IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 03 MARET 2020
KITAB KOLOSE
(Seri: 86)
Subtema: GUNUNG YANG MEMBAWA DAMAI SEJAHTERA DAN KEBENARAN
Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia
menjadi bagian kita malam ini.
Saya juga tidak lupa mengucapkan puji
syukur kepada Tuhan, dan menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming video internet
Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan
kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya untuk membentuk
kehidupan kita sampai nanti membawa hidup kita rendah di kaki salib Tuhan,
sujud menyembah kepada Allah yang hidup, Allah Abraham Ishak Yakub.
Segera kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul
Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu,
karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Secara khusus, terlebih dahulu kita
memperhatikan ayat 15 bagian A: “Hendaklah damai sejahtera
Kristus memerintah dalam hatimu.”
1 Korintus 7:15C
(7:15) Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia
bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah
memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
Allah memanggil kita untuk hidup dalam
damai sejahtera, baik dalam nikah, dalam rumah tangga, baik di dalam kandang
penggembalaan, di tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan. Di mana pun
kita berada, Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam damai sejahtera.
1 Korintus 14:33
(14:33) Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.
Allah tidak menghendaki kekacauan -- baik
dalam nikah maupun dalam rumah tangga, baik di tengah ibadah dan pelayanan --,
tetapi Allah menghendaki supaya kita hidup damai sejahtera.
Jangan menciptakan kekacauan, tetapi
biarlah kita hidup dalam damai sejahtera, karena Tuhan memanggil kita untuk
hidup dalam damai sejahtera. Berusahalah untuk hidup damai sejahtera. Jangan
ciptakan kekacauan. Biarlah semakin hari semakin rendah hati, semakin hari
semakin lemah lembut.
2 Korintus 13:11
(13:11) Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu
supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah
kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai
sejahtera akan menyertai kamu!
Hiduplah dalam damai sejahtera, maka Allah
sumber kasih dan damai sejahtera itu akan menyertai kita. Kemudian, di mana ada
damai sejahtera, di situpun sumber damai sejahtera menyertai kita.
Tanda ada damai sejahtera: Sehati dan
sepikir. Jelas hal ini berbicara tentang kesatuan.
Kalau kita -- misalnya dalam penggembalaan
ini -- sehati dan sepikir, dengan kata lain tercipta (terwujud)
kesatuan, maka apa pun yang kita kerjakan, semuanya bisa terlaksana dengan
baik, nama Tuhan dipermuliakan. Tetapi sekalipun jumlah kita banyak, namun jika
tidak satu, maka kita tidak akan bisa berbuat apa-apa, hal itu memilukan hati
Tuhan.
Biarlah kiranya kita senantiasa hidup dalam
damai sejahtera sehingga nanti sumber damai sejahtera itu menyertai kehidupan
kita dalam segala perkara. Jangan buat rugi diri sendiri. Oleh sebab itu,
hindari segala perkara yang menimbulkan kekacauan di mana pun kita berada.
Wahyu 6:3-4
(6:3) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku
mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!" (6:4) Dan
majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang
menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari
atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan
sebilah pedang yang besar.
Ketika Anak Domba membuka meterai kedua,
majulah kuda merah padam.
Merah padam, menunjuk; sengsara hebat yang
akan terjadi atas bumi ini, yaitu terjadi peperangan hebat dan saling membunuh
dengan pedang, dan kerusakan yang hebat juga akan terjadi. Pendeknya, terjadi
pertumpahan darah, sehingga banyak darah yang akan mengalir karena kebencian
yang digambarkan seperti merah padam, sehingga tidak ada damai sejahtera di
atas bumi ini.
Itulah meterai yang kedua; kuda merah padam
mengambil damai sejahtera dari atas bumi ini, sehingga nanti banyak terjadi
penumpahan darah. Namun sebelum hal itu terjadi, biarlah kiranya kita
memperhatikan apa yang diperintahkan oleh Tuhan kepada kita, yakni “Hendaklah
damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita.”
Imamat 26:6
(26:6) Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu,
sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun; Aku
akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan pedang tidak
akan melintas di negerimu.
Damai sejahtera itu digambarkan seperti
sedang berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apa pun termasuk
tidak dikejutkan oleh dua hal, yaitu:
1.
Binatang
buas, sebab “Allah akan melenyapkan binatang
buas dari negeri itu.”
2.
Pedang, sebab “pedang tidak akan melintas di negerimu.”
Mari kita simak dua perkara ini.
Tentang: BINATANG BUAS.
Binatang buas menunjuk kepada tiga
hal, yang pertama: ANTIKRIS.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut,
bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat
sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang yang keluar dari dalam laut,
menunjuk; antikris.
Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar,
kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan
kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun
yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang
memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. (13:18)
Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia
menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang
manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Singkatnya, roh antikris adalah roh jual
beli.
Jadi, orang yang sudah menerima cap meterai
dari antikris 666 (enam ratus enam puluh enam) di dahi atau di tangan kanan,
mereka bebas untuk membeli dan bebas untuk menjual.
Apa yang dimaksud dengan “roh antikris
adalah roh jual beli”?
1 Yohanes 4:1-6
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh,
tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak
nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (4:2)
Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus
Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan
setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu
adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan
datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia. (4:4) Kamu berasal
dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab
Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. (4:5)
Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal
duniawi dan dunia mendengarkan mereka. (4:6) Kami berasal
dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak
berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran
dan roh yang menyesatkan.
Menyingkir dari Pengajaran Salib, itu
merupakan roh antikris.
Pendeknya, roh antikristus sibuk dengan
perkara-perkara duniawi, sibuk dengan perkara-perkara lahiriah, sibuk dengan
perkara-perkara di bawah ini, tidak sibuk memikirkan perkara-perkara rohani
(perkara di atas).
Jelas, roh antikris ini adalah roh jual
beli; hanya berbicara soal membeli dan menjual, itulah perkara lahiriah,
perkara duniawi. Kalau dia manusia duniawi, pasti dia suka mendengarkan
pengajaran yang bersifat lahiriah.
Tetapi orang yang memiliki Roh Allah; dia
senantiasa setia menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Tuhan sampai Dia
datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Wahyu 13:3-4
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena
luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan
hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut
binatang itu. (13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan
kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil
berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat
berperang melawan dia?"
Saya sampaikan dengan tandas: Antikris
betul-betul menyingkir dari Pengajaran Salib. Mereka hanya sibuk dengan
mujizat-mujizat kesembuhan sehingga dunia ini pun heran dengan mujizat yang
mereka lakukan.
Bukankah binatang yang pertama ini keluar
dari dalam laut? Laut itu menunjuk kepada baptisan air, arti rohaninya; satu
dalam tanda kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Tetapi kenyataannya, saat
satu dari tujuh kepala itu terluka parah, seharusnya lanjut sampai pengalaman
kematian, tetapi justru luka yang membahayakan itu mengalami kesembuhan. --
Sesungguhnya, hal ini menunjukkan bahwa pelayanan mereka betul-betul palsu. --
Lewat mujizat kesembuhan ini, dunia heran,
dan itu saja yang mereka kerjakan; mereka sibuk dengan roh jual beli, mereka
sibuk dengan perkara lahiriah, mereka sibuk dengan segala perkara di dunia ini,
karena dunia ini betul-betul sangat tertarik dengan sistem pelayanan semacam
ini. Inilah salah satu dari binatang buas itu.
Binatang buas menunjuk kepada tiga
hal, yang kedua: NABI PALSU.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk
dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Binatang yang keluar dari dalam bumi,
menunjuk kepada; nabi-nabi palsu.
Wahyu 13:12
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya
di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah
binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
Kemudian, nabi-nabi palsu ini sibuk
menjalankan kuasa binatang yang pertama -- yaitu antikris, binatang yang keluar
dari dalam laut tadi --. Berarti, mereka juga sibuk dengan perkara lahiriah,
perkara di bawah, perkara di dunia ini, karena mereka menjalankan kuasa dari
binatang yang pertama. Sebagai wujud nyata yang sangat konkrit, dapat kita
temukan dalam Matius 7:15.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang
kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala
yang buas.
Nabi-nabi palsu disebut juga dengan
serigala berbulu domba.
Serigala ini juga merupakan salah satu dari
tiga binatang buas, yang membuat terjadinya kekacauan, sehingga tidak ada damai
sejahtera.
Matius 7:22-23
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu
itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Tuhan berkata kepada nabi-nabi palsu: “Aku
tidak pernah mengenal kamu!” Kemudian, Tuhan kembali berkata: “Enyahlah
dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Mengapa Tuhan berkata kepada nabi-nabi
palsu bahwa mereka itu adalah “pembuat kejahatan”?
Ternyata, nabi-nabi palsu juga tidak
melakukan kehendak Bapa yang di sorga, dengan lain kata; menyingkir dari
sengsara salib … ayat 21. Tetapi mereka betul-betul sibuk menjalankan
kuasa dari binatang yang pertama, yaitu:
1.
Sibuk
mengusir setan.
2.
Sibuk
mengadakan banyak mujizat.
3.
Sibuk
bernubuat.
Sekalipun mereka melakukan tiga hal itu
demi nama Tuhan, tetap Tuhan berkata: Aku tidak mengenal kamu, hai, kamu
semua pembuat kejahatan, hai, kamu semua pembuat kekacauan -- sebab tidak
tercipta damai sejahtera --.
Biarlah kiranya kita semakin hari semakin
matang, berarti dewasa rohani, siap untuk dituai. Oleh sebab itu, belajarlah
bijaksana untuk mendengarkan, untuk menerima, untuk memperhatikan setiap firman
yang kita terima. Jangan diabaikan begitu saja, sebab kedatangan Tuhan sudah
tidak lama lagi.
Hari ini sepertinya bisa leluasa berbuat
sesuatu sesuai dengan keinginan daging untuk memuaskan hawa nafsunya, tetapi
tidak lama lagi ketika Tuhan datang, kita tidak bisa lagi berbuat apa-apa.
Kesempatan yang singkat ini gunakan sebaik mungkin.
Lihat, penyakit sampar, penyakit Corona;
seperempat belahan dunia ini sudah mulai dikuasai oleh penyakit sampar, berarti
Wahyu 6:7 sudah tergenapi.
Saya heran sekali juga, dalam setiap
pernyataan firman, terkhusus Ibadah Raya Minggu, setelah ungkapan firman
disampaikan, besoknya terjadi. Selalu begitu saya perhatikan; besoknya terjadi.
Saya masih ingat waktu saya menyampaikan dosa Sodom, besoknya terjadi dosa
Sodom (melakukan hubungan terlarang). Begitu selesai berbicara tentang: daratan
itu akan diguncang, daratan itu akan digeser, daratan itu akan lenyap,
tidak lama kemudian; di mana-mana daratan amblas amblas dan amblas. Pulau
digeser, daratan digeser, termasuk di Palu – Sulawesi, juga di daerah-daerah
salah satunya di Jawa Timur amblas. Sekarang ini, tidak sedikit daerah yang
amblas.
Sebab itu, mari kita semakin bijaksana
untuk mendengar dan memperhatikan setiap firman yang disampaikan. Jangan keras
hati lagi. Jangan membuat kekacauan lagi, sebab kita dipanggil supaya hidup dalam
damai sejahtera.
Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik
domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan
domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan
domba-domba itu.
Lebih jauh Tuhan tunjukkan kepada kita
tentang pekerjaan serigala, yaitu; “Menerkam dan mencerai-beraikan
domba-domba”, sehingga kawanan domba-domba itu menjadi liar, tidak
tergembala, tidak terkendali, menuruti keinginan hati masing-masing.
Itulah pekerjaan dari nabi-nabi palsu,
yaitu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba, sehingga kawanan domba
menjadi liar (tidak tergembala), beredar-edar, tidak terkendali, hidup tetapi
hanya menuruti keinginan hati masing-masing.
1 Timotius 4:1-3
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian,
ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran
setan-setan (4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya
memakai cap mereka. (4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang
orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur
dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
Ajaran nabi-nabi palsu:
1.
Melarang
orang kawin.
2.
Melarang
orang makan makanan yang diciptakan Allah.
Nabi-nabi palsu “melarang orang kawin.”
Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru dengan 66 kitab:
-
Diawali
dari kitab Kejadian, berbicara tentang nikah Adam dan Hawa… Kejadian
2:21-24.
-
Diakhiri
dengan kitab Wahyu, berbicara tentang pesta nikah Anak Domba… Wahyu
19:6-9.
Singkatnya, seluruh Alkitab menceritakan
tentang nikah, hubungan intim dengan Tuhan. Tetapi justru di sini kita
perhatikan nabi-nabi palsu melarang orang kawin.
Maka, kita patut bersyukur, karena kita
telah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai untuk menggembalakan kehidupan
rohani kita sampai nanti dibawa masuk ke dalam pesta nikah Anak Domba, itulah
sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
Nabi-nabi palsu “melarang orang makan
makanan yang diciptakan Allah.”
Suatu kali Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya dalam Injil Yohanes 4:34, Makanan-Ku ialah:
1. Melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku.
2. Dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Memikul salib merupakan makanan, santapan
yang nikmat di tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan. Tetapi justru
hal ini juga dilarang oleh nabi-nabi palsu, sehingga terjadilah kekacauan .
Jadi, baik antikris (binatang yang
pertama), maupun nabi-nabi palsu (binatang yang kedua) juga menyingkir dari
Pengajaran Salib sehingga tidak tercipta damai sejahtera, justru sebaliknya, di
tengah ibadah pelayanan mereka menimbulkan kekacauan. Singkatnya, kekacauan itu
timbul oleh karena sistem pelayanan dari antikris dan nabi-nabi palsu tidak
sesuai dengan Pengajaran Salib.
Binatang buas menunjuk kepada tiga
hal, yang ketga: DAGING.
Roma 8:5-6
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang
dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. (8:6)
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan
damai sejahtera.
Mereka yang hidup menurut daging memikirkan
hal-hal yang dari daging, mereka tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, tidak
memikirkan perkara-perkara rohani (perkara di atas), tidak sibuk memikirkan
kegiatan Roh di tengah ibadah pelayanan ini. Itu manusia daging.
Jadi, kalau seseorang hidup hanya untuk
memuaskan hawa nafsu dan keinginan dagingnya, itu adalah binatang yang ketiga
(daging) yang menimbulkan kekacauan, merusak damai sejahtera. Itu sebabnya,
keinginan daging adalah maut.
Galatia 5:16
(5:16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan
menuruti keinginan daging.
“… Hiduplah oleh Roh …” Biarlah
kiranya kita semua berada dalam kegiatan Roh, bertekun dalam kegiatan Roh,
mengapa?
“… Maka kamu tidak akan menuruti
keinginan daging.” Tujuannya; supaya kita tidak menuruti keinginan daging,
sebab daging itu merupakan binatang buas (yang ketiga).
Galatia 5:17-18
(5:17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan
keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan
-- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. (5:18)
Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup
di bawah hukum Taurat.
“Sebab keinginan daging berlawanan
dengan keinginan Roh …” Biarlah kita hidup oleh Roh supaya kita jangan
menuruti keinginan daging dan jangan memuaskan hawa nafsunya, sebab keinginan
daging berlawanan dengan keinginan Roh, berlawanan dengan Tuhan.
Mereka yang hidup menurut daging, selain
tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, juga berada di bawah hukum Taurat.
Apa itu hukum Taurat? “Mata ganti mata,
gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan, tidak
memiliki kasih dari sorga, dari Allah, tidak ada pengampunan.
Kelemahan dari hukum Taurat:
1.
Menunjuk-nunjuk
dosa.
2.
Tidak
mengampuni orang yang berdosa.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran,
hawa nafsu, (5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu --
bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 perbuatan daging: (1) Percabulan,
(2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5)
sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati,
(9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan,
(12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15)
pesta pora.
Orang yang hidup menurut hawa nafsu daging
tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga, dengan lain kata; tidak hidup dalam
damai sejahtera.
Itulah tiga binatang buas. Jadi, binatang
buas berbicara tentang:
1.
Antikris.
2.
Nabi
palsu.
3.
Daging.
Jelas binatang buas ini -- tadi sudah kita
simak – ketiga-tiganya tidak menciptakan/membawa damai sejahtera, justru
sebaliknya menimbulkan kekacauan. Tetapi yang pasti, kita dipanggil untuk hidup
dalam damai sejahtera, sama seperti orang yang sedang berbaring dengan tidak
dikejutkan oleh apa pun, salah satunya adalah binatang buas.
Tentang: PEDANG.
“Pedang tidak akan melintas di
negerimu”, menunjukkan bahwa; tidak ada pertikaian, tidak ada
perselisihan dan tidak ada peperangan antara yang satu dengan yang lain, tidak
ada permusuhan antara yang satu dengan yang lain.
Contoh.
Yesaya 11:6
(11:6) Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring
di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama,
dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
Keadaan damai sejahtera itu, contohnya:
1.
Serigala
akan tinggal bersama domba. Padahal kalau kita
perhatikan Injil Yohanes 10:12, pekerjaan dari serigala (binatang buas)
adalah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba.
2.
Macan
tutul akan berbaring di samping kambing.
3.
Anak
lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama.
Tetapi yang pasti, di dalam damai
sejahtera, di situ terlihat dua hal:
1.
Makan
rumput bersama-sama. Biarlah kiranya kita memberi
diri untuk digembalakan oleh Gembala Agung supaya kita dibaringkan di atas
rumput yang hijau. Betul-betul menikmati rumput yang hijau, itu menunjukkan
bahwa kita tergembala.
2.
Seorang
anak kecil akan menggiringnya. Berarti, mau
digembalakan dengan segala kerendahan hati. Banyak orang Kristen tidak mau
digembalakan, mungkin karena gembala atau pemimpin rumah Tuhan tersebut tidak
memiliki gelar sarjana apalagi gelar doktor, atau mungkin karena gembalanya ini
terlihat sederhana, tetapi di mana ada damai sejahtera, pasti terlihat
domba-domba itu akan memberi diri digembalakan dengan rendah hati.
Itulah yang terjadi jika ada damai
sejahtera; tidak ada pedang, tidak ada permusuhan antara serigala dengan
domba, tidak ada permusuhan antara macan tutul dengan kambing, tidak ada
permusuhan antara anak lembu dengan anak singa. Justru di dalam damai sejahtera
itu bersama-sama menikmati firman penggembalaan dan mau digembalakan dengan
segala kerendahan hati.
Yesaya 11:7-9
(11:7) Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan
sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. (11:8) Anak
yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang
cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. (11:9)
Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di
seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan
TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.
Singkatnya, di atas gunung Tuhan;
-
Tidak
ada yang akan berbuat jahat.
-
Tidak
ada yang akan yang berlaku busuk.
Kesimpulannya: Pedang tidak akan melintasi
di negeri, tidak ada pertikaian, tidak ada permusuhan, karena tidak ada yang
berlaku busuk dan tidak ada yang berbuat jahat. Di dalam damai sejahtera tidak
terlihat tabiat-tabiat dari binatang buas, antara lain; tabiat singa, macan
tutul, serigala, beruang, dan ular beludak.
Jangan menyimpan-nyimpan sesuatu yang
busuk, sebab sesuatu yang busuk itu akan tercium juga baunya. Jangan
pertahankan sesuatu yang jahat di dalam hati dan pikiran supaya tercipta damai
sejahtera di atas gunung Tuhan.
Syarat mutlak untuk kita perhatikan.
Mazmur 72:3
(72:3) Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan
bukit-bukit membawa kebenaran!
Perlu untuk diketahui:
-
Kiranya
gunung-gunung membawa damai sejahtera.
-
Kiranya
bukit-bukit membawa kebenaran!
Tujuannya; supaya di atas gunung Tuhan ada damai
sejahtera, tidak ada lagi yang berlaku jahat, tidak ada lagi yang berlaku
busuk, karena gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa dan bukit-bukit
membawa kebenaran.
Bukankah saat ini, malam ini kita ada di
atas gunung Tuhan? Bawalah damai sejahtera, bawalah kebenaran. Hai,
gunung-gunung Tuhan, hai, gunung Sion, bawa kebenaran, bawa damai sejahtera di
mana pun anda berada.
Kita lihat lebih konkrit (jelas) mengenai
GUNUNG TUHAN.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah
TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi
di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3)
dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke
gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari
Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
“… Gunung-gunung membawa damai sejahtera
bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran”, mengapa demikian?
Sebab kalau kita perhatikan di sini:
-
Dari
Sion akan keluar pengajaran.
-
Firman
TUHAN dari Yerusalem.
Hai, gunung Sion, perhatikan rumah Tuhan.
Di mana pun kita berada, bawa damai sejahtera. Di mana pun kita berada, bawa
kebenaran. Tidak boleh berlaku busuk, sebab sesuatu yang busuk suatu kali nanti
akan tercium baunya. Tidak boleh berlaku jahat, licik di dalam hati dan
pikiran. Sebab itulah yang mengacaukan, baik dalam nikah, maupun dalam
penggembalaan ini.
Tetapi kita sudah melihat: Gunung Sion berdiri
tegak di hulu gunung-gunung dan gunung Sion menjulang tinggi di atas
bukit-bukit. Mengapa bisa demikian? Karena dari Sion akan keluar
pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.
Tadi kita sudah melihat: “… Dari Sion
akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.”
-
Kegunaan PENGAJARAAN
ialah “mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya”.
-
Kegunaan FIRMAN
TUHAN ialah “supaya kita berjalan menempuhnya”, yaitu mengikuti
contoh teladan dari pada Yerusalem (hamba-hamba Tuhan).
Keterangan: “MENGAJAR KITA TENTANG
JALAN-JALAN-NYA”
Mari kita perhatikan jalan-jalan Tuhan.
Amsal 30:18-19
(30:18) Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal
yang tidak kumengerti: (30:19) jalan rajawali di udara, jalan
ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan
seorang laki-laki dengan seorang gadis.
“Ada tiga hal yang mengherankan aku,
bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti”, ini adalah pernyataan raja
Salomo, seorang yang penuh hikmat. Sebetulnya, hikmat bertujuan untuk dapat
membedakan antara yang baik dan yang jahat, dan oleh hikmat, dapat
menyelesaikan segala perkara yang ada di atas muka bumi ini. Tetapi justru dari
mulut seorang yang berhikmat mengatakan: “Ada tiga hal yang mengherankan
aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti …” Apa saja itu?
Jalan-jalan Tuhan dimulai dari:
1. Jalan rajawali di udara.
2. Jalan ular di atas cadas.
3. Jalan kapal di tengah-tengah laut.
4. Jalan seorang laki-laki dengan seorang
gadis.
Ada empat jalan Tuhan, yang pertama: “Jalan
rajawali di udara.”
Menunjukkan bahwa Yesus adalah RAJA
di atas segala raja, Raja yang besar dan yang berkuasa, dikaitkan dengan sayap
burung nasar yang memiliki kekuatan yang luar biasa.
Tuhan adalah Raja besar, tetapi Ia telah
memanggil kita untuk menjadi raja-raja kecil di bumi.
Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau
layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka
bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10)
Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam
bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Oleh darah Anak Domba, kita ditebus, dan
sesudah ditebus, Ia menjadikan kita suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi
Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.
Kedudukan dari imamat rajani itu sangat
tinggi dan istimewa. Tujuannya adalah untuk memerintah sebagai raja di bumi,
berarti; berkuasa terhadap dosa, sebaliknya dosa tidak berkuasa.
Yesus adalah Raja yang berkuasa, kaitannya
dengan sayap burung nasar yang besar. Kita sedang menanti-nantikan Tuhan
bagaikan burung-burung rajawali yang terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya.
Ada empat jalan Tuhan, yang kedua: “Jalan
ular di atas cadas.”
Ini menunjukkan perjalanan Yesus melewati
batu-batu yang tajam dan batu-batu yang terjal, disebut juga dengan perjalanan
salib (via dolorosa), sengsara salib yang dilewati Yesus sebagai MANUSIA.
Ada empat jalan Tuhan, yang ketiga: “Jalan
kapal di tengah-tengah laut.”
Menunjukkan bahwa Yesus adalah HAMBA,
bagaikan kapal mengarungi lautan dunia ini untuk mencari pelabuhan hati kita
masing-masing, sebab sebagai hamba, Yesus telah diisi dengan muatan-muatan
sorgawi, lalu mencari pelabuhan hati kita. Dan sesudah berada di dermaga hati
kita, dia akan membongkar segala muatan sorgawi untuk membawa segala perkara
yang berharga dari sorga, supaya diisi di dalam hati kita masing-masing. Untuk
itu, jadilah syahbandar yang baik untuk Tuhan.
Ada empat jalan Tuhan, yang keempat: “Jalan
seorang laki-laki dengan seorang gadis.”
Ini adalah akhir dari perjalanan rohani
kita di atas muka bumi ini, yaitu masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Yesus, Anak Allah, Dia Tuhan dan
Juruselamat, tetapi kelak datang pada kali yang kedua, tampil sebagai Raja dan MEMPELAI
PRIA SORGA.
Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7)
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Perjalanan rohani kita di atas muka bumi
ini berakhir dalam pesta nikah Anak Domba.
Wahyu 19:9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka
yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku:
"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
"Perkataan ini adalah benar,
perkataan-perkataan dari Allah."
Jadi, kita tidak perlu ragu, tentang
perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini akan berakhir dalam sebuah pesta
yang besar dan sempurna, itulah pesta nikah Anak Domba. Maka, kita tidak perlu
ragu soal Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, justru kita patut
bersyukur karena Tuhan telah membawa kita untuk digembalakan oleh Pengajaran
Mempelai sampai nanti kita dibawa masuk pada satu titik tertentu, itulah pesta
nikah Anak Domba sebagai akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi
ini, karena Tuhan sendiri berkata, bahwa: “Perkataan ini adalah benar,
perkataan-perkataan dari Allah.”
Pendeknya, jalan-jalan Tuhan antara lain:
1. Sebagai Raja yang
berwibawa.
2. Sebagai Hamba dalam
kuasa kebangkitan-Nya.
3. Sebagai Manusia
dalam sengsara salib.
4. Sebagai Mempelai Pria
Sorga, tanda keadilan-Nya.
Keterangan: “SUPAYA KITA BERJALAN
MENEMPUHNYA”
Berarti, mengikuti contoh teladan dari
Yerusalem = mengikuti contoh teladan dari hamba-hamba Tuhan itu sendiri.
1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak
Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20)
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat
dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita,
maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
“Menanggung penderitaan yang tidak harus
ia tanggung” merupakan kasih karunia, kemurahan.
Banyak orang salah mengerti tentang
“kemurahan.” Orang hanya mengerti soal kemurahan kalau dia mendapat suatu
rejeki dan lain sebagainya. Namun kemurahan yang hakiki adalah menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Biarlah kita lebih dewasa lagi
menyikapi soal kasih karunia ini. Jangan kita lari dari kasih karunia.
1 Petrus 2:21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah
menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya
kamu mengikuti jejak-Nya.
Jadi, kita dipanggil supaya kita mengikuti
jejak-jejak atau tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah itu. Kalau kita mengikuti
tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah itu dengan tepat dan benar, seketika itu
juga semua dosa rontok.
Nahum 1:15
(1:15) Lihatlah! Di atas gunung-gunung berjalan orang yang membawa berita,
yang mengabarkan berita damai sejahtera. Rayakanlah hari rayamu, hai
Yehuda, bayarlah nazarmu! Sebab tidak akan datang lagi orang dursila
menyerang engkau; ia telah dilenyapkan sama sekali!
Jelas dan benar bahwa dari gunung-gunung
Tuhan membawa damai sejahtera, dari gunung-gunung Tuhan membawa kebenaran,
sebab di sini pun dituliskan di atas gunung-gunung Tuhan (gunung Sion) berjalan
orang yang membawa berita, yang mengabarkan berita damai sejahtera, sebab
tidak akan datang lagi orang dursila untuk menyerang. Yakni; Binatang buas dan
pedang.
Tetapi syaratnya, ada dua hal yang harus
kita perhatikan:
1.
“Rayakanlah
hari rayamu.” Biarlah kiranya kita senantiasa tekun
dalam tiga macam ibadah pokok untuk merayakan hari raya kepada Tuhan. Jangan
jauh dari setiap pertemuan-pertemuan ibadah.
2.
“Bayarlah
nazarmu!” Burung nazar terkait dengan bangkai. Oleh
sebab itu, mari kita senantiasa memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan
ini. Berapa besar, berapa banyak korban yang harus kita persembahkan, bayar
saja.
Jadi, benar bahwa; orang-orang yang di
gunung Tuhan betul-betul membawa damai sejahtera. Kita yang sudah ada di gunung
Tuhan, biarlah kita membawa damai sejahtera, dimulai dari dalam diri sendiri,
dalam nikah, dalam penggembalaan, barulah di luar penggembalaan, mungkin di
tempat pekerjaan, di tempat kita bersosialisasi, di mana pun komunitas kita
berada, biarlah kita membawa damai sejahtera, bawa kebenaran, sebab kita semua
adalah gunung Sion. Kita dipanggil untuk hidup dalam damai sejahtera.
Maleakhi 2:4-5
(2:4) Maka kamu akan sadar, bahwa Kukirimkan perintah ini kepadamu,
supaya perjanjian-Ku dengan Lewi tetap dipegang, firman TUHAN semesta alam. (2:5)
Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera
dan itu Kuberikan kepadanya -- pada pihak lain ketakutan -- dan
ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku.
Perhatikan hal ini:
-
Perjanjian
dari pihak Tuhan kepada Lewi: Ada damai sejahtera.
-
Perjanjian
dari pihak Lewi kepada Tuhan: Menjadi suatu kehidupan yang takut akan Tuhan dan
gentar terhadap nama Tuhan di tengah ibadah pelayanan.
Pendeknya, harus ada hubungan timbal balik
sehingga terciptalah damai sejahtera.
Maleakhi 2:6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan
tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia
mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Pengajaran yang benar ada dalam mulut
seorang hamba Tuhan, kemudian kecurangan tidak terdapat pada bibir seorang
hamba Tuhan (gunung Sion). Dalam damai sejahtera dan kejujuran, ia terus
mengikuti Tuhan, akhirnya banyak orang dibuatnya berbalik dari pada
kesalahan.
Hai, gunung-gunung Tuhan bawalah damai
sejahtera. Hai, gunung-gunung Tuhan bawalah kebenaran. Dari gunung Sion keluar
Pengajaran Mempelai dan Firman Tuhan dari Yerusalem, menjadi contoh teladan,
sebab di mulut seorang Lewi ada pengajaran dan kecurangan tidak ada di bibir,
maka banyak nanti orang berbalik dari semua kesalahan-kesalahan.
Maleakhi 2:7
(2:7) Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang
mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta
alam.
Yang dimaksud dengan “utusan TUHAN”,
yakni; hamba Tuhan yang diurapi adalah pada bibir seorang imam memelihara
pengetahuan sehingga orang mencari pengajaran dari mulutnya.
Ayo, jangan kita berlaku busuk, licik, juga
jangan kita berlaku jahat. Bawalah damai sejahtera, bawalah kebenaran di mana
pun kita berada, sebab kita dipanggil supaya damai sejahtera Kristus memerintah
di dalam hati kita semua.
Kerajaan Allah dimulai dari kerajaan seribu
tahun penuh dengan damai sejahtera, lanjut nanti sampai kepada Yerusalem
Baru, bahagia untuk selama-lamanya.
Hati dan pikiran jangan lagi berlaku busuk,
jangan lagi berlaku jahat. Kalau mau menjadi gunung Sion, mengatasi
gunung-gunung lain, mengatasi bukit-bukit yang lain, mengatasi persoalan.
Mengapa? Karena gunung Sion membawa damai sejahtera, gunung Sion membawa
kebenaran. Di mulut seorang Lewi (hamba Tuhan), gunung Sion; ada pengajaran
Mempelai dan orang mencarinya.
Biarlah kita membuktikan diri bahwa kita
sudah menjadi gunung Tuhan oleh Pengajaran Mempelai, buktikan diri kepada
Tuhan, bukan kepada mata manusia.
Jadilah gunung Sion. Jadilah imamat rajani.
Jadilah Lewi yang diberi kesempatan untuk melayani pekerjaan Tuhan. Pertahankan
mulut supaya tidak ada dusta, tidak ada kecurangan. Pelihara pengetahuan, sebab
di mulut seorang hamba Tuhan ada pengajaran untuk membawa damai sejahtera dan
kebenaran di mana pun kita berada.
Kita dipanggil untuk hidup dalam damai
sejahtera. Biarlah damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita.
Lihat, ketika meterai yang kedua dibuka;
kuda merah padam maju mengambil damai sejahtera. Sebelum hal itu terjadi,
perjuangkan damai sejahtera itu di dalam dirimu pertama-tama, lalu bawalah
damai sejahtera itu di mana pun engkau diutus.
Tuhan memanggil kita untuk menjadi gunung
Tuhan, gunung Sion, membawa damai sejahtera, membawa kebenaran di mana pun
Tuhan utus kita. Bibir dari seorang hamba Tuhan mempertahankan pengetahuan,
dari mulutnya keluar pengajaran, dan orang akan mencarinya.
Sebelum damai sejahtera itu dirusak,
diambil dari dunia ini, biarlah kita menghargai kesempatan untuk memelihara
damai sejahtera, karena kita dipanggil untuk hidup dalam damai sejahtera dan
biarlah damai sejahtera Kristus memerintah di dalam hati, tidak ada lagi
takhta-takhta yang lain memerintah di hati kita, baik itu egosentris, harga
diri, kebenaran diri sendiri.
Bertekunlah dan bertanggung jawablah
terhadap Pengajaran Mempelai yang sudah kita terima, artinya; bawalah damai
sejahtera di mana pun kita berada, di mana pun Tuhan utus kita. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment