukah mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah
iman yang kosong?
Kalau tidak ada tindakan /
perbuatan, lalu berkata “aku percaya kepada Tuhan”, itu tidak
cukup. Percaya tapi tidak berbuat sesuai dengan perkataan Allah = orang
yang bebal.
Iman tanpa perbuatan yang sesuai
perkataan Allah = nol = rohani tidak ada apa-apanya = ibadah pelayanan tidak
ada artinya.
Keuntungan berbuat sesuai
dengan perkataan Allah
1.
Kejadian 22: 13-14
(22:13) Lalu Abraham menoleh dan
melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam
belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai
korban bakaran pengganti anaknya.
(22:14) Dan Abraham menamai
tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan
orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
Pengorbanan Yesus di atas kayu
salib, di bukit Golgota, menggantikan segala sesuatunya. Termasuk perasaan, sengsara,
kesedihan, luka-luka batin dan sebagainya, Tuhan ganti di atas kayu salib,
lewat pengorbanan-Nya di bukit Golgota. Itu sebabnya, di atas gunung Tuhan akan
disediakan.
Gunung Tuhan = tempat untuk
mempersembahkan korban = rumah Tuhan.
2.
Kejadian 22: 15-18
(22:15) Untuk kedua kalinya
berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
(22:16) kata-Nya: "Aku
bersumpah demi diri-Ku sendiri -- demikianlah firman TUHAN --: Karena
engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan
anakmu yang tunggal kepada-Ku,
(22:17) maka Aku akan
memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu
sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut,
dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
(22:18) Oleh
keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau
mendengarkan firman-Ku."
Allah bersumpah kepada Abraham.
Sumpah = janji
Berarti, Allah berjanji kepada
Abraham, yaitu;
1. Allah memberkati Abraham
berlimpah-limpah
Berkatnya bukan hanya cukup,
melainkan berlimpah-limpah.
Berlimpah-limpah = menjadi
saluran berkat = orang lain turut menikmati berkat-berkat yang kita
terima.
Kalau air diisi penuh satu
ember, itu berarti cukup, tetapi kalau diisi terus sampai tumpah, itu berarti
berlimpah ruah, sehingga orang lain kecipratan = berkat yang kita
terima, dinikmati oleh orang lain.
Sekarang saudara mau terima
berkat yang berlimpah-limpah atau mempertahankan kebebalan?
2. Keturunanmu sangat banyak
seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut
Keturunan sangat banyak, artinya: kuasanya
banyak dan besar, sehingga dapat mengerjakan
perkara-perkara yang besar.
-
Keturunan seperti bintang
Artinya: kehidupan yang
diurapi oleh Roh Kudus.
Yang mencapai ketinggian adalah
kehidupan yang diurapi Roh Kudus. oleh sebab itu, keturunan / anak cucu, jangan
dilarang untuk beribadah melayani Tuhan supaya mencapai ketinggian.
-
Pasir di tepi laut
Artinya: kehidupan yang
menikmati suasana alam semesta.
Tetapi jangan sampai ular naga
berada di tepi laut, sebab setelah dijatuhkan dari langit, dia berada di pasir
tepi laut.
3. Keturunanmu itu akan menduduki
kota-kota musuhnya
Artinya: anak cucu
berkuasa atas 2 musuh utama, yaitu iblis setan dengan kuasanya dan daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Kalau kita berbuat tepat dengan
perkataan / perintah Allah, maka keturunan kita berkuasa atas musuh.
4. Oleh keturunanmulah semua bangsa
di bumi akan mendapat berkat
= menjadi saluran berkat,
baik berkat jasmani, terlebih berkat rohani.
Berkat rohani berarti menjadi
kesaksian, menjadi contoh teladan, lewat perkataan, sikap, tingkah laku, cara
berfikir, sudut pandang dan gerak gerik.
Hasilnya
Yohanes 15: 9-10
(15:9) "Seperti Bapa telah
mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di
dalam kasih-Ku itu.
(15:10) Jikalau kamu menuruti
perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti
perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Menuruti perkataan / perintah
Allah = tinggal di dalam kasih Allah yang besar dan mulia
Yohanes 15: 11
(15:11) Semuanya itu Kukatakan
kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu
menjadi penuh.
Kasih Allah sungguh mulia dengan
bukti setiap orang yang berbuat sesuai dengan perkataan / perintah Allah ada di
dalam sukacita Allah dan sukacita Allah itu penuh.
Istilah penuh disini, kasih
Allah tidak berkesudahan, kekal sampai selama-lamanya.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment