KEBAKTIAN NATAL PERSEKUTUAN: PENGAJARAN
PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) – SESI 1
SERANG, 27 DESEMBER 2019
Tema: SILSILAH LAHIRNYA YESUS KRISTUS
(Matius 1:1-5)
Subtema: BANGSA
KAFIR TURUT MERAYAKAN NATAL
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan. Oleh karena rahmat dan kasih
karunia-Nya, kita diperkenankan untuk mengikuti Kebaktian Natal Persekutuan:
PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT), itu adalah kemurahan Tuhan yang Tuhan
anugerahkan kepada kita semua tentunya. Panitia yang sudah berjerih lelah,
persekutuan kita semua tidak menjadi sia-sia.
Saya tidak
lupa juga menyapa anak-anak Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman
Tuhan lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati.
Di
tengah-tengah kita hadir Bapak PEMBIMAS Kristen Provinsi Banten, Bapak Junit
Sihombing, M.Th, Tuhan memberkati, Tuhan membalaskan berlipat ganda. Baik juga
rekan-rekan saya yang bekerja di ladang Tuhan, Tuhan memberkati kehadirannya,
Tuhan memberkati perhatiannya, Tuhan memberkati doa-doa yang sudah dinaikkan,
Tuhanlah yang membalaskan berlipat-lipat ganda dari manapun saudara datang,
dari berbagai-bagai tempat sudah berjuang bersama-sama untuk mengikuti acara
ini.
Saya juga
tidak lupa menyapa imam-imam yang hadir dari gereja-gereja, bahkan sidang
jemaat yang juga undangan, tamu, simpatisan, kiranya Tuhan memberkati dan
membalaskan kehadiran saudara. Di tengah kami ada orangtua kami, juga mertua
kami datang dari Semarang.
Mari kita
berdoa kepada Tuhan dan dalam doa kita mohonkan supaya kiranya Tuhan bukakan
firmannya malam ini, dan kita diberkati. Hidup, ibadah, pelayanan, nikah dan
rumah tangga kita semua dipulihkan, diberkati dengan limpah ruah.
Segera saja
kita memperhatikan tema Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN
TABERNAKEL (PPT), yang akan berlangsung selama dua hari, 27-28 Desember 2019 di
Serang, yaitu: SILSILAH LAHIRNYA YESUS KRISTUS (Matius 1:1-5). Segera
kita memperhatikan kemurahan Tuhan yang akan kita terima malam hari ini.
Matius 1:1-6
(1:1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak
Daud, anak Abraham. (1:2)
Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub
memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, (1:3) Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres
memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, (1:4) Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason,
Nahason memperanakkan Salmon, (1:5)
Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed
memperanakkan Isai, (1:6) Isai
memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
Silsilah Yesus
Kristus, Anak Daud, Anak Abraham. Dari Abraham sampai Daud ada empat belas
keturunan.
Kita patut
bersyukur, Tuhan menarik kita di tengah-tengah perhimpunan ibadah pada hari
ini. Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka diusir dari taman Eden,
seperti keadaan kita; bagaikan kita dilemparkan ke bumi saat ini. Sehingga
dalam keadaan dilemparkan ke bumi ini, kita jatuh dalam berbagai-bagai jenis
dosa kejahatan dan berbagai-bagai jenis dosa kenajisan. Tetapi puji Tuhan,
Kristus lahir membebaskan kita. Natal terjadi, kita dibebaskan dari perbudakan
dosa.
Terangnya,
kita perhatikan ayat 17.
Matius 1:17
(1:17) Jadi seluruhnya ada: empat belas
keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud
sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke
Babel sampai Kristus.
Secara
keseluruhan ada:
- Empat
belas keturunan yang pertama; dari Abraham sampai Daud.
- Empas
belas keturunan yang kedua; dari Daud sampai ke pembuangan ke Babel.
-
Empat belas keturunan
yang ketiga; dari pembuangan ke Babel sampai Yesus Kristus lahir.
Kemudian,
silsilah Yesus Kristus terkait dengan empat rahim perempuan bangsa kafir:
1. Tamar.
2. Rahab.
3. Rut.
4.
Isteri Uria, orang Het
(Betsyeba).
Namun pada
empat belas keturunan yang pertama, yakni Abraham sampai Daud, hanya ada tiga
perempuan bangsa kafir yang tercatat:
1. Tamar.
2. Rahab.
3.
Rut.
Secara khusus,
Kebaktian Natal Persekutuan: PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) Tahun 2019
ini, kita akan melihat PRIBADI RUT.
Siapa Rut ini?
Rut adalah:
1. Satu
dari empat perempuan bangsa kafir yang terkait dengan silsilah Yesus Kristus.
2. Rut
adalah menantu Naomi, yang ditinggal mati oleh Mahlon, suaminya, anak laki-laki
Naomi yang pertama. Pendeknya; Rut adalah seorang janda.
3.
Rut adalah bangsa Moab
atau bangsa kafir.
Di dalam kitab
Rut, nama Rut selalu dikaitkan dengan kata:
“Rut, perempuan Moab”, dibuktikan dengan ayat-ayat sebagai berikut:
1. Rut
1:22,
“... Rut, perempuan Moab ...”
2. Rut
2:2,
“... Rut, perempuan Moab ...”
3. Rut
2:6,
“Dia adalah seorang perempuan Moab ...”
4. Rut
2:21,
“... Rut, perempuan Moab ...”
5. Rut
4:5,
“... Rut juga, perempuan Moab ...”
6.
Rut 4:10, “... Rut, perempuan Moab ...”
Hal ini perlu
dituliskan sebanyak enam kali, supaya manakala Rut dipermuliakan oleh Tuhan,
Rut tidak boleh lupa asal usul.
Ciri bangsa
Moab (bangsa kafir):
1. Hidup
dalam penyembahan berhala.
2.
Hidup dalam dosa
kenajisannya.
Kita akan
melihat dua ciri bangsa kafir.
Yang Pertama: HIDUP DALAM PENYEMBAHAN BERHALA.
Rut 1:15
(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu
kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu
itu."
Naomi berkata
kepada Rut: “Telah pulang iparmu kepada
bangsanya dan kepada para allahnya.”
Kalimat: “para allahnya”, menunjukkan bahwa;
bangsa Moab atau bangsa kafir hidup di dalam penyembahan berhala.
Doa saya: Kita
konsentrasi untuk menikmati kemurahan Tuhan. Jangan kita hanya konsentrasi saat
menonton televisi dan menonton yang lain. Tuhan Yesus nomor satu. Yang lahiriah
ini akan berlalu. Langit yang pertama, bumi yang pertama, laut pun akan
berlalu, diganti dengan mempelai Tuhan, Yerusalem baru, gunung Sion.
1 Korintus
12:2
(12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum
mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang
bisu.
Bangsa kafir
tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. Jangankan bangsa kafir
yang tidak mengenal Allahnya Israel, terkadang orang Kristen saja tanpa sadar ditarik
kepada berhala-berhala yang bisu. Berhala nomor satu, ibadah pelayanan menjadi
nomor dua, dan di sini dengan tegas dikatakan bahwa: bangsa kafir tanpa
berpikir, tanpa sadar digiring kepada berhala-berhala yang bisu. Banyak berhala
bangsa kafir.
1 Tawarikh
16:25-26
(16:25) Sebab besar TUHAN dan terpuji sangat, dan
lebih dahsyat Ia dari pada segala allah. (16:26)
Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi
TUHANlah yang menjadikan langit.
Allah Israel
lebih dahsyat dari segala berhala, sebab segala allah bangsa-bangsa (bangsa
kafir) adalah berhala.
Berhala,
artinya; segala sesuatu yang melebihi Tuhan, misalnya:
1. Meninggalkan
ibadah pelayanan karena menuntut ilmu (pendidikan), karena bisnis, karena
usaha, karena kesibukan-kesibukan yang lainnya. Segala sesuatu yang melebihi
dari Tuhan, melebihi ibadah pelayanan adalah berhala.
2. Keras
hati.
3.
Kebenaran diri
sendiri.
Mazmur 115:4-7
(115:4) Berhala-berhala mereka adalah perak
dan emas, buatan tangan manusia, (115:5)
mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata,
tetapi tidak dapat melihat, (115:6)
mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung,
tetapi tidak dapat mencium, (115:7)
mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki,
tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan
kerongkongannya.
Berhala bangsa
kafir adalah buatan tangan manusia, tetapi hal itu tidak disadari oleh bangsa
kafir yang adalah gambaran dari bangsa Moab tadi.
- "Mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata.
Mempunyai
mulut, tetapi tidak bisa bicara, tidak bisa berkata-kata, tidak bisa menyapa
satu dengan yang lain. Bayangkan kalau suami isteri membisu.
- Mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, berarti; berada dalam kegelapan yang luar biasa, tabrak
sana, tabrak sini.
- Mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, berarti; tuli.
- Mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, berarti; tidak dapat mencium kasih Allah yang
berbau harum lewat doa penyembahan.
- Mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, berarti; tidak bisa melayani Tuhan dan pekerjaan
Tuhan.
- Mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, berarti; tidak dapat berjalan melangkah bersama
dengan Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
-
Tidak dapat memberi suara
dengan kerongkongannya, berarti; diam saja, membisu.
Mazmur 115:8
(115:8) Seperti itulah jadinya orang-orang
yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.
Seperti itulah
keadaan bangsa kafir; menjadi kaku dan bisu, tidak dapat melayani Tuhan, tidak
dapat melayani pekerjaan Tuhan, karena tuhannya adalah berhala buatan tangan,
menyembah hasil karya tangannya sendiri, bukan menyembah Allah yang hidup.
Bukankah hal ini sesuatu yang sangat aneh?
Memang, bangsa
kafir, bangsa yang di luar Tuhan itu menjadi bodoh. Secara intelektual (IQ)
tinggi, tetapi kalau hidup di luar Tuhan; bodohnya tidak ketulungan.
Seperti itulah
jadinya bangsa kafir, bangsa yang hidup di dalam penyembahan berhala. Berhala
itu bisu, demikian juga dengan orang yang hidup dalam penyembahan berhala;
kaku.
Kita kembali
memperhatikan 1 Korintus 12.
1 Korintus
12:3
(12:3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa
tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah
Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus
adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
Tidak ada
seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!",
sebaliknya tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain Roh Allah.
Intinya:
Jikalau tidak memiliki Roh Allah, bangsa kafir menjadi kaku dan membisu, alias
tidak ada sesuatu yang dapat diperbuat
oleh bangsa kafir di hadapan Tuhan.
Untungnya,
kita ini sekarang ada di tengah-tengah kegiatan Roh, dan oleh Roh itulah kita
mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan. Coba kalau kita tidak mengenal Tuhan, tidak
mungkin kita dapat mengaku bahwa Yesus
adalah Tuhan, tetapi oleh karena Roh Tuhan, kita dapat berkata: “Yesus adalah Tuhan” yang disembah, dan
kita tidak mungkin berkata: “Terkutuklah
Yesus!”.
Kita ini
adalah bangsa kafir, tetapi Tuhan menarik kita untuk berada di hadirat Tuhan
oleh Roh Tuhan, sehingga kita berkata: “Tuhan
Yesus adalah Juruselamat, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga”, kelak datang
pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga dalam kemuliaan dan
kesempurnaan-Nya.
Sekarang kita
membaca Habakuk 2.
Habakuk
2:18-19
(2:18) Apakah gunanya patung pahatan, yang dipahat
oleh pembuatnya? Apakah gunanya patung tuangan, pengajar dusta itu? Karena
pembuatnya percaya akan buatannya, padahal berhala-berhala bisu belaka
yang dibuatnya. (2:19) Celakalah
orang yang berkata kepada sepotong kayu: "Terjagalah!"
dan kepada sebuah batu bisu: "Bangunlah!" Masakan dia
itu mengajar? Memang ia bersalutkan emas dan perak, tetapi roh tidak ada sama
sekali di dalamnya.
Orang yang
hidup di dalam penyembahan berhala, bukan saja membisu dan kaku, tetapi juga
menjadi bodoh, karena mereka berkata:
- Kepada
sepotong kayu: “Terjagalah!”
-
Kepada sebuah batu
bisu: “Bangunlah!”
Padahal
berhala bisu tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak dapat mengajar kita manakala
kita jatuh dalam kejahatan, dalam
kenajisan, manakala kita berbuat pelanggaran pada masa kebodohan.
Apa bisa
berhala mengajar kita? Harta, kekayaan, kedudukan, pendidikan yang tinggi,
kelimpahan secara lahiriah, kalau orang menyembah itu semua, perkara-perkara
itu tidak dapat mengajar kita untuk lebih baik, untuk lebih benar, untuk lebih
suci, untuk menjadi rohani di dalam kemuliaan Tuhan. Berhala tidak bisa
mengajar, tetapi anehnya, banyak orang mengaku dirinya Kristen tetapi juga
menyembah berhala.
Sekalipun
berhala kayu dan berhala batu bersalutkan perak dan emas, namun jangan silau dengan kemilaunya, karena
Roh Tuhan tidak ada di dalam berhala-berhala bisu buatan tangan manusia.
Daging itu
mati, dan yang memberi hidup adalah Roh Tuhan. Jadi, kalau kita tidak menyembah
Allah yang hidup di dalam kegiatan Roh semacam ini, berarti dia mati, bisu,
kaku. Roh Tuhan tidak ada di dalam berhala-berhala bisu.
Lebih terang kita
perhatikan Kisah Para Rasul.
Kisah Para
Rasul 17:24
(17:23) Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan
melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah
dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa
mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. (17:24) Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia,
yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil
buatan tangan manusia,
Allah yang
adalah Tuhan atas langit, Allah yang adalah Tuhan atas bumi. Tuhan kita tidak
ada di dalam berhala-berhala buatan tangan manusia.
Kalau kita
jatuh dalam dosa, yang menebus dosa kita adalah pribadi dari Imam Besar Agung,
Yesus Kristus, yang telah memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib. Dia
hidup, apa buktinya? Darah-Nya berkuasa untuk menyucikan dosa kita.
Kalau kita
jatuh dalam dosa, biar ada banyak batangan emas puluhan kilogram di rumah
saudara, tetapi dia tidak punya darah untuk menebus dosa kita semua. Hal itu
harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Itu sebabnya
saya katakan: Kalau kita jauh dari Tuhan, dan tidak memperoleh pengetahuan yang
benar tentang Anak Allah menjadi bodoh luar biasa. Bayangkan, mereka yang hidup
dalam penyembahan berhala berkata: “Hai,
patung kayu terjagalah! Hai, patung batu bangunlah!”, dia tidak bisa
menjaga kita, dia tidak akan bisa menghampiri kita, dia tidak bisa melakukan
sesuatu yang baik untuk kita, tidak bisa mengajar kita, pendeknya, berhala
tidak bisa membangun, menghibur, menasihati kita. Sebab itu, Allah atas
langit, Allah atas bumi, yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya tidak
ada di dalam berhala-berhala bisu. Jangan kita bodoh lagi.
Kisah Para
Rasul 17:28
(17:28) Sebab di dalam Dia kita hidup, kita
bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh
pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.
Karena kita
ada di dalam Tuhan, ada di dalam kegiatan Roh, kita hidup, kita ada. Kalau di
luar Tuhan; biar hidup, tetapi mati.
“Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.”
Kita dari Allah harus kembali kepada Allah. Kita ada di bumi ini karena dosa
Adam; sehingga ia diusir dari taman Eden bagaikan kita dilemparkan ke bumi ini.
Oleh sebab itu, jangan terlena dengan dunia ini. Kita harus kembali kepada Sang
Khalik. Kita ini hanya sementara menumpang di bumi ini. Kita harus kembali ke
tanah air sorgawi. Jangan hidup dalam penyembahan berhala.
Tetapi
sayangnya, penyembahan berhala terjadi di Athena -- bahkan sampai sekarang, banyak sebutan-sebutan berhala di sana --,
namun puji Tuhan, ada seorang hamba Tuhan yang luar biasa yang tidak takut
melakukan koreksi lewat firman.
Itulah doa
kami dengan sidang jemaat: Tidak takut,
walaupun provinsi Banten ini bagaikan gua singa.
Kisah Para
Rasul 17:29
(17:29) Karena kita berasal dari keturunan Allah,
kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas
atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian
manusia.
Karena kita
dari Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, Allah yang hidup,
maka kita tidak boleh punya pemikiran untuk menyembah berhala. Segala sesuatu
yang melebihi dari Tuhan disebutlah itu berhala. Kalau bisnis nomor satu, itu
adalah berhala. Uang nomor satu, itu adalah berhala. Pekerjaan nomor satu,
menuntut ilmu nomor satu, anak nomor satu, apa saja perkara lahiriah di bumi
ini, jika itu nomor satu, maka itu adalah berhala.
Kalau kita
sadar bahwa kita adalah ciptaan Allah, maka kita tidak boleh berpikir bahwa
keadaan ilahi sama seperti emas, sama seperti perak atau sama seperti batu
ciptaan manusia atau terafim.
Seterampil-terampilnya
manusia di dalam suatu perkara, keterampilannya tidak bisa menyelamatkannya,
hasil buatan tangannya tidak bisa menyelamatkannya, sebab dia tidak punya
darah.
Saya tidak
terbiasa dengan cerita-cerita si kancil, si buaya, tidak biasa menceritakan
dongeng. Saya hanya merindu menyampaikan ayat satu menjelaskan ayat satu.
Bukankah firman Allah adalah pribadi Yesus Kristus dari kepala sampai kaki?
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru harus bisa menyatu.
Firman itu
dapat disatukan oleh cerita-cerita/dongeng tentang si kancil dan buaya. Kalau
saudara biasa dengar itu, mulai sekarang belajar untuk berubah (tutup telinga).
1 Korintus 6:
9B-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang
yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah
sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang
pemburit,
(6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah
dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Hidup dalam
penyembahan berhala tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Kalau
tidak masuk dalam Kerajaan Sorga, berarti masuk ke dalam api neraka, dengan
kata lain; binasa.
Pilih mana:
Sorga atau neraka? Jika saudara memilih sorga, biarlah kita semua memiliki
praktek sorga, lepas dari berhala-berhala bangsa Moab (bangsa kafir), itulah
doa kita bersama-sama, sehingga kehadiran kita tidak menjadi sia-sia.
Itulah
singkatnya tentang bangsa kafir, di mana ciri yang pertama adalah hidup dalam
penyembahan berhala. Jadi, yang mau saya tonjolkan malam ini adalah bangsa
Moab, gambaran dari bangsa kafir, karena Rut adalah bangsa kafir, bangsa Moab.
Besok pagi, kita akan melihat pribadi Rut secara khusus, tetapi terlebih dahulu
kita akan melihat bagaimana bangsa kafir menjadi bilangannya Tuhan.
Kita akan
melihat dua ciri bangsa kafir.
Yang Kedua: HIDUP DALAM KENAJISAN.
Kejadian
19:36-38
(19:36) Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu
dari ayah mereka. (19:37)
Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab;
dialah bapa orang Moab yang sekarang. (19:38)
Yang lebih muda pun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami;
dialah bapa bani Amon yang sekarang.
Kedua puteri
Lot ternyata mengandung dari benih Lot, ayah mereka sendiri.
- Puteri
yang tertua melahirkan anak laki-laki dan menamainya; Moab, dialah bapa orang
Moab yang sekarang.
-
Sedangkan puteri Lot
yang kedua juga melahirkan anak laki-laki, namanya; Amon.
Jadi, Moab dan
Amon merupakan permulaan dari bangsa kafir.
Pendeknya:
Moab lahir oleh karena kenajisan Lot dan puterinya yang tertua.
Jadi, bangsa
kafir ini lahir dari hasil perzinahan, hasil dari kenajisan. Benih yang
tertanam pada rahim puteri Lot adalah benih yang disertai dari roh kenajisan,
maka tentu anak-anak yang dilahirkan itu nantinya akan hidup dalam kenajisan,
itu sudah pasti, tidak bisa dipungkiri. Sebab itu, hal ini harus diperhatikan
dengan sungguh-sungguh, tidak boleh bermain-main. Jangan sampai dosa kenajisan
ini turun kepada anak kita masing-masing.
Saya dan
sidang jemaat tahu persis kerinduan-kerinduan di hati ini untuk membawa
Pengajaran Mempelai. Tidak ada motivasi lain, tidak ada maksud yang lain untuk
penonjolan dengan berdirinya Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) ini,
sedikit pun tidak ada, seujung kuku pun tidak ada maksud yang lain.
Jadi, kalau
ada hamba Tuhan berkata: “Daniel ini
berlebihan. Masih muda. Orang tua saja tidak berani untuk mendirikan suatu
persekutuan.” Hanya Tuhan yang tahu; apakah saya bermaksud menonjolkan
diri, atau maksud yang lain-lain untuk cari uang, hanya Tuhan yang tahu. Di
mana pun kami diutus Tuhan di negara kita yang tercinta dari Sabang sampai
Merauke, sedikit pun saya tidak mengambil persembahan dari situ, bahkan kami
sering mengongkosi sendiri setiap perjalanan, termasuk penginapan juga kami
harus membayarnya sendiri. Jadi, penonjolannya di mana? Berlebihannya di mana?
Tetapi untuk itu pun, andaikata ada hamba Tuhan yang mengatakan bahwa saya
berlebihan, lalu saya ambil kesimpulan kalau perkataan itu menunjukkan bahwa
beliau tersandung, saya mohon maaf, sebab saya tidak ada maksud apa-apa.
Jadi, anak
yang dilahirkan itu akan hidup dalam kenajisan. Maukah anak kita tetap dalam
kenajisan? Setan begitu gencar sekali sekarang; baru buka gadget (HP) saja, belum buka konten kenajisan, tetapi sudah ada
kenajisan. Mengapa kita harus bermain-main di hari-hari terakhir ini?
Saya tahu kita
semua mempunyai latar belakang, termasuk saya, tetapi sekarang kita ada di
dalam Tuhan, kita manfaatkan kesempatan yang tersisa tinggal sedikit. Jangan
kita seperti Esau; waktu yang singkat dipergunakan untuk berburu daging,
sehingga ketika dia mau mencari berkat yang satu itu, dia ditolak sebab tidak
ada lagi kesempatan. Waktu yang tersisa tinggal sedikit, perhatikanlah hal ini.
Bilangan 25:1
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah
bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.
Ketika bangsa
Israel berkemah di Sitim, mereka berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.
Berarti, dari sini kita bisa melihat: Sampai kapan pun bangsa Moab (bangsa
kafir) tetap hidup di dalam dosa kenajisannya.
Apakah kutuk nenek
moyang semacam ini kita biarkan? Bukankah kita adalah bangsa kafir, bukan
bangsa Israel? Apakah kenajisan ini terus berlangsung sampai anak, cucu,
keturunan seterusnya?
Matius 8:20
(8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala
mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia
tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Perikop ayat
ini adalah: “Hal mengikut Yesus”. Hal mengikut Yesus ini tidak sama
seperti mengikut atau menumpang mobil, oleh sebab itu perhatikanlah firman ini
dengan sungguh-sungguh.
Tubuh tanpa
kepala,
selain menjadi liangnya serigala, juga “menjadi sarangnya burung.”
Burung, menunjuk; roh-roh najis, sedangkan pekerjaan dari roh najis adalah
merusak nikah suci.
Hubungan kita
dengan Tuhan adalah hubungan nikah suci.
Tetapi, kalau
hubungan nikah suci ini sudah rusak oleh karena kenajisan, maka hubungan kita
dengan Tuhan pasti putus (tubuh dengan Kepala terputus), di situlah seringkali
terjadi penyangkalan demi penyangkalan terhadap Tuhan. Dan ketika penyangkalan itu
terjadi, kita merasa tidak berdosa, padahal sudah terjadi kegagalan, mengapa?
Karena hubungan nikah sudah rusak, oleh karena kenajisan tadi.
Firman Tuhan
terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, diawali kitab Kejadian
dan diakhiri dengan kitab Wahyu,
yang seluruhnya berbicara tentang nikah.
- Kejadian diawali
tentang nikah Adam.
-
Wahyu diakhiri
tentang nikah yang rohani; Kristus Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga
bersanding dengan mempelai wanita-Nya.
Jadi setiap
kitab selalu berbicara nikah;
- Dimulai
dari nikah yang terkecil, yaitu rumah tangga.
- Sampai
nanti naik dalam nikah yang terbesar, yaitu penggembalaan.
- Sampai
antar penggembalaan, antar denominasi gereja.
-
Puncaknya nanti adalah
bangsa kafir dan Israel bersatu.
Bukankah itu
adalah rencana Tuhan?
Tetapi Setan
tidak tinggal diam, berusaha untuk merusak nikah suci. Kalau nikah suci sudah
rusak, putuslah hubungan kita dengan Tuhan, dan pada saat hubungan kita putus,
di situlah terjadi penyangkalan dalam berbagai perkara. Dan kalau pun orang
seperti ini melayani, ia hanya menganggap sepele saja pelayanan itu, tidak
sadar bahwa sebetulnya ia sudah jatuh sangat dalam sekali. Inilah yang harus
kita perhatikan di hari-hari terakhir ini.
Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat,
katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia
telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh
najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang
dibenci,
Adanya tubuh
Babel terbentuk oleh karena roh najis. Tubuh Babel adalah sarangnya burung yang
najis.
Jadi, oleh
karena roh najis inilah pembangunan tubuh Kristus terhambat, hubungan nikah
antara tubuh dengan kepala, gereja dengan Kristus terhambat, sehingga
terbentuklah tubuh yang lain, itulah tubuh Babel.
Padahal
perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini berakhir pada pesta nikah Anak
Domba, sesuai dengan Wahyu 19:6-8.
Biarlah kita
memahami bahwa akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini bukan
hanya sebatas berkat dan mujizat. Sejuta kali terjadi mujizat di depan mata,
tetapi kalau salib diabaikan, tidak ada artinya. Salib yang membawa manusia
dari bumi ke sorga, bukan mujizat kesembuhan, bukan perkara lahiriah. Hal ini
harus kita mengerti. Renungkanlah apa yang benar ini.
Akhir dari
perjalanan rohani kita bukanlah berkat. Berkat akan menyusul kalau kita mencari
Kerajaan Sorga. Tidak usah sibuk kita di situ, jangan sibuk dengan berkat itu.
Jangan silau terhadap emas dan perak walaupun kemilau.
Wahyu 19:6-8
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan
besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat,
katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja. (19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan
Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8) Dan kepadanya dikaruniakan
supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih
bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus.]
Jangan
berkata: “Haleluya!” karena uang yang
banyak, tetapi adanya pengucapan “Haleluya!”
karena Yesus adalah Raja, kemudian “Haleluya!”
karena Dia adalah Mempelai Laki-Laki Sorga, yang kelak bersanding dengan
mempelai perempuan-Nya, gereja Tuhan yang sempurna. “Haleluya!” ... Puji Tuhan.
Kalau pangkat
bertambah, puji Tuhan. Jumlah jemaat bertambah, puji Tuhan. Tetapi lebih tepat
adalah “Haleluya!” pada saat pesta nikah. Kita yang jorok,
kotor, bangsa kafir, berada dalam kemuliaan dan kesempurnaan-Nya, siapa kita?
Tetapi lihat, ada tandingan dari pesta nikah Anak Domba, sebab Setan tidak
tinggal diam, selalu membuat tandingan dari awal sampai berlalunya langit yang
pertama dan bumi yang pertama, selalu membuat tandingan.
Wahyu 19:17-18
(19:17) Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di
dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang
di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut
dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar, (19:18) supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua
panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda
dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka
maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."
Perikop dari
ayat ini adalah: “Binatang Serta Nabinya
Dikalahkan”.
Binatang,
itulah antikris. Nabinya, itulah nabi-nabi palsu, yang hanya membuat mujizat
tetapi tidak melakukan kehendak Allah, tidak mau pikul salib, itu tidak ada
artinya ... Matius 7:15 dst.
Akhir dari
perjalanan rohani kita adalah pesta nikah Anak Domba, tetapi rupanya setan
mengaburkan pengertian itu, dan membuat tandingan supaya orang keliru, dengan
berkata: “Marilah ke sini dan
berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar”.
Burung
menghabisi daging raja, menghabisi semua daging panglima, daging pahlawan,
tentaranya, kudanya, semua orang baik merdeka maupun hamba dihabisi oleh
burung-burung yang najis. Inilah tandingan dari pada pesta nikah Anak Domba.
Jadi, roh najis ini yang membentuk tubuh Babel.
Sekarang ini
para kawula muda selalu berkata: “Ayo,
kita berpesta perjamuan”, padahal pesta narkoba, pesta seks, dosa makan
minum dan kawin mengawinkan. Jangan kita tertipu lagi dengan pesta-pesta yang
tidak jelas.
Jadi, sebagai
tandingan dari pesta nikah Anak Domba, itulah pesta burung-burung. Mana yang
saudara pilih; pesta nikah Anak Domba atau pesta burung-burung?
Sekarang kita
perhatikan: Apa tujuan
perempuan-perempuan Moab berzinah dengan bangsa Israel?
Bilangan
22:2-4
(22:2) Balak bin Zipor melihat segala yang
dilakukan Israel kepada orang Amori. (22:3)
Maka sangat gentarlah orang Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya
banyak, lalu muak dan takutlah orang Moab karena orang Israel. (22:4) Lalu berkatalah orang Moab
kepada para tua-tua Midian: "Tentu saja laskar besar itu akan
membabat habis segala sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu
membabat habis tumbuh-tumbuhan hijau di padang." Adapun pada waktu itu
Balak bin Zipor menjadi raja Moab.
Bagi bangsa
Moab; bangsa Israel adalah bangsa yang sangat besar dan kuat.
Jadi, bangsa
Israel adalah laskar atau tentara atau pasukan Tuhan yang kuat. Mereka (bangsa
Moab) takut, tetapi juga muak melihat tentara Tuhan, pasukan Tuhan yang begitu
kuat.
Orang yang melayani
Tuhan adalah tentara Tuhan. Roh najis tidak suka kepada hamba Tuhan yang hidup
dalam tahbisan yang benar. Roh najis muak terhadap hamba Tuhan yang hidup dalam
kesucian.
Apakah saudara
muak terhadap pemberitaan firman Tuhan malam ini? Jika tidak, marilah kita
duduk diam seperti Maria. Inilah
kerinduan semula tadi, supaya anak cucu semua indah, putus segala kutuk nenek
moyang.
Sejenak kita
melihat kedudukan dari bangsa kafir di mata bangsa-bangsa lain.
Keluaran 7:3-4
(7:3) Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun,
dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah
Mesir. (7:4) Bilamana Firaun tidak
mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan
mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir
dengan hukuman-hukuman yang berat.
Sedikit saya
tambahkan: Oleh karena kekerasan hati Firaun, terjadilah tulah pertama, kedua,
ketiga sampai tulah kesembilan, bahkan sampai tulah kesepuluh pun Firaun masih
tetap keras hati dengan mengejar bangsa Israel. Jadi, Tuhan juga turut
mengeraskan hati orang yang keras hati. Oleh sebab itu, jangan kita muak
terhadap pembukaan firman, tetapi muaklah dengan kenajisan supaya kenajisan itu
muak (menjauh) dari hidup kita.
Kedudukan
bangsa Israel di mata Tuhan dan di mata bangsa kafir adalah:
1. Pasukan
Tuhan yang kuat.
2.
Milik kepunyaan Allah
(itu bangsa yang terpilih, bangsa yang kudus).
Dalam Wahyu 5:9-10, kedudukan dari imamat
rajani sangat tinggi dan istimewa sekali, sebab itu, jangan sia-siakan
kedudukan ini.
Maka dalam hal
ini, bangsa Moab sangat memahami betul kedudukan bangsa Israel di mata Tuhan.
Tidak ada lagi jalan lain untuk menghancurkan bangsa Israel, sementara bangsa
Israel adalah pasukan (tentara) Tuhan yang kuat dan disebut milik kepunyaan
Allah, imamat rajani, kedudukan yang tinggi dan istimewa.
Bilangan 22:4
(22:4) Lalu berkatalah orang Moab kepada para
tua-tua Midian: "Tentu saja laskar besar itu akan membabat habis
segala sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu membabat habis
tumbuh-tumbuhan hijau di padang." Adapun pada waktu itu Balak bin Zipor
menjadi raja Moab.
Kalau melayani
Tuhan pasti kuat, tidak mudah jatuh dalam dosa kejahatan dan dosa kenajisan,
dan digambarkan seperti lembu.
Kalau kita
mengadakan pelayanan pendamaian pasti kita kuat. Posisi imam itu adalah antara
Allah dengan manusia berdosa. Apa tugas imam? Memperdamaikan dosa, itulah
gambaran dari lembu.
Bilangan
22:5-6
(22:5) Raja ini mengirim utusan kepada Bileam
bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman
sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah, ada suatu
bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan
mereka sedang berkemah di depanku. (22:6)
Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih
kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari
negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan
siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk."
“Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu
bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku”. Perkataan Balak ini
menunjukkan bahwa; Balak sadar betul dengan kedudukan dari bangsa Israel
sebagai pasukan (tentara) Tuhan yang kuat dan sebagai imamat rajani dengan
kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa -- menurut Wahyu 5:9-10 --,
maka Balak meminta supaya Bileam mengutuki bangsa Israel.
Kalau Bileam
memberkati Israel, pasti Israel diberkati oleh seorang nabi. Kalau nabi
mengutuki seorang jemaat, pasti terkutuk, sebab memang Moab ini takut gentar,
tetapi muak kepada kesucian, kedudukan yang tinggi, bagaikan lembu yang
membabat habis rumput. Korban pendamaian yang dikerjakan oleh seorang hamba
Tuhan, sangat kuat posisinya.
Wahyu 2:14
(2:14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan
terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,
yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya
mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
Apa ajaran
Bileam? Bileam memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan, sehingga Israel
makan persembahan berhala dan berbuat
zinah. Hanya itu satu-satunya cara untuk menghancurkan tentara Tuhan. Hanya itu
satu-satunya cara untuk mengalahkan imamat rajani.
Saya juga
dikoreksi Tuhan malam hari ini. Jangan sampai kehadiran saudara karena tujuan
saya mencari uang. Saya sampaikan nasihat Tuhan tetapi untuk uang, jangan
sampai hal itu terjadi, jangan sampai hati saya demikian.
Saya bicara
kepada isteri saya: Kita butuh uang,
tetapi saya tidak cari uang. Uang yang cari saya nanti.” Cari saja Kerajaan
Sorga. Firman Tuhan tidak akan meleset.
Tetapi
rupanya, Balak meminta nasihat kepada Bileam: Untuk menjatuhkan bangsa yang kuat, tentara yang kuat,
imamat rajani dengan posisinya yang tinggi?” Lalu Bileam berkata: “Suruh yang cantik-cantik, yang klimis-klimis
keluar ke tempat perkemahan mereka, dengan menggunakan baju sexy. Melayani
dengan rok pendek, melayani dengan rok ketat, sepatu berkilau-kilau, rambut
dicat merah, cat kuning, cat hijau. Ayo, jalan ke situ. Yang ketat bajunya, ya.
Rok pendek melayani Tuhan, ayo.” Hati-hati nasihat seperti ini di hari-hari
terakhir ini. Saya dikoreksi oleh firman Tuhan. Jangan kita bermain-main lagi.
Dari mimbar ada nasihat, tetapi rok pendek dan ketat dibiarkan, lalu katanya: “Kuno. Jemaatnya sedikit.”
Tetapi saya
yakin dengan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, itulah pola
Kerajaan Sorga. Sedikit pun saya tidak akan mundur, sebab kerinduan saya hanya
satu, yaitu yang tidak kelihatan itu, maka yang kelihatan itu akan mengikuti
saya.
Pendeknya:
Kenajisan adalah jalan satu-satunya untuk menghancurkan kekuatan tentara Tuhan,
sekaligus menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Lihat, begitu
liciknya Bileam, gambaran dari seorang hamba Tuhan yang melayani namun mencari
uang.
Ulangan 23:4
(23:4) karena mereka tidak menyongsong kamu dengan
roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena
mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau,
supaya dikutukinya engkau.
Bangsa Moab
tidak menyongsong bangsa Israel dengan roti dan dengan air,
berarti; bangsa Moab membiarkan bangsa Israel dalam keadaan lapar dan haus.
Kalau keadaan lapar dan haus, sama dengan; tidak berdaya. Sehingga dalam
keadaan tidak berdaya, Balak mencari kesempatan dalam kesempitan dengan
mengupah Bileam untuk mengutuki bangsa Israel.
Kita hamba
Tuhan, sebenarnya harus menyongsong kehadiran sidang jemaat di tengah-tengah
perhimpunan ibadah dengan roti dan air. Roti = Firman Allah, air = Roh Allah.
- Firman
Allah
adalah makanan yang memberi kekuatan.
-
Roh Allah berarti
diberi minum karunia-karunia dan jabatan Roh Kudus.
Sehingga
dengan demikian, terbentuklah pembangunan tubuh.
Tetapi kalau
tidak disongsong dengan roti dan air, maka jemaat akan menjadi lapar, tidak
berdaya, sehingga akhirnya jemaat jatuh dalam berbagai dosa kenajisan. Maka
jangan kita takut, lalu mengatakan: “Eksklusif
lo, sok suci sendiri.”
Mohon maaf
saudara, tidak ada maksud demikian, tetapi firman tetaplah firman.
Dahulu saya
memiliki latar belakang yang tidak baik, tetapi saya terus belajar mengabdikan
diri kepada Tuhan. Belajar untuk mengerti tahbisan yang benar. Kalau kita
melayani dalam tahbisan yang benar dan suci, maka tanda-tanda kenajisan tidak
nampak di dalam bagian tubuh kita ini, sedikit pun tidak nampak.
Saya diberkati
oleh pemberitaan firman dari Bapak Pendeta Siringo-ringo, saya menangis, saya
catat firman itu: “Hamba yang tidak
berguna, mengapa sok ingin mencari pujian dan hormat dari manusia?” Singkat
saja pemberitaan firman itu (empat puluh lima menit), tetapi saya menangis,
saya berterima kasih kepada Tuhan. Saya tidak pura-pura. Saya diberkati.
Kita ini
adalah hamba yang tidak berguna, oleh sebab itu, jangan melayani untuk mencari
uang. Biarlah uang yang mencari saudara, karena sudah terlebih dahulu mencari
Kerajaan Sorga, bayar harga terlebih dahulu.
Kita songsong
sidang jemaat dengan roti dan air. Roti makanan memberi kekuatan, kemudian
diberi minum karunia-karunia, itulah sembilan karunia dan sembilan jabatan Roh
Kudus untuk membangun tubuh Kristus yang sempurna. Ada banyak anggota tubuh,
tetapi menjadi satu, itulah fungsi sembilan karunia, sembilan jabatan, diberi
minum dari Roh yang satu.
Bilangan
22:5-6
(22:5) Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin
Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya,
untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar
dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang
berkemah di depanku. (22:6) Karena
itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari
padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini,
sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang
kaukutuk, dia kena kutuk."
“Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu
bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya
dan menghalaunya dari negeri ini ...” Hanya itu satu-satunya cara; Balak
harus meminta nasihat dari Bileam, sehingga Bileam memberi nasihat kepada
Balak.
Jangan kita
biarkan sesuatu yang najis di dalam penggembalaan kita masing-masing. Jangan
biarkan rok pendek, rok sexy melayani, supaya tentara Tuhan tidak terjatuh kelepek-kelepek. Baik juga imam-imam
jangan pergi-pergi keluar atau jalan-jalan saat pemberitaan firman Tuhan,
melainkan dia (imam) harus nomor satu mendengar firman. Imam itu adalah contoh,
jangan malah berbuat yang tidak benar.
Tadi kita
sudah memperhatikan: Balak meminta nasihat untuk mengutuki bangsa Israel, dan
pada waktu itu, Bileam berada di tepi sungai Efrat.
Saya mohon,
bantu doa untuk kesehatan saya, beberapa hari ini saya tidak tidur untuk
mencari firman. Saya ngeri, kalau ada
hamba Tuhan datang dari Bandung, dari Jawa Timur, dari Jabodetabek, dari
mana-mana, kalau sampai tidak mendapatkan pembukaan, di situ saya merasa ngeri sekali. Semalam-malaman saya hanya
bisa berlutut untuk menantikan pembukaan rahasia firman.
Kita
perhatikan tentang SUNGAI EFRAT.
Wahyu 16:12-14
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan
cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya,
supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur. (16:13) Dan aku melihat dari mulut naga
dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis
yang menyerupai katak. (16:14)
Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka
pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna
peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.
Sungai yang
besar, sungai Efrat, nanti airnya akan kering, supaya siaplah jalan bagi imamat
rajani, milik kepunyaan Allah. Kemudian dari tri tunggal Setan -- itulah naga dan mulutnya, binatang
dan mulutnya, serta nabi palsu dan mulutnya -- keluar tiga roh najis
yang menyerupai katak.
Roh najis, roh
setan, ternyata sanggup mengadakan perbuatan ajaib; yang sakit sembuh, yang
lumpuh berjalan, yang buta melihat di tengah penggembalaan (ibadah pelayanan),
tetapi sumbernya dari roh najis. Itulah sebabnya (alasan) saya tadi mengatakan:
Biar berjuta kali terjadi mujizat di
depan mata, kalau hamba tidak menegakkan salib di tengah pelayanannya, itu
semua adalah nol, tidak ada artinya mujizat. Setan juga bisa menyembuhkan
kalau hanya soal kesembuhan, tetapi yang terpenting adalah salib.
Biarlah kita
semua diluruskan malam hari ini. Jangan kagum dengan mujizat yang dikerjakan
oleh seorang hamba Tuhan, jangan heran dengan rubuh-rubuh, muntah-muntah -- akhirnya meja-mejanya penuh dengan muntahan,
seharusnya meja itu adalah tempat roti sajian --, tetapi heranlah dengan
salib yang mengubahkan hidup, itu adalah bagian dari karunia kesembuhan.
Di sini kita
sudah melihat: Dalam Wahyu 16:12-14,
ada perbuatan ajaib tetapi disertai dengan roh-roh najis, itulah roh-roh setan.
Persis seperti Bileam; ada nasihat firman, tetapi disertai dengan nasihat
kenajisan, dan akhirnya perempuan-perempuan Moab itu dengan gampang sekali
melakukan kenajisan, mengapa? Karena benihnya adalah hasil dari perzinahan.
Demikian juga
tadi di sini; ada mujizat tetapi dari kenajisan, itulah roh-roh setan, tetapi
setelah sungai Efrat itu kering, siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari
sebelah timur. Dari timur akan lanjut berjalan ke sebelah barat, berarti
terwujud pembangunan tubuh.
Apa yang
menghambat pembangunan tubuh Kristus ini terwujud? Itulah roh najis. Tetapi
setelah sungai besar, sungai Efrat kering, siaplah raja-raja berjalan dari
Timur. Imamat rajani berjalan dari Timur sampai ke Barat, berarti terwujud
pembangunan tubuh Kristus karena roh najis berhenti.
Selama ada
kenajisan, tidak mungkin terwujud kesatuan tubuh. Ada banyak anggota tubuh, di
mana hati dan pikirannya bermacam-macam, tetapi kalau masih dikuasai kenajisan,
tidak akan bisa menyatu, dengan demikian; pembangunan tubuh terhambat. Tetapi
setelah sungai Efrat kering, siaplah jalan bagi raja-raja dari Timur, dengan
kata lain; terwujudlah pembangunan tubuh Kristus. Ini adalah kerinduan
Tuhan yang paling mendalam, supaya mereka (saya dan saudara) satu, sama seperti
Bapa dengan Anak adalah satu.
Apakah kita mau
mewujudkan kerinduan ini, yaitu pembangunan tubuh dari Timur sampai Barat?
Jangan biarkan lagi rok pendek dan sexy dalam penggembalaan, supaya
pelayan-pelayan tidak jatuh dalam dosa.
Ulangan 23:3-6
(23:3) Seorang Amon atau seorang Moab janganlah
masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluh pun tidak boleh masuk
jemaah TUHAN sampai selama-lamanya, (23:4)
karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu
perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari
Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau. (23:5) Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau
mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat
bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau. (23:6) Selama engkau hidup, janganlah engkau mengikhtiarkan
kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya.
Perikop dari
ayat ini adalah: “Orang yang tidak boleh
masuk jemaah Tuhan” .
Kita sudah
masuk dalam jemaah Tuhan, buktinya adalah kita berada dalam kegiatan Roh,
supaya kita hidup, supaya kita ada dalam kegiatan Roh.
“Seorang Amon atau seorang Moab janganlah
masuk jemaah TUHAN ...”
Bangsa kafir,
yang masih dalam kenajisan, tidak boleh masuk dalam jemaah Tuhan.
“... Karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti
dan air ...”
Jangan kita
biarkan orang lain lemah dalam dosa kejahatannya, jangan kita biarkan sidang
jemaat lemah karena dosa kenajisannya, namun tetap mengambil perpuluhannya,
jangan. Jangan takut terhadap orang kaya.
Sedikit kita melebar:
“Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau
mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat
bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau.”
Tuhan tidak
mau mendengarkan Bileam dan Tuhan Allah mengubah kutuk itu menjadi berkat, asal
kita tetap dalam dua kedudukan tadi, yaitu tentara Tuhan yang kuat dan berada
di kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa, itulah imamat rajani dalam
tahbisan yang baik, benar dan suci, tanda kenajisan tidak ada lagi.
Selama bangsa
Israel ada di muka bumi ini, bangsa kafir dengan kenajisannya dilarang masuk ke
dalam jemaat Tuhan.
Intinya: Dalam
Taurat Tuhan ditetapkan bahwa orang Amon dan orang Moab -- itulah bangsa kafir -- dilarang masuk dalam jemaah Tuhan sampai
keturunan yang kesepuluh, bahkan sampai selama-lamanya.
Berarti, kalau
kita ada pada malam ini, sebagai bangsa kafir -- yang bukan Israel secara lahiriah --, itu semua adalah kemurahan
Tuhan, sebab dalam Taurat Tuhan sudah menekankan “tidak boleh”, tetapi kalau sekarang kita boleh berada dalam
kegiatan Roh, itu adalah kemurahan. Kemurahan semacam ini seringkali kita
anggap sepele, padahal itu adalah kemurahan yang besar sekali. Kita diterima
oleh Tuhan menjadi jemaat Tuhan, menjadi imamat rajani (imam-imam). Saya pun
bisa melayani saudara, itu adalah kemurahan dari Tuhan bagi saya.
Kalau ditolak
menjadi jemaah Tuhan sampai selama-lamanya, berarti bangsa kafir tidak layak
menjadi jemaah Tuhan, sama dengan; binasa.
Efesus 2:11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu --
sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang
tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu
sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- (2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan
Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Perikop dari
ayat ini adalah: “Dipersatukan Dalam Tubuh
Kristus.”
Sebetulnya,
ini adalah kerinduan Tuhan; anggota tubuh yang berbeda menjadi satu,
terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna menjadi mempelai Tuhan, itu
sasaran akhir perjalanan rohani kita di atas muka bumi, bukan berkat, bukan
berhala.
Kalau berkat
nomor satu, itu adalah berhala, dan Tuhan tidak ada di situ. Berhala tidak bisa
mengajari kita. Jangan silau walau kemilau.
Bangsa kafir
disebut juga bangsa yang tidak bersunat, sama dengan; hidup dalam hawa nafsu
kedagingan. Kemudian, kedudukan dari bangsa kafir di mata Tuhan adalah:
1. Tanpa Kristus.
2. Tidak termasuk
kewargaan Israel.
3. Tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.
4. Tanpa pengharapan.
5.
Tanpa
Allah di dalam dunia.
Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamat. Tetapi kalau “Tanpa Allah di dalam dunia”, berarti; binasa, itulah bangsa kafir,
sebab kita bukanlah orang Yahudi secara daging (lahiriah).
Tetapi tadi
kita sudah membaca: Empat belas keturunan yang terakhir adalah dari pembuangan
ke Babel -- yang adalah gambaran dari
kenajisan -- sampai kepada lahirnya Yesus Kristus, maka lepaslah kita dari
perbudakan dosa kenajisan secara khusus.
Tetapi di sini
kita akan melihat jalan keluarnya
menurut Rut 1.
Pembagian dari
Rut 1 ialah:
- Ayat 1-6, Naomi berada di Moab, dan kematian dari Elimelekh,
sang suami, dan kematian kedua anak laki-lakinya, yakni Mahlon dan Kilyon -- setelah menikah dan mengambil isteri orang
Moab --.
-
Ayat
7-18,
Naomi pulang ke Betlehem, tanah Yehuda, diikuti oleh kedua menantunya, Rut dan
Orpa.
Namun di dalam
hal pengikutan ke Betlehem, Rut dan Orpa terlebih dahulu mengalami ujian
sebanyak tiga kali oleh Naomi.
1. Rut
1:8-10
2. Rut
1:11
3.
Rut 1:12-14
Mari kita
lihat tiga perkara di atas, untuk akhirnya bangsa kafir nanti bisa masuk dalam
bilangan bangsa Israel.
Rut dan Orpa tiga kali diuji untuk masuk ke
Betlehem.
YANG PERTAMA.
Rut 1:7-10
(1:7) Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya
itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk
pulang ke tanah Yehuda, (1:8)
berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah
masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya
kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu
dan kepadaku; (1:9) kiranya atas
karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di
rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis
dengan suara keras (1:10) dan
berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada
bangsamu."
Naomi berkata kepada
Rut dan Orpa: “Pergilah, pulanglah
masing-masing ke rumah ibunya”.
Alasan Naomi
menyuruh pulang: Naomi sedikit menyinggung tempat perlindungan masing-masing di
rumah suaminya, namun Rut dan Orpa bersikeras untuk ikut Naomi. Berarti, mereka
memiliki pemikiran yang positif, yaitu perlindungan yang teduh, teguh dan aman
adalah Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, Dialah suami.
Sudah bagus,
sebab pada ujian yang pertama, Rut dan Orpa lolos.
Rut dan Orpa tiga kali diuji untuk masuk ke
Betlehem.
YANG KEDUA.
Rut 1:11
(1:11) Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah,
anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi
anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti?
Naomi berkata
kepada Rut dan Orpa: “Pulanglah.”
Alasan Naomi
menyuruh mereka pulang adalah karena Naomi tidak akan melahirkan anak laki-laki
untuk dijadikan sebagai suami mereka. Tetapi mereka tetap bersikeras untuk
terus mengikuti Naomi. Berarti, ujian yang kedua, mereka lolos, mengapa? Karena
mereka memiliki pemikiran yang positif, mengapa? Karena suami hanya satu,
itulah Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Sampai pada
ujian yang kedua, Rut dan Orpa masih berpikir positif. Puji Tuhan, sebab
pembangunan tubuh harus terwujud, kesatuan tubuh harus terwujud.
Mari kita
perhatikan jalan keluar ini supaya kita bisa menjadi bilangan dari bangsa
Israel. Jangan kita jenuh terhadap pemberitaan firman Tuhan, sabar dahulu.
Kalau untuk yang lahiriah kita cepat sekali langsung bergairah, tetapi mengapa
tidak bergairah untuk keselamatan jiwa?
Rut dan Orpa tiga kali diuji untuk masuk ke
Betlehem.
YANG KETIGA.
Rut 1:12-13
(1:12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah,
sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan
bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih
melahirkan anak laki-laki, (1:13)
masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus
menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku,
bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN
teracung terhadap aku?"
Naomi berkata
kepada kedua menantunya: “Pulanglah,
anak-anakku, pergilah”.
Alasan Naomi
menyuruh mereka pulang, yaitu:
1. Tidak
ada harapan, maksudnya; Naomi tidak dapat diharapkan lagi karena sudah terlalu
tua untuk bersuami dan tidak mungkin bisa melahirkan anak laki-laki untuk
dijadikan suami bagi kedua menantunya.
2.
Apa yang dialami Naomi
itu jauh lebih pahit dari apa yang dialami oleh Rut dan Orpa. Rut dan Orpa
memang sudah menjadi janda, tetapi Naomi berkata: “Apa yang saya alami jauh lebih pahit dari kejandaanmu berdua”.
Daham hal ini,
kita harus hati-hati: Jangan sampai karena ada kepahitan dari seorang gembala
sidang, lalu kepahitan kepada si A diutarakan, kepahitan kepada si B
diutarakan, kepahitan kepada si C diutarakan, semua kepahitan-kepahitan
diucapkan. Ini bahaya.
Jangan sampai
kepahitan dari seorang hamba Tuhan diutarakan, dilontarkan kepada sidang
jemaat, sebab resikonya tinggi. Ayo, kita belajar. Biar firman saja yang
disampaikan. Jangan sampai kepahitan juga disampaikan, sebab ada kerugian di
situ.
Apakah Rut dan
Orpa bisa mengikuti sampai ke Betlehem?
Rut 1:14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras,
lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap
berpaut padanya.
Akhirnya Orpa
mencium Naomi, sekaligus minta diri, dengan kata lain; Orpa berhenti di tengah
jalan untuk mengikuti Naomi, mertuanya itu.
Singkatnya:
Orpa kembali ke Moab, justru pada saat di tengah-tengah perjalanan menuju Betlehem,
dan hal ini sama artinya membuang-buang waktu, menyia-nyiakan kesempatan emas,
karena ia lebih memilih kepada kekafiran, yaitu berhala dan kenajisan. Mengapa
hal ini terjadi? Karena kepahitan Naomi -- yang
adalah gambaran dari seorang gembala -- disampaikan kepada kedua
menantunya.
Tetapi Rut
tetap berpaut kepada Naomi. Rut tidak peduli; sekalipun pelayanan gembala itu
bercampur aduk dengan kepahitannya, nuduh ini, nuduh itu, Rut tetap berpaut,
supaya nanti menjadi bilangan Israel, karena sesungguhnya kita adalah kafir
(bukan Israel).
Perhatikan
kalimat: “Menangis pula mereka dengan
suara keras.”
Banyak orang
Kristen menangis dengan keras-keras setelah mendengar firman Tuhan yang
disampaikan atau terkadang sebelum mendengar firman juga sudah menangis dengan
keras-keras. Hal itu wajar saja.
Tetapi kalau
kita tidak berpaut dengan Tuhan, tidak berjalan dengan Tuhan sesuai dengan
ketetapan dari langkah-langkah firman Tuhan, maka air mata dan tangisan tidak
ada artinya, air mata tidak dapat menyelesaikan masalah.
Kadangkala
firman itu hanya menyentuh perasaan dan membuat kita menangis, tetapi kalau
kita tidak berpaut dengan firman, tidak berjalan sesuai dengan ketetapan
langkah-langkah firman sampai ke Betlehem (rumah roti), itu hanya perasaan.
Yang Tuhan mau
adalah hati kita. Tuhan menunggu hati kita masing-masing.
Sebelum firman
disampaikan, meraung-raung jungkir balik, tetapi firman tidak ditindaklanjuti,
tidak mendarah daging, itu namanya pelayanan tubuh, bukan pelayanan Roh. Tubuh
mati, tetapi Roh menghidupkan.
Wajar saja
jika kita menangis, tetapi tidak ada artinya tangisan itu kalau Firman Tuhan
tidak ditindaklanjuti, kalau tidak ada perubahan.
Tetapi
tangisan Rut tetap berpaut kepada Naomi, mertuanya itu. Oleh sebab itu, di
dalam menghadapi tiga ujian di atas tadi dalam menghadapi persoalan-persoalan
apapun, kita harus bertahan dengan iman yang teguh, jangan goyah.
Saya
berbahagia atas apa yang saya dapatkan dari Tuhan, semoga kita juga berbahagia
tentunya.
Kita kaitkan
dengan pola Tabernakel.
1 Korintus
15:58
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah
teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan
Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu
tidak sia-sia.
Kalau kita
sudah berjalan bersama dengan Tuhan, jangan mundur di tengah jalan, tetapi (1) berdirilah
teguh, (2) jangan goyah, (3) giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan,
walaupun menghadapi tiga kali ujian. Dari tiga hal tadi, nanti ada persekutuan
dengan Tuhan, dan dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah tidak sia-sia.
Untuk
menyelenggarakan Kebaktian semacam ini, saya tidak merasa rugi. Berapa banyak
persembahan-persembahan dari saya dan sidang jemaat, tetapi saya tidak merasa
rugi. Ingat: Saya tidak sedang cari kolekte. Tuhan tahu itu. Saya ada kepuasan
kalau Tuhan percayakan dalam hidup saya suatu beban yang ditaruh Tuhan dalam
hati saya ini.
Dalam
persekutuan dengan Tuhan, jerih payah tidak sia-sia. Oleh sebab itu, hal yang
harus diperhatikan:
1. Berdirilah teguh, dalam susunan pola
Tabernakel terkena pada Mezbah Korban Bakaran, sama dengan; berdiri di
atas korban Kristus pasti kuat dan teguh, tidak roboh. Setelah percaya, pasti
berdiri di atas korban Kristus, dasar yang teguh.Tetapi kalau rumah itu
dibangun di atas dasar pasir (daging) pasti roboh, tidak sanggup menghadapi
ujian.
Kalau
dikaitkan dengan anatomi tubuh, posisinya ada pada tungkai bawah; antara
mata kaki dengan lulut.
2. Jangan goyah, dalam susunan pola
Tabernakel terkena pada kolam pembasuhan, yaitu; baptisan air, baptisan.
Kristus
adalah baptisan dalam kematian dan kebangkitan.
- Mati; mengubur hidup yang lama.
- Bangkit; hidup dalam hidup yang baru.
Kalau
kita satu dalam kematian yang benar, pasti kita satu dalam kebangkitan yang
benar. Ada kebangkitan palsu; seperti hebat-hebat, tetapi dagingnya tidak mati,
pasti goyah. Tetapi kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya juga benar,
dengan demikian ia tidak akan goyah.
Kalau
dikaitkan dengan anatomi tubuh, posisinya ada di antara lutut dengan pangkal
paha, itulah tungkai atas.
3. Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan,
berarti ada dalam kegiatan Roh. Dalam susunan pola Tabernakel terkena pada pintu
kemah. Kalau dikaitkan dengan anatomi tubuh terkena pada pintu rahim.
Inilah yang
menopang persekutuan dengan tiga alat yang ada di dalam Ruangan Suci sehingga
kita berdiri teguh, itulah korban Kristus dan kolam pembasuhan, tungkai bawah
dan tungkai atas. Tidak ada cara yang lain.
Kalau
mengandalkan uang; sebentar saja, lalu habis. Tetapi persekutuan kita dengan
Tuhan semacam ini ditopang oleh tungkai bawah (korban Kristus) dan tungkai atas
(baptisan air). Barulah Rut kuat sampai ke Betlehem dan tibalah dia ke
Betlehem. Apakah betul Rut seperti itu?
Kalau kita
gunakan Alkitab dengan pola Kerajaan Sorga, pasti mudah, sistimatis masuk
sorga. Tetapi kalau tidak menggunakan pola, nanti pengertiannya sesat di jalan,
berputar-putar. Tabernakel adalah miniatur Kerajaan Sorga ... Ibrani 5:8.
Kita akan
perhatikan: Apakah Rut kuat melangkah sampai ke Betlehem dan tiba di Betlehem?
Rut 1:18
(1:18) Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras
untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.
Naomi melihat
bahwa Rut berkeras. Mengapa berkeras? Karena tungkai bawah dan tungkai atas
(berdiri teguh dan jangan goyah).
“... Berhentilah ia berkata-kata kepadanya ...”
Berarti, ujian bosan dan jijik dengan pribadi yang berdiri teguh, tidak goyah,
tetapi Tuhan juga jijik melihat kepada yang menguji dan yang tidak tahan uji.
Ujian bosan
melihat kita. Akhirnya, Naomi berhenti berkata-kata karena pengikutan Rut
ditopang oleh tungkai bawah dan tungkai atas, berdiri teguh dan jangan goyah,
giat dalam pekerjaan Tuhan sampai Tuhan datang.
Rut 1:19
(1:19) Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba
di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota
itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?"
“... Berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di
Betlehem.”
Akhirnya, Rut
menjadi bilangan Israel. Apa Betlehem? Itulah tempat Yesus lahir, di mana Yesus
dibaringkan di palungan, artinya; bangsa kafir turut merayakan natal.
Tidak ada yang
mustahil, sebab itu ikut Tuhan jangan dengan pengertian, melainkan taat kepada
firman. Jangan kita taat kepada pengertian sendiri. Kalau kita taat kepada
Tuhan, kita menjadi bilangan Tuhan, menjadi bagian dari tubuh Kristus.
Rut 1:15
(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu
kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu
itu."
Di sini kita
melihat: Rut masih didesak.
Ketika Rut
masih bersama-sama dengan Orpa, Rut sudah tiga kali diuji, dan setelah Orpa
pulang, masih tetap saja diuji. Silih berganti ujian itu; ujian satu belum
selesai, menghadapi ujian kedua. Ujian kedua belum selesai, menghadapi ujian
ketiga. Silih berganti tidak berkesudahan, tetapi bagaimana sikap Rut,
bagaimana sikap kita? Apakah nanti ada persekutuan dengan Tuhan yang ditopang
oleh tungkai bawah dan tungkai atas?
Rut 1:16-17
(1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku
meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana
engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ
jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (1:17) di mana engkau mati, aku pun
mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum
aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku
dari engkau, selain dari pada maut!"
“... Kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan
engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau ...”
Biar ada ujian
yang mendesak; berdirilah teguh, tidak goyah, giat selalu dalam pekerjaan
Tuhan.
“... Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku
pergi, dan di mana engkau bermalam ...”
Itu adalah
daerah halaman. Hari-hari terakhir ini, hikmat diperdengarkan di halaman, di
atas tembok-tembok, firman Tuhan sedang menjangkau jiwa-jiwa.
“... Bangsamulah bangsaku ...”, berarti menjadi
bilangan Tuhan.
Kasih yang
sempurna tidak terpisahkan kecuali maut, itulah yang sudah ditampilkan oleh
Yesus di atas kayu salib. Natal sudah berlangsung dan kita sudah menjadi
bilangan Tuhan dengan urutan-urutan sesuai dengan uraian di atas tadi.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment