KITAB KOLOSE
(Seri: 139)
Subtema : SUNAT LAHIRIAH.
Shalom saudaraku.
Salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan
hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum kita tersungkur di bawah kaki salib Tuhan,
terlebih dahulu kita memperhatkan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa
Penyembahan dari surat yang yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di
Kolose.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan, hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming atau video internet Youtube maupun Facebook, di dalam negeri
maupun di luar negeri di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita. Kebahagiaan
sorgawi turun atas kita malam ini dan sampai selama-lamanya.
Tiba saatnya kita memperhatikan Kolose 2
Kolose 2: 11
(2:11) Dalam
Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia,
tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang
berdosa,
Terlebih dahulu kita perhatikan Kolose 2: 11 bagian A:
“Dalam Dia kamu telah disunat”
Sunat terdiri dari:
a. Sunat
lahiriah
b. Sunat
Kristus
Kita akan melihat tentang kedua sunat tersebut.
Diawali dengan: SUNAT LAHIRIAH.
Sunat
lahiriah adalah sunat yang dilakukan oleh manusia.
Efesus 2: 11
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan
oleh tangan manusia, --
Sunat lahiriah dikerjakan oleh tangan manusia bukan
pekerjaan dari Tuhan -> ibadah yang dijalankan secara lahiriah.
Menjalankan ibadah
lahiriah adalah kesia-siaan.
Efesus 2: 14-15
(2:14)
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan
yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab
dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan
segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu
manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
Menjalankan ibadah secara lahiriah berarti berada di
bawah Hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya.
Filipi 3: 4-6
(3:4)
Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku
lebih lagi:
(3:5)
disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang
Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
(3:6)
tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum
Taurat aku tidak bercacat.
Ketika Rasul Paulus bermegah dalam hal-hal yang
lahiriah, menunjukkan bahwa ia hidup menurut
perintah dan ketentuan-ketentuan dari hukum Taurat itu sendiri, misalnya;
1. Disunat pada hari kedelapan,
2. Dari bangsa Israel,
3. Dari suku Benyamin,
4. Orang Ibrani asli,
5. Tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku
orang Farisi,
6. Berada dalam kegiatan rohani tetapi
penganiaya jemaat,
7. Dalam hal mentaati hukum Taurat ia tidak
bercacat.
Inilah kelebihan-kelebihan Rasul Paulus secara
lahiriah, sehingga pada ayat 4
bagian B, Rasul Paulus berkata: “Jika ada
orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih
lagi”
Tujuh perkara di atas adalah kelebihan-kelebihan secara
lahiriah yang dimiliki oleh Rasul Paulus.
Kemudian, tujuh
perkara tersebut dibagi menjadi dua bagian.
YANG PERTAMA: Hal pertama sampai hal keempat adalah
hal-hal yang sudah melekat di dalam diri Rasul Paulus.
YANG KEDUA: Hal kelima sampai hal ketujuh adalah
tindakan atau perbuatan dari Rasul Paulus itu sendiri.
Pada bagian yang kedua ini sangat menunjukkan bahwa
Rasul Paulus berada di bawah hukum Taurat dengan segala perintah dan
ketentuan-ketentuannya, tetapi dia seorang penganiaya
jemaat dan orang Farisi.
Kita baca kembali ayat
5-6 ...
Filipi 3: 5-6
(3:5)
disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang
Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
(3:6)
tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum
Taurat aku tidak bercacat.
“tentang
pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku
penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak
bercacat”
Jadi bagian yang kedua ini (hal kelima sampai hal
ketujuh) menunjukkan bahwa Rasul Paulus berada di bawah hukum Taurat, tetapi
dia seorang penganiaya jemaat dan orang Farisi.
Seorang PENGANIAYA
JEMAAT menunjukkan bahwa Rasul Paulus seorang aktivis dalam hal yang rohani
tetapi radikalisme bila tidak sepaham dengan dia.
Bukti-bukti
bahwa Rasul Paulus seorang penganiaya jemaat.
Kisah Para Rasul 26: 9
(26:9)
Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras
bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret.
“bahwa aku harus
keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret” kalimat ini menunjukkan
bahwa dia adalah seorang yang radikal. Melayani menurut perintah dan hukum
Taurat tetapi radikal.
Kisah Para Rasul 26: 10-11
(26:10) Hal
itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak
orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam
kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati.
(26:11)
Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya
untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar
mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing."
Rasul Paulus menentang nama Yesus dengan cara:
- Memasukkan
orang kudus ke dalam penjara.
- Menghukum
mati orang-orang kudus.
Kemudian,
di dalam rumah-rumah ibadah;
- Orang-orang
kudus disiksa.
- Orang-orang
kudus dipaksa untuk menyangkal imannya.
Dia melakukan hal itu setelah mendapat surat tugas dari
imam besar dan tua-tua orang-orang Yahudi, sesuai dengan Kisah Para Rasul 22: 4-5. Aktivis rohani tetapi radikal, sebab dia menerima tugas atau surat persetujuan
dari imam besar dan majelis tua-tua orang Yahudi. Termasuk kematian dari
Stefanus adalah persetujuan dari Rasul Paulus itu sendiri, di dalam Kisah Para Rasul 7: 58. Dia memang seorang penganiaya jemaat.
Kemudian, ada dua pengakuan Rasul Paulus (selain penganiaya
jemaat), ia juga SEORANG
FARISI,
berarti seorang yang ahli dalam hukum Taurat, tetapi tidak menjadi pelaku
firman Tuhan.
Matius 23: 1-7
(23:1) Maka
berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2)
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab
itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya
tetapi tidak melakukannya.
(23:4)
Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang,
tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
(23:5) Semua
pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6)
mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di
rumah ibadat;
(23:7)
mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Keadaan dari orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat:
a. Mengajarkan hukum Taurat tetapi tidak
melakukannya.
Mengerti firman Tuhan bahkan ahli di dalam
Hukum Taurat, tetapi tidak melakukannya, itulah orang Farisi.
b. Meletakkan beban berat di bahu orang tetapi
tidak mau menyentuhnya atau tidak terbeban -> orang yang
menolak salib, menolak untuk berkorban di tengah-tengah ibadah pelayanan, baik
dalam bentuk pikiran, tenaga, waktu bahkan materi.
c. Mengerjakan sesuatu pekerjaan di rumah
Tuhan supaya dilihat orang lain saja.
Prakteknya ada 3:
1. Memakai tali
sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang.
2. Suka duduk
di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadah.
3. Suka
menerima penghormatan dan suka dipanggil Rabi.
Itulah tiga
praktek mengerjakan sesuatu tetapi untuk dilihat orang lain.
Orang Farisi selain ahli
dalam hukum Taurat, mereka juga ditandai
dengan ragi.
Matius 16: 6, 11
(16:6) Yesus
berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang
Farisi dan Saduki."
(16:11)
Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku
berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."
Yesus berkata kepada murid-murid: “Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki”
Jadi di dalam hal ini Yesus tidak berbicara tentang
ragi di dalam suatu makanan, tetapi dalam hal ini Yesus berbicara tentag ragi
orang Farisi.
Mari kita lihat lebih jauh tentang RAGI ORANG FARISI
dalam injil Markus 7.
Markus 7: 3-5
(7:3) Sebab
orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak
melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat
istiadat nenek moyang mereka;
(7:4) dan
kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu
membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya
hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
(7:5) Karena
itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya:
"Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang
kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
Kesimpulannya; orang-orang Farisi berpegang kepada adat
istiadat nenek moyang mereka, inilah yang disebut ragi orang Farisi.
Adapun adat istiadat orang Yahudi, antara lain;
1. Mencuci
tangan sebelum makan.
2. Kalau pulang
dari pasar, tidak makan sebelum membersihkan dirinya.
3. Memperhatikan
aturan-aturan dalam hal mencuci cawan, kendi, perkakas-perkakas tembaga
lainnya, itulah adat istiadat orang Yahudi.
Jadi kesimpulannya; ragi orang Farisi adalah berpegang
teguh kepada adat istiadat.
Markus 7: 8-9
(7:8)
Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
(7:9) Yesus
berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah
Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
Orang-orang Farisi mengesampingkan perintah Allah demi
adat istiadat mereka. Inilah ragi orang Farisi.
Kesimpulannya; pada bagian yang kedua, yaitu hal yang
kelima sampai hal ketujuh di atas tadi, sifatnya tidak memuliakan Tuhan,
sekalipun Rasul Paulus memiliki tujuh perkara sebagai kelebihan-kelebihan di
dalam dirinya.
Roma 2: 25
(2:25) Sunat
memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar
hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.
Sunat memang ada artinya kalau ia mentaati seluruh
hukum Taurat, sebaliknya sunat tidak akan berguna kalau ia melanggar hukum Taurat.
Tadi, orang-orang Farisi berpegang teguh kepada adat
istiadat, sehingga oleh karena ragi orang Farisi ini mereka mengesampingkan perintah
Allah, maka sunat lahiriah tidak ada artinya.
Apa artinya melaksanakan suatu ibadah, termasuk sunat
lahiriah, tetapi hukum Allah dilanggar? Tentu tidak
ada artinya.
Roma 2: 23
(2:23)
Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan
melanggar hukum Taurat itu?
Bermegah atas hukum Taurat
(berada di bawah hukum Taurat dengan segala perintah
dan ketentuannya), disunat pada hari
kedelapan (sunat lahiriah), tetapi menghina Allah dengan jalan melanggar hukum
Taurat, itulah yang disebut ragi Farisi, itulah kondisi dari Rasul Paulus.
Galatia 5: 2-3
(5:2)
Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu,
Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
(5:3) Sekali
lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib
melakukan seluruh hukum Taurat.
Pada ayat kedua,
Rasul Paulus berkata: “jikalau kamu
menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu”, kemudian
pada ayat ketiga, Rasul Paulus
berkata: “orang yang menyunatkan dirinya,
bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat”
Tetapi dengan jelas
saya katakan; tidak ada seorang manusia
di atas muka bumi ini sanggup dan sempurna melakukan seluruh hukum Taurat. Bahkan tidak ada yang sanggup melakukan satu dari
sepuluh hukum Taurat, tidak ada.
Itu sebabnya Rasul Paulus berkata pada ayat kedua: “jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna
bagimu”, karena orang yang bersunat wajib melakukan hukum Taurat.
Tetapi saya mau tandaskan dan saya dengan berani
berkata: tidak ada seorang pun di atas muka bumi ini dengan sempurna, dengan
mulus melakukan hukum itu.
Di dalam hukum Taurat ada sembilan kali kata: “Jangan”, justru dengan kata “jangan” bangsa
Israel melanggar hukum Taurat, karena hukum Taurat itu merangsang dosa. Itu
sebabnya dalam nas yang lain, Rasul Paulus berkata: “aku dalam batin menginginkan sesuatu yang baik, tetapi justru dosa
berkuasa dalam tubuhku”, mengapa? Itulah kondisi dari manusia daging apabila terjual di bawah hukum
Taurat.
Galatia 5: 4
(5:4) Kamu
lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat;
kamu hidup di luar kasih karunia.
Perlu untuk diketahui; jikalau seseorang mengharapkan
kebenaran dari hukum Taurat, ia berada di luar kasih karunia. Itulah sunat
lahiriah.
Kebenaran dari hukum Taurat adalah orang-orang yang
melakukan hukum Taurat, tetapi tidak ada seorang pun yang sanggup melakukan
hukum Taurat dengan sempurna.
Sekarang kita akan melihat JALAN KELUARNYA.
Filipi 3: 5-7
(3:5)
disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani
asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
(3:6)
tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum
Taurat aku tidak bercacat.
(3:7) Tetapi
apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi
karena Kristus.
Tujuh kelebihan Rasul Paulus secara lahiriah;
1. disunat pada
hari kedelapan,
2. dari bangsa
Israel,
3. dari suku
Benyamin,
4. orang Ibrani
asli,
5. tentang
pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
6. berada dalam
kegiatan rohani tetapi penganiaya jemaat,
7. dalam hal
mentaati hukum Taurat ia tidak bercacat.
Kembali saya
sampaikan, tujuh kelebihan Rasul Paulus tersebut dibagi menjadi dua bagian;
- Bagian yang
pertama: hal yang pertama sampai hal keempat, itu adalah sifat yang sudah
melekat di dalam diri Rasul Paulus, berarti disebut juga dengan terkurung.
- Bagian yang
kedua: hal yang kelima sampai hal ketujuh, itu adalah perbuatan atau tindakan
dari Rasul Paulus itu sendiri, sekalipun itu merupakan tiga kelebihan secara
lahiriah yang terlihat di dalam diri Rasul Paulus.
Bagian yang pertama dan yang kedua ini dikaitkan dengan
Tuhan Yesus Kristus, dikaitkan dengan cara kerja penyelamatan oleh Tuhan Yesus Kristus.
BAGIAN YANG
PERTAMA,
sifat yang sudah melekat berarti TERKURUNG
SELAMA EMPAT HARI.
Keluaran 12: 3, 6
(12:3)
Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini
diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor
anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.
(12:6) Kamu
harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu
seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.
Anak Domba Paskah dikurung selama empat hari, dengan
perincian; diambil pada tanggal sepuluh, lalu disembelih pada tanggal empat
belas, berarti dikurung selamat empat hari.
Perlu untuk diketahui; satu hari bagi Tuhan = seribu
tahun, demikian juga sebaliknya.
Kesimpulannya; 4 hari = 4000 tahun, dengan perincian;
- dimulai dari
Adam sampai dengan Abraham = 2000 tahun = 2 hari.
- kemudian
Abraham sampai dengan penyaliban Tuhan Yesus Kristus = 2000 tahun = 2 hari.
Jadi seluruhnya ada empat hari Yesus terkurung. Ini
sifat yang sudah melekat; terkurung.
Kolose 1: 26
(1:26) yaitu
rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan,
tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
Yesus yang disalibkan telah dinyatakan kepada kita,
Dialah jalan, Dialah kebenaran dan hidup, Dialah yang ditentukan menjadi
pengantara antara Allah dengan manusia. Berarti Dialah Imam Besar yang bertugas
untuk memperdamaikan dosa manusia kepada Allah di atas kayu salib, sudah
dinyatakan kepada kita.
Biarlah kiranya sifat ini juga melekat di dalam diri
kita masing-masing, di tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan. Kita
mengerjakannya sesuai karunia-karunia, jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh
Tuhan, itu harus menjadi sifat yang melekat di dalam diri kita.
Jadi jangan hitung-hitungan dalam hal berkorban, sudah
menjadi sifat tabiat di dalam diri kita masing-masing, yang tidak bisa lekang,
tidak bisa lepas dari diri kita. Kita sudah melihat sunat lahiriah, tidak ada
artinya.
Kolose 1: 27
(1:27)
Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di
antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus
yang adalah pengharapan akan kemuliaan!
Yesus Kristus adalah pengharapan akan kemuliaan, sebab
itu saya tandaskan sekali lagi; biarlah sifat ini betul-betul melekat, tidak
lekang dalam hidup kita di tengah-tengah ibadah pelayanan kita kepada Tuhan.
Jadi jangan hitung-hitungan dalam hal berkorban. Dialah
pengharapan akan kemuliaan. Dibalik salib, Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya.
Bagian yang pertama dan yang kedua ini dikaitkan dengan
Tuhan Yesus Kristus, dikaitkan dengan cara kerja penyelamatan oleh Tuhan Yesus Kristus.
BAGIAN YANG KEDUA.
Sekarang kita lihat nubuatan Hosea.
Hosea 6: 1-3
(6:1)
"Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam
dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut
kita.
(6:2) Ia
akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan
membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
(6:3)
Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti
muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan
pada akhir musim yang mengairi bumi."
Sesudah dua hari, kita dihidupkan di hadapan-Nya,
berarti hari ketiga Dia bangkit, kita juga bangkit bersama-sama dengan Dia, dan
hidup untuk selama-lamanya dalam suasana hidup di dalam pemulihan, yang sakit
disembuhkan, luka-luka batin disembuhkan. Maut telah dikalahkan.
Suasana kebangkitan itu sama seperti malaikat, tidak
memiliki tubuh dan darah, tidak merasa tersakiti dan tidak lagi menyakiti
perasaan orang lain. Jadi tidak ada lagi luka-luka batin.
Hosea 6: 3
(6:3)
Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia
pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan,
seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."
Oleh sebab itu, berusaha sungguh-sungguh mengenal
Tuhan. Jangan hanya mengenal satu sisi, tetapi tidak mengenal sisi yang lain.
Kesaksian; suatu kali seorang pemain musik, imam-imam,
memohon kepada Pendeta In Juwono, karena dia seorang pemain musik, dia berkata:
“Oom, boleh tidak saya mempunyai rambut
saya seperti Tuhan Yesus dalam melayani Tuhan?” Pendeta In Juwono menjawab: “Boleh, tetapi harus sama juga dengan
salib-Nya, engkau harus dipaku di atas kayu salib”
Seringkali kita mengambil sisi yang menguntungkan bagi
kita, dengan demikian ia belum mengenal
Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Oleh sebab itu, marilah kita berusaha mengenal,
berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan; kita satu dalam kematian-Nya, maka
kita otomatis satu di dalam kuasa kebangkitan-Nya.
- Kuasa
kematian Yesus Kristus: mengubur hidup lama.
- Kuasa
kebangkitan Yesus: hidup di dalam hidup yang baru, yang lama sudah berlalu,
melayani dalam kesucian.
Kalau melayani Tuhan tetapi tidak disertai dengan
kesucian, itu kebangkitan yang palsu. Tetapi kalau kematiannya benar, pasti
kebangkitannya benar. Melayani Tuhan dalam kesucian, memberi diri dipimpin oleh
Roh Tuhan, tidak hidup menurut daging dan keinginannya, itu suasana
kebangkitan.
Oleh sebab itu, mari kita mengenal dan berusaha
sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Kenalilah perbuatan-Nya yang ajaib; Dia mati, hari
yang ketiga Dia bangkit. Yesus mati di atas kayu salib, Dia bangkit pada hari
yang ketiga, kenali dengan sungguh-sungguh akan hal itu.
Dampak
positif mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh.
1. “Ia
pasti muncul seperti fajar”
Kalau disebut “Ia pasti muncul seperti fajar”, berarti kebaikan Tuhan tidak akan
ditunda-tunda lagi.
Hari ini hari Selasa, tetapi besok fajar
pasti muncul, kebaikan Tuhan tidak akan ditunda-tunda.
2. “Ia
akan datang kepada kita seperti hujan”, menghujani dengan berkat-berkat
dari sorga turun ke bumi mengairi, membasahi hati kita sekaliannya menjadi
tanah yang subur.
Ketika benih
itu ditaburkan di tanah yang subur akan bertumbuh, berakar dan berbuah 100,
60, 30 kali lipat buahnya, tetapi kalau tanah itu tidak diberkati, persis seperti;
- Tanah di pinggir jalan; mendengar
firman tetapi tidak sampai mengerti,
- Kemudian
persis seperti tanah berbatu-batu.
Tanah berbatu-batu itu tanahnya tipis, artinya; senang sekali mendengar firman,
tetapi tidak kuat terhadap ujian, mudah sekali berubah-ubah pendiriannya,
karena dia tidak berakar, tanahnya tipis.
- Kemudian tanah yang ditumbuhi semak duri, penuh
dengan kekuatiran.
Tetapi kalau
tanah itu dihujani dengan hujan berkat dari sorga akan menjadi tanah subur,
sehingga pada saat benih firman ditaburkan, dia akan bertumbuh dan berakar
menghasilkan buah 100, 60, 30 kali lipat.
Itu dampak positifnya, itulah perbuatan Tuhan selama
tiga hari; mati dan bangkit, sehingga kita hidup selama-lamanya dalam suasana
pemulihan, tidak ada lagi sakit hati, luka batin dan tidak menyakiti orang
lain, karena suasana kebangkitan itu persis seperti malaikat, tidak ada lagi
perasaan disakiti dan menyakiti.
Dampak positifnya mengenal Tuhan dengan
sungguh-sungguh:
- Ia pasti muncul
seperti fajar; kebaikan dan kemurahan Tuhan tidak ditunda-tunda.
- Ia akan
datang kepada kita seperti hujan, membasahi hati kita, menjadi tanah hati yang
subur, terlepas dari tiga tanah yang tidak baik.
Lukas 13: 31-32
(13:31) Pada
waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus:
"Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh
Engkau."
(13:32)
Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala
itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini
dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Tiga hari;
- Hari pertama
dan hari kedua, Yesus mengusir Setan dan menyembuhkan orang sakit.
- Hari ketiga,
Dia sudah selesai bekerja.
Kita hidup sampai selama-lamanya. Amin.
Tadi pada ayat
32, Yesus berkata: “Pergilah dan
katakanlah kepada si serigala itu”
Pekerjaan dari si serigala adalah menerkam dan
mencerai-beraikan kawanan domba supaya kawanan domba menjadi liar, tidak
tergembala.
Tetapi Tuhan menyatakan perbuatan-Nya yang ajaib; hari
pertama dan hari kedua Dia mengusir Setan dan menyembuhkan orang sakit, hari
ketiga semua selesai, kita hidup sampai selama-lamanya.
Kawanan domba tergembala dengan baik, tidak liar, hidup
dan damai sejahtera, dipelihara, dibela, dilindungi sampai selama-lamanya.
Itu sunat lahiriah. Kita doakan supaya di minggu yang
akan datang, kita diberkati dengan
sunat Kristus. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment