IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 JANUARI 2020
KITAB KOLOSE
(Seri: 80)
Subtema: MEMILIKI KUASA SANG KHALIK
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan oleh karena rahmat dan kasih
karunia-Nya yang sudah memungkinkan kehidupan kita pribadi lepas pribadi untuk
dihimpunkan di tengah Ibadah Doa Penyembahan di malam ini, kita bersyukur
tentunya.
Saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada kiranya
Tuhan memberkati kita.
Oleh sebab
itu mari kita berdoa dan memohon supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya
sehingga kita boleh merasakan lawatan Tuhan sebagai perhatian dan dua tangan
Tuhan bagaikan kepak dua sayap burung nasar yang kuat menopang kehidupan kita,
membawa kehidupan kita mendekat kepada Dia, sehingga kita boleh merasakan
dekapan kasih sayang dan kasih setia Tuhan.
Segera saja
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat
yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose
3:9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai,
karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia
baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar
menurut gambar Khaliknya;
Sedikit
tentang penjelasan ayat 9, “Jangan
lagi kamu saling mendustai,” berarti antara satu dengan yang lain jangan
lagi saling mendustai. Tetapi marilah kita menampilkan hati kita yang
sebenar-benarnya di hadapan Tuhan maupun di hadapan sesama dengan cara berkata
jujur. Sebab setiap perkataan yang keluar dari mulut tentu itu semua
berasal dari dalam hati kita masing-masing.
Penjelasan ayat
10, tujuan dari pembaharuan: untuk memperoleh pengetahuan yang
benar menurut gambar Khaliknya atau menurut gambar sang Pencipta.
Mari kita
lihat SANG PENCIPTA ...
Kejadian
1:26-27
(1:26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan
di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan
atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (1:27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka.
Allah
menciptakan laki-laki dan perempuan yakni Adam dan Hawa menurut gambar Allah --
sang Khalik -- sang Pencipta manusia
itu sendiri.
Pada ayat
27, “Maka Allah menciptakan manusia
itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka.”
Jadi kata “diciptakan” itu di sini dinyatakan
berulang-ulang, menunjukkan bahwa betul-betul manusia diciptakan oleh Allah
sendiri -- sang Khalik, sang Pencipta
-- kita tidak boleh ragu di situ, sebab kita tidak terbentuk begitu saja,
tetapi betul-betul manusia diciptakan oleh sang Khalik, sang pencipta.
Kejadian
1:28
(1:28) Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Setelah
menjadikan manusia, selanjutnya Allah memberkati mereka. Jadi kita
diciptakan untuk selanjutnya diberkati.
Kemudian
setelah diberkati, selanjutnya Allah berfirman atau Allah memberi suatu
perintah kepada manusia yaitu: "Beranakcuculah
dan bertambah banyak,” maksudnya penuhilah bumi dan taklukkanlah itu.
Kalau nikah
itu diberkati pasti beranak cucu dan bertambah banyak, tidak akan mandul.
Taklukanlah
bumi itu berarti berkuasa atas: Ikan-ikan di laut, burung-burung di
udara, binatang-binatang merayap di bumi. Itu yang dimaksud taklukanlah
-- bumi – itu; udara, laut, bumi
ditaklukan.
- Ikan-ikan di laut, menunjuk
kepada: ANTIKRIS.
- Burung-burung di udara, menunjuk
kepada: SI ULAR TUA yaitu naga merah padam.
- Binatang yang merayap di bumi,
menunjuk kepada: NABI-NABI PALSU.
Jadi
pembaharuan yang kita alami dari hari ke sehari membawa kita sampai tingkat
rohani yang dewasa atau sempurna. Sempurna berarti segambar serupa dengan Allah
-- sama mulia -- sehingga kita
memiliki kuasa seperti kuasa yang dimiliki sang Khalik sehingga berkuasa atas
ikan di luat, burung di udara, dan binatang yang merayap di bumi. Itu sasaran
kita untuk beribadah dan melayani selama kita di bumi ini.
Tentang: BINATANG
YANG MERAYAP DI BUMI.
Efesus
4:12-13
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus
bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Setelah
terwujudnya kesatuan tubuh atau terwujudnya pembangunan tubuh Kristus, menunjukkan bahwa kita semua telah mencapai:
- Kesatuan iman.
- Pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
- Kedewasaan penuh.
- Tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan
kepenuhan Kristus.
Kalau empat
perkara itu sudah nyata dalam setiap kehidupan kita, maka; gereja Tuhan telah mencapai kedewasaan penuh -- sempurna -- sama mulia dengan sang
Khalik.
Efesus 4:14
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan
oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam
kelicikan mereka yang menyesatkan,
Kehidupan
yang sudah mencapai kedewasaan penuh (gereja Tuhan yang sempurna), tidak
mudah diombang-ambingkan oleh ajaran palsu yang menyesatkan dari nabi-nabi
palsu.
Dengan lain kata; berkuasa atas binatang yang merayap di bumi.
Tentang:
BURUNG-BURUNG DI UDARA.
Wahyu 12:1-2
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di
langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah
kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. (12:2) Ia sedang mengandung dan dalam
keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
Di sini kita
melihat suatu tanda besar di langit yakni, seorang perempuan:
- Berselubungkan
matahari.
- Bulan
di bawah kakinya.
- Mahkota
dari 12 bintang di atas kepalanya.
Jadi ayat
1-2 ini adalah gereja yang sempurna, sudah mencapai
tingkat kedewasaan yang penuh. Firman
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel berkuasa untuk membawa kita sampai ke
tingkat kedewasaan penuh atau menjadi gereja Tuhan yang sempurna itulah
Mempelai Tuhan (tubuh Kristus).
Wahyu 12:3
(12:3) Maka
tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga
merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas
kepalanya ada tujuh mahkota.
Kemudian,
tampak suatu tanda lain di langit (tidak besar) yaitu seekor naga
merah padam yang besar.
- Berkepala
tujuh.
- Bertanduk
sepuluh.
- Tujuh
mahkota di atas kepalanya.
Kalau kita
lihat dari tanda-tanda ini, naga besar merah padam ini menyerupai dua
puluh empat tua-tua yang duduk di atas dua puluh empat tahkta, berjubah
putih. 7 kepala + 10 tanduk + 7 mahkota = 24.
Pendeknya,
mempelai Wanita Tuhan (geraja yang sempurna) sedang berhadapan dengan naga merah
padam.
Wahyu 12:6
(12:6) Perempuan
itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya
oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari
lamanya.
Penjelasan ayat
6, perempuan itu lari ke Padang Gurun (Padang Belantara) supaya dipelihara
di sana selama 1260 Hari = 42 Bulan = 3,5 Tahun. Allah menyediakan suatu tempat
baginya (dipelihara).
Wahyu
12:13-14
(12:13) Dan ketika
naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan
yang melahirkan Anak laki-laki itu. (12:14) Kepada perempuan itu
diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke
tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu
selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
Di sini kita
melihat, naga itu memburu perempuan itu, tetapi kepada perempuan itu diberi dua
sayap dari burung nasar yang besar supaya dia terbang ke padang gurun dan
dipelihara di sana selama satu masa, dan dua masa, dan setengah masa = 3,5
Tahun = 42 Bulan = 1260 Hari, jauh dari mata ular.
Wahyu 12:15
(12:15) Lalu ular
itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan
itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.
Ular itu menyemburkan dari mulutnya air sebesar sungai
ke arah perempuan itu.
Tujuannya;
supaya perempuan itu dihanyutkan sungai itu.
Saudaraku,
air sebesar sungai mempunyai arus yang begitu deras, maka akan menyeret segala
sesuatu yang dilalui oleh sungai itu.
Beberapa
hari yang lalu, turunlah hujan deras dan terjadilah banjir yang hebat, menjadi
sungai yang besar menggeser semua yang ada, bukan hanya benda-benda kecil,
termasuk kendaraan besar juga dihanyutkan ketika Jakarta dikepung oleh banjir
beberapa hari yang lalu.
Demikian
juga air sebesar sungai ini nanti akan menggeser semua tempat-tempat yang
dilalui, untuk menghayutkan (menenggelamkan) kehidupan rohani dari anak-anak
Tuhan. Jadi ini benar-benar senjata pamungkas (senjata yang terakhir). Begitu
besar (derasnya) sungai yang disemburkan oleh naga itu, tidak ada seorang pun
yang bisa bertahan dengan kekuatannya, dengan kemampuannya, dengan
intelektualnya, dengan hartanya, dengan kedudukan dan jabatan yang dimiliki
bahkan sekalipun dia pejabat tinggi, tidak ada yang bisa bertahan. Hari-hari
ini, banjir telah melanda negara kita Indonesia, bahkan dunia telah dilanda oleh
banjir yang hebat, yakni; dosa kenajisan untuk menghanyutkan dan menenggelamkan
kerohanian semua orang tanpa terkecuali.
Saudaraku,
dunia ini juga mempunyai arus yang begitu deras untuk menghanyutkan kerohanian
dari anak-anak Tuhan, kalau kita terlena dengan dunia ini, jauh dari Tuhan,
tidak tertutup kemungkinan akan diseret oleh derasnya pengaruh dari dunia ini.
Wahyu 12:16
(12:16) Tetapi bumi
datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai
yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
Tetapi bumi
datang menolong perempuan itu, bumi membuka mulutnya dan menelan sungai yang
disemburkan naga itu dari mulutnya.
Kejadian 2:6
(2:6) tetapi ada kabut
naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu —
“Tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi.” Itu menunjuk doa
penyembahan bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat Tuhan. Jadi untuk
menolong kita dari air sebesar sungai yang disemburkan dari mulut naga yang
menghanyutkan itu adalah hanya lewat DOA PENYEMBAHAN.
Pembaharuan itu harus kita alami, pembaharuan itu harus membawa kita
sampai pada puncak rohani, yaitu; doa penyembahan. Hidup di dalam penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, tunduk dan pasrah kepada kehendak Allah.
Sekalipun Yesus adalah Anak, tetapi Dia tunduk dan pasrah kepada kehendak
Allah.
Pendidikan yang tinggi, gelar yang
tinggi, tidak akan bisa menolong dan melepaskan saudara dari air yang
disemburkan dari mulut naga sebesar sungai, yang arusnya sangat deras. Tetapi
kalau kerohanian kita sudah sampai pada puncaknya itulah doa penyembahan di
dalam penyerahan diri sepenuh, di situ kita tertolong. Maka imam-imam
(pelayan-pelayan Tuhan) harus hidup di dalam doa penyembahan, kerohaniannya harus sampai pada doa penyembahan, tanda penyerahan diri sepenuh. Tidak boleh mudah
bersungut-sungut di dalam menghadapi persoalan, dikit-dikit ngomel.
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka
datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah
dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan
takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa
orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
“Seorang
malaikat lain.” Menunjuk pribadi Yesus Kristus, Dia adalah Imam Besar
yang senantiasa mengadakan pendamaian terhadap dosa, sekaligus memimpin
orang-orang kudus di dalam doa penyembahan bagaikan asap dupa kemenyan naik ke hadirat Tuhan.
Jadilah
Mezbah dupa besar, hidup di dalam doa penyembahan yang besar di hari-hari
terakhir ini, untuk melepaskan kita dari air sebesar sungai yang disemburkan dari
mulut naga itu.
Semua
perkara (semua benda) kalau dilemparkan ke atas, akhirnya akan jatuh juga ke bawah. Hanya satu perkara yang lepas dari daya tarik bumi, itulah asap dupa
kemenyan (doa penyembahan) dari orang-orang kudus.
Tentang: IKAN-IKAN
DI LAUT.
Wahyu 13:1-2
(13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan
berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota
dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:2) Binatang yang
kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang
dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya
kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
Di sini kita
melihat; “Binatang keluar dari dalam laut.” Menunjuk kepada Antikris.
Adapun wujud antikris:
- Bertanduk
sepuluh (10).
- Berkepala
tujuh (7).
- Di
atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh (10) mahkota.
Maka; 10
+7 +10 = 27. Jelas ini menunjuk kepada Perjanjian Baru = Injil. Di
dalam injil ini menceritakan pribadi Yesus sepenuh. Dari wujud yang kita lihat
ini, berarti antikris berusaha menyamai pribadi Yesus, Anak Allah.
Tetapi
sayangnya anak Tuhan tidak bisa diakal-akali.
Adapun
antikris ini gabungan dari tiga jenis binatang, antara lain:
1. Macan
Tutul -> Kecepatan dan ketangkasan.
Jadi
saudaraku, jika gereja Tuhan tidak dewasa secara rohani, tidak mungkin sanggup
menghadapi kecepatan dan ketangkasan dari antikris ini. Sebab itu berkali-kali
saya sampaikan, gereja Tuhan harus sampai kepada derajat yang paling tinggi.
Selain hidup di dalam doa penyembahan (penyerahan diri sepenuh), juga harus
menjadi imamat rajani. Maka pada saat kita berada pada derajat yang tinggi,
barulah kita dapat melihat dan mengerti keberadaan dari pada antikris dengan kecepatan dan
ketangkasannya.
2. Beruang
-> Cengkraman sehingga musuh tidak luput.
3. Singa
-> Mulut yang buas sehingga dapat menggoyahkan seseorang (iman yang
lemah).
Ada
dua jenis singa, yakni; singa dari suku Yehuda dan singa setan. Singa setan
mengaum-ngaum untuk mencari musuh yang dapat ditelannya... 1 Petrus 5:8.
Awal pertama
saya mengenal Pengajaran Mempelai yang benar dan murni, saya berusaha untuk
hidup di dalamnya, sehingga ketika saya melihat model pelayanan hanya berbicara
soal yang lahiriah, berbicara soal perkara daging, perkara di bawah, hati saya menangis, hancur
sehancur-hancurnya, saya menangis bukan karena pembukaan firman Tuhan, tetapi
menangis karena melihat suasana gereja yang semacam itu.
Semoga semua
hamba Tuhan memiliki hati yang seperti itu. Kalau semua hamba Tuhan seperti
itu, sidang jemaat tidak bisa memilih gereja A, sidang jemaat tidak bisa
memilih gereja B, sidang jemaat tidak bisa memilih gereja yang enak-enak buat
daging. Tetapi persoalannya, setan sedang mengobrak-abrik gereja Tuhan di
hari-hari terakhir ini.
Tetapi Tuhan
Yesus Baik, Tuhan tidak ijinkan sidang jemaat GPT “Betania” diobrak-abrik oleh
setan, asal kita mau menghargai pembukaan firman dengan sungguh-sungguh.
Kemudian,
naga itu memberikan kepada binatang itu (antikris);
1. Kekuatannya.
2. Takhtanya.
3. Kekuasaannya
Wahyu 12, gereja yang sempurna tertolong oleh
doa penyembahan. Maka naga itu tidak mau lagi kecolongan, oleh sebab itu dia memberikan kekuatannya, takhtanya,
dan kekuasaannya kepada binatang yang pertama (antikris). Kitapun tidak boleh kecolongan, dengan kata lain; tidak lagi bermain-main dalam ibadah, tidak
boleh keras hati, sombong, angkuh, tidak boleh merasa sudah mengerti firman,
merasa benar, merasa suci, sebaliknya harus dengan rendah hati dan lemah lembut pada saat mendengar firman Tuhan yang disampaikan.
Setan tidak
mau kecolongan dua kali, sebab itu kitapun tidak boleh kecolongan.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku
melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama
seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Di sini kita
melihat; “Seekor binatang lain keluar dari dalam bumi.” Menunjuk kepada nabi-nabi
palsu.
Adapun wujud
dari pada binatang yang kedua (nabi-nabi palsu) ini;
- Bertanduk
dua sama seperti anak domba. Jelas ini menunjuk kepada hamba Tuhan (pelayan
Tuhan) yang senantiasa membawa korban dan persembahan. Tetapi yang lucunya,
- Ketika
ia berbicara sama seperti seekor naga. Berarti; wujud dan perkataannya
tidak sama.
Berarti dapat kita simpulkan;
binatang yang kedua yang keluar dari dalam bumi ini -> nabi-nabi palsu.
Mengapa
setelah melihat binatang pertama (binatang yang keluar dari dalam laut) saya
membawa saudara untuk melihat binatang kedua (binatang yang keluar dari dalam
bumi)? Ternyata binatang pertama (antikris) dan binatang kedua (nabi-nabi
palsu), bekerja sama. Walaupun memang tadi kita berbicara tentang ikan-ikan
di laut, tetapi kenyataannya, ikan-ikan di laut bekerja sama dengan binatang
yang merayap di bumi -- Antikris bekerja sama dengan nabi-nabi palsu --
Wahyu
13:12-14
(13:12) Dan seluruh
kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia
menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang
luka parahnya telah sembuh.
Kita lihat
di sini, binatang yang kedua (nabi-nabi palsu) menjalankan kuasa
dari binatang yang pertama (antikris), tadi binatang yang pertama (antikris)
menjalankan kuasa dari naga merah padam. Berarti; naga
merah padam, antikris, maupun nabi-nabi palsu adalah tritunggalnya setan.
Wahyu
13:13-14
(13:13) Dan ia mengadakan
tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di
depan mata semua orang. (13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di
bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya
di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya
mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang,
namun yang tetap hidup itu.
Singkatnya;
nabi-nabi palsu dan antikris bekerja sama supaya pada akhirnya banyak orang
murtad dengan cara mengadakan banyak mujizat. Jadi, nabi-nabi palsu menyesatkan
banyak orang dengan tanda-tanda heran, itulah kuasa yang diterima dari setan.
Maka saudara
jangan lagi heran melihat tanda-tanda heran (mujizat) kalau itu terjadi, sebab
yang terpenting adalah salib harus ditegakkan di tengah ibdah dan pelayanan.
Mujizat bisa saja terjadi, tetapi salib harus ditegakkan.
Hari minggu
lalu kita sudah melihat, kota Sodom dan Mesir adalah kota yang menyalibkan
Tuhan. Kata lain dari Yerusalem adalah Sodom dan Mesir, itu nanti menjadi pusat
(ibu kota) dari antikris untuk menjalankan roda pemerintahannya, di situ
penyaliban terjadi. Jadi sudah sangat jelas, salib itu ditegakkan di tempat yang hina,
di tempat yang kotor. Kehidupan kita ini kotor, jadi kalau salib ditegakkan kita
harus bersyukur, jangan mencari kesukaan daging di tengah ibadah.
Jadi, nabi
palsu menyesatkan manusia dengan tanda-tanda/mujizat-mujizat.
Wahyu
13:16-18
(13:16) Dan ia
menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin,
merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17)
dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka
yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
(13:18) Yang
penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah
ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan
seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Untuk
menghadapi akal bulus dari antikris ialah kita harus memiliki
HIKMAT.
Untuk
menghadapi naga harus hidup di dalam doa penyembahan.
Dan untuk
menghadapi nabi palsu harus memiliki Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel.
Hikmat fungsinya
dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, menunjuk kepada orang yang
bijaksana. Milikilah hikmat supaya kita bijaksana, maka dengan akal budi dan
kebijaksanaan inilah kita dapat membedakan mana roh antikris dan mana Roh
Allah. Jangan melayani, tetapi tidak tahu mana yang suci dan mana yang tidak
suci, mana daging dan mana Roh.
Mati Kita
melihat tentang: HIKMAT.
1 Raja-raja
3:5
(3:5) Di Gibeon
itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam.
Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu."
Tuhan
menampakkan diri untuk pertama kali kepada Salomo di Gibeon dalam suatu mimpi.
Lalu di dalam mimpi itu, Tuhan menawarkan kepada Salomo untuk meminta apa yang
hendak Tuhan berikan kepadanya.
Kalau kita
bertemu dengan Allah apa yang akan kita minta? Banyak orang memohon, ingin ini,
ingin itu, ingin kaya, ingin semua hal-hal yang sifatnya menyukakan daging,
pasti itu yang diminta oleh kebanyakan orang Kristen.
Tetapi mari
kita melihat apa yang diminta oleh Raja Salomo..
1 Raja-raja
3:7-12
(3:7) Maka
sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi
raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum
berpengalaman. (3:8) Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah
umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak
terkira banyaknya.
(3:9) Maka
berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk
menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang
jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar
ini?" (3:10) Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta
hal yang demikian. (3:11) Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh
karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang
atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk
memutuskan hukum, (3:12) maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai
dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang
penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun
seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.
Singkatnya;
pada pertemuan yang pertama dengan Allah, Salomo meminta hikmat kepada
Allah. Dia tidak meminta yang lain, antara lain:
- Umur
panjang.
- Kekayaan.
- Nyawa
musuh.
Biasanya
kalau seseorang sudah jengkel kepada seseorang rasanya ingin dibunuh saja,
tetapi dalam hal ini Salomo tidak demikian, dia tidak meminta hal yang seperti
itu. Dia hanya meminta hikmat (akal budi dan pengertian). Dia merasa bodoh,
tidak mempunyai pengertian apa-apa. Dan dia meminta itu bukan untuk
kepentingannya, tetapi supaya paham menimbang perkara di tengah umat yang
besar, dia dapat memutuskan dan menyelesaikan segala perkara-perkara dan
persoalan-persoalan yang terjadi. Kalau tidak ada hikmat, kita tidak dapat
menyelesaikan permasalahan yang begitu rumit dan permintaan Salomo itu
dipandang baik oleh Tuhan.
Jadi fungsi
dari hikmat adalah untuk menyelesaikan/menimbang suatu perkara, karena dengan
hikmat kita dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat sehingga masalah
pun terselesaikan.
1 Raja-raja
3:16-27
(3:16) Pada waktu
itu masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di
depannya.
(3:17) Kata
perempuan yang satu: "Ya tuanku! aku dan perempuan ini diam dalam satu
rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu. (3:18) Kemudian
pada hari ketiga sesudah aku, perempuan ini pun melahirkan anak; kami
sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami
berdua saja dalam rumah. (3:19) Pada waktu malam anak perempuan ini
mati, karena ia menidurinya. (3:20) Pada waktu tengah malam ia bangun,
lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur,
dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu
dibaringkannya di pangkuanku. (3:21) Ketika aku bangun pada waktu pagi
untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku
mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang
kulahirkan." (3:22) Kata perempuan yang lain itu: "Bukan!
anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati." Tetapi perempuan yang
pertama berkata pula: "Bukan! anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup."
Begitulah mereka bertengkar di depan raja. (3:23) Lalu berkatalah raja:
"Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang mati.
Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup." (3:24)
Sesudah itu raja berkata: "Ambilkan aku pedang," lalu dibawalah
pedang ke depan raja. (3:25) Kata raja: "Penggallah anak yang hidup
itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi
kepada yang lain." (3:26) Maka kata perempuan yang empunya anak
yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya
itu, katanya: "Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan
sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang lain itu berkata: "Supaya jangan
untukku ataupun untukmu, penggallah!" (3:27) Tetapi raja menjawab,
katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali
membunuh dia; dia itulah ibunya."
Oleh hikmat
dari Tuhan, Salomo dapat menyelesaikan perkara dari dua nikah yang telah
hancur.
Hubungan
kita dengan Allah adalah hubungan nikah yang suci, manakala hubungan nikah yang
suci itu telah rusak, maka hubungan kita
dengan Tuhan terputus. Pada saat hubungan kita terputus dengan Tuhan maka di
situlah terjadi penyangkalan demi penyangkalan.
Maka sebelum
masalah (nikah) dibawa kepada Salomo, dua wanita tuna susila ini
berselisih besar, masalah tidak kunjung selesai. Tetapi setelah diadili dengan
hikmat, maka masalah selesai, tuntas. Termasuk menghadapi akal-akalan dari
nabi-nabi palsu dan antikris tadi (ikan di laut).
1 Raja-raja
3:28
(3:28) Ketika
seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah
mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada
dalam hatinya untuk melakukan keadilan.
“Oleh hikmat
Salomo maka takutlah bangsa Israel kepada Raja.”
Doakan terus
supaya Tuhan memberikan hikmat, yakni; pembukaan rahasia Firman, tujuannya supaya kita takut akan Tuhan, Dia Raja di atas segala
Raja. Takut akan Tuhan; benci kejahatan dan benci kenajisan.
Dulu kita
merasa Tuhan itu tidak adil, Tuhan itu egois, Tuhan tidak sayang kepada kita,
padahal kita yang salah sehingga kita katakan Tuhan tidak adil. Tetapi oleh
hikmat malam ini kita harus mengakui bahwa Tuhan adil. Kita tidak mungkin lagi
ngomel dan bersungut-sungut kepada Tuhan karena Tuhan adil.
Jadi jangan
menyalahkan Tuhan di dalam panggilan kita masing-masing.
1 Raja-raja
4:21-28
(4:21) Maka Salomo
berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang
Filistin dan sampai ke tapal batas Mesir. Mereka menyampaikan
upeti dan tetap takluk kepada Salomo seumur hidupnya. (4:22) Adapun
persediaan makanan yang diperlukan Salomo untuk sehari ialah tiga puluh kor
tepung yang terbaik dan enam puluh kor tepung biasa, (4:23) sepuluh ekor
lembu gemukan dan dua puluh lembu gembalaan dan seratus ekor domba, belum
terhitung rusa, kijang, rusa dandi dan gangsa piaraan, (4:24) sebab ia
berkuasa atas seluruh tanah di sebelah sini sungai Efrat, mulai dari Tifsah
sampai ke Gaza, dan atas semua raja di sebelah sini sungai Efrat; ia dikaruniai
damai di seluruh negerinya, (4:25) sehingga orang Yehuda dan orang
Israel diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon
aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo. (4:26) Lagipula Salomo
mempunyai kuda empat puluh ribu kandang untuk kereta-keretanya dan dua belas
ribu orang berkuda. (4:27) Dan para kepala daerah itu menjamin makanan
raja Salomo serta semua orang yang ikut makan dari meja raja Salomo. Mereka
membawanya masing-masing dalam bulan gilirannya dengan tidak mengurangi sesuatu
apa pun. (4:28) Jelai dan jerami untuk kuda-kuda biasa dan kuda-kuda
teji dibawa mereka ke tempat yang semestinya, masing-masing menurut
tanggungannya.
(4:29) Dan Allah
memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang
luas seperti dataran pasir di tepi laut,
Pada ayat
21; “Salomo berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai
negeri orang Filistin.”
- Efrat, pemberitaan firman tetapi di tengah-tengahnya ada
kenajisan.
- Filistin,
itu gambaran dari setan.
- Mesir,
adalah gambaran dari pada dunia.
Kalau
kita berkuasa atas sungai Efrat (dosa kanjisan), berkuasa atas Filistin
(setan), dan berkuasa atas Mesir (dunia) maka kekayaan dunia akan dibawa
ke pada Tuhan, ke dalam kandang penggembalaan ini.
Kemudian,
pada ayat 25; Oleh hikmat Salomo akhirnya Yehuda dan Israel hidup
tenteram, damai sejahtera.
Satu dengan
yang lain hidup tenteram, tidak saling memusuhi, tidak saling gontok-gontokan,
tidak saling sikut menyikut, tidak saling menggigit, tidak saling main
belakang.
Pada ayat
29; Ukuran hikmat Salomo di sini begitu luas seperti dataran pasir di tepi
laut. Siapa yang dapat menghitung pasir di tepi laut? Tentu tidak ada.
1 Raja-raja
4:30-33
(4:30) sehingga
hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat
orang Mesir.
(4:31) Ia lebih
bijaksana dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan dari
pada Heman, Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di
antara segala bangsa sekelilingnya. (4:32) Ia menggubah tiga ribu
amsal, dan nyanyiannya ada seribu lima. (4:33) Ia bersajak tentang
pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop
yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan dan tentang burung-burung
dan tentang binatang melata dan tentang ikan-ikan.
Salomo oleh hikmatnya:
- Mengubah
3000 amsal.
- Nyanyian
Salomo ada 1005.
Tidak berhenti sampai di situ, oleh hikmat
Salomo, dia bersajak tentang pohon-pohonan, antara lain:
- Pohon
aras yang di gunung Libanon.
Kita
ini digambarkan sama seperti pohon (kayu), tetapi kalau kita memiliki hikmat,
kehidupan seperti kayu ini pun dapat dipakai Tuhan sama seperti peti dari Tabut
Perjanjian yang terbuat dari kayu penaga, dilapisi dengan emas
luar dan dalam.
- Hisop
yang tumbuh pada dinding batu.
Hisop adalah daun atau tumbuhan yang sangat lembut. Keuntungannya, dapat menyerap darah sebanyak-banyaknya.
Selanjutnya hisop yang telah menyerap darah ini, disapukan di ambang atas pintu
dan dua tiang pintu. Hisop ini adalah gambaran dari hamba Tuhan yang rendah
hati dan lemah lembut, menjadi korban pendamaian untuk manusia (tubuh, jiwa, dan roh).
Maka
kalau pada akhirnya kita menjadi hamba Tuhan yang lemah lembut dan rendah hati,
itu karena kuasa dari pembukaan Firman Allah seperti hikmat Salomo tadi. Dia bercerita tentang Hisop yang
tumbuh di dinding batu.
Tidak
berhenti sampai di situ, Salomo juga berbicara tentang hewan, antara lain:
- Burung-burung
di udara.
- Binatang
melata.
- Ikan-ikan
di laut.
Pendeknya, hikmat Salomo sanggup mengatasi ikan di laut, burung di udara,
dan binatang merayap di bumi.
Jangan bimbang dan ragu dengan
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel? Justru oleh Pengajaran Mempelai
dalam terangnya Tabernakel rohani kita terukur.
Ayo,
sekarang Tuhan mau membawa ukuran rohani kita sampai pada puncaknya, mari kita
tersungkur di bawah kaki salib Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment