KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, December 4, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 02 DESEMBER 2012



Tema: SIAPA YANG TERBESAR DALAM KERAJAAN SORGA
           (Seri 09)

Subtema: YESUS KRISTUS MENENTUKAN HAK-HAK KERAJAAN SORGA DAN MELAKUKAN 2 HAL KEPADA ORANG YANG KECIL / MERENDAHKAN DIRI SERENDAH-RENDAHNYA

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita dimungkinkan untuk beribadah pada saat malam hari ini.
Kemudian, pada malam hari ini kita sudah mempersembahkan korban bagi Tuhan, baik nyanyian syukur dan karunia jabatan yang Tuhan percayakan; biarlah itu semua berbau harum di hadapan Tuhan.

Kembali kita memeriksa Matius 18.
Saya pikir, minggu lalu adalah seri yang terakhir untuk firman penggembalaan dalam Ibadah Raya Minggu, tetapi ternyata Tuhan masih mempunyai rencana kepada kita semua, lewat Matius 18; biarlah kita semua MAU MENJADI KECIL, MERENDAHKAN DIRI SERENDAH-RENDAHNYA, sampai berada di titik nol, supaya tidak ada perselisihan / pertengkaran satu dengan yang lain.

Kemudian, kehidupan yang kecil adalah KEHIDUPAN YANG STABIL, tidak labil.
Stabil, berarti; kebenarannya tidak ditentukan oleh situasi, kebenarannya tidak ditentukan oleh suasana apapun, kebenarannya tidak ditentukan oleh hal-hal lahiriah, karena berada pada titik nol; kebenaran tetap menjadi bagian dari orang yang kecil dan orang yang merendahkan diri serendah-rendahnya.
Saya kira, kata-kata yang membangun ini perlu diperhatikan; BAGI ORANG YANG MAU MENJADI KECIL, KEBENARANNYA TIDAK DITENTUKAN OLEH APAPUN.
Tetapi kalau tidak berada di titik nol, kebenarannya ditentukan oleh angka 1 atau angka 2 atau angka 3 dan seterusnya = membuat nilai = mempertahankan harga di dalam diri sendiri.

Oleh sebab itu, saudara juga harus berdoa untuk saya, supaya saya berada di titik nol, supaya kebenaran itu tetap menjadi bagian kita semuanya, dan kebenaran itu tidak ditentukan oleh suasana, sebab saudara pasti tidak akan setuju kalau gembala sidang, kebenarannya ditentukan oleh suasana dan keadaan yang ada.

Begitu banyak kisah dari Kejadian sampai Wahyu, tetapi kenyataannya, Tuhan belum ijinkan kita berpaling dari Matius 18 ini, dan semoga Tuhan punya maksud dan rencana yang indah, dalam seri yang terakhir ini.

Kembali kita memperhatikan Matius 18: 1-5, namun kita hanya membaca ayat 1-2.
Matius 18: 1-2
(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka

Murid-murid bertanya kepada Yesus dengan pertanyaan: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”.
Saudaraku, pertanyaan ini baik dan rohani, tetapi kalau kita perhatikan pada ayat 2, Yesus tidak segera menjawab dan tidak segera menunjuk siapa-siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, justru memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di antara / di tengah-tengah mereka.

Lebih rinci kita perhatikan ...
Markus 9: 34-35
(9:33) Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?"
(9:34) Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.

Rupa-rupanya, 12 murid menginginkan yang terbesar tetapi dengan cara-cara manusiawi / duniawi, sehingga pada saat itu, terjadi pertengkaran / perselisihan satu dengan yang lain.
Demikian juga dengan saya dan saudara; bila menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, pada saat itu, terjadi pertengkaran / perselisihan satu dengan yang lain.

Barangkali pertengkaran / perselisihan itu tidak terjadi dengan adu fisik atau adu mulut, tetapi kalau seseorang menginginkan yang terbesar, di situ sedang terjadi perselisihan; itu dapat dilihat dari suasana yang ada; keadaan menjadi tegang, tidak kondusif, bahkan ketika berkata-katapun serba salah; itulah kalau menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi.

Tadi kalau kita lihat dalam Matius; pertanyaan murid-murid terlihat baik dan rohani, tetapi ternyata di balik pertanyaan itu ada keinginan untuk menjadi yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi.
Firman ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, kalaupun firman ini disampaikan berulang-ulang, tetapi harus tetap kita perhatikan, supaya kita melihat rencana Tuhan lewat firman ini, sehingga dengan demikian, keinginan-keinginan Tuhan terwujud lewat ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan kepada saya dan saudara.

Mari kita memperhatikan; 12 murid menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, pada waktu perjamuan malam.
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

Ketika murid-murid Yesus menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, pada saat itu terjadi pertengkaran satu dengan yang lain. Ini sangat disayangkan, sebab PERTENGKARAN itu TERJADI PADA WAKTU PERJAMUAN MALAM.
Jamuan, berarti; ada jamuan makan dan minum.
-      Makanan rohani kita adalah; firman Tuhan.
-      Minuman rohani kita adalah; Roh Kudus.

Malam ini, kita bagaikan berada dalam perjamuan makan dan minum; kalau di tengah-tengah ibadah pelayanan ada pertengkaran / perselisihan, karena menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, ini sangat disayangkan tentunya.

Praktek ketika menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi.
Lukas 22: 25
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.

-      Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
Berarti; praktek yang terbesar menurut cara-cara manusawi / duniawi adalah raja-raja, pemerintah-pemerintah dalam satu kerajaan atau satu negara, itulah yang disebut yang terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi.
-      Orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Berarti; pelindung-pelindung yang menjalankan kuasa, itulah yang terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi.
Saudaraku, kalau kita menganut paham ini, kita tidak perlu datang kepada Tuhan, tidak perlu beribadah melayani Tuhan, bahkan tidak perlu tergembala dalam satu kandang penggembalaan, lebih baik datang kepada Ade Rai, untuk memperbesar otot saja, dengan cara fitness, atau cara-cara yang lain, maka dengan demikian, ia disebut pelindung-pelindung = terbesar dengan ukuran manusiawi / duniawi.

Bandingkan dengan...
Praktek menjadi yang terbesar dengan ukuran Kerajaan Sorga.
Lukas 22: 26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

-      Yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda
Berarti; untuk menjadi yang terbesar, hendaknya menjadi yang paling muda.
Tanda orang muda:
1.  HORMAT KEPADA ORANG TUA / YANG LEBIH TUA.
Mari kita belajar untuk hormat kepada yang lebih tua, baik tua jasmani, maupun tua secara rohani, itu berlaku.
2.  MAU DIAJAR, karena orang muda identik dengan minim pengalaman.
Orang yang minim pengalaman berarti; mau diajar. Sebaliknya, kalau tidak mau diajar oleh firman Tuhan, itu bukanlah tanda orang muda.
3.  MEMILIKI HIASAN.
Hiasan orang muda terletak pada KEKUATANNYa.
Kalau kita memiliki kekuatan, baiklah kita mengerahkan segenap kekuatan kita di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan; tidak hanya cukup datang beribadah lalu pulang, sebab itu sama dengan menyambut Yesus hanya bagian tertentu.
Ayo, kerahkan kekuatan saudara untuk melayani Tuhan, jangan menunggu perintah / omongan, baru mengerjakan pekerjaan Tuhan, tapi kerahkanlah segenap kekuatan saudara untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah pelayanan.
Kalau saudara mengerahkan segenap kekuatan di tengah-tengah ibadah pelayanan, itu bukan untuk saya, sebagai gembala sidang, tetapi itu semua untuk Tuhan.
Jadi, kalau saudara berpikiran mengerahkan kekuatan untuk gembala sidang, itu adalah kekeliruan, sebab ibadah ini bukan milik saya, bukan milik gembala sidang, ibadah adalah sarana untuk melayani Tuhan.
Jadi, kita perlu bergandengan tangan untuk mengerahkan segenap kekuatan kita, itu adalah tanda orang muda. Tunjukkan, bahwa kita adalah orang muda yang memiliki kekuatan di hadapan Tuhan!

-      Pemimpin sebagai pelayan.
Berarti; untuk menjadi pemimpin yang berhasil, pemimpin yang sukses, harus melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, layanilah Tuhan dengan api yang berkobar-kobar.
Penghambat bagi seseorang sehingga tidak dapat melayani Tuhan dengan berkobar-kobar itu karena adanya kekurangan, kelemahan, kejahatan / malas. Tetapi kalau kita hidup dalam kekudusan, SEPERTI PERMATA YASPIS; jernih seperti kristal, transparan, tulus melayani Tuhan, berarti; berkobar-kobar dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.

Namun saudaraku, supaya itu semua terwujud, ada syarat.
Syaratnya.
Matius 18: 3-4
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Syaratnya: MENJADI SAMA SEPERTI ANAK KECIL, berarti; MERENDAHKAN DIRI SERENDAH-RENDAHNYA, sampai berada di TITIK NOL.
Nol = kosong, arti rohaninya tidak merasa diri memiliki, tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri mampu, tidak merasa lebih dari orang lain dalam segala sesuatu.

Matius 18: 5
(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.
Artinya; barangsiapa mau menjadi kecil dan merendahkan diri serendah-rendanya, berarti MENYAMBUT YESUS KRISTUS, yang diutus oleh Allah Bapa, SEUTUHNYA.

Menyambut Yesus Kristus seutuhnya, berarti; MENYAMBUT YESUS BESERTA SALIB-NYA, tidak hanya menyambut Yesus bagian tertentu saja, misalnya; melayani karena ingin menonjolkan diri, melayani karena ada kepentingan-kepentingan, tetapi tidak satu di dalam penderitaan Kristus / tidak mau berkorban.

TUHAN MENENTUKAN HAK KERAJAAN SORGA BAGI MEREKA YANG MERENDAHKAN DIRI SERENDAH-RENDAHNYA (MAU MENJADI KECIL).
Lukas 22: 29-30
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
(22:30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

KETENTUAN YANG PERTAMA: MAKAN DAN MINUM SEMEJA DENGAN YESUS KRISTUS DI DALAM KERAJAAN SORGA.
-      Makanan rohani kita, itulah firman Tuhan.
-      Minuman rohani kita, itulah Roh Kudus.
Ketika beribadah, kita MENIKMATI FIRMAN TUHAN (sebagai makanan rohani) dan MENIKMATI ROH KUDUS (sebagai minuman rohani) = semeja dengan Tuhan Yesus Kristus di dalam Kerajaan Sorga.
Namun, satu hal yang perlu kita perhatikan; sebelum kita berada di kerajaan yang kekal (Kerajaan Sorga), kita dapat menghadirkan Kerajaan Sorga di bumi ini.

Roma 14: 17
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

Kerajaan Sorga bukan soal makanan dan minuman = bukan soal hal-hal yang lahiriah, tetapi soal ...
-      Kebenaran -> firman Tuhan.
-      Damai sejahtera -> kasih Allah.
-      Sukacita -> pekerjaan dari pada Roh-El Kudus.
Semoga 3 hal ini terjadi dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.

Roma 14: 18
(14:18) Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Kalau kita melayani dengan sistem Kerajaan Sorga (ada kebenaran, damai sejahtera, sukacita), bukan mencari hal-hal yang lahiriah (makan dan minum); DIHORMATI MANUSIA dan DIKENAN OLEH TUHAN.

Jika ibadah pelayanan dikenan oleh Tuhan dan dihormati manusia, kita patut bersyukur tentunya, namun itu bukanlah tujuan kita melayani Tuhan, tetapi itu pasti terwujud.
Biarlah kita melayani dengan sistem Kerajaan Sorga; oleh sebab itu, secara khusus saya menghimbau kepada para imam yang melayani Tuhan, kiranya MELAYANI dengan KEBENARAN, DAMAI SEJAHTERA, dan SUKACITA.

KETENTUAN YANG KEDUA: DUDUK DI ATAS TAKHTA UNTUK MENGHAKIMI KEDUA BELAS SUKU ISRAEL = MENJADI HAKIM.
Saudaraku, sebelum bangsa Israel memiliki raja, maka terlebih dahulu Tuhan mengangkat hakim-hakim untuk menghakimi 12 suku bangsa Israel.
Pekerjaan dari hakim adalah: untuk mengadili, menghakimi 12 suku bangsa Israel, sehingga terbebas dari dosa dan terbebas dari musuh yang menindas.

Kalau saudara perhatikan dalam kitab Hakim-Hakim;
Setelah matinya Yosua, bangsa Israel kembali menyembah berhala, karena kedegilan hati bangsa Israel.
Ketika bangsa Israel menyembah berhala, musuh datang menyerang dan menguasai bangsa Israel, pada saat itulah bangsa Israel begitu menderita karena mereka dijajah, diintimidasi, dikuasai oleh musuh.
Saudaraku, ini juga berlaku bagi gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini, sebab kalau tidak ada pemimpin, maka gereja Tuhan akan masuk dalam penyembahan berhala, menyembah allah-allah bangsa asing, bukan Allah yang hidup; Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub. Oleh sebab itu, biarlah kita memperhatikannya.

Kembali pada kisah tadi ...
Pada saat bangsa Israel menderita, barulah mereka teringat kepada Allah, dan pada saat itulah Tuhan mengirim hakim-hakim (yang pertama adalah OTNIEL) untuk menghakimi bangsa Israel.
Berarti, fungsi hakim adalah untuk MEMBEBASKAN saya dan saudara DARI DOSA KEJAHATAN dan DARI KEKUASAAN MUSUH YANG MENGINTIMIDASI.
Musuh kita ada 2, yaitu;
-      DAGING, dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
-      IBLIS SETAN, itulah roh jahat dan roh najis.
Kalau kita menjadi hakim, maka saya dan saudara terbebas dari dosa dan terbebas dari musuh.
Ijinkanlah firman Tuhan menjadi hakim yang adil, mengadili kehidupan kita.
Saat kita datang beribadah melayani Tuhan = menghadap takhta kasih karunia, di situlah peradilan terjadi lewat firman yang kita dengar. Yesus adalah hakim yang adil, karena lidah-Nya adalah pedang yang tajam.

Jadilah hakim! Tetapi untuk menjadi hakim, harus dimulai dari: pelayanan -> kedudukan yang tinggi = TAKHTA, sebab seorang hakim harus mempunyai kedudukan.

Kembali kita membaca ayat 30 ...
Lukas 22: 30
(22:30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Syaratnya; HARUS MELAYANI TUHAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH.
Melayani -> kedudukan yang sangat tinggi = takhta yang Tuhan berikan.

Siapa yang merindu untuk melayani Tuhan sampai Tuhan datang pada kali yang kedua?
Jadilah imam-imam bagi Tuhan, layanilah Dia dengan sungguh-sungguh, sebab Ia telah menjadikan kita imamat yang rajani, suatu kedudukan yang sangat tinggi.
Oleh sebab itu, jangan mengecilkan pelayanan!!! Kalau saya, sebagai gembala sidang, menghimbau sidang jemaat untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan talenta dan karunia jabatan yang Tuhan percayakan, itulah syarat utama untuk menjadi seorang hakim yang adil.

Di hadapan 24 tua-tua itu ada satu takhta, itulah takhta Anak Domba Allah, sedangkan 24 tua-tua yang duduk di atas 24 takhta -> 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir.
-      12 rasul hujan awal, itulah 12 murid Yesus.
-      12 rasul hujan akhir, itulah saya dan saudara karena didewasakan oleh firman Tuhan dan membawa kita menjadi imamat yang rajani, itulah takhta.
Saya sesalkan kalau sidang jemaat mengecilkan pelayanan. Oleh sebab itu, saya berusaha memperhatikan semua pelayan (imam-imam), supaya pelayanan kita berkenan di hadapan Tuhan dan dihormati manusia.

Namun, supaya memperoleh hak-hak Kerajaan Sorga, Tuhan melakukan 2 hal kepada orang yang merendahkan diri serendah-rendahnya (mau menjadi kecil):
YANG PERTAMA

Lukas 22: 31-34
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,
(22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
(22:33) Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!"
(22:34) Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."

Yang pertama; Yesus berdoa, supaya iman Simon Petrus jangan gugur.

Kiranya iman itu dibawa sampai kepada kesempurnaan untuk menyelamatkan saya dan saudara, tetapi kalau iman kita gugur...
-      segala sesuatu yang kita KORBANKAN menjadi SIA-SIA,
-      segala sesuatu yang kita PERJUANGKAN menjadi SIA-SIA,
-      segala sesuatu yang menjadi PERHATIAN kita menjadi SIA-SIA.
Tetapi puji Tuhan, Imam Besar Agung berdoa untuk Simon Petrus, dan biarlah doa yang sama juga berlaku bagi saya dan saudara, supaya iman kita jangan gugur.

Di sini kita perhatikan, Simon Petrus berkata: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!”.

Apakah perkataan Simon Petrus terbukt? Mari kita lihat pembuktiannya.
Simon Petrus menyangkal Yesus Kristus sebanyak 3 kali:
-      Lukas 22: 55-57
(22:55) Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka.
(22:56) Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya, lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama dengan Dia."
(22:57) Tetapi Petrus menyangkal, katanya: "Bukan, aku tidak kenal Dia!"

PENYANGKALAN SIMON PETRUS YANG PERTAMA, Simon Petrus berkata: “Bukan, aku tidak kenal Dia!
3,5 tahun lamanya Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus Kristus, tetapi ketika diperhadapkan dengan pencobaan seperti menampi gandum, dia menyangkal Yesus dan berkata: “Aku tidak kenal Dia”, bayangkan saudaraku, bukankah ini sangat menyakitkan?

-      Lukas 22: 58
(22:58) Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!"

PENYANGKALAN SIMON PETRUS YANG KEDUA, dia berkata: “Bukan, aku tidak!
Berarti; Simon Petrus tidak mengenali dirinya sendiri = kehilangan jati diri = tidak memiliki kebenaran yang sejati.

-      Lukas 22: 59-60
(22:59) Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea."
(22:60) Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.

PENYANGKALAN SIMON PETRUS YANG KETIGA, dia berkata: “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan”.
Sesungguhnya, Simon Petrus tahu perkataan orang lain itu, tetapi Simon Petrus justru berkata: “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan”.
Artinya; tidak mau tahu, sekalipun tahu = tidak terbeban, tidak peduli dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah pelayanan kepada Tuhan.

TIGA KALI SIMON PETRUS MENYANGKAL YESUS, dengan berkata;
-      Bukan, aku tidak kenal Dia!
-      Bukan, aku tidak!
-      Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.
Berarti, perkataan Simon Petrus pada ayat 33, tidak terbukti, artinya; ROHNYA PENURUT TETAPI DAGINGNYA LEMAH.
Di sinilah kita membutuhkan doa dari seorang Imam Besar, tetapi Yesus sudah melakukannya di atas kayu salib; Yesus mengadakan doa penyahutan dan berseru: “Eli, Eli lama sabhaktani”.

Lukas 22: 34
(22:34) Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."

Perkataan Yesus lah yang benar, sebab apa yang dinyatakan oleh Yesus kepada Simon Petrus terbukti; itu sebabnya Yesus harus BERDOA, supaya IMAN PETRUS JANGAN GUGUR.

Saudaraku, FIRMAN ALLAH YANG KITA BACA DAN KITA DENGAR, ITU SEMUA AKAN TERBUKTI.
Oleh sebab itu, jangan merasa diri lebih baik, seperti Simon Petrus, tetapi terimalah kebenaran firman Tuhan dengan segala kerendahan hati.
Kalau kita mau MEMBACA, MENERIMA (mendengar) dan MENURUTI (melakukan) FIRMAN TUHAN = MENERIMA, MERASAKAN DOA IMAM BESAR AGUNG, sebab firman Allah itu akan terbukti.

Supaya memperoleh hak-hak Kerajaan Sorga, Tuhan melakukan 2 hal kepada orang yang merendahkan diri serendah-rendahnya (mau menjadi kecil):
YANG KEDUA

Lukas 22: 35
(22:35) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"

Saudaraku, yang dilakukan oleh Yesus untuk yang kedua kalinya adalah; mencukupkan segala sesuatu (tidak kekurangan) di tengah-tengah pengutusan 12 murid.
Ketika 12 murid diutus, mereka tidak mengalami kekurangan, sekalipun tidak membawa;
-      Pundi-pundi = tempat menyimpan uang.
-      Bekal, yaitu makanan dan minuman.
-      Tidak mengenakan kasut, tetapi tidak kekurangan.
Itulah yang terjadi selama mereka (12 murid) bersama-sama dengan Yesus Kristus.

SEKARANG, MARI KITA LIHAT SUASANA YANG BERBEDA (12 murid tidak lagi bersama-sama dengan Yesus).
Mari kita perhatikan ayat 36 ...
Lukas 22: 36-37
(22:36) Jawab mereka: "Suatu pun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
(22:37) Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi."

Tetapi pada situasi yang berbeda, di mana Yesus harus menggenapi firman Tuhan: Ia harus DISALIBKAN dan MATI, DIBANGKITAN pada hari yang ketiga, selanjutnya diangkat / NAIK ke sorga; Yesus Kristus telah mempersiapkan 12 murid supaya tidak kekurangan / tetap berkecukupan, syaratnya adalah;
-      Membawa pundi-pundi; tempat mengumpulkan uang.
-      Membawa bekal; persiapan, persediaan untuk perjalanan di tengah jalan.
Tetapi kalau semuanya itu tidak ada, hendaklah MENJUAL JUBAHNYA dan MEMBELI PEDANG.

Kita perhatikan terlebih dahulu; MENJUAL JUBAH.
Menjual = melepaskan. Kalau dijual, berarti; dilepaskan = tidak memiliki.

Mari kita lihat kisah Yusuf.
Kejadian 37: 23, 31-32
(37:23) Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu.
(37:31) Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
(37:32) Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau tidak?"

Saudaraku, jubah yang maha indah itu ditanggalkan oleh saudara-saudara Yusuf lalu dicelupkan ke dalam darah.
Berarti, menjual jubah, artinya; melepaskan segala kebenaran diri sendiri, termasuk kebanggaan diri, lewat sengsara salib / aniaya karena firman = SATU DI DALAM PENDERITAAN KRISTUS, sebab jubah itu dicelupkan ke dalam darah.
Darah -> pengorbanan.

Mazmur 22: 18-19
(22:18) Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku.
(22:19) Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.

Pada saat Yesus menanggung penderitaan di atas kayu salib, prajurit-prajurit melepaskan jubah-Nya.
Berarti, supaya jubah terjual, biarlah kita satu di dalam penderitaan Kristus, seperti jubah Yusuf yang dicelupkan ke dalam darah.

SETELAH MENJUAL JUBAH, SELANJUTNYA MEMBELI PEDANG.
Membeli = menginginkan. Kalau menginginkan sesuatu, berarti; ingin memiliki.

Efesus 6: 17
(6:17) dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

Pedang yang dimaksudkan bukan pedang jasmani / lahiriah, tetapi PEDANG ROH, itulah FIRMAN ALLAH.
Berarti; untuk memiliki pedang Roh, terlebih dahulu menjual jubah.

Dan kalau kita perhatikan; setelah jubah Yusuf dicelupkan ke dalam darah, firman Tuhan tergenapi di dalam diri Yusuf, sesuai dengan rencana Allah, di mana Yusuf harus berada di Mesir.
Jika kita memiliki pedang Roh, firman Allah tergenapi dalam kehidupan kita semua, sesuai dengan rencana Allah.

Selama 12 murid bersama-sama dengan Yesus Kristus, mereka tidak kekurangan suatu apapun, tetapi Yesus harus menggenapi firman (naik ke sorga), itu artinya murid-murid tidak lagi bersama-sama dengan Yesus Kristus. Tetapi supaya 12 murid tidak kekurangan / tetap berkecukupan, Yesus menghimbau; supaya MENJUAL JUBAH untuk MEMILIKI PEDANG (pedang Roh), yaitu firman Allah.

Hasilnya.
Roma 4: 17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

-      FIRMAN ALLAH MENJADIKAN YANG TIDAK ADA MENJADI ADA.
Berarti; apa yang tidak mungkin bagi manusia, tetapi bagi Tuhan semuanya mungkin (Lukas 18: 27).
-      FIRMAN ALLAH MENGHIDUPKAN ORANG MATI.
Berarti; ada masa depan. Sebab sesungguhnya, upah dosa adalah maut / mati.
Kesimpulannya: firman Allah itu memberikan, menyediakan, mencukupkan segala sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia, sampai kita BERKECUKUPAN = BERKAT BERKELIMPAHAN.
Kemudian, firman Allah itu memiliki kuasa untuk memberi KEHIDUPAN YANG KEKAL.

Jangan tolak firman Tuhan, berarti; harus menjual jubah, jangan pertahankan harga diri, jangan pertahankan kebenaran diri sendiri, jangan pertahankan kebanggaan diri, tetapi milikilah pedang Roh, itulah firman Allah, supaya kita tetap berkecukupan / tidak kekurangan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment