IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 27 SEPTEMBER 2018
KITAB RUT
(Seri:27)
Subtema: “MUSIM MENUAI JELAI GANDUM’"
Shalom
saudaraku..
Selamat malam,
salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, biarlah
bahagia dari sorga turun atas kehidupan kita, melawat kehidupan kita lewat
pembukaan rahasia firman Tuhan. Kita berdoa mohonkan kemurahan hati Tuhan
supaya nyata uluran tangan-Nya sebagai tanda belas kasih-Nya bahkan membawa
kita dekat kepada Dia.
Saya juga
tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan bahkan hamba-hamba Tuhan, yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet,
youtube, facebook, di dalam maupun di luar negeri, dimanapun anda berada
kiranya kita bersama-sama diberkati, dilawat, dipulihkan lewat firman Allah
yang sebentar akan kita terima.
Segera saja
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab
disertai dengan perjamuan suci dari Rut 2:1.
Rut 2:1
Kemurahan
Tuhan yang dialami oleh Rut dengan tanpa disadari;
1. Masuk
ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai.
2. Naomi
mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum
Elimelekh, namanya Boas.
Inilah
kemurahan dari Tuhan yang tanpa disadari oleh Rut bahwa ternyata Naomi
mempunyai sanak dari kaum Elimelekh, seorang yang kaya raya, namanya Boas.
Namun
kemurahan yang tidak disadari yang pertama adalah Naomi dan Rut masuk ke
Betlehem pada permulaan musim menuai jelai.
Saya kembali
menyampaikan perkara ini sampai nanti kita betul-betul menikmati apa yang telah
Tuhan nyatakan pada minggu lalu, sehingga betul-betul pengalaman Rut ini
menjadi pengalaman kita dihari-hari terakhir ini, di hari-hari menjelang kedatangan
Tuhan sudah tidak lama lagi.
Marilah kita
memperhatikan;
YANG PERTAMA: MASUK
KE BETLEHEM PADA PERMULAAN MUSIM MENUAI JELAI.
Yesaya 9:2-3
(9:2) Engkau
telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka
telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen,
seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
(9:3) Sebab
kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si
penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
Di waktu panen
(musim menuai) itu berbicara tentang:
1. Sorak-sorak/sukacita yang besar.
2. Kelimpahan.
3. Pemulihan, kemenangan, serta kelepasan.
Yohanes
4:34-35
(4:34) Kata
Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
(4:35) Bukankah
kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku
berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang
sudah menguning dan matang untuk dituai.
Perhatikan
pendapat murid-murid; “Empat bukan lagi tibalah musim menuai.” Tetapi
Yesus berkata kepada murid-murid; “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah
ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.”
Hal ini
menunjukkan bahwa murid-murid akan menuai tanpa menabur.
Menuai tanpa
menabur, ini adalah kemurahan yang dialami oleh Rut dan Naomi. Biasanya menabur
dulu baru menuai, tetapi di sini kita lihat Rut dan Naomi menuai tanpa menabur.
Mereka masuk ke Betlehem tepatnya
permulaan musim menuai jelai. Jadi bukan pada pertengahan/akhir musim
menuai jelai, tetapi permulaan musim menuai jelai.
Inilah
kemurahan yang besar yang dialami oleh Rut dan Naomi.
Menuai tanpa
menabur, hal ini terkait dengan makanan Yesus.
Ada dua
makanan Yesus:
1. Melakukan
kehendak Allah.
2.
Menyelesaikan pekerjaan Allah.
Sekarang kita
akan memperhatikan arti rohani dari kedua hal di atas.
Tentang: MELAKUKAN
KEHENDAK ALLAH.
Yohanes 6:38
(6:38) Sebab
Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan
kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Yesus diutus
ke bumi untuk melakukan kehendak Allah, bukan untuk melakukan kehendak-Nya
sendiri.
Sebagaimana
halnya kehidupan kelurga besar “Gpt “BETANIA”
Serang
dan Cilegon” diutus ke bumi provinsi Banten untuk melakukan kehendak Allah
Bapa, bukan untuk melakukan kehendak sendiri. Teramat lebih imam-imam berada di
dalam kegiatan Roh, berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang
dipercayakan oleh Tuhan, kita mengerjakan ini semua oleh
kehendak
Allah Bapa, bukan kehendak sendiri. Itu harus kita pahami dengan baik.
Kalau ada
kehendak sendiri dalam melayani Tuhan pasti di situ ada hal-hal yang tak suci.
Yohanes 6:53
(6:53) Maka
kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu
tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak
mempunyai hidup di dalam dirimu.
Yesus
menyerahkan tubuh dan darah-Nya, sebab tubuh-Nya adalah benar-benar makanan dan
darah-Nya adalah benar-benar minuman.
Proses untuk
menikmati tubuh dan darah Yesus adalah lewat sengsara salib.
Yesaya
53:10-11
(53:10) Tetapi
TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia
menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat
keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana
olehnya.
(53:11) Sesudah
kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu,
sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan
kejahatan mereka dia pikul.
Sengsara dan
kematian yang dialami oleh Yesus di atas kayu salib adalah kehendak Allah.
Yesus telah menjadi korban penebus salah, Dia diremukkan di atas kayu salib
adalah untuk melakukan kehendak Allah.
Matius 26:42
(26:42) Lalu
Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan
ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Supaya
kehendak Allah terlaksana maka Yesus sebagai Anak tunggal Allah harus meminum
cawan Allah. Artinya; Yesus harus mananggung penderitaan yang tidak harus Ia
tanggung di atas kayu salib, dengan demikian kehendak Allah terlaksana
oleh-Nya.
Pendeknya;
Yesus menderita dan mati di atas kayu salib maka dengan demikian terlaksanalah
kehendak Allah oleh-Nya.
Filipi 2:8
(2:8) dalam
keadaan sebagai manusia, Dia telah merendahkan diri-Nya, dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Taat sampai
mati bahkan sampai mati di atas kayu salib. Ini adalah
pegalaman kematian yang benar.
Kalau
kematiannya benar otomatis kebangkitannya benar. Sedangkan kalau kematiannya
tidak benar nanti kebangkitannya tidak benar (palsu).
Banyak orang
kristen melayani Tuhan dengan kepalsuan, hidup tanpa kesucian oleh karena
seteru yang menimbulkan dosa. Itulah hidup dengan kenajisan, hidup dengan hawa nafsu dan keinginan daging, masih dipengaruhi oleh dunia dan arusnya yang menghanyutkan
dan menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhannya, itulah kebangkitan yang
palsu.
Ini harus
diperhatikan sungguh-sungguh, jangan sampai mendengarkan firman Tuhan, tetapi
dinggap angin lalu saja, susah sekali menerapkan firman Tuhan di dalam
kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kita sia-siakan pengorbanan saat
mendengarkan firman Tuhan, berjam-jam kita duduk mendengarkan firman Tuhan,
tetapi tidak mengerti soal pengalaman kematian dan kebangkitan.
Namun di sini
kita melihat Yesus taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Inilah pengalaman kematian yang benar.
1 Korintus
15:36-37
(15:36) Hai
orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup,
kalau ia tidak mati dahulu.
(15:37) Dan
yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji
yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
Yesus adalah
biji gandum yang sudah mati -> benih gandum yang sudah ditaburkan.
Sebab itu jangan bodoh.
Siapa yang
bodoh? Itulah mereka yang melayani dengan kepalsuan. Kenapa terjadi kepalsuan?
Karena kematiannya palsu, tidak benar. Tetapi di sini kita melihat bahwa Yesus
adalah benar-benar biji gandum yang sudah mati, menunjukkan bahwa Dia adalah
benih yang siap ditaburkan dan yang sudah ditaburkan 2018 tahun yang lalu.
Yohanes 12:24
(12:24) Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam
tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah.
Jikalau biji
gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan
mati maka ia akan tetap satu biji saja. Tidak ada kebangkitan tanpa
pengalaman kematian. Tidak ada pengalaman kebangkitan yang benar tanpa
pengalaman kematian yang benar.
Sebaliknya
jikalau biji gandum sudah mati dan sudah menjadi benih yang ditaburkan maka ia
akan menghasilkan banyak buah = akan menuai, itulah kebangkitan.
Kalau tidak
manghasilkan buah, kapan menuai? Kalau tidak menghasilkan buah, apa yang mau
dituai?
Itulah
sebabnya Yesus berkata kepada murid-murid di dalam Yohanes 4:35 tadi; “Lihatlah
sekelilingmu dan pandanglah ladang yang sudah menguning dan matang untuk
dituai.”
Yesaya
53:11-12
(53:11) Sesudah
kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu,
sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya,
dan kejahatan mereka dia pikul.
(53:12) Sebab
itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan,
dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai
ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia
terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak
orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Perhatikan
kalimat; “Membenarkan banyak orang oleh hikmat-Nya.” Inilah buah yang
dihasilkan atau yang disebut tuaian di
akhir zaman. Adapaun tuaian tersebut antara lain;
- “Orang-orang besar sebagai
rampasan.”
Kita butuh orang-orang besar yaitu orang yang berjiwa
besar dalam hal melayani Tuhan, tidak berjiwa kerdil, tidak berpikir
pendek, tetapi berpikir panjang. Kalau berpikir pendek mudah sekali dipengaruhi
hal-hal yang tak suci, mudah diombang-ambingkan angin-angin pengajaran palsu
sampai jatuh dalam berbagai-bagai macam dosa. Tetapi orang yang berjiwa besar
adalah orang yang melayani Tuhan dengan kelapangan hati, tidak mudah jatuh ke
dalam hal-hal yang tak suci, inilah orang yang berjiwa besar dan ini yang mau
dipakai oleh Tuhan untuk menuai jiwa, ini yang akan dituai di hari-hari
terakhir ini. Boleh tubuh pendek dan kecil, tetapi jiwa harus besar dalam
melayani Tuhan, tidak boleh berjiwa kerdil.
- “Orang-orang kuat
sebagai jarahan.”
Orang-orang
kuat -> orang-orang yang senantiasa menyangkal dirinya dan memikul
salibnya.
Menyangkal
dirinya, berarti; tidak mengakui/tidak bermegah dengan segala
kelebihan-kelebihan di dalam dirinya, sekalipun mempunyai kelebihan yang
banyak, mempunyai potensi dalam banyak perkara. Kemudian sekalipun berkorban
banyak, tidak ia tidak bermegah.
Memikul
salibnya, berarti; memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan. Jangan
bersungut-sungut, jangan pakai takaran sendiri, jangan sampai ada dua efa di
dalam rumah tangga, jangan sampai ada dua batu timbangan di dalam pundi-pundi,
jangan sampai kita tidak mau rugi, harus berlapang dada, berjiwa besar.
Itulah
orang-orang yang kuat, senantiasa menyangkal dirinya dan memikul salibnya.
Kiranya
hati,
pikiran, dan perasaan diluruskan oleh firman Allah supaya kita mengikuti Tuhan
dan melayani Tuhan bukan lagi menggunakan pikiran dan perasaan manusia daging.
Yohanes
6:39-40
(6:39) Dan
Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang
telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya
Kubangkitkan pada akhir zaman.
(6:40) Sebab
inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang
percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya
pada akhir zaman."
Yesus telah
melakukan kehendak Allah. Tujuannya; supaya jangan ada yang terhilang,
melainkan dibangkitkan pada akhir zaman, yaitu memperoleh hidup yang kekal.
Inilah tuaian.
Bukankah Tuhan
itu baik? Walaupun saat firman disampaikan, ada nasihat, ada didikan, memang
sakit bagi daging, tetapi supaya kita nantinya memperoleh tuaian.
Jadi Yesus
telah melakukan kehendak Allah Bapa, tujuannya adalah supaya jangan ada yang
terhilang satupun dari antara kita keluarga Gpt “BETANIA “
secara
khusus. Melainkan supaya kita dibangkitkan pada akhir zaman, memperoleh hidup
kekal, inilah tuaian besar.
Tuaian itu
bukan saat menabur, tetapi tuaian itu di akhir zaman.
Syarat untuk menuai dan hal penting yang
tidak boleh dilupakan agar terjadi tuaian, kita lihat di dalam injil..
Yohanes 6:41
(6:41) Maka
bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah
mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga."
Syarat untuk
menuai dan hal penting yang tidak boleh dilupakan agar terjadi penuaian adalah jangan
bersungut-sungut saat makan daging Yesus dan minum darah Yesus. Artinya;
jangan bersungut-sungut saat menyangkal dirinya dan memikul salibnya. Tadi
menyangkal diri, berarti; tidak bermegah sekalipun banyak pengorbanan, kemudian
memikul salib, berarti; memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan,
bersama-sama, bergandengan tangan. Jangan bersungut-sungut sebab itu hal yang
penting supaya terjadi penuaian di akhir zaman nanti. Kalau sekarang saja
bersungut-sungut, kapan menuai?
Maka dari itu
jangan bersungut-sungut supaya kita bisa sampai kepada penuaian.
Yohanes 6:42
(6:42) Kata
mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita
kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
Kita melihat
di sini bahwa orang-orang Yahudi terlalu banyak bersungut-sungut, banyak
berkomentar, banyak protes. Penyebabnya ada dua, yaitu:
1. Berpikir
secara manusia duniawi.
Itu
bisa dilihat dari perkataan mereka; “...Bukankah Ia ini Yesus, anak
Yusuf...” Artinya tukang kayu.
2. Masih
memiliki pandangan lahiriah.
Pandangannya
senantiasa ditujukan kepada perkara lahirah, perkara di bawah. Kalau pandangan
senantiasa di arahkan kepada perkara di bawah, maka hal yang rohani (perkara
yang di atas) menjadi kecil. Tetapi kalau kerohanian kita semakin tinggi, maka
segala perkara yang di bawah, perkara lahiriah menjadi kecil.
Tetapi
yang pasti orang-orang Yahudi ini masih memiliki padangan lahiriah.
Saudaraku
hal-hal semacam ini sebetulnya kita sudah dengar berulang-ulang kali. Sebab itu
sangat disayangkan ketika melayani Tuhan banyak komentar, banyak protes, banyak
bersungut-sungut padahal sudah mengerti firman, sudah mengenal kasih karunia,
yaitu kesempatan, kemauan, dan kesehatan.
Yohanes
6:43-44
(6:43) Jawab
Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
(6:44) Tidak
ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa
yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
Jangan
bersungut-sungut sebab tidak mungkin terjadi penuaian yaitu kebangkitan tanpa
pengalaman kematian. Itulah sengsara salib.
Kebangkitan->
hidup kekal, ada tuaian di akhir zaman.
Itulah tentang
melakukan kehendak Allah.
Tentang: MENYELESAIKAN
PEKERJAAN ALLAH.
Lukas 13:31-32
(13:31) Pada
waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus:
"Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh
Engkau."
(13:32) Jawab
Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu:
Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada
hari yang ketiga Aku akan selesai.
Orang-orang
Farisi berkata kepada Yesus; “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini karena
Herodes hendak membunuh Engkau.” Kemudian jawab Yesus kepada orang-orang
Farisi; "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir
setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang
ketiga Aku akan selesai.
Kesimpulannya;Yesus
tidak akan mati tanpa menyelesaikan pekerjaan-Nya, Yesus tidak mau mati konyol,
Yesus tidak mau mati dengan sia-sia.
Lukas 13:33
(13:33) Tetapi
hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab
tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.
Perhatikan
kalimat; “Sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh
kalau tidak di Yerusalem.”
Saat
ini, lewat ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini, Tuhan sedang
menunggangi kehidupan kita untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam Yerusalem
supaya kita bisa menikmati penuaian dan merasakan damai sejahtera yang kekal di
dalam kerajaan yang kekal.
Tetapi
saya tidak pungkiri, saat kita ditunggangi oleh Tuhan lewat ibadah dan
pelayanan ini, memang sakit bagi daging, tetapi itu harus kita alami. Ibadah
dan pelayanan ini harus jalan terus, dan
segala perkara harus kita pikul, sampai benar-benar berada di Yerusalem. Itu jauh
lebih baik daripada kita ditunggangi oleh perempuan kekejian.
Sebab
itu tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Itu
sudah dikatakan sebelumnya sebanyak empat kali kepada murid-murid di dalam
Injil Matius 16:21.
Lukas
13:34
(13:34)
(13:34) Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari
dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu
mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya
di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Perhatikan
kalimat; Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari
dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!” Dari kalimat ini kita bisa
membagi menjadi dua bagian:
- “Yerusalem,
Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi”
Siapa
Yerusalem? Itulah imam-imam kepala, tua-tua dan ahli-ahli taurat.
Mereka adalah itu ahli-ahli bangunan. Kita ini adalah gereja Tuhan yang disebut
juga rumah Tuhan. Jadi Yerusalem itu adalah orang-orang yang melayani di rumah
Tuhan, namun justru mereka itu yang
membunuh Yesus.
- “Melempari
dengan batu orang-orang yang diutus”
Menunjukkan
bahwa ahli-ahli bangunan ini melayani dengan sistem taurat. Kelemahan dari
hukum taurat adalah “mata ganti mata, gigi ganti gigi.” Artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan. Prakteknya dalam
kehidupan sehari-hari adalah mengasihi sesama, tetapi musuh dibenci, tidak
sempurna dalam kasih. Kemudian menjalankan ibadah juga secara taurat; “mulutnya
memuji Tuhan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan.” Setiap firman yang disampaikan ditolak, dia tidak mau dibentuk =
mempersembahkan tubuh jasmani, tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan
kepada Tuhan. Itu yang dimaksud melempari dengan batu orang-orang yang diutus
yaitu melayani dengan sistem hukum taurat.
Sebetulnya
kalau kita perhatikan pada ayat 34 ini. Yesus berusaha mengumpulkan
mereka seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya dibawah sayapnya, tetapi
mereka tidak mau. Berarti; mereka telah diterkam oleh si serigala. Sebab itu
tadi Yesus berkata kepada orang Farisi; “...Pergilah dan katakanlah kepada
si serigala itu...”
Apa
pekerjaan dari si serigala? Menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba.
Itulah sebabnya Yesus berusaha mengumpulkan mereka seperti induk ayam
mengumpulkan mereka di bawah sayapnya, tetapi mereka tidak mau, mereka menolak.
Tanda mereka sudah diterkam oleh si serigala.
Jadi
sangat disayangkan kehidupan yang semacam ini tubuhnya tergembala, tetapi
rohaninya tidak tergembala.
Itu
menunjukkan bahwa dia sedang diterkam oleh si serigala.
Matius 16:21
(16:21) Sejak
waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi
ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga.
Yerusalem -> orang-orang
yang melayani Tuhan, yaitu: tua-tua. imam-imam
kepala, dan ahli-ahli taurat, mereka itulah yang membunuh Yesus, lalu dibangkitkan pada hari ke
tiga.
Matius
16:22-23
(16:22) Tetapi
Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan,
kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka
Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau
suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Namun ketika Yesus
menyampaikan rencana Allah yang besar itulah rencana penyelamatan, Simon Petrus
menarik Yesus kesamping dan berkata; “Tuhan kiranya Allah menjauh hal itu!
hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Perkataan Petrus ini
menunjukkan bahwa Petrus ini adalah manusia daging dan berpikir secara manusia
duniawi, menolak salib, dia tidak memikirkan rencana Allah, dia tidak
memikirkan rencana penyelamatan yang dikerjakan Yesus di kayu salib. Itulah
sebabnya Yesus berkata; “Enyahlah iblis.”
Memang
manusia daging yang berpikir secara duniawi, jauh sekali dari rencana Allah,
tidak akan pernah mengenal sengsara salib, tidak akan pernah mengenal pikul
salib. Dalam hal ini Simon Petrus pikirannya sedang dirasuki oleh setan. Itu
sebabnya Yesus berkata; “Enyahlah iblis.” Simon Petrus bukan setan,
tetapi pemikiran dan pemahamannya sedang dirasuki oleh setan. Kalau berpikir
secara manusia duniawi menjadi penghalang dalam rencana penyelamatan, menjadi
batu sandungan.
Kita kembali
membaca..
Lukas 13:32
(13:32) Jawab
Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku
mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari
yang ketiga Aku akan selesai.
Di
sini Yesus berkata kepda orang-orang Farisi; “...Pada hari yang ke tiga Aku
akan selesai.”
Pendeknya;
ada tiga hari Yesus bekerja dan menyelesaikan segala pekerjaan-Nya.
Ketika
Yesus menghardik setan yang menguasai Simon Petrus menunjukkan bahwa Yesus
harus menyelesaikan pekerjaan-Nya, Yesus tidak mau mati konyol, tidak mau mati
dengan sia-sia. Namun Dia harus mati untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Kemudian
dalam Perjanjian Baru ada tiga kali Yesus berkata hal yang senada dengan SUDAH
SELESAI.
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah
Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai."
Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
YANG PERTAMA:
Sesudah minum anggur asam, Yesus
berkata; “SUDAH SELESAI” saat
Yesus ada di kayu salib.
Sudah selesai arti
rohaninya adalah:
- Jangan
mengulangi dosa lagi. Dosa apa saja, dosa masa lalu jangan diulangi lagi.
Anggur
asam -> Dosa masa lalu.
Semua
manusia punya pengalaman masa lalu. Maka dosa masa
lalu jangan diulangi lagi. Orang yang berhenti berbuat dosa adalah orang yang
bertobat, orang yang menghargai darah Yesus. Sedangkan orang yang terus-menerus
mengulangi dosa yang sama adalah orang yang tidak mau bertobat, orang yang
tidak menghargai darah salib Kristus.
2018
tahun lalu Yesus mengatakan itu di atas kayu salib sesudah minum anggur asam,
dan suara itu kembali dipantulkan dari langit, dari sorga, malam ini. Maukah
saudara mendengarkan suara itu? Berarti tidak lagi mengulangi
kesalahan-kesalahan.
- Jangan
mengungkit-ungkit dosa orang lain dan jangan menimbulkan dosa bagi
orang
lain.
Jangan
menggoda dan jangan memberi diri digoda.
Wahyu 16:17
(16:17) Dan
malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci
kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah
terlaksana."
YANG KEDUA: Saat murka Allah yang terakhir dijatuhkan,
Tuhan berkata; “SUDAH TERLAKSANA.”
Tanda-tanda
sudah terlaksana..
Wahyu 16:18-19
(16:18) Maka
memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang
dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu
hebatnya gempa bumi itu.
(16:19) Lalu
terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan
Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan
anggur kegeraman murka-Nya.
Saudaraku,
cawan murka Allah yang ketujuh menimpa kota Allah yang besar itulah Babel yang
besar. Di dalamnya penuh dengan kekejian, yaitu dosa kenajisan. Dosa yang
paling dibenci oleh Tuhan adalah dosa kenajisan...Wahyu 18:2. Sehingga ketika
sudah
terlaksana, Tuhan menghancurkan kota besar itulah kota Babel. Ketika kota Babel
dihancurkan maka kota itu terbelah menjadi tiga bagian. Berarti antara naga,
antikris, dan nabi-nabi palsu sudah tidak lagi menyatu. Kalau tiga oknum setan
ini tidak menyatu maka terpisah-pisahlah kekuatan mereka. Pendeknya; tidak ada
lagi kekuatan untuk mengalahkan anak-anak Tuhan ke dalam berbagai-bagai dosa,
orang-orang kudus Tuhan.
Inilah
pekerjaan Tuhan Yesus Kristus; mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan
pada hari yang ketiga selesai.
Jadi jangan
heran kalau saat ini mulai terlihat pulau-pulau dan gunung-gunung mulai
dihancurkan, supaya tergenapi Wahyu 16:17, dan itu harus terlaksana.
Tetapi kita yang sudah mengerti belajar untuk menghargai kasih karunia, hidup
oleh karena kasih karunia, hidup oleh karena kemurahan Tuhan saja, sekuat
apapun, sekaya apapun, sehebat apapun manusia tidak akan bisa melepaskan diri
dari perkara yang kedua yaitu “sudah terlaksana.” Seharusnya
kita bersyukur karena kemurahan dan kasih karunia limpah dalam kehidupan kita
supaya kita diselamatkan oleh kasih karunia. Jangan merasa sayang kepada
keinginan daging, dosa karena kejahatan, dan dosa karena kenajisan, dosa karena
dunia dan arusnya. Ayoo, pandanglah jauh ke depan, Tuhan sedang bekerja, dan
pada hari yang ke tiga sudah selesai yaitu “sudah terlaksana”.
Wahyu 16:20-21
(16:20) Dan
semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
(16:21) Dan
hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan
manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu
sangat dahsyat.
Pulau-pulau
hilang lenyap dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung,
sedangkan gunung
sion akan tegak berdiri di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas
bukit-bukit. Tetapi gunuhng-gunung lain dan pulau-pulau (daratan) juga akan
hilang lenyap.
Dan hujan es
besar seberat seratus pon (50 kilogram) jatuh dari langit menimpa manusia.
Siapa yang bisa menahan hujan es seberat seratus pon?
Ayoo mulai
saat ini belajar yang benar, belajar bijaksana, jangan berpikir pendek lagi
kalau sayang terhadap nyawa saudara. Biarlah firman Tuhan tergenapi dalam
kehidupan kita masing-masing, kita diselamatkan.
Biarpun
gunung-gunung dan pulau-pulau hilang lenyap tidak jadi soal karena firman Tuhan
harus digenapi, tetapi kita selamat.
Kita patut
bersyukur
sebab Yesus telah bekerja, hari pertama;
menyembuhkan, hari kedua; mengusir setan, hari ketiga; selesai.
Wahyu 21:6
(21:6) Firman-Nya
lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega,
Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma
dari mata air kehidupan.
YANG KETIGA: Saat Yerusalem Baru ditampilkan, pada saat
itu Tuhan berkata; “SEMUANYA TELAH
TERJADI.”
Pertanyaannya;
APA YANG TELAH TERJADI?
Wahyu 21:4-5
(21:4) Dan
Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada
lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab
segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
(21:5) Ia
yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala
sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala
perkataan ini adalah tepat dan benar."
Pertanyaannya;
apa yang telah terjadi? Jawabnya: Allah telah menjadikan segala sesuatu baru.
Berarti
Tuhan
sudah menghapuskan air mata, sebab Tuhan sudah menjadikan
segala sesuatu baru.
Wahyu 21:1-2
(21:1) Lalu
aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan
bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.
(21:2) Dan
aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari
Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Tampillah
Yerusalem Baru itulah pengantin perempuan Mempelai Anak Domba sesudah langit
yang pertama dan bumi yang pertama berlalu. Inilah yang senada dengan kata
sudah selesai; “semuanya telah terjadi.”
Tanda
Yerusalem yang baru ditampilkan adalah:
1. Tuhan menghapuskan air mata.
2. Maut
tidak ada lagi.
3. Perkabungan tidak ada lagi.
4. Ratap tangis tidak ada lagi.
5. Dukacita tidak ada lagi.
6. Segala sesuatu yang lama telah berlalu.
Kesimpulannya;
“sudah selesai” Artinya: Tuhan Yesus
Kristus bekerja menyelesaikan tiga
perkara, yaitu:
1. Menebus orang berdosa dengan darah yang mahal.
2. Suatu kehidupan yang baru.
3. Menjadi mempelai perempuan Tuhan.
Wahyu 21:7
(21:7) Barangsiapa
menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya
dan ia akan menjadi anak-Ku.
Kita
perhatikan kalimat pada ayat ini:
- “Barangsiapa
menang.”
Ini berbicara
tentang musim menuai jelai (gandum). Berarti dibangkitkan pada akhir zaman,
memperoleh hidup kekal.
- “Ia
akan memperoleh semuanya ini.”
Saudaraku,
kalau kita perhatikan di dalam Wahyu 22:18, di situ ada pohon kehidupan,
berbuah dua belas kali tiap-tiap bulan sekali. Dalam satu tahun ada dua belas
bulan, berarti; bulan ini ada buah kehidupan, bulan depan ada kehidupan, tiap
bulan menikmati buah kehidupan dalam satu tahun. Itulah Yerusalem Baru.
Sekarang kita
bandingkan dengan orang-orang yang tidak menabur dan tidak menuai..
Wahyu 21:8
(21:8) Tetapi
orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,
orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian
mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua."
Orang-orang
yang tidak menabur dan tidak menuai, antara lain:
1. Orang-orang
penakut -> orang-orang yang tidak memiliki kasih.
Kalau
seseorang memiliki kasih yang sempurna, dia akan berani berdiri
menghadap
takhta kasih karunia.
2. Orang-orang
yang tidak percaya -> orang -orang yang tidak memiliki iman.
3. Orang-orang
keji -> orang-orang yang tidak memiliki pengharapan kepada Tuhan.
Prakteknya; jauh dari firman dan jauh dari
ibadah dan pelayanan.
4. Orang-orang
pembunuh -> praktek tanpa kasih.
5. Orang-orang
sundal -> praktek tanpa harap.
6. Tukang-tukang
sihir -> praktek tanpa iman.
Kita
ini dibenarkan karena iman. Kebenaran karena iman, berarti; kebenaran oleh
darah salib. Sebab itu jangan sampai ada sihir di tengah ibadah dan palayanan
ini. Sihir, berarti; terjadinya suatu keubahan, tetapi tanpa proses salib.
7. Penyembah-penyembah
berhala -> orang yang keras hati dan terikat
kepada perkara-perkara lahiriah.
8. Pendusta
-> orang yang tidak mau bertobat.
Lihat
orang yang mengulangi dosa, sudah berjanji, tetapi dilanggar. Karena dia sudah
mengulangi dosa, melanggar, terpaksa dia berdusta. Inilah orang yang tidak mau
bertobat. Sebaliknya, kalau orang yang tidak berdusta maka orang ini sudah
pasti bertobat. Bertobatlah setiap hari.
Mereka
yang digolongkan dalam delapan perkara tadi akan mendapat bagian di dalam
perapian yang menyala-nyala, oleh api dan belerang, itulah yang disebut
kematian yang kedua.
Yohanes 4:36
(4:36) Sekarang
juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang
kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
Penuai dan
penabur bersama-sama bersukacita di dalam kehidupan yang kekal. Penabur
itulah pribadi Yesus Kristus, Dialah gandum yang sudah mati, benih yang
ditaburkan. Sedangkan penuai itulah kehidupan yang akan dibangkitkan pada akhir
zaman yaitu menuai untuk hidup yang kekal.
Saudaraku,
kita ada di tengah ibadah, itu tuaian. Tetapi harus setia memikul salib sampai
nanti mengalami penuaian di akhir zaman, seperti Rut dan Naomi, mereka masuk ke
Betlehem pada permulaan musim menuai jelai, sampai nanti musim menuai berakhir,
tetapi Rut masih menuai di ladang Boas. Maka harus setia sampai kita memperoleh
hidup kekal.
Kita beribadah
berarti kita menuai. Ibadah kita ini seharga dengan darah salib Kristus, tanpa ibadah kita
tidak mungkin dijadikan anak sulung. Hak kesulungan dari anak sulung adalah
ibadah.
Kenapa ada
ibadah? Karena Yesus telah mati di atas kayu salib. Jadi kita menuai karena
Yesus telah menabur, kita menuai dari apa yang tidak kita tabur.
Yohanes 4:37
(4:37) Sebab
dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai.
Kita sudah
menuai sebab Tuhan Yesus Kristus telah menabur. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment