KITAB KOLOSE
(Seri: 89)
Subtema: SATU TUBUH SUPAYA HIDUP TENTERAM
Shalom.
Pertama-tama saya mengucap syukur dan
terimakasih kepada Tuhan; oleh karena kelimpahan kasih-Nya, kita masih diberi
kesempatan untuk mengusahakan Ibadah Doa Penyembahan. Dan biarlah lewat firman
Allah yang sebentar kita terima, membentuk dan membawa kehidupan kita sampai
kepada derajat yang tinggi, itulah puncak rohani, yaitu penyembahan, dengan
lain kata; penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.
Saudara, sebetulnya, sudah ada peraturan,
yaitu bahwa untuk beberapa minggu ke depan ibadah dihentikan -- pemerintah
memberlakukan ibadah di rumah masing-masing --, termasuk juga MUBES GPT yang
akan diselenggarakan pada tanggal 5 -7 Mei -- tiga hari -- di Surabaya juga
ditunda untuk sementara waktu. Kalau pun sampai malam ini kita masih diberi
kesempatan untuk menjalankan Ibadah Doa Penyembahan ini, tentu karena kemurahan
Tuhan, tetapi tadi sudah ada perjanjian dengan beberapa orang yang diutus untuk
mengawasi kita, bahwa kita akan mengusahakan (menjalankan) ibadah ini hanya
sesaat saja.
Mari, waktu yang singkat ini kita
manfaatkan dengan baik. Kita tidak bisa merubah (menentukan) masa dan waktu,
namun kita bisa:
-
Menunjukkan
satu masa (saat) yang baik kepada Tuhan.
-
Memanfaatkan
waktu yang tersisa dengan sebaik mungkin.
Jangan kita sama seperti Esau; masih sibuk
berburu daging, sehingga ketika dia kembali untuk menerima berkat yang satu
itu, ia ditolak, karena tidak ada lagi kesempatan.
Sekali lagi kita bersyukur oleh kelimpahan
kasih dari Allah, di mana kita mendapat kesempatan untuk sujud menyembah Allah
yang hidup.
Segera kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul
Paulus kepada jemaat yang di KOLOSE. Kita akan memperhatikan Kolose 3,
dan oleh karena kemurahan Tuhan, kita masih berada di ayat 15.
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu,
karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan
bersyukurlah.
“Hendaklah damai sejahtera Kristus
memerintah dalam hatimu …” Hendaklah damai
sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita, syaratnya; kehidupan kita yang
telah dipanggil harus menjadi satu tubuh.
Kita lanjutkan kembali dari Injil
Yohanes 17.
Yohanes 17:11
(17:11) Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di
dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka
dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka
menjadi satu sama seperti Kita.
Yesus, Anak Allah, mendambakan supaya kita
menjadi satu, sama seperti Bapa dengan Anak adalah satu.
Pendeknya, kesatuan tubuh membawa kita
kembali kepada wujud semula atau sama mulia dengan Allah, sebab Yesus, Anak
Allah, berkata: “… Supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” Bapa
dengan Anak adalah satu. Berarti, kalau kita menjadi satu, sama artinya bahwa
kita kembali kepada wujud semula, sama mulia dengan Tuhan, karena Anak dengan
Bapa adalah satu.
Kejadian 2:8
(2:8) Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah
timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
Adam dan Hawa, isterinya itu, ditempatkan
di taman Eden.
Selanjutnya ayat 24-25.
Kejadian 2:24-25
(2:24) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan
ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging. (2:25) Mereka keduanya telanjang, manusia dan
isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Selanjutnya, laki-laki akan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Kemudian, sekalipun Adam dan
isterinya telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu, itu adalah sebuah tanda
bahwa damai sejahtera Kristus memerintah di dalam hati mereka.
Kalau di situ ada perasaan malu berarti ada
dosa -- damai sejahtera hilang --, tetapi di dalam kesatuan tubuh itu --
seperti Adam dan isterinya -- tidak ada rasa malu sekalipun mereka tidak
berpakaian, sekalipun mereka telanjang, menunjukkan bahwa; damai sejahtera
Kristus memerintah dalam hati mereka.
Kita kembali membaca Injil Yohanes 17.
Yohanes 17:20-23
(17:20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang,
yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; (17:21) supaya mereka
semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku
di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku. (17:22) Dan Aku telah memberikan
kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi
satu, sama seperti Kita adalah satu: (17:23) Aku di dalam
mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar
dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi
mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
“Dan bukan untuk mereka ini saja Aku
berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan
mereka …” Jadi, Yesus berdoa bukan hanya untuk bangsa Israel, tetapi juga
untuk bangsa kafir.
Di atas tadi telah disampaikan bahwa; kita
menjadi satu sama seperti Anak dengan Bapa adalah satu. Berarti, doa Yesus
kepada Allah Bapa ialah supaya kita menjadi satu, kemudian kesatuan itu terkait
dengan kesempurnaan dan kemuliaan Allah. Jadi, kalau kita satu, maka kita akan
kembali kepada wujud semula; sempurna dan sama mulia.
Perlu untuk diketahui, bukan tanpa alasan
jika Yesus, Anak Allah:
-
Mendambakan
kita supaya menjadi satu, sesuai dengan Yohanes 17:11.
-
Mendoakan
kita supaya menjadi satu, sesuai dengan Yohanes 17:20-24.
Sebagai bukti.
Yohanes 17:4
(17:4) Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan
pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
Yesus telah melakukan kehendak Allah dan
menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, sehingga dengan demikian Allah
dipermuliakan di atas muka bumi ini.
Jadi;
-
Bukan
tanpa alasan, jika Yesus, Anak Allah, mendambakan supaya kita menjadi satu.
-
Bukan
tanpa alasan, jika Yesus mendoakan kita supaya menjadi satu.
Sebab Yesus telah melakukan kehendak Allah
Bapa dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, sehingga dengan demikian Allah
dipermuliakan di atas muka bumi ini.
Banyak orang Kristen, bahkan imam-imam
sendiri, senantiasa ingin menaikkan doa permohonan, menginginkan ini dan itu,
tetapi tidak terlebih dahulu membuktikan dirinya untuk memikul salib, untuk
melakukan kehendak Allah Bapa, dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Tetapi Yesus
telah berdoa dan mendambakan kesatuan dari anggota tubuh yang berbeda bukan
tanpa alasan, karena Yesus sudah terlebih dahulu melakukan kehendak Allah Bapa
dan menyelesaikannya di atas kayu salib, sehingga dengan demikian nama Tuhan
dipermuliakan. Jadi, jelas, kesatuan tubuh Kristus membawa kita sampai kepada
kemuliaan.
Lebih jauh kita melihat tentang KESATUAN
ini.
1 Korintus 12:12, 27
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya
banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh,
demikian pula Kristus. (12:27) Kamu semua adalah tubuh Kristus
dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
Tubuh itu satu dan anggota-anggotanya
banyak, namun sekalipun banyak merupakan satu tubuh.
1 Korintus 12:13
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang
Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu
tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Kita semua menjadi satu tubuh, itu karena
kita semua telah dibaptis di dalam Kristus. Dibaptis, menunjuk; pengalaman
Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Jadi, sudah sangat jelas, bahwa; Yesus
telah melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa,
sehingga Allah dipermuliakan di atas muka bumi ini.
Kita semua telah menjadi satu, karena telah
dibaptis. Kita semua telah dibaptis menjadi satu tubuh, karena Yesus telah
melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, sehingga
Allah Bapa dipermuliakan di atas muka bumi ini.
Jadi, doa dan kerinduan atau dambaan hati
Yesus sesuai dengan perbuatan-Nya. Biarlah kiranya kita semua datang beribadah
dan melayani pekerjaan Tuhan dengan tulus, mengasihi dengan tulus.
Saya tidak mengerti mengapa saya harus
menyampaikan hal demikian dan dengan tandas, berarti Tuhan mendambakan kesatuan
dengan tulus, karena Tuhan maha melihat dan maha tahu sampai sejauh mana
kesatuan di antara kita.
Kita patut bersyukur karena diberikan
kesempatan menyembah Tuhan, sebab sekali waktu nanti ibadah ini akan
dihentikan. Sebab itu, mengapa tadi malam harus ada Ibadah Family Altar
(mezbah keluarga) itu semata-mata bukan kepentingan saya, tetapi karena hati saya
didorong supaya kita boleh mengerti:
-
Satu masa
menjadi masa yang baik, yang benar kita tunjukkan kepada Tuhan.
-
Dan waktu
yang tersisa yang masih ada, yang tinggal sedikit ini, kita manfaatkan dengan
baik.
Jadi, bukan maksud yang lain, tidak ada
kepentingan sedikit pun di situ, tetapi Tuhan ingin supaya kita semua berada di
dalam rencana-Nya Tuhan. Belajar untuk melihat tanda-tanda ini semua. Jangan
lagi mempertahankan kekerasan hati, itu semua tidak ada artinya.
Kita kembali membaca Kejadian 2.
Kejadian 2:24
(2:24) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya
dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Pada mulanya, Tuhan membentuk (menciptakan)
manusia itu menjadi satu daging, menjadi satu tubuh. Itulah yang menjadi doa,
itulah yang menjadi dambaan dan kerinduan Tuhan, karena memang dari sejak
semula manusia dibentuk (diciptakan) dari seonggok tanah liat supaya menjadi
satu;
·
Dimulai
dalam nikah; suami isteri satu.
·
Kemudian
berkembang dalam nikah yang lebih besar, yaitu dalam penggembalaan, antar
sidang jemaat semuanya menjadi satu.
Pada mulanya seperti itu, namun pada
akhirnya, dalam Kejadian 3, manusia itu -- Adam dan Hawa -- jatuh dalam
dosa, sehingga mereka menyadari bahwa mereka telanjang. Pendeknya, akibat dosa
itu; hilanglah damai sejahtera atau damai sejahtera Kristus tidak lagi
memerintah dalam hati mereka -- dalam hati manusia itu --.
Itulah sebabnya kalau kita melihat, Yesus
sungguh-sungguh mendoakan supaya kita menjadi satu, dan betul-betul merindukan
dan mendambakan supaya kita menjadi satu, karena memang pada awalnya, Adam dan
Hawa itu dibentuk untuk menjadi satu daging, tetapi, akhirnya di dalam Kejadian
3 “Manusia itu jatuh ke dalam dosa” dan -- menjadi telanjang atau --
menyadari bahwa mereka telanjang. Pendeknya, akibat dosa ialah hilanglah damai
sejahtera atau damai sejahtera Kristus tidak lagi memerintah dalam hati mereka.
Tanda damai sejahtera Kristus tidak lagi
memerintah di dalam hati:
a. “Mereka
menyemat daun pohon ara”, menunjuk; kebenaran diri
sendiri. Prakteknya; saling menuduh atau saling mempersalahkan dan saling
membela diri.
b. “Bersembunyi
terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohon”,
menunjuk bahwa; manusia berusaha untuk menyembunyikan dosa yang banyak itu.
c. “Manusia
menjadi takut”, menunjukkan bahwa; akhlak dan moral
manusia telah bobrok atau telah rusak. Berbeda dengan orang yang benar, orang yang
suci hatinya; dia dengan berani menyatakan diri di dalam hal memberitakan
salib, tetapi karena manusia itu sudah jatuh dalam dosa, akhirnya manusia itu
menjadi takut, menunjukkan bahwa akhlak manusia sudah rusak, moral manusia
sudah bobrok
Hal itu semua tertulis -- dan bisa dibaca
-- dalam Kejadian 3.
Kemudian pada Kejadian 4, “Kain
membunuh Habel, adiknya”; itu terkait dengan ibadah Kain belum sampai
kepada derajat yang tinggi atau belum sampai pada puncaknya, yaitu penyembahan
yang benar di hadapan Tuhan. Jadi, kalau ibadah seseorang belum sampai kepada
derajat yang tinggi, belum sampai kepada penyembahan, pasti di situ ada
pembunuhan, di situ penuh dengan kebencian.
Tidak berhenti sampai di situ, kemudian
pada Kejadian 6, “Kejatuhan manusia”, yaitu anak-anak
Allah, di mana mereka jatuh dalam dosa kenajisan, itu tepatnya pada zaman Nuh.
Anak-anak Allah ini bukan dari keturunan Kain, melainkan dari keturunan Set dan
Enos, seterusnya sampai kepada Nuh. Sebab Habel, pribadi yang ibadahnya sudah
sampai derajat yang tinggi atau kerohaniannya sudah sampai pada puncaknya,
dibunuh oleh Kain. Oleh sebab itu, Tuhan mengganti Habel dengan Set, lalu Set
memperanakkan Enos, terus terus terus sampai kepada Nuh, itulah yang disebut
anak-anak Allah.
Tetapi pada Kejadian 6, “Anak-anak
Allah akhirnya jatuh ke dalam dosa”, terkhusus jatuh ke dalam dosa
kenajisannya. Betul-betul damai sejahtera Kristus tidak lagi memerintah di
antara manusia, tidak ada lagi kesatuan. Kalau saja ada kesatuan:
-
Tidak
mungkin ada gap yang disebabkan oleh kejahatan.
-
Tidak
mungkin ada gap atau jarak yang disebabkan oleh kenajisan.
Jadi, jelas, tidak ada lagi kesatuan di
antara tubuh Kristus, dengan lain kata; damai sejahtera Kristus tidak lagi
memerintah dalam hati mereka.
Puncaknya, ketika membangun menara Babel,
pada Kejadian 11, “Mereka diserakkan Tuhan ke seluruh bumi”.
Padahal tadi kita sudah melihat:
-
Di dalam Yohanes
17:11, Tuhan mendambakan supaya manusia itu menjadi satu.
-
Kemudian Yohanes
17:20-24, Yesus, Anak Allah, berdoa supaya kita semua menjadi satu.
Tetapi oleh karena kejatuhan dari Adam
inilah, akhirnya memuncak sampai kepada dosa Babel, di situlah Tuhan serakkan
manusia sehingga tidak lagi menjadi satu.
Pendeknya, penduduk bumi tidak lagi menjadi
satu, baik bahasa dan logatnya tidak lagi satu.
-
Bahasanya
tidak lagi satu.
-
Logatnya
tidak lagi satu.
Akibatnya: Rencana manusia kacau balau,
tidak ada yang benar.
Rancangan manusia bukanlah rancangan Tuhan.
Jadi, kalau manusia punya rancangan sendiri, semuanya kacau balau, tidak ada
yang terwujud, tetapi biarlah rancangan Tuhan menjadi rancangan kita, sehingga
kita semua berada dalam rencana-Nya Tuhan.
Karena mereka tidak lagi satu, maka atas
seijin Tuhan, mereka terserak, sehingga rencana manusia gagal, kacau balau,
tidak ada yang terwujud. Sebab itu, jangan kita berada di luar Tuhan, tetapi
biarlah kita betul-betul menjadi satu, karena hal itu terkait dengan
kesempurnaan dan kemuliaan Allah, sehingga rencana-rencana Allah nyata dalam
kehidupan kita, masa depan kita indah. Tetapi kalau kita berserak, tidak
menjadi satu (di luar Tuhan), maka semua rencana yang disusun manusia gagal
total, sementara yang ada ini akan lenyap.
Kemudian, “dosa itu pun semakin
berkembang” pada zaman Abraham.
-
Dosa Sodom
dan Gomora.
-
Dosa Lot,
yaitu kenajisan Lot dengan kedua puterinya.
Ironisnya, perkembangan dosa itu lanjut
sampai kepada masa kerajaan Israel dan Yehuda. Mari, kita lihat hal itu, yang
dituliskan oleh nabi Yeremia.
Yeremia 32:30-32
(32:30) Sebab orang Israel dan orang Yehuda hanyalah melakukan yang
jahat di mata-Ku sejak masa mudanya; sungguh, orang Israel hanya menimbulkan
sakit hati-Ku dengan perbuatan tangan mereka, demikianlah firman TUHAN. (32:31)
Ya, kota ini telah membangkitkan murka dan kehangatan amarah-Ku
mulai dari hari didirikannya sampai hari ini, sehingga Aku harus
menyingkirkannya dari hadapan-Ku, (32:32) karena segala kejahatan
yang dilakukan oleh orang Israel dan orang Yehuda untuk menimbulkan sakit
hati-Ku, oleh mereka sendiri, raja-raja mereka, pemuka-pemuka
mereka, imam-imam mereka, nabi-nabi mereka, orang Yehuda
dan penduduk Yerusalem.
Perikop pada ayat ini yaitu “Pembelian
ladang sebagai jaminan dari keselamatan Yehuda yang akan datang”. Kita
semua adalah ladang Tuhan. Kita semua sudah ditebus, dibeli oleh darah Yesus
Krisus. Dan kalau kita memang adalah ladang Tuhan, berarti kita siap untuk
digarap dan dikerjakan oleh dua tangan Tuhan.
Itu terkait dengan apa yang ditulis oleh
nabi Yeremia, itulah perkembangan dosa yang sampai kepada kerajaan Israel dan
Yehuda.
Dari sejak muda, Israel dan Yehuda sudah
selalu menimbulkan sakit hati Tuhan, oleh karena perbuatan jahat mereka;
- Baik raja-raja mereka.
- Baik pemuka-pemuka mereka.
- Baik imam-imam mereka.
- Baik nabi-nabi mereka.
- Orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem.
Bayangkan, tanpa terkecuali melakukan
kejahatan di hadapan Tuhan, dan kejahatan itu dimulai dari sejak mereka muda,
yaitu sejak mereka berada di tanah Kanaan;
-
Dimulai
dari hakim-hakim dan berapa banyak hakim-hakim.
-
Sampai
akhirnya mereka meminta raja -- mulai dewasa --.
-
Bahkan
sampai tua, sampai kepada raja Daud.
Dari sejak muda, Yehuda maupun Israel
melakukan kejahatan di hadapan Tuhan dan tanpa terkecuali; baik raja-raja, baik
pemuka-pemuka, baik imam-imam, baik nabi-nabi, bahkan orang-orang Yehuda dan
penduduk Yerusalem, tanpa terkecuali.
Semoga tidak semua kita menyakiti hati
Tuhan, tetapi kiranya ada beberapa orang di antara kita yang betul-betul
menyukakan hati Tuhan.
Yeremia 32:33-35
(32:33) Mereka membelakangi Aku dan tidak menghadap kepada-Ku, dan
sekalipun Aku mengajar mereka, terus-menerus, tiada mereka mau mendengarkan
atau menerima penghajaran. (32:34) Mereka menempatkan dewa-dewa
mereka yang menjijikkan di rumah yang di atasnya nama-Ku diserukan, untuk
menajiskannya. (32:35) Mereka mendirikan bukit-bukit pengorbanan
untuk Baal di Lembah Ben-Hinom, untuk mempersembahkan anak-anak lelaki
dan anak-anak perempuan mereka kepada Molokh sebagai korban dalam
api, sekalipun Aku tidak pernah memerintahkannya kepada mereka dan sekalipun
hal itu tidak pernah timbul dalam hati-Ku, yakni hal melakukan kejijikan
ini, sehingga Yehuda tergelincir ke dalam dosa.
Adapun kejahatan-kejahatan mereka, secara
khusus bisa kita temukan di sini, antara lain:
1.
“Mereka
membelakangi Tuhan.” Yang seharusnya kita menghadap
takhta kasih karunia, tetapi di sini kita melihat justru mereka membelakangi
Tuhan, itu adalah hal yang menyakitkan. Coba bayangkan dalam nikah:
-
Suami
membelakangi isteri, itu menyakitkan.
-
Sebaliknya,
isteri membelakangi suami, itu menyakitkan.
-
Imam-imam
membelakangi pemimpin rumah Tuhan, itu juga menyakitkan.
-
Satu
dengan yang lain saling membelakangi, tidak saling peduli, itu menyakitkan.
2.
“Tidak
mau mendengar ajaran Tuhan”, sekalipun mereka terus
menerus diajar oleh Tuhan.
3.
“Mendirikan
bukit-bukit pengorbanan untuk Baal”, mendirikan
bukit-bukit pengorbanan untuk berhala.
4.
“Mempersembahkan
anak laki-laki dan anak perempuan kepada Molokh.”
Perbuatan semacam itu adalah menjijikan bagi Tuhan, sebab Tuhan tidak pernah
memerintahkan bangsa Israel dan Yehuda untuk melakukan seperti itu, tetapi
mereka melakukan hal itu, dan itu merupakan perbuatan yang sangat menjijikkan
sekali.
Sampai pada akhirnya, mereka “tergelincir”.
Tentang TERGELINCIR, kita lihat dalam ayat
31.
Yeremia 32:31
(32:31) Ya, kota ini telah membangkitkan murka dan kehangatan amarah-Ku
mulai dari hari didirikannya sampai hari ini, sehingga Aku harus menyingkirkannya
dari hadapan-Ku,
“Kota ini telah membangkitkan murka dan
kehangatan amarah-Ku mulai dari hari didirikannya sampai hari ini …”,
sampai akhirnya tergelincir, berarti disingkirkan dari hadapan Tuhan atau jauh
dari hadapan Tuhan.
Yeremia 32:36
(32:36) Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN, Allah Israel, mengenai kota
ini, yang engkau katakan telah diserahkan ke dalam tangan raja Babel
karena pedang, kelaparan dan penyakit sampar:
Suasana disingkirkan ialah Israel dan
Yehuda diserahkan kepada Babel oleh karena;
- Pedang.
- Kelaparan.
- Penyakit sampar.
Inilah keadaan tergelincir (disingkirkan).
Kita akan melihat tiga perkara ini, yaitu
pedang, kelaparan, dan penyakit sampar, dalam Wahyu 6.
Saya tidak mengerti, Tuhan membawa kita
sampai sampai sejauh ini; berulang-ulang soal penyakit sampar, dan Tuhan terus
berulang-ulang tegaskan kita untuk menghargai waktu yang tersisa. Jadi, doa
kita sudah didengar, sebab pemberitaan firman selalu relevan sesuai dengan
zaman yang ada ini, itu yang saya lihat sekarang, dan itu karena doa-doa kita
semua.
Wahyu 6:3-8
(6:3) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar
makhluk yang kedua berkata: "Mari!" (6:4) Dan majulah seekor
kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan
kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling
membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar. (6:5)
Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk
yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada
seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di
tangannya. (6:6) Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah
keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai
sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu." (6:7) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat,
aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!" (6:8) Dan
aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang
menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka
diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan
dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.
Saya melihat pemberitaan firman malam ini,
sungguh sangat relevan sekali dengan apa yang sedang terjadi di atas muka bumi
ini. Virus Corona melanda seantero dunia ini, dan oleh karena wabah virus
Corona ini, manusia mengalami ketakutan yang sangat mencekam sekali, mengalami
ketakutan yang luar biasa. Mengapa hal ini bisa terjadi? Itu menunjukkan bahwa
dosa itu sudah sangat berkembang, tidak lagi menghargai pemerintahan Allah,
tidak lagi menghargai bahwa Yesus menjadi Raja, sehingga Israel dan Yehuda
tergelincir, mereka disingkirkan, dibuang ke Babel. Mereka dibuang ke Babel
karena mereka harus menghadapi pedang, mereka harus menghadapi kelaparan,
mereka harus menghadapi penyakit sampar. Hal ini sudah terjadi hari-hari ini,
apakah saudara tidak takut?
Berarti, sudah tiba pada “meterai yang
kedua”, itulah kuda merah padam untuk mengambil damai sejahtera sehingga
satu dengan yang lain akan mengangkat pedangnya, sehingga di situ banyak darah
yang tercecer dengan warna merah padam.
Kemudian “meterai yang ketiga”
dibuka, majulah kuda hitam, lalu terjadilah kelaparan yang hebat, sehingga
firman Allah begitu mahal harganya bagaikan “secupak gandum sedinar, dan
tiga cupak jelai sedinar”, maka yang miskin akan mengalami kelaparan yang
hebat sekali, tidak akan sanggup lagi membayar harga untuk sebuah makanan.
Barulah “meterai yang keempat”,
yaitu kuda hijau kuning, itu berbicara tentang maut.
Kalau malam hari ini Tuhan himpunkan kita,
dan kita berada di hadapan Tuhan, itu sungguh karena kemurahan Tuhan bagi kita.
Jangan sampai karena kejahatan kita tergelincir dan akhirnya kita disingkirkan
di hadapan Tuhan. Biarlah kita sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, dan kiranya
damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita, tetapi syaratnya; kehidupan
yang terpanggil harus menjadi satu. Jujur, saya paling tidak suka melihat orang
yang memisahkan diri antara yang satu dengan yang lain, apalagi karena kekerasan
hati, tidak mau merendahkan diri.
Hati-hati, jangan sampai tergelincir. Kalau
tergelincir, Tuhan singkirkan dari hadapan-Nya, dan hal ini tidak bisa lagi
dielakkan. Yang masih jauh dari Tuhan, belum tekun tiga macam ibadah, awas,
jangan sampai tergelincir. Jangan sampai kita disingkirkan dari hadapan Tuhan.
Mari kita kembali memperhatikan Yeremia
32.
Yeremia 32:37-39
(32:37) Sesungguhnya, Aku mengumpulkan mereka dari segala negeri, ke
mana Aku mencerai-beraikan mereka karena murka-Ku, kehangatan amarah-Ku dan
gusar-Ku yang besar, dan Aku akan mengembalikan mereka ke tempat ini dan akan
membuat mereka diam dengan tenteram. (32:38) Maka mereka
akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka. (32:39) Aku akan
memberi mereka satu hati dan satu tingkah langkah, sehingga
mereka takut kepada-Ku sepanjang masa untuk kebaikan mereka dan anak-anak
mereka yang datang kemudian.
“Aku mengumpulkan mereka dari segala
negeri, ke mana Aku mencerai-beraikan mereka karena murka-Ku, kehangatan
amarah-Ku dan gusar-Ku yang besar …” Mereka dikacau-balaukan, diserakkan di
antara seluruh bumi. Jadi, saat ini, bangsa Israel -- khususnya orang Yahudi --
sedang berserak; ada yang ke Eropa, ada yang ke Asia, dan banyak yang ke
Amerika -- sebab itu pembelaan Tuhan begitu luar biasa kepada bangsa Amerika,
karena mereka juga memperhatikan Israel, memperhatikan milik kepunyaan Tuhan,
memperhatikan pekerjaan Tuhan --.
Perhatikan: Memang, oleh karena amarah
Tuhan, Israel dan Yehuda diserakkan ke seluruh bumi, tetapi oleh karena kemurahan
Tuhan yang besar, mereka dikembalikan, mereka dikumpulkan menjadi satu. Jadi,
kalau hari ini kita berada dalam perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan, dan kita
semua, keluarga Allah GPT “BETANIA” Serang & Cilegon menjadi
satu, itu karena kemurahan hati Tuhan yang besar bagi kita, bukan karena suatu
kebetulan, bukan karena ada kepentingan di situ, melainkan karena kemurahan
hati Tuhan.
Kalau Tuhan yang mengumpulkan kita dan
menjadi satu, maka di situ kita akan diam dan tenteram, tetapi kalau kita disingkirkan
dari hadapan Tuhan, jauh dari Tuhan, sampai kapan pun kehidupan semacam ini
tidak akan diam dan tenteram. Tetapi puji Tuhan, kita sudah dikumpulkan menjadi
satu supaya kita diam dan tenteram di negeri yang Tuhan sediakan bagi kita
sekaliannya.
Tanda kesatuan tubuh:
-
“Satu
hati.” Tuhan mendambakan supaya kita semua menjadi
satu hati. Tuhan juga berdoa supaya kita semua menjadi satu hati.
-
“Satu
tingkah langkah.” Biarlah kiranya solah tingkah,
prilaku, tabiat, perbuatan tangan kita satu, sehingga langkah-langkah kita
menjadi satu sesuai dengan langkah-langkah (ketetapan) firman Allah yang sudah
kita terima sampai sejauh ini.
Yeremia 32:44
(32:44) Orang akan membeli ladang-ladang dengan perak, menulis surat
pembelian, memeteraikannya dan memanggil saksi-saksi di daerah Benyamin, di
sekitar Yerusalem, di kota-kota Yehuda, di kota-kota Pegunungan, di kota-kota
Daerah Bukit dan di kota-kota Tanah Negeb. Sebab Aku akan memulihkan keadaan
mereka, demikianlah firman TUHAN."
Selanjutnya, mereka yang sudah dikumpulkan
dan menjadi satu akan “membeli ladang-ladang dengan perak”. Artinya,
kehidupan yang telah dibeli, kehidupan yang telah ditebus dengan darah Anak
Domba. Perak, menunjuk; ketebusan oleh darah Anak Domba.
Di dalam 1 Petrus 1:18-19, kita
telah ditebus atau kita telah dibeli bukan dengan barang fana, bukan dengan emas
dan perak, tetapi kita telah ditebus oleh darah Anak Domba yang tak bercacat
dan tidak bercela.
1 Petrus 1:20
(1:20) Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan
diri-Nya pada zaman akhir.
Yesus, Anak Allah, telah dipilih sebelum
dunia dijadikan. Sebelum kita ada di dalam rahim (kandungan) ibu kita, Dia
sudah ada. Sebelum dunia ini ada, Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, sudah ada. “Tetapi
karena kamu” -- karena saya dan saudara --, Ia baru menyatakan diri-Nya
pada zaman akhir ini. Lewat pembukaan rahasia firman, Dia nyatakan diri-Nya di
akhir zaman ini.
Sebetulnya, dari zaman dahulu kala, Dia
sudah ada. Kalau Dia ingin menentukan waktu, maka “waktu” dapat berhenti pada
seribu tahun yang lalu, dan itu bisa saja. Tetapi, karena saya dan saudara, Dia
menyatakan diri di akhir zaman ini, lewat pembukaan rahasia firman-Nya. Biarlah
kita semua yang sudah dikumpulkan, dihimpunkan oleh Tuhan, oleh kemurahan-Nya
yang besar, kita membeli ladang-ladang dengan perak.
Kita kembali membaca Yeremia 32:44.
Yeremia 32:44
(32:44) Orang akan membeli ladang-ladang dengan perak, menulis surat
pembelian, memeteraikannya dan memanggil saksi-saksi di daerah Benyamin,
di sekitar Yerusalem, di kota-kota Yehuda, di kota-kota Pegunungan, di
kota-kota Daerah Bukit dan di kota-kota Tanah Negeb. Sebab Aku akan memulihkan
keadaan mereka, demikianlah firman TUHAN."
Setelah membeli ladang-ladang dengan perak,
selanjutnya di sini dikatakan: “ … Menulis surat pembelian, memeteraikannya
dan memanggil saksi-saksi di daerah Benyamin …” Karena kita telah dibeli
dan ditebus, juga harganya sudah lunas, selanjutnya biarlah kiranya firman
Allah yang kita terima dimeteraikan di dalam loh daging kita masing-masing dan
ditukik di hati kita masing-masing, supaya kita menjadi surat pujian, menjadi
surat Kristus, menjadi kesaksian, menjadi saksi-saksi di daerah Benyamin, di
sekitar Yerusalem, di kota-kota Yehuda, di kota-kota Pegunungan, di kota-kota
Daerah Bukit dan di kota-kota Tanah Negeb. Itu adalah tanda bahwa Tuhan
sudah memulihkan keadaan kita masing-masing.
Biarlah firman itu dimeteraikan di dalam
loh daging, ditukik di dalam hati, berarti kita menjadi surat Kristus, surat
pujian dari Kejadian sampai Wahyu, yang dapat dibaca, yang dapat dikenal, baik
perkataan, baik perbuatan, solah tingkah, cara berdiri, cara duduk, cara
melayani menjadi surat Kristus, sehingga menjadi saksi-saksi di atas
gunung-gunung Tuhan.
Kalau di atas gunung Tuhan saja kita tidak
bisa menjadi saksi, jangan harap menjadi saksi di luaran sana. Itu sebabnya,
mulai dari imam menyatu dengan pelayanan ini; pemimpin pujian harus bersatu,
pemain musik harus bersatu, semua harus bersatu dengan yang lainnya supaya
menjadi saksi-saksi. Kalau tidak bersatu, maka sampai kapan pun ia tidak akan
menjadi saksi. Jangan kita berada dalam rencana sendiri, tetapi biarlah kita
semua menjadi satu, ada dalam rencana-Nya Tuhan. Kalau berjalan sesuai dengan
rencana (keinginan) sendiri, maka yang terjadi adalah kacau balau.
Perhatikanlah hal ini, itu adalah tanda
bahwa Tuhan sudah memulihkan kehidupan kita masing-masing.
Yeremia 32:16-19
(32:16) Sesudah kuberikan surat pembelian itu kepada Barukh bin Neria,
berdoalah aku kepada TUHAN, kataku: (32:17) Ah, Tuhan ALLAH!
Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan
kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun
yang mustahil untuk-Mu! (32:18) Engkaulah yang menunjukkan kasih
setia-Mu kepada beribu-ribu orang dan yang membalaskan kesalahan bapa
kepada anak-anaknya yang datang kemudian. Ya Allah yang besar dan perkasa,
nama-Mu adalah TUHAN semesta alam, (32:19) besar dalam
rancangan-Mu dan agung dalam perbuatan-Mu; mata-Mu terbuka terhadap
segala tingkah langkah anak-anak manusia dengan mengganjar setiap orang sesuai
dengan tingkah langkahnya dan sesuai dengan buah perbuatannya;
Di sini kita melihat: Kalau Tuhan akhirnya
mengumpulkan bangsa Israel dan Yehuda, serta mengembalikan mereka dari
Babelonia, serta mengembalikan mereka dari bangsa-bangsa lain, dan dikumpulkan
menjadi satu, supaya hidup menjadi tenteram, itu adalah kasih setia Tuhan
kepada beribu-ribu orang.
Kemudian, nama Tuhan adalah “TUHAN
semesta alam”, berarti;
-
Besar
dalam rancangan-Nya.
-
Agung
dalam perbuatan-Nya.
Yeremia 32:20-21
(32:20) Engkau yang memperlihatkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat di tanah
Mesir, sampai kepada waktu ini kepada Israel dan kepada umat manusia, sehingga
Engkau membuat nama bagi-Mu, seperti yang ternyata pada waktu ini. (32:21)
Engkau telah membawa umat-Mu Israel keluar dari tanah Mesir dengan tanda-tanda
dan mujizat-mujizat, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan
dengan kedahsyatan yang besar.
Tuhan yang membawa bangsa Israel keluar
dari Mesir dan membawa mereka masuk ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan itu,
dengan tanda-tanda yang dahsyat, yang luar biasa;
-
Dimulai
dari sepuluh tulah;
-
Lalu
akhirnya menyeberangi laut Teberau;
-
Dan terus
berada di gunung Sinai;
-
Dan
selanjutnya selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun;
Dan akhirnya, tibalah mereka di tanah
Kanaan, tanah perjanjian.
Jadi, tangan Tuhan yang kuat, tangan Tuhan
yang teracung yang membawa bangsa Israel kembali kepada Tuhan, sehingga
dikumpulkan di atas gunung-gunung Tuhan supaya menjadi saksi-saksi yang dahsyat
di hari-hari terakhir ini.
Tetapi yang pasti, di sini kita melihat,
bahwa; bangsa Israel, bangsa Yahudi yang sudah diserahkan ke bangsa-bangsa lain
-- ada yang ke benua Amerika, ada yang ke benua Eropa --, suatu kali nanti akan
kembali. Mereka akan mendaftarkan diri mereka masing-masing, seperti pada saat
kelahiran Yesus Kristus.
Jadi, Yeremia 32:1-44 ini jelas
menceritakan tentang kejahatan Israel, di mana akhirnya mereka berserak ke
bangsa-bangsa lain, namun oleh karena kemurahan hati Tuhan yang besar, mereka
dikumpulkan. Oleh karena kasih setia Tuhan yang begitu besar, dua tangan yang
kuat membawa mereka dekat kembali kepada Tuhan untuk beribadah melayani kepada
Tuhan.
Tetapi awal dari Yeremia 32:1 dst,
Tuhan langsung memberi suatu nubuat kepada nabi Yeremia untuk membeli ladang
dari pamannya, dengan 17 (tujuh belas) syikal perak. Biarlah kiranya kita
membeli ladang-ladang dengan uang perak. Nubuatan Yeremia ini kiranya tergenapi
dalam setiap kehidupan kita masing-masing.
Biarlah kita dihimpunkan, dikumpulkan dan
hidup di atas gunung Tuhan, kita menjadi saksi, tetapi selain itu juga, kita
hidup dengan tenteram. Semua ini memang harus berlalu; langit yang pertama,
bumi yang pertama akan berlalu, unsur-unsurnya juga akan berlalu, daratan pulau
akan berlalu, semua benda-benda penerang di cakrawala akan berjatuhan, tetapi
kalau kita menjadi satu, dikumpulkan di gunung Tuhan, maka akan menjadi saksi,
serta kita hidup tenteram di dalam Tuhan sampai anak cucu. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment