KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, April 10, 2012

IBADAH RAYA MINGGU / IBADAH KEBANGKITAN, 08 APRIL 2012

IBADAH RAYA MINGGU /
IBADAH KEBANGKITAN, 08 APRIL 2012

Tema:  JEMAAT LAODIKIA
(seri 13)

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan Tuhan, memungkinkan kita untuk beribadah dalam ibadah kebangkitan.
Tuhan memberi kesempatan di tahun 2012 ini, untuk menikmati suasana kebangkitan Yesus Kristus.

Segera kita memperhatikan sidang jemaat di Laodikia, dari Wahyu 3: 14-22.
Kita fokus memperhatikan ayat yang ke 20 saja.
(3:20) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Yesus Mempelai Pria Sorga, berdiri di muka pintu dan mengetok.

Kidung Agung 5: 2
(5:2) Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!"

Ini adalah kesaksian dari mempelai perempuan, yaitu Mempelai Pria Sorga mengetuk pintu rumah mempelai perempuan.

Mari kita perhatikan dengan baik; saat Mempelai Pria Sorga mengetuk pintu.

Kidung Agung 5: 2
(5:2) Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!"

Keadaan Mempelai Pria Sorga saat mengetuk pintu; kepala / rambutnya penuh tetesan embun malam.
-    Embun di kepala -> dinginnya kasih manusia.
-    Malam / gelap -> Keadaan dunia, dimana dosa sudah memuncak.
Dan itu tampak jelas di hari-hari terakhir ini, dosa semakin memuncak, terlebih dalam dosa seks bebas, dosa perjinahan. Tidak sedikit orang Kristen yang dikuasai roh najis, itu membuktikan bahwa keadaan dunia semakin gelap / malam, dimana dosa sudah semakin memuncak.

KESIMPULANNYA.
Ketika Yesus mengetuk pintu; Yesus Mempelai Pria Sorga menanggung banyak penderitaan karena dosa manusia semakin memuncak dan dosa itu sudah semakin bertimbun-timbun sampai di hadapan Allah = Yesus mati, menderita di atas kayu salib karena menanggung dosa manusia.

Kalau seseorang menanggung hukuman karena kesalahan, itu adalah hal yang wajar, seperti yang dikatakan oleh penjahat yang disalibkan di sebelah kanan Yesus “kita menerima hukuman ini setimpal dengan kejahatan yang kita perbuat.”
Tetapi Yesus menanggung penderitaan sampai mati di atas kayu salib karena dosa-dosa kejahatan manusia itu sendiri, bukan karena kesalahan Yesus.
Ini harus kita perhatikan, dimana keadaan Mempelai Pria Sorga saat mengetuk pintu.

Yesaya 53: 3-6
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.
(53:4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
(53:5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

Yesus dihina, dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan, Ia biasa menderita kesakitan, sampai akhirnya Dia tidak masuk hitungan.
Tetapi sesungguhnya;
-    Penyakit kitalah yang ditanggung-Nya.
-    Kesengsaraan kitalah yang dipikul-Nya.
-    Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita.
-    Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita.

Saya belum pernah melihat seorang manusia, melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Yesus, menerima hukuman untuk orang lain. Barangkali menerima hukuman mati karena mempertahankan kesalahan, itu banyak terjadi. Tetapi saya belum pernah melihat seorang manusia, yang bisa berlaku seperti Yesus.
Ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita semua, ditimpakan bagi Yesus Kristus di atas kayu salib, Dia menanggung penderitaan, Dia menanggung kesalahan kita.

Respon dari mempelai perempuan ketika mempelai pria mengetok pintu.
Kidung Agung 5: 3
(5:3) "Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?"

Mempelai perempuan tidak membuka pintu untuk Mempelai Pria Sorga = tidak menghargai korban Kristus.
Bagaimana respon kita malam ini?? Tuhan lihat, Tuhan tunggu, bukan hanya malam ini, tetapi besok, lusa dan seterusnya. Apakah sama dengan respon mempelai perempuan dalam Kidung Agung 5: 3 ???

Penyebab mempelai perempuan tidak membuka pintu; mempelai perempuan suka mencari-cari alasan.
Orang yang tidak meresponi pemberitaan firman Tuhan, orang yang tidak meresponi ibadah dan pelayanan, pasti suka mencari-cari alasan.
Kalau seseorang suka mencari-cari alasan satu kali, maka untuk yang kedua kali, setan sudah mempersiapkan alasan berkeranjang-keranjang, dan alasan itu lebih tepat dan lebih masuk akal manusia.

Mari kita lihat; ORANG-ORANG YANG SUKA MENCARI-CARI ALASAN.
Matius 22: 1-6
(22:1) Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
(22:2) "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.
(22:3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.
(22:4) Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.
(22:5) Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,
(22:6) dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.

Hal kerajaan sorga, seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya / pesta nikah anak raja.
Tetapi kita perhatikan, Hamba-hamba dari raja itu, memanggil orang-orang yang diundang, tetapi orang-orang yang diundang tidak mengindahkan = mempelai perempuan menutup pintu.

Undangan kepada orang-orang yang dipanggil, itu bagaikan pintu yang diketok oleh Mempelai Pria Sorga.

-    Menutup pintu = tidak menghargai korban Kristus, sebab lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih, itu gambaran dari pada korban Kristus.

-    Menutup pintu = tidak menikmati hidangan yang telah tersedia = tidak satu perjamuan dengan Allah di dalam kerajaan sorga = tidak menikmati firman Tuhan dalam ibadah yang Tuhan percayakan.

Ada 3 alasan-alasan menutup pintu untuk Mempelai Pria Sorga.
1)  Pergi ke ladangnya.
Ladang = pekerjaan
Pekerjaan bisa menjadi alasan untuk menutup pintu bagi Mempelai Pria Sorga.

Hati-hati yang sudah bekerja, kalau engkau memiliki waktu setengah jam saja, gunakan waktu itu untuk beribadah kepada Tuhan. jangan bersatai-santai di tempat bekerja, gunakan waktu untuk membuka pintu bagi Tuhan.
Sebab kalau kita menutup pintu, kita tidak dapat makan dan minum bersama dengan Allah, sementara hidangan sudah tersedia???
Padahal, begitu manis Yesus berseru  ketika mengetuk pintu, dengan lembut berkata; “Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, kekasihku”. Yesus harus berbuat apalagi?, sementara Dia mengetuk pintu, disertai dengan perkataan yang begitu lembut dan manis untuk didengar??? Saya tidak habis pikir bila pekerjaan dijadikan alasan.

2)  Mengurus usahanya.
Usaha / niat hati = keinginan daging / menuruti hawa nafsu daging.
Memang kalau seseorang masih hidup menurut hawa nafsu daging, dia akan lebih menuruti keinginan dagingnya, dari pada menuruti keinginan Roh Kudus, itu sudah pasti.

Kalau saudara membuka pintu ketika Yesus dengan lemah lembut menegor dan mengetuk pintu, niat-niat, keinginan daging itu terabaikan, sebab lebih suka mendengarkan nasihat, tegoran firman Tuhan pada saat beribadah, dari pada menuruti keinginan daging yang menuju pada kebinasaan.

Saudaraku, perhatikanlah!! darah daging tidak mendapat bagian di dalam kerajaan sorga, berarti mereka yang menuruti keinginan daging akan binasa, berada di dalam api neraka, kekal sampai selama-lamanya, tanpa ada batasnya.
3)  Menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.
Kita ambil perkataan yang ketiga, yaitu membunuh.

Membunuh = membenci sesama = tidak tinggal dalam kasih Allah (1 Yohanes 3: 15).
Juga karena kebencianpun, bisa menyebabkan seseorang menutup pintu untuk Mempelai Pria Sorga.

Bisa saja seorang hamba Tuhan menegor seorang sidang jemaat karena selalu melanggar hukum Allah, sehingga akhirnya benci kepada gembala, dan akhirnya ia tidak membuka pintu untuk Mempelai Pria Sorga. Kebencian ini sangat berbahaya, sebab orang yang membenci adalah bukti orang yang tidak tinggal dalam kasih Allah.

KESIMPULANNYA;
Orang yang suka mencari alasan;
-   Kehilangan firman Allah = pergi ke ladangnya, karena yang menggarap dan mengerjakan ladang / tanah adalah firman Allah.
-   Kehilangan Roh Allah, sebab orang yang menuruti hawa nafsu daging, tidak hidup menurut pimpinan Roh Allah.
-    Kehilangan kasih Allah, itulah mereka yang membenci.

Maka 3 oknum Allah, TUHAN YESUS KRISTUS tidak ada di dalamnya; tidak segambar serupa dengan Allah / bertolak belakang.
Ingat dan perhatikanlah hal ini.

Jangan sampai bertolak belakang dengan pribadi Tuhan Yesus Kristus, ini sangat berbahaya dan mengerikan sekali.
Saya kira kita harus menangkap apa yang Tuhan maksud lewat firman malam ini, jangan dianggap biasa-biasa.

Praktek suka mencari alasan.
Kidung Agung 5: 3
(5:3) "Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?"

Ada 2 praktek, yaitu;
a.    Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi?
Arti rohaninya untuk kita sekarang; merasa diri tidak layak karena ketelanjangan / dosa = minder.
Bajuku telah kutanggalkan -> dosa ketelanjangan.

Apapun adanya kita, tua muda, laki-laki perempuan, kaya miskin, jangan minder, tampillah apa adanya.

Sebelum saya menjadi hamba Tuhan, saya jauh dari setiap pertemuan-pertemuan ibadah, tetapi ada keinginan untuk ibadah. Namun untuk beribadah saat itu ada syaratnya; tunggu ada mobil dahulu, sebab pemikiran saya jika tidak ada mobil saya malu terhadap orang lain.

Bila tidak ada ongkos, jalan kaki saja ke gereja, tidak perlu minder dan malu, sebab kita hidup bukan dari manusia, melainkan hidup karena Tuhan.

Jangan merasa diri tidak layak karena banyak dosa, banyak kesalahan, sehingga itu menjadi alasan untuk menutup pintu bagi Mempelai Pria Sorga.
Kapan kita bisa menjadi layak, kalau kita tidak mau dilayakkan Tuhan??? tetapi kalau kita berusaha untuk beribadah melayani Tuhan, maka Tuhan yang akan melayakkan kita, karena kasih karunia.

Mari kita lihat; orang yang mengaku tidak layak, tetapi menutup pintu bagi Mempelai Pria Sorga.
Kisah Para Rasul 13: 44-45
(13:44) Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Allah.
(13:45) Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus.
(13:46) Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.

Orang Yahudi penuh dengan iri hati, melihat orang-orang kafir mendengar firman Tuhan yang dikabarkan oleh Rasul Paulus.

Sesungguhnya firman itu ditujukan kepada bangsa Israel, bukan kepada kita, tetapi kita bersyukur karena kemurahan Tuhan, kita dipercaya untuk menikmati firman Tuhan. karena seijin Tuhan orang-orang Yahudi merasa tidak layak sehingga menutup pintu terhadap pemberitaan firman Tuhan, sehingga firman Tuhan pun beralih kepada orang kafir / Yunani, sehingga seijin Tuhan kita menerima firman Tuhan pada malam ini.

Ada 2 praktek, yaitu;
b.  Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?
Arti rohaninya untuk kita sekarang adalah merasa diri; lebih suci, lebih benar, lebih baik, lebih hebat, lebih dalam segala sesuatu dari pada orang lain.

Kalau orang merasa diri lebih dari segala sesuatu dari orang lain, ini berarti menutup pintu, seperti mempelai perempuan sudah membasuh kaki, tetapi menutup pintu.
Orang yang sudah disucikan hatinya, ketika beribadah melayani Tuhan, dia pasti dengan tulus ikhlas melayani Tuhan dan dengan keyakinan iman yang teguh, tetapi mempelai perempuan tersebut justru menutup pintu.

Akibat menutup pintu / tidak membuka pintu bagi Mempelai Pria Sorga:
Kidung Agung 5: 5-6
(5:5) Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu.
(5:6) Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.

Akibatnya; kehilangan Mempelai Pria Sorga, sebab waktu yang ada untuk membuka pintu SUDAH SELESAI = kesempatan yang Tuhan percayakan, tidak dihargai.

Demikian juga malam hari ini, saya sampaikan dengan kasih, TINGGAL SEDIKIT WAKTU SAJA, bagi kita yang mau memperhatikan nasihat firman Tuhan, tetapi bagi dia yang tidak memanfaatkan kesempatan yang ada, dia akan kehilangan segala-galanya.
Kehilangan Mempelai Pria Sorga = kehilangan kesempatan untuk memperoleh keselamatan.

Jangan pakai waktu yang singkat ini untuk yang lain-lain, sebab kesempatan hanya satu kali, tidak datang dua kali.
Kedatangan Yesus yang kedua kali bukan untuk menyelamatkan orang berdosa, tetapi tampil sebagai Raja dan Hakim, menghakimi orang yang berdosa.

Biarlah kita memperhatikan firman Tuhan sungguh-sungguh malam hari ini.

Kidung Agung 5: 7
(5:7) Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku, dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok.

Kehilangan Mempelai Pria Sorga = dikuasai oleh penguasa kegelapan malam, yatiu peronda-peronda kota.

Kalau kita kehilangan Mempelai Pria Sorga, maka yang berkuasa adalah penguasa kegelapan malam, itulah penghulu di udara yang gelap = roh-roh jahat dan roh-roh najis.

Mempelai Pria Sorga, Dialah kepala dari tiap-tiap gereja. Seluruh anggota tubuh, mulai dari urat-urat, sendi-sendi dikendalikan oleh kepala (Kolose 2: 19). Tetapi kalau kita kehilangan Mempelai Pria Sorga, kehilangan kepala, otomatis roh jahat di udara, yang berkuasa menjadi kepala / pemimpin.
Sebaliknya, kalau kepala dari tiap-tiap gereja mempimpin / berkuasa, maka roh jahat, penghulu di udara tidak akan berkuasa.

Jika penguasa-penguasa kegelapan berkuasa, ada 3 hal terjadi;
1.  Dipukulinya aku
Kesalahan-kesalahan, kejahatan-kejahatan, kenajisan-kenajisan akan terjadi kalau roh jahat, ron najis menguasai seseorang. Dan orang yang melakukan kesalahan, akan menerima hukuman setimpal dengan kejahatan yang dia perbuat.

Barangkali manusia tidak memukul kita, tetapi bila menerima hukuman akibat kesalahan = pukulan telak.
Hukuman yang diterima akibat kesalahan = pukulan telak.

2.  Dilukainya.
Luka-luka, baik pada batin, baik hati yang hancur, hati yang patah dan remuk, itu bisa terjadi kalau seseorang tidak lagi setia terhadap kasih sayang, kasih setia Tuhan / tidak tinggal dalam kasih Allah.

Kalau seorang suami tidak lagi mengasihi istri, atau sebaliknya, disinilah akan mengalami luka-luka batin yang begitu sakit sekali, lebih sakit dari pada sakitnya luka pada tubuh. Itu harus kita sadari.

Jika engkau meninggalkan kasih Tuhan, engkau akan mengalami luka-luka batin, itu sudah pasti.
Tentu kita semua pernah mengalami itu, kalau itu pernah terjadi, jangan diulangi.
Apa arti hidup tanpa kasih Tuhan???

3.  Selendangku dirampas.
Ada selendang yang diikatkan pada pinggang imam-imam dan imam besar.
Selendang yang diikatkan pada pinggang terlepas, artinya; meninggalkan ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Kalau seseorang sudah dikuasai roh jahat, roh najis, pasti dia akan melepaskan diri dari ibadah pelayanan.

Jangan main-main! Hati-hati bila sudah kehilangan Mempelai Pria Sorga, kepala dari tiap-tiap gereja, Dialah yang menggerakkan seluruh organ-organ tubuh, urat-urat dan sendi-sendi dalam tubuh manusia.

Jalan keluar.
Kidung Agung 5: 4-5
(5:4) Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku.
(5:5) Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu.

Mempelai perempuan akhirnya bangun dari tempat tidur.
Bangun = bangkit dari tidur = bersuasanakan kebangkitan.

Yohanes 11: 11-12
(11:11) Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya."
(11:12) Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh."
(11:13) Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.

Bangun dari tidur = bangkit dari tidur = bersuasanakan kebangkitan.

Yohanes 11: 21-25
(11:21) Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.
(11:23) Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."
(11:24) Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."
(11:25) Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

Yesus adalah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya pada-Nya, ia akan hidup walaupun dia sudah mati.
Kalau satu dalam kebangkitan Yesus, ia tetap hidup di hadapan Tuhan, meskipun sudah tutup usia, sebelum Yesus datang ke bumi untuk yang kedua kali.

Roma 6: 4
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Kuasa kebangkitan adalah hidup dalam hidup yang baru = manusia baru, yang lama sudah berlalu.

Ciri-ciri bersuasana kebangkitan.
Kidung Agung 5: 5
(5:5) Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu.

Cirinya; tanganku bertetesan cairan mur / minyak mur.
Arti rohaninya; hidup menurut pimpinan Roh-El Kudus.
Minyak mur -> urapan Roh-El Kudus.

Berarti suasana kebangkitan adalah hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Kalau menuruti keinginan daging = mati = menutup pintu.

Roma 8: 6-11
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
(8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
(8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Bersuasanakan kebangkitan = hidup oleh Roh Allah.
Bila seseorang dikuasai  Roh Kudus, maka Roh Kudus itu sendiri akan mematikan segala perbuatan-perbuatan daging, sehingga ia hidup, dan seluruh anggota tubuh dapat digunakan untuk melayani Tuhan.
Mempertahankan hidup yang lama = hidup menurut daging, yang menuju kepada kebinasaan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment