IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 02 JANUARI 2020
KITAB RUT
(Seri: 75)
Subtema: BEKERJALAH SELAMA HARI MASIH SIANG
Shalom.
Salam
sejahtera, bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita masing-masing.
Saya tidak
lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, juga hamba Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming video internet di manapun anda berada. Mari kita berdoa, dalam
doa kita mohonkan supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita untuk
memulihkan hidup, ibadah, nikah dan rumah tangga, semuanya dipulihkan, berkat
berkelimpahan menjadi bagian dalam kehidupan kita supaya di atas segalanya nama
Tuhan dipermuliakan.
Segera kita
sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan
suci, yaitu dari KITAB RUT.
Sebelum kita
membaca ayat yang menjadi berkat bagi kita malam ini, terlebih dahulu saya
sampaikan dengan tandas, bahwa: Rut 2
terbagi atas:
1. Ayat 1-13, Rut memungut
jelai di ladang Boas, sama dengan; aktivitas atau tahbisan Rut.
2.
Ayat 14-23, Rut
membawa jelai yang berlimpah-limpah, sama dengan; hasil dari tahbisan yang
benar dan suci.
Firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Akitab diawali dari Rut 2:17.
Rut 2:17
(2:17) Maka ia memungut di ladang sampai
petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa
jelai banyaknya.
Rut memungut
jelai di ladang Boas sampai petang, berarti; sampai waktu bekerja
selesai.
Mari kita
pergunakan waktu yang tersisa ini, kita pergunakan waktu-waktu yang ada
sekarang ini, sama seperti Rut berada di ladang Boas sampai waktu bekerja
selesai, berarti Rut memanfaatkan waktu yang masih ada.
Demikian
juga dengan gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini, mari kita manfaatkan
waktu-waktu yang masih tersisa, itu merupakan kesempatan yang Tuhan berikan
kepada kita sebagai bangsa kafir, layaknya Rut adalah bangsa Moab, bangsa
kafir.
2 Petrus 3:7
(3:7) Tetapi oleh firman itu juga langit
dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk
hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
Langit dan
bumi dan segala yang ada ini, segala unsur-unsurnya, suatu kali nanti akan
berlalu, itu akan dilemparkan dalam api neraka, bersama dengan orang-orang yang
terikat dengan perkara-perkara lahiriah (langit pertama dan bumi pertama).
2 Petrus
3:8-9
(3:8) Akan tetapi, saudara-saudaraku yang
kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu
hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu
hari. (3:9) Tuhan tidak lalai
menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian,
tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada
yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Yang satu
ini tidak boleh kita lupakan, yaitu bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama
seperti seribu tahun, dan seribu tahun sama seperti satu hari. Dan Tuhan tidak
lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai
kelalaian.
Jadi, ayat 9 ini mengandung unsur kesabaran
Tuhan kepada kita. Tuhan itu tidak lalai, tetapi Tuhan sedang menunjukkan masa
kesabaran-Nya saat ini kepada kita. Jangan kita tidak mau tahu kesabaran Tuhan.
Jangan kita bermasa bodoh.
2 Petrus
3:14-15
(3:14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih,
sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu
kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian
dengan Dia. (3:15) Anggaplah kesabaran
Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat,
seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut
hikmat yang dikaruniakan kepadanya.
Kesempatan
atau waktu yang masih tersisa ini merupakan panjang sabarnya Tuhan bagi kita.
Marilah kita dengan sungguh-sungguh menghargai
panjang sabarnya Tuhan. Panjang sabarnya Tuhan adalah kemurahan bagi kita,
bangsa kafir.
Tadi kita
sudah melihat: Rut yang notabene adalah bangsa kafir, tetapi dia bekerja
sepanjang hari, dia mau memanfaatkan waktu-waktu yang ada untuk mengerjakan
pekerjaan di ladang Tuhan.
Hamba-hamba
Tuhan, imam-imam, pelayan-pelayan Tuhan yang sedang bekerja di ladang Tuhan
harus memperhatikan hal itu.
2 Petrus
2:12-13
(2:12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang
tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan.
Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka
yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (2:13) dan akan mengalami nasib yang
buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari,
mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk
dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama
dengan kamu.
Oleh karena
nabi-nabi palsu atau oleh karena guru-guru palsu, banyak orang berfoya-foya
pada siang hari, memboroskan harta rohani, sebab mereka hidup di dalam hawa
nafsu daging yang jahat pada siang hari.
Pada siang hari adalah waktu
(hari) di mana kita masih diberi kesempatan untuk bekerja.
Jadi,
waktu-waktu yang ada ini, waktu yang masih tersisa ini adalah kesempatan emas
untuk kita gunakan bekerja. Jangan disia-siakan. Harta yang indah jangan
diboroskan pada waktu siang hari, sebab siang hari adalah waktu yang tepat
untuk bekerja. Jangan berfoya-foya pada siang hari. Jangan boroskan waktu itu
begitu saja (hari demi hari berlalu tanpa kegiatan).
Di sini kita
melihat, mereka itu mabuk dalam hawa
nafsu, mereka berfoya-foya pada siang hari, memboroskan waktu yang tersisa,
mengapa? Karena mereka hidup menurut hawa nafsu daging yang jahat, tidak
memanfaatkan waktu yang ada.
Selagi siang
hari, kita masih bisa bekerja, tetapi nanti ada waktu malam, di mana tidak ada
seorang pun yang dapat bekerja.
Kita
bersyukur, sejauh ini kita digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai dalam
Terangnya Tabernakel, benar dan murni, tidak disesatkan, sehingga oleh ajaran
yang benar ini kita dapat mempergunakan waktu yang tersisa dengan baik.
Kesempatan yang ada adalah panjang sabarnya Tuhan, kemurahan, belas kasihan
Tuhan kepada kita, terkhusus bangsa kafir.
Orang yang
berfoya-foya pada siang hari (memboroskan waktu dan harta rohani mereka), mereka itu
sama dengan; binatang yang tidak berakal.
Bagaimana
akhir hidup binatang? Dilahirkan hanya untuk ditangkap dan disembelih,
dimusnahkan, sebab binatang tidak masuk sorga. Jangankan binatang, darah daging
saja tidak mewarisi Kerajaan Sorga, apalagi binatang.
Maka kalau
kita ingat; setelah Tuhan membentuk Adam dari seonggok tanah liat -- dibentuk segambar serupa dengan Allah dari
ujung kepala sampai kaki --, Tuhan melihat bahwa tidak baik Adam seorang
diri. Lalu diciptakan-Nyalah binatang; ada singa, ada beruang, ada macam tutul,
ada ular, ada bebek, tetapi Adam melihat binatang-binatang ini tidak cocok
menjadi pendamping, penopang hidupnya. Maka Tuhan buatlah Adam tidur -- pengalaman kematian -- supaya terjadi
operasi besar-besaran, dan dari operasi besar-besaran ini diambillah satu
tulang rusuk, dibentuk dan dibangunlah perempuan bagi Adam, menjadi penopang
yang baik.
Jadilah
penopang yang baik, sama seperti Rut memanfaatkan waktu yang tersisa sebab kesempatan yang ada adalah
panjang sabarnya Tuhan, itulah gambaran dari seorang penopang yang baik, pelayan yang baik, hamba Tuhan yang baik, berada di dalam tahbisan yang benar, sama seperti Rut
berada di ladang Boas, itu merupakan tahbisan yang benar, tahbisan yang suci,
tidak lalai menggunakan waktu.
Bukti berfoya-foya pada siang hari.
2 Petrus
2:5-10
(2:5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia
purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan
tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang
yang fasik; (2:6) dan jikalau
Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan
demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang
hidup fasik di masa-masa kemudian, (2:7)
tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita
oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti
hawa nafsu mereka saja, -- (2:8)
sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat
dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya
yang benar itu tersiksa -- (2:9)
maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan
tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (2:10) terutama mereka yang menuruti
hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina
pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak
segan-segan menghujat kemuliaan,
Tanda berfoya-foya pada siang hari:
- Pada zaman Nuh, orang-orang fasik tidak menghargai kebenaran yang diberitakan oleh Nuh.
- Pada zaman Nuh, orang-orang fasik tidak menghargai kebenaran yang diberitakan oleh Nuh.
- Pada zaman
Sodom dan Gomora, orang-orang fasik mengikuti hawa nafsu mereka saja dengan
perbuatan-perbuatan mereka yang jahat, yakni:
1. Mencemarkan
diri.
2. Menghina
pemerintahan Allah atau tidak segan-segan menghujat kemuliaan Allah.
Sebab
mereka itu berani dan angkuh sekali, sampai kehidupan Lot, isteri dan dua anak,
sangat menderita oleh karena keangkuhan mereka (orang-orang Sodom).
Pendeknya:
Berfoya-foya pada siang hari, tidak memanfaatkan kesempatan yang masih tersisa,
sehingga;
- Pada zaman
Nuh mereka binasa oleh air bah, sebab mereka tidak menghargai kesempatan yang
ada. Nuh, sebagai pemberita kebenaran, melakukan tugasnya dan memberi contoh,
yaitu membangun bahtera di atas gunung, tetapi kesempatan itu tidak
dimanfaatkan. Kesempatan (waktu) yang tersisa hanya sedikit, tetapi tidak mereka
manfaatkan.
-
Sedangkan Sodom dan Gomora akhirnya ditunggangbalikkan
oleh Tuhan, tetapi Lot diselamatkan.
Kejadian
19:1
(19:1) Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada
waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat
mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya
sampai ke tanah,
Kita patut
menghargai malaikat sidang jemaat, itulah gembala sidang, kalau memang kita
butuh pembukaan firman yang akan menyelamatkan kita semuanya. Seperti Lot
menyongsong kedua malaikat tersebut dan tersungkur dengan mukanya sampai ke
tanah sebagai tanda kerendahan hati dihadapan Tuhan.
Kejadian
19:5-10
(19:5) Mereka berseru kepada Lot: "Di
manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar
kepada kami, supaya kami pakai mereka." (19:6) Lalu keluarlah Lot menemui mereka, ke depan pintu, tetapi
pintu ditutupnya di belakangnya, (19:7)
dan ia berkata: "Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. (19:8) Kamu tahu, aku mempunyai dua
orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa
ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik;
hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk
berlindung di dalam rumahku." (19:9)
Tetapi mereka berkata: "Enyahlah!" Lagi kata mereka: "Orang ini
datang ke sini sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas kita!
Sekarang kami akan menganiaya engkau lebih dari pada kedua orang itu!"
Lalu mereka mendesak orang itu, yaitu Lot, dengan keras, dan mereka mendekat
untuk mendobrak pintu. (19:10)
Tetapi kedua orang itu mengulurkan tangannya, menarik Lot masuk ke dalam rumah,
lalu menutup pintu.
Orang-orang
Sodom dan Gomora tidak menghargai kehadiran malaikat yang diutus Tuhan untuk
menyelamatkan mereka. Mengapa? Karena mereka itu:
1. Hanya mengikuti hawa nafsu,
mencemarkan dirinya. Itu sebabnya, orang-orang Sodom berkata: “Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya
kami pakai mereka”, itulah istilah sodomi
sekarang. Orang-orang Sodom dan Gomora mencemarkan dirinya dengan cara sodomi.
2.
Menghina
pemerintahan Allah, tidak segan-segan menghujat kemuliaan Allah. Mereka
berani dan angkuh.
Pada ayat 9, sebetulnya kedua malaikat itu
datang untuk menjadi hakim. Kita mengerti bahwa hakim yang adil adalah Tuhan,
Dia tidak membeda-bedakan antara yang satu dan yang lain. Kasih-Nya sempurna
dalam kehidupan kita, baik kepada bangsa kafir, juga kepada bangsa Israel.
Tuhan memperhatikan
bangsa kafir, Tuhan juga memperhatikan bangsa Israel. Tuhan adalah hakim yang
adil, Dia tidak memandang muka.
Kemudian,
kalau kita melihat sistem peradilan dari manusia, misalnya Musa.
Musa pernah
mengadakan peradilan, tetapi bangsa Israel tidak puas dalam peradilan itu. Dari
sepanjang pagi sampai sore, peradilan itu justru melelahkan Musa dan melelahkan
bangsa Israel, tetapi untung mertua Musa (bapa rohani), yaitu Yitro, memberi
suatu pengertian, tentang peradilan yang baik, dengan cara mengangkat; pemimpin
seribu, pemimpin seratus, pemimpin lima
puluh, dan pemimpin sepuluh... Keluaran 18:21.
Kalau kita memperhatikan jumlah para pemimpin tersebut, sudah jelas ini adalah sistem atau cara
peradilan dari sorga, dari Allah, turun ke bumi, sehingga Musa dan bangsa itu
tidak disusahkan. Kalau ada sesuatu perkara yang sukar, barulah perkara itu
dibawa kepada Musa.
Dengan
demikian, Musa tidak lelah, bangsa Israel tidak lelah, tidak mengalami
kepenatan, masalah selesai sampai mengalami kepuasan. Itu peradilan dari sorga,
dari Allah.
Pemimpin
1000, Pemimpin 100, Pemimpin 50, Pemimpin 10, jika dikaitkan dengan pola
Tabernakel maka;
- 1000
-> Ruangan Maha Suci, dengan
perincian: P x L x T = 10 x 10 x 10 = 1000 Hasta = Kerajaan
1000 Tahun damai.
- 100 -> Panjang
Pelataran sebelah Utara dan selatan.
- 50 -> Lebar
Pelataran sebelah Timur dan Barat.
- 10 -> Panjang
dan lebar dan tinggi Ruangan Maha Suci.
Demikian
juga kehadiran dua malaikat ini diutus oleh Tuhan untuk mengadakan penghakiman,
dan kalau kita dihakimi, dosa kejahatan, kenajisan, kepongahan, kemunafikan,
dusta dihakimi dan semua dosa berhala dihakimi, bukankah itu jauh lebih baik
supaya kita terpisah dari dosa?
Tetapi di
sini kita melihat; orang-orang Sodom dan Gomora begitu berani dan angkuh,
mereka mengikuti hawa nafsu, tidak mengenal kebenaran, mengabaikan penghakiman,
padahal penghakiman oleh pembukaan Firman itu jauh lebih baik berlangsung sekarang.
Lebih baik
hari ini kita dihakimi oleh Firman Yesus Kristus supaya lepas dari dosa, dari
pada menerima penghakiman yang terakhir. Saat firman Allah mengoreksi hati
kita, memang tidak dipungkiri, itu sakit rasanya bagi daging. Dosa
ditunjuk-tunjuk itu rasanya sakit sekali, tetapi Dia yang melukai, Dia juga
yang membebat, Dia yang menyembuhkan, Dia juga yang akan menyelesaikan masalah
kita. Setiap operasi selesai diadakan, pasti kesembuhan terjadi.
Tetapi
mereka tidak mau, mereka tidak menghargai kesempatan yang tersisa, yang tinggal
sedikit itu.
Mengapa saya
katakan waktu yang tersisa tinggal
sedikit? Karena pada pasal sebelumnya, yaitu Kejadian 18, memang Tuhan sudah berikthiar untuk menunggangbalikkan
Sodom dan Gomora, tetapi Tuhan bukanlah Tuhan yang egosentris, Tuhan itu Tuhan
yang penuh perasaan, mengerti perasaan orang lain.
Sebelum Sodom dan Gomora ditunggangbalikkan, Tuhan terlebih dahulu memberitahukan hal itu kepada
Abraham, karena Abraham sudah dipilih oleh Tuhan untuk menjadi bapa bagi banyak
bangsa, dialah bapa orang beriman, sebab itu Tuhan beri tahu bahwa Sodom dan
Gomora akan ditunggangbalikkan. Tetapi seorang bapa yang beriman ini, memohon
belas kasih Tuhan:
- “Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang
benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah
Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?”
Tuhan jawab: “Jika Kudapati lima puluh
orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena
mereka.”
- “Kalau ada empat puluh lima?” Tuhan
jawab: “Tidak.”
- “Jika ada empat puluh?” Tuhan
jawab: “Tidak.”
- “Kalau ada tiga puluh?” Tuhan
jawab: “Tidak.”
- “Kalau ada dua puluh?” Tuhan
jawab: “Tidak.” Tetapi dua puluh pun
tidak ada orang benar di dalam Sodom dan Gomora.
-
Yang terakhir, Abraham memohon dalam doa syafaat: “Jikalau ada sepuluh orang, apakah engkau
masih tunggang balikkan?” Tuhan bilang: “Tidak.”
Tetapi
rupanya, Abraham melihat tidak ada orang benar di dalam Sodom dan Gomora,
kecuali empat orang; Lot, isteri dan dua anaknya. Sedangkan teman dekatnya yang
lain, semua adalah orang yang mengikuti hawa nafsu, berani menghujat kemuliaan
Allah, pemerintahan Allah -- di dalam
pemerintahan ada peradilan (penghakiman) --.
Kesempatan
itu tidak dimanfaatkan oleh mereka (orang-orang Sodom). Waktu yang tersisa tidak dimanfaatkan oleh
orang-orang Sodom dan Gomora, akhirnya Tuhan tunggang balikkan.
Bagaimana
dengan kita, yang juga merupakan bangsa kafir, apakah kita tidak mau
menggunakan waktu-waktu yang ada ini? Apakah kita juga masih memboroskan harta
rohani kita pada siang hari; jauh dari penyembahan, jauh dari persekutuan
dengan firman-Nya, jauh dari persekutuan dengan Roh Kudus? Berarti;
berfoya-foya pada siang hari, menghabiskan waktu begitu saja. Ini adalah
kerugian yang besar, perbuatan bodoh yang luar biasa hebat.
Bekerjalah
selagi hari masih siang, selagi waktu masih ada, dan waktu-waktu yang tersisa
tinggal sedikit. Kesempatan yang masih ada ini merupakan panjang sabarnya
Tuhan, kemurahan Tuhan bagi kita.
Jangan
anggap enteng kemurahan. Sebab Tuhan berkemurahan kepada siapa Dia mau berkemurahan.
Tuhan menaruh belas kasihan kepada siapa Dia menaruh belas kasihan, tetapi
Tuhan juga mengeraskan hati orang yang mengeraskan hatinya.
Selagi hari
masih siang, mari kita bekerja.
Syaratnya.
2 Timotius
1:5-7
(1:5) Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus
ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam
ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. (1:6) Karena itulah kuperingatkan
engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan
tanganku atasmu. (1:7) Sebab Allah
memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan
kekuatan, kasih dan ketertiban.
Rasul Paulus
berkata kepada Timotius untuk mengobarkan karunia Allah yang diperoleh
Timotius, anak kekasihnya, lewat penumpangan tangan atasnya. Kemudian, Allah
juga memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
2 Timotius
1:8-9
(1:8) Jadi janganlah malu bersaksi tentang
Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia,
melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. (1:9) Dialah yang menyelamatkan kita
dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan
kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah
dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman
Jangan malu
mengobarkan kasih karunia, jangan malu bersaksi tentang Tuhan melalui karunia-karunia Roh Kudus.
Kita
dipanggil untuk diselamatkan, itulah kasih karunia, itulah kemurahan bagi
kita.
2 Timotius
1:13-14
(1:13) Peganglah segala sesuatu yang telah engkau
dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam
iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (1:14) Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya
kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.
Selagi hari
masih siang, mari kita bekerja, syaratnya: Peliharalah
harta yang indah, yaitu KARUNIA-KARUNIA dan JABATAN-JABATAN ROH EL-KUDUS.
Tuhan
memperlengkapi kita dengan harta yang indah. Tuhan memperlengkapi kita dengan
sembilan karunia Roh Kudus dan sembilan jabatan Roh Kudus untuk melayani
pekerjaan Tuhan, untuk bekerja di ladang Tuhan, sebab itu peliharalah harta
yang indah dan jangan lalai mempergunakannya. Tuhan memperlengkapi kita untuk
melayani pekerjaan Tuhan, bukan untuk kepentingan diri sendiri.
Mari kita
lihat; sembilan karunia Roh Kudus.
1 Korintus
12:7
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan
penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
Perikop dari
ayat ini adalah “Rupa-Rupa Karunia Tetapi
Satu Roh.”
Ada karunia
yang berbeda-beda (rupa-rupa), tetapi sumbernya dari Roh yang satu dan yang
sama. Sembilan karunia itu tidak datang dari dua sumber. Kalau berasal dari dua
sumber, yang akan terjadi adalah saling gontok-gontokan, tetapi rupa-rupa
karunia sumbernya dari Roh yang satu, yang sama, untuk saling melengkapi.
Kepada
tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Jadi,
kita diperlengkapi di tengah-tengah pelayanan kita kepada Tuhan adalah untuk
kepentingan bersama, bukan untuk mencari pujian dan hormat dari orang lain, bukan untuk mencari pujian dan
hormat dari manusia.
Di manapun
kita diutus oleh Tuhan untuk membawa Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT),
dan jika Tuhan ijinkan tanggal 22-23 Januari 2020 di Lampung, bukan untuk
mencari pujian dan hormat. Beberapa waktu lalu juga kita sudah melayani PPT
27-28 Desember 2019, bukan untuk mencari pujian dan hormat, tetapi untuk
kepentingan bersama.
Gereja hujan
akhir harus mengenal Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
1 Korintus
12:8-10
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia
untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama
memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman,
dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (12:10) Kepada yang seorang Roh
memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia
memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang
seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan
kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Sembilan
karunia Roh Kudus, antara lain;
1.
Karunia
untuk berkata-kata dengan hikmat.
2.
Karunia
berkata-kata dengan pengetahuan.
3.
Karunia
iman.
4.
Karunia
untuk menyembuhkan.
5.
Kuasa untuk
mengadakan mujizat.
6.
Karunia
untuk bernubuat.
7.
Karunia
untuk membedakan bermacam-macam roh.
8.
Karunia
untuk berkata-kata dengan bahasa roh.
9. Karunia untuk menafsirkan bahasa roh.
Adapun sembilan
karunia tersebut dibagi menjadi tiga bagian:
YANG
PERTAMA: Karunia hikmat, karunia
pengetahuan, karunia membedakan bermacam-macam roh.
Dalam
susunan Tabernakel terkena pada MEJA ROTI SAJIAN.
Ini adalah
karunia penyataan yang memberikan kehidupan bagi kita semua. Kita tidak bisa
berbuat apa-apa, tidak ada kekuatan, bahkan tidak bisa hidup kalau tidak ada
asupan rohani, yakni; firman Allah.
YANG KEDUA: Karunia iman, karunia kesembuhan, karunia
mengadakan mujizat.
Dalam
susunan Tabernakel terkena pada PELITA EMAS.
Ini adalah
karunia kesaksian (Iman, kesembuhan, mujizat).
- Kalau kita
melayani dengan iman, itu adalah kesaksian (pelita emas).
- Kalau kita
melayani dengan mengadakan kesembuhan, itu adalah kesaksian.
-
Kemudian, mengadakan mujizat, itu kesaksian.
YANG KETIGA:
Karunia bernubuat, karunia bahasa roh,
karunia menafsirkan bahasa roh.
Dalam
susunan Tabernakel terkena pada MEZBAH PEMBAKARAN UKUPAN, yang adalah nafas
hidup kita masing-masing.
1 Korintus
12:27-30
(12:27) Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu
masing-masing adalah anggotanya. (12:28)
Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul,
kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka
yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan,
untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam
bahasa roh. (12:29) Adakah
mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat
karunia untuk mengadakan mujizat, (12:30)
atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk
menafsirkan bahasa roh?
Selanjutnya, ada sembilan
jabatan Roh Kudus yang dirampingkan menjadi lima jabatan Roh Kudus.
1. Rasul.
2. Nabi.
3. Penginjil.
4. Gembala.
5.
Guru atau pengajar.
Efesus
4:11-12
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul
maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan
pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus,
Lima jabatan
Roh Kudus diberikan untuk memperlengkapi orang-orang kudus;
- Bagi
pekerjaan pelayanan.
-
Bagi pembangunan tubuh Kristus, sama dengan;
terwujudnya kesatuan tubuh yang berbeda-beda.
Bekerjalah
selagi hari masih siang. Bekerjalah, jangan sia-siakan waktu yang masih
tersisa.
Kesempatan
yang ada tinggal sedikit, namun kesempatan itu merupakan panjang sabarnya Tuhan
bagi kita, kemurahan Tuhan bagi kita.
Esau adalah
seorang yang sibuk berburu daging, sehingga ketika dia mencari berkat yang satu
itu, dia ditolak, sebab dia tidak mendapat kesempatan untuk bertobat.
1 Timotius
4:13-14
(4:13) Sementara itu, sampai aku datang
bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan
karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan
dengan penumpangan tangan sidang penatua.
Kita
diperlengkapi untuk bekerja di ladang Tuhan, sebab itu jangan lalai dalam
mempergunakan karunia-karunia Roh Kudus, dan jangan lalai mempergunakan
jabatan-jabatan Roh Kudus.
Kita sudah
diberikan karunia-karunia adalah untuk saling melengkapi. Seorang imam dalam
hal memimpin pujian, pembaca firman Tuhan, singer,
kolektan, pemain musik, multimedia, infokus, yang mengelola live streaming, dan sebagainya, itu adalah
karunia-karunia Roh Kudus yang diperoleh melalui penumpangan tangan sebagai
perpanjangan tangan Tuhan. Itu kita peroleh bukan dengan begitu saja, tetapi
ada harga yang besar, yaitu Yesus mati di atas kayu salib untuk memenuhkan
segala sesuatu, sesuai Efesus 4.
Jadi,
penekanan pada Efesus 4 tadi adalah
soal organisme, bukan organisasi. Penekanannya adalah supaya terbentuknya
pembangunan tubuh Kristus, terwujudnya kesatuan tubuh yang berbeda-beda,
sehingga dengan demikian Yesuslah yang membawa tawanan-tawanan kepada Dia,
membebaskan kita dari segala belenggu dosa kejahatan, membebaskan kita dari
segala belenggu dosa kenajisan.
1 Timotius 4:1-5 di situ dituliskan
tentang pelayanan dari nabi-nabi palsu, guru-guru palsu, maka tugas Timotius
dalam menghadapi pengajar sesat. Di mana pengajar sesat ini;
- Melarang
orang makan makanan yang diciptakan oleh Allah, itulah firman
pengajaran Mempelai atau firman pengajaran yang rahasianya dibukakan (makanan
rohani).
-
Melarang orang kawin. Padahal
sasaran dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah perjamuan
malam kawin Anak Domba, pesta nikah Anak Domba, kelak bersanding dengan Dia.
Tetapi
rupanya, ajaran sesat ini sedang disusupi, maka mari kita perhatikan ayat 6.
1 Timotius
4:6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu
kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus
yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran
sehat yang telah kauikuti selama ini.
Rasul Paulus
selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, secara khusus
kepada Timotius: “... Engkau akan
menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik ...”
Seorang
pelayan Kristus yang baik itu:
1. Terdidik
dalam soal-soal pokok iman.
2.
Terdidik dalam ajaran sehat.
Itulah yang
diajarkan oleh Rasul Paulus kepada Timotius.
Jadi, Rasul
Paulus ini selalu mengingatkan Timotius:
- Di ayat 14, Jangan lalai dalam mempergunakan karunia, itulah sembilan karunia
dan sembilan jabatan Roh Kudus.
-
Di ayat 6, Seorang pelayan Kristus Yesus yang baik,
terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat.
Sebagai anak
rohani, Timotius selalu diingatkan oleh Rasul Paulus.
Dan malam
ini juga, bukankah Tuhan mengingatkan kita? Lewat pemberitaan firman yang
dibentangkan begitu rupa, kita diingatkan oleh Tuhan.
Tentang: TERDIDIK DALAM SOAL-SOAL POKOK IMAN.
Jika
dikaitkan pada pola Tabernakel, jelas terkena pada HALAMAN.
Daerah halaman
itu dimulai dengan;
1. PINTU
GERBANG, berarti; percaya. Setelah percaya, melihat satu alat yang begitu
besar, yaitu Mezbah Korban Bakaran.
2. MEZBAH
KORBAN BAKARAN, menunjuk; pertobatan. Sesudah itu, barulah Kolam Pembasuhan
Tembaga.
3. KOLAM
PEMBASUHAN TEMBAGA, menunjuk; baptisan air, artinya; satu di dalam pengalaman
Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya sampai akhirnya lahir baru. Lalu
kemudian, setelah melewati Kolam Pembasuhan, selanjutnya adalah Pintu Kemah.
4.
PINTU KEMAH, berbicara tentang; baptisan Roh Kudus.
Inilah
soal-soal pokok iman, asas-asas pertama tentang ajaran Kristus; percaya,
bertobat, mati dan bangkit, serta
dibaptis Roh Kudus.
Pendeknya:
Gereja Tuhan harus mengalami kelahiran baru. Tetapi tidak
boleh berhenti hanya sampai lahir baru. Kita sudah menanggalkan pakaian lama
dan sekarang telah mengenakan pakaian yang baru, tetapi tidak boleh berhenti
sampai di situ, harus terus menerus dibaharui.
Oleh sebab
itu, lanjut dengan terdidik dalam ajaran sehat.
Tentang: TERDIDIK DALAM AJARAN SEHAT.
Ajaran sehat
itu, menunjuk; Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
Kuasanya:
Membawa gereja Tuhan masuk di dalam rencana Allah yang besar, yakni masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus,
dengan lain kata; terwujudnya kesatuan tubuh yang berbeda-beda, itu gereja
Tuhan yang sempurna, mempelai Tuhan.
Gereja yang
kudus tanpa cacat, tanpa cela, itu sudah jelas dimulai dari RUANGAN SUCI sampai
kepada RUANGAN MAHA SUCI, di mana panjangnya adalah tiga puluh hasta; Ruangan
Suci dua puluh hasta, Ruangan Maha Suci sepuluh hasta.
Kita kembali
membaca Efesus 4.
Efesus 4:7
(4:7) Tetapi kepada kita masing-masing telah
dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
Karunia-karunia
dan jabatan-jabatan Roh Kudus itu merupakan kasih karunia kepada kita, yang
kita peroleh bukan dengan gampang begitu saja, tetapi karena kasih karunia,
itulah darah salib Kristus.
Efesus 4:8
(4:8) Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia
naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan
pemberian-pemberian kepada manusia."
Karunia-karunia
dan jabatan-jabatan Roh Kudus diberikan kepada orang-orang kudus bagi pekerjaan
pelayanan, bagi pembangunan tubuh, untuk membebaskan tawanan-tawanan.
Efesus
4:9-10
(4:9) Bukankah "Ia telah naik"
berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang telah turun, Ia juga
yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan
segala sesuatu.
Dia telah
mati dan bangkit untuk memenuhkan segala sesuatu.
Lewat
pengalaman kematian dan kebangkitan inilah, Yesus memberikan sembilan karunia
Roh Kudus dan sembilan jabatan Roh Kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus. Itu sebabnya di ayat
8 dikatakan: “Tatkala Ia naik ke
tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian
kepada manusia.”
Jangan lalai
mempergunakan karunia-karunia Roh Kudus. Bekerjalah sesuai dengan
karunia-karunia Roh Kudus, selagi hari masih siang, selagi masih ada
kesempatan, sebagai panjang sabarnya Tuhan bagi kita semua.
1 Tesalonika
5:5-7
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang
dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang
kegelapan. (5:6) Sebab itu baiklah
jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
(5:7) Sebab mereka yang tidur, tidur
waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.
Kita semua
adalah anak-anak terang, anak-anak siang, bukan orang-orang malam atau
orang-orang kegelapan.
Kegiatan
dari orang malam adalah:
1. Tidur, sama
dengan; malas. Coba saja lihat ladang si pemalas; ditumbuhi onak dan duri,
sehingga kita dapat mengambil suatu kesimpulan: Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar
lagi untuk tinggal berbaring.
2.
Mabuk, artinya; hidup
mengikuti hawa nafsu daging.
Tetapi
orang-orang terang; menghargai kesempatan yang Tuhan berikan, yaitu berjaga-jaga
dan sadar.
Pekerjaan
kita banyak. Tadi, sembilan karunia dibagi tiga; bekerja untuk menyatakan
firman, bekerja untuk menjadi terang, bekerja untuk menyatakan kasih Allah
lewat penyembahan. Oleh sebab itu, berjaga-jagalah dan sadar, itulah pekerjaan
orang-orang terang di waktu siang hari.
Selagi hari
masing siang, bekerjalah. Jangan lalai mempergunakan karunia dan jabatan Roh-El
Kudus.
Sepertinya
dosa tidak dikoreksi, tetapi kesadaran kita sedang dikoreksi oleh Tuhan malam ini.
Bagaimana kita menyikapi kesempatan yang Tuhan berikan ini?
Roma 4:4
(4:4) Kalau ada orang yang bekerja, upahnya
tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
Kalau
bekerja, pasti ada upah, bukan hadiah. Oleh sebab itu, bekerjalah, maka kita
akan mendapat upah.
Roma 4:5
(4:5) Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja,
namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya
diperhitungkan menjadi kebenaran.
Tetapi kalau
ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang
durhaka, maka imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.
Kita ini
bekerja karena iman, bukan bekerja dengan kekuatan daging, maka dengan demikian
kita dibenarkan di dalam Kerajaan Sorga untuk selama-lamanya, itulah upah yang
akan kita terima.
Ibrani 3:13
(3:13) Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain
setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya
jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya
dosa.
Selama masih dapat dikatakan "hari
ini",
dengan kata lain; selama hari masing siang, ayo, terus bekerja di ladang Tuhan.
Orang-orang
di sekitar kita adalah ladang Tuhan. Jangan karena melihat kekurangannya,
lantas kita tutup mata, tetapi lihatlah dia sebagai ladang tuaian.
Terhadap
perempuan Samaria, Yesus berkata kepada murid-murid: “Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi
Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang
sudah menguning dan matang untuk dituai.” Sama artinya Yesus berkata: “Lihat ladang tuaian”, yaitu: perempuan
Samaria.
Seringkali
kita merasa jijik melihat dosa orang lain, padahal kita dipanggil untuk bekerja
di ladang Tuhan, diperlengkapi dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh
Kudus untuk bekerja di ladang Tuhan dan melihat ladang tuaian (orang-orang
berdosa).
Kita ini
diperlengkapi untuk bekerja di ladang Tuhan, maka jangan lalai mempergunakannya
selama masih dapat dikatakan "hari
ini", supaya jangan ada di antara kita yang menjadi tegar hatinya karena
tipu daya dosa.
Justru orang
yang berdosa itulah yang harus kita tolong, mereka itulah ladang tuaian kita
selama masih dapat dikatakan “hari ini”,
selagi hari masih siang, bekerjalah.
Isteri
melihat suami sebagai ladang tuaian. Suami melihat isteri sebagai ladang
tuaian. Orang tua melihat anak sebagai ladang tuaian. Atau ada orang tua yang
belum bertobat, tetapi anak sudah melayani Tuhan, maka anak-anak lihatlah orang
tua sebagai ladang tuaian. Bukan berarti harus memusuhi.
Rut 2:17
(2:17) Maka ia memungut di ladang sampai petang;
lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai
banyaknya.
“ ... Ia
memungut di ladang sampai petang ...”,
berarti; Rut tidak menyia-nyiakan waktu, tidak menyia-nyiakan kesempatan yang
ada, dia bekerja maksimal, seratus persen waktu itu dipergunakan dengan baik.
Kemudian,
“... Ia mengirik yang dipungutnya
itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya.”
Rut mengirik
yang dipungutnya itu, dan hasilnya ada kira-kira seefa jelai banyaknya.
Kita akan
memperhatikan tentang; SEEFA JELAI.
Keluaran 16:36
(16:36) Adapun segomer ialah sepersepuluh
efa.
Adapun
segomer ialah sepersepuluh efa. Atau, satu efa, sama dengan; sepuluh gomer
Bagi bangsa
Israel, Allah memberikan satu gomer tiap-tiap orang setiap hari dalam memungut
manna, tetapi khusus kepada bangsa kafir -- kepada Rut --, Allah memberikan
sepuluh kali lipat, yaitu sepuluh gomer.
Seefa
(sepuluh gomer), artinya; kemurahan besar terjadi bagi bangsa kafir.
Siapa kita
ini? Kita ini adalah bangsa kafir, namun mendapat kemurahan yang luar biasa.
Dan kemurahan Tuhan tidak terselami oleh akal pikiran kita.
Coba saudara
pikirkan; untuk Israel satu gomer, tetapi untuk bangsa kafir satu efa. Dapatkah
saudara selami hal ini? Ada anak kandung dan ada anak tetangga. Tidak mungkin
orang tua memberikan lebih banyak kepada anak tetangga dibanding kepada anak
kandungnya. Tetapi kenyataannya, hal ini sedang terjadi. Ini adalah kemurahan
yang di luar akal pikiran manusia, supaya bangsa kafir tidak cemburu kepada
bangsa Israel, walaupun sesungguhnya bangsa Israel adalah pilihan.
Hargailah
kemurahan ini.
- Bangsa kafir
diterima sebagai Israel rohani adalah kemurahan.
-
Dipercaya lagi melayani sesuai karunia-karunia dan
jabatan-jabatan Roh Kudus, itu adalah kemurahan double.
Semakin hari
kita semakin dapat melihat betapa besarnya kemurahan Tuhan. Tidak bisa diselami
oleh akal pikiran manusia, unik sekali. Pengalaman kematian dan kebangkitan
Yesus yang adalah kemurahan bagi bangsa kafir, unik, tidak bisa diselami oleh akal dan pikiran manusia. Maka,
kalau ikut Tuhan, ikut Tuhan saja dengan sungguh-sungguh, tidak perlu
bersungut-sungut, tidak perlu ngomel dan berkata; “Ko begini, Ko begitu”, tidak usah ngomel, sebab tidak ada
sesuatu yang terjadi tanpa seijin Tuhan.
Jangan
bersungut-sungut lagi, mari kita lihat sidang jemaat di Smirna.
Wahyu 2:8-10
(2:8) "Dan tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati
dan hidup kembali: (2:9) Aku tahu
kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang
menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian:
sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. (2:10)
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan
melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai
dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah
engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota
kehidupan.
Jelai gandum
tadi adalah firman Allah. Dan untuk dapat bertahan dalam penderitaan yang
hebat, yaitu kesusahan dan kemiskinan, kita harus memiliki Firman Allah,
bagaikan persediaan jelai gandum satu gomer satu hari selama sepuluh hari
mengalami penderitaan miskin dan susah, dilemparkan dalam penjara. Jadi, untuk
sanggup menghadapi ini, bagaikan kita memiliki satu efa, berarti satu gomer
setiap hari.
Kita sudah
harus memiliki firman semacam ini supaya kita dimampukan untuk menghadapi
kesusahan, penderitaan yang hebat.
Sepuluh
gomer, berarti; sepuluh hukum yang tertulis dalam dua loh batu. Intinya hanya
satu, itulah kasih sebagai gambaran dari satu efa.
Pendeknya,
untuk dapat menghadapi kesusahan, kita membutuhkan kasih dari Allah, yakni;
satu Efa, sebab inti dari 10 hukum hanya satu, yakni; kasih Allah.
Jadi, satu
efa yang diterima oleh Rut tadi, itu adalah kasih dan kemurahan Tuhan, itu yang
memberi kemampuan kepada kita untuk menghadapi kesusahan, menghadapi
kemiskinan. Tidak usah berhenti mengikuti Tuhan. Miliki dulu satu efa (10 Gomer).
Wahyu 2:11
(2:11) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak
akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."
Barangsiapa
bertelinga, hendaklah mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.
Mari kita
gunakan sepasang telinga untuk mendengarkan berita kebenaran lewat kegiatan Roh
ini, supaya kita tidak menderita dalam kematian yang kedua.
Tidak
terselami jalan-jalan Tuhan. Tidak terpikirkan kasih dan kemurahan Tuhan, maka
kalau pun harus mengalami kesusahan, anggap saja bahwa rencana Allah sedang
berlangsung dalam kehidupan kita. Tidak usah bersungut-sungut lagi, tidak usah ngomel, “Kenapa begini? Kenapa begitu?”
Orang yang
baru menikah; pada minggu pertama, madu masih terasa manis. Sampai kepada bulan
ketiga, madu itu masih terasa manis. Menjelang bulan kedelapan atau melewati
satu tahun, mulailah piring melayang, gelas melayang, sendok melayang.
Barang-barang itu melayang bukan karena ilmu sihir, melainkan fakta/krisis
kasih yakni; satu Efa.
Akhirnya,
dalam kesusahan semacam ini, keluarlah perkataan: “Ko, ini jodoh saya? Ko, ini suami saya? Ko, ini isteri saya?” Ini
adalah pernyataan yang hanya keluar dari orang yang tidak mengerti kemurahan
Tuhan (satu Efa).
Tetapi kita
adalah bangsa kafir yang sudah mendapat kemurahan, seperti kemurahan yang
dimiliki oleh Rut, bangsa Moab. Rut memperoleh hasil pengirikan jelai itu sebanyak satu efa, itu adalah kasih dan kemurahan Tuhan.
Walaupun
tidak cocok di hati, itu adalah kemurahan Tuhan. Bukankah kesusahan itu tidak
cocok di hati? Tetapi itu adalah kemurahan Tuhan. Kalau akhirnya kita sadari,
semua penderitaan, kesusahan, itu adalah kemurahan Tuhan.
Bersabar
saja, sampai akhirnya kita terlepas dari kematian yang kedua. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment