IBADAH RAYA
MINGGU, 12 JANUARI 2019
KITAB WAHYU
(Seri: 20)
Subtema: ROH ALLAH MEMBERI KEHIDUPAN.
Shalom
saudaraku..
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena kasih dan kemurahan-Nya
yang telah memungkinkan kita untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu, yang juga
disertai dengan Kesaksian dari Zang koor.
Saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan Firman Tuhan lewat Live streaming, video Internet,
Youtube, Facebook, dimanapun anda berada.
Oleh sebab
itu mari kita berdoa, dalam doa kita mohonkan supaya kiranya Tuhan bukakan
Firman Tuhan di kesempatan sore petang ini, untuk memulihkan kita sekaliannya.
Hidup, ibadah, pelayanan, nikah, dan rumah tangga kita dipulihkan sehingga
berkat berkelimpahan menjadi bagian kita, lebih dari pada itu hidup, ibadah dan
pelayanan kita, nikah kita semua semakin berkenan kepada Tuhan, ibadah ini
menjadi dupa berbau harum menyenangkan hati Tuhan.
Kita segera
memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 11,
dan sekarang kita akan menyambut ayat yang baru untuk menjadi berkat bagi kita
pada ayat 9, namun tidak salah pembacaan dimulai dari ayat 8.
Wahyu 11:8-9
(11:8) Dan mayat
mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani
disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. (11:9)
Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat
mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan
mayat mereka dikuburkan.
Mayat dari
kedua saksi Allah tersebut, yakni; Musa dan Elia, terletak di atas jalan raya
kota Besar, disebut Sodom dan Mesir. Lalu pada ayat ke-9, “mayat mereka
tidak diperbolehkan untuk dikubur.”
Saudaraku,
Sodom dan Mesir adalah nama lain dari Yerusalem sebab di Yerusalem terjadi
perkara-perkara yang hebat, dimana dosa meningkat, sampai akhirnya membunuh
nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus sesuai dengan Lukas
13:34. Sama seperti Sodom dan Mesir, kota yang menyalibkan Tuhan.
Pendeknya,
Yerusalem yang sekarang ini ada di dunia, dan menjadi pusat (ibu kota) antikris
nanti. Tetapi di dalam kota itu (Sodom dan Mesir) ada anak-anak Tuhan yang
harus ditebus dan dilepaskan untuk keluar dari suasana (keadaan) yang jahat itu
nanti (diselamatkan). Itu sebabnya kematian dari pada dua saksi Allah yang besar itu bukan
kematian yang sia-sia, tetapi kematian yang mendatangkan keuntungan. Minggu
lalu hal tersebut telah diterangkan, semoga hal itu masih jelas di dalam
ingatan kita masing-masing tentunya.
Matius 16:21
(16:21) Sejak waktu
itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke
Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga.
Pemberitahuan
pertama tentang penderitaan Yesus adalah kepada murid-murid, bukan kepada orang
banyak.
Biarlah kita
sekaliannya, memliki Roh murid. Apa tandanya? Memiliki Roh yang
dengar-dengaran. Kepada kitalah pertama kali Tuhan memberitahukan tentang penderitaan-Nya
bukan kepada orang banyak, asal kita memiiki Roh dengar-dengaran. Imam-imam
harus memiliki Roh dengar-dengaran, sidang jemaat juga harus dengar-dengaran,
dan saya terlebih dahulu dengar-dengaran kepada Tuhan.
Kesimpulannya;
dari Yerusalem Allah telah menanamkan salib untuk menjadi penebus bagi semua
orang berdosa.
Kita harus
mengetahui dengan baik, salib itu tidak ditanamkan di tempat yang bersih, tidak
ditanamkan di tempat yang suci, melainkan ditanamkan di bukit Golgota, sebagai
gambaran dari manusia yang hina dan penuh dosa.
Golgota artinya; tempat
tengkorak, tempat yang paling hina.
Itu sebabnya
di atas tadi saya sudah sampaikan; Mengapa mereka (Musa dan Elia) harus
mengalami kematian?
Karena Tuhan
mengetahui di kota itu (Sodom dan Gomora) ada orang yang harus ditolong,
dilepaskan dari suasana yang jahat.
Jadi dari
Yerusalem Allah telah menanamkan salib itu untuk menjadi penebus bagi semua
orang.
Tujuannya;
supaya pada akhirnya ada pertemuan antara manusia dengan Allah, bagaimanapun
dalamnya manusia itu telah jatuh ke dalam dosa. Jadi kematian dari kedua saksi
itu merupakan suatu keuntungan yang begitu besar.
Jadi
saudaraku, sore ini kita dengan hati yang terbuka, dengan rendah hati,
dan lemah lembut, kita belajar untuk memperhatikan kebaikan dan
kemurahan hati Tuhan. Ia telah mengutus hamba-hamba Tuhan kepada kita semua.
Jangan sampai seperti kota Yerusalem, kota yang menyalibkan Tuhan, membunuh
para nabi dan melempari orang-orang yang diutus Tuhan. Nama lain dari Yerusalem
adalah Sodom dan Mesir, kota yang menyalibkan Tuhan.
Kita kembali
membaca..
Wahyu 11:9
(11:9) Dan
orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat
mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan
mayat mereka dikuburkan.
Di sini
dikatakan bahwa; seantero dunia ini akan melhat mayat mereka (Musa dan Elia),
saksi Allah yang besar tiga setengah hari lamanya, tetapi orang-orang itu tidak
memperbolehkan mayat mereka dikuburkan.
Kalau mayat
mereka tidak diperbolehkan untuk dikuburkan, berarti; mayat mereka (Musa dan
Elia) menjadi tontonan bagi seantero dunia.
Saudaraku,
jangan kita menjadi Kristen penonton, apalagi seorang pelayan Tuhan. Punya mata
harus digunakan untuk melihat pekerjaan Tuhan, jangan punya mata, tetapi tidak
dapat melihat pekerjaan Tuhan, inilah Kristen penonton.
Mengapa
orang menonton? Karena mau mencari hiburan. Maka kalau kristen-kristen
penonton, berarti; ibadah dan pelayanan itu hanya merupakan suatu hiburan untuk
kepentingan pribadi, tidak lebih, tidak
kurang, untuk mencari sensasiaonal semata saja, bukan karena suatu kecintaan
kepada Tuhan.
Wahyu 11:10
(11:10) Dan mereka
yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan
berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah
merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.
Kalau hanya
kristen penonton, maka beribadah dan melayani hanya untuk mencari hiburan
dan sensasional semata untuk dirinya bukan untuk menghibur Tuhan. Seperti yang
dikatakan dalam kalimat ini: “Mereka
yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita.”
Mulai
sekarang belajar rendah hati menerima Firman Tuhan, jangan keras hati lagi,
jangan sombong, semua ini dari Tuhan, oleh Tuhan, dan untuk Tuhan. Seharusnya
kita beribadah dan melayani untuk menghibur (menyenangkan) hati Tuhan, tetapi
di sini kita melihat, Kristen penonton, beribadah dan melayani hanya untuk
mencari hiburan. Sudah keliru di dalam beribadah, keliru di dalam melayani
pekerjaan Tuhan.
Maka kalau hanya Kristen penonton, yang dicari adalah suatu wadah atau tempat peribadatan yang hanya mencari hiburan. Maka tidak sedikit di situ mendatangkan artis-artis dan menceritakan perkara di bawah (perkara lahiriah).
Maka kalau hanya Kristen penonton, yang dicari adalah suatu wadah atau tempat peribadatan yang hanya mencari hiburan. Maka tidak sedikit di situ mendatangkan artis-artis dan menceritakan perkara di bawah (perkara lahiriah).
Ketika Tuhan
memberikan hikmat ini, saya sangat bersyukur sekali, supaya apa?
Supaya kita tidak menjadi kristen penonton. Kiranya kita dimungkinkan untuk mendapat kemurahan dari Tuhan,
ayo berusahalah belajar untuk menjadi dewasa mulai dari sekarang, berarti;
rendah hati dalam beribadah, rendah hati dalam mendengar firman, jangan
terpaksa, jangan hanya untuk mengikuti suatu tuntutan (aturan) yang ada di
dunia ini. Tetapi ada suatu kecintaan yang mendalam untuk menyenangkan hati
Tuhan.
Seorang
Kristen penonton, ia bukan saja mencari hiburan, tetapi juga berpesta.
Kalau di
dalam Wahyu 19, ada dua jenis pesta;
- Wahyu
19:6-9; Pesta Nikah Anak Domba.
Biarlah
kiranya kita kelak masuk dalam perjamuan malam kawin Anak Domba, menjadi
mempelai Wanita Tuhan, bersanding dengan Dia kelak, sebab itu merupakan sasaran
akhir dari perjalanan rohani kita, titik perhentian.
- Wahyu
19:17-21; Pesta burung-burung -> dosa kenajisan.
Dosa kenajisan itu nanti mengusai seluruh
bangsa ini kelak, dari segala suku, kaum, bahasa, dan bangsa. Sebab
burung-burung itu sudah memakan habis daging para pahlawan, makan habis daging
dari para pemimpin, makan habis daging dari semua tentara dan lain sebagainya.
Plih mana,
pesta nikah Anak Domba atau pesta burung-burung? Sekarang tentukan sikap mu di
dalam mengikuti Tuhan, tentukan sikap mu di dalam melayani pekerjaan Tuhan. Mau
menjadi kristen penonton atau menjadi kristen yang senantiasa mau memandang
kasih dan kemurahan Tuhan, memandang salib di Golgota. Mulai dari saat ini
tentukan sikap pengikutan mu kepada Tuhan, sekarang penentuannya bukan akhir.
Kristen
penonton bukan hanya berpesta, tetapi juga saling mengirim hadiah.
Alangkah
baiknya kalau hadiah itu digunakan untuk pekerjaan Tuhan, tentu akan lebih baik, lebih benar, lebih suci, dan lebih mulia. Tetapi di sini keliru
mereka dalam mempergunakan hadiah itu.
Jadi bukan
hanya berpesta, tetapi juga saling mengirim hadiah. Nanti kalau ada temannya
ulang tahun, kepada temannya dikirim hadiah, kepada si A kirim hadiah, kepada
si B kirim hadiah, tetapi untuk pekerjaan Tuhan tidak ada apa-apanya.
Mengapa
banyak orang melakukan seperti ini; saling mengirim hadiah? Tidak lain tidak
bukan hanya untuk mencari pujian dan hormat semata.
Mulai
sekarang jangan keliru lagi, rendah hati dalam mendengar firman Tuhan supaya
firman Tuhan itu mendarah daging. Rendah hati berarti; lemah lembut, di situlah
benih ditaburkan dan tertanam nanti. Tidak boleh hanya cari pengetahuan supaya
saya pintar seperti Bapa Gembala, lalu mudah nanti memberi nasihat supaya
mendapatkan ucapan terimakasih. Itu adalah kristen penonton yang hanya mencari
hiburan diri sendiri.
Maka kalau
saling membangun harus dari Firman yang saudara dengar. Jangan mencari pujian
dan hormat, sebab itu saudara harus mengerti siapa yang mencari pujian dan
hormat, seperti apa modelnya. Dulu kita tidak mengerti, kita bilang gembala
mencari hormat, padahal memang itu adalah ketentuan Firman Tuhan.
Saudaraku,
kembali saya sampaikan, “Mereka yang diam di atas bumi bergembira dan
bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah.” Pertanyaannya;
Mengapa seantero dunia ini bersikap demikian?
Jawabnya
ialah; karena mereka itu menolak salib Kristus, salib kasar yang berkuasa mengubahkan hidup.
Hati-hati,
dimulai dari cara mendengar firman, kalau tidak duduk diam dan tidak tenang
(gusar, gelisah) ini sudah tanda bahwa ini bibit yang nanti akan mengarah ke
sana, yang juga turut membinasakan dan membunuh dua nabi Allah tersebut.
Setelah Tuhan singkapkan berita firman-Nya, apakah kita bersyukur?
Memang
berita salib itu sakit bagi daging, tetapi ketika terjadi operasi bagi orang
yang sakit, nanti penyakitnya diambil lalu penyakitnya sembuh. “Karena
Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang
tangan-Nya menyembuhkan pula” ... Ayub 5:18.
Kembali saya
sampaikan, mengapa seluruh dunia bersikap demikian, bersikap sama seperti yang
saya terangkan di atas? Karena mereka itu menolak salib yang dinyatakan oleh
dua saksi Allah tersebut, sebagaimana di sini dinyatakan bahwa; “karena
kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas
bumi.”
Pendeknya,
mayat mereka menjadi tontonan, mayat mereka menjadi hiburan untuk melampiaskan
amarah mereka.
Hal itu sudah
dialami oleh Yesus Kristus dua ribu tahun yang lalu. Jadi bukan berarti dua
saksi yang besar ini mengalami sesuatu tanpa dialami oleh Yesus Kristus. Karena
Yesus Kristus sudah terlebih dahulu mengalaminya di atas kayu salib supaya Dia
layak mengutus dua saksi ini.
Sama seperti
hamba Tuhan, kalau hanya bisa menyampaikan Firman Tuhan tetapi Firman Tuhan itu
tidak terlebih dahulu mengenai dirinya (mengoperasi) hidupnya, maka Firman yang
disampaikan itu tidak ada kekuatan apa-apa, tetapi justru diserang balik oleh
setan, dan setan akan mempermalukan.
Jadi Yesus
sudah terlebih dahulu mengalami apa yang dialami oleh dua saksi ini dua ribu
tahun yang lalu.
Matius
27:45-47
(27:45) Mulai dari
jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.
(27:46) Kira-kira
jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama
sabakhtani?"Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
(27:47) Mendengar itu,
beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia."
Ketika Yesus
berseru; “Eli, Eli, lama sabakhtani?”, mereka yang menyalibkan Yesus
berkata; “Ia memanggil Elia.” Padahal arti dari “Eli, Eli, lama
sabakhtani?” adalah Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggakan Aku?.
Jadi mereka
sudah salah kaprah, tidak mengerti arti dari seruan yang keluar dari mulut
Yesus.
Memang pada
saat seseorang menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung sama seperti
orang yang menanggung penderitaan dalam kesendirian tanpa ada orang yang
mengerti. Maka ketika seseorang menderita di luar Tuhan, nanti akhirnya bisa
jadi stress atau bisa melampiaskan kepada hal-hal yang tak wajar. Tetapi kalau
kita dengan sadar menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, maka
keluarlah seruan yang semacam ini; “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Allah-Ku,
Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Tetapi setelah mendengar suara itu
mereka berkata; “Ia sedang memanggil Elia.” Mereka sudah salah kaprah,
mereka tidak mengerti yang sesungguhnya.
Matius
27:48-49
(27:48) Dan
segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang,
mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang
buluh dan memberi Yesus minum.
(27:49) Tetapi
orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia
datang untuk menyelamatkan Dia."
Selanjutnya,
oleh seruan itu ada dua tindakan dari orang-orang yang menyalibkan Yesus;
a. Memberi
Yesus minum anggur asam.
Anggur
asam ini menunjukkan tabiat mereka, hidup di dalam keonaran dan kelaliman.
Sama
seperti Yesaya 5:7; “...Dinantikan-Nya keadilan, tetapi hanya ada
keonaran. Dinantikan-Nya kebenaran, tetapi hanya ada kelaliman.” Itu anggur
asam. Padahal Tuhan sudah berjuang di atas kayu salib.
Kebun
anggur Allah itu ada di lereng gunung, berarti; subur. Kemudian Allah
mencangkulinya, rumputnya diambil, batu-batunya disingkirkan, kemudian membuat
(menggali) tempat pemerasan, dimana Yesus sendiri sudah diperas di atas kayu
salib. Tetapi dinantikan anggur yang manis, yang dihasilkan anggur asam
(keonaran dan kelaliman).
Jadi
tindakan pertama ini menunjukkan bahwa mereka ini masih hidup di dalam keonaran
dan kelaliman, dimana-mana bikin onar, dimana-mana hidup di dalam kelaliman
sehingga suasana tidak kondusif dan tenteram.
Ayo,
sikap, perbuatan, perilaku, gerak gerik, biar kiranya menghasilkan ketenteraman
dan damai sejahtera, dimanapun kita berada, apalagi di dalam rumah Tuhan di
saat beribadah dan melayani. Hati-hati, jangan rusak suasana dengan dosa
kejahatan dan dengan dosa kenajisan yang penuh kemunafikan itu. Luruskan cara
berpikir, biar pikiran kita senantiasa memikirkan Allah, Anak, dan Kota
Yerusalem yang Baru, tanda bahwa kehidupan kita ini adalah milik Allah yang
sudah dimeteraikan.
b. Orang-orang
lain berkata “Apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia?”
Kesimpulannya;
kematian Yesus di atas kayu salib menjadi hiburan dan tontonan untuk
melampiaskan amarah mereka. Itu sebabnya mereka bertindak dengan dua tindakan
di atas tadi.
Inilah
gambaran dari Kristen penonton, beribadah hanya untuk mencari hiburan saja,
mencari sensasional untuk menyukakan keinginan dagingnya, memuaskan nafsunya.
Tetapi sore
ini saya sampaikan dengan tandas, kiranya kita memohon kepada Tuhan supaya kita
terus memiliki sikap yang tegas dan pendirian yang teguh di dalam hal untuk
menghidupi Pengajaran Salib. Dan berdoa juga untuk saya supaya saya memiliki
sikap yang tegas, pendirian yang teguh, tidak berubah-ubah, tidak dapat
dipengaruhi oleh suasana zaman yang ada
ini.
1 Korintus
1:22
(1:22) Orang-orang
Yahudi
menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
Orang-orang
Yahudi
menghendaki tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat semata di tengah-tengah
pelayanan mereka, sedangkan orang-orang Yunani mencari hikmat, hanya
sebatas untuk memperoleh pengetahuan, cukup hanya sampai di situ saja. Tetapi
ingat, sepandai-pandainya seseorang oleh karena memiliki pengetahuan dalam
banyak perkara, tetapi satu hal yang harus kita tahu, pengetahuan itu terbatas
untuk menjangkau sorga.
Tidak salah
kuliah atau menuntut ilmu, tetapi jangan bergantung kepada pengetahuan itu,
tetapi bergantunglah kepada hikmat sorgawi.
- Yahudi;
gambaran dari orang Kristen, mereka datang di tengah-tengah ibadah hanya untuk
melihat mujizat-mujizat semata (tanda-tanda heran), tetapi salib
diabaikan.
- Yunani;
gambaran dari orang-orang dunia (bangsa Kafir), yang mereka utamakan adalah pengetahuan
(kepandaian) semata di tengah-tengah
mereka beribadah dan melayani kepada Tuhan, mereka tidak bergantung kepada
hikmat sorgawi dari Allah.
1 Korintus
1:23
(1:23) tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Ayat ini
menunjukkan bahwa Rasul Paulus memiliki pendirian yang teguh, sekalipun orang-orang
Yahudi menghendaki tanda-tanda heran di tengah ibadah dan pelayanan,
sekalipun orang-orang Yunani mencari pengetahuan (hikmat) semata,
tetapi Rasul Paulus berkata; “Kami tetap memberitakan Kristus yang
disalibkan.” Penyataan ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus memiliki
pendirian yang teguh, memiliki sikap yang tegas, tidak dapat dipengaruhi oleh
sidang jemaat, sekalipun sidang jemaat kaya, sekalipun sidang jemaat
berpendidikan tinggi, tetapi Rasul Paulus tidak dipengaruhi oleh sidang jemaat,
Dia tetap memberitakan Kristus yang disalibkan.
Jangan
sampai pemimpin rumah Tuhan, jangan sampai gembala sidang, jangan sampai hamba
Tuhan menuruti keinginan dari pada sidang jemaat seperti sikap yang dimiliki
oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani tadi.
Jadi saudara
jangan marah kepada saya karena keinginan saudara tidak dipenuhi karena saya
mau hidup dengan Firman Allah ini. Ayo, bersaksi harus membangun, menghibur
yang lain sesuai dengan Firman penggembalaan yang mengubahkan sikap tabiat
kita.
Untuk berada
di tempat yang tinggi kita harus berusaha untuk menyukakan hati Tuhan, diawali dari Golgota
menghantar kita untuk sampai di gunung Sion. Berarti; Salib harus tetap
ditegakkan di tengah ibadah dan pelayanan.
Hanya ada dua
gunung yang tinggi, tidak ada yang lain, jangan ditambah-tambahkan lagi. Jadi
kalau ada ajaran lain, tutup telinga, supaya jangan keliru, dan supaya nanti
kita tiba pada tempat tujuan akhir kita.
Berarti;
Rasul Paulus ini melayani bukan untuk menyenangkan hati orang-orang Yahudi
lewat tanda heran (mujizat dan tanda heran) dan bukan untuk menyenangkan hati
orang-orang Yunani lewat pengetahuan yang mereka dambakan semata. Sebab itu
saya ulangi sekali lagi, jangan kita memberi nasihat supaya terlihat sama
seperti Bapa Gembala, itu hanya untuk mencari pujian semata, itu roh Lucifer
menyejajarkan dirinya dengan Tuhan.
Saudaraku,
akibatnya salib Kristus yang disampaikan oleh Rasul Paulus:
- Untuk
orang-orang Yahudi menjadi suatu batu sandungan.
Batu
sandungan itu dimulai dari tersandung, kalau dia sudah tersandung dengan
Pengajaran Salib kelak dia akan menjadi
batu sandungan. Jadi tersandung dulu lalu menjadi batu sandungan.
- Untuk
orang-orang Yunani (bangsa Kafir) adalah suatu kebodohan.
Kalau
datang di tengah ibadah hanya untuk mencari hikmat dan pengetahuan, nanti sama
seperti ahli taurat, mengerti firman tetapi tidak menjadi pelaku, tidak ada
bedanya dengan orang dunia yang tidak mengenal salib Kristus. Mereka berkata;
“Hari-hari beribadah, hari-hari melayani, hari-hari pikul salib, hari-hari
berkorban.” Mengapa mereka berkata seperti itu? Karena mereka mengganggap
salib adalah suatu kebodohan. Tetapi kita tidak demikian.
1 Korintus
1:24
(1:24) tetapi untuk
mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Tetapi bagi setiap
orang yang dipanggil (Kafir maupun Israel), Salib Kristus adalah:
1. Kekuatan
Allah.
2. Hikmat
Allah.
Kesimpulannya;
orang yang tidak menghargai salib menjadi lemah, tidak berdaya, dan menjadi
bodoh. Sebaliknya bagi orang yang menghargai salib, itu merupakan kekuatan
Allah dan hikmat Allah.
Bodoh,
berarti; tidak bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat. Tetapi orang
yang berhikmat seperti Raja Sulaiman dapat membedakan antara yang baik dan yang
jahat, namun orang yang berpengetahuan (berpendidikan) di dunia ini belum tentu
bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat. Buktinya; korupsi dan tidak
adil terhadap satu dengan yang lain.
Matius
27:37-44
(27:37) Dan di atas
kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum:
"Inilah Yesus Raja orang Yahudi."
(27:38) Bersama
dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang
di sebelah kiri-Nya. (27:39) Orang-orang yang lewat di sana menghujat
Dia dan sambil menggelengkan kepala, (27:40) mereka berkata:
"Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali
dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari
salib itu!" (27:41) Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama
ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: (27:42)
"Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia
selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan
percaya kepada-Nya. (27:43) Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah
Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah
berkata: Aku adalah Anak Allah." (27:44) Bahkan penyamun-penyamun
yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga.
Salib
Kristus bagi orang yang lemah dan bodoh:
1. Orang-orang
yang lewat di sana.
Apa
yang mereka kerjakan? Mereka menghujat Dia. Ini orang-orang yang lewat
di sana.
Hari
minggu terpaksa terlewatkan karena ada bisnis usaha, lalu tiga minggu kemudian
datang lagi, ini orang-orang yang lewat di sana. Apa pekerjaan mereka ?
Menghujat Dia.
Praktek
menghujat: bicara tetapi tidak tahu apa yang dibicarakan, misalnya mereka
berkata; “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya
dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jika Engkau Anak Allah dan turunlah dari
Salib itu.” Ini praktek menghujat, ngomong tetapi tidak tahu apa yang
diomong, bicara tetapi keliru, tidak mengerti. Inilah kristen lewat-lewat
(Kristen penonton). Mempersalahkan apa yang dinyatakan Yesus kepada orang-orang
Yahudi padahal sementara Yesus disalib, Yesus sedang menggenapi apa yang
diucapkan oleh Yesus beberapa waktu lalu kepada mereka. Dia sedang merubuhkan
Bait suci yang dibangun selama empat puluh enam tahun oleh orang Yahudi
(Yerusalem) lalu membangunnya kembali dalam tiga hari, dan Dia sedang mengenapi
perkataan itu. Biarlah kiranya perkataan ini, kita ingat, terekam, termeterai
sehingga sama seperti murid-murid di dalam injil Yohanes 2:17, ketika
Yesus berkata; “Cinta akan rumah-Mu menghanguskan Aku”, lalu murid-murid
teringat. Miliki roh dengar-dengaran.
Jadi
perkataan yang keluar dari mulut harus digenapi sehingga perkataan dan
perbuatan sama, itu seorang imam. Tugas imam; untuk mengadakan pendamaian
dosa, kedudukannya; ada diantara Allah dengan manusia berdosa. Tugasnya;
memperdamaikan manusia berdosa. Berarti; yang menjadi korban adalah imam.
Supaya apa? Menggenapi perkataannya. Tetapi di sini mereka tidak mengerti apa
yang mereka bicarakan. Itu bukti bahwa mereka sudah menghujat Allah.
2. Imam-imam
kepala, ahli-hali taurat, dan tua-tua.
Apa
yang mereka kerjakan? Mengolok-olok Yesus.
Praktek
mengolok-olok, mereka berkata;
- “Orang
lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan.”
- “Ia
Raja Israel? Baiklah Ia turun dari Salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.”
Perkataan;
“Ia Raja Israel?” menunjukkan; Apakah Dia orang yang berkuasa? Kalau
memang Ia orang yang berkuasa, baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan
percaya kepada-Nya.
Jadi
orang yang menyalibkan Yesus ini benar-benar bodoh dan lemah. Tidak mengerti
apa yang mereka perbuat dan tidak mengerti apa yang mereka ucapkan. Jadi hikmat
itu datang betul-betul dari salib, bukan berasal dari pengetahuan dari bumi
ini, pengetahuan dari bumi tidak salah, tetapi belum sampai kepada sumber
keselamatan.
- “Ia
menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah
berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah."
Jadi
mereka ini lemah dan bodoh, tidak mengerti apa yang dinyatakan oleh Yesus dan
apa yang dikerjakan oleh Yesus, tidak mengerti apa-apa.
Sebetulnya,
mereka itu (Imam-imam kepala, ahli-hali taurat, dan tua-tua) lemah dan bodoh,
tetapi memutar balik fakta. Mengatakan salib itu tidak ada gunanya, salib itu
menjadi suatu kebodohan, padahal mereka yang bodoh dan lemah. Biasanya memang,
orang kalau sudah kalah malu, dosanya ditunjuk habis, langsung cepat-cepat
memutar balik fakta. Sampai kapanpun orang semacam ini tidak akan pernah
berubah. Harusnya kalau ditunjuk dosa, langung saja mengakui; “ya saya
salah, doakan saya supaya saya berubah.” Itu yang benar.
3. Penyamun
(penjahat) yang disalibkan bersama dengan Yesus.
Dimana
letak kebodohan mereka? Mereka turut mencela Yesus dengan cara yang sama
yang dikerjakan oleh Yerusalem dan orang yang lewat di sekitar salib Golgota.
Saudaraku,
kalau kebodohan dan kelemahan yang begitu hebat terjadi, orang semcam ini ada
disekitar kita bahkan kita alami sendiri, betapa hebatnya penderitaan ini.
Itulah yang sedang dialami oleh Yesus.
Jadi
itulah gambaran yang dialami oleh dua saksi Allah (Musa dan Elia) di dalam Wahyu
11:9, ketika mereka diutus ke bumi ini selama tiga setengah tahun/selama
aniaya antiKris berlangsung dimuka bumi ini. Sebab memang Sodom dan Mesir
adalah ibu kota dari antikris, kota yang menyalibkan Yesus. Tetapi justru Allah
menanamkan salib di situ. Karena Allah merasa perlu untuk menolong kehidupan
yan perlu ditolong dari kota itu. Apakah saya, apakah saudara. Kalau kita perlu
mendapatkna pertolongan, buktikan mulai dari detik ini.
Kita kembali
membaca..
Wahyu
11:8-10
(11:8) Dan mayat
mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut
Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. (11:9) Dan
orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, melihat mayat
mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak memperbolehkan
mayat mereka dikuburkan. (11:10) Dan mereka yang diam di atas bumi
bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim
hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang
diam di atas bumi.
Mayat mereka
(Musa dan Elia) menjadi tontonan dan hiburan bagi mereka yang menolak salib
Kristus, tetapi mereka tidak tahu apa yang terjadi, mereka tidak tahu apa yang
sudah mereka perbuat. Intinya saudaraku; orang-orang yang sudah membunuh Musa
dan Elia ini, mereka bertindak begitu sadis, tetapi mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat sebetulnya. Mereka itu lemah dan bodoh.
Kalau kita
bandingkan dalam di dalam..
Matius
27:50-53
(27:50) Yesus
berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. (27:51)
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan
terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, (27:52) dan kuburan-kuburan
terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. (27:53) Dan
sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota
kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Ketika Yesus
mati di atas kayu salib, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke
bawah. Sama artinya; mengalami perobekan daging sepenuh, dari kepala
sampai ujung kaki. Dan pada saat terjadi penyaliban terhadap daging sepenuh,
kuburan-kuburan terbuka, maka banyak orang-orang kudus yang telah meninggal
bangkit.
Tetapi
orang-orang yang membunuh dua saksi tadi tidak mengerti apa yang mereka
perbuat, mereka sesaat bergembira, mereka sesaat berpesta, bahkan saling
mengirim hadiah, tetapi mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi di kemudian
hari, sebab Musa dan Elia mati hanya tiga setengah hari saja, sesudah itu apa
mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya? Tetapi di sini kita sudah
melihat Yesus menderita dan mati di atas kayu salib, lalu terjadi perobekan daging
sepenuh, sesudah itu kubur-kubur terbelah, banyak orang kudus bangkit.
Memang
manusia ditakdirkan untuk lahir dua kali, juga untuk mati dua kali. Tetapi bagi
orang yang sudah dibangkitkan dari kubur, kematian kedua tidak berlaku atas
mereka. Puji Tuhan..
Saya ini
sangat heran dan kagum melihat kasih Tuhan, Tuhan itu sangat memperhatikan
sidang jemaat GPT “Betania” dan saudara harus mengerti itu. Jadi kalau
saudara tidak mengerti dan merasa salah berada di dalam penggembalaan ini,
saudara keliru. Saya bicara ini sekarang dalam cengkraman Roh Kudus, jadi
saudara harus menerima bahwa Tuhan Yesus Baik. Tuhan sudah bicara dari hati-Nya
sekarang. Karena tiada seorang pun yang dapat memaksa Tuhan supaya isi hati-Nya
dinyatakan, tidak bisa. Tuhan hanya berkemurahan kepada siapa Dia berkemurahan,
dan Tuhan menaruh belas kasih kepada siapa Dia menaruh berbelas kasih. Di
sinilah air mata sudah tidak bisa lagi ditahan. Bukankah kita ini orang hina?
Debu tanah, penuh dengan cacat cela di sana sini? Penuh dengan dosa kejahatan
dan dosa kenajisan? Tetapi ko diperhatikan? Mengapa isi hati-Nya dinyatakan?
Siapa kita? Kita ini kumpulan yang belum ratusan apalagi ribuan, tetapi hati
Tuhan tertuju kepada hati kita masing-masing. Tuhan tidak biarkan kita bodoh
melakukan sesuatu yang kita tidak tahu apa yang sedang kita lakukan. Pendeknya,
Tuhan tidak biarkan kita lemah dan bodoh.
Matius 27:54
(27:54) Kepala
pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut
ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh,
Ia ini adalah Anak Allah."
Kalau Tuhan
sudah menyatakan kasih-Nya sore ini, biarlah kita menjadi suatu kehidupan yang takut
Tuhan seperti Kepala Pasukan. Takut akan Tuhan; benci kejahatan. Dan di
sini kita melhat ada pengakuan dari bangsa Kafir yang takut akan Tuhan; “Sungguh,
Ia ini adalah Anak Allah.” Ini saya gambarkan sama seperti memperoleh satu
Efa, suatu kemurahan yang luar biasa. Tetapi berbeda dengan Yerusalem (imam-imam
kepala, tua-tua, dan ahli-ahli taurat), justru mereka berkata; “Kalau Engkau
Anak Allah turunkanlah diri-Mu dari salib itu.”
Roma 8:11
(8:11) Dan jika Roh
Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam
kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati,
akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam
kamu.
Yesus
menderita dan mati di atas kayu salib, pada hari ke tiga Yesus bangkit,
kubur-kubur terbuka, banyak orang kudus bangkit karena Roh Allah menghidupkan
Yesus kembali. Dan biarlah kiranya Roh yang sama ini menghidupkan kita semua,
jangan menjadi sama seperti orang-orang bodoh dan lemah tadi.
Orang Yahudi
menghendaki tanda heran (mujizat), tetapi saib ditolak, dan orang Yunani
menghendaki hikmat, tetapi salib di tolak sehingga orang Yahudi tersandung
terhadap Pengajaran Salib dan orang Yunani (orang pandai) menganggap salib yang
disampaikan di tengah ibadah adalah suatu kebodohan. Ternyata mereka yang bodoh
dan mereka yang lemah. Andai kata mereka tidak bodoh dan tidak lemah, mereka
tidak akan membunuh dua saksi Allah yang besar tadi.
Tetapi
lihat, setelah lewat tiga setengah hari kemudian, Roh Allah menghidupkan dua
saksi Allah yang besar tadi. Maka biarlah Roh yang sama ini menguasai kehidupan
kita semua. Jangan turuti roh jahat, roh najis, dan roh-roh yang lain, itu
mati.
1 Timorius
3:16
(3:16) Dan
sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah
menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang
menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia,
diangkat dalam kemuliaan."
“Agunglah
rahasia ibadah kita.” Ada dua rahasia besar:
1. Rahasia
ibadah.
2. Rahasia
nikah.
Kristus yang
sudah disembunyikan dari abad ke abad, dari keturunan ke keturunan, namun yang
sekarang sudah dinyatakan.
Jadi
saudaraku, yang menjadi saksi dari pada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus
adalah Roh Allah karena Roh Allah itulah yang menghidupkan Yesus dari
antara orang mati. Roh Allah juga sedang menyaksikan ibadah dan pelayanan kita.
Jadi apakah kita benar-benar menghargai Firman yang disampaikan sore ini? Roh
Allah sedang menyelidiki hati kita semua, apakah kita sedang mencari sensasi,
mencari yang lain-lain yang tidak patut dicari atau betul-betul kita datang
menyembah Tuhan dan mengagungkan Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, dan
dengan segenap kekuatan kita. Kalau itu terjadi, maka Roh Allah yang membangkitkan
Yesus dari antara orang mati sedang menguasai dan manunggal dalam setiap
kehidupan kita masing-masing.
Wahyu
11:10-11
(11:10) Dan mereka
yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta
dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi
semua orang yang diam di atas bumi.
(11:11) Tiga
setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka,
sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi
sangat takut.
“Tiga
setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka,
sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat
takut.”
Saudaraku,
sore ini Tuhan sedang bekerja keras untuk kita. Roh Allah diutus untuk
menghidupkan kita lewat ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita.
Kita tidak bisa mendapatkan Roh Allah di luaran sana, Roh Allah hanya bisa kita
dapatkan di tengah ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan (di dalam Tuhan), Roh
Allah hanya ada di Yerusalem, jangan tinggalkan Yerusalem. Allah sedang bekerja
keras untuk menghidupkan kita semua. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment