IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 26 MARET 2020
KITAB RUT
(Seri: 86)
Subtema: BULU KAMBING YANG DIPINTAL
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita
semua. Oleh karena kasih dan kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk
mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Kita
patut bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita
untuk boleh mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan
perjamuan suci.
Dan segera kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan
suci dari KITAB RUT.
Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut
dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah
memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu
pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja
hari ini ialah Boas."
"Nama orang pada siapa aku bekerja
hari ini ialah Boas." Itulah jawaban Rut
kepada Naomi, mertuanya itu.
Pendeknya, Rut bekerja di ladang Boas.
Sekarang ini kita berada dan bekerja di
ladang Boas rohani, yaitu Tuhan Yesus Kristus, sehingga dengan demikian kita
hidup dalam kelimpahan oleh karena kasih karunia. Tanda kelimpahan ialah dapat
berbagi dan memberi kepada orang lain, seperti Rut memberi hasil tuaian itu
kepada Naomi, mertuanya.
Rut 2:18-19
(2:18) Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya
melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya
kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu, (2:19) maka
berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di
mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah
memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu
pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari
ini ialah Boas."
Singkatnya, Rut memberi hasil tuaian atau
hasil pungutan dari ladang Boas, kepada Naomi, mertuanya itu. Kemudian,
pemberian itu membangkitkan dua hal:
1.
Orang lain
akan terheran-heran.
2.
Orang lain
mengucap syukur dan berterimakasih kepada Allah.
Contoh terheran-heran: Naomi bertanya
kepada Rut: “Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini?”
Pertanyaan ini menunjukkan bahwa Naomi terheran-heran melihat hasil tuaian yang
dibawa oleh Rut tersebut.
Contoh mengucap syukur dan berterima kasih
kepada Allah: Naomi memberi tanggapan positif dengan berkata: “Diberkatilah
kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!”
Oleh sebab itu, jangan kita sibuk membawa
diri ke ladang si pemalas dan ladang dunia, karena kedua ladang tersebut hanya
menghasilkan onak dan duri yang sifatnya menusuk dengan tajam, sehingga gereja
Tuhan tersakiti dan mengalami banyak kerugian.
Kesimpulannya: Kita harus tetap berada di
ladang Tuhan supaya kita semua boleh mengalami kelimpahan, sama seperti
Rut.
Lebih jauh kita melihat LADANG TUHAN.
Matius 6:28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung
di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, (6:29)
namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak
berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Berada di ladang Tuhan bagaikan bunga
bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, artinya; mengalami pertumbuhan oleh karena kasih karunia dan
kemurahan Tuhan, sebab yang bekerja dan memintal di sini ialah Tuhan.
Dalam kesempatan ini, kita kembali
memperhatikan kata “MEMINTAL” (seri kedua).
Keluaran 35:6,25-26
(35:6) kain ungu tua, kain ungu muda, kain
kirmizi, lenan halus, bulu kambing; (35:25) Setiap
perempuan yang ahli, memintal dengan tangannya sendiri dan membawa yang
dipintalnya itu, yakni kain ungu tua, kain ungu muda, kain
kirmizi dan lenan halus. (35:26) Semua perempuan yang
tergerak hatinya oleh karena ia berkeahlian, memintal bulu kambing.
Perikop ayat ini adalah “Persembahan
khusus untuk mendirikan kemah suci dan untuk kebaktian di dalamnya”.
Berarti, ayat ini menuliskan tentang persembahan khusus untuk mendirikan Tabernakel,
sehingga ada kebaktian.
Yang turut sebagai persembahan khusus untuk
mendirikan kemah suci ialah:
BAGIAN YANG PERTAMA:
-
Kain ungu
tua = warna biru langit.
-
Kain ungu
muda = warna ungu.
-
Kain
kirmizi = warna merah.
-
Lenan
halus = warna putih.
BAGIAN YANG KEDUA: “Bulu kambing yang
dipintal.”
Semuanya itu -- bagian yang pertama dan
bagian yang kedua -- dipintal dengan tangan oleh setiap perempuan yang ahli
memintal.
Tentang: BAGIAN YANG PERTAMA.
-
“Kain
ungu tua” atau warna biru langit, menunjuk; kebangkitan
Yesus sebagai HAMBA.
- “Kain
ungu muda” atau warna ungu, menunjuk; kemuliaan
dan kewibawaan Yesus sebagai RAJA.
-
“Kain kirmizi” atau warna merah,
menunjuk; sengsara Yesus sebagai MANUSIA.
-
“Lenan
halus” atau putih, menunjuk; keadilan dan kebenaran
Yesus sebagai ANAK ALLAH.
Kalau kita buat diagram vertikal dan
horizontal, berarti;
- Garis
vertikal: Dari atas, yaitu Anak Allah -- sama dengan lenan halus --, turun ke
bawah (ke bumi) sebagai manusia -- sama dengan kirmizi --.
-
Kemudian,
garis horizontal: Dari kiri, itulah sebagai Raja -- sama dengan ungu --, ke
kanan, yaitu sebagai hamba -- sama dengan biru langit --.
Kesimpulannya: Salib Kristus berkuasa untuk
membentuk, berarti memintal atau menenun kehidupan dari pada hamba-hamba Tuhan
atau milik kepunyaan-Nya sendiri.
Berkaitan dengan itu, segera kita melihat Mazmur
139.
Mazmur 139:13-16
(139:13) Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku
dalam kandungan ibuku. (139:14) Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena
kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar
menyadarinya. (139:15) Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika
aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian
bumi yang paling bawah; (139:16) mata-Mu melihat selagi aku bakal
anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk,
sebelum ada satu pun dari padanya.
Kehidupan dari milik kepunyaan Allah atau
hamba Tuhan dibentuk -- berarti dipintal dan ditenun -- dari sejak kandungan
ibu. Kemudian, pada ayat 15 dikatakan: “… Aku direkam di
bagian-bagian bumi yang paling bawah …”, artinya; kita dibentuk oleh
sengsara salib, kita dibentuk oleh pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus, dan itu merupakan suatu perbuatan dan kejadian yang dahsyat dan ajaib.
Kiranya kita menyadari akan hal itu tentunya.
Lalu pada ayat 13 dikatakan: “… Engkaulah
yang membentuk buah pinggangku …” Jadi, Tuhan yang membentuk buah pinggang.
Buang pinggang = ginjal, yang kaitannya --
berhubungan langsung -- dengan air. Dalam susunan Tabernakel, terkena pada
KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA, menunjuk kepada; baptisan air. Arti rohani baptisan
air ialah pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Jadi
jelas, kita benar-benar direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah,
yaitu berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Berkaitan dengan itu, kita perhatikan Mazmur
119.
Mazmur 119:73
(119:73) Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah
aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu
Kita telah dibentuk, berarti dipintal dan
ditenun dari sejak kandungan ibu, dan tadi kita sudah perhatikan bahwa kita direkam
di bagian-bagian bumi yang paling bawah. Kalau kita menyadari akan hal itu,
maka tentu kita rindu untuk memiliki pengertian dari sorga, tujuannya; supaya
kita dapat belajar untuk melakukan perintah-perintah Tuhan. Itu sebabnya, orang
yang tidak punya pengertian atau orang bodoh tidak ada keinginan untuk belajar
dari firman Tuhan. Dan suatu kerugian yang besar kalau seorang hamba Tuhan
tidak memiliki pengertian, dia tidak akan pernah belajar dari firman Tuhan.
Jadi, pelayan Tuhan harus memiliki
kerinduan untuk memiliki pengertian supaya dengan demikian kita belajar untuk
melakukan firman Tuhan. Saya sendiri juga rindu untuk memiliki pengertian
supaya saya belajar untuk melakukan firman Tuhan. Orang bodoh tidak pernah
punya keinginan untuk belajar dari firman Tuhan. Hamba Tuhan tidak boleh bodoh,
sebab itu hamba Tuhan harus memiliki pengertian, juga harus rindu untuk
memiliki pengertian, sehingga kita boleh belajar bersama-sama untuk melakukan
firman Tuhan.
Itulah tentang kain ungu muda, biru
langit, kirmizi, dan lenan halus yang dipintal. Selanjutnya kita akan
melihat bagian yang kedua. Kita berdoa, supaya kiranya Tuhan membukakan
firman-Nya di malam ini, sehingga kita diberkati, ibadah pelayanan, nikah rumah
tangga dipulihkan, dengan demikian ibadah kita semakin berkenan di hadapan
Tuhan, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari yang jahat, dunia ini sudah rusak
seiring rusaknya kelakuan manusia.
Tentang: BAGIAN YANG KEDUA.
Bagian kedua dari persembahan khusus yang turut dipersembahkan untuk
mendirikan kemah suci ialah “bulu kambing yang dipintal”.
Sebelum kita melihat hal ini lebih jauh,
terlebih dahulu saya memberitahukan, bahwa; ada empat macam tenda atau tudung
dari Kemah Suci, sesuai dengan apa yang tertulis dalam Keluaran 26:1-14.
Kemah Suci, menunjuk; RUANGAN SUCI sampai dengan RUANGAN MAHA SUCI.
Adapun susunan dari keempat tenda atau
tudung Kemah Suci:
1.
Tudung
Tabernakel, yakni lenan halus … Keluaran 26:1-6.
2.
Tudung
bulu kambing … Keluaran 26:7-13.
3.
Tudung
kulit domba celupan merah … Keluaran 26:14A.
4.
Tudung
kulit lumba-lumba (mina gajah) … Keluaran 26:14B.
Singkatnya, bulu kambing jantan yang
dipintal dijadikan sebagai tudung pada lapisan yang kedua dari Kemah Suci.
Sekarang, kita akan memperhatikan tentang BULU KAMBING YANG DIPINTAL.
Keluaran 26:7-11
(26:7) Juga haruslah engkau membuat tenda-tenda dari bulu kambing
menjadi atap kemah yang menudungi Kemah Suci, sebelas tenda harus
kaubuat. (26:8) Panjang tiap-tiap tenda harus tiga puluh hasta dan lebar
tiap-tiap tenda empat hasta: yang sebelas tenda itu harus sama ukurannya. (26:9)
Lima dari tenda itu haruslah kausambung dengan tersendiri, dan enam dari tenda
itu dengan tersendiri, dan tenda yang keenam haruslah kaulipat dua, di sebelah
depan kemah itu. (26:10) Haruslah engkau membuat lima puluh sosok pada
rangkapan yang pertama di tepi satu tenda yang di ujung dan lima puluh sosok di
tepi satu tenda pada rangkapan yang kedua. (26:11) Haruslah engkau
membuat lima puluh kaitan tembaga dan memasukkan kaitan itu ke dalam
sosok-sosok dan menyambung tenda-tenda kemah itu, supaya menjadi satu.
Bulu kambing yang dipintal dijadikan
sebagai atap untuk menudungi Kemah Suci (Ruangan Suci sampai Ruangan Maha
Suci).
-
Jumlah
seluruh tenda adalah 11 (sebelas) tenda.
-
Panjang
tiap-tiap tenda adalah 30 (tiga puluh) hasta.
-
Lebar
tiap-tiap tenda adalah 4 (empat) hasta.
Jadi, luas per tenda adalah 30 (tiga puluh)
x 4 (empat) hasta.
11 (sebelas) tenda tersebut dibagi menjadi
dua bagian:
-
Bagian pertama;
ada 6 (enam) tenda yang disatukan.
-
Bagian
kedua; ada 5 (lima) tenda yang disatukan.
Selain itu, juga serta membuat 50 (lima
puluh) pengait dari tembaga.
Angka-angka ini tentu mempunyai arti,
tetapi dalam kesempatan ini, saya tidak cukup waktu menguraikan angka-angka
ini, selain menguraikan secara khusus mengenai tudung bulu kambing saja.
Tadi kita sudah melihat, susunan dari
tudung Kemah Suci adalah:
1.
Tudung Tabernakel
(lenan halus), menunjuk; IMAN. Lapisan pertama adalah iman.
2.
Tudung bulu
kambing, yang adalah lapisan kedua, menunjuk; PENGHARAPAN.
3.
Tudung kulit
domba jantan yang dicelup merah, menunjuk; KASIH.
4.
Tudung kulit
lumba-lumba atau mina gajah, itu tidak ada ukurannya. Demikian juga kasih
Allah tidak terbatas sampai tidak nyata ketampanan-Nya, dan itu ditulis dengan
jelas oleh nabi Yesaya, di dalam Yesaya 53:2, “Ia tidak tampan dan
semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak,
sehingga kita menginginkannya”, menunjukkan bahwa kasih Allah tidak ada
ukurannya (tanpa batas).
Tetapi yang pasti, “tudung bulu kambing”,
menunjuk; pengharapan.
Kesimpulannya: Berbicara tentang “tudung
bulu kambing”, berarti berbicara soal kesucian, sebab orang yang
menaruh harapannya kepada Tuhan, ia menyucikan dirinya untuk menjadi sama
seperti Dia, sesuai dengan 1 Yohanes 3:3.
Semua himpunan; baik yang di sektor BCA,
saya berharap bisa mengikuti, dan Tuhan menyertai anda di sana; baik himpunan
yang di sektor Serang Residence, kiranya Tuhan memberkati anda di sana; maupun
himpunan yang di sektor Perumnas, kiranya Tuhan melawat saudara di sana. Itu
adalah doa saya. Sekalipun melalui jaringan internet, tetapi kasih Allah tidak
terbatas untuk menghampiri kehidupan kita semua.
Selanjutnya, mengenai “bulu kambing”, bila
dikaitkan pada tubuh (raga) manusia, itu terkena pada rambut manusia. Jadi,
“tudung”, jelas itu menunjuk kepada rambut. Kita tidak perlu ragu dalam hal
itu, sebab itu telah dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di
Korintus.
1 Korintus 11:5-7,14-15
(11:5) Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala
yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang
dicukur rambutnya. (11:6) Sebab jika perempuan tidak mau menudungi
kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi
perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur,
maka haruslah ia menudungi kepalanya. (11:7) Sebab laki-laki tidak perlu
menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi
perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki (11:14) Bukankah alam sendiri
menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut
panjang, (11:15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan,
jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan
untuk menjadi penudung.
“Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa
atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung …”, maksudnya; kalau
beribadah tetapi kepalanya tidak bertudung, berarti “menghina kepalanya”,
sama dengan orang yang tidak beribadah.
Rambut panjang bagi wanita merupakan tanda
kehormatan bagi Dia, sedangkan pria yang berambut panjang adalah tanda
kehinaan. Berarti, seorang perempuan yang tidak bertudung, ia menghina kepala.
Kristus adalah Kepala.
Jadilah perempuan-perempuan yang terhormat,
sebagaimana gereja Tuhan (sidang jemaat) sudah seharusnya menempatkan Kristus
sebagai Kepala, sebab Dia yang menudungi (melindungi) gereja Tuhan.
1 Petrus 3:1-5
(3:1) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada
suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka
juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, (3:2) jika
mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. (3:3)
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut,
memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, (3:4)
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan
yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang
sangat berharga di mata Allah. (3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan
kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh
pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
Seorang isteri hendaklah tunduk kepada
suaminya, itulah perhiasan rohani dari seorang perempuan yang menjadikan dia
sebagai perempuan yang terhormat, itulah yang menjadikan gereja Tuhan menjadi
gereja yang terhormat. Sebab itu, jangan kita membawa pengertian sendiri.
Pengertian dan kebenaran manusia tidak membawa gereja Tuhan sebagai kehidupan
yang terhormat di mata Tuhan, selain rambut sebagai penudung bagi seorang
perempuan.
Maka, jelas sekali bahwa “tudung” menunjuk
kepada ketundukan dari seorang perempuan yang menjadikan ia terhormat.
“… Demikianlah caranya
perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang
menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya”
Jadi, perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah menyucikan
dirinya dengan cara tunduk kepada suaminya = taat. Jelas, ini menunjuk wanita
yang murni dan saleh = suci.
Itulah “rambut panjang” dengan pengertian
rohaninya di dalam Perjanjian Baru. Sekarang, kita akan melihat “rambut
panjang” pada Perjanjian Lama.
Bilangan 6:5
(6:5) Selama waktu nazarnya sebagai orang nazir janganlah
pisau cukur lalu di kepalanya; sampai genap waktunya ia mengkhususkan dirinya
bagi TUHAN, haruslah ia tetap kudus dan membiarkan rambutnya tumbuh
panjang.
Rambut panjang pada Perjanjian Lama -- atau
zaman nabi-nabi, atau zaman Taurat -- itu merupakan tanda bahwa ia adalah
seorang nazir Allah.
Nazir, artinya; orang yang bernazar kepada
Allah, sama dengan; mau hidup bagi Allah, sama dengan; diasingkan bagi Allah,
berarti; tidak serupa dengan dunia ini. Kita diasingkan bagi Allah. Itu
sebabnya seorang utusan Tuhan, seorang nazir Allah harus memiliki tabiat, yaitu
hidup di dalam kesucian.
Rambut panjang dari seorang nazir adalah
tanda kesuciannya. Berarti, kesucian adalah cara untuk mengasingkan, cara untuk
menyingkir dari dosa dan kenajisan dunia ini. Jadi, mau tidak mau “kesucian”
adalah cara mutlak bagi seorang hamba Tuhan, bagi seorang nazir Allah untuk
mengasingkan dirinya, untuk menyingkirkan dirinya dari dosa dan kenajisan dunia
ini, tidak ada cara lain.
Perhatikan, secara khusus bagi seorang
imam: Menyingkirlah dari kenajisan dunia ini, yaitu dengan cara hidup dalam
kesucian, sebab orang yang menaruh pengharapannya kepada Allah, ia menyucikan
dirinya, sehingga menjadi sama seperti Dia. Biarlah kiranya kita menyucikan
diri, kiranya nazir Allah menyucikan diri.
Mari kita lihat PRIBADI yang MENGASINGKAN
DIRINYA dari kenajisan dunia ini, itulah pribadi Rasul Paulus; seorang hamba
Tuhan yang luar biasa di dalam pemakaian Tuhan.
Kisah Para Rasul 26:15-18
(26:15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus,
yang kauaniaya itu. (26:16) Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah.
Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan
dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku
dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. (26:17) Aku akan
mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan
mengutus engkau kepada mereka, (26:18) untuk membuka mata mereka,
supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis
kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan
dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang
dikuduskan.
Perikop ayat ini adalah “Paulus
menceritakan pertobatan dan panggilannya”. Tuhan memanggil Paulus, Tuhan
mengangkat dia sebagai Rasul, dan pada akhirnya dia akan berpadanan dengan
panggilan itu. Hendaklah seorang pelayan Tuhan berpadanan dengan panggilannya.
Tuhan menetapkan Paulus sebagai pelayan dan
saksi;
-
dari
segala sesuatu yang telah ia lihat dari Tuhan;
-
dan
tentang apa yang akan diperlihatkan Tuhan kepadanya nanti.
Oleh karena itulah, Tuhan mengasingkan
Paulus dari bangsa Yahudi dan bangsa kafir untuk menjadi pelayan dan saksi
Tuhan. Jadi, untuk menjadi pelayan Tuhan, untuk menjadi saksi Tuhan di
tengah-tengah pengutusan, maka harus segera mengasingkan diri, harus segera
menyingkir dari dosa dan kenajisan-kenajisan dunia. Berarti, Paulus berpadanan
dengan panggilan Tuhan kepada dia.
Tujuan menjadi pelayan dan saksi Tuhan adalah
untuk membuka mata bangsa-bangsa. Arti rohaninya, untuk mencelikkan mata
rohani, sehingga bisa melihat dan menyadari bahwa pekerjaan Tuhan itu dahsyat
dan ajaib.
Tadi kita sudah lihat di atas bahwa; Tuhan
yang membentuk -- berarti menenun dan memintal -- dari sejak kandungan ibu,
bagaikan Ia merekam di bagian-bagian bumi yang paling bawah. Apabila kita
menyadari dan mengetahui akan hal itu, maka mata rohani kita akan tercelik
sehingga dapat melihat keajaiban-keajaiban Tuhan, dan kita akan mengakui bahwa
Tuhan itu dahsyat dan ajaib.
Orang yang tercelik mata rohaninya,
tandanya;
1.
Berbalik
dari gelap kepada terang.
2.
Berbalik
dari kuasa Iblis kepada Allah.
Sampai akhirnya mendapat pengampunan dosa
dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan
oleh iman mereka kelak.
Kisah Para Rasul 26:19
(26:19) Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga
itu tidak pernah aku tidak taat.
Paulus taat kepada penglihatan-penglihatan
yang dia terima dari Allah, dari sorga. Kita harus taat kepada salib Kristus,
sebab Tuhan sudah memperlihatkan hal itu kepada kita.
Tuhan memperlihatkan segala sesuatunya
kepada Rasul Paulus, demikian juga kepada kita; sebab dari sorga Tuhan turun ke
bumi membawa kekayaan sorgawi, kemudian memperlihatkan segala sesuatunya lewat
sengsara yang dialami oleh Yesus di atas kayu salib, dan telinga kita juga
mendengarkan seruan-seruan-Nya. Itu sebabnya, Rasul Paulus memberitahukan hal
itu dengan gamblang kepada raja Agripa dalam pembelaannya di persidangan itu,
dan berkata: “… Kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku
tidak taat.”
Biarlah kiranya kita semua taat kepada
segala sesuatu yang diperlihatkan oleh Yesus, Anak Allah, di atas kayu salib;
Dia datang dari sorga, turun ke bumi untuk memperlihatkan segala kekayaan
sorgawi di atas kayu salib, dan biarlah kita semua taat kepada salib. Taat,
setia, dan dengar-dengaran dalam memikul salib di tengah ibadah pelayanan
dalam penggembalaan yang Tuhan percayakan, sebab Tuhan yang memperlihatkan
kekayaan sorgawi kepada kita semua, terkhusus kepada nazir Allah,
pelayan-pelayan Tuhan yang harus hidup dalam kesucian, menyingkir dari dosa dan
kenajisan dunia ini.
Kalau kita tidak menyingkir dari dosa
dunia, tidak mengasingkan diri dari kenajisan dunia; sekalipun kita berada di
tengah ibadah pelayanan itu, namun itu tidak ada artinya.
Tadi, Rasul Paulus berkata bahwa dia taat
pada penglihatan-penglihatan yang dari sorga, dari Allah. Sebagaimana dengan
Sara, sebagai seorang isteri, yang telah tunduk, yang sudah memiliki rambut
panjang sebagai tudung, yang menjadikan dia sebagai seorang isteri yang
terhormat. Bukan pengertian, bukan kepandaian yang menjadikan seseorang
terhormat, tetapi ketundukan, sebab itu merupakan perhiasan rohani kita. Jadi,
perhiasan rohani inilah yang membawa kita sebagai gereja yang terhormat, bukan
pengertian sendiri.
Terkait dengan apa yang dinyatakan oleh
Rasul Paulus, di mana dia taat kepada apa yang dia lihat, taat kepada
panggilannya, kita perhatikan 1 Petrus 3:6.
1 Petrus 3:6
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia
tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut
akan ancaman.
Sama seperti Sara taat kepada Abraham,
suaminya, dan menamai suaminya itu adalah tuannya. Berarti, Sara mengambil rupa
sebagai seorang hamba. Jadi, orang yang tunduk, dia akan mengambil rupa sebagai
seorang hamba, bukan mengambil rupa sebagai seorang tuan yang senantiasa
menunjukkan kelebihan-kelebihannya.
Mengambil rupa sebagai seorang hamba, jelas
ini menunjuk kepada orang yang mau mengosongkan diri atau menghampakan diri… Filipi
2:5-8. Kosong = hampa = nol, menunjuk; poros salib, yaitu pertemuan antara
diagram garis horizontal dan diagram garis vertikal. Pendeknya,
poros pelayanan dari seorang hamba Tuhan ialah salib Kristus. Ruang lingkup
dari seorang pelayan Tuhan adalah salib Kristus.
Saat kapan ada “nol” atau kosong ? Yaitu
pada saat terjadi pertemuan antara diagram garis horizontal dan diagram garis
vertikal. Berarti, ruang lingkup dari seorang hamba Tuhan adalah salib Kristus.
Kalau memang salib adalah ruang lingkup dari seorang hamba Tuhan, maka hati dan
pikirannya senantiasa tertuju pada salib Kristus; taat, setia, dengar-dengaran.
Berarti, dia tidak pernah lupa dengan pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan
kepada seorang hamba Tuhan (bertanggung jawab).
Kisah Para Rasul 20:18-19
(20:18) Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu
tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia
ini: (20:19) dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam
pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami
pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
Sebagai seorang yang diasingkan, Rasul
Paulus betul-betul mengosongkan dirinya, menghampakan dirinya.
Di atas tadi saya sudah sampaikan; orang
yang mengambil rupa seorang hamba, menunjukkan bahwa dia adalah seorang hamba
Tuhan yang mau mengosongkan diri, berada di titik nol, merendahkan diri
serendah-serendahnya.
Tanda kerendahan hati Rasul Paulus ialah
melayani dengan banyak mencucurkan air mata. Saksi bisu dari kerendahan
hati Rasul Paulus adalah banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami
pencobaan dari pihak orang Yahudi yang hendak membunuh dia.
Kisah Para Rasul 20:20-21
(20:20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna
bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di
muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; (20:21)
aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang
Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita,
Yesus Kristus.
Rasul Paulus adalah seorang hamba yang
bertanggung jawab, sebab ia tidak melalaikan apa yang dipercayakan oleh Tuhan,
secara khusus:
1.
Tidak
lalai di dalam hal memberitakan firman Allah.
2.
Tidak
lalai di dalam hal mengajarkan firman Tuhan.
3.
Tidak
lalai di dalam hal bersaksi dari hal firman Tuhan.
Jadi, jelas, Rasul Paulus ini mengambil
rupa sebagai seorang hamba = mengosongkan diri, berarti; berada di titik nol,
itulah poros antara diagram vertikal dan horizontal. Pendeknya, ruang lingkup
dari seorang hamba Tuhan adalah titik nol. Kalau salib menjadi ruang lingkup
dari hamba Tuhan, maka dia tidak pernah lalai untuk memikul salibnya.
Inilah nazir Allah, di mana penekanannya
adalah kesucian. Maka, seorang nazir Allah harus membiarkan rambutnya panjang,
tidak boleh dicukur, atau pisau cukur tidak boleh lalu dari kepalanya, sebagai
tanda kehormatan.
Kisah Para Rasul 20:22
(20:22) Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem
dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
Biarlah kiranya kita semua terikat dengan
kegiatan-kegiatan Roh, sama dengan; menjadi tawanan Roh.
Tuhan yang menentukan nasib hidup kita ke
depan, kalau kita semua benar-benar menjadi tawanan Roh, terikat dengan
kegiatan-kegiatan Roh, itulah nazir Allah, mengabdi kepada Tuhan, mengasingkan
diri dari kenajisan dunia ini.
Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja Mempelai
Pria Sorga sangat tertarik kalau kita mengambil keputusan untuk menjadi nazir
Allah, Dia sangat tertarik melihat seorang perempuan yang terhormat, sangat
tertarik melihat mempelai perempuan-Nya. Biarlah kita mengambil keputusan
dengan langkah-langkah hidup dalam kesucian. Jadilah perempuan yang terhormat.
Kidung Agung 4:1
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan
merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing
yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.
Rambut dari Sulamit seperti kambing-kambing
di pegunungan Gilead. Itu sebabnya, Sulamit ini mendapat perhatian khusus dari
Mempelai Laki-Laki Sorga. Sulamit adalah gambaran dari Mempelai Wanita Tuhan.
Inilah salah satu kecantikan dari Sulamit;
memang ia hitam, tetapi manis sikapnya, sebab rambut dari Sulamit ini seperti
kambing-kambing di pegunungan Gilead.
Kidung Agung 6:4-5
(6:4) Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza, juita seperti Yerusalem,
dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya. (6:5) Palingkanlah
matamu dari padaku, sebab aku menjadi bingung karenanya. Rambutmu
bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari Gilead.
Begitu terpesonanya Mempelai Laki-Laki melihat
Sulamit (mempelai perempuan), sampai-sampai Mempelai Laki-Laki menjadi salah
tingkah. Jelas, Sulamit ini adalah perempuan terhormat, dan itu dibuktikan dari
isi pujian dari Mempelai Laki-Laki: “Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang
bergelombang turun dari Gilead.”
MEMPELAI PRIA SORGA SANGAT TERPESONA,
SANGAT TERTARIK AKAN KETETAPAN LANGSUNG DARI MEMPELAI WANITA-NYA YANG MAU
MERENDAHKAN DIRI, TURUN DARI PEGUNUNGAN GILEAD. INILAH LANGKAH-LANGKAH SESUAI
DENGAN KETETAPAN FIRMAN TUHAN.
MEMPELAI LAKI-LAKI SUNGGUH TERPESONA,
SUNGGUH TERPANA MELIHAT KECANTIKAN SULAMIT, MEMPELAI WANITA TUHAN, KARENA DIA
ADALAH SEORANG PEREMPUAN YANG TERHORMAT. JADI, BUKAN KARENA KEPANDAIAN, BUKAN
KARENA KELEBIHAN SESEORANG SEHINGGA MENIMBULKAN DAYA TARIK BAGI DIA, TETAPI
DAYA TARIK DARI SULAMIT ADALAH KETUNDUKANNYA, KESUCIANNYA, PENGHARAPANNYA, DENGAN
LAIN KATA; MENEMPATKAN KRISTUS, SEBAGAI KEPALA, SEHINGGA PANDANGAN DARI
MEMPELAI LAKI-LAKI SORGA TERPANA KEPADA SULAMIT, MEMPELAI WANITA TUHAN. JELAS,
DIA ITU ADALAH PEREMPUAN TERHORMAT.
Perlu untuk diketahui: Satu helai rambut
atau bulu kambing untuk tudung adalah gambaran kesucian dari anak-anak Tuhan.
Dan sehelai rambut pun tidak akan gugur dari kepala ini tanpa seijin Tuhan,
artinya; Tuhan sangat memperhatikan Sulamit, Tuhan sangat memperhatikan seorang
perempuan yang terhormat, seorang perempuan yang menempatkan Kristus sebagai
Kepala, seorang perempuan yang tunduk kepada Kristus sebagai Kepala. Biarlah
kita semua menjadi nazir Allah.
Jadi, “tudung” = bulu kambing = rambut
panjang, titik tekannya adalah kesucian.
Semuanya Tuhan yang memintal. Kiranya kita
semua menjadi kehidupan yang terhormat.
Jika salib adalah ruang lingkup kita, maka
seseorang pasti tidak akan lupa pekerjaan Tuhan. Biarlah kita semua menjadi
gereja yang terhormat. Terimalah segala derita. Jangan andalkan pengertian
sendiri, jangan andalkan kebenaran diri sendiri, sampai akhirnya engkau
menyingkir dari penderitaan, itu adalah kesalahan.
Tuhan yang membentuk, berarti menenun dan
memintal kehidupan kita. Kesucian dalam hidup ini juga datang dari Tuhan, sama seperti
Dia adalah suci. Betapa dahsyatnya pembukaan rahasia firman Tuhan, itulah yang
menjadikan kita (gereja Tuhan) terhormat, di mana tudung bulu kambing (rambut
panjang) penekanannya adalah kesucian. Tuhan mau jadikan kita gereja yang
terhormat oleh kesucian yang kita miliki masing-masing.
Dia sudah memperlihatkan segala sesuatu
kepada kita;
-
melalui salib-Nya
yang sudah kita lihat,
-
kemuliaan
sorga juga sudah kita lihat,
-
takhta di
sorga juga sudah kita lihat,
sebab Dia sudah memperlihatkannya di atas
kayu salib.
Biarlah kita taat untuk memikul salib,
sebab itu adalah ruang lingkup nazir Allah, ruang lingkup dari seorang hamba
yang taat, setia, dengar-dengaran, tunduk; itulah kehormatan dari mempelai
wanita Tuhan.
Sekali lagi saya tandaskan: Rambut panjang,
titik tekannya adalah kesucian, maka menyingkirlah dari dosa, menyingkirlah
dari kenajisan dunia ini, supaya kita layak diutus di antara bangsa-bangsa.
Sesudah Dia memberkati kita lewat pembukaan
firman-Nya, sebentar (nanti) kita akan diberkati juga lewat tubuh dan
darah-Nya. Biarlah firman yang kita terima malam ini diteguhkan oleh tubuh dan
darah-Nya, sebab di situ semua janji-janji Allah digenapi dalam kehidupan kita
masing-masing.
Tujuh jalinan rambut Simson, nazir Allah,
itulah tujuh Roh Allah sebagai kekuatan, yang tidak boleh dicukur, tidak boleh
lemah oleh rayuan-rayuan kenajisan. Jadikanlah diri kita layak untuk melayani
Tuhan, bukan hanya pada saat memegang alat musik di altar, bukan hanya saat
melayani di gereja seperti malaikat, tetapi juga di luar ibadah, di tempat
bekerja, jangan lantas berubah 180 (seratus delapan puluh) derajat seperti
manusia duniawi. Seharusnya kita diasingkan, menyingkir dari kenajisan dunia,
tetapi justru di belakang (di luar ibadah pelayanan gereja) engkau bersikap,
bertingkah laku, berbuat, bertindak, berkata-kata, berpikir seperti orang
dunia. Segeralah minta ampun kepada Tuhan.
Tuhan melihat hati kita yang hancur. Tuhan
melihat hati kita yang menyingkir dari kenajisan dunia. Jangan sampai rambut
kita ini dicukur, jangan rela dan jangan biarkan cukur itu lalu dari kepala
kita masing-masing, karena itu merupakan penghinaan.
Ingat; rambut panjang, bulu kambing,
tudung, titik tekannya adalah kesucian. Biarlah semua pengertian dari sorga
kita kerjakan dengan taat, berarti menjadi nazir Allah yang diasingkan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment