Shalom
Selamat malam, salam sejahtera.
Karena kasih-Nya besar, kita boleh beribadah malam hari
ini dalam ibadah Pendalaman Alkitab.
Kembali kita memeriksa kitab Maleakhi
Maleakhi 1: 10
(1:10) Sekiranya ada di antara kamu yang mau
menutup pintu, supaya jangan kamu menyalakan api di mezbah-Ku dengan
percuma. Aku tidak suka kepada kamu, firman TUHAN semesta alam, dan Aku
tidak berkenan menerima persembahan dari tanganmu.
Imam-imam yang melayani di Tabernakel melakukan apa yang
jahat di mata Tuhan, sebab mereka membawa binatang yang buta, timpang dan sakit untuk
dipersembahkan kepada Tuhan di atas mezbah sebagai korban api-apian, sehingga
Allah menghimbau supaya menutup pintu Tabernakel, supaya tidak menyalakan api
Mezbah Korban Bakaran dan mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan,
sebagai korban persembahan kepada Tuhan.
Minggu lalu saya sudah sampaikan, menutup pintu
Tabernakel bagian yang pertama.
Biarlah malam hari ini kita juga menikmati bagian yang kedua.
Menutup pintu Tabernakel dikaitkan dengan bahtera Nuh
Kejadian 6: 11-12
(6:11) Adapun bumi itu telah rusak di hadapan
Allah dan penuh dengan kekerasan.
(6:12) Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak
benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
Bumi telah rusak di hadapan Allah, sebab manusia
menjalankan hidup yang rusak dan penuh dengan kekerasan.
Kalau manusia menjalankan hidup yang rusak, demikian juga
bumi pasti rusak.
Sebagaimana contoh yang sudah saya sampaikan, hutan /
bumi Kalimantan rusak karena orang-orang menjalankan hidup yang rusak. Kalau
moral / akal sehat sudah rusak, pasti bumi juga rusak.
Demikian juga dengan hutan yang ada di Sumatera sudah
rusak, karena kelakuan manusia yang sudah rusak.
Kejadian 6: 13
(6:13) Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah
memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah
penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan
mereka bersama-sama dengan bumi.
Akhirnya Tuhan memutuskan untuk memusnahkan manusia yang
menjalankan hidup yang rusak dan penuh dengan kekerasan serta memusnahkan bumi
yang rusak.
Kejadian 6: 14
(6:14) Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir;
bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan
pakal dari luar dan dari dalam.
Tetapi untuk Nuh, Allah berfirman, supaya membuat bahtera
dari kayu gofir, kemudian bahtera itu harus ditutup dengan pakal dari
luar dan dari dalam, untuk menyelamatkan nikah Nuh dan
nikah ketiga anaknya. Ini menunjukkan bahwa Nuh mendapat kasih karunia di mata
Tuhan.
Kalau bahtera tidak ditutup dengan pakal, maka air akan
masuk dan menghanyutkan bahtera Nuh. Oleh sebab itu bahtera itu harus ditutup
dengan pakal dari luar dan dari dalam.
Ditutup dengan pakal dari luar dan dari dalam,
artinya: menutupi dosa dari luar dan dari dalam dengan kasih
- Dosa dari luar, itulah dosa yang
disebabkan oleh iblis setan dan pengaruh-pengaruh dunia
- Dosa dari dalam, itulah hawa
nafsu daging dan keinginannnya
Daging
adalah musuh dalam selimut. Daging bersama-sama dengan kita, tetapi hati-hati,
sebab daging adalah musuh dalam selimut, karena keinginannya.
PAKAL -> KASIH
1 Petrus 4: 8
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh
seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Kasih menutupi banyak sekali dosa, baik dosa dari luar maupun dosa
dari dalam.
Ayat yang sama
Amsal 10: 12
(10:12) Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih
menutupi segala pelanggaran.
Kasih menutupi segala pelanggaran, kesalahan, kekurangan, kelemahan, dosa kejahatan, dan
sebagainya.
Amsal 17: 9
(17:9) Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih,
tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib.
Berusaha menutupi pelanggaran berarti mengejar kasih, sebab kasih
menutupi banyak sekali dosa, kejahatan, pelanggaran dan sebagainya.
Sikap jika seseorang memiliki kasih
Kejadian 6: 15
(6:15) Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga
ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta
tingginya.
Bahtera Nuh harus dibuat dengan
panjang 300 hasta, sesuai dengan petunjuk Allah. Inilah sikap
seseorang jika memiliki kasih.
Berbicara tentang 300, mari kita perhatikan Hakim-hakim 7
Hakim-hakim 7: 1-7
(7:1) Adapun Yerubaal -- itulah Gideon -- bangun
pagi-pagi dengan segala rakyat yang bersama-sama dengan dia, lalu mereka
berkemah dekat mata air Harod; perkemahan orang Midian itu ada di sebelah
utaranya, dekat bukit More, di lembah.
(7:2) Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Terlalu
banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki
untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang
Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah
yang menyelamatkan aku.
(7:3) Maka sekarang, serukanlah kepada rakyat itu,
demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan
Gilead." Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan
tinggallah sepuluh ribu orang.
(7:4) Tetapi TUHAN berfirman kepada Gideon: "Masih
terlalu banyak rakyat; suruhlah mereka turun minum air, maka Aku akan menyaring
mereka bagimu di sana. Siapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang akan
pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang akan pergi bersama-sama dengan
engkau, tetapi barangsiapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang tidak
akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang tidak akan pergi."
(7:5) Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air,
dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Barangsiapa yang menghirup air dengan
lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan tersendiri, demikian
juga semua orang yang berlutut untuk minum."
(7:6) Jumlah orang yang menghirup dengan membawa
tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu
semuanya berlutut minum air.
(7:7) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Dengan
ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan
menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat
itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya."
Akhirnya Tuhan mendapati 300 orang dari orang
Israel sebagai seorang prajurit untuk menghadapi orang Midian.
Berarti, angka 300 menunjuk kepada 300
prajurit-prajurit yang terpilih
Terlebih dahulu kita melihat keadaan seorang prajurit
yang baik
2 Timotius 2: 1-4
(2:1) Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih
karunia dalam Kristus Yesus.
(2:2) Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan
banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang
juga cakap mengajar orang lain.
(2:3) Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit
yang baik dari Kristus Yesus.
(2:4) Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak
memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia
berkenan kepada komandannya.
Kepercayaan Tuhan kepada seseorang karena ia dapat
dipercayai, oleh sebab itu, terlebih dahulu kita dipercaya. Kalau kita tidak
dipercaya, tidak mungkin Tuhan memberikan suatu kepercayaan.
Keadaan prajurit yang baik:
1. Ikut
menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus
= turut
menderita sebagai prajurit yang baik di dalam Kristus Yesus.
Ini adalah
keadaan seorang prajurit yang baik.
1 Petrus
4:1
(4:1)
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun
harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --
karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah
berhenti berbuat dosa --,
Karena
Kristus telah menderita penderitaan badani, maka saya dan saudarapun juga
mempersenjatai dengan pikiran-pikiran yang demikian.
Sebagai
prajurit yang baik di dalam Kristus, mempersenjatai diri dengan
penderitaan-pendeirtaan badani.
Sebab
barangsiapa, telah mempersenjatai diri dengan penderitaan-penderitaan badani
telah berhenti berbuat dosa.
2. Prajurit
yang sedang berjuang tidak memikirkan / memusingkan dirinya dengan soal-soal
penghidupan
Ini adalah
prajurit yang baik di hadapan Tuhan.
Perbandingannya
dengan kita
1 Timotius
6: 5-8
(6:5)
percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang
kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
(6:6)
Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
(6:7)
Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat
membawa apa-apa ke luar.
(6:8) Asal
ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Ibadah kalau disertai dengan rasa cukup,
akan memberi keuntungan yang besar, oleh sebab itu, asal
ada makanan dan minuman, cukuplah. Ini adalah
sikap seorang prajurit yang baik, karena tidak memusingkan dirinya dengan
soal-soal penghidupan.
Untuk menemukan 300 orang, sebagai prajurit Kristus,
harus melewati seleksi.
SELEKSI PERTAMA
Hakim-hakim 7: 2-3
(7:2) Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Terlalu
banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki
untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang
Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah
yang menyelamatkan aku.
(7:3) Maka sekarang, serukanlah kepada rakyat itu,
demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari
pegunungan Gilead." Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari
rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang.
Seleksi yang pertama untuk mendapatkan 300 prajurit yang
terpilih adalah barangsiapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang,
dan enyah dari pegunungan Gilead.
Berarti, sebagai seorang prajurit yang baik, tidak boleh
ada rasa takut dan gentar.
Ulangan 20: 1-4
(20:1) "Apabila engkau keluar berperang melawan
musuhmu, dan engkau melihat kuda dan kereta, yakni tentara yang lebih banyak
dari padamu, maka janganlah engkau takut kepadanya, sebab TUHAN, Allahmu, yang
telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir, menyertai engkau.
(20:2) Apabila kamu menghadapi pertempuran, maka seorang
imam harus tampil ke depan dan berbicara kepada rakyat,
(20:3) dengan berkata kepada mereka: Dengarlah, hai orang
Israel! Kamu sekarang menghadapi pertempuran melawan musuhmu; janganlah
lemah hatimu, janganlah takut, janganlah gentar dan janganlah
gemetar karena mereka,
Hukum perang bagi seorang prajurit, saat menghadapi
pertempuran melawan musuh;
- Janganlah lemah hati (rapuh:
tidak mempunyai keteguhan hati)
- Janganlah takut (merasa
gentar / ngeri, tidak berani)
- Janganlah gentar (adanya
ketegangan karena rasa takut )
- Janganlah
gemetar(menggigil karena ketakutan, bergetar anggota badan karena ketakutan)
Ulangan 20: 4
(20:4) sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan
menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud
memberikan kemenangan kepadamu.
Sebab Tuhan Allah, Dialah yang berjalan menyertai untuk
berperang melawan musuh = Tuhan yang berperang gantikan kita melawan
musuh.
Ulangan 20: 8
(20:8) Lagi para pengatur pasukan itu harus berbicara
kepada tentara demikian: Siapa takut dan lemah hati? Ia boleh pergi dan pulang
ke rumahnya, supaya hati saudara-saudaranya jangan tawar seperti
hatinya.
Siapa yang takut, lemah hati, ia boleh pergi, pulang ke
rumah masing-masing.
Tujuannya: supaya hati saudara-saudaranya jangan
tawar, seperti hatinya.
Jadi saudaraku, keadaan seseorang cukup mempengaruhi
keadaan orang lain.
Demikian juga dalam ibadah pelayanan, kalau kita tawar
hati, orang lain juga tawar hati.
Oleh sebab itu, biarlah saudara-saudara mau menerima
tegoran-tegoran yang ada supaya tidak mempengaruhi yang lain.
Seorang prajurit yang tawar hati, tidak ada artinya.
Matius 5: 13
(5:13) "Kamu adalah garam dunia. Jika garam
itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya
selain dibuang dan diinjak orang.
Kalau garam menjadi tawar, tidak ada lagi
gunanya, selain dibuang dan diinjak orang.
Dibuang dan diinjak orang = tidak berguna
Kalau seorang prajurit tawar hati, buat apa dipergunakan,
sebab sudah tidak ada gunanya / tidak ada artinya lagi.
Yakobus 3: 12c
(3:12) Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat
menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara?
Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.
Mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.
Jadi, sumber mata air yang mengeluarkan air asin, tentu
tidak dapat mengeluarkan air yang tawar.
Demikian juga, kalau kita menjadi prajurit Kristus, harus
memberi rasa, tidak boleh tidak, itu sudah menjadi kewajiban seorang prajurit
Kristus.
Orang yang takut dan gentar setara dengan 3 hal
1. Ulangan 20: 5
(20:5)
Para pengatur pasukan haruslah berbicara kepada tentara, demikian: Siapakah
orang yang telah mendirikan rumah baru, tetapi belum menempatinya? Ia
boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran
dan orang lain yang menempatinya.
Siapa
orang yang telah mendirikan rumah baru, tetapi belum menempatinya, ia boleh
pergi dan pulang ke rumahnya.
Mendirikan
rumah tetapi belum ditempati, artinya: 3 oknum Allah tidak
berdiam di dalamnya = Tuhan Yesus Kristus tidak ada di
dalamnya = kosong.
- Tuhan = Allah Bapa
Sifat
tabiat-Nya: KASIH
- Yesus = Allah Anak
Sifat
tabiat-Nya: HIDUP BENAR SESUAI FIRMAN TUHAN
- Kristus = Allah Roh-El
Kudus
Sifat
tabiat-Nya: MENGURAPI / PARAKLETOS, yaitu menguatkan, menopang,
menolong, dan sebagainya.
Rumah
-> kehidupan saya dan saudara.
Kesimpulannya:
Jika tidak
ada 3 oknum Allah, berarti tidak hidup di dalam kasih dan tidak
hidup sesuai firman Tuhan, juga tidak hidup di dalam urapan Roh
Kudus, sebagai sifat tabiat dari Tuhan Yesus Kristus.
2. Ulangan 20: 6
(20:6)
Dan siapa telah membuat kebun anggur, tetapi belum mengecap hasilnya? Ia
boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya jangan ia mati dalam pertempuran
dan orang lain yang mengecap hasilnya.
Membuat
kebun anggur tetapi belum mengecap hasilnya.
Yohanes
15: 5-6
(15:5)
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak
dapat berbuat apa-apa.
(15:6)
Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting
dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api
lalu dibakar.
Membuat
kebun anggur tetapi belum mengecap hasilnya, itu gambaran dari ranting
yang tidak melekat pada pokok anggur = menjadi kering,
tidak menghasilkan buah anggur yang manis.
Kalau
ranting menghasilkan buah anggur yang manis, tentu dapat dicicipi dan dinikmati
oleh orang lain.
Saya
bersyukur juga, adanya persekutuan tubuh Kristus. Saya dan saudara sebagai
tubuh Kristus, dan Kristus sebagai kepala, sehingga saya dan saudara menghasilkan
buah yang manis, yang dapat dicicipi dan dinikmati oleh orang lain.
Sebagai
contoh:
-
media yang Tuhan percayakan
kepada kita, kemudian dapat dinikmati oleh orang lain, bagaikan mencicipi /
mengecap anggur yang manis, yaitu Buli Buli Emas Berisi Manna,
sebagai media internet, dengan alamat www.gptserangcilegon.blogspot.com
-
lewat media cetak,
yaitu buku-buku yang sudah dirilis
dan majalah-majalah yang sudah
dibagi-bagikan.
Tetapi
kalau tidak ada persekutuan tubuh dengan kepala, tidak akan menghasilkan buah
anggur yang manis, ini setara dengan takut dan gentar.
3. Ulangan 20: 7
(20:7)
Dan siapa telah bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi belum
mengawininya? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya
jangan ia mati dalam pertempuran dan orang lain yang mengawininya.
Siapa
telah bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi belum mengawininya, ia boleh
pergi dan pulang ke rumahnya.
Bertunangan
dengan seorang perempuan tetapi belum mengawininya, ini adalah gambaran dari
gereja Tuhan yang belum dewasa rohani.
Kidung
Agung 8: 8
(8:8)
-- Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah
dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia
dipinang?
Mempelai
perempuan mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada.
Dalam hal
ini, saya tidak sedikitpun menceritakan buah dada seorang perempuan, tidak ada
hubungannya dengan seks / porno, saya bercerita tentang arti rohani dari buah
dada.
Buah dada
-> kedewasaan
Belum
mempunyai buah dada = belum dewasa rohani.
Belum
dewasa rohani, berarti tidak dapat dipertunangkan / dipinang.
Jadi
bertunangan tetapi belum menikah, itu adalah gambaran dari gereja yang belum
dewasa rohani, ini boleh pulang, setara dengan takut dan gentar.
Orang
takut dan gentar, setara dengan 3 hal di atas, yaitu:
· mendirikan
rumah baru, tetapi belum ditempati
· membuat
kebun anggur tetapi belum mengecap hasilnya
· bertunangan
dengan seorang perempuan tetapi belum mengawininya
Tujuan dari seleksi pertama
Hakim-hakim 7: 2-3
(7:2) Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Terlalu
banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki
untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan
orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku
sendirilah yang menyelamatkan aku.
Tujuan mengadakan seleksi yang pertama adalah supaya
jangan memegah-megahkan diri di hadapan Tuhan.
Memegahkan-megahkan diri artinya: merasa diri hebat, besar dan kuat,
dan sebagainya.
Ini juga salah satu yang harus saya waspadai di hadapan
Tuhan. Jangan sampai memegahkan diri di hadapan Tuhan. Sebab kalau kita bisa
melayani beribadah kepada Tuhan, tentu karena kemurahan Tuhan.
Sebelum menjadi hamba Tuhan ada pemikiran “enak ya
menjadi hamba Tuhan, bisa mendapat penghormatan dari orang lain”. Tetapi
setelah menjalani itu semua, justru tidak memiliki pemikiran yang seperti itu.
Bahkan, sebelum terbentuk penggembalaan, penghormatan sudah saya terima dari
orang-orang yang disembuhkan Tuhan dari sakit penyakit, dan memang Alkitab
mencatat , setiap orang yang melayani Tuhan tanpa motivasi, pasti dihormati
manusia dan Tuhan / berkenan kepada Tuhan (Roma 14: 17-18)
1 Korintus 15: 8-10
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan
diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum
waktunya.
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua
rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat
Allah.
(15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah
sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku
tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka
semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang
menyertai aku.
Kalau Rasul Paulus dipercaya untuk melayani Tuhan, menjadi
seorang Rasul di hadapan Tuhan, itu karena kasih karunia, Rasul Paulus
menyadari dirinya penuh kekurangan di hadapan Tuhan.
Kasih karunia = kemurahan Tuhan = yang tidak layak
menjadi layak.
Sesungguhnya Rasul Paulus di hadapan Tuhan,
sama seperti anak yang lahir sebelum waktunya.
Anak yang lahir sebelum waktunya = prematur
Ciri-ciri prematur: kepalanya besar, badannya kecil, kakinya lemah
tidak berdaya.
Ini adalah gambaran dari kehidupan anak Tuhan yang tidak
berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, tetapi oleh karena kasih karunia,
menyertai Rasul Paulus dalam ibadah pelayanannya.
Sesungguhnya kita di hadapan Tuhan, seperti anak yang
baru lahir sebelum waktunya. Kita dipercaya menikmati firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan dan dipercaya melayani Tuhan, itu adalah kasih karunia
Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment