KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, February 12, 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 10 FEBRUARI 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 10 FEBRUARI 2013

Tema:  BERKAT TUHAN PANGKAL SELAMAT
            (Seri 10)

Subtema: TIGA HAL YANG MENDATANGKAN KESIA-SIAAN DI ATAS MUKA BUMI

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, tinggal di dalam kasih Tuhan untuk beribadah melayani kepada Tuhan, dengan kata lain, kita bukan orang asing di hadapan Tuhan, kita adalah orang yang dikenal oleh Tuhan.

Kita kembali memeriksa Mazmur 127, untuk firman penggembalaan dalam Ibadah Raya Minggu.
Kita sudah memperhatikan ayat satu sampai dengan ayat dua yang dibagi menjadi tiga bagian, dan keseluruhannya, ada sembilan seri.
Tiba saatnya bagi kita, untuk memperhatikan ayat tiga, tetapi saya tidak tahu sejauh mana saya harus menyampaikan firman Tuhan pada saat malam hari ini, biarlah kiranya malam hari ini, Tuhan memberkati kita, lewat pembukaan rahasia firman-Nya.

Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

Ada 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
YANG PERTAMA: JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MEMBANGUN RUMAH, SIA-SIALAH USAHA ORANG YANG MEMBANGUNNYA.
Dalam injil Matius 7: 24-27, ada dua jenis dasar bangunan:
-      Yang pertama: dibangun di atas pasir,
-      Yang kedua: dibangun di atas batu.
Membangun rumah di atas pasir itu adalah kesia-siaan, sebab pasir -> manusia daging.
Sebaliknya, kalau rumah dibangun di atas batu, ketika hujan turun, angin melanda, banjir datang, rumah itu tetap kuat / tidak rubuh, berbanding terbalik jika rumah itu dibangun di atas pasir, ketika hujan turun, angin melanda banjir datang, rumah itu rubuh, sehingga hebatlah kerusakannya.
-      Hujan turun -> penghulu-penghulu dunia yang gelap (roh jahat di udara).
-      Angin melanda -> ajaran-ajaran palsu dari nabi-nabi palsu.
-      Banjir datang -> dosa kenajisan.

Jadi, intinya: bila rumah dibangun di atas pasir, rumah itu akan rubuh dan hebatlah kerusakannya, oleh karena ujian yang datangnya dari tiga hal tersebut.

Kemudian, kalau kita perhatikan Efesus 2: 20-21
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
Ketika rumah itu dibangun di atas batu penjuru, yang terjadi adalah;
1.    DI DALAM DIA TUMBUH SELURUH BANGUNAN.
Artinya; menjadi bangunan yang hidup.
Tumbuh = hidup.

1 Petrus 2: 5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Bangunan yang hidup itu dipergunakan untuk;
-      PEMBANGUNAN SUATU RUMAH ROHANI.
Artinya; menjadi manusia rohani, yang senantiasa berseru-seru memuji Tuhan siang dan malam, seperti empat makhluk di sekeliling takhta Anak Domba bersayap enam, menutupi seluruh daging (Wahyu 4: 6-8).
Sayap menutupi daging, artinya; tidak terlihat lagi tabiat-tabiat daging = manusia rohani.
-      SUATU IMAMAT KUDUS.
Artinya; melayani Tuhan di dalam kesucian / kekudusan untuk mempersembahkan persembahan rohani, yaitu hidup di dalam doa penyembahan, seperti dua puluh empat tua-tua yang duduk di atas dua puluh empat takhta di sekeliling takhta Anak Domba, di mana setiap kali empat makhluk itu berseru, dua puluh empat tua-tua segera tersungkur di hadapan takhta Anak Domba (Wahyu 4: 9-10).
Tersungkur = sujud menyembah.

2.    RAPI TERSUSUN.
Setelah tumbuh seluruh bangunan, selanjutnya bangunan itu akan tampak rapi tersusun.
Artinya; mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, semuanya tersusun dengan rapi.

3.    MENJADI BAIT ALLAH YANG KUDUS.
Akhirnya, menjadi Bait Suci / tempat kediaman Allah di dalam Roh = hidup dalam kesucian / segala sesuatunya suci, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, semuanya suci.

Tetapi, ada beberapa golongan yang tidak menghargai dasar dari bangunan itu, itulah: IMAM-IMAM KEPALA, TUA-TUA dan AHLI-AHLI TAURAT. Mereka membuang batu yang mahal itu, mereka tidak menghargai batu yang mahal, sehingga batu penjuru (sebagai dasar dari bangunan itu) menjadi batu yang lain.

1 Petrus 2: 6-7
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

Bagi imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, batu penjuru menjadi batu yang lain, yaitu;
-      BATU SENTUHAN.
Artinya; pemberitaan firman tentang salib Kristus sangat menyentuh dan menyakiti hati dan perasaan imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua.

1 Korintus 1: 22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Pemberitaan firman tentang salib Kristus, bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan, karena dasar mereka datang kepada Tuhan, hanyalah untuk mencari hikmat / pengetahuan semata.
Sehingga, pemberitaan firman Tuhan tentang salib Kristus, sangat menyentuh dan menyakiti hati dan perasaan mereka.
Mempunyai pengetahuan / hikmat namun menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus = ahli-ahli Taurat; mengerti hukum tetapi tidak menjadi pelaku.

-      BATU SANDUNGAN.
Artinya; pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah batu sandungan bagi imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua.

1 Korintus 1: 22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Pemberitaan firman tentang salib Kristus, untuk orang-orang Yahudi, suatu batu sandungan, karena dasar mereka datang kepada Tuhan, hanya untuk menghendaki tanda-tanda.
Tanda di sini -> tanda-tanda heran, tanda-tanda ajaib / mujizat-mujizat semata.
Kalau beribadah melayani Tuhan hanya sebatas menghendaki tanda, namun menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus (menolak untuk dikoreksi, diperiksa, disucikan dari dosa), maka pemberitaan firman tentang salib Kristus menjadi batu sandungan, karena mereka tidak hidup di dalamnya.

Matius 16: 22-23
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Simon Petrus menjadi batu sandungan, sebab Simon Petrus tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, melainkan apa yang dipikirkan oleh manusia.
Berarti; orang yang tersandung oleh pemberitaan firman tentang salib Kristus menjadi batu sandungan, sebab tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, melainkan memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia.
Pikiran Allah adalah untuk menyelamatkan manusia berdosa, lewat salib Kristus = sengsara salib = satu di dalam penderitaan Kristus.

Berarti betul-betul: jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.


Ada 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
YANG KEDUA: JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MENGAWAL KOTA, SIA-SIALAH PENGAWAL BERJAGA-JAGA.

Yesaya 56: 9-10
(56:9) Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan!
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

Bangsa Israel adalah umat Tuhan, disebut juga kawanan domba Allah, menjadi makanan bagi binatang di hutan, binatang di padang, sebab yang mengawal umat Tuhan adalah orang-orang buta = sia-sialah pengawal yang berjaga-jaga.

Bandingkan ketika Tuhan mengawal bangsa Israel.
Ulangan 32: 9-11
(32:9) Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
(32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.
(32:11) Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya,

Selama 40 tahun bangsa Israel di padang gurun, Tuhan mengawal perjalanan mereka, Tuhan yang menjaga mereka sampai tiba di tanah Kanaan, Tuhan menjauhkan mereka dari allah-allah asing (penyembahan berhala).

-      Seberapa hebatnya dan banyaknya orang yang menjaga rumah yang mewah, tetap juga kebobolan,
-     seberapa hebatnya suatu management di dalam suatu perusahaan, tetap saja ada yang korupsi, bahkan brankas pun bobol,
itu sebabnya di sini dikatakan; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Biarlah Tuhan menjaga dan mengawal kita dalam perjalanan rohani kita menuju Yerusalem yang baru, Tuhan tolong kita, Tuhan dukung kita di bawah kepak sayap-Nya. Tuhan lindungi, Tuhan jauhkan dari segala sesuatu yang menghambat perjalanan rohani kita menuju Yerusalem yang baru, Kanaan sorgawi.

Tuhan adalah Penjaga Israel yang baik; PENJAGA YANG BAIK TIDAK TERLELAP, TIDAK TERTIDUR.
a.     Mazmur 121: 3-4
(121:3) Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.
(121:4) Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.

KAKI TIDAK DIBIARKAN GOYAH = kuat di tengah-tengah perjalanan, saat mengiringi Tuhan.
Kita mampu melangkahkan kaki, sekalipun kita harus berjalan di bukit yang terjal, sekalipun harus menghadapi banyak cobaan / masalah, seperti rusa yang berjejak di bukit yang terjal, karena Tuhan tidak pernah terlelap / tertidur, Tuhan penjaga yang baik, Tuhan memperhatikan kita semua, mata-Nya selalu terjaga untuk memandang saya dan saudara, pribadi lepas pribadi, Dia tahu segala persoalan yang kita alami.

b.    Mazmur 121: 5
(121:5) TUHANlah Penjagamu, TUHANlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.

Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
Naungan, berarti; berlindung di bawah kepak sayap Allah, sehingga kita aman dalam Tuhan.

Sesungguhnya Yerusalem juga ingin dikumpulkan bagaikan anak-anak yang dikumpulkan di bawah induk ayam, tetapi Yerusalem tidak mau, bagaimana dengan kita, apakah mau dikumpulkan di bawah naungan sayap Allah di sebelah tangan kanan kita masing-masing (berarti kuat dan berkemenangan).

Bukti aman di dalam naungan Tuhan:
Mazmur 121: 6
(121:6) Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.

-      MATAHARI TIDAK MENYAKITI ENGKAU PADA WAKTU SIANG.
Matahari adalah gambaran dari KASIH Allah Bapa.
Bukti seseorang merasakan kasih Allah: kuat terhadap pencobaan, aniaya karena firman.
Kalau berlindung di bawah kepak sayap Allah, panas terik matahari tidak menyakiti, sekali pun menghadapi ujian / aniaya karena firman / menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Seperti apa yang dialami oleh Rasul Paulus, ia tidak terpisahkan dari kasih Kristus, sekalipun mengalami: penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, pedang (Roma 8: 35).

Berbeda dengan orang yang tidak berada di bawah naungan sayap Allah, ketika ada aniaya karena firman dia murtad, dia merasa bahwa ujian itu sangat menyentuh, menyakiti, melukai hatinya, sesungguhnya kalau kita sadar, aniaya karena firman adalah kasih Allah.

-      BULAN TIDAK MENYAKITI ENGKAU PADA WAKTU MALAM.
Artinya; tetap kuat walaupun satu di dalam penderitaan Kristus = sengsara salib.
Bulan adalah gambaran dari pengorbanan Yesus Kristus (korban Kristus).

c.     Mazmur 121: 7
(121:7) TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.

TUHAN MENJAGA SAYA DAN SAUDARA TERHADAP SEGALA KECELAKAAN = Tuhan yang menjaga nyawa kita.
Oleh sebab itu saya tidak takut kalau anak-anak Tuhan pulang malam karena beribadah, sebab Tuhan yang menjaga kita dengan baik, Tuhan yang mengawal, justru yang saya takutkan kalau anak-anak Tuhan pulang malam karena dugem (dunia gemerlap / dunia malam), sebab dia tidak akan mendapat penjagaan yang baik dari Tuhan.

d.    Mazmur 121: 8
(121:8) TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Tuhan menjaga keluar dan masuk setiap saat, dari sekarang sampai selama-lamanya.
Berilah diri digembalakan oleh gembala yang baik, oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Tergembalalah dengan baik dalam satu kandang, satu gembala, bukan dua tiga gembala, bukan dua tiga kandang penggembalaan, sehingga baik ketika masuk ke dalam kandang penggembalaan, maupun di luar kandang penggembalaan, Tuhan menjaga sampai selama-lamanya.


Ada 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
YANG KETIGA: SIA-SIALAH KAMU BANGUN PAGI-PAGI DAN DUDUK-DUDUK SAMPAI JAUH MALAM DAN MAKAN ROTI YANG DIPEROLEH DENGAN SUSAH PAYAH.
Memperoleh roti dengan susah payah, itu merupakan kesia-siaan, sebab dia harus bangun pagi-pagi buta, bahkan duduk-duduk sampai jauh malam = tidak ada waktu untuk beristirahat = tanpa hari perhentian yang penuh / Sabat yang kudus bagi Tuhan Allah.

Pada minggu yang lalu saya sudah menyampaikan hal ini; Esau memperoleh roti tetapi dengan susah payah, ini adalah kesia-siaan / tidak ada artinya.
Kalau tidak tinggal dalam Tuhan, tidak beribadah melayani Tuhan (tanpa hari perhentian yang penuh), itu adalah kesia-siaan / tidak ada artinya.

Pengkotbah 4: 7-8
(4:7) Aku melihat lagi kesia-siaan di bawah matahari:
(4:8) ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanya pun tidak puas dengan kekayaan; -- untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan? -- Ini pun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan.

Kalau seseorang berlelah-lelah untuk mencari harta kekayaan, tetapi tidak ada orang yang menjadi ahli waris untuk harta yang diperoleh dengan berlelah-lelah, ini adalah kesia-siaan.

Biarlah kita memperhatikan segala firman yang kita terima dengan baik.
Oleh sebab itu;
-      biarlah Tuhan yang membangun kehidupan kita,
-      biarlah Tuhan yang menjadi pengawal / berjaga-jaga bagi kita,
-      biarlah kita tetap tinggal di dalam rumah Tuhan, maka Tuhan yang menyediakan roti / makanan bagi kita.

Sekarang kita perhatikan: PRIBADI YAKUB.
Kejadian 25: 27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.

Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Tinggal di kemah = diam di dalam rumah Tuhan.

Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Nabi Yesaya meneguhkan Kejadian 25: 27, di mana rumah Allah Yakub disebut gunung Tuhan, gunung Sion.
Ada dua hal yang terjadi ketika berada di dalam rumah Allah Yakub / gunung Tuhan, gunung Sion, yaitu;
-      dari Sion keluar pengajaran
-      firman Tuhan dari Yerusalem
Dua hal ini adalah roti makanan yang diterima oleh Yakub ketika berada di dalam rumah Allah / gunung Tuhan, gunung Sion.

Semoga saya dan saudara dapat memahaminya dengan baik, bahkan bagi anak-anak Tuhan yang di dalam maupun di luar negeri, yang senantiasa mengikuti Buli-Buli Emas Berisi Manna, jadilah pribadi yang tenang (tidak sibuk dengan perkara-perkara lahiriah), seperti Yakub, tinggal di dalam kemah, maka Tuhan lah yang menyediakan roti / makanan.

MARI KITA LIHAT PERSAMAANNYA, DENGAN ROTI / MAKANAN YESUS KRISTUS.
Yohanes 4: 34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

-    Melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku = melakukan firman Tuhan = hidup benar sesuai firman Tuhan.
-       Menyelesaikan pekerjaan-Nya = melayani Tuhan sampai nafas terakhir.

Intinya; ketika seseorang tenang dan tinggal di dalam kemah (Bait Allah / rumah Tuhan), seperti Yakub, pada saat itulah Tuhan menyediakan roti sebagai makanan.
Tenang, gambaran dari kehidupan yang tidak sibuk = tidak lelah.

(telah dijelaskan pada IBADAH RAYA MINGGU, 03 FEBRUARI 2013)

Demikianlah penjelasan dari ketiga hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi, secara keseluruhan, berarti, Mazmur 127: 3, akan dilanjutkan di minggu yang akan datang, jika Tuhan berkemurahan bagi kita.
Biarlah kita berdoa supaya Tuhan membukakan rahasia firman-Nya, sehingga kita boleh merasakan suasana sorga.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment