KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, December 10, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 09 DESEMBER 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 09 DESEMBER 2012

Tema:  BERKAT TUHAN PANGKAL SELAMAT
            (Seri 01)

Subtema: JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MEMBANGUN RUMAH, SIA-SIALAH USAHA ORANG YANG MEMBANGUNNYA

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya yang besar, kita dapat beribadah malam hari ini, kita boleh merasakan hadirat-Nya, baik lewat firman Tuhan yang rahasianya dibukakan, baik lewat kuasa Roh Kudus, baik lewat kasih-Nya tinggal di dalam kehidupan kita, sehingga dengan demikian, kita berbuah-buah, dapat menghasilkan buah yang banyak; buah itu cukup untuk menyenangkan hati Tuhan.

Sekarang, kita akan memulai firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu.
Kita sudah melewati firman penggembalaan mengenai; “SIAPA YANG TERBESAR DALAM KERAJAAN SORGA.”
Kalau mau menjadi kecil dan merendahkan diri serendah-rendahnya, maka ia yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga. Tetapi kalau ia menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, maka ia menjadi kecil di dalam Kerajaan Sorga.
Saudaraku, saya kira dari 9 seri ini, kita cukup dipuaskan, kita cukup diberi pemahaman yang baru, supaya kita betul-betul menjadi kecil, berarti merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Tuhan; bukan berada di angka satu, angka dua tetapi berada di titik nol / koson = tidak mempertahankan harga diri (angka satu, dua, dan seterusnya).
Sebab kalau saya perhatikan; harga diri membuat seseorang gagal dalam segala perkara, dan juga menghalangi urapan dari kuasa Roh-El Kudus, itu sudah pasti, membuat kita gagal melayani, baik di tengah-tengah ibadah, maupun di luar ibadah pelayanan, betul-betul menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Tetapi kalau kita berada di titik nol, kebenaran itu permanen, kebenaran itu tidak ditentukan oleh keadaan, situasi, perasaan. Tetapi kalau tidak berada di titik nol, kebenaran dipengaruhi oleh angka satu, angka dua dan seterusnya, dan itu adalah suatu kerugian yang besar tentunya.
Biarlah kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, pada saat mendengarkan firman Tuhan, supaya ibadah ini menjadi ibadah yang ...
-      MENGANDUNG JANJI, baik sekarang maupun yang akan datang.
Janji untuk sekarang adalah; kita dipelihara oleh berkat-berkat jasmani maupun rohani, sedangkan janji yang akan datang adalah; keselamatan yang telah disediakan oleh Allah bagi kita sekalian.
-      MENGANDUNG KUASA.
Berkuasa untuk membebaskan kita dari dosa, baik sekarang dan selama-lamanya.

Kita memulai firman penggembalaan yang baru untuk Ibadah Raya Minggu, dari Mazmur 127: 1-5, namun pada kesempatan kali ini, kita hanya membaca ayat 1-2 saja.
Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

Dari pembacaan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa, ada 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan:
-  YANG PERTAMA: Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.
-      YANG KEDUA: Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
-      YANG KETIGA: Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah.

Itulah 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini.

Pada kesempatan malam hari ini, kita akan memperhatikan keterangan YANG PERTAMA:
JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MEMBANGUN RUMAH, SIA-SIALAH USAHA ORANG YANG MEMBANGUNNYA

Mari kita lihat; rumah yang dibangun dengan sia-sia.
1 Korintus 3: 10-11
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
(3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Dasar dari tiap-tiap bangunan ialah; KRISTUS YANG DISALIBKAN = KORBAN KRISTUS, tidak ada dasar yang lain.
Tetapi, ada hal yang harus kita perhatikan; TIAP-TIAP ORANG HARUS MEMPERHATIKAN, BAGAIMANA IA HARUS MEMBANGUN DI ATASNYA.

1 Korintus 3: 12
(3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,

Ada 2 jenis bangunan, yaitu;
-      Jenis bangunan yang pertama: dibangun dengan emas, perak, batu permata.
-      Jenis bangunan yang kedua: dibangun dengan kayu, rumput kering, jerami.

1 Korintus 3: 13-15
(3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
(3:14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
(3:15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Selanjutnya, setiap bangunan akan diuji dengan api.
Ujian -> pencobaan-pencobaan yang datang seijin Tuhan.

Kita perhatikan di sini;
-      Jenis bangunan yang pertama dibangun dengan EMAS, PERAK dan BATU PERMATA.
Kalau jenis bangunan yang pertama ini diuji dengan api, ia tidak akan hangus terbakar = tidak akan berubah.
-      Tetapi kalau bangunan itu dibangun dari jenis bangunan yang kedua, yaitu dibangun dengan KAYU, RUMPUT KERING, JERAMI; ketika diuji dengan api, maka ia akan terbakar dan hangus, bahkan berubah menjadi debu.
Debu adalah gambaran manusia yang hina, karena dosa.

Saudaraku, jikalau bangunan tersebut tahan uji / tidak hangus terbakar, di sini dikatakan: ia akan mendapat upah. Tetapi saya tidak menjelaskan upah itu terlebih dahulu.
Kemudian, jika bangunan itu tidak tahan uji, maka ia akan hangus terbakar, sehingga ia akan mengalami kerugian yang besar.
Memang, kalau kehidupan anak-anak Tuhan tidak tahan uji, tidak kuat terhadap segala cobaan, ia akan berubah dan menjadi hangus, menjadi debu tanah, gambaran dari manusia yang hina karena dosa.
Dalam pengikutan kita kepada Tuhan, cobaan itu datang silih berganti; cobaan yang satu belum selesai, cobaan yang kedua sudah datang, terus menerus.

Sekarang pertanyaannya; Bangunan rohani kita terbangun dari jenis bangunan yang mana?
Kalau terbuat dari jenis bangunan yang kedua, maka kita akan hangus terbakar, berubah menjadi debu, gambaran dari manusia yang hina karena dosa, sehingga tidak sedikit anak-anak Tuhan mempersalahkan Tuhan dan sesama, mempersalahkan nasib dan sebagainya.
Kalau seseorang berkata: “Coba ya, seandainya saya ...”, itu berarti ia sedang mempersalahkan Tuhan, mempersalahkan keadaan, mempersalahkan nasib.

Sekarang, terlebih dahulu kita lihat keterangan: jenis bangunan yang kedua, yaitu;
MEMBANGUN RUMAH DARI KAYU.
Kayu -> HAWA NAFSU dan KEINGINAN DAGING.

Ada 15 tabiat daging.
Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

-      Percabulan                     -  Perseteruan                     -  Percideraan 
-      Kecemaran                     -  Perselisihan                      -  Roh pemecah
-      Hawa nafsu                    -  Iri hati                             -  Kedengkian
-      Penyembahan berhala       -  Amarah                           -  Kemabukan
-      Sihir                              -  Kepentingan diri sendiri       -  Pesta pora

Ada 15 tabiat daging; setiap orang yang melakukannya, tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga.

Roma 8: 5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Kalau hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, yang dipikirkan hanya hal-hal yang dari daging.
Kalau memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti; keinginannya hanya untuk menyenangkan daging, bukan untuk menyenangkan Tuhan, hanya untuk memuaskan hawa nafsu, untuk memuaskan hasratnya saja, tanpa memikirkan perasaan Tuhan.

Roma 8: 6
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

Kalau hidup menurut keinginan daging, menuju pada kematian / maut = binasa.

Roma 8: 7
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

Setiap orang yang hidup menuruti hawa nafsu dan keinginan daging menjadi SETERU ALLAH, kenapa?
Karena ia tidak takluk pada hukum Allah / kebenaran firman Tuhan, sebagai kebenaran yang menguduskan seseorang.

Roma 8: 4
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

Setiap orang yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, berarti ia sedang BERADA DI BAWAH HUKUM TAURAT.
Hukum Taurat itu; “tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari hukuman, itulah bangunan yang terbuat dari kayu.
Kita ini rumah Tuhan, dibangun dengan jenis bangunan apa? Kalau dari kayu, berarti hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.

Sekarang, mari kita lihat keterangan: jenis bangunan yang kedua, yaitu;
MEMBANGUN RUMAH DARI RUMPUT KERING.

Mari kita lihat; proses ketika rumput menjadi kering.
Yohanes 15: 5-6
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Kalau tidak tinggal di dalam Tuhan, sama seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur; ia menjadi kering dan tidak berbuah = TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA.
Jadi, kalau tidak tinggal di dalam Tuhan, maka Tuhan tidak tinggal diam dalam kita, sama seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur = tidak ada persekutuan antara tubuh dengan kepala, ia menjadi kering dan tidak berbuah = tidak dapat berbuat apa-apa.
Tidak dapat berbuat apa-apa, artinya; tidak dapat melayani Tuhan, pelayanannya tidak dapat dicicipi / dinikmati oleh Tuhan dan sesama = tidak dapat memberi yang terbaik untuk Tuhan dan sesama.
Sebab kalau ranting berbuah, yang mencicipi buah yang manis, bukan rantingnya, melainkan orang lain.

Yohanes 15: 6
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Kehidupan yang kering-kering, kehidupan yang tidak menghasilkan buah; tidak dapat berbuat apa-apa, sudah dekat dengan kutuk pembakaran, dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Sekarang, mari kita lihat keterangan: jenis bangunan yang kedua, yaitu;
MEMBANGUN RUMAH DARI JERAMI.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jerami adalah batang yang kering, setelah dituai. Misalnya; batang  padi / batang gandum, setelah dituai, ia menjadi kering.

Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.

Firman para nabi, firman nubuatan itu, dikaitkan dengan gandum = penuh dengan firman Tuhan.
Gandum -> firman para nabi, firman nubuatan.
Berarti; jerami adalah gambaran dari KEHIDUPAN YANG TIDAK DIISI, TIDAK DIPENUHKAN, TIDAK MEMILIKI KEBENARAN YANG BERASAL DARI FIRMAN TUHAN.
Barangkali seseorang memiliki kebenaran, tetapi kebenaran menurut pengertiannya sendiri, itu bukanlah kebenaran dari firman Tuhan, itu tetap disebut jerami.

Lebih rinci kita melihat; jerami.
Matius 3: 12
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

Kalau tidak diisi, tidak dipenuhkan dengan firman Tuhan, tidak bernas, tidak memiliki kebenaran yang berasal dari firman Tuhan, ia hanya sebatas debu, gambaran dari manusia yang hina karena dosa.
Kalau tidak memiliki kebenaran yang berasal dari firman Tuhan, tidak bernas; ia akan melakukan segala sesuatu sesuai kebenarannya, sehingga banyak terdapat kesalahan-kesalahan, banyak terdapat kekurangan-kekurangan, dan akhirnya jatuh ke dalam berbagai-bagai dosa (debu).

Biarlah hidup ini kita jalankan sesuai dengan rambu-rambu yang berasal dari Tuhan; kita penuh dengan firman Tuhan, seperti gandum yang bernas.
Kalau gandum tidak bernas, tidak penuh dengan firman Tuhan, maka akan mengalami kelaparan yang hebat, seperti yang pernah terjadi di Mesir; tetapi untung ada Yusuf, untuk mengatasi tujuh tahun kelaparan yang dahsyat.
Ketika seseorang mengalami kelaparan yang hebat, di situ ada ratap tangis, ada jeritan karena penderitaan, ada duka cita dan sebagainya.

Kemudian, kalau kita perhatikan kembali ayat 12.
Matius 3: 12
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

Debu jerami itu akan dibakarnya dalam api yang tidak terpadamkan, itulah api neraka.
Biarlah kita semua memperhatikan hal ini; jangan sampai ada penderitaan yang membuat kita menjerit karena tanpa kebenaran.

Kembali kita memperhatikan...
1 Korintus 3: 15-17
(3:15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
(3:17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

Saya dan saudara adalah bangunan Allah = rumah Tuhan.
Sesungguhnya, rumah Tuhan itu tempat Roh Allah berdiam, tetapi kalau bangunan itu tidak tahan uji karena dibangun dengan kayu, rumput kering, dan jerami, maka Allah sendiri yang akan membinasakan.
Dalam Ulangan 32: 39, “Allah yang mematikan dan yang menghidupkan.”

Sekarang, supaya kita terlepas dari kebinasaan ini, mari kita lihat jalan keluarnya.
Jalan keluarnya.
1 Korintus 3: 12-13
(3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
(3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.

Jalan keluarnya bagi kita adalah; biarlah kiranya kita membangun rumah di atas dasar yang sudah diletakkan, yaitu; MEMBANGUN DENGAN EMAS, PERAK, BATU PERMATA.

Keterangan : MEMBANGUN RUMAH DENGAN EMAS.
Kalau rumah dibangun dengan emas, apabila ia diuji dengan api, emas tidak akan terbakar, tidak akan hangus, apalagi berubah menjadi debu; EMAS TETAPLAH EMAS = tidak berubah, tahan uji = tahan terhadap pencobaan.
Justru kalau emas dibakar oleh api, ia akan semakin murni = semakin diuji, semakin murni; baik di tengah-tengah ibadah pelayanan semakin murni di hadapan Tuhan, baik nikah rumah tangga semakin murni di hadapan Tuhan.
Murni, berarti; tidak tercampuri dengan dosa, tidak tercampuri dengan hal-hal yang lain, tidak tercampuri dengan yang tidak suci, yang tidak baik = terlepas dari dosa kejahatan maupun kenajisan.

Sebagai contoh;
Ayub 23: 10
(23:10) Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

Ini adalah pernyataan dari Ayub: SEANDAINYA IA MENGUJI AKU, AKU AKAN TIMBUL SEPERTI EMAS.
Kalau kita perhatikan dalam Ayub 1 dan Ayub 2, betapa hebatnya ujian-ujian yang dihadapi Ayub; ujian yang satu belum selesai, ujian yang kedua sudah menyusul, ujian yang kedua belum selesai, ujian yang ketiga menyusul;
-      dimulai dari harta kekayaan lenyap,
-      menyusul lagi kematian anak-anaknya,
-      ditambah lagi bara yang berbau busuk dari batu kepala sampai ujung kaki.
Betapa hebatnya Tuhan menekan Ayub sampai berada di debu tanah.
Tidak hanya sampai di situ; ditambah lagi dengan isterinya yang tidak rohani, sebab banyak bicara, ngomel / menggerutu saat menghadapi pencobaan.
Kita yang sedang menghadapi masalah saja sudah pusing, apalagi kalau ditambah dengan isteri yang banyak bicara, seseorang akan semakin bertambah pusing.
Tetapi terhadap semua itu, Ayub tidak berbuat dosa, ia tidak mengutuki Tuhan.

Ayub 1: 20-22
(1:20) Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,
(1:21) katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
(1:22) Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil kembali harta kekayaan Ayub, termasuk anak-anaknya, namun Ayub mengikhlaskan itu semua; di dalam semuanya itu, Ayub tidak berdosa, dia tidak menuduh Tuhan dan tidak mempersalahkan Tuhan.
Ini adalah kehidupan yang tahan uji, rumah yang dibangun dengan emas; TIDAK MEMPERSALAHKAN SESAMA, TIDAK MENUDUH TUHAN YANG BUKAN-BUKAN.

Ayub 2: 9-10
(2:9) Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
(2:10) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Sekalipun begitu hebatnya penderitaan sebagai ujian yang harus dialami / dihadapi, tetapi mulut / bibir Ayub tidak berdosa, artinya; tidak ada persungutan, tidak ngomel, tidak menggerutu.
Orang yang menggerutu, seperti isteri Ayub, adalah orang yang tidak tahan ujian. Sesungguhnya, yang menghadapi ujian adalah Ayub, bukan isterinya, tetapi justru isterinya bersungut-sungut, ngomel, dan menggerutu.

Keterangan: MEMBANGUN RUMAH DENGAN PERAK.
Perak -> ketebusan = kehidupan yang sudah ditebus.

1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Kehidupan yang telah ditebus, bukan ditebus dengan barang fana, bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, darah Kristus yang tak bernoda dan tak bercacat, sehingga kita menjadi milik kepunyaan Allah.

Ibrani 9: 15
(9:15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.

Yesus telah menebus pelanggaran-pelanggaran, dosa-dosa yang diwarisi dari nenek moyang, semua karena kemurahan Tuhan, sehingga kita menjadi milik ketebusan-Nya.

Galatia 3: 13
(3:13) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

Yesus telah menebus dosa kita, Ia telah mati di atas kayu salib, darah-Nya tercurah atas kita.
Kita ditebus bukan dengan hukum Taurat, tetapi oleh darah penebusan Yesus Kristus, sebab hukum Taurat tidak berdaya terhadap daging dan keinginannya.

Mari kita lihat; milik ketebusan.
Wahyu 14: 1, 4
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

Anak Domba Allah berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia 144000 orang, mereka itu adalah MILIK KEPUNYAAN ALLAH YANG SUDAH DITEBUS OLEH DARAH YESUS KRISTUS.
Mereka menjadi korban-korban sulung dari antara manusia, inilah milik kepunyaan Allah.

Mari kita lihat lebih jauh lagi mengenai 144000 orang.
-      Wahyu 14: 1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

PADA DAHI 144000 ORANG ITU TERTULIS NAMA ALLAH BAPA DAN NAMA ANAK DOMBA ALLAH, TIDAK ADA NAMA YANG LAIN.
Artinya; 144000 orang yang telah ditebus, senantiasa memikirkan perkara-perkara di atas, di mana Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa, tanpa memikirkan perkara-perkara yang di bawah = memikirkan perkara-perkara yang rohani / perkara-perkara yang di atas, yaitu memikirkan segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah pelayanan, ini adalah pemikiran yang positif.

-      Wahyu 14: 3
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

Mereka MENYANYIKAN SUATU NYANYIAN BARU di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu, selain dari pada 144000 orang tersebut.
Menyanyikan suatu nyanyian baru = berlogat ganjil.

Mari kita lihat; orang yang berlogat ganjil.
Yesaya 28: 11
(28:11) Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini

Berlogat ganjil, artinya; berbahasa lidah / berbahasa Roh = berbahasa asing.
Jadi, setiap orang yang berbahasa lidah, berbahasa Roh, tidak ada orang yang dapat mempelajarinya / mengartikannya.

Bila nyanyian baru terus menerus keluar dari mulut, itu terjadi ketika seseorang membangun hubungan yang erat / intim dengan Tuhan, sama halnya ketika hubungan suami-isteri begitu intim, tidak seorang pun yang tahu perkataan-perkataan yang terucap, selain suami (kepala) dan isteri (tubuh).
Ketika hubungan itu begitu erat dengan Tuhan, di situlah terjadi bahasa-bahasa lidah / bahasa Roh / nyanyian baru. Ini harus kita perhatikan dengan baik, kiranya nyanyian baru ini terus menerus keluar dari mulut saya dan saudara, tetapi jangan lupa, NYANYIAN BARU TERJADI KALAU ADA HUBUNGAN YANG HARMONIS / ERAT / INTIM DENGAN TUHAN.

-      Wahyu 14: 4
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

a.     MEREKA TIDAK MENCEMARKAN DIRINYA DENGAN PEREMPUAN-PEREMPUAN.
Artinya; tidak dikuasai oleh roh najis, terlepas dari roh najis, mulai dari hati, pemikiran, perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik terlepas dari roh najis.

b.    MEREKA MURNI SAMA SEPERTI PERAWAN.
Berarti; tidak tersentuh dosa, tidak tercampuri dengan dosa = hidup dalam kesucian.
Kalau kita hidup dalam kesucian, maka kita sama dengan Allah, sebab Allah kudus adanya. Tetapi kalau kita hidup dalam dosa, maka menjadi sama seperti setan.
Saya merindukan kita semua menjadi orang yang murni; oleh sebab itu, biarlah kita hidup dalam kesucian, mulai dari sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, jangan mengundang sesuatu yang tidak baik.

Renungkanlah firman ini saudaraku; belajarlah untuk murni mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, buatlah segala sesuatunya menjadi murni di manapun kita berada, jangan ada yang lain, berarti tanpa campuran, sebab kalau ada campuran yang lain / yang tidak suci, itu akan merusak.

Memang, kalau kita menjaga kesucian, akan terlihat seperti orang bodoh, tetapi itu tidaklah mengapa, sebab yang kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan. Oleh sebab itu, kita harus menjadi murni, polos, menjaga kesucian, tidak tersentuh dosa, supaya menjadi sama seperti 144000 orang.
Mulai dari pakaian harus murni, sebab pakaian adalah kelakuan sehari-hari. Barangkali ada pakaian yang tidak murni lagi, bakar saja, tidak perlu dipertahankan.
Ayo, praktekkanlah firman Tuhan, ijinkanlah salib Kristus berkuasa, sebab kita adalah milik ketebusan; ditebus oleh darah Kristus, yang sama dengan darah Anak Domba yang tak bernoda, tak bercacat.

-      Wahyu 14: 5
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta = TIDAK ADA TIPU MUSLIHAT DALAM MULUT.
Orang yang tercemari dosa, mulutnya terlihat benar tetapi sesungguhnya mulutnya penuh dengan dusta.
Di mulut 144000 orang ini tidak ada dusta, tidak ada tipu muslihat, tidak licik.
Kalau tidak ada dusta dalam setiap perkataan, itu menunjukkan seseorang hidup oleh Roh dan memberi diri dipimpin oleh Roh, itulah milik ketebusan Allah, yang ditebus dengan darah yang mahal.

Keterangan: MEMBANGUN RUMAH DENGAN PERMATA.
Wahyu 21: 10-11, 18-20
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,
(21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.

Ada 12 batu yang menjadi dasar dari kota Yerusalem yang baru.
Pada kesempatan malam ini, saya tidak menyampaikan secara rinci mengenai seluruh batu yang menjadi dasar dari kota Yerusalem, tetapi yang kita perhatikan di sini; DASAR PERTAMA SEKALI DARI KOTA YERUSALEM adalah BATU PERMATA YASPIS.

Kota Yerusalem yang baru; penuh dengan cahaya kemuliaan, sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kristal, artinya; transparan, jujur, tulus, polos, tampil apa adanya, tidak dibuat-buat.
Jadi, permata yaspis itu adalah permata yang paling indah, penuh dengan cahaya kemuliaan Allah, sebab dia jernih seperti kristal, tulus, jujur, polos, tampil apa adanya.

Jadilah batu permata yaspis, permata yang paling indah, yang memancarkan cahaya kemuliaan Allah.
Sekalipun di tengah-tengah kegelapan dunia karena dosa sudah semakin memuncak, tetapi permata yaspis, permata yang paling indah, akan memancarkan cahaya kemuliaan Allah, itu sebabnya ia disebut permata yang indah, jernih seperti kristal.
Jadilah permata yang indah di hati Tuhan, jernih seperti kristal, memancarkan cahaya kemuliaan Allah. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI.
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment