IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 08 SEPTEMBER 2018
STUDY YUSUF
(Seri: 137)
Subtema: “DARI
SION KELUAR PENGAJARAN”
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera, salam bahagia bagi kita
sekaliannya, kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum
Muda Remaja tentang Study Yusuf.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum
datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki,
yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On.
(41:51) Yusuf
memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah
telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku."
(41:52) Dan kepada
anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah
membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun kelaparan Tuhan mengaruniakan
dua anak laki-laki kepada Yusuf, yang sulung bernama Manasye, anak yang kedua
bernama Efraim.
Sekarang kita akan melihat arti nama kedua anak-anak
Yusuf; dimulai dari anak yang sulung.
Manasye,
artinya; Allah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara yaitu;
1.
Yusuf lupa pada kesukarannya.
2.
Yusuf lupa pada rumah bapanya
Keterangan; YUSUF LUPA PADA KESUKARANNYA.
Kesukaran Yusuf pada masa mudanya terdiri dari tiga fase:
Fase yang pertama:
KETIKA YUSUF TINGGAL BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARANYA DI RUMAH BAPANYA.
Mari kita lihat peristiwa itu ...
Kejadian 37:1-4
(37:1) Adapun Yakub,
ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan.
(37:2) Inilah riwayat
keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun -- jadi masih muda --
biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya,
anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada
ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
(37:3) Israel lebih
mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang
lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
(37:4) Setelah dilihat
oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua
saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya
dengan ramah.
Intinya di sini Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya. Penyebabnya
adalah Yakub lebih mengasihih Yusuf dari anak-anak yang lain, sebab Yusuf lahir
pada masa tuanya Yakub.
Bukti Yakub lebih mengasihi Yusuf: Yakub membuat jubah
yang maha indah bagi Yusuf.
Semuanya itu telah diterangkan pada minggu-minggu yang
lalu.
Kita kan memperhatikan ...
Kejadian 37:5-9
(37:5) Pada suatu kali
bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya;
sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
(37:6) Karena katanya
kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
(37:7) Tampak kita
sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan
tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan
sujud menyembah kepada berkasku itu."
(37:8) Lalu
saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja
atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah
mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
(37:9) Lalu ia
memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya.
Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang
sujud menyembah kepadaku."
Kebencian saudara-saudara Yusuf semakin bertambah-tambah oleh
karena Yusuf menceritakan kedua mimpinya tersebut.
Adapun kedua mimpinya tersebut;
Yang pertama:
Yusuf dan saudara-saudaranya berada di ladang mengikat berkas-berkas gandum.
Saat ini kita sedang berada di ladang Allah untuk mengikatkan
diri dengan firman Allah disebut juga dengan persekutuan yang indah dengan
firman Allah.
Kemudian dalam mimpi itu terlihat satu ikat berkas gandum Yusuf tegak berdiri sedangkan sebelas ikat gandum saudara-sudaranya
mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkas Yusuf.
Sekarang kita akan melihat nubuatan Yesaya ...
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi
pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak
di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa
akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku
bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke
rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya
kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman
TUHAN dari Yerusalem."
Di hari-hari terakhir
gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan
menjulang tinggi di atas bukit-bukit, sehingga segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana dan banyak suku bangsa akan ke rumah Tuhan Allah Yakub.
Jadi kondisi ini persis seperti satu berkas gandum Yusuf
tegak berdiri sedang sebelas berkas gandum saudara-sudaranya mengelilingi dan sujud
menyembah kepada berkas Yusuf.
Apa yang dialami oleh Yusuf itu juga yang akan terjadi
sesuai dengan nubuatan Yesaya.
Pertanyaanya; MENGAPA SUKU BANGSA BERDUYUN-DUYUN KE
GUNUNG TUHAN?
Jawabnya ada dua;
1.
Dari
Sion keluar pengajaran.
Kegunaannya; untuk mengajar bangsa-bangsa
tentang jalan-jalan Tuhan.
2.
Firman
Tuhan dari Yerusalem.
Kegunaannya; untuk mengikuti contoh teladan
yang ditinggalkan oleh Tuhan.
Yerusalem -> guru-guru atau
pemimpin-pemimpin yang ada di dalam rumah Tuhan, mereka akan menjadi contoh
teladan bagi bangsa-bangsa.
Saat ini kita berada di Yerusalem kota yang
kudus, menjadi guru-guru kebenaran, untuk menjadi contoh teladan bagi
bangsa-bangsa.
Kesimpulannya; gunung Sion atau rumah Tuhan bagaikan satu
ikat berkas gandum Yusuf tegak berdiri.
Tegak berdiri, artinya;
1.
Mengajar.
2.
Menjadi contoh teladan.
Tentang: MENGAJAR.
Saudaraku setiap kali Yesus mengajar maka Alkitab selalu menuliskannya
dan menceritakannya dengan baik, namun secara khusus ada tiga kali Yesus
mengajar dengan pengajaran-Nya, di dalam Injil
Matius;
1.
Matius
7:1-27.
2.
Matius
22:33.
3.
Matius
25:1-46.
Jadi ada tiga kali secara khusus Yesus mengajar dengan
pengajaran-Nya.
Keterangan: PENGAJARAN YESUS PADA INJIL MATIUS 7.
Terlebih dahulu kita perhatikan ...
Sebelum kita membaca di dalam Injil Matius 7 ada enam perkara Yesus mengajar dengan
pengajaran-Nya.
Matius 7:28-29
(7:28) Dan setelah
Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar
pengajaran-Nya,
(7:29) sebab Ia
mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat
mereka.
“Takjublah orang
banyak itu mendengar pengajaran-Nya.”
Pengajaran yang dimaksud disini ada enam hal:
1.
Hal
menghakimi (Matius 7:1-5).
Matius 7:1
(7:1)
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Jangan menghakimi supaya tidak dihakimi,
sebaliknya supaya tidak dihakimi jangan menghakimi.
Matius 7:2
(7:2)
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan
dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Jangan mengahakimi supaya tidak dihakimi. Orang yang menghakimi akan
dihakimi dengan ukuran yang sama.
Matius 7:3-5
(7:3)
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di
dalam matamu tidak engkau ketahui?
(7:4)
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan
selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
(7:5)
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan
melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Ciri-ciri orang yang menghakimi; melihat
kesalahan kecil pada orang lain tetapi tidak melihat kesalahannya jauh lebih
besar = munafik.
Jadi kesimpulannya; supaya terlepas dari
kemunafikan dalam menghakimi ini diajar untuk mengarahkan pandangan kepada salib Kristus. Arahkan saja pandangan
kepada korban Kristus, Tuhan yang benar kita yang salah.
2.
Hal
yang kudus dan berharga.
Matius 7:6
(7:6)
"Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu
melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan
kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."
Intinya disini adalah supaya menghargai
firman Tuhan sebagai barang yang berharga dan suci, kaitannya dengan mutiara.
Untuk menjadi mutiara yang berharga, benda
keras benda kecil padat dan bulat dimasukan ke dalam kerang, prosesnya kerang
tersebut terlebih dahulu dilukai, ini juga berbicara tentang salib.
Berarti untuk menghargai firman Tuhan sebagai
benda kudus dan berharga pandang saja salib
Kristus.
3.
Hal
pengabulan doa.
Matius 7:7-8
(7:7)
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
(7:8)
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang
mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan.
Hal pengabulan doa terkait dengan tiga hal
yaitu;
1. Meminta.
2. Mencari.
3. Mengetok.
Meminta maka akan diberikan, mencari maka
akan mendapat, mengetok baginya pintu akan dibukakan.
Matius 7:9-11
(7:9)
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta
roti,
(7:10)
atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
(7:11)
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang
meminta kepada-Nya."
Yesus adalah Bapa yang baik, sebab Ia memberi
roti dan ikan, Ia tidak memberi batu dan ular.
Bukti yang pertama; Yesus memberi makan lima
ribu orang dengan lima roti dan dua ikan, disebut dengan pemecahan roti yang
pertama.
Bukti yang kedua; Yesus memberi makan empat
ribu dengan tujuh roti dan beberapa ikan, yang disebut dengan pemecahan roti
yang kedua.
Wujud dari pemecahan roti yang pertama dan
kedua adalah Yesus disalibkan atau salib Kristus.
4.
Jalan
yang benar.
Matius 7:12-14
(7:12)
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan
kitab para nabi.
(7:13)
Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan
yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
(7:14)
karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan,
dan sedikit orang yang mendapatinya."
Jalan yang benar untuk menuju kerajaan sorga
adalah melalui pintu yang sesak dan
jalan yang sempit, ini berbicara juga tentang salib.
Pintu yang sesak dan jalan yang sempit tidak
leluasa bagi daging, jadi itulah tujuan salib.
Kalau daging leluasa dengan mengikuti segala keinginannya
akan menuju kepada kebinasaan tetapi kalau melalui pintu yang sesak dan jalan
yang sempit daging tidak leluasa untuk menuruti keinginannya, inilah jalan
untuk menuju kehidupan yang kekal. Ini
juga berbicara tentang salib.
5.
Hal
pengajaran sesat.
Matius 7:15, 21-23
(7:15)
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
(7:21)
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22)
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga?
(7:23)
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Nabi-nabi palsu mengadakan perkara ajaib;
1. Bernubuat.
2. Mengusir
setan.
3.
Mengadakan banyak mujizat.
Ketiga
hal itu dilakukan demi nama Tuhan, tetapi kenyataannya Tuhan tidak mengenal
mereka karena itu adalah perbuatan kejahatan.
Yang
Tuhan mau adalah “melakukan kehendak Bapa di
sorga” artinya; menanggung
penderitaan yang tidak harus dia tanggung, itulah yang disebut sengsara salib,
aniaya karena firman.
Kalau
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan terjadi tiga perkara ajaib ini;
bernubuat, mengusir setan, kemudian mengadakan banyak mujizat, tetapi salib
tidak ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu adalah pembuat
kejahatan, yang Tuhan mau supaya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini
salib ditegakkan berarti melakukan kehendak Allah Bapa.
Yesus
Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa Ia telah meminum cawan Allah, artinya; Yesus
harus menanggung penderitaan di atas kayu salib sehingga dengan demikian
kehendak Allah terlaksana oleh-Nya.
Jadi hal pengajaran sesat juga
terkain dengan salib Kristus.
6.
Dua
macam dasar.
Matius 7:24-27
(7:24)
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama
dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25)
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,
tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
(7:26)
Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia
sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
(7:27)
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,
sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Ada dua macam dasar bangunan (rumah Tuhan),
yaitu:
1. Batu.
2.
Pasir.
Saudaraku
rumah yang dibangun di atas dasar batu sanggup menghadapi tiga jenis ujian;
1.
Turunlah hujan.
2. Datanglah
banjir.
3.
Angin melanda rumah itu.
Saudaraku;
-
Turunlah hujan -> ujian dari atas
itulah tipu daya dari penghulu dunia yang gelap, roh-roh jahat di udara yaitu
iblis atau setan.
- Datanglah
banjir -> dosa kenajisan.
-
Angin melanda rumah itu ->
angin-angin pengajaran palsu.
Namun
rumah itu tidak rubuh karena dibangun di atas dasar batu, dasar dari bangunan itulah
batu penjuru -> korban Kristus.
Sedangkan
dasar yang lain adalah pasir tetapi tidak sanggup menghadapi ketiga jenis ujian
tersebut.
Pasir
-> daging dengan segala keinginannya.
Jadi kesimpulannya; Matius
7 berbicara tentang pengajaran salib
atau korban Kristus.
Keterangan: PENGAJARAN YESUS PADA INJIL MATIUS 22:23-33.
Matius 22:33
(22:33) Orang
banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.
Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran
Yesus Kristus.
Adapun pengajaran itu
terlebih dahulu kita membaca ...
Matius 22:23
(22:23) Pada hari itu
datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada
kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
Di sini orang Saduki tidak percaya adanya kebangkitan. Jadi ragi Saduki adalah
tidak percaya dengan adanya kebangkitan.
Kalau Yesus tidak dibangkitkan dari antara orang mati
sia-sialah ibadah pelayanan kita, sia-sialah pengikutan kita, sia-sialah
pengorbanan kita, sia-sialah kita mendengarkan firman Tuhan.
Sekarang kita akan membaca ...
Matius 22:24-28
(22:24) "Guru,
Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak,
saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi
saudaranya itu.
(22:25) Tetapi di
antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian
mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu
bagi saudaranya.
(22:26) Demikian juga
yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh.
(22:27) Dan akhirnya,
sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati.
(22:28) Siapakah di
antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari
kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."
Ciri-ciri tidak percaya dengan adanya kebangkitan;
orang-orang Saduki berbicara tentang kawin dan mengawinkan, artinya; dikuasai dosa kenajisan.
Perlu untuk diketahui; mengikuti
Tuhan bukan untuk hidup satu kali, ada kebangkitan. Kalau tidak ada kebangkitan
dari antara orang mati sia-sia semuanya, Rasul Paulus berkata marilah kita
makan dan minum. Saudaraku, dosa
makan dan minum akan dilanjutkan dengan dosa kawin dan mengawinkan, yaitu; dosa kenajisan.
Dosa makan dan minum -> dosa merokok, narkoba, dan
mabuk-mabukan (minum-minuman keras).
Matius 22:29
(22:29) Yesus menjawab
mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa
Allah!
Akibat dosa kenajisan;
1.
Sesat.
2.
Tidak mengerti Kitab Suci.
3.
Tidak mengerti kuasa Allah.
Sekarang kita kan
melihat ketiga perkara tersebut.
Tentang: SESAT.
Yesaya 53:5-6
(53:5) Tetapi dia
tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan
kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
(53:6) Kita sekalian
sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Sesat sama seperti domba mengambil jalannya
masing-masing. Kalau domba tidak tergembala berarti
liar
mengambil jalannya masing-masing, dan
akhirnya sesat dan terhilang.
Saudaraku di dalam kesesatan terlihat dua hal;
1.
Memberontak = melawan arus.
2.
Kejahatan = melawan yang benar.
Itu tentang liar mengambil jalan masing-masing, akibatnya sesat.
Tentang: TIDAK MENGERTI KITAB SUCI.
Kitab suci terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian
baru.
Perjanjian lama
-> kitab Taurat atau kitab para nabi.
Tugas seorang nabi adalah bernubuat, artinya;
menyingkapkan segala yang terselubung = dosa dibongkar dengan tuntas.
Perjanjian baru
-> kitab yang ditulis oleh Para Rasul kaitannya dengan kitab Wahyu.
Kegunaanya; untuk melihat kerajaan sorga sama seperti
yang dialami oleh Rasul Yohanes dalam suatu penglihatan di Pulau Patmos Tuhan
mengangkat dia dan memperlihatkan kerajaan sorga kepada Rasul Yohanes. Sama
halnya dengan Rasul Paulus ketika dia diangkat ke tingkat yang ketiga dari
sorga yang disebut Firdaus disitu dia mendapat dua perkara yaitu;
1.
Penyataan-penyataan yang dahsyat.
2.
Penglihatan-penglihatan yang luar biasa.
Itulah perjanjian baru yang ditulis oleh Para Rasul
kaitannya adalah kitab Wahyu. Wahyu berarti Tuhan memperlihatkan keadaan
kerajaan sorga. Kerajaan sorga tidak sesempit pemikiran manusia, orang yang pemikirannya
sempit cara berpikirnya pendek, buktinya mudah jatuh dalam dosa. Kalau berpikir
panjang pasti memikir jauh ke depan.
Kemudian jumlah Kitab Suci dari perjanjian lama sampai dengan perjanjian baru seluruhnya
enam puluh enam kitab. Jadi hal inilah yang tidak diketahui oleh orang-orang
Saduki, tidak mengerti tentang kitab suci itulah
perjanjian
lama dan perjanjian baru. Apa
tugas nabi dan apa tugas Rasul mereka tidak tau. Tetapi malam ini Tuhan
ajarankan kita, kita mengerti tugas nabi,
kita juga mengerti tugas Rasul.
Tugas nabi
adalah bernubuat, menyingkapakan
rahasia firman. Sedangkan tugas
Rasul memperlihatkan kerajaan sorga.
Perlu untuk diketahui kerajaan sorga tidak sesempit
pemikiran manusia.
Tentang: TIDAK MENGERTI KUASA ALLAH.
Berarti tidak mengenal salib.
Saat kita lemah kita kuat, tetapi saat kita merasa kuat
disitulah kita lemah.
Biarlah kita bermegah di dalam kelemahan, dalam
kesengsaraan, dalam aniaya, dalam kelaparan, dalam kesusahan supaya pada saat
kita lemah kita kuat. Mereka tidak
mengerti kuasa Allah berarti tidak mengenal salib. Kita memperoleh kekuatan
karena kita mengenal kuasa salib.
Salib = aniaya karena firman, sengsara karena salib =
menanggung penderitaan yang tidak harus dia tanggung.
Kalau menderita karena pukulan (menderita karena kesalahan) itu bukan salib, yang
disebut salib menanggung penderitaan yang tidak harus dia tanggung, itulah yang
disebut aniaya karena firman, sengsara karena salib, tetapi percayalah saat
kita lemah kita kuat.
Beda saat orang yang merasa kuat disitu dia lemah, sebab
itu Rasul Paulus dia terlebih suka di dalam kelemahan di dalam kesukaran di
dalam sengsara supaya saat dia lemah dia kuat. Jadi kekuatan yang diperoleh
berasal dari kuasa salib.
Matius 22:30
(22:30) Karena pada
waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup
seperti malaikat di sorga.
Suasana kebangkitan seperti malaikat di sorga, tidak
memiliki daging dan tulang, artinya; tanpa perasaan manusia daging = terlepas
dari dosa kenajisan.
Daging adalah ladang yang subur bagi kejahatan dan
kenajisan. Coba kalau kita terlepas dari perasaan manusia daging = bersuasana
kebangkitan, maka otomatis terlepas dari dosa kenajisan.
Itulah suasana kebangkitan seperti malaikat tidak punya
daging dan tulang, artinya tidak mempunyai perasaan manusia daging berarti
terlepas dari dosa kenjisan.
Matius 22:31-32
(22:31) Tetapi tentang
kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah,
ketika Ia bersabda:
(22:32) Akulah
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati,
melainkan Allah orang hidup."
Yesus berkata; “Akulah
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Artinya; Tuhan yang kita
sembah adalah Allah yang hidup.
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub bukan Allah
yang mati melainkan Allah yang hidup.
Jadi kita mengikuti dan menyembah Allah yang hidup bukan
Allah yang mati, sebab itu sangat disayangkan sekali kalau seseorang tidak
berada dalam suasana kebangkitan seperti orang Saduki tidak mengerti tentang
kebangkitan. Ragi
Saduki tidak mengerti tentang kebangkitan tidak percaya dengan kuasa
kebangkitan. Akhirnya mereka dikuasai oleh dosa kenajisan, mereka hanya
berbicara soal kawin dan mengawinkan.
Akibatnya; sesat,
tidak mengerti kitab Suci, dan tidak mengenal kuasa Allah.
Sementara Allah yang kita sembah adalah Allah Abraham,
Allah Ishak dan Allah Yakub, artinya; Allah yang kita sembah di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan ini adalah Allah yang hidup.
Kesimpulannya; pengajaran di dalam Injil Matius 22 adalah pengajaran tentang kebangkitan-Nya.
Keterangan: PENGAJARAN YESUS PADA INJIL MATIUS 25.
Terlebih dahulu kita membaca ...
Matius 26:1
(26:1) Setelah
Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada
murid-murid-Nya:
“Setelah Yesus selesai
dengan segala pengajaran-Nya itu.”
Yang dimaksud dengan segala pengajaran-Nya itu ialah tiga
perkara dalam Injil Matius 25.
Yang pertama: Gadis-gadis
yang bijaksana dan gadis-gadis yang
bodoh (Matius 25:1-13).
Matius 25:1
(25:1) "Pada
waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya
dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Kerajaan sorga seumpama sepuluh gadis masing-masing
mengambil pelitanya. Tujuannya;
untuk menyongsong mempelai laki-laki sorga.
Sasaran akhir dari ibadah
pelayanan kita adalah pesta nikah Anak Domba, sebab itu jangan keliru, jangan salah mengerti sama
seperti sepuluh gadis masing-masing mengambil pelitanya, tujuannya; untuk
menyongsong mempelai laki-laki sorga.
Intinya bagi kita adalah sasaran dari ibadah pelayanan
kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba bukan yang lain-lain, maksudnya bukan hanya berbicara berkat-berkat dan mujizat-mujizat
semata.
Wahyu 19:6-8
(19:6) Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan
supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih
bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus.]
Sasaran dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi
ini adalah pesta nikah Anak Domba.
Yesus Kristus sebagai mempelai pria sorga, sedangkan
mempelai wanita-Nya
adalah gereja yang sempurna memakai lenan halus atau pakaian putih.
Jadi sudah sangat jelas sasaran ibadah pelayanan kita di atas
muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba bukan yang lain-lain. Kalau kita
beribadah hanya untuk mencari berkat terlalu kecil bagi Tuhan. Langit bumi
adalah milknya Tuhan sebab itu carilah dahulu kerajaan sorga maka segalanya
ditambahkan.
Tetapi perlu untuk diketahui; aturan-aturan untuk sampai pada pesta nikah Anak Domba.
Matius 25:2-5
(25:2) Lima di
antaranya bodoh dan lima bijaksana.
(25:3) Gadis-gadis
yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
(25:4) sedangkan
gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam
buli-buli mereka.
(25:5) Tetapi karena
mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu
tertidur.
Sepuluh gadis tadi mengambil pelitanya untuk menyongsong
mempelai laki-laki; lima diantaranya bodoh dan lima diantaranya bijaksana.
Gadis-gadis yang bijaksana
membawa peliata plus minyak dalam buli-buli sebagai persiapan (jaga-jaga).
Sedangkan lima gadis bodoh membawa
pelita tetapi tidak membawa minyak dalam buli-buli.
Buli-buli atau tabung sebagai tempat minyak itu berbicara
tentang pengalaman dalam tanda kematian. Jadi dengan membawa pelita dan minyak
dalam buli-buli menunjukkan bahwa lima gadis yang bijaksana dalam ibadahnya
ditandai dengan sengsara salib, sebab tabung tanduk untuk menjadi tempatnya
minyak maka domba harus terlebih dahulu disembelih, ini ditandai dengan salib,
ditandai dengan pengalaman kematian, daging tidak bersuara.
Sedangkan lima gadis bodoh hanya membawa pelita berarti
tidak ditandai dengan sengsara dan kematian, beribadah tidak berkorban,
melayani tidak berkorban, datang ke geraja duduk diam selesai pulang, tidak
bawa apa-apa, itulah lima gadis yang bodoh hanya membawa pelita tetapi tidak
mambawa pelita dalam buli-buli, tidak ditandai dengan sengsara salib, tidak
ditandai dengan pengalaman kematian, ini kerugian besar.
Matius 25:6-9
(25:6) Waktu tengah
malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
(25:7) Gadis-gadis itu
pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
(25:8) Gadis-gadis
yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit
dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
(25:9) Tetapi jawab
gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk
kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
Akhirnya di tengah-tengah penantian pelita dari lima
gadis yang bodoh hampir padam, sedangkan pelita dari lima gadis yang bijaksana
tetap menyala karena mereka senantiasa membawa minyak dalam buli-buli sebagai
persediaan.
Jadi pengurapan itu datangnya dari salib, pengurapan dari
sorga dari Allah datangnya lewat sengsara salib dan pengalaman kematian, disitu
pengurapan kuat sekali. Biarlah pelita kita menyala sampai Dia datang pada kali
yang kedua.
Harus ditandai dengan sengsara salib, tidak boleh
enak-enak beribadah, tidak ada pengorbanan, tidak ada pengalaman kematian,
tidak ada pengurapan, sehingga saat menanti kedatangan-Nya pelita lima gadis
yang bodoh hampir padam, tetapi pelita lima gadis yang bijaksana tetap menyala.
Ayo bawalah minyak persediaan, berarti beribadah disertai dengan
sengsara salib dan pengalaman kematian, jangan banyak bersungut-sungut kalau
melayani Tuhan, jangan bersungut-sungut kalau berkorban.
Kalau tidak ada sengsara dan pengalaman kematian tidak
ada pengurapan, lihat pengurapan antara Saul dan Daud berbeda. Pengurapan Saul
ditandai dengan daging, minyak dalam buli-buli bejana tanah liat, sedangkan
pengurapan Daud minyak dalam tabung tandung, pengurapan yang ditandai dengan
sengsara salib, setia sampai akhir.
Matius 25:10-12
(25:10) Akan tetapi,
waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka
yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin,
lalu pintu ditutup.
(25:11) Kemudian
datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami
pintu!
(25:12) Tetapi ia
menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
Pada akhirnya lima gadis yang bijaksana masuk dalam pesta
nikah Anak Domba sedangkan lima gadis yang bodoh pintu sorga tertutup bagi
mereka.
Yang malas-malas, tidak ada tanda dalam sengsara salib,
tidak ada dalam pengalaman kematiaan, malam ini kita minta ampun, itu ibadah
yang sia-sia, tidak ada artinya, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, jangan
bersungut-sungut, tidak ada artinya.
Yang kedua: Perumpamaan
tentang talenta.
Matius 25:14-30;
ayat ini berbicara tentang kesetiaan seorang hamba kepada tuannya.
Seorang tuan mempercayakan talenta kepada tiga hamba; hamba
yang pertama dipercaya lima talenta lalu memperoleh laba lima talenta, kemudian
kepada hamba yang kedua dipercaya dua talenta lalu memperoleh laba dua talenta,
kepada hamba yang ketiga dipercaya satu talenta tetapi
tidak
menghasilkan laba melainkan mengubur satu talenta itu dalam tanah.
Tetapi yang Tuhan mau supaya kita setia memikul tanggung
jawab dalam perkara yang kecil, supaya Tuhan percayakan tanggung jawab dalam
perkara yang lebih besar.
Talenta setiap orang berbeda-beda ada yang main musik,
ada yang singer, ada pemimpin pujian, ada pembaca firman Tuhan, ada kolektan,
talenta seseorang bermacam-macam dan jumlahnya itu juga ukurannya itu hanya
Tuhan yang tau ada yang lima ada yang dua ada yang satu, tetapi biarlah kita
setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil supaya dipercayakan
tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar.
Matius 25:21-23
(25:21) Maka kata
tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam
kebahagiaan tuanmu.
(25:22) Lalu datanglah
hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan
kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
(25:23) Maka kata
tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil,
aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Saudaraku kalau setia memikul tanggung jawab dalam
perkara yang kecil maka akan dipercaya tanggung jawab dalam perkara yang besar,
sampai pada akhirnya masuk dan turut dalam kebahagiaan tuannya, kebahagiaan
yang kekal adalah masuk dalam kerajaan sorga.
Juga lima gadis yang bijaksana masuk dalam kerajaan
sorga.
Yang ketiga: Penghakiman
yang terakhir.
Matius 25:31-33
(25:31) "Apabila
Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan
Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
(25:32) Lalu semua
bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang
dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
(25:33) dan Ia akan
menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah
kiri-Nya.
Apabila anak manusia bersemayam di atas takhta
kemuliaan-Nya nanti semua bangsa dikumpulkan di hadapan-Nya untuk mengadakan
pemisahan seorang dari pada seorang, seperti gembala memisahkan domba dari
kambing.
-
Domba-domba ditempatkan di sebalah kanan
untuk menerima kerajaan sorga = dalam kemuliaan.
-
Kambing disebelah kiri untuk masuk dalam
siksaan yang kekal.
Jadi kesimpulannya; Matius
25 adalah pengajaran tentang kemuliaan-Nya.
Tadi dalam Matius
25 ada tiga perkara di dalamnya;
1.
Gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis
yang bodoh ini berbicara tentang kemuliaan yang dikaitkan dengan Roh Kudus -> Harap.
2.
Kemudian perumpamaan tentang talenta
berbicara tentang kemuliaan yang dikaitkan dengan kesetiaan seorang hamba
-> Iman.
3.
Penghakiman terakhir berbicara tentang
kemuliaan yang dikaitkan dengan mengasihi -> Kasih.
Matius 25:34-35
(25:34) Dan Raja itu
akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang
diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak
dunia dijadikan.
(25:35) Sebab ketika
Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum;
ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
(25:36) ketika Aku
telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika
Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Ini kemuliaan dalam hal mengasihi.
Tadi kemuliaan dalam hal pimpinan Roh Kudus kaitannya dengan
sepuluh gadis, kemudian kemuliaan dalam hal
perumpamaan tentang talenta, kemudian penghakiman terakhir kemuliaan dalam hal
mengasihi.
Jadi pengajaran Yesus Kristus ini ada tiga saja, Yesus
memang banyak sekali mengajar dan itu ditulis dengan rapih, tetapi pengajaran dengan
tiga ajaran secara khusus itulah;
1.
Matius
7, berbicara tentang sengsara salib dan kematian-Nya.
2.
Matius
22, berbicara kebangkitan.
3.
Matius
25, dipermuliakan.
Jadi mati bangkit dan dipermuliakan itulah pengajaran
yang keluar dari gunung Sion. Jadi tidak
hanya berbicara soal berkat-berkat, tidak hanya berbicara soal lahiriah, bukan
hanya bicara mujizat, tanda heran, dan tanda-tanda ajaib, bukan, tetapi inilah pengajaran
yang keluar dari gunung Sion untuk mengajar bangsa-bangsa.
Ajaran yang benar secara khusus tiga pengajaran yang
diajarkan Yesus;
-
Pengajaran tentang salib itulah kematian
itulah Matius 7.
-
Pengajaran kebangkitan.
-
pengajaran untuk membawa kepada
kemuliaan; kemuliaan dalam Roh Kudus, kemuliaan dalam kesetiaan, kemuliaan
dalam mengasihi.
Biarlah kita menerima penagajaran yang semacam ini dari
gunung Sion, tolak ajaran-ajaran yang lain.
Di minggu yang akan datang kita akan melihat contoh
teladan dari firman yang keluar dari Yersalem, yaitu
contoh
teladan dari guru-guru kebenaran.
Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment