IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 04 SEPTEMBER 2018
KITAB KOLOSE
(Seri:138)
Subtema: “DIPENUHI
DI DALAM DIA”
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, salam di
dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kemurahan hati-Nya kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan. Dan sebelum kita
membawa hidup kita rendah di bawah kaki salib, terlebih dahulu kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang
dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose
2.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube
maupun Facebook di dalam maupun di luar negeri, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.
Kolose 2:9-10
(2:9) Sebab dalam
Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,
(2:10) dan kamu
telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.
Rasul Paulus memberitahukan kepada jemaat di Kolose hal
yang suci dan mulia yaitu; “sebab dalam
Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,” selanjutnya pada
ayat 10 Rasul Paulus berkata; “dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia.”
Inilah yang harus kita selidiki untuk melihat kebenaran
dari apa yang telah disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose; “dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia.”
Efesus 1:22-23
(1:22) Dan segala
sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya
kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
(1:23) Jemaat yang
adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala
sesuatu.
Kristus telah diberikan kepada jemaat sebagai kepala,
sedangkan jemaat adalah tubuh-Nya yaitu kepenuhan Dia. Kepenuhan Dia maksudnya
seluruh kepenuhan ke Allahan yang ada di dalam diri Yesus akan dilimpahkan,
akan dipenuhkan kepada jemaat yang adalah tubuh-Nya.
Yohanes 1:16
(1:16) Karena dari
kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
Dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih
karunia demi kasih karunia, berarti dari kasih karunia yang satu kita dibawa
kepada kasih karunia yang lain, sampai akhirnya gereja Tuhan sempurna.
Misalnya setelah kita disucikan dari dosa yang satu, Ia juga akan menyucikan
kita dari dosa yang lain,
sampai pada akhirnya kasih karunia itu membawa kita kepada kesempurnaan.
Yohanes 1:17
(1:17) sebab hukum
Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang
oleh Yesus Kristus.
Kita lihat dulu antara hukum Taurat dengan kasih karunia;
“hukum
Taurat diberikan oleh Musa tetapi kasih karunia dan kebenaran datang dari Yesus
Kristus.”
Kita lebih rinci melihat hukum Taurat dan kasih karunia
ini di dalam Ibrani 10:1-4.
Ibrani 10:1-4
(10:1) Di dalam
hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang,
dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang
sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak
mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
(10:2) Sebab jika hal
itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang
melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk
selama-lamanya.
(10:3) Tetapi
justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya
dosa.
(10:4) Sebab tidak
mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
Setiap tahun seorang imam
besar megadakan pendamaian dengan membawa darah lembu jantan dan darah domba
jantan untuk menyucikan dosa, inilah perintah
dan ketentuan ibadah menurut hukum Taurat. Tetapi justru
dengan adanya kegiatan yang semacam ini, kegiatan yang berulang-ulang dalam hal mempersembahkan korban untuk
menyucikan dosa justru orang diingatkan, orang dirangsang untuk berulang-ulang juga
berbuat dosa, itu ibadah menurut hukum Taurat.
Sekarang ...
Ibrani 10:5-8
(10:5) Karena itu
ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak
Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.
(10:6) Kepada
korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
(10:7) Lalu Aku
berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku
untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
(10:8) Di atas Ia
berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus
dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --
meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
Allah tidak berkenan kepada korban dan persembahan yaitu
korban bakaran dan korban penghapus dosa meskipun dipersembahkan menurut perintah dan ketentuan dari hukum
Taurat itu sendiri. Menjalankan ibadah sepertinya penuh dengan hikmat dan
merendahkan diri sebetulnya itu hanya menyiksa diri saja, tetap saja Tuhan
tidak berkenan kepada ibadah yang dijalankan secara Taurat, ibadah lahiriah.
Sekarang kita
bandingkan dengan ibadah yang sudah disempurnakan oleh darah salib.
Ibrani 10:9
(10:9) Dan kemudian
kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang
pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Di atas Yesus berkata; "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu ya Allahku."
Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Yang pertama -> hukum
Taurat = ibadah lahiriah.
Yang kedua -> kebenaran
yang datang dari salib Kristus.
Sekarang kita akan melihat; perbedaan HUKUM TAURAT dengan KEBENARAN
YANG DATANG DARI SALIB.
Matius 5:17
(5:17) "Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Yesus datang ke dalam dunia ini untuk menggenapkan hukum
Taurat di atas kayu salib, hal yang senada dengan Ibrani 10; Yesus datang untuk melakukan kehendak Allah Bapa dan itu
tertulis di dalam gulungan kitab.
Saudaraku sebagai Anak Domba Allah yang disembelih disebut juga
singa dari suku Yehuda, Dia sanggup membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya, artinya: berkuasa untuk menyingkapkan rahasia
firman.
Dan saudaraku mari kita lihat kebenaran itu...
Di dalam Injil
Markus 5:17-48 itu berbicara tentang hal
Yesus dan hukum Taurat serta
perbedaannya, disini kita melihat ada
enam perkara;
Yang pertama.
Matius 5:21-22
(5:21) Kamu telah
mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa
yang membunuh harus dihukum.
(5:22) Tetapi Aku
berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum;
siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke
Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam
neraka yang menyala-nyala.
Menurut hukum
Taurat; “Jangan membunuh; siapa yang
membunuh harus dihukum.”
Bandingkan kebenaran
dari salib; “Setiap orang yang marah
terhadap saudaranya harus dihukum.”
Jadi kontradiksi (perbedaannya
jauh), kontras sekali antara
hukum Taurat dan kebenaran dari salib.
Kalau kebenaran dari salib setiap orang yang marah
terhadap saudaranya harus dihukum, contoh
marah
disini misalnya;
-
Berkata kafir kepada saudaranya, dia harus dihadapkan ke Mahkamah Agama.
-
Berkata jahil kepada saudaranya, diserahkan kepada neraka yang
menyala-nyala.
Praktek menegakkan
kebenaran dari salib:
Matius 5:23-24
(5:23) Sebab itu, jika
engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan
sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
(5:24) tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu,
lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Untuk menjalankan ibadah terlebih dahulu berdamai dengan
sesama.
Seorang hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala
juga harus terlebih dahulu berdamai dengan isterinya, dan sebaliknya isterinya
juga harus menyadari bahwa korban dan persembahan, korban bakaran dan korban
penghapus dosa tidak berkenan kepada Tuhan, jadi ada hubungan timbal balik.
Kalau ada ganjalan-ganjalan dan hal itu teringat di dalam
hati segeralah berdamai dengan sesama.
Ini sangat serius sekali untuk diperhatikan, sebab korban
dan persembahan tidak berkenan kepada Tuhan, ibadah Taurat tidak berkenan di
hadapan Tuhan sekalipun dijalankan dengan hikmat,
seperti rendah hati, sampai menyiksa dirinya itu tidak berkenan, itu setara
dengan mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan, tidak ada
artinya.
Kalau ada ganjalan karena masalah
dengan sesama kalau teringat ayo segera berdamai terlebih dahulu.
Matius 5:25-26
(5:25) Segeralah
berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan,
supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu
menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
Perjalanan kita menuju Yerusalem baru kalau dihitung menurut waktu maka sekarang ini adalah detik-detik terakhir. Kalau
dikaitan dengan ukuran jarak tempuh
sekarang ini kita
berada pada mil-mil terakhir, artinya; kesempatan yang ada tinggal sedikit (sempit) gunakanlah sebaik mungkin
untuk segera berdamai dengan sesama.
Tujuannya; supaya lawan jangan menyerahkan kepada hakim,
selanjutnya hakim itu juga akan menyerahkan kepada pembantunya untuk dilemparkan
ke penjara.
Matius 5:26
(5:26) Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau
membayar hutangmu sampai lunas.
Selama tidak mau berdamai dengan lawan itu adalah hutang kepada Tuhan. Kemudian, selama hutang belum dilunaskan tidak akan bebas
dari penjara.
Yang kedua.
Matius 5:27
(5:27) Kamu telah
mendengar firman: Jangan berzinah.
(5:28) Tetapi Aku
berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya,
sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
(5:29) Maka jika
matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih
baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan
utuh dicampakkan ke dalam neraka.
(5:30) Dan jika
tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena
lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu
dengan utuh masuk neraka.
Menurut hukum
Taurat; “Jangan berzinah.”
Bandingkan kebenaran dari salib; “Setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”
Hukum Taurat berkata; “jangan
berzinah” Berarti memandang lawan jenis
dan menginginkannya di dalam hati boleh, tetapi kebenaran dari salib tidak seperti itu memandang lawan
jenis dan menginginkannya dalam hati itu sudah berzinah.
Sekarang kita akan melihat ...
Matius 5:29-30
(5:29) Maka jika
matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena
lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu
dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
(5:30) Dan jika
tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena
lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu
dengan utuh masuk neraka.
Praktek menegakkan
kebenaran salib; “jika
matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, jika tanganmu
yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu.”
Berarti salib ditegakkan
di tengah-tengah ibadah pelayanan. Bukti
salib ditegakkan, lebih baik jika satu dari anggota tubuh
binasa, dari pada tubuh dengan utuh masuk ke dalam neraka.
Firman Allah berkuasa untuk MENCUNGKIL
MATA KANAN yang menyesatkan dan MEMENGGAL TANGAN KANAN yang menyesatkan
seseorang. Sebab firman Allah lebih tajam dari pedang bermata dua manapun, ia
menusuk, berarti MENCUNGKIL
MATA yang menyesatkan dan berkuasa MEMENGGAL TANGAN KANAN yang menyesatkan
seseorang. Terimalah pengajaran salib supaya ada ketegasan di dalam diri kita
masing-masing.
Yang ketiga.
Matius 5:31-32
(5:31) Telah
difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai
kepadanya.
(5:32) Tetapi Aku
berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena
zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan
yang diceraikan, ia berbuat zinah.
Menurut hukum
Taurat; boleh menceraikan isteri dengan syarat memberi surat cerai (hitam di atas putih).
Kebenaran dari salib;
Setiap orang yang menceraikan isterinya
kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah. Itu sebabnya siapa
yang kawin dengan perempuan yang diceraikan dia berbuat zinah.
Di dalam Tuhan tidak boleh
menceraikan isterinya, sebab seorang
laki-laki telah meninggalkan
ayah dan ibunya untuk bersatu dengan isterinya.
Yang pertama (hukum Taurat) dihapuskan yang kedua (pengajaran salib) ditegakkan, sampai membawa kita masuk dalam pesta
nikah Anak Domba…Wahyu 19:6-9.
Yang keempat.
Matius 5:33-36
(5:33) Kamu telah
mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah
palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
(5:34) Tetapi Aku
berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena
langit adalah takhta Allah,
(5:35) maupun demi
bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena
Yerusalem adalah kota Raja Besar;
(5:36) janganlah
juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan
atau menghitamkan sehelai rambut pun.
Menurut hukum
Taurat; Jangan bersumpah palsu,
melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
Pendeknya; boleh bersumpah asal sumpah itu betul-betul
dipegang di hadapan Tuhan.
Sedangkan kebenaran dari salib;
Janganlah sekali-kali bersumpah;
a.
Baik
demi langit.
Alasannya; karena langit adalah takhta Allah.
b.
Baik
demi bumi.
Alasannya; karena bumi adalah tumpuan kaki
Tuhan.
Dua ribu delapan belas tahun yang lalu Yesus
turun ke bumi dan telah meninggalkan teladan-Nya bagi kita untuk itulah kita
dipanggil, sehingga setiap tapak yang ditinggalkan-Nya itu kita ikuti dengan
tepat, jangan keluar dari jejak yang ditinggalkan itu, jangan dinodai hanya
karena sumpah ini sumpah itu.
c.
Baik
demi Yerusalem.
Alasannya; karena Yerusalem adalah kota Raja Besar.
Yerusalem adalah pusat kerajaan damai
sejahtera, tempat kita beribadah dan melayani. Jadi jangan sampai tempat kita
beribadah dan melayani juga dirusak hanya karena sumpah, terlalu banyak kita
bicara sumpah ini sumpah itu.
d.
Baik
demi kepala sendiri.
Alasannya; karena setiap orang tidak berkuasa
memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun.
Matius 5:37
(5:37) Jika ya,
hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak.
Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Oleh sebab itu kita tidak perlu bersumpah; jika ya
katakan saja ya, jika tidak katakan saja tidak, apapun resikonya harus ditanggung. Tidak usah
malu, tidak usah kecut hati, jangan kecewa, jangan juga patah semangat, apapun
resikonya terima saja, ya di atas ya tidak di atas tidak, sebab lebih dari pada itu berasal
dari pada si jahat (berasal
dari si setan).
Tiga karakter atau TIGA
TABIAT YANG MENDASAR DARI SETAN:
1.
Pembunuh manusia dari sejak semula.
2.
Tidak ada kebenaran di dalam dirinya.
3.
Bapak pendusta.
Jadi setiap orang yang berdusta adalah anak
setan, karena setan adalah bapa pedusta.
Yang kelima.
Matius 5:38-39
(5:38) Kamu telah
mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
(5:39) Tetapi Aku
berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu,
melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi
kirimu.
Menurut hukum
Taurat; “mata
ganti mata dan gigi ganti gigi” Arti
rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Bandingkan kebenaran dari salib; janganlah
membalas kejahatan dengan kejahatan, sebaliknya “apabila pipi kanan ditampar berilah juga pipi kiri” Artinya; tidak membalas kejahatan
dengan kejahatan, melainkan rela
menanggung kesalahan orang lain sepenuhnya.
Pipi kanan dan pipi kiri harus sama-sama merasakan, seperti yang dirasakan oleh Tuhan di atas kayu salib, Tuhan
sudah menanggung semua kesalahan, kenajisan, kekeliruan kita selama hidup,
semua Dia rasakan, jadi bukan hanya pipi kanan tetapi pipi kiri juga. Sebab
semua dosa kita telah ditanggung-Nya di
atas kayu salib, itu kebenaran dari salib.
Matius 5:40-42
(5:40) Dan kepada
orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga
jubahmu.
(5:41) Dan siapa
pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia
sejauh dua mil.
(5:42) Berilah
kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau
meminjam dari padamu.
Praktek menegakkan kebenaran salib;
1.
Kepada
orang yang hendak mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
- Baju/pakaian
-> perbuatan dalam keadaan lemah lembut dan
rendah hati untuk menutupi dosa orang lain.
- Jubah
yang maha indah adalah pakaian imam besar dalam tanda;
a.
KEMATIAN -> BAJU EFOD.
Kuasa kematian Yesus; mengubur hidup yang
lama.
b.
KEBANGKITAN -> GAMIS BAJU EFOD.
Kuasa kebangkitan Yesus; hidup di dalam hidup
yang baru, hidup di dalam kesucian dan memberi diri dipimpin oleh Roh Tuhan,
yang lama berlalu
c.
KEMULIAAN -> LENAN HALUS ATAU PAKAIAN
PUTIH BERSIH BERKILAU-KILAUAN BERJALA-JALA.
Jadi saudaraku pakaian putih berjala-jala ini
bentuknya mata. Jadi saat ini Yesus berada
di sorga itu tanda dalam kemuliaan namun Dia tetap
memperhatikan kita pribadi lepas pribadi, tidak ada seorangpun yang tidak
diperhatikan oleh Tuhan.
Sebab jubah yang maha
indah terdiri dari tiga bagian; BAJU EFOD, GAMIS BAJU EFOD, LENAN HALUS.
Jadi bukan hanya baju/pakaian
yang diserahkan, serahkanlah juga jubahmu, itu praktek menegakkan kebenaran
salib.
2.
Dipaksa
berjalan sejauh satu
mil, tetapi berjalanlah dengan dia sejauh dua mil.
Saudaraku ada tiga hal yang mengherankan,
raja Salomo yaitu;
1.
Jalan
rajawali di udara.
2.
Jalan
ular di atas cadas.
3.
Jalan
kapal di tengah lautan luas.
Kemudian hal yang keempat yang sulit untuk dimengerti;
4.
Jalan
seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Tiga hal yang
mengherankan sedangkan hal
yang keempat itu sulit untuk dimengerti.
Berarti dengan berjalan sejauh dua mil
hal-hal yang mengherankan, hal-hal yang sangat sulit untuk dimengerti akan
terjadi, sebab kesempatannya untuk mendapatkan tiga hal yang mengherankan dan hal
yang keempat yang sulit dimengerti, kesempatan itu mudah dialami oleh setiap
orang.
Kesempatan satu mil dengan kesempatan dua mil
itu berbeda, kesempatan berjalan sejauh dua mil
lebih luas/lebih panjang, sehingga kita dapat melihat tiga hal
yang mengherankan dan hal yang keempat, sebab itu kita tidak boleh cengeng,
tidak boleh putus asa, untuk dua mil
perjalanan. Tuhan mendidik orang yang diakui-Nya anak
dan dikasihi-Nya, tidak ada anak yang tidak dihajar oleh seorang bapa. Kalau
anak bebas dari sebuah hajaran dia anak gampangan, anak yang lahir di luar
nikah, tetapi berujung kepada kebinasaan.
3.
Berilah
kepada orang yang meminta kepadamu, janganlah menolak orang yang meminjam.
Sebab alasannya;
a.
Yesus adalah Bapa yang baik.
Bapa yang baik tidak akan memberi batu jika anaknya
meminta roti, Bapa yang baik tidak akan memberi ular jika anaknya meminta ikan.
b.
Kita ini hanyalah sebagai penumpang di
dunia ini.
Sebetulnya kita menantikan kerajaan sorga,
dari situlah kita datang, dari situlah kita menantikan Dia. Tanah air kita yang sesungguhnya adalah sorga, bukan dunia ini,
kita ini hanya menumpang.
Ayo belajarlah memberi tumpangan kepada orang
yang meminta, dan jangan menolak orang yang meminjam.
.
Yang keenam.
Matius 5:43-45
(5:43) Kamu telah
mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
(5:44) Tetapi Aku
berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu.
(5:45) Karena
dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang
menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan
hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Menurut hukum
Taurat; “mengasihi
sesama tetapi musuh dibenci”
Kebenaran dari salib;
mengasihi musuh sekaligus mendoakan orang yang menganiaya, jangan mengutuki,
jangan menghakimi, jangan mendakwa, karena itu sifat tabiat dari iblis atau setan.
Iblis atau setan tidak pantas berada di dalam kerajaan
sorga itu sebabnya dia dilemparkan ke dalam dunia orang mati. Jadi orang yang
suka menghakimi, orang yang suka mendakwa, dia tidak pantas melayani Tuhan,
tidak pantas berada di
hadapan takhta kasih karunia.
Matius 5:45
(5:45) Karena dengan
demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan
matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi
orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Mengasihi musuh kemudian
berdoa kepada yang menganiaya dengan demikian kita menjadi anak-anak Allah yang di sorga.
SIFAT TABIAT DARI ALLAH BAPA
DI SORGA;
-
Menerbitkan
matahari kepada orang jahat dan kepada orang baik,
berarti kasih itu tidak memandang muka,
tidak hanya mengasihi yang baik.
-
Menurunkan
hujan bagi orang yang benar dan bagi orang yang
tidak benar.
Jadi
berkat-berkat yang dicurahkan berlaku untuk semua orang.
Matius 5:46-47
(5:46) Apabila kamu
mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai
juga berbuat demikian?
(5:47) Dan apabila
kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari
pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat
demikian?
Kerugian apabila mengasihi sesama tetapi membenci musuh;
-
Tidak mendapat upah dari sorga seperti
pemungut cukai.
-
Kalau
hanya memberi salam kepada sesama saudara
sama sekali ia tidak mempunyai kelebihan, ia sama seperti
orang yang tidak mengenal Allah, ia sama seperti orang yang ada diluaran sana
yang tidak mengerti kebenaran.
Jadi dapat kita mengambil kesimpulan bahwa; tubuh (sidang jemaat) adalah kepenuhan Dia.
Matius 5:48
(5:48) Karena itu
haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
“Karena itu haruslah
kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Sedikit kesaksian; Setelah beberapa lama tergembala di tempat ini (menjadi keluarga “Betania”), Seorang pemudi bertanya kepada saya: “Om apakah
mungkin saya bisa sempurna?” Lalu saya jawab; “memang
manusia tidak ada yang sempurna bahkan sayapun masih jauh dari sempurna (masih terdapat kelemahan
disana sini), tetapi kebenaran dari salib harus ditegakkan.”
Yang pertama dihapuskan dan menegakkan yang kedua,
UNTUK MEMENUHI SEGALA SESUATUNYA di dalam kehidupan umat Tuhan, sebab tubuh-Nya adalah kepenuhan
Dia.
Kolose 1:18-19
(1:18) Ialah kepala
tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang
mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
(1:19) Karena
seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,
Seluruh kepenuhan
Allah bekenan diam di dalam Dia dan sidang jemaat adalah kepenuhan Dia.
Yesus datang untuk melakukan
kehendak Allah Bapa
hal itu tertulis di dalam
gulunga kitab.
Sejauh mana Tuhan memakai seorang hamba Tuhan dalam kuat
kuasa Roh Kudus untuk meneliti keselamatan yang Tuhan berikan, sejauh itu juga nanti
Roh Tuhan memakai hamba Tuhan itu untuk menyampaikan keselamatan yang dari sorga.
Sejauh mana kerinduan kita
terhadap firman Tuhan, sejauh itu nanti Tuhan berkemurahan bagi kita semua,
Tuhan sedang mempersiapkan kehidupan kita, hati kita untuk diisi oleh firman
Tuhan sejauh kerinduan di hati.
Dan malam ini kita sudah melihat bahwa seluruh kepenuhan
Allah berkenan diam di dalam Dia dan sidang jemaat adalah kepeuhan Dia, kita
sudah perhatikan tadi dalam enam perkara perbandingan antara hukum Taurat
dengan kebenaran dari salib. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment