IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 FEBRUARI 2013
Tema: HAL
BERDOA
(Seri
33)
Subtema: PENGAMPUNAN
TIADA BATAS
Shalom.
Selamat malam,
salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita bersyukur,
malam hari ini kita boleh bersama-sama, lewat ibadah doa penyembahan. Namun
sebelum merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, biarlah terlebih dahulu kita
mendengarkan firman penggembalaan dari Matius 6: 5-13.
Tiba saatnya
kita memperhatikan ayat 12.
Matius 6: 12
(6:12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti
kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
Bila menerima pengampunan
dari Tuhan, berarti; harus mengampuni orang yang bersalah / orang yang berbuat
dosa kepada kita sekaliannya = MENGAMPUNI KARENA DIAMPUNI.
Jadi, tidak
cukup hanya menerima pengampunan dari Tuhan, tanpa mengampuni sesama, sebab bila
menerima pengampunan tanpa mengampuni sesama = egosentris / mementingkan diri
sendiri, tanpa mempedulikan orang lain. Hendaklah kita mengampuni orang yang
bersalah kepada kita, dan itulah salah satu pokok doa yang harus kita naikkan
kepada Tuhan, juga menjadi praktek bagi kita sekalian.
Memang tidak
mudah untuk mengampuni orang yang bersalah, orang yang berbuat dosa kepada
kita, tetapi kenyataannya, setiap orang yang memperoleh pengampunan, hendaklah
mengampuni orang yang bersalah, sebab itulah kebenaran yang sejati.
Kita kaitkan
dengan; SESEORANG YANG BERHUTANG PADA RAJA.
Matius 18: 21
(18:21) Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada
Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika
ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
Di sini kita
perhatikan; menurut Simon Petrus, mengampuni sesama itu hanya sebatas / sampai
tujuh kali.
Tujuh kali =
tujuh hari = satu minggu atau tujuh tahun.
Apakah kita
hanya mengampuni sesama sebatas satu minggu? Tentu tidak, bukan!?
Oleh sebab itu,
kita perhatikan; JAWABAN YESUS KRISTUS KEPADA SIMON PETRUS.
Matius 18: 22
(18:22) Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata
kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh
kali.
Pengampunan itu
sampai TUJUH PULUH KALI TUJUH KALI, artinya; pengampunan yang tidak ada
habis-habisnya = pengampunan yang sempurna.
Jadi,
pengampunan itu tidak hanya sebatas tujuh kali. Kalau pengampunan itu hanya
sebatas tujuh kali, berarti pengampunan terhadap sesama terbatas = hanya
mengampuni orang yang tertentu.
Tetapi
pengampunan yang tak terbatas / pengampunan yang sempurna adalah tujuh puluh
kali tujuh kali.
Angka tujuh
-> kesempurnaan.
Mari kita
perhatikan; KETIKA TUHAN MEMBERI PENGAMPUNAN KEPADA BANGSA ISRAEL.
Daniel 9: 24
(9:24) Tujuh puluh kali tujuh masa telah
ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan
kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan,
untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan
penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.
Pengampunan dari
Allah kepada BANGSA ISRAEL, yaitu TUJUH PULUH KALI TUJUH MASA = pengampunan
yang sempurna, pengampunan yang tidak ada habis-habisnya.
Ketika Tuhan
mengampuni bangsa Israel dengan kasih yang sempurna (kasih tanpa batas), ada ENAM
HAL YANG TERJADI;
YANG PERTAMA: UNTUK MELENYAPKAN KEFASIKAN.
Berarti; dosa
kefasikan itu lenyap, tidak muncul lagi di atas permukaan / tidak terlihat lagi
dosa kefasikan.
Dosa kefasikan
= dosa yang ditimbulkan oleh kesombongan seseorang.
Sedikit
kesaksian.
Dua hari yang
lalu, saya menerima telepon dari seorang anak Tuhan, yang dahulu pernah
tergembala selama empat tahun di Serang dan Cilegon; dia bertanya tentang kabar
saya, isteri dan anak saya.
Sepintas,
pertanyaannya baik, tetapi nada / dialegnya menunjukkan kesombongannya.
Kemudian, saya katakan kepadanya, supaya menjadi pribadi yang rendah hati dan jangan
kikir, sebab kikir disebabkan oleh kesombongan seseorang. Lalu, dia mengelak dan
kembali bertanya kepada saya mengenai kikir, kemudian saya katakan: “Tanyalah hatimu sendiri”.
Saya tambahkan
sedikit lagi; dosa yang ditimbulkan oleh kesombongan adalah mengandalkan
kekuatan diri sendiri / tidak berharap kepada Tuhan = jauh dari ibadah
pelayanan.
YANG KEDUA: MENGAKHIRI DOSA.
Pengampunan
yang sempurna (pengampunan tanpa batas); akan mengakhiri dosa.
Berarti; supaya
dosa itu berakhir, bukan karena gagah kuatnya seseorang, bukan karena
kecerdasan / kepintaran seseorang, tetapi oleh karena pengampunan yang sempurna
/ tanpa batas.
Kalau seseorang
dengan kekuatan, kemampuan, kehebatan, kepintarannya mengakhiri dosa, mungkin
saja hari ini dosa itu bisa berhenti, tetapi besok, dosa itu akan berlanjut
lagi.
YANG KETIGA: UNTUK MENGHAPUSKAN KESALAHAN.
Berarti;
pengampunan yang sempurna menghapuskan kesalahan, sehingga tidak terdapat lagi
kesalahan-kesalahan, termasuk keteledoran-keteledoran, dan kelalaian-kelalaian.
Coba saja
saudara perhatikan; ketika orang yang berbuat salah menerima hukuman, hari ini
bisa saja dia berhenti berbuat dosa, tetapi besok ia akan mengulanginya lagi.
Saya tidak
berdaya untuk menghapuskan kesalahan-kesalahan sidang jemaat, tetapi hanya oleh
kasih yang sempurna (pengampunan tanpa batas); segala kesalahan berakhir, tidak
terulang kembali, seperti yang dilakukan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib,
untuk menghapuskan segala dosa manusia.
YANG KEEMPAT: UNTUK MENDATANGKAN KEADILAN YANG KEKAL.
Saudaraku,
kalau tidak ada keadilan, maka yang lemah akan tertindas, dan orang yang
tertindas lama kelamaan ia akan terpuruk, tetapi oleh karena kasih yang
sempurna, terjadilah / terciptalah keadilan yang kekal, sehingga yang lemah
tidak tertindas.
Kalau seseorang
yang lemah dibiarkan dalam kelemahannya (dalam dosanya), maka selamanya ia
tertindas (tidak mampu menghadapi dosa), sebaliknya kalau seorang yang lemah
mendapat keadilan, ia tidak akan tertindas (Yesaya 11: 4).
Oleh sebab itu,
sampai hari ini, di dalam kelemahan, kita diberi kesempatan untuk berada dalam
rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, itulah keadilan Tuhan bagi kita, supaya
bebas dari penindasan.
YANG KELIMA: UNTUK MENGGENAPKAN PENGLIHATAN DAN NABI.
Artinya; untuk
menggenapkan nubuatan-nubuatan firman Tuhan.
Jadi, apa yang
sudah dinubuatkan oleh para nabi, itu akan tergenapi, sehingga kita yang
memperoleh pengampunan dari Tuhan, (dengan kata lain, masih diberi kesempatan
untuk beribadah dan melayani Tuhan di dalam rumah Tuhan), cepat atau lambat
firman nubuatan itu akan tergenapi dalam kehidupan kita / firman menjadi daging
(tinggal tunggu waktunya Tuhan), selama kita masih tetap dalam pengampunan yang
sempurna, diberi kesempatan untuk beribadah melayani Tuhan.
YANG KEENAM: UNTUK MENGURAPI YANG MAHA KUDUS.
Kita lihat
pengurapan yang diterima oleh Yesus Kristus.
Matius 26: 6-7
(26:6) Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si
kusta,
(26:7) datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa
sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu
dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan.
Ketika Yesus
berada di Betania, di rumah Simon orang Farisi (si kusta), Yesus diurapi,
minyak wangi yang mahal itu dicurahkan di atas kepala Yesus oleh seorang
perempuan.
Mari kita lihat
kisah yang sama.
Lukas 7: 36-38
(7:36) Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan
di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan.
(7:37) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal
sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang
makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam
berisi minyak wangi.
(7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus
dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya
dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak
wangi itu.
Ternyata, yang
mengurapi Yesus dengan minyak yang mahal adalah seorang perempuan, yang
terkenal sebagai seorang berdosa.
Kalau seseorang
terkenal karena dosa, berarti dosanya itu luar biasa, sebab banyak orang yang berdosa,
tetapi belum tentu terkenal.
Proses supaya pengurapan itu terwujud.
Lukas 7: 38
(7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di
belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air
matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya
dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Perempuan yang terkenal
sebagai orang berdosa, menangis.
Saudaraku,
menangis di sini, memberi arti rohani untuk kita sekarang adalah menyadari diri
sebagai orang yang paling berdosa = bertobat.
Sebab kalau
kita perhatikan ayat 39 ...
Lukas 7: 39
(7:39) Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat
hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu,
siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa
perempuan itu adalah seorang berdosa."
Memang, perempuan
yang meminyaki Yesus adalah seorang perempuan yang berdosa, sesuai dengan kata
hati Simon si kusta.
Jadi, perempuan
yang berdosa ini menyadari diri sebagai orang yang paling berdosa, oleh sebab
itu dia menangis.
Kalau seseorang
tidak menyadari diri sebagai orang yang paling berdosa, ia tidak akan menangis,
seperti Simon si kusta.
Hanya orang
yang menyadari diri sebagai orang berdosa, akan mudah hancur hati.
Berarti, supaya
pengurapan itu terwujud, diawali dengan tangisan, yaitu: terlebih dahulu
MENYADARI DIRI SEBAGAI ORANG YANG PALING BERDOSA.
Selanjutnya ...
Lukas 7: 38
(7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus
dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya
dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak
wangi itu.
-
MEMBASAHI KAKI YESUS DENGAN AIR MATANYA.
Membasahi kaki Yesus dengan air mata = membasuh kaki Yesus dengan air mata,
artinya; disucikan oleh air firman Tuhan.
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya,
sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan
demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat
atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Setelah menyucikan / memandikannya dengan air dan firman Tuhan, maka sidang
jemaat menjadi cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = jemaat
kudus, tidak bercela.
Ayat yang sama, berkaitan dengan ayat ini.
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu
marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan
iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani
yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Selain sidang jemaat menjadi cemerlang di hadapan Tuhan, setelah dibasuh
oleh air firman Tuhan;
1.
MENGHADAP ALLAH
DENGAN HATI YANG TULUS IKHLAS.
Berarti; di tengah-tengah ibadah pelayanan tidak ada kepura-puraan.
Menaikkan puji-pujian dengan tulus ikhlas, mendengar firman Tuhan dengan
tulus ikhlas, segala sesuatu dalam ibadah pelayanan dilakukan dengan tulus
ikhlas.
2.
MEMILIKI
KEYAKINAN IMAN YANG TEGUH.
Tidak mudah goyah, tidak mudah terpikat dengan dosa, tidak mudah terpikat
dengan roh jahat dan roh najis.
-
PEREMPUAN YANG BERDOSA MENCIUM KAKI YESUS.
Artinya; tersungkur di bawah kaki Yesus = hidup di dalam doa penyembahan =
tinggal di dalam kasih Allah.
Kasih itu dapat dilihat ketika seseorang hanyut dan tenggelam di dalam doa
penyembahan.
-
MEMINYAKI YESUS KRISTUS.
Akhirnya, terwujudlah pengurapan itu terhadap pribadi Yesus Kristus,
setelah melewati proses, dimulai dari;
1.
menyadari diri,
yaitu dilihat dari tangisannya.
2.
kemudian,
membasahi kaki Yesus dengan air matanya
3.
selanjutnya,
perempuan yang terkenal dengan dosanya mencium kaki Yesus
Inilah yang harus kita perhatikan dengan baik.
Minyak adalah gambaran dari urapan Roh-El Kudus.
SAYA TAMBAHKAN
SEDIKIT LAGI TENTANG PENGAMPUNAN YANG SEMPURNA INI.
Daniel 9: 2
(9:2) pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel,
memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN
kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh
puluh tahun.
Pada saat
bangsa Israel dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun, Yerusalem menjadi
sunyi sepi dan Bait Allah menjadi puing-puing, namun hal ini terjadi atas
seijin Tuhan, dengan kata lain bangsa Israel berada di dalam
rancangan-rancangan-Nya.
Setelah genap
tujuh puluh tahun itu, sebagai pengampunan yang sempurna ...
Yeremia 25: 12-14
(25:12) Kemudian sesudah genap ketujuh puluh tahun itu,
demikianlah firman TUHAN, maka Aku akan melakukan pembalasan kepada raja Babel
dan kepada bangsa itu oleh karena kesalahan mereka, juga kepada negeri
orang-orang Kasdim, dengan membuatnya menjadi tempat-tempat yang tandus untuk
selama-lamanya.
(25:13) Aku akan menimpakan kepada negeri ini segala apa
yang Kufirmankan tentang dia, yaitu segala apa yang tertulis dalam kitab ini
seperti yang telah dinubuatkan Yeremia tentang segala bangsa itu.
(25:14) Sebab mereka pun juga akan menjadi hamba kepada
banyak bangsa-bangsa dan raja-raja yang besar, dan Aku akan mengganjar
mereka setimpal dengan pekerjaan mereka dan setimpal dengan perbuatan tangan
mereka."
Musuh
mendapatkan hukuman setimpal dengan perbuatan mereka.
Berarti; BANGSA
ISRAEL MENDAPATKAN / MENERIMA PEMBELAAN DARI TUHAN.
Jadi, orang
yang menerima pengampunan yang sempurna, mendapatkan pembelaan dari Tuhan, di
mana musuh mendapatkan hukuman yang setimpal = Tuhan memberi kemenangan bagi
kita.
Yeremia 29: 10-11
(29:10) Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap
tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan
menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
(29:11) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan
apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Kalau seseorang
menerima sesuatu yang tidak baik, jangan kecewa, sebab Tuhan mempunyai
rancangan-rancangan yang indah, sama seperti bangsa Israel ketika dibuang ke
Babel selama tujuh puluh tahun.
Kalau segera
kecewa karena menerima sesuatu yang tidak baik, itu berarti tidak mengerti
rencana Tuhan.
Seseorang yang
tidak mengerti rencana Tuhan sama seperti anak-anak, tetapi orang dewasa itu
tanggap, peka, mengerti terhadap rencana Tuhan. Kalau dewasa pasti tanggap,
artinya; mengerti maksud Tuhan.
Janji firman
itu “ya” dan “amin”, cukup kita berkata: “Ya
Tuhan Allah”, jangan menggunakan logika, itulah orang dewasa, yang mengerti
masa depan.
Rancangan Tuhan
adalah;
-
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
-
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan = masa depan yang cerah.
Yeremia 29:
12-13
(29:12) Dan apabila kamu berseru dan datang
untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
Tuhan
menginginkan kita hidup dalam doa, itu adalah salah satu rancangan masa depan,
sebab doa adalah nafas hidup.
Yeremia 29:
13-14
(29:13) apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan
Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
(29:14) Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah
firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan
kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah
Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke
tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. --
Inilah hasil
dari pengampunan yang sempurna;
-
Kalau mencari
ditemukan.
-
Kalau
menanyakan dengan segenap hati, dijawab oleh Tuhan.
-
Memulihkan
keadaan; segala sesuatu dipulihkan, hidup dipulihkan, ibadah pelayanan
dipulihkan, nikah rumah tangga dipulihkan = berkat berkelimpahan.
-
Dikembalikan /
berada di dalam kandang penggembalaan.
Tergembala dengan baik dalam satu kandang satu gembala tidak liar =
dipelihara oleh Tuhan.
Memang ketika
kita melihat pada waktu bangsa Israel dibuang ke Babel selama tujuh puluh
tahun, sepertinya menyakitkan, tetapi sesungguhnya, itu adalah pengampunan yang
sempurna, supaya menyadari segala kekurangan-kekurangan, seperti perempuan yang
berdosa.
Jangan
menyerah, jangan putus asa, jangan mudah kecewa, maju terus di dalam Tuhan.
Tuhan bersama kita memberi kemenangan bagi kita sekalian. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang