Tema: HAL BERDOA
(seri
3)
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus
Kristus.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita dimungkinkan untuk menyembah
Tuhan, dalam Ibadah Doa Penyembahan, sehingga dengan demikian, kita dapat
merendahkan diri serendah-rendahnya.
Kembali kita memperhatikan Matius 6.
Matius 6: 5-13
(6:5) "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan
doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan
raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka
sudah mendapat upahnya.
(6:6) Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu,
tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
(6:7) Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele
seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa
karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
(6:8) Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu
mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
(6:9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga,
Dikuduskanlah nama-Mu,
(6:10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi
seperti di sorga.
(6:11) Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang
secukupnya
(6:12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami
juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi
lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan
dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Kita fokus memperhatikan ayat yang kelima “Dan apabila kamu
berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya
dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya,
supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah
mendapat upahnya”.
Berdoa itu penting, bahkan berdoa itu
adalah suatu keharusan, sebab doa adalah nafas hidup manusia.
Berarti, jika tidak berdoa; tidak ada nafas hidup = mati = binasa.
Wahyu 11: 1
(11:1)
Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur
rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang
beribadah di dalamnya.
Selain Bait Suci Allah, yang diukur adalah mezbah.
Mezbah -> doa.
Diukur artinya; mendapat perlindungan,
pemeliharaan, pertolongan, pembelaan dari Tuhan
Berarti kalau tidak hidup dalam doa
penyembahan, tidak mendapat perlindungan, pemeliharaan, pertolongan, pembelaan
dari Tuhan = tidak diukur = binasa.
Itu sebabnya, malam hari ini kita
mengadakan doa penyembahan dan ini sudah menjadi suatu keharusan.
Bandingkan
dengan mereka yang tidak hidup di dalam doa.
Wahyu 11: 2
(11:2)
Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di
sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan
kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh
dua bulan lamanya."
Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci
di sebelah luar = tidak diukur.
Dalam pola Tabernakel, Bait suci di
sebelah luar, terkena pada halaman =
pelataran.
Halaman adalah daerah pembenaran,
dibenarkan oleh darah Yesus juga kematian dan kebangkitan Yesus.
Di halaman ada 2 alat, yaitu;
1. Mezbah
Korban Bakaran = dibenarkan oleh darah Yesus Kristus.
2. Kolam
pembasuhan = dibenarkan oleh kematian dan kebangkitan Kristus.
Tetapi kehidupan anak-anak Tuhan
tidak cukup hanya dibenarkan oleh darah Yesus juga kematian dan kebangkitan
Yesus, harus ada tindak lanjutnya, yaitu berada di ruangan suci dan hidup dalam
doa penyembahan.
Itu sebabnya, dari sejak kecil,
anak-anak harus dibawa ke dalam rumah Tuhan, untuk tetap hidup dalam doa
penyembahan.
Tetapi banyak orang kristen tidak
mengerti, sehingga mereka menomorsatukan perkara-perkara lahiriah, oleh sebab
itu, suatu saat nanti, banyak orang kristen kaget, terkejut, sebab; tiba-tiba
dia sudah menjadi bagian dari antikris, pada saat antikris berkuasa selama 3,5
tahun.
Oleh sebab itu, tidak cukup hanya
dibenarkan / lahir baru saja, tetapi harus ditingkatkan sampai Ibadah Doa
Penyembahan.
Syarat untuk berdoa.
Kembali kita perhatikan Matius 6: 5
(6:5) "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan
doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat
dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Syarat untuk berdoa adalah janganlah berdoa seperti orang munafik.
Munafik, artinya; di luar dan di
dalam tidak sama.
Di luar terlihat tampak baik dan
menarik, tetapi berbanding terbalik dengan apa yang ada di dalamnya, itulah
munafik.
Sebagai
contoh.
Bagian kedua.
Bagian kedua.
Ahli-ahli taurat & orang-orang Farisi berdiri dalam
rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang =
berdoa secara lahiriah.
Bagi mereka yang
berdoa secara lahiriah, mereka sudah mendapat upah dari orang-orang yang
melihat dan yang memberi pujian.
Matius 23: 18-19
(23:18) Bersumpah
demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada
di atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah
yang menguduskan persembahan itu?
“Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah;
tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat”
Artinya; bagi mereka
yang hidup di dalam doa penyembahan, tetapi penuh dengan kemunafikan, bagi
mereka yang terpenting adalah
perkara-perkara lahiriah, itulah persembahan yang di atas mezbah.
Mezbah -> doa
penyembahan, sedangkan bersumpah = mengikatkan janji.
Berarti kalau
seseorang hidup dalam kemunafikan maka doa penyembahan itu dilangsungkan secara
lahiriah = bersumpah demi persembahan di atas mezbah, sumpah itu mengikat,
sehingga tidak berjanji untuk
mengikatkan diri di dalam doa penyembahan.
Kalau tidak mengikat
janji dengan doa penyembahan = tidak
menjadi penyembah-penyembah di dalam roh dan kebenaran, sesuai dengan penyembahan yang dikenan oleh Allah Bapa.
Sesungguhnya yang
benar adalah anak-anak Tuhan mengikatkan janji dengan doa penyembahan =
bersumpah demi mezbah.
Ciri-ciri jika hidup
di dalam doa tetapi terikat dengan perkara-perkara lahiriah; menjadi buta.
Buta artinya; tinggal dalam kegelapan dosa.
Kalau seseorang tinggal
dalam kegelapan dosa, maka yang terjadi adalah;
- Ia tidak
tahu kemana ia harus pergi (1 Yohanes 2: 11)
= tidak tahu berbuat
yang baik.
- Tidak dapat
melihat cahaya injil kemuliaan (2 Korintus 4: 4)
= tidak suka
mendengarkan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah firman
nubuatan yang
disampaikan
oleh para nabi, yang sifatnya mengoreksi, memeriksa, sampai menyucikan dosa.
Praktek
hidup di dalam doa tetapi terikat dengan perkara-perkara lahiriah.
Matius 6: 5
(6:5) "Dan apabila kamu berdoa,
janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka
suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Praktenya;
1.
Mereka suka mengucapkan
doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat.
Berdoa dengan
berdiri di dalam rumah-rumah ibadat / rumah Tuhan, tujuannya; supaya dilihat
orang lain.
Ini adalah sikap
berdoa yang tidak baik & tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Bandingkan dengan berdoa yang benar &
berkenan.
Mazmur 95: 6-7
(95:6) Masuklah,
marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
(95:7) Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah
umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini,
sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
Sesungguhnya, ketika
masuk / berada di dalam rumah Tuhan sikap yang benar adalah sujud menyembah = berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Itulah yang benar.
Tetapi sikap orang
munafik; masuk ke rumah Tuhan, lalu berdoa dengan berdiri, dengan tujuan untuk
dilihat orang lain.
Oleh sebab itu,
ketika malam ini kita berada di dalam rumah Tuhan, biarlah kita juga
memposisikan diri rendah di kaki Tuhan, inilah sikap yang baik & benar di
hadapan Tuhan.
1 Korintus 15: 24-27
(15:24) Kemudian tiba kesudahannya, yaitu
bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan
segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
(15:25) Karena Ia harus memegang
pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah
kaki-Nya.
(15:26) Musuh yang terakhir, yang
dibinasakan ialah maut.
(15:27) Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau
dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah,
bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus
itu tidak termasuk di dalamnya.
Suatu kemurahan yang
besar bagi kita, kalau kita berlutut menyembah di bawah kaki Tuhan, sebab saat
itulah kita menaklukkan segala
musuh, termasuk musuh yang terakhir,
itulah maut.
Maut itulah upah
dari dosa.
Oleh sebab itu,
marilah kita berlutut menyembah di bawah kaki Tuhan, karena Tuhan sudah
menaklukkan musuh di bawah kaki-Nya.
Musuh utama kita ada
2;
- Iblis setan = roh jahat dan roh
najis.
- Daging, itulah hawa nafsu
dan keinginannya
Selama kita berada
di ketinggian, selama itu pula musuh berusaha mengguncangkan dan menjatuhkan kita
dalam berbagai-bagai dosa, tetapi apabila kita menempatkan diri di tempat yang
paling rendah, yaitu berada di bawah kaki Tuhan, tidak satupun musuh dapat menjatuhkan
saya dan saudara = tidak dapat diganggu gugat lagi, baik oleh daging dengan
hawa nafsu keinginannya, maupun setan dengan roh jahat & roh najis, bahkan
maut pun sudah ditaklukkan.
Mengapa saat merendahkan diri, musuh
dikalahkan? Karena saat merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, tidak ada peluang
untuk dijatuhkan oleh iblis setan maupun daging, karena sudah terlebih dahulu
berada di tempat yang paling rendah.
Misalnya; benda yang
berada di atas / ketinggian, benda itu akan mudah terjatuh ke bawah, tetapi
jika benda berada di bawah / di tanah, di tempat yang paling rendah, benda itu
tidak dapat lagi dijatuhkan.
Demikian juga dengan
kita, kalau kita berada di ketinggian, dengan segala kesombongan, maka iblis
setan akan mudah menjatuhkan kita, tetapi jika kita memposisikan diri rendah di
bawah kaki Tuhan, siapa yang akan menjatuhkan kita ?? Tentu tidak ada.
2.
Berdoa dengan
berdiri pada tikungan-tikungan jalan raya.
Berdoa dan berdiri
di tikungan-tikungan jalan raya, artinya; berdoa secara lahiriah, berdoa yang
hanya untuk dilihat orang lain.
Tikungan-tikungan
adalah tempat yang aman untuk menghadang musuh.
Kalau jalan yang
lurus, itu bukan tempat yang aman untuk menghadang musuh, sebab kalau
menghadang musuh di jalan yang lurus, musuh sudah terlebih dahulu melihat si
penghadang.
Berarti kalau berdoa
di tikungan-tikungan, membuat diri kuat, aman dan menjadikan orang lain tawanan.
Ini sangat lucu, bukan ?
Seharusnya kalau
kita berdoa, orang lain yang masih terikat dengan dosa, kita doakan untuk melepaskan
mereka dari tawanan iblis setan, tetapi kalau berdoa di tikungan-tikungan,
menjadikan diri sendiri kuat tetapi membuat orang lain menjadi tawanan musuh.
Banyak hamba Tuhan dan
sidang jemaat yang membuat diri kuat, karena kedudukan / takhta tetapi
menjadikan orang lain tawanan. Ini tidak benar.
Matius 23: 13
(23:13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu
menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk
masuk.
Kalau berdoa di tikungan-tikungan,
berarti merintangi orang lain untuk masuk ke dalam kerajaan sorga, bukankah
jalan menuju kerajaan sorga adalah jalan yang lurus ?
Tetapi kalau berdoa
hanya supaya dilihat orang lain, itu membuat diri kuat dan aman tetapi orang
lain menjadi tawanan musuh.
Inilah yang harus
kita sadari dan pahami di hari-hari terakhir ini.
Mari, kita yang
sudah mengerti firman Tuhan, janganlah kita bagaikan orang munafik yang berada
di tikungan-tikungan. Biarlah kita semua menjadi kehidupan yang mau merendahkan
diri di bawah kaki Tuhan.
Sebagai Contoh:
1 Timotius 4: 1-5
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan
bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti
roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
(4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang
hati nuraninya memakai cap mereka.
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang
makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan
oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
(4:4) Karena semua yang diciptakan Allah
itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan
syukur,
(4:5) sebab semuanya itu dikuduskan oleh
firman Allah dan oleh doa.
Segala sesuatunya
sudah dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa, tetapi ada ajaran-ajaran
setan yang menyesatkan, yaitu
- melarang orang kawin
kawin = menikah =
laki-laki dan perempuan menjadi satu daging = tubuh dan kepala menjadi satu.
Tubuh gambaran dari
gereja Tuhan sebagai mempelai perempuan, sedangkan kepala itu adalah gambaran
dari Kristus sebagai Kepala dari tiap-tiap gereja = suami dari mempelai
perempuan.
Kalau ada larangan
untuk kawin, itu adalah ajaran sesat yang berusaha untuk merintangi gereja
Tuhan masuk ke dalam kerajaan sorga, merintangi gereja Tuhan untuk menjadi
mempelai perempuan / perawan suci.
Apalagi kalau
menolak pengajaran mempelai, kemudian pengajaran mempelai dikatakan sesat, ini
salah besar, tetapi yang benar; memang harus kawin, dengan kata lain masuk
dalam pesta nikah Anak Domba, jadi, bukan kawin mengawinkan.
Kawin mengawinkan = perzinahan = dikuasai roh najis
- Melarang orang makan makanan yang
diciptakan Allah.
Segala sesuatu yang
diciptakan oleh Allah boleh dimakan, apa saja, tetapi syaratnya; harus berucap syukur, sebab semuanya itu sudah dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.
- Dikuduskan oleh firman, berarti anak - anak Tuhan harus hidup benar sesuai dengan firman Tuhan.
- Dikuduskan oleh doa, berarti anak - anak Tuhan harus hidup di dalam doa.
Mazmur 95: 7
(95:7) Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba
tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
Kalau kita sujud
menyembah, berlutut di bawah kaki-Nya, itu bukti bahwa kita adalah umat
gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Jadilah domba-domba yang
tergembala, dengan merendahkan diri serendah-rendahnya di bawah kaki Tuhan,
sebab ketika kita berlutut, disitulah kita memperoleh kekuatan yang ajaib.
Berlutut adalah letak kekuatan manusia.
Berlutut adalah letak kekuatan manusia.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman;
Gembala
Sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment