IBADAH RAYA MINGGU, 10 FEBRUARI 2013
Tema: BERKAT
TUHAN PANGKAL SELAMAT
(Seri
10)
Subtema: TIGA HAL YANG MENDATANGKAN KESIA-SIAAN DI ATAS MUKA BUMI
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, tinggal di dalam kasih Tuhan untuk beribadah melayani kepada Tuhan,
dengan kata lain, kita bukan orang asing di hadapan Tuhan, kita adalah orang
yang dikenal oleh Tuhan.
Kita kembali memeriksa Mazmur 127, untuk firman
penggembalaan dalam Ibadah Raya Minggu.
Kita sudah memperhatikan ayat satu sampai dengan ayat dua
yang dibagi menjadi tiga bagian, dan keseluruhannya, ada sembilan seri.
Tiba saatnya bagi kita, untuk memperhatikan ayat tiga,
tetapi saya tidak tahu sejauh mana saya harus menyampaikan firman Tuhan pada
saat malam hari ini, biarlah kiranya malam hari ini, Tuhan memberkati kita,
lewat pembukaan rahasia firman-Nya.
Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang
membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN
yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2)
Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan
roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang
dicintai-Nya pada waktu tidur.
Ada 3
hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
YANG PERTAMA: JIKALAU
BUKAN TUHAN YANG MEMBANGUN RUMAH, SIA-SIALAH USAHA ORANG YANG MEMBANGUNNYA.
Dalam injil Matius 7: 24-27, ada dua jenis dasar bangunan:
-
Yang pertama: dibangun
di atas pasir,
-
Yang kedua: dibangun
di atas batu.
Membangun rumah di atas pasir itu adalah kesia-siaan,
sebab pasir -> manusia daging.
Sebaliknya, kalau rumah dibangun di atas batu, ketika
hujan turun, angin melanda, banjir datang, rumah itu tetap kuat / tidak rubuh,
berbanding terbalik jika rumah itu dibangun di atas pasir, ketika hujan turun,
angin melanda banjir datang, rumah itu rubuh, sehingga hebatlah kerusakannya.
-
Hujan turun -> penghulu-penghulu
dunia yang gelap (roh jahat di udara).
-
Angin melanda -> ajaran-ajaran
palsu dari nabi-nabi palsu.
-
Banjir datang ->
dosa kenajisan.
Jadi, intinya: bila rumah dibangun di atas pasir, rumah
itu akan rubuh dan hebatlah kerusakannya, oleh karena ujian yang datangnya dari
tiga hal tersebut.
Kemudian, kalau kita perhatikan Efesus 2: 20-21
(2:20)
yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus
sebagai batu penjuru.
(2:21) Di
dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait
Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
Ketika rumah itu dibangun di atas batu penjuru, yang
terjadi adalah;
1. DI DALAM
DIA TUMBUH SELURUH BANGUNAN.
Artinya;
menjadi bangunan yang hidup.
Tumbuh =
hidup.
1 Petrus
2: 5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu
hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,
untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan
kepada Allah.
Bangunan
yang hidup itu dipergunakan untuk;
-
PEMBANGUNAN SUATU
RUMAH ROHANI.
Artinya; menjadi
manusia rohani, yang senantiasa berseru-seru memuji Tuhan siang dan malam,
seperti empat makhluk di sekeliling takhta Anak Domba bersayap enam, menutupi
seluruh daging (Wahyu 4: 6-8).
Sayap
menutupi daging, artinya; tidak terlihat lagi tabiat-tabiat daging = manusia
rohani.
-
SUATU IMAMAT KUDUS.
Artinya; melayani
Tuhan di dalam kesucian / kekudusan untuk mempersembahkan persembahan rohani,
yaitu hidup di dalam doa penyembahan, seperti dua puluh empat tua-tua yang
duduk di atas dua puluh empat takhta di sekeliling takhta Anak Domba, di mana
setiap kali empat makhluk itu berseru, dua puluh empat tua-tua segera
tersungkur di hadapan takhta Anak Domba (Wahyu 4: 9-10).
Tersungkur
= sujud menyembah.
2. RAPI
TERSUSUN.
Setelah
tumbuh seluruh bangunan, selanjutnya bangunan itu akan tampak rapi tersusun.
Artinya; mulai
dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik,
semuanya tersusun dengan rapi.
3. MENJADI
BAIT ALLAH YANG KUDUS.
Akhirnya,
menjadi Bait Suci / tempat kediaman Allah di dalam Roh = hidup dalam kesucian /
segala sesuatunya suci, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara
berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, semuanya suci.
Tetapi, ada beberapa golongan yang tidak menghargai dasar
dari bangunan itu, itulah: IMAM-IMAM KEPALA, TUA-TUA dan AHLI-AHLI TAURAT. Mereka
membuang batu yang mahal itu, mereka tidak menghargai batu yang mahal, sehingga
batu penjuru (sebagai dasar dari bangunan itu) menjadi batu yang lain.
1 Petrus 2: 6-7
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah
batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan."
(2:7)
Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak
percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan,
telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu
batu sandungan."
Bagi imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, batu
penjuru menjadi batu yang lain, yaitu;
-
BATU SENTUHAN.
Artinya; pemberitaan
firman tentang salib Kristus sangat menyentuh dan menyakiti hati dan perasaan imam-imam
kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
1 Korintus
1: 22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang
Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan:
untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan
Yahudi suatu kebodohan,
Pemberitaan
firman tentang salib Kristus, bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan, karena
dasar mereka datang kepada Tuhan, hanyalah untuk mencari hikmat / pengetahuan
semata.
Sehingga,
pemberitaan firman Tuhan tentang salib Kristus, sangat menyentuh dan menyakiti
hati dan perasaan mereka.
Mempunyai
pengetahuan / hikmat namun menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus =
ahli-ahli Taurat; mengerti hukum tetapi tidak menjadi pelaku.
-
BATU SANDUNGAN.
Artinya;
pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah batu sandungan bagi imam-imam
kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
1 Korintus
1: 22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan
orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan:
untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan
Yahudi suatu kebodohan,
Pemberitaan
firman tentang salib Kristus, untuk orang-orang Yahudi, suatu batu sandungan,
karena dasar mereka datang kepada Tuhan, hanya untuk menghendaki tanda-tanda.
Tanda di
sini -> tanda-tanda heran, tanda-tanda ajaib / mujizat-mujizat semata.
Kalau
beribadah melayani Tuhan hanya sebatas menghendaki tanda, namun menolak
pemberitaan firman tentang salib Kristus (menolak untuk dikoreksi, diperiksa,
disucikan dari dosa), maka pemberitaan firman tentang salib Kristus menjadi
batu sandungan, karena mereka tidak hidup di dalamnya.
Matius 16:
22-23
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan
menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu
sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus:
"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau
bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia."
Simon
Petrus menjadi batu sandungan, sebab Simon Petrus tidak memikirkan apa yang
dipikirkan oleh Allah, melainkan apa yang dipikirkan oleh manusia.
Berarti; orang
yang tersandung oleh pemberitaan firman tentang salib Kristus menjadi batu
sandungan, sebab tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, melainkan
memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia.
Pikiran
Allah adalah untuk menyelamatkan manusia berdosa, lewat salib Kristus = sengsara
salib = satu di dalam penderitaan Kristus.
Berarti betul-betul: jikalau bukan Tuhan yang membangun
rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.
(telah dijelaskan pada IBADAH
RAYA MINGGU, 09 DESEMBER 2012 ; IBADAH
RAYA MINGGU, 16 DESEMBER 2012 ; IBADAH
RAYA MINGGU, 23 DESEMBER 2012 ; IBADAH
RAYA MINGGU, 30 DESEMBER 2012)
Ada 3
hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
YANG KEDUA: JIKALAU
BUKAN TUHAN YANG MENGAWAL KOTA, SIA-SIALAH PENGAWAL BERJAGA-JAGA.
Yesaya 56: 9-10
(56:9) Hai segala binatang di padang, hai segala binatang
di hutan, datanglah untuk makan!
(56:10)
Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak
tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak;
mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
Bangsa Israel adalah umat Tuhan, disebut juga kawanan
domba Allah, menjadi makanan bagi binatang di hutan, binatang di padang, sebab
yang mengawal umat Tuhan adalah orang-orang buta = sia-sialah pengawal yang
berjaga-jaga.
Bandingkan
ketika Tuhan mengawal bangsa Israel.
Ulangan 32: 9-11
(32:9) Tetapi
bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
(32:10)
Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan
dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya
sebagai biji mata-Nya.
(32:11)
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas
anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di
atas kepaknya,
Selama 40 tahun bangsa Israel di padang gurun, Tuhan
mengawal perjalanan mereka, Tuhan yang menjaga mereka sampai tiba di tanah Kanaan,
Tuhan menjauhkan mereka dari allah-allah asing (penyembahan berhala).
-
Seberapa hebatnya dan
banyaknya orang yang menjaga rumah yang mewah, tetap juga kebobolan,
- seberapa hebatnya
suatu management di dalam suatu
perusahaan, tetap saja ada yang korupsi, bahkan brankas pun bobol,
itu sebabnya di sini dikatakan; jikalau bukan Tuhan yang
mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Biarlah Tuhan menjaga dan mengawal kita dalam perjalanan
rohani kita menuju Yerusalem yang baru, Tuhan tolong kita, Tuhan dukung kita di
bawah kepak sayap-Nya. Tuhan lindungi, Tuhan jauhkan dari segala sesuatu yang menghambat
perjalanan rohani kita menuju Yerusalem yang baru, Kanaan sorgawi.
Tuhan adalah
Penjaga Israel yang baik; PENJAGA YANG BAIK TIDAK TERLELAP, TIDAK TERTIDUR.
a.
Mazmur 121: 3-4
(121:3) Ia takkan
membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.
(121:4) Sesungguhnya
tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.
KAKI TIDAK DIBIARKAN GOYAH = kuat di tengah-tengah perjalanan, saat
mengiringi Tuhan.
Kita mampu melangkahkan kaki, sekalipun kita harus berjalan di bukit yang
terjal, sekalipun harus menghadapi banyak cobaan / masalah, seperti rusa yang
berjejak di bukit yang terjal, karena Tuhan tidak pernah terlelap / tertidur,
Tuhan penjaga yang baik, Tuhan memperhatikan kita semua, mata-Nya selalu
terjaga untuk memandang saya dan saudara, pribadi lepas pribadi, Dia tahu
segala persoalan yang kita alami.
b.
Mazmur 121: 5
(121:5) TUHANlah
Penjagamu, TUHANlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
Naungan, berarti; berlindung di bawah kepak sayap Allah, sehingga kita aman
dalam Tuhan.
Sesungguhnya Yerusalem juga ingin dikumpulkan bagaikan anak-anak yang dikumpulkan
di bawah induk ayam, tetapi Yerusalem tidak mau, bagaimana dengan kita, apakah
mau dikumpulkan di bawah naungan sayap Allah di sebelah tangan kanan kita
masing-masing (berarti kuat dan berkemenangan).
Bukti aman di dalam
naungan Tuhan:
Mazmur 121: 6
(121:6) Matahari
tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.
-
MATAHARI TIDAK
MENYAKITI ENGKAU PADA WAKTU SIANG.
Matahari adalah gambaran dari KASIH Allah Bapa.
Bukti seseorang merasakan kasih Allah: kuat terhadap pencobaan, aniaya
karena firman.
Kalau berlindung di bawah kepak sayap Allah, panas terik matahari tidak
menyakiti, sekali pun menghadapi ujian / aniaya karena firman / menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Seperti apa yang dialami oleh Rasul Paulus, ia tidak terpisahkan dari kasih
Kristus, sekalipun mengalami: penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan,
ketelanjangan, bahaya, pedang (Roma 8: 35).
Berbeda dengan orang yang tidak berada di bawah naungan sayap Allah, ketika
ada aniaya karena firman dia murtad, dia merasa bahwa ujian itu sangat
menyentuh, menyakiti, melukai hatinya, sesungguhnya kalau kita sadar, aniaya
karena firman adalah kasih Allah.
-
BULAN TIDAK
MENYAKITI ENGKAU PADA WAKTU MALAM.
Artinya; tetap kuat walaupun satu di dalam penderitaan Kristus = sengsara
salib.
Bulan adalah gambaran dari pengorbanan Yesus Kristus (korban Kristus).
c.
Mazmur 121: 7
(121:7) TUHAN akan
menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.
TUHAN MENJAGA SAYA DAN SAUDARA TERHADAP SEGALA KECELAKAAN = Tuhan yang
menjaga nyawa kita.
Oleh sebab itu saya tidak takut kalau anak-anak Tuhan pulang malam karena
beribadah, sebab Tuhan yang menjaga kita dengan baik, Tuhan yang mengawal,
justru yang saya takutkan kalau anak-anak Tuhan pulang malam karena dugem
(dunia gemerlap / dunia malam), sebab dia tidak akan mendapat penjagaan yang
baik dari Tuhan.
d.
Mazmur 121: 8
(121:8) TUHAN akan
menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.
Tuhan menjaga keluar dan masuk setiap saat, dari sekarang sampai
selama-lamanya.
Berilah diri digembalakan oleh gembala yang baik, oleh firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan.
Tergembalalah dengan baik dalam satu kandang, satu gembala, bukan dua tiga
gembala, bukan dua tiga kandang penggembalaan, sehingga baik ketika masuk ke
dalam kandang penggembalaan, maupun di luar kandang penggembalaan, Tuhan
menjaga sampai selama-lamanya.
(telah dijelaskan pada IBADAH
RAYA MINGGU, 06 JANUARI 2013 ; IBADAH
RAYA MINGGU, 13 JANUARI 2013 ; IBADAH
RAYA MINGGU, 20 JANUARI 2013 ; IBADAH
RAYA MINGGU, 27 JANUARI 2013)
Ada 3
hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
YANG KETIGA: SIA-SIALAH
KAMU BANGUN PAGI-PAGI DAN DUDUK-DUDUK SAMPAI JAUH MALAM DAN MAKAN ROTI YANG
DIPEROLEH DENGAN SUSAH PAYAH.
Memperoleh roti dengan susah payah, itu merupakan kesia-siaan,
sebab dia harus bangun pagi-pagi buta, bahkan duduk-duduk sampai jauh malam =
tidak ada waktu untuk beristirahat = tanpa hari perhentian yang penuh / Sabat
yang kudus bagi Tuhan Allah.
Pada minggu yang lalu saya sudah menyampaikan hal ini; Esau
memperoleh roti tetapi dengan susah payah, ini adalah kesia-siaan / tidak ada
artinya.
Kalau tidak tinggal dalam Tuhan, tidak beribadah melayani
Tuhan (tanpa hari perhentian yang penuh), itu adalah kesia-siaan / tidak ada
artinya.
Pengkotbah 4: 7-8
(4:7) Aku melihat lagi kesia-siaan di bawah matahari:
(4:8) ada
seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki,
dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanya pun tidak puas dengan
kekayaan; -- untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan? --
Ini pun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan.
Kalau seseorang berlelah-lelah untuk mencari harta
kekayaan, tetapi tidak ada orang yang menjadi ahli waris untuk harta yang
diperoleh dengan berlelah-lelah, ini adalah kesia-siaan.
Biarlah kita memperhatikan segala firman yang kita terima
dengan baik.
Oleh sebab itu;
-
biarlah Tuhan yang membangun
kehidupan kita,
-
biarlah Tuhan yang
menjadi pengawal / berjaga-jaga bagi kita,
-
biarlah kita tetap tinggal
di dalam rumah Tuhan, maka Tuhan yang menyediakan roti / makanan bagi kita.
Sekarang kita perhatikan: PRIBADI YAKUB.
Kejadian 25: 27
(25:27)
Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai
berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang
yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Yakub
adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Tinggal di kemah = diam di dalam rumah Tuhan.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung
tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang
tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan
banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung
TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan
keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Nabi Yesaya meneguhkan Kejadian 25: 27, di mana rumah
Allah Yakub disebut gunung Tuhan, gunung Sion.
Ada dua hal yang terjadi ketika berada di dalam rumah
Allah Yakub / gunung Tuhan, gunung Sion, yaitu;
-
dari Sion keluar
pengajaran
-
firman Tuhan dari
Yerusalem
Dua hal ini adalah roti makanan yang diterima oleh Yakub
ketika berada di dalam rumah Allah / gunung Tuhan, gunung Sion.
Semoga
saya dan saudara dapat memahaminya dengan baik, bahkan bagi anak-anak Tuhan
yang di dalam maupun di luar negeri, yang senantiasa mengikuti Buli-Buli Emas
Berisi Manna, jadilah pribadi yang tenang (tidak sibuk dengan perkara-perkara
lahiriah), seperti Yakub, tinggal di dalam kemah, maka Tuhan lah yang
menyediakan roti / makanan.
MARI KITA LIHAT PERSAMAANNYA, DENGAN ROTI / MAKANAN YESUS
KRISTUS.
Yohanes 4: 34
(4:34)
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
- Melakukan kehendak Dia
yang mengutus Aku = melakukan firman Tuhan = hidup benar sesuai firman Tuhan.
- Menyelesaikan pekerjaan-Nya
= melayani Tuhan sampai nafas terakhir.
Intinya; ketika seseorang tenang dan tinggal di dalam
kemah (Bait Allah / rumah Tuhan), seperti Yakub, pada saat itulah Tuhan menyediakan
roti sebagai makanan.
Tenang, gambaran dari kehidupan yang tidak sibuk = tidak
lelah.
Demikianlah penjelasan dari ketiga hal yang mendatangkan
kesia-siaan di atas muka bumi, secara keseluruhan, berarti, Mazmur 127: 3, akan
dilanjutkan di minggu yang akan datang, jika Tuhan berkemurahan bagi kita.
Biarlah kita berdoa supaya Tuhan membukakan rahasia
firman-Nya, sehingga kita boleh merasakan suasana sorga.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment