IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 23 JANUARI 2020
KITAB RUT
(Seri: 78)
Subtema: KELIMPAHAN KASIH KARUNIA ALLAH
Shalom.
Pertama-tama saya
mengucapkan puji syukur dan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Tuhan karena
kasih dan kemurahan-Nya yang telah memungkinkan kita untuk mengusahakan Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Saya juga tidak
lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, dan juga hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet Youtube, Facebook di mana pun anda
berada kiranya Tuhan memberkati kita. Sebab itu, kita berdoa dan di dalam doa
kita mohonkan kepada Tuhan supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita
malam ini untuk memulihkan segala sesuatu, berkat berkelimpahan menjadi bagian
kita masing-masing.
Segera kita
menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2:17-18
(2:17) Maka
ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan
ada kira-kira seefa jelai banyaknya. (2:18)
Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang
dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya
sisa yang ada setelah kenyang itu,
Rut membawa hasil
dari ladang Boas lalu diberikan kepada Naomi, mertuanya itu, sisa yang ada
setelah kenyang itu.
Hal ini
menunjukkan bahwa Rut berada di dalam kelimpahan.
Kalau kita bisa
berbagi, bisa memberi antara seorang dengan yang lain, menunjukkan bahwa ia
berkelimpahan. Saya berdoa, supaya kita semua, keluarga Allah sidang jemaat GPT
“BETANIA”, berada di
dalam kelimpahan kasih karunia Allah bagi kita.
Tadi kita
perhatikan: Rut membawa hasil dari ladang Boas, sedangkan Boas adalah gambaran
dari pribadi Yesus sendiri.
Dalam Perjanjian
Baru, Yesus 2 (dua) kali mengadakan pemecahan roti.
-
Yang
pertama terhadap 5000 (lima ribu) orang laki-laki dengan 5 (lima) roti, 2 (dua)
ikan, sisa 12 (dua belas) bakul.
-
Yang
kedua terhadap 4000 (empat ribu) orang laki-laki dengan 7 (tujuh) roti dan
beberapa ikan, sisa 7 (tujuh) bakul.
Tujuan dari
pemecahan roti yang pertama dan yang kedua yang dikerjakan oleh Yesus ialah:
1.
Supaya
kita beroleh persekutuan, sama dengan; 12 (dua belas) bakul.
2.
Membawa
kita sampai kepada kesempurnaan, sama dengan; 7 (tujuh) bakul.
Angka 12 (dua
belas), menunjuk; persekutuan, sedangkan angka 7 (tujuh), menunjuk;
kesempurnaan.
Berarti, dapatlah
kita mengambil kesimpulan: Persekutuan dan kesempurnaan yang terjadi ini, itu
berbicara tentang kelimpahan dari kasih Allah yang heran. Sebab;
-
Kalau
kita tidak limpah di dalam kasih Allah, tidak mungkin ada persekutuan seorang
dengan yang lain.
-
Jikalau
kita tidak limpah dalam kasih Allah, kita tidak mungkin sampai kepada titik
kesempurnaan.
Kolose 3:14
(3:14) Dan
di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan
dan menyempurnakan.
Perhatikan
kalimat: “Kenakanlah kasih, sebagai
pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan”
Pendeknya: Di
dalam kelimpahan kasih Allah ada persekutuan antara seorang dengan yang lain hingga
membawa kita sampai kepada kesempurnaan.
Jadi, kalau kita
sungguh-sungguh bekerja di ladang Tuhan, sungguh-sungguh mentahbiskan diri di
dalam segala kerendahan hati, maka Allah akan memelihara kehidupan kita
masing-masing dengan kelimpahan kasih-Nya, baik secara jasmani teramat lebih di
dalam hal yang rohani.
Berkelimpahan, tandanya ialah; dapat berbagi dengan orang lain.
Tujuannya: Agar
orang lain dapat mengucap syukur kepada Allah dan berterima kasih setinggi-tingginya kepada Allah.
Kalau kita boleh
menerima sesuatu dari Tuhan, maka tentu kita akan mengucap syukur dan berterima
kasih. Demikian juga di dalam kelimpahan, kita dapat berbagi dengan orang lain, maka
orang lain akan mengucap syukur dan dapat berterima kasih kepada Allah.
Maka, kita jangan
berhenti bekerja melayani di dalam kelimpahan kasih supaya orang lain juga dapat
mengucap syukur, orang lain dapat berterima kasih kepada kelimpahan kasih
Allah.
Sekarang kita
akan bandingkan dengan keadaan manusia di akhir zaman.
2 Timotius 3:1-4
(3:1)
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (3:2) Manusia akan mencintai dirinya
sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri,
mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak
tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3:3) tidak tahu mengasihi, tidak
mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak
suka yang baik, (3:4) suka
mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu
dari pada menuruti Allah.
Perikop ayat ini
adalah: “Keadaan Manusia di Akhir Zaman
Ini.”
Tadi sementara
kami dalam perjalanan, kami sibuk berbicara tentang keadaan di akhir zaman ini
yang memang keadaan dunia ini sudah tidak menentu. Orang sudah tidak lagi memiliki kasih yang
limpah sehingga orang tidak segan-segan membunuh. Nyawa
seseorang sudah seperti nyawa binatang yang dengan mudah sekali mati terbunuh. Dan
orang juga sudah tidak segan-segan lagi melakukan suatu kejahatan dan kenajisan;
tidak takut melakukan kejahatan dan tidak malu di dalam kenajisannya juga.
Itulah keadaan orang di akhir zaman ini; sudah kehilangan kasih dan kemurahan
Tuhan.
Ada 18 (delapan
belas) dosa akhir zaman, dan salah satunya adalah “Tidak tahu berterima
kasih.”
Tadi saya sudah
singgung di atas: Berkelimpahan, artinya; dapat berbagi dengan orang lain.
Tujuannya adalah supaya orang lain dapat berterima kasih kepada Allah. Tetapi
rupanya, salah satu dosa akhir zaman adalah tidak tahu berterima kasih.
Kalimat “Tidak
tahu berterima kasih” ada di antara berontak
terhadap orang tua dan tidak mempedulikan
agama.
Berarti, tidak
tahu berterima kasih, sama dengan; tidak memiliki kasih dari Allah, dari sorga,
sebab;
-
Berontak
-- tidak hormat -- terhadap orang tua mewakili loh batu yang kedua.
-
Tidak
mempedulikan agama mewakili loh batu yang pertama.
Sementara inti
dari 10 (sepuluh) hukum yang tertulis pada 2 (dua) loh batu hanya satu, ialah
kasih.
-
Kasih
kepada Tuhan, mewakili loh batu yang pertama.
-
Kasih
kepada sesama (hormat kepada orang tua) mewakili loh batu yang kedua.
Berarti, tidak
tahu berterima kasih, menunjukkan bahwa seseorang telah kehilangan kelimpahan
kasih dari Allah atau tidak memiliki kasih. Mengapa? Karena kalimat “Tidak
tahu berterima kasih” ada di antara berontak
terhadap orang tua dan tidak
mempedulikan agama, menunjukkan bahwa ia sudah kehilangan kelimpahan dari
kasih Allah.
Apa penyebab
sehingga seseorang tidak tahu berterima kasih?
2 Timotius 3:2
(3:2) Manusia akan mencintai dirinya
sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri,
mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak
tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
Diawali dengan “Manusia
akan mencintai dirinya sendiri”,
karena manusia itu egois, hanya mencintai dirinya sendiri, tandanya tidak
hormat kepada orang tua dan tidak peduli dengan agama.
Inilah
penyebabnya sehingga seseorang tidak tahu berterima kasih, yaitu mencintai
dirinya sendiri, sama dengan; kehilangan kelimpahan kasih dari Allah.
2 Korintus 9:6,8
(9:6)
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit
juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. (9:8) Dan Allah sanggup melimpahkan
segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di
dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai
kebajikan.
Perikop ayat ini
adalah: “Memberi Dengan Sukacita Membawa
Berkat.”
Kalau kita ada
dalam kelimpahan kasih, berbagi dengan orang lain, itu merupakan berkat bagi
kita. Jangan sampai tidak mau berbagi. Belajarlah berbagi, baik tenaga,
pikiran, waktu, kemampuan, berbagilah dengan orang lain, sebab kalau kita bisa,
orang lain juga harus bisa. Tidak hanya untuk mencintai diri sendiri.
Orang yang
menabur sedikit akan menuai sedikit. Sebaliknya, orang yang menuai banyak akan
menabur banyak juga.
Intinya adalah
menabur dan menuai akan kita alami selama kita hidup di bumi ini. Jangan
lupakan itu. Sebab oleh karena kelimpahan kasih karunia Allah kepada kita;
-
Mencukupkan
kita dalam segala sesuatu.
-
Bahkan
berkelebihan di dalam berbagai kebajikan.
Supaya dengan
demikian kita dapat berbagi dengan orang lain.
Kalau kita limpah
dengan kasih Allah, limpah kasih karunia, pasti kita bisa berbagi dengan orang
lain; setelah pertama-tama kita dicukupkan, selanjutnya berbagi dengan orang
lain dalam bentuk kebajikan-kebajikan.
2 Korintus 9:12
(9:12)
Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan
keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan
syukur kepada Allah.
Pelayanan kasih
yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang
kudus, bukan hanya mencukupkan diri sendiri, tetapi nanti juga ada ucapan
syukur, ada ucapan terima kasih kepada Allah kalau kita berbagi kepada orang
lain.
Ayo, imam-imam
tidak boleh kikir, harus berbagi dengan orang lain dalam kebajikan-kebajikan,
dalam perbuatan-perbuatan baik. Yang baik jangan ditahan-tahan, harus nyata sebagaimana kita hidup di dalam kelimpahan kasih.
2 Korintus
9:13-14
(9:13)
Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan
Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena
kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua
orang, (9:14) sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga
merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu.
“ ... Sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan
itu, mereka memuliakan Allah ...” Karena kita sudah berbagi dalam
kelimpahan kasih Allah, maka mereka juga turut memuliakan Allah.
Kalau pelayanan
dengan kelimpahan kasih itu telah terbukti dan teruji, maka orang lain
memuliakan Allah, selain itu juga, Rasul Paulus berkata; “Mereka merindukan
kamu.”
Merindukan kamu,
artinya; tetap di dalam persatuan dan kesatuan, dengan lain kata; ada suatu
persekutuan yang baik, ada suatu persekutuan yang indah dengan mereka. Kalau
mereka yang mengucapkan syukur dan berterima kasih serta merindukan kita,
berarti ada persatuan dan persekutuan yang baik dan indah antara seorang dengan
yang lain. Sebaliknya, kalau kita tidak dirindukan, berarti tidak ada
persekutuan.
Mahasiswa/i STTIA
nanti pulang ke Surabaya, biarlah tetap merindukan kita, sidang jemaat GPT “BETANIA”, berarti; ada persekutuan yang baik, ada persekutuan yang indah, itulah
tanda adanya kelimpahan kasih; sehingga dapat berbagi.
Contoh limpah
dengan pelayanan kasih.
2 Korintus 8:1-2
(8:1)
Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia
yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. (8:2) Selagi dicobai dengan
berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan
meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
Sidang jemaat di
Makedonia limpah dalam pelayanan kasih, sehingga mereka dapat berbagi dengan
orang lain, dengan bukti:
1.
Sekalipun
dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, namun sukacita mereka meluap, sama dengan; limpah dalam pelayanan
kasih.
2.
Meskipun
sangat miskin, namun kaya dalam kemurahan, sama dengan; limpah dalam pelayanan kasih.
2 Korintus 8:3-5
(8:3)
Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui
kemampuan mereka. (8:4) Dengan kerelaan
sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya
mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada
orang-orang kudus. (8:5) Mereka memberikan
lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka,
pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada
kami.
“Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan
mendesak kepada kami.”
Jadi, mereka
berbagi bukan karena dihimbau, namun justru meminta dan mendesak. Kalau hanya
dihimbau itu biasa. Mohon maaf bicara: Binatang juga kalau dihimbau juga
mengerti, misalnya; kalau diusir pasti pergi, kalau disuruh datang pasti
datang, intinya; kalau dihimbau pasti mengerti. Kalau selalu dihimbau himbau
baru bergerak, baru melakukan, -- mohon maaf -- bukankah tidak ada bedanya
dengan binatang? Tetapi kita bukanlah binatang, bukan? Kita ini berakal budi
dari sorga. Kita ini manusia ciptaan Allah yang paling mulia dari semua ciptaan Tuhan.
Sekali lagi saya
sampaikan: Bukan dihimbau, tetapi jemaat di Makedonia ini meminta bahkan
mendesak Rasul Paulus supaya mereka mendapat kesempatan untuk berbagi di dalam
pelayanan, limpah di dalam pelayanan kasih.
Kemudian, jemaat
di Makedonia memberi dari kekurangan mereka, bukan dari kelebihan. Kalau
memberi dari kelebihan, semua orang bisa. Contoh; memberi saat dihimbau, itu
sama dengan memberi dari kelebihan. Bahkan pemberian mereka lebih banyak
dari yang diharapkan oleh Rasul Paulus.
Pendeknya: Jemaat
di Makedonia mengabdikan diri mereka kepada Allah dan kepada hamba-hamba
Tuhan atau orang-orang kudus.
2 Korintus 8:6-7
(8:6)
Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan
pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. (8:7) Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu,
-- dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan
untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami -- demikianlah juga
hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.
Rupanya, Rasul
Paulus punya perasaan yang sangat tinggi dan perasaan itu sangat peka; melihat
kondisi rohani jemaat di Makedonia dengan pelayanan limpah kasih karunia, maka
Titus diutus ke Makedonia supaya segera menghentikan atau menyelesaikan
pelayanan kasih itu, yang telah dikerjakan oleh jemaat di Makedonia.
Limpah dalam
pelayanan kasih, antara lain;
1.
Kaya
dalam segala sesuatu.
2.
Kaya
dalam iman.
3.
Kaya
dalam perkataan.
4.
Kaya
dalam pengetahuan.
5.
Kaya
dalam kesungguhan untuk membantu.
6.
Kaya
dalam kasih terhadap hamba-hamba Tuhan.
7.
Kaya
dalam pelayanan kasih.
Itulah jemaat di
Makedonia.
2 Korintus 8:8-9
(8:8)
Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan
usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih
kamu. (8:9) Karena kamu telah
mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang
oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu
menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
“Aku mengatakan hal itu bukan sebagai
perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu,
aku mau menguji keikhlasan kasih kamu”. Tuhan berikan contoh kepada kita
tentang pelayanan kelimpahan kasih dari jemaat di Makedonia, seperti Rasul
Paulus memberi contoh itu juga kepada jemaat di Korintus. Kita bersyukur.
Kalau kita berada
dengan kelimpahan di dalam pelayanan kasih, kita kerjakan itu bukan karena
suatu perintah -- seperti yang dinyatakan Rasul Paulus kepada jemaat di
Korintus -- dan bukan karena aturan-aturan semata di dalam suatu gereja, tetapi
karena kita menyadari, bahwa; Dia
yang kaya rela menjadi miskin, supaya kita yang miskin menjadi kaya oleh karena
kemiskinan-Nya.
Hal ini harus
kita sadari. Kita harus menyadari bahwa Yesus telah memberi suatu teladan yang
sempurna dan mulia, yang patut kita hargai, kita junjung tinggi korban Kristus.
Dia kaya rela miskin, supaya yang miskin ini, yang hina ini, yang bodoh ini,
yang papah ini, menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. Itu yang harus kita
sadari. Jadi, kita melakukan bukan karena aturan, bukan karena dihimbau, tetapi
sekali lagi saya katakan: kita limpah dalam pelayanan kasih karena kita
menyadari Dia yang kaya rela jadi miskin,
supaya kita yang miskin menjadi kaya, bukan karena dihimbau, bukan karena
aturan, bukan karena perintah.
Itulah pribadi
Rut. Apa yang Rut peroleh di ladang Boas, dia bagi, dia berikan kepada Naomi,
mertuanya itu.
Sidang jemaat GPT “BETANIA”, apakah saudara mau limpah dalam
pelayanan kasih?
Perhatikan Maleakhi
10, setelah mempersembahkan sepersepuluh, ada juga persembahan khusus,
supaya kita limpah dalam pelayanan kasih. Kita tidak rugi kalau limpah dalam
pelayanan kasih, sebab kita sudah menyadari bahwa Dia yang kaya rela jadi miskin, supaya kita yang miskin, yang bodoh,
yang melarat, yang papah menjadi kaya oleh kemiskinan-Nya. Tuhan tidak
maksud memberatkan kita, tidak, tetapi Tuhan membuat kita menjadi kaya dalam
berbagai kebajikan, kaya dalam kemurahan.
Kondisi jemaat di
Makedonia: sudah tertekan, tetapi sukacita meluap. Biasanya, kalau
seseorang tersakiti, dizolimi, difitnah, ia langsung memasang muka cabe
keriting, ditambah dengan jurus; diam seribu bahasa, tidak mau berbicara sama sekali sampai hari kiamat.
Tetapi jemaat di
Makedonia adalah suatu contoh yang luar biasa, yang diberikan oleh Rasul Paulus
kepada jemaat di Korintus, yang juga malam ini ditujukan oleh Tuhan kepada
jemaat GPT “BETANIA”, secara khusus kepada kita semua.
Apakah saudara
menyadari kemurahan Tuhan?
2 Korintus 8:10
(8:10)
Inilah pendapatku tentang hal itu, yang mungkin berfaedah bagimu. Memang sudah
sejak tahun yang lalu kamu mulai melaksanakannya dan mengambil keputusan
untuk menyelesaikannya juga.
Betul-betul
jemaat di Makedonia ini terbeban dengan pekerjaan Allah, sebab itu mereka
mengabdi kepada Allah dan mengabdi juga kepada hamba-hamba Tuhan. Mereka sangatlah memperhatikan pekerjaan
Tuhan, mereka juga sangat memperhatikan hamba Tuhan.
Sidang jemaat
Tuhan ditebus oleh darah salib, perhatikanlah pekerjaan Tuhan, belajar berbagi.
Selain menghormati dua kali lipat kepada mereka yang berjerih lelah untuk
mengajar, juga berbagi dalam segala sesuatu kepada mereka. Jangan
hitung-hitungan.
2 Korintus
8:11-12
(8:11)
Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu! Hendaklah pelaksanaannya
sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu. (8:12)
Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima,
kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan
apa yang tidak ada padamu.
Pelayanan dengan
kelimpahan kasih harus dikerjakan sesuai dengan kerelaan di hati, berarti;
-
Bukan
dengan terpaksa.
-
Bukan
karena aturan atau suatu perintah.
Dan itu kita
lakukan sesuai dengan apa yang ada pada kita, sesuai dengan apa yang kita
miliki. Tuhan tidak memaksa. Tuhan tidak memberatkan kita.
Seperti Rut;
semakin hari dia ditandai dengan kemurahan dari Tuhan. Semakin hari kemurahan
itu semakin bertambah-tambah.
-
Dimulai
dari Rut masuk ke Betlehem, diterima menjadi jemaat Allah.
-
Dan
ia pun masuk ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai.
-
Kemudian
berada di ladang Boas, menunjukkan bahwa kemurahan yang ia terima semakin
meningkat.
-
Sampai
akhirnya nanti Rut 2:20, di situ Rut
melihat bahwa Boas adalah sang penebus.
Jadi, kemurahan
yang dialami oleh Rut itu semakin hari ditandai semakin limpah.
Itu sebabnya, pada Rut
2:2, Rut meminta doa restu pergi ke ladang untuk memungut jelai gandum di
ladang orang yang murah hati. Ini menunjukkan bahwa Rut bukan diperintah, bukan
dihimbau, bukan diatur, tetapi menurut kerelaan hatinya. Dan oleh karena itu
juga, ketika dia mendapatkan kelimpahan jelai lalu yang ia pungut dibawa dan
diberikan kepada Naomi, juga bukan karena aturan, bukan karena perintah, tetapi
menurut kerelaan hatinya.
Mahasiswa/i
melakukan praktek bukan karena aturan, mendengar firman bukan untuk aturan
menyelesaikan satu bulan di sini, bukan, tetapi mendengar firman adalah untuk
diberkati, mendengar firman supaya dibentuk oleh firman, bukan suatu aturan,
bukan suatu perintah, tetapi menurut kerelaan hati sesuai dengan yang kita
miliki.
Tuhan sudah beri
kesempatan untuk mengikuti kuliah, ya
ikuti, itulah yang kita miliki. Kita memiliki hati juga, kita memiliki
pengertian, ayo bagi, siapa pun kita. Jangan kita beribadah, jangan kita
melayani dengan aturan (perintah), tetapi kita harus menyadari; Tuhan Yesus
limpah kasih karunia. Dia yang kaya rela menjadi miskin, supaya kita yang miskin
menjadi kaya.
2 Korintus 8:13
(8:13)
Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan,
tetapi supaya ada keseimbangan.
“Kamu dibebani
bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan”, dan jangan pernah berpikir; kita dibebani sehingga orang lain tidak
dibebani, tidaklah demikian.
Melayani dengan
kelimpahan kasih, bukanlah supaya orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya
ada keseimbangan.
Apa itu keseimbangan?
2 Korintus
8:14-15
(8:14)
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar
kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada
keseimbangan. (8:15) Seperti ada
tertulis: "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan
dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."
Kalau kita saling
melengkapi dengan kelebihan-kelebihan yang kita punya, maka di situ ada
keseimbangan.
Setiap orang
mempunyai kelebihan dibalik kekurangannya dan kelebihan setiap orang
berbeda-beda. Mungkin saya mempunyai kelebihan di bidang tertentu, orang lain
bisa tertolong. Tetapi di sisi lain, saya ada kekurangan, dan kelebihan orang
lain itu bisa menutupi kekuranganku, maka ada keseimbangan.
Suami isteri
harus saling melengkapi supaya ada keseimbangan.
-
Kalau
isteri sudah maju melayani, tetapi suami berdiam diri, tidak seimbang, timpang.
-
Atau
sebaliknya; suami maju melayani Tuhan, datang dengan tahbisan dengan segala
kerendahan hati, tahbisan dalam kebenaran dan kesucian, tetapi isteri tidak
bisa mengikuti, tidak ada keseimbangan.
Tetapi kalau kita
datang untuk saling melengkapi, menutupi kekurangan antara yang satu dan yang
lain, di situ ada keseimbangan. Kalau kita tahu ada kekurangan orang lain,
langsung kita tutupi saja dengan kelimpahan kasih, supaya ada keseimbangan.
Dan keseimbangan
itu digambarkan seperti ada tertulis:
"Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang
mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."
Kisah ini bisa
kita temukan dalam Keluaran 16.
Keluaran 16:17-18
(16:17)
Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak,
ada yang sedikit. (16:18)
Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak,
tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak
kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.
Ketika 40 (empat
puluh) tahun perjalanan bangsa Israel di padang gurun, mereka dipelihara oleh
Tuhan dengan makan manna. Setiap orang
mengumpulkan segomer seorang menurut jumlah jiwa di dalam kemah. Mereka
mengumpulkan ada yang banyak, ada yang sedikit, sesuai dengan jumlah jiwa-jiwa
yang ada di dalam kemah.
Kemudian, orang
yang mengumpulkan banyak tidak berkelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit
juga tidak berkekurangan, tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.
Perhatikan semua:
Supaya ada keseimbangan, biarlah kita saling melengkapi antara yang satu dengan
yang lain, karena kita mempunyai kelebihan dibalik kekurangan kita
masing-masing. Kelebihan itu melengkapi satu dengan yang lain sehingga ada
keseimbangan. Tidak boleh bermegah dan juga tidak boleh minder. Harus saling
melengkapi. Berarti kita memang betul-betul saling membutuhkan.
Keluaran 16:19-20
(16:19)
Musa berkata kepada mereka: "Seorang pun tidak boleh meninggalkan dari
padanya sampai pagi." (16:20)
Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai
pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa menjadi marah
kepada mereka.
Di sini kita
perhatikan: “ ... Tidak boleh
meninggalkan dari padanya sampai pagi”
Artinya,
pelayanan dengan kelimpahan kasih harus segera dikerjakan, jangan ditunda-tunda
sampai pagi.
Kalau malam ini
kita sudah mendapatkan pengertian tentang pelayanan dalam kelimpahan kasih,
segera dikerjakan, segera diselesaikan. Jangan ditunda-tunda sampai pagi.
Resiko
menunda-nunda: Akan berulat dan berbau busuk, demikian halnya dengan orang yang
berada dalam pelayanan tetapi tidak dapat berbagi dengan orang lain, maka orang
semacam ini akan berubah menjadi jahat dan berbau busuk.
Puji
Tuhan, imamat rajani kedudukannya sangat tinggi dan istimewa, itu betul. Tetapi
tidak hanya sebatas pengertian di situ, sebaliknya; kita harus berada di dalam
pelayanan dengan kelimpahan kasih.
Berbau busuk
adalah tanda dosa busuk disembunyikan, dan tidak ada orang yang menyukai bau
busuk.
Jadi, mari,
supaya ada keseimbangan kita harus saling melengkapi, bukan untuk memberatkan
kita sedang orang lain diperingan, tidak, tetapi supaya ada keseimbangan.
Sama seperti Rut;
dua perempuan janda. Menantu janda, mertua juga janda. Apa yang bisa diperbuat
oleh seorang janda kalau kita kaitkan dengan Ratapan 1? Tidak ada.
Oleh sebab itu,
kita harus melayani dalam kelimpahan kasih; saling melengkapi, saling berbagi,
saling memberi, supaya ada keseimbangan. Itulah yang sedang kita terapkan,
seperti yang kita lihat dari pribadi Rut, berbagi dengan Naomi, mertuanya itu.
Anak-anak Tuhan
(sidang jemaat) maupun yang diutus dari berbagai-bagai tempat, semua
ditempatkan di beberapa tempat; ada yang di perumahan Taman Krakatau, ada yang
di Bukit Cilegon Asri, supaya ada keseimbangan. Kalau masing-masing mengambil
jalannya sendiri, kita tidak akan mampu.
Itulah hebatnya
Rut. Hasil dari apa yang dia pungut di ladang Boas, dia bawa, dia beri kepada
Naomi, mertuanya itu. Itulah kelimpahan kasih, karena dia menyadari
hari-harinya sudah ditandai dengan kemurahan yang semakin besar yang dia terima;
-
masuk
ke Betlehem pada musim menuai jelai,
-
kemudian
berada di ladang Boas,
-
sampai
mengalami ketebusan.
Kelimpahan kasih
yang dia terima, hal itu disadari oleh Rut.
Kita juga limpah
dalam pelayanan kasih, itu karena kita menyadari; Dia yang kaya rela jadi
miskin, supaya kita yang miskin menjadi kaya. Jadi, tidak boleh ada seorang pun
yang bermegah di dalam melayani Tuhan.
Ayo, jangan
ditunda-tunda supaya jangan berubah jahat dan supaya jangan berbau busuk.
Apalagi terlihat baik-baik tetapi ternyata banyak dosa yang disimpan, itu sama
dengan berbau busuk.
Hasil dari pelayanan kasih.
Mazmur 133:1
(133:1)
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila
saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
Jikalau kita limpah
di dalam pelayanan kasih akan nyata atau terlihat suatu persekutuan yang baik
dan persekutuan yang indah, karena ada keseimbangan, saling melengkapi.
Mazmur 133:2-3
(133:2)
Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh
ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. (133:3)
Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke
sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Di dalam
persekutuan yang baik dan indah;
1.
Ada
pengurapan, dengan kata lain; minyak urapan ada di atas kepala, itu adalah
tanda bahwa kita dikhususkan oleh Tuhan, sesuai dengan Imamat.
2.
Di
sana Tuhan perintahkan;
a.
Berkat.
b.
Kehidupan
untuk selama-lamanya.
Kita kembali
membaca Rut 2.
Rut 2:19
(2:19)
maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana
engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan
engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia
bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."
Melihat pelayanan
dalam kelimpahan kasih itu, Naomi terheran-heran, lalu bertanyalah Naomi: “Di mana engkau memungut dan di mana engkau
bekerja hari ini?” Jawab Rut: “Nama
orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.”
Boas rohani,
menunjuk pribadi dari; Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena Dia
yang kaya rela menjadi miskin supaya kita yang miskin menjadi kaya, pekerjaan
semacam ini membuat kita terheran-heran, seperti Naomi terheran-heran.
Rut 2:20
(2:20)
Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya
orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada
orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi
kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib
menebus kita."
“Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN
yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang
mati.” Hidup, menunjuk; orang Yahudi (Israel). Mati, menunjuk; bangsa
kafir.
Seharusnya bangsa
kafir mati (binasa), tetapi oleh karena limpah kasih karunia, sehingga Rut
bangsa Moab, bangsa kafir, memperoleh hidup.
Boas rohani,
itulah Yesus Kristus, Sang Penebus, Tuhan dan Juruselamat. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel
U. Sitohang
No comments:
Post a Comment