IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 21 JANUARI 2020
KITAB KOLOSE
(Seri: 81)
Subtema: DI DALAM KESATUAN, KRISTUS
ADALAH SEGALA SESUATU.
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena kasih
dan kemurahan-Nya, kita diijinkan untuk mengusahakan Ibadah Doa Penyembahan.
Biarlah kiranya firman itu membentuk kehidupan kita sekaligus membawa hidup
kita rendah di bawah kaki salib Tuhan dengan muka sampai di ujung kaki Tuhan.
Demikian juga saya tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan,
hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming, video internet Youtube,
Facebook di mana pun anda berada. Mari kita berdoa dan kita mohonkan dengan
segala kerendahan hati supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita
sekaliannya.
Kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat
yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:9B-11
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu
telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus
diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar
Khaliknya; (3:11) dalam hal ini
tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak
bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus
adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
“... Telah menanggalkan manusia lama
serta kelakuannya”, buktinya adalah kita berada di dalam rumah Tuhan. Kita
sudah tanggalkan hidup yang lama, kita menyingkir dari dunia, sekarang ada di
dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan lewat Ibadah Doa Penyembahan.
Kemudian, tujuan dari pembaharuan ialah untuk
memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.
Berarti;
1.
Segambar serupa dengan Allah.
2.
Berada pada derajat yang tinggi, artinya; kualitas
rohani sama dengan Kristus baik lahir maupun batin (luar dalam).
3.
Menjadi satu atau terwujudnya kesatuan tubuh, disebut juga
dengan terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah yang disebut
tubuh Mempelai.
Bukti terwujudnya kesatuan tubuh ialah tidak terlihat lagi perbedaan dan
tidak ada lagi gap atau jurang
pemisah antara yang satu dengan yang lain. Gap
itu menunjuk dosa kejahatan dan dosa kenajisan. Tetapi jika ada kesatuan tubuh,
maka tidak ada lagi kepentingan di dalamnya.
Tidak ada lagi perbedaan, maksudnya ialah tidak ada lagi pemisah antara;
-
Yunani atau Yahudi.
-
Orang yang bersunat atau orang yang tidak bersunat.
-
Orang Barbar atau orang Skit.
-
Budak atau merdeka.
Kalau kita sudah satu, maka Kristus adalah semua dan di dalam segala
sesuatu adalah Kristus, tidak ada lagi di situ terlihat kepentingan diri, tidak
ada lagi terlihat di situ pikiran dan perasaan manusia daging, maka secara
rohani tidak ada lagi terdapat kebodohan dan kesalahan.
Filipi 2:1-3
(2:1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat,
ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra
dan belas kasihan, (2:2) karena
itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam
satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (2:3)
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang
sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap
yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
Perikop ayat ini adalah: “Nasihat
supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus.”
Siapa yang rindu menjadi satu? Perhatikanlah nasihat ini.
Kalau firman itu sudah termeterai, di mana pun dan dalam keadaan apa pun,
maka seseorang tidak akan terbawa perasaan, sebab firman sudah termeterai.
Sebab itu, perhatikanlah nasihat firman supaya menjadi bijaksana.
Di dalam kesatuan tubuh atau ketika terwujudnya kesatuan tubuh, seseorang tidak lagi mencari kepentingan sendiri, tidak lagi mencari puji-pujian dan
hormat yang sia-sia dari orang lain.
Pendeknya: pikiran dan perasaan manusia daging tidak terlihat lagi dalam
kesatuan tubuh supaya tidak ada lagi perbedaan antara yang satu dengan yang
lain. Inilah nasihat supaya anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda itu menjadi
satu dan saling merendahkan diri seperti Kristus.
Kalau tercapai kesatuan, maka semuanya adalah Kristus. Semuanya demi
Kristus, bukan lagi demi kepentingan diri, bukan lagi demi perasaan manusia
daging.
Di dalam Kristus ada 5 (lima) perkara, yaitu:
1.
Ada nasihat.
2.
Ada penghiburan
kasih.
3.
Ada persekutuan
Roh.
4.
Ada kasih mesra.
5.
Ada belas kasihan.
Inilah nasihat supaya kita semua bersatu dan hal ini harus kita semua
ketahui. Kita manfaatkan 5 (lima) perkara ini supaya kita menjadi satu.
Keterangan: “Di dalam Kristus ada NASIHAT.”
Ini merupakan suatu tanda (sinyal) yang baik, bahwasanya kita amat sangat
diperhatikan oleh Tuhan. Itulah keuntungannya kalau di dalam Kristus ada
nasihat. Tentu kita semua butuh nasihat firman, oleh sebab itu, masing-masing
kita harus merendahkan diri.
Ibrani 12:5-8
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang
berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah
anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya; (12:6) karena
Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya
sebagai anak." (12:7) Jika
kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di
manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas
dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak,
tetapi anak-anak gampang.
“... Sudah lupakah kamu akan
nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak ...”
Jangan lupakan nasihat firman. Kalau ada kesalahan, di situ pasti ada teguran, hal itu jangan dilupakan. Jangan lupa dengan nasihat firman supaya jangan terulang
kesalahan yang sama, dan kita sebagai anak-anak Tuhan memang butuh nasihat
firman.
Orang yang menghargai nasihat firman adalah tanda bahwa ia:
1.
Dikasihi Allah.
2.
Diakui sebagai Anak Allah.
Sebaliknya, orang yang menolak nasihat firman (ganjaran dan teguran)
disebut dengan anak-anak gampang, anak yang lahir di luar nikah, tidak sah,
tidak diakui jadi anak Tuhan.
Oleh sebab itu;
1.
Jangan anggap enteng didikan Tuhan.
2.
Jangan putus asa apabila kita diperingatkan dengan tegas
oleh karena kesalahan yang ada.
Banyak orang Kristen sudah berbuat salah, sudah teledor, sudah keliru,
sudah malas, ketika ada nasihat dan teguran, ia justru marah dan emosi.
Orang yang menolak nasihat firman seperti ini disebut anak gampang, anak
yang lahir di luar nikah, berarti tidak sah, tidak diakui jadi anak Tuhan.
Tetapi sebagai anak-anak Tuhan, kita harus terima nasihat firman. Kalau pun
ada teguran, kalau pun kita menerima ajaran, itu adalah sebuah tanda (sinyal)
yang positif, yaitu diakui sebagai anak Tuhan dan dikasihi.
Siapa yang mau dikasihi Tuhan? Siapa yang mau dianggap menjadi anak Tuhan?
Maka terimalah nasihat firman walaupun setiap hari ditegur, ditegur, dan
ditegur.
Saya peringatkan: Kalau pun memiliki pendidikan yang tinggi, harus tetap terima nasihat firman.
Pendeknya: Setiap orang yang bebas dari nasihat firman, maka ia adalah anak
gampang, anak yang lahir di luar nikah.
Keterangan: “Di dalam Kristus ada PENGHIBURAN KASIH.”
Ini adalah sebuah tanda yang baik bagi kita, sebab manakala kita mengalami
kesusahan, dukacita, perkabungan, dan ratap tangis, di situ Tuhan ada
menyatakan kasih-Nya untuk memberi penghiburan. Jadi, tentu kita patut
bersyukur karena di dalam Kristus ada penghiburan kasih untuk menghibur kita
manakala kita mengalami pergumulan yang begitu sulit dan persoalan-persoalan
yang begitu menghimpit sehingga kesusahan terjadi.
Puji Tuhan, di dalam Kristus ada penghiburan kasih, sebab itu biarlah di
dalam segala sesuatu semuanya adalah Kristus, tidak terlihat lagi perasaan
manusia daging di dalam kesatuan itu.
Jadi, kita tidaklah rugi menjadi anggota tubuh Kristus yang sudah
dipersekutukan di dalam Kristus, melainkan kita bersyukur karena memiliki
Kristus, sebab di dalam Dia ada penghiburan kasih.
Wahyu 21:3-5
(21:3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta
itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia
akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan
menjadi Allah mereka. (21:4) Dan Ia
akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi;
tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala
sesuatu yang lama itu telah berlalu." (21:5)
Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala
sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan
ini adalah tepat dan benar."
Jika Allah ada di tengah-tengah manusia, berdiam di antara kita, maka:
1.
Ia akan menghapus segala air mata kesedihan.
2.
Maut tidak ada lagi.
3.
Tidak akan ada lagi perkabungan.
4.
Tidak ada lagi ratap tangis.
5.
Tidak ada lagi dukacita.
6.
Yang lama sudah berlalu.
Kalau kita menjadi satu (tubuh Kristus), maka yang lama berlalu, tidak ada
lagi tabiat lama.
Tabiat yang lama tidak ada lagi supaya anggota tubuh itu jangan
terpecah-pecah. Kadang kala hanya untuk mencari kesenangan daging semata malah merusak
kesatuan tubuh, ini adalah pemikiran yang pendek, padahal Kerajaan Sorga itu
luas tidak sependek cara berpikir manusia. Ayo, belajar untuk memiliki kasih
yang luas.
Wahyu 21:6
(21:6) Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah
terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang
haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
“Semuanya telah terjadi”, dengan
lain kata; telah terwujudnya kesatuan tubuh Kristus, maka semuanya adalah
Kristus.
Segala sesuatu menjadi baru, yang lama sudah berlalu, mengapa demikian?
Karena Kristus adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir.
Wahyu 1:8,17-18
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega,
firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
(1:17) Ketika aku melihat Dia,
tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia
meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun
lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci
maut dan kerajaan maut.
Dari awal untuk sampai kepada akhir atau dari Alfa
untuk sampai kepada Omega, Yesus telah mati di kayu salib, ini merupakan
penghiburan kasih kepada kita, supaya kita menjadi satu.
Kalau Yesus tidak mati di kayu salib, tidak ada penghiburan. Manakala
seseorang mengalami kesusahan oleh karena penderitaan, kesulitan yang
menghimpit dan pergumulan yang lain, maka seseorang akan tetap dalam kesusahan,
tetapi Yesus adalah Alfa dan Omega, Dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Tetapi
dari awal untuk sampai kepada akhir, Yesus telah mati di kayu salib, Dia yang
-- datang pertama – hidup,
kemudian mati di kayu salib, kemudian hari ketiga Ia hidup. Itu
merupakan penghiburan kasih.
Bukti menerima
penghiburan kasih.
Wahyu 21:6
(21:6) Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah
terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus
akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
Kepada orang yang haus diberi minum dengan cuma-cuma “dari mata air
kehidupan.”
Bukankah Yesus adalah mata air kehidupan?
Contoh: Yesus telah memberi minum perempuan Samaria, kepadanya telah
diberikan air dengan cuma-cuma, sehingga perempuan Samaria ini dipuaskan. Apa
tanda bahwa dia dipuaskan oleh air kehidupan dengan cuma-cuma? Perempuan
Samaria mengakui segala dosa kejahatan teramat lebih kenajisannya kepada Tuhan.
Ketika Yesus memerintahkan dia untuk memanggil suaminya, seketika itu dia
langsung mengaku bahwa ia tidak mempunyai suami, walaupun telah hidup
bersama-sama dengan 6 (enam) laki-laki, tetapi itu semua bukan merupakan
suaminya.
Lalu Yesus Kristus berkata: “Tepat
katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami ... Dalam hal ini engkau berkata
benar.” Kalau kita mengakui dengan hati yang jujur dan pengakuan itu
terjadi dengan ketulusan hati, maka Tuhan membenarkan kita. Jangan kita
melakukan pengakuan dengan terpaksa untuk menutup-nutupi yang lain. Kalau
pengakuan itu terpaksa, berarti bukan Tuhan yang membenarkan, tetapi pemikiran
manusia itu yang membenarkan.
Perempuan Samaria ini telah dipuaskan. Yesus berkata: “ ... Engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada
sekarang padamu, bukanlah suamimu ...”, berarti sudah ada enam laki-laki,
tetapi enam laki-laki ini juga tidak memberi kepuasan. Namun setelah bertemu
dengan satu laki-laki yang terakhir, laki-laki yang ketujuh, itulah Yesus
Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, adalah mata air kehidupan, memberi
kepuasan.
Angka tujuh adalah angka sempurna, menunjuk; hari perhentian, di situ ada
kepuasan bagi orang yang lelah, bagi orang yang bermasalah. Jangan mencari
kepuasan di dunia sana, di situ tidak ada kepuasan; habis duit habis kepuasaanmu,
habis harta mu habis kepuasaanmu, habis kedudukanmu habis kepuasaanmu.
Yesus adalah mata air kehidupan yang memberi kepuasan, dan itu diberikan
cuma-cuma. Mengapa cuma-cuma? Tergantung penyerahan diri kita; mau membuka diri
kepada Tuhan atau tidak? Mau bertahan dalam kebodohan atau mau membuka hati
kepada Tuhan?
Ingat; cuma-cuma, berarti; gratis. Kurang apa Tuhan untuk mempersatukan
kita supaya kita menjadi satu tubuh?
Keterangan: “Di dalam Kristus ada PERSEKUTUAN ROH.”
Ini merupakan sinyal yang baik di dalam hal melayani Tuhan dan melayani
pekerjaan Tuhan, sehingga sekalipun karunia-karunia yang diterima setiap
hamba-hamba Tuhan atau setiap orang berbeda-beda, namun saling melengkapi
antara yang satu dengan yang lain. Itulah persekutuan Roh.
1 Korintus 12:4-6
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
(12:5) Dan ada rupa-rupa
pelayanan, tetapi satu Tuhan. (12:6)
Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu
yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
Di sini terlihat dengan jelas:
-
Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh, sama
dengan; persekutuan Roh.
-
Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. kalau
kita satu Tuhan sekalipun pelayanan itu berbeda, kita tetap berada dalam
persekutuan Roh.
-
Ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah
adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
Intinya: Sekalipun karunia-karunia berbeda, sekalipun pelayanan-pelayanan
itu berbeda dan ada berbagai perbuatan ajaib di tengah-tengah pelayanan itu,
tetapi kalau kita satu Tuhan dan satu Allah, sama dengan; ada persekutuan Roh.
1 Korintus 12:7-11
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan
penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (12:8)
Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat,
dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang
sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh
memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia
memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang
seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan
kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
(12:11) Tetapi semuanya ini
dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan
karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
“ ... Kepada tiap-tiap orang
dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.”
Persekutuan Roh itu adalah untuk kepentingan bersama, dan segala yang ada
di dalam persekutuan Roh adalah untuk kepentingan bersama.
“Sebab kepada yang seorang Roh
memberikan:”
1.
Karunia untuk
berkata-kata dengan hikmat.
2.
Karunia
berkata-kata dengan pengetahuan.
3.
Karunia iman.
4.
Karunia untuk menyembuhkan.
5.
Karunia untuk
mengadakan mujizat.
6.
Karunia untuk bernubuat.
7.
Karunia untuk membedakan
bermacam-macam roh.
8.
Karunia untuk berkata-kata
dengan bahasa roh.
9.
Karunia untuk menafsirkan
bahasa roh itu.
Sembilan karunia-karunia Roh Kudus semuanya dikerjakan oleh Roh yang satu
dan yang sama, sama dengan; ada persekutuan Roh.
Dampak positifnya ada persekutuan Roh:
1.
Tidak ada penonjolan diri.
2.
Tidak tumpang tindih dalam melayani Tuhan.
3.
Tidak saling sikut menyikut sekalipun karunia-karunia itu
berbeda-beda.
Tumpang tindih ini sangat merugikan sekali. Biasanya ini terjadi karena
egois, kepentingan diri sendiri. Si A sudah mengerjakannya, tetapi karena si B
merasa lebih baik, lebih benar, lebih suci, lebih mulia, akhirnya dia kerjakan
kembali, sehingga menjadi simpang siur, tumpang tindih.
Hati-hati, seolah-olah membangun orang lain tetapi mencari pujian supaya
menjadi sama seperti bapa gembala, ini juga tumpang tindih. Akhirnya ucapan
terima kasih bukan lagi kepada Tuhan, tetapi kepada manusia, padahal Yesus
adalah Gembala Agung yang sudah menggembalakan kita.
Tetapi di dalam persekutuan Roh; tidak ada penonjolan diri dan tidak ada
tumpang tindih dalam melayani Tuhan, juga tidak saling sikut menyikut.
Keterangan: “Di dalam Kristus ada KASIH MESRA.”
Kemesraan itu harus terjadi dan perlu dialami oleh setiap anak-anak Tuhan,
dimulai dari;
1.
Antara suami dan isteri. Itu harus kita semua
alami. Hubungan nikah tidak boleh direcoki oleh sesuatu yang jahat dan yang
najis. Setiap orang harus mengalami kasih mesra dimulai antara suami dan
isteri.
2.
Kemudian dalam nikah rumah tangga; anak dengan
orang tua, serta anggota keluarga yang lain.
3.
Lalu di dalam kandang penggembalaan harus mengalami
kemesraan.
Sehingga dengan kasih mesra, setiap orang mengalami kebahagiaan yang luar
biasa, mengalami suasana sorgawi -- di tengah ibadah pelayanan, dalam kandang
penggembalaan, dimulai dari nikah yang terkecil -- sekalipun berada dalam
situasi yang sulit, sekalipun berada dalam pergumulan-pergumulan yang berat,
sebab di dalam kasih mesra antara satu dengan yang lain saling memperhatikan
dan saling tolong menolong.
Perhatikan kasih mesra. Setiap orang perlu mengalami kasih mesra. Suami dan
isteri mengalami kasih mesra, hubungan nikah suci jangan diganggu gugat. Jangan
biarkan nikah suci dirusak oleh yang najis supaya ada kasih mesra dalam nikah,
rumah tangga, sampai kepada penggembalaan, bahkan sampai di luar penggembalaan.
Bijaksanalah, sebelum akal budi dan kebijaksanaan itu diambil oleh Tuhan.
Keterangan: “Di dalam Kristus ada BELAS KASIHAN.”
Yesus pernah menyatakan suatu nasihat; kalau kita mengembalikan
sepersepuluh -- miliknya Tuhan --, yang lain juga harus dilakukan, jangan
diabaikan, yaitu keadilan, belas kasihan dan kesetiaan ... Matius 23:23.
Setialah. Mahasiswa yang kuliah di STTIA, setialah.
-
Suami setia kepada isteri, isteri setia kepada suami
lahir batin, luar dalam, pikiran dan perasaan.
-
Juga imam-imam harus setia melayani Tuhan dan melayani
pekerjaan Tuhan.
Kepada yang lain bisa setia, kepada pekerjaan bisa setia, tetapi kepada
pekerjaan Tuhan, korban tenaga, pikiran, uang, tidak setia. Kepada yang tidak
setia, justru setia, di mana akal pikiran yang seperti ini? Kok setia kepada yang tidak setia --
umpama kejahatan dan kenajisan --, setia kepada yang di luar penggembalaan ini,
tetapi untuk membayar nazar tidak setia, di mana akal sehatmu? Belajarlah
dewasa. Ijinkan firman itu termeterai. Jangan bawa perasaanmu. Kita perlu
menolong orang lain, tetapi jangan karena perasaan.
Kita belajar mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan, jangan kepada roh
najis. Saya banyak melihat; orang Kristen suka mempersembahkan korban bakaran
kepada yang najis, tetapi tidak melakukannya kepada yang sepatutnya, malah
menganggap enteng Kristus Kepala.
Perlu untuk diketahui:
-
Pemecahan 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan untuk memberi
makan 5000 (lima ribu) orang laki-laki terjadi karena belas kasihan, dan
di situ sakit penyakit disembuhkan sekaligus ... Matius 14:14.
-
Demikian juga pemecahan 7 (tujuh) roti dan beberapa ikan
untuk 4000 (empat ribu) orang laki-laki terjadi karena belas kasihan ...
Matius 15:32.
Pemecahan roti yang pertama dan pemecahan roti yang kedua itu terjadi
karena belas kasihan.
-
Pemecahan roti yang pertama sisa 12 (dua belas) bakul.
-
Pemecahan roti yang kedua sisa 7 (tujuh) bakul.
Kalau kita ada dalam kesatuan -- angka 12 (dua belas) itu berbicara
persekutuan -- sampai membawa kita kepada kesempurnaan -- itulah angka 7
(tujuh) -- itu adalah belas kasihan, sebab tiada seorang pun yang menjadikan
dirinya suci apalagi sempurna kalau bukan karena belas kasihan Tuhan. Kesucian
itu bukanlah akhir, namun itu adalah awal untuk membawa kita sampai kepada
kesempurnaan.
Demikian mengenai nasihat supaya bersatu, merendahkan diri seperti Kristus.
Dan di dalam Kristus ada 5 (lima) perkara -- tadi sudah saya sampaikan --,
demikian juga di dalam sidang jemaat (tubuh Kristus) ada 5 (lima) perkara.
Filipi 2:2-4
(2:2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu
jiwa, satu tujuan, (2:3)
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri; (2:4)
dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
tetapi kepentingan orang lain juga.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Di dalam kesatuan tubuh tidak ada
kepentingan diri dan tidak ada pikiran dan perasaan manusia daging supaya
terwujudnya kesatuan tubuh.
Tadi kita sudah memperhatikan di dalam Kristus ada 5 (lima) perkara,
demikian juga di dalam sidang jemaat (tubuh Kristus) ada 5 (lima) perkara, dan
5 (lima) perkara itu harus ada di dalam tubuh Kristus supaya sukacita Allah ada
di antara kita.
1.
Sehati. Kalau kita
sehati, pekerjaan besar dapat kita kerjakan, tetapi kalau kita tidak sehati,
pekerjaan ringan sekalipun tidak bisa kita kerjakan. Jadi, terwujudnya
pembangunan tubuh itu dimulai dari sehati;
-
di dalam nikah dan rumah tangga,
-
makin besar; dalam penggembalaan,
-
makin besar; antar penggembalaan,
-
makin besar; antar denominasi gereja,
-
makin besar; kafir dan Israel harus sehati.
2.
Sepikir. Maksudnya;
pikiran itu harus nyata, harus satu, dimulai dari dalam nikah. Kalau di dalam
nikah itu isteri memikirkan perkara di atas, otomatis suami juga sudah terlebih
dahulu memikirkan perkara di atas, nanti anak-anak juga harus sepikir, dan satu
dengan yang lain dalam penggembalan harus sepikir.
Pikirkanlah
perkara di atas, di mana Yesus, Anak Allah, duduk di sebelah kanan Allah Yang
Maha Kuasa, menjadi Pembela dan Pemelihara bagi jiwa kita masing-masing.
3.
Satu kasih, yaitu kasih
Agape. Jangan ada kasih yang lain, misalnya; kasih fileo -- hubungan daging --,
apalagi kasih eros -- hubungan kenajisan --, tidak boleh. Jangan bangkitkan
berahi sebelum waktunya. Ada nanti waktunya kita berhubungan dengan Yesus
Kristus Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, di dalam pesta nikah Anak Domba... Wahyu
19:6-9, itu adalah waktu yang tepat.
4.
Satu jiwa, berarti; segala
sesuatu menyatu, roh kita menyatu.
Kalau
sudah sejiwa; kita belum melakukan sesuatu, maksudnya itu baru dalam pemikiran
dan perasaan, tetapi orang lain sudah mengerti, itu sejiwa. Umpama: Belum saya
utarakan isi hati saya untuk membeli satu unit gitar akustik listrik, kita
(sidang jemaat) sudah mengerti untuk segera membawa korban dan persembahannya.
5.
Satu tujuan, berarti satu
visi. Tujuan kita adalah membawa Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel
-- tidak lain tidak bukan -- supaya terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang
sempurna walaupun ditandai dengan pengorbanan yang banyak. Pikiran, perasaan,
tenaga, uang, materi pun dikorbankan, bahkan waktu pun dikorbankan, sampai hati
ini habis, raga ini habis hanya untuk Tuhan, itu tanda bahwa kita sudah satu
tujuan.
Syaratnya: Tidak mencari kepentingan diri sendiri dan tidak mencari
puji-pujian dan hormat yang sia-sia dari orang lain.
Prakteknya: Rendah hati, berarti; menganggap orang lain lebih utama dari
pada diri sendiri.
Tuhan lebih utama, maka orang lain juga lebih utama, termasuk pekerjaan
Tuhan lebih utama, itulah orang yang rendah hati. Kalau kita mengutamakan Tuhan
dan orang lain, pasti mengutamakan pekerjaan Tuhan dari pada kepentingan diri.
Ada hal yang saya sayangkan di sini: Untuk yang tidak baik ia rela
berkorban, untuk perasaan yang tidak baik ia rela berkorban, sampai ganti jam,
ganti motor dan lain sebagainya, tetapi untuk pekerjaan Tuhan tidak sebanyak
yang ia korbankan kepada yang tidak baik itu, bahkan tidak mau berkorban sama
sekali.
Filipi 2:5-7
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran
dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, (2:7) melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
Oleh sebab itu, di dalam kesatuan, kita harus menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. Apa pikiran yang terdapat dalam Kristus
Yesus? Antara lain;
1.
Mengosongkan diri, berarti; berada
di titik nol -- kosong itu nol --, sama artinya tidak bermegah sekalipun
mempunyai kelebihan-kelebihan yang diperoleh dari Tuhan. Seperti Rasul Paulus;
diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga (Firdaus), di situ dia mendapat
penyataan-penyataan yang hebat dan penglihatan-penglihatan yang luar
biasa, sehingga olehnya dia dipakai oleh Tuhan dengan luar biasa untuk melayani
baik Yahudi juga bangsa kafir, namun dia tidak bermegah.
2.
Mengambil rupa
seorang hamba, berarti;
-
Yang terbesar hendaklah menjadi yang termuda.
-
Pemimpin adalah pelayan.
Hari-hari ini saya melihat; banyak orang Kristen,
termasuk hamba Tuhan, keliru mengenai hal “pemimpin”, sehingga banyak
sekarang pemimpin-pemimpin rumah Tuhan bukan lagi mengambil rupa seorang hamba,
melainkan mengambil rupa seorang tuan, dengan bukti ia tidak dapat memberi
contoh teladan di dalam hal kerendahan hati dan yang lain-lain, dalam hal
mempersembahkan korban kepada Tuhan, mengapa? Karena dia mengambil rupa “tuan”.
Inilah nasihat supaya kita semua tetap bersatu. Di dalam Kristus ada 5
(lima) perkara dan di dalam gereja Tuhan (sidang jemaat) juga ada 5 (lima)
perkara. Kalau 5 (lima) perkara ini ada, maka kita semua pasti menjadi satu.
Haleluya...
Di dalam kesatuan, semuanya Kristus, dan di dalam segala sesuatu adalah
Kristus. Tidak lagi terlihat pikiran dan perasaan manusia yang bodoh di situ,
supaya tidak terjadi perpecahan.
Dulu kita berkorban uang kepada orang yang tidak setia, sekarang bawalah
nazarmu dan persembahkan kepada Tuhan di kaki salib-Nya. Bawa korban itu, biar
kita satu di dalam Kristus. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA, GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment