IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 29 FEBRUARI 2020
STUDY
YUSUF
(Seri: 182)
Subtema:
MENJADI SOKOGURU DALAM BAIT SUCI ALLAH
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan
bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita sekaliannya. Tidak lupa saya mengucap
syukur kepada Tuhan oleh karena kemurahan Tuhan, kita dimungkinkan untuk
melaksanakan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak
Tuhan, hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube,
Facebook dimanapun anda berada.
Selanjutnya mari kita berdoa, memohon
kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita, sehingga
kita boleh merasakan pertolongan Tuhan lewat lawatan Tuhan malam hari ini bagi
kita sekaliannya. Ibadah pelayanan kita semakin hari semakin berkenan kepada
Tuhan dan biarlah di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan.
Segera kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang study Yusuf.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak
laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye
kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku
lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang
kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku
mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun kelaparan
itu lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
- Yang
sulung bernama: Manasye.
- Yang
kedua bernama: Efraim.
Selanjutnya mari kita menyimak arti
rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, tentunya dimulai dari anak
yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya:
Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu:
1. Yusuf
lupa kepada kesukarannya.
2. Yusuf
lupa kepada rumah bapanya.
Saat ini kita masih memperhatikan hal
yang pertama.
Tentang: Yusuf lupa kepada kesukarannya.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi dalam
tiga fase:
- Fase
yang pertama: “Ketika Yusuf tinggal
bersama-sama dengan saudara-saudaranya.” (Kejadian 37).
Hal
ini sudah disampaikan berulang kali pada tahun yang lalu.
- Fase
yang kedua: “Ketika Yusuf tinggal di
rumah Potifar” (Kejadian 39).
Sekarang
kita masih berada di dalam fase yang kedua, namun masih ada fase yang ketiga.
- Fase
yang ketiga: “Ketika Yusuf berada di
dalam penjara” (Kejadian 40)
Sekarang kita masih berada pada FASE
YANG KEDUA: KETIKA YUSUF TINGGAL DI
RUMAH POTIFAR, kisah itu ditulis dalam Kejadian
39.
Kejadian 39:6b
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan
Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain
dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
“Adapun
Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.”
Biarlah kiranya kita menjadi sama
dengan Yusuf, manis sikapnya dan elok parasnya. Mengingat hari-hari ini adalah
hari-hari terakhir, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, mari kita
menyingkir manakala kenajisan itu mengejar.
Yesus sendiri juga, ketika orang-orang
sudah meninggalkan perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari, tinggal
Yesus dengan perempuan itu seorang diri. Tetapi setelah Yesus mengampuni
perempuan yang kedapatan berbuat dosa itu, Yesus berkata kepada perempuan itu: “Pergilah,
tetapi jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Jadi Yesus tidak menuruti perasaan
manusia daging, melainkan Yesus memerintahkan perempuan itu untuk segera pergi
dengan syarat: jangan mengulangi dosa yang sama.
Jadi di hari-hari terakhir ini kita perlu segera menyingkir dari dosa,
manakala kenajisan itu mengejar, kita perlu menyingkir.
Jadilah Yusuf Yusuf di zaman akhir ini,
supaya dari sikap kita nama Tuhan dipermuliakan, sehingga Pengajaran Mempelai
ini bisa menembusi dunia ini dari Timur sampai ke Barat.
Ketentuan firman Allah terhadap sidang
mempelai Tuhan ialah manis sikapnya
dan elok parasnya, mengapa demikian?
Karena sidang mempelai Tuhan tidak boleh ada cacat dan celanya.
Mari kita lihat mempelai Tuhan dalam
keadaan tanpa cacat dan tanpa cela di dalam Kidung Agung ...
Kidung agung 4:1-7
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku,
sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik
telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun
dari pegunungan Gilead. (4:2) Gigimu
bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat
pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. (4:3) Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu,
dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik
telekungmu. (4:4) Lehermu
seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai
tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya. (4:5) Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar
kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung. (4:6) Sebelum angin senja berembus dan
bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit kemenyan. (4:7) Engkau cantik sekali, manisku,
tak ada cacat cela padamu.
Pada ayat 1 ini, Mempelai
Laki-Laki memuji mempelai perempuan, di sini Mempelai Laki-Laki berkata: “Lihatlah, cantik engkau, manisku sungguh
cantik engkau!”
Pada ayat terakhir -- ayat 7 --
Mempelai Laki-Laki kembali memuji mempelai perempuan dan berkata: “Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat
cela padamu.”
Mempelai Laki-Laki memuji mempelai
perempuan karena mempelai perempuan itu memang cantik, berarti tanpa cacat atau cela, dengan lain kata manis sikapnya, elok parasnya.
Adapun kecantikan dari mempelai perempuan
terpancar dari tujuh hal yang nyata, yang dapat dilihat oleh Mempelai
Laki-Laki, antara lain:
1. Mata.
2. Rambut.
3. Gigi.
4. Bibir atau mulut.
5. Pelipis.
6. Leher.
7. Buah dada.
Tujuh perkara ini sudah disampaikan dan
tentu kita sudah diberkati oleh Tuhan.
Perlu untuk diketahui; ketika Mempelai
Laki-Laki memuji mempelai perempuan-Nya menunjukkan bahwa mempelai perempuan itu betul-betul sudah berada di dalam hati dari
Mempelai Laki-Laki sorga.
Sebab apa yang keluar dari dalam mulut
tentu berasal dari dalam hati.
Yesus tidak asal bicara termasuk di
dalam hal memuji mempelai perempuan-Nya.
Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan
tandas, kalau Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuannya, itu menunjukkan
bahwa mempelai perempuan ada di dalam hati dari Mempelai Laki-Laki Sorga.
Itu bisa dibuktikan di dalam ...
Lukas 6:45
(6:45) Orang yang baik mengeluarkan barang yang
baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat
mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang
diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
Orang
yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Sebab apa
yang keluar dari mulut tentu berasal dari dalam hati.
Jadi ketika Mempelai Laki-Laki memuji
mempelai perempuan, sudah sangat jelas itu menunjukkan bahwa mempelai perempuan
ada di dalam hati Mempelai Laki-Laki Sorga.
Sebagai gambarannya, ketika mempelai
perempuan berada di dalam jantung hatinya Tuhan, dapat kita lihat dalam
Keluaran 28.
Keluaran 28:15-16
(28:15) Haruslah engkau membuat tutup dada
pernyataan keputusan: buatan seorang ahli. Buatannya sama dengan baju efod,
demikianlah harus engkau membuatnya, yakni dari emas, kain ungu tua, kain ungu
muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya haruslah engkau
membuatnya. (28:16) Haruslah itu
empat persegi, lipat dua, sejengkal panjangnya dan sejengkal lebarnya.
Tutup dada pernyataan keputusan
berbentuk empat persegi, artinya: panjang
dan lebarnya sama; sejengkal.
Sekarang kita lihat persamaan dari ayat
ini, di dalam Wahyu 21:15-16.
Wahyu 21:15-16
(21:15) Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai
suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu
gerbangnya dan temboknya. (21:16) Kota
itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan
ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya
dan lebarnya dan tingginya sama.
Kota
Yerusalem baru bentuknya empat persegi, berarti panjang dan
lebarnya sama. Kemudian kalau diukur dengan tongkat, panjangnya adalah 12.000
stadia.
Jadi sama seperti tutup dada pernyataan
keputusan bentuknya empat persegi, panjang dan lebarnya sama; sejengkal.
Kita kembali membaca ...
Wahyu 21:9-11, 2
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat
yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu,
lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan
kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang
besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem,
turun dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama
seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. (21:2) Dan aku melihat kota yang
kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah,
yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Perhatikan kalimat; Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari
Allah, itulah pengantin perempuan Mempelai Anak Domba, disebut juga dengan
Yerusalem yang baru.
Turun
dari sorga, dari Allah, berarti seribu tahun berada pada Allah, dekat
dengan hati-Nya, sesudah itu turunlah ia dari sorga dari Allah, ke atas bumi
yang baru.
Jadi sudah sangat jelas sekali bahwa
mempelai perempuan benar-benar ada di dalam hati Tuhan.
Sekarang lebih jauh kita melihat
tentang mempelai Tuhan, Yerusalem yang baru, kota segiempat dan juga kota
setia.
Keluaran 28:15
(28:15) Haruslah engkau membuat tutup dada
pernyataan keputusan: buatan seorang ahli. Buatannya sama dengan baju
efod, demikianlah harus engkau membuatnya, yakni dari emas, kain ungu tua,
kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya haruslah
engkau membuatnya.
Tutup dada pernyataan keputusan itu
ternyata memiliki warna yang sama dengan baju efod, arti rohaninya untuk kita
sekarang ialah: bahwa tingkat kerohanian
dari pada mempelai perempuan sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga,
dengan lain kata segambar dan serupa dengan Allah atau sama mulia dengan Allah.
Jadi tidak ada yang mustahil bagi
Tuhan, sebab Tuhan akan membawa kita kembali kepada wujud yang semula, segambar
serupa dengan Allah.
Kita dapat menarik kesimpulannya
sekarang: tutup dada pernyataan keputusan itu merupakan bagian dari pakaian
Imam Besar yang sangat menyolok dan mengundang perhatian karena kedudukannya
yang khusus, -- yang spesial --, yaitu berada
di dekat jantung hati Imam Besar.
Itu tempatnya dari pada tutup dada,
dikhususkan dekat dengan jantung hatinya Tuhan.
Keluaran 28:17-20
(28:17) Haruslah kautatah itu dengan permata
tatahan, empat jajar permata: permata yaspis merah, krisolit,
malakit, itulah jajar yang pertama; (28:18)
jajar yang kedua: permata batu darah, lazurit, yaspis hijau; (28:19) jajar yang ketiga: permata ambar,
akik, kecubung, (28:20) jajar yang
keempat: permata pirus, krisopras dan nefrit. Dengan berikatkan emas,
demikianlah permata-permata itu dalam tatahannya.
Selanjutnya pada tutup dada itu
terdapat dua belas batu permata tatahan, dengan empat jajar, berarti ada tiga
batu permata setiap jajarnya, sesuai dengan perintah Tuhan.
Keluaran 28:21
(28:21) Sesuai dengan nama para anak Israel, permata
itu haruslah dua belas banyaknya; dan pada tiap-tiap permata haruslah ada, diukirkan
seperti meterai, nama salah satu suku dari yang dua belas itu.
Pada batu permata itu atau pada dua
belas batu permata tatahan itu harus terukir
nama dari dua belas suku keturunan Israel. Jadi nama dua belas suku Israel
terukir pada dua belas batu permata itu sebagai meterai.
Wahyu 7:3
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi
atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami
pada dahi mereka!" (7:4) Dan
aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh
empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Penjelasan ayat 3: Jadi sebelum
bumi, laut, dan pohon-pohonan dirusakkan, terlebih dahulu Tuhan memeteraikan milik kepunyaan-Nya, yakni; hamba-hamba-Nya pada
dahi mereka, maka barulah bumi, laut,
dan pohon-pohonan selanjutnya akan dirusakkan.
Penjelasan ayat 4: jumlah mereka
yang dimeteraikan itu adalah 144.000 orang
dari semua suku keturunan Israel.
Jadi meterai Allah pada dahi mereka itu
merupakan jaminan, sehingga mereka mendapat perlindungan dan pemeliharaan dari
Tuhan.
Bumi, laut, dan pohon-pohonan nanti
suatu kali akan berlalu -- akan dirusakkan -- tetapi yang menjadi milik
kepunyaan Tuhan akan diberi meterai pada dahi mereka sebagai jaminan.
Kita bersyukur saat ini kita berada di
dalam kegiatan Roh Allah, supaya pada akhirnya kita semua menerima meterai dari
Allah yang hidup.
Tadi jumlah mereka yang dimeteraikan
itu adalah 144.000 orang dari dua belas suku keturunan Israel, ini berkaitan
dengan Wahyu 21:16.
Wahyu 21:16
(21:16) Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya
sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua
belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.
Yerusalem baru bentuknya adalah empat
persegi, panjang dan lebarnya sama. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat
itu, dua belas ribu stadia, panjang dan lebarnya sama dua belas ribu stadia.
Dua belas ribu stadia, jelas ini bisa
juga menunjuk kepada: dua belas suku keturunan Israel.
Wahyu 21:17
(21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus
empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga
ukuran malaikat.
Kemudian ukuran temboknya adalah
seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia juga ukuran malaikat.
Berarti 12.000 x 12 = 144.000.
Jadi sangat sinkron sekali dengan Keluaran
28:15-21.
Jadi jumlah mereka yang dimeteraikan
itu adalah 144.000 orang, dipelihara, dilindungi, dibela, manakala nanti
langit, bumi, dan pohon-pohonan dirusak. Pendeknya, Yerusalem baru kota empat
persegi -- kota setia -- benar-benar ada di dalam jantung hati Tuhan.
Efesus 1:13-14
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah
mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu –- di dalam Dia kamu
juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya
itu. (1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita
memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah,
untuk memuji kemuliaan-Nya.
Di dalam Dia kita dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu bagaikan batu
permata, harta yang mahal dan berharga, dimana nama dua belas suku keturunan
Israel diukirkan pada dua belas batu permata tersebut, seperti meterai.
Sementara Roh Kudus yang dikaruniakan
itu merupakan jaminan bagian kita
sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan
yang menjadikan kita milik Allah. Tujuannya: untuk memuji kemuliaan Allah.
Setialah dalam kegiatan Roh Kudus
sampai Roh Kudus itu betul-betul termeterai dalam setiap kehidupan kita.
Jadi perlu juga saya tambahkan, mulai
dari sejak sekarang berjuanglah untuk memperoleh keselamatan. Maksudnya beri
diri untuk dipimpin oleh Roh Tuhan, beri diri untuk sepenuhnya dikuasai oleh
Roh Tuhan, sampai nanti Roh Tuhan itu permanen menjadi suatu meterai, dan
menjadi jaminan keselamatan bagi kita, bahwa kita benar-benar adalah milik
kepunyaan Allah, jantung hati Tuhan bagaikan tutup dada keputusan pernyataan
Tuhan, itulah Yerusalem baru, kota segi empat, kota setia, kota mempelai.
Tidak rugi ada dalam kegiatan Roh,
mungkin dahulu kita merasa rugi tiap hari beribadah, sekarang kita tidak merasa rugi, mengingat hari-hari ini adalah
hari-hari terakhir, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Lebih rinci dalam ...
2 Korintus 1:21-22
(1:21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami
bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah
mengurapi, (1:22) memeteraikan
tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita
sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Penjelasan ayat 21: Lewat ibadah ini hidup muda remaja kita
diteguhkan di dalam Kristus dan justru lewat ibadah ini kita dapat
mengalami pengurapan Allah.
Pengurapan
dari Allah Roh Kudus itu adalah meterai bagi kita, sebagai
tanda milik kepunyaan Allah. Dan juga sebagai jaminan dari semua yang telah
disediakan bagi kita.
Jadi lewat ibadah ini kita diteguhkan
oleh Tuhan dan kita diurapi, kita dimeteraikan sebagai tanda milik-Nya.
Ia yang memberi Roh Kudus dalam hati
kita, sebagai jaminan dari semua yang telah disedikan untuk kita.
Tuhan menyediakan ibadah ini untuk
kita, untuk melayani Tuhan di tengah ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan.
Kemudian, hamba-hamba-Nya diperlengkapi dengan sembilan karunia dan sembilan
jabatan Roh Kudus yang dirampingkan dengan lima jabatan Roh Kudus, semuanya disediakan.
Kemudian lewat pertemuan ibadah ini,
Tuhan disediakan pembukaan rahasia firman, kepada orang lain Tuhan berbicara hanya bersifat perumpamaan,
bersifat dongeng nenek-nenek tua, cerita si kancil, si kura-kura, dan si buaya.
Tetapi kepada kita disediakan -- dikaruniakan -- pembukaan firman, sampai nanti
kita melangkah sesuai dengan ketetapan firman dan kita dibawa sampai kepada
satu titik perhentian, Yerusalem yang baru, kota mempelai, kota segi empat,
kota setia, itulah tutup dada keputusan pernyataan Tuhan ada di jantung hati
Tuhan.
Tadi Tuhan telah mengurapi kita berarti
memeteraikan tanda miliknya dengan Roh Kudus, kalau kita diurapi berarti kita
telah dimeteraikan dengan Roh Kudus dan itu merupakan jaminan dari semua yang
telah disediakan bagi kita termasuk kerajaan sorga.
Tetapi perlu juga kita menyimak ...
2 Korintus 5:2, 4
(5:2) Selama kita di dalam kemah ini, kita
mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas
tempat kediaman kita yang sekarang ini, (5:4)
Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh
beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa
menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.
Selama kita diam di dalam kemah ini,
dengan lain kata mendiami tubuh ini dan tinggal di dunia ini, kita pasti
mengeluh, mengapa? Karena begitu banyaknya tekanan, banyaknya pergumulan silih
berganti, kesusahan yang begitu menghimpit membuat kita sampai mengeluh.
Tetapi lanjut ayat 5 ...
2 Korintus 5:5
(5:5) Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan
kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai
jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.
Tetapi Allah telah mengaruniakan Roh-Nya kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah
disediakan bagi kita.
Berarti yang dibutuhkan di sini adalah kesabaran dan ketabahan, karena Tuhan Allah mengaruniakan Roh-Nya kepada kita
sebagai jaminan dari segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.
Oleh sebab itu kita lihat dulu ...
2 Korintus 5:6-8
(5:6) Maka oleh karena itu hati kami senantiasa
tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami
masih jauh dari Tuhan, (5:7) --
sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat -- (5:8) tetapi hati kami tabah, dan
terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.
Jadi supaya kita nanti boleh beralih
dari tubuh ini kepada kediaman yang baru, Yerusalem yang baru, menjadi mempelai
Tuhan, syaratnya adalah harus menjadi suatu kehidupan yang TABAH.
Tabah, berarti tidak mudah tersinggung,
tidak mudah mengeluh, manakala mengalami
tekanan yang begitu berat oleh karena banyaknya pergumulan-pergumulan silih
berganti yang tidak kunjung berhenti.
Selama kita mendiami kemah ini,
pergumulan tidak akan berhenti, tekanan akan selalu ada, tetapi yang dibutuhkan
adalah tabah saja.
Ketabahan ini akan menuai suatu
keuntungan yang besar.
Yehezkiel 9:4, 6
(9:4) Firman TUHAN kepadanya: "Berjalanlah
dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi
orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang
dilakukan di sana." (9:6)
Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan
perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai
dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat
kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait
Suci.
Semua orang yang berkeluh kesah
ditandai dengan huruf “T” atau mendapat meterai pada dahi mereka.
Selanjutnya Tuhan berkata kepada penjaga itu: “Jangan singgung!” Berarti Tuhan memelihara, Tuhan melindungi,
Tuhan membela mereka yang ditandai dengan huruf “T”.
Yang dibutuhkan di sini adalah
kesabaran dari orang-orang yang saleh, ketabahan dari orang-orang yang sudah
diteguhkan -- ditanamkan -- di dalam Kristus.
Lihat pada ayat 4: “Berjalanlah dari
tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang
yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di
sana."
Oleh karena ketabahan, akhirnya
mendapat meterai pada dahi mereka, dengan lain kata menjadi milik kepunyaan
Allah.
Jadi jelas yang dibutuhkan di sini
adalah kesabaran dari orang-orang yang saleh, ketabahan dari orang-orang yang
sudah diteguhkan di dalam Kristus.
Jangan mudah berputus asa, jangan mudah
untuk patah semangat apalagi kecewa. Jangan mudah kecewa kalaupun dikecewakan.
Jangan putus asa walaupun kelihatannya tidak ada harapan, di dalam Tuhan tidak
ada yang mustahil.
Wahyu 3:10, 12
(3:10) Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk
tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari
pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam
di bumi. (3:12) Barangsiapa
menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak
akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama
kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan
nama-Ku yang baru.
Tuhan sendiri menyatakan kepada jemaat
di Filadelfia: “Karena engkau menuruti
firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari
hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang
diam di bumi.”
Siapa mereka yang dilindungi pada hari
pencobaan itu? Yaitu mereka yang pada dahinya tertulis nama Allah, nama kota kudus
-- Yerusalem baru --, dan juga nama
Yesus Anak Allah, Anak Domba Allah.
Berarti mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi tanda di
dahi, itulah yang mendapat perlindungan, yaitu mereka yang menjadi miliknya
Tuhan.
Jadi yang mendapat perlindungan pada
masa hari pencobaan itu adalah orang-orang yang telah menerima meterai Allah
pada dahi mereka, seperti sidang jemaat di Filadelfia.
Jadi di dahi ini biarlah kiranya
melekat dengan mantap nama Allah dan kasih-Nya, melekat dan mantap nama
Anak-Nya itulah firman Allah, dan sudah melekat dengan mantap kota Yerusalem --
kota yang kudus -- itulah kota Mempelai. Berarti itulah dua belas batu permata,
dimana pada setiap batu permata itu tertulis nama dari dua belas suku keturunan
Israel.
Dua belas batu permata itulah harta
yang berharga juga merupakan milik kepunyaan Allah (karunia-karunia dan jabatan
Roh Kudus). Juga di sini dimeteraikan nama Allah dengan tabiatnya kasih,
tertulis juga nama Anak-Nya; Yesus Anak Domba Allah, firman Allah sudah
betul-betul mantap di dahi kita masing-masing.
Dalam kepikiran kita tidak ada yang
lain selain kasih Allah, dalam kepikiran kita tidak ada yang lain selain firman
Allah, dalam kepikiran kita tidak ada yang lain selain harta yang berharga;
karunia-karunia dan jabatan Roh Kudus. Berarti kita rindu terus untuk melayani
Tuhan.
Nanti mereka itulah yang mendapat
perlindungan dan pembelaan pada masa hari kesesakan, aniaya antikris selama
tiga tahun setengah, itu jaminan bagi kita.
Maka orang yang bosan beribadah, orang
yang jenuh beribadah adalah orang yang tidak mengerti tentang meterai Allah,
orang yang tidak mengerti tentang jaminan dari Allah, orang yang tidak mengerti
tentang perlindungan dan pembelaan pada masa pencobaan selama tiga tahun
setengah, mereka tidak mengerti itu.
Tetapi bagi kita ibadah ini sudah
menjadi harga mati. Biarlah kiranya lewat ibadah ini kehidupan kita
masing-masing diteguhkan di dalam Kristus.
Tidak ada alasan untuk mengatakan
beribadah adalah kebosanan, justru ibadah ini mendatangkan keuntungan bagi kita
sampai betul-betul meterai Allah itu mantap pada dahi kita masing-masing.
Sekarang ...
Wahyu 13:8-10
(13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan
menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia
dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih. (13:9) Barangsiapa bertelinga,
hendaklah ia mendengar! (13:10) Barangsiapa
ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan
untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang
penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.
Sekali lagi saya katakan dengan tandas:
“Yang penting di sini ialah ketabahan dan
iman orang-orang kudus.”
Kita semua dibenarkan oleh karena iman,
dan itu merupakan kasih karunia, kemurahan dari Tuhan bagi kita. Sebab pada
masa kesesakan itu, yang terjadi di sini dikatakan: “Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa
ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang.”
Tetapi dengan ketabahan dari
orang-orang saleh yaitu orang-orang yang diteguhkan di dalam Kristus lewat
ibadah ini, satu kali nanti akan mendapat perlindungan, pembelaan, dan
pemeliharaan dari Tuhan.
“Barangsiapa
bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
Jadi jangan sampai kita mengabaikan apa
yang sudah Tuhan nyatakan ini tentang jaminan keselamatan bagi jiwa kita.
Jangan sampai kita abaikan itu supaya kita jangan mengalami kerugian yang
besar.
Jangan mengabaikan apa yang sudah kita
terima, sebab itu merupakan berkat pemeliharaan bagi kita.
Praktek
untuk menerima meterai Allah:
Wahyu 3:12
(3:12) Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan
sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ;
dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem
baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.
Praktek untuk mendapat meterai Allah
adalah: dijadikan sokoguru di dalam
Bait Suci Allah.
Sokoguru, menunjuk
kepada: orang-orang yang menjadi tiang
penopang di dalam Bait Suci Allah, rumah Tuhan.
Jadilah tiang penopang di dalam rumah
Tuhan. Selama ini kita menopang banyak perkara di dunia ini, menopang pekerjaan
dimana kita bekerja, masih banyak yang lain yang kita topang.
Tidak salah menjadi penopang di tempat
kita bekerja, tetapi jauh lebih penting menopang pekerjaan Allah karena hal itu
menyangkut keselamatan jiwa. Jadilah sokoguru di dalam rumah Tuhan.
Menjadi penopang di tempat kita bekerja
itu menyangkut perut, tetapi menjadi tiang penopang di dalam rumah Tuhan hal
itu menyangkut keselamatan jiwa, dan itu tidak bisa ditawar-tawar, harus,
supaya pada akhirnya mendapat meterai dari Allah.
1 Timotius 3:15
(3:15) Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau
tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari
Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Yang disebut dengan keluarga Allah
yakni jemaat dari Allah yang hidup.
Hidup berarti tidak mati rohani.
Perlu untuk diketahui, daging itu mati,
tetapi roh yang memberi hidup.
Prakteknya:
- Menjadi tiang penopang
dalam Bait Suci Allah.
- Menjadi dasar
kebenaran.
Kita lihat dulu ...
Wahyu 3:12
(3:12) Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan
sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari
situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu
Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.
Pendeknya, jemaat di Filadelfia ini
memiliki kunci Daud. Fungsi kunci Daud itu membuka untuk selanjutnya kita
berada di dalamnya dan tidak untuk keluar lagi dari sana.
Biarlah kiranya kita berada di dalam
rumah Tuhan, tekun untuk beribadah dan melayani pekerjaan Tuhan, jangan keluar
lagi dari sana.
Kalau Tuhan mempercayakan
karunia-karunia dan jabatan-jabatan teruskan, pikul di atas pundak
masing-masing, jangan lagi hidup dengan sesuka hati, tetapi betul-betul
bertanggung jawab. Bertekunlah di dalamnya, bertanggung jawab dengan apa yang
Tuhan sudah percayakan, tetap ada di dalam-Nya.
Kemudian apa yang dimaksud dengan dasar kebanaran artinya:
a. Menjadi
contoh teladan, menjadi kesaksian baik dalam perkataan, baik dalam perbuatan.
b. Menjadi
ujung tombak, sama dengan: kepala bukan ekor dengan lain kata tidak ikut-ikutan.
Itulah
dasar kebenaran. Itulah ujung tombak, kita yang memulai supaya orang lain
mengikuti.
c. Menjadi membuat sejarah (history maker)
Itu yang disebut dengan dasar
kebenaran.
Kita kembali membaca ...
Wahyu 3:7
(3:7) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat
di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang
memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat
menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
“Apabila
Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang
dapat membuka.”
Sebab itu biarlah kita semua menjadi
sokoguru di dalam rumah Tuhan, itulah kunci Daud. Sebab apabila Ia membuka
tidak ada yang dapat menutup, sebaliknya apabila Ia menutup tidak ada yang
dapat membuka.
Maka bagi kita adalah menjadi sokoguru sudah menjadi harga mati,
melayani Tuhan sudah menjadi harga mati. Itulah kunci Daud.
Barangsiapa bertelinga hendaklah
mendengar, jangan anggap enteng, jangan pergi dan datang sesuka hati melayani
Tuhan, tidak jelas keadaan orang yang melayani seperti ini. M asuk keluar, pergi
datang, itu tidak benar. Tidak boleh melayani dengan sesuka hati, milikilah kunci
Daud.
Tuhan yang menentukannya, apabila Ia
membuka tidak ada yang dapat menutup, sebaliknya apabila Ia menutup tidak ada
yang dapat membuka, biar dia orang penting di dunia ini, biar dia pejabat
tinggi, sekalipun dia seorang cendekiawan, sekalipun dia orang yang memiliki
harta yang banyak ia tidak dapat membuka.
Berarti menjadi sokoguru di dalam rumah
Tuhan sudah menjadi harga mati, supaya kita ada di dalamnya. Tuhan tidak dapat
disogok.
Jadi jangan kita terpaksa melayani,
jangan terpaksa berkorban, jadilah sokoguru, dan jadilah dasar kebenaran, itu
kunci Daud. Milikilah kunci Daud.
Yang sudah berada di dalam Bait Suci
Allah, artinya menjadi sokoguru, berbahagia.
Tadi Mempelai Laki-Laki memuji mempelai
perempuan, sesudah itu ...
Kidung Agung 4:8-9
(4:8) Turunlah kepadaku dari gunung Libanon,
pengantinku, datanglah kepadaku dari gunung Libanon, turunlah dari puncak
Amana, dari puncak Senir dan Hermon, dari liang-liang singa,
dari pegunungan tempat macan tutul! (4:9)
Engkau mendebarkan hatiku, dinda, pengantinku, engkau mendebarkan hati
dengan satu kejapan mata, dengan seuntai kalung dari perhiasan lehermu.
Hati
Tuhan sedang berdebar-debar kepada mempelai perempuan-Nya. Sebab
Mempelai Laki-Laki tidak mau kehilangan mempelai perempuan, Mempelai Laki-Laki
merindukan supaya mempelai perempuan tetap ada di jantung hati Tuhan.
Saat ini kita bagaikan berada di puncak
Amana, bagaikan di puncak Senir dan Hermon, bahkan kita bagaikan berada di
liang-liang singa dari pergunungan tempat macan tutul.
Tetapi Tuhan mendambakan kita karena
kita juga sabar dan tabah, manakala kita berada di liang-liang macan tutul.
Memang saat ini merupakan situasi yang
sangat genting, mendebarkan hati Mempelai Laki-Laki Sorga, tetapi biarlah kita
tetap berada di gunung Sion, miliki kunci Daud, menjadi sokoguru, menjadi tiang
penopang, dan dasar kebenaran.
Sekarang hati Tuhan berdebar-debar,
apakah kita sabar dan tabah di dalam rumah Tuhan menjadi sokoguru atau tidak.
Tetapi yang pasti di sini dikatakan: “Dengan
seuntai kalung dari perhiasan
lehermu.”
Jadi saudaraku selama kita mendiami
kemah tubuh ini kita mengeluh karena banyaknya tekanan, kesulitan menghimpit,
sehingga hati Tuhan berdebar-debar.
Tetapi Tuhan mau melihat seuntai kalung dari perhiasan di leher kita,
Tuhan mau kalung emas bergantung di leher kita. Dia sangat berdebar-debar
menantikan mempelai perempuan-Nya.
Amsal 3:3
(3:3) Janganlah kiranya kasih dan setia
meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu
pada loh hatimu,
Ingat hati Tuhan sedang berdebar-debar
melihat keadaan kita semua, tetapi Tuhan
mau melihat kalung emas di leher kita, itulah kasih dan setia.
Biarlah firman Pengajaran Mempelai,
dimeteraikan dalam loh daging dan ditukik dalam hati kita masing-masing.
Saudaraku Tuhan sedang menantikan kita,
biarlah kalung emas itu ada pada leher kita, itulah kasih dan setia. Biarlah
kita tetap menjadi sokoguru dalam rumah Tuhan, tidak menjadi kehidupan yang
fluktuasi. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment