KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, May 11, 2012

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 MEI 2012



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 MEI 2012

Shalom
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya kita boleh beribadah, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab.

Kembali kita memeriksa kitab Maleakhi.
Tiba saatnya kita memperhatikan Maleakhi 1: 12.

Maleakhi 1: 12
(1:12) Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: "Meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!"

Berkaitan dengan ayat 11, bahwa “dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari, nama Tuhan besar”, tetapi imam-imam yang melayani di Tabernakel, menajiskan nama Tuhan, juga menajiskan Tabernakel, tempat imam-imam melayani Tuhan.

Mari kita lihat persamaan dari kisah ini.
1 Samuel 2: 22
(2:22) Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan,

Anak-anak imam Eli, yaitu Hofni dan Pinehas, selain perlakuan mereka terhadap umat Israel tidak baik / buruk, mereka juga tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan.
Berarti, anak-anak imam Eli, telah menajiskan nama Tuhan, sedangkan dalam kitab Maleakhi 1: 11, jelas sekali dikatakan bahwa “nama Tuhan itu besar”.

Apa yang dilakukan anak-anak imam Eli sangatlah tidak terhormat.
Hal ini harus kita sadari bahwa nama Tuhan itu besar dari terbitnya sampai terbenamnya matahari / dari timur sampai ke barat. Oleh sebab itu, kita tidak boleh melayani seperti anak-anak imam Eli.

1 Samuel 2: 12
(2:12) Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN,
Dijelaskan disini bahwa; Anak-anak imam Eli adalah orang-orang dursila.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dursila = perilaku yang buruk dan jahat.

Anak-anak imam Eli tidak mengindahkan Tuhan, sedangkan nama Tuhan itu besar.
Jika tidak mengindahkan nama Tuhan, berarti; tidak membesarkan nama Tuhan = memilukan hati Tuhan.

Perilaku yang buruk dan perbuatan yang jahat, orang semacam ini tidak akan pernah mengindahkan nama Tuhan, sekalipun dia tahu bahwa nama Tuhan itu besar dari terbitnya sampai terbenamnya matahari.

1 Samuel 2: 13A
(2:13) ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya

Anak-anak imam Eli telah melampaui batas hak para imam terhadap bangsa itu, berarti mereka melayani dengan semena-mena = melayani dengan seenaknya, melayani tanpa aturan. Itu akan terjadi bila tidak mengindahkan Tuhan.

Saya menghimbau; para imam-imam yang dipercaya melayani Tuhan, jangan melayani dengan seenaknya.

Praktek menajiskan nama Tuhan yang besar.
Maleakhi 1: 12B
(1:12) Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: "Meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!"

Prakteknya ada 2;
1.    Mencemarkan meja Tuhan
= hati tercemari, ternodai oleh dosa.
2.    Menghinakan makanan yang ada di atas meja Tuhan

2 hal tersebut dikaitkan dengan keluarga imam Eli.
YANG PERTAMA
1 Samuel 2: 13-14
(2:13) ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya
(2:14) dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo.

Anak-anak imam Eli telah menghinakan makanan, itulah korban sembelihan, yang dipersembahkan di atas mezbah.
Saudaraku, disini kita perhatikan, setiap kali seseorang dari umat Israel mempersembahkan korban sembelihan, anak-anak imam Eli, tidak segan-segan mencucukkan daging binatang itu dengan garpu bergigi tiga, ini = menghinakan persembahan yang ada di atas mezbah.

Kesimpulannya;
Anak-anak imam Eli menghinakan korban sembelihan = mengecilkan korban persembahan kepada Tuhan.
Mengecilkan / menghinakan korban persembahan;
-      Tidak menghargai ibadah pelayanan
-      Tidak sepenuh hati beribadah melayani Tuhan / tidak sungguh-sungguh
-      Menuruti hawa nafsu dan keinginan daging
Anak-anak imam Eli menghinakan korban sembelihan, itu karena hawa nafsu daging.

Mezbah Korban Bakaran artinya; SALIB, dimana KRISTUS MENJADI KORBAN-NYA.
Mezbah artinya;
1)   Tempat penyembelihan
Dalam bahasa Ibrani, ditulis dengan mizbeach.

Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

Yesus digambarkan seperti Anak Domba yang dibawa ke pembantaian dan seperti induk domba yang kelu mulutnya di depan orang-orang yang menggunting bulunya = menjadi domba sembelihan.

Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Intinya; Yesus menjadi domba sembelihan.

2)   Tempat yang tinggi
Dalam bahasa Yunani; altare.

Yohanes 3: 14-15
(3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
(3:15) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Anak manusia ditinggikan, seperti Musa meninggikan ular tembaga di padang gurun.
Ular tembaga yang ditinggikan di atas tiang itu adalah gambaran dari Yesus Kristus yang mati di atas kayu salib, karena menerima hukuman.

Referensi ayat yang lain.
Yohanes 12: 32-33
(12:32) dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."
(12:33) Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.

Anak manusia harus ditinggikan, lewat kematian-Nya di atas kayu salib.
Bila manusia meninggikan Yesus, maka Ia akan menarik semua orang datang kepada-Nya.
Ini bisa terjadi bila manusia satu dalam kematian-Nya.

3)   Tempat perapian
Berarti; tempat untuk membakar seluruh korban yang dipersembahkan di atas mezbah = tinggal di dalam kasih Allah Bapa.

2 hal tersebut dikaitkan dengan keluarga imam Eli.
YANG KEDUA
1 Samuel 2: 15-17
(2:15) Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: "Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja."
(2:16) Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu," maka berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan."
(2:17) Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.

Anak-anak imam Eli, melalui bujangnya, mengambil lemak yang dipersembahkan oleh umat Israel kepada Tuhan, secara kekerasan, paksa.
Betul-betul anak-anak imam Eli beribadah melayani Tuhan dengan seenaknya, tanpa batas terhadap umat Israel.

Apakah perbuatan anak-anak imam Eli itu berkenan ??
Imamat 3: 16
(3:16) Imam harus membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian menjadi bau yang menyenangkan. Segala lemak adalah kepunyaan TUHAN.

Segala lemak adalah milik kepunyaan Tuhan, sehingga imam-imam harus mempersembahkan lemak itu sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan hati Tuhan.

Lebih rinci lagi kita perhatikan.
Imamat 7: 23-25
(7:23) "Katakanlah kepada orang Israel: Segala lemak dari lembu, domba ataupun kambing janganlah kamu makan.
(7:24) Lemak bangkai atau lemak binatang yang mati diterkam boleh dipergunakan untuk segala keperluan, tetapi jangan sekali-kali kamu memakannya.
(7:25) Karena setiap orang yang memakan lemak dari hewan yang dipergunakan untuk mempersembahkan korban api-apian bagi TUHAN, nyawa orang yang memakan itu, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya.

Lemak itu harus dipersembahkan kepada Tuhan, baik lemak dari lembu, domba ataupun kambing, itu tidak boleh dimakan oleh imam, sebab itu adalah milik-Nya Tuhan, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan hati Tuhan.

Mazmur 63: 4-6
(63:4) Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
(63:5) Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
(63:6) Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.

Memuji Tuhan dengan bibir, memuliakan nama Tuhan dengan sorak sorai, itu bagaikan mempersembahkan lemak kepada Tuhan.
Berarti, kalau bibir tidak memuji Tuhan, tidak memuliakan nama Tuhan dengan sorak sorai = mengambil lemak = merampas hak-Nya Tuhan.

Sesungguhnya, pada saat kita memuji, memuliakan Tuhan, pada saat itulah jiwa kita dikenyangkan; ada sukacita yang sungguh luar biasa, sukacita yang tiada taranya, yang tidak dapat ditemukan di tempat lain.
Oleh sebab itu, mulai malam hari ini, jangan rampas apa yang menjadi milik Tuhan, jangan tahankan diri untuk memuji Tuhan.

1 Samuel 2: 17
(2:17) Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.

Dosa semakin bertambah besar kalau menghinakan makanan di atas mezbah = memandang rendah korban untuk Tuhan.

Ciri-ciri menajiskan nama Tuhan yang besar.
1 Samuel 2: 23-24
(2:23) berkatalah ia kepada mereka: "Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu?
(2:24) Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran.

Cirinya; Firman Tuhan yang disampaikan tidak berkuasa =  tidak ada ketegasan di dalam pemberitaan firman Tuhan.

1 Samuel 3: 13
(3:13) Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!

Imam Eli tidak tegas dalam mendidik anak-anaknya, Hofni dan Pinehas.

Kalau di dalam kandang penggembalaan tidak ada ketegasan dalam pemberitaan firman Tuhan;
-      Kenajisan merajalela
-      Juga orang lain turut berbuat dosa
Oleh sebab itu, berulang kali saya sampaikan, kita sebagai imam-imam yang dipercaya melayani Tuhan, jangan menjadi batu sandungan, jangan mengabaikan ketegasan dari pemberitaan firman Tuhan.

Kita harus menyadari bahwa nama Tuhan itu besar; tidak boleh menghinakan nama Tuhan, tidak boleh menghinakan persembahan yang ada di atas mezbah.

Akibat menajiskan nama Tuhan yang besar.
1 Samuel 3: 14
(3:14) Sebab itu Aku telah bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya."

Dosa-dosa keluarga imam Eli takkan dihapuskan = binasa.
Kalau dosa tidak diampuni, disucikan, dihapuskan maka akan menuju kebinasaan, sebab upah dosa adalah maut.

Dosa-dosa keluarga imam Eli takkan dihapuskan, sekalipun dengan 2 hal;
1.    Dengan korban sembelihan
= darah salib Kristus yang tercurah = kasih Allah.

Bukankah Yesus disalibkan dan menjadi korban sembelihan, darah-Nya tercurah untuk menghapus dosa manusia ???
Tetapi jika hidup dengan kenajisan, menajiskan nama Tuhan, kemudian tidak mengindahkan nama Tuhan, dan tidak ada ketegasan untuk melakukan firman Tuhan, maka dosa tidak akan dihapuskan, biarpun dengan korban sembelihan.

2.    Dengan korban sajian.
= firman Allah yang benar dan murni.
Firman Allah adalah makanan rohani, sama seperti korban sajian / roti yang disajikan di atas meja.

Sesungguhnya, dengan korban sembelihan dan oleh kuasa firman Tuhan, dosa manusia dihapuskan.
Tetapi sekalipun dengan 2 hal di atas, dosa keluarga imam Eli tidak terhapuskan = menghujat Roh-El Kudus.

Markus 3: 28-29
(3:28) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
(3:29) Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."

Apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat pengampunan untuk selama-lamanya, dengan kata lain, bersalah karena berbuat dosa kekal, seperti yang diperbuat oleh Hofni dan Pinehas.

Jalan keluar.
Dikaitkan dengan Samuel yang masih anak-anak.
Mengapa jalan keluarnya dikaitkan dengan Samuel yang masih anak-anak ?? Karena Samuel berada di antara keluarga imam Eli, di dalam Tabernakel.

1 Samuel 2: 18
(2:18) Adapun Samuel menjadi pelayan di hadapan TUHAN; ia masih anak-anak, yang tubuhnya berlilitkan baju efod dari kain lenan.

Jalan keluarnya.
a.    Samuel menjadi pelayan di hadapan Tuhan
Pelayan = imam.

Wahyu 1: 6
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

Menjadi suatu kerajaan = menjadi imam-imam bagi Allah = imamat yang rajani.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, lewat ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, kita menjadi suatu kerajaan bagi Allah, suatu kedudukan yang sangat tinggi, yang tidak dapat diperoleh di tempat lain. Ini adalah kemurahan / kasih karunia bagi kita.

Imamat yang rajani, berarti; bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.

Lebih rinci.
Wahyu 5: 10
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Menjadi imamat yang rajani berarti menjadi pemerintah / memerintah sebagai raja di bumi.
Berbicara raja, berbicara tentang kuasa dan otoritas, berarti; kita berkuasa dan berotoritas atas dosa yang disebabkan oleh 3 hal, yaitu;
-      Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya
-      Iblis setan, roh jahat dan roh najis
-      Dunia dan arusnya yang membawa kepada kematian

Jalan keluarnya.
b.    Masih anak-anak

Matius 18: 1-5
(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Menyambut anak kecil / menjadi seperti anak-anak = menyambut Yesus = menyambut kerajaan sorga.
Itu sebabnya, Yesus menempatkan anak kecil di tengah-tengah 12 murid, karena dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Sifat anak-anak;
-      Kecil = rendah hati.
-      Tulus, polos, transparan = tidak ada yang ditutup-tutupi.

Kalau seseorang memiliki sifat seperti anak-anak, maka Tuhan akan menempatkan dia di tengah-tengah;
-      Di tengah-tengah ibadah sebagai pelayan-pelayan Tuhan
-      Di tengah-tengah masyarakat dalam bersosialisasi

Jalan keluarnya.
c.     Tubuhnya berlilitkan baju efod dari kain lenan.

Keluaran 28: 1, 3-4, 6
(28:1) "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku -- Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:3) Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagi-Ku.
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
(28:6) Baju efod itu harus dibuat mereka dari emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: buatan seorang ahli.

Seseorang yang memegang jabatan imam, harus memakai baju efod.
Adapun baju efod itu dibuat dari;
-      Emas -> urapan Roh-El Kudus.
Berarti, para imam harus diurapi oleh Roh-El Kudus, supaya tidak terlihat daging dengan segala keinginannya.

-      Kain ungu tua / biru laut -> hamba.
Hamba berarti melayani dengan rendah hati, bahkan melayani tanpa hak = doulos.

-      Kain ungu muda -> kemuliaan sang Raja.
Kemuliaan sang Raja, berarti; tidak dibawa dalam pencobaan dan melepaskan dari yang jahat = mempunyai kuasa dan otoritas = mempunyai aturan yang tidak sembarangan.

-     Kain kirmizi / warna merah -> sengsara salib / sengsara Yesus = aniaya firman = menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
Berarti, apabila dalam ibadah pelayanan kita banyak menanggung penderitaan, itu adalah pakaian kudus bagi imam.

-   Lenan halus -> perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus = kebenaran dan keadilan Yesus, sebagai Anak Allah.

Jadi, pakaian efod adalah pakaian kudus dari seorang imam yang melayani Tuhan, dengan kata lain, seorang imam harus menjadi teladan di dalam kekudusan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment