IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 05 MARET 2020
KITAB RUT
(Seri: 84)
Subtema: TAWARAN MANIS DARI SABDA ALLAH
Shalom Saudaraku..
Pertama-tama saya
mengucapkan puji syukur kepada Tuhan. Oleh karena kasih dan kemurahan-Nya kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan
Perjamuan Suci.
Di tengah-tengah kita hadir
bapak pendeta Simangunsong dengan tante, terimakasih, selamat malam, dan salam
persekutuan.
Saya juga tidak lupa
menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan Firman Tuhan lewat live streaming, video internet,
youtube, facebook dimanapun anda berada.
Selanjutnya mari kita
berdoa, kita mohonkan kemurahan Tuhan, supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya
bagi kita sekaliannya. Segera kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah
Pendalaman Alkitab dari Rut 2, kita masih berada pada ayat ke-19.
Rut 2:19
(2:19) maka
berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana
engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan
engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia
bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah
Boas."
"Nama
orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."
Inilah jawaban Rut kepada Naomi mertuanya itu.
Pendeknya, Rut bekerja di
ladang Boas.
Sekarang ini, kita berada
dan bekerja di ladangnya Tuhan. Supaya kita hidup di dalam kelimpahan kasih
karunia. Tanda kelimpahan: kita dapat berbagi dan membagi kepada
orang lain, seperti Rut memberi hasil tuaian itu kepada Naomi mertuanya itu.
Rut 2:18
(2:18)
Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang
dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya
sisa yang ada setelah kenyang itu, (2:19) maka berkatalah mertuanya
kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari
ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!"
Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya:
"Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."
Singkatnya, Rut memberi
hasil tuaian dari ladang kepada Naomi mertuanya itu. Ketika Rut berbagi dari
hasil tuaian itu, membangkitkan dua hal, yakni;
1. Orang lain akan
terheran-heran.
Contohnya; Naomi
bertanya kepada Rut menantunya itu dan berkata; “Di mana engkau memungut dan
di mana engkau bekerja hari ini?” Pertanyaan ini jelas menunjukkan bahwa
Naomi terheran-heran melihat hasil tuaian yang dibawa oleh Rut tersebut.
2. Orang lain mengucap
syukur dan berterimakasih setinggi-tingginya kepada Tuhan.
Contohnya; Naomi memberi
tanggapan positif dan berkata; “Diberkatilah kiranya orang yang telah
memperhatikan engkau itu!”
Oleh sebab itu, jangan kita
sibuk membawa diri kepada ladang si pemalas dan kepada ladang dunia
karena kedua ladang tersebut hanya menghasilkan onak dan duri.
Sifatnya; menusuk dengan tajam sehingga gereja Tuhan tersakiti dan dirugikan.
Kesimpulannya; kalau Rut
berada di ladang Boas dan membawa hasil tuaian itu kepada Naomi, maka sekarang
kita juga berada di ladang Tuhan untuk mengalami hal yang sama dengan Rut.
Sekrang kita pergi melihat
ladang Tuhan di dalam..
Matius 6:28-29
(6:28) Dan
mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh
tanpa bekerja dan tanpa memintal, (6:29) namun Aku berkata kepadamu:
Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari
bunga itu.
Berada di ladang Tuhan
bagaikan bunga bakung di ladang yang tumbuh tanpa bekerja
dan tanpa memintal.
Kembali kita memeriksa
kalimat; TUMBUH TANPA BEKERJA dan TANPA MEMINTAL.
Artinya; mengalami
pertumbuhan oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan sebab yang
bekerja dan memintal ialah Tuhan sendiri.
Pada minggu yang lalu kita
sudah menikmati kata TANPA BEKERJA, maksudnya; mengalami kelimpahan kasih
karunia karena Tuhan yang bekerja.
Mari kita kembali
memperhatikan..
Yesaya 28:21-22
(28:21) Sebab
TUHAN akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan mengamuk seperti di
lembah dekat Gibeon, untuk melakukan perbuatan-Nya — ganjil perbuatan-Nya
itu; dan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya — ajaib pekerjaan-Nya itu! (28:22)
Oleh sebab itu, janganlah kamu mencemooh, supaya tali belenggumu jangan
semakin keras, sebab kudengar tentang kebinasaan yang sudah pasti yang
datang dari Tuhan ALLAH semesta alam atas seluruh negeri itu.
Ayat 21; “...Untuk
melakukan perbuatan-Nya — ganjil perbuatan-Nya itu; dan untuk mengerjakan
pekerjaan-Nya — ajaib pekerjaan-Nya itu!” Kemudian, kalau kita perhatikan ayat
22; “Oleh sebab itu, janganlah kamu mencemooh, supaya tali belenggumu
jangan semakin keras.”
Arti rohani dari kedua ayat
di atas adalah: pekerjaan Tuhan itu ajaib dan heran. Oleh sebab
itu jangan kita mencemooh pekerjaan Tuhan, tetapi sebaliknya kita harus mengakuinya
dengan segala kerendahan hati.
Tujuannya;
supaya kita terlepas dari segala ikatan persoalan dan ikatan pergumulan yang
sangat kusut sekali.
Kalau kita mau mengakui
pekerjaan Tuhan dengan segala kerendahan hati maka tentu Tuhan akan bekerja dan
Tuhan akan melepaskan kita dari segala ikatan persoalan, dari segala ikatan
pergumulan yang sangat kusut.
Bayangkan kalau benang
kusut, susah sekali untuk menguraikannya darimana mengawalinya dan bagaimana
untuk mengakhirinya, sangat sukar sekali. Tetapi kalau sidang jemaat (gereja
Tuhan) mau menghargai pekerjaan Tuhan dengan segala kerendahan hati, pada saat
itu kita tertolong. Seperti apapun persoalan dan pergumulan kita bahkan
digambarkan seperti benang kusut, Tuhan dapat menguraikannya. Manusia mungkin
sulit untuk menguraikannya, dari mana untuk memulia dan kemana untuk mengakhiri, tetapi kalau kita rendah
hati menerima pembukaan firman, di situ pembukaan Firman datang untuk
menyelesaikan persoalan yang seperti benang kusut.
Hargai pekerjaan Tuhan,
bukankah saat ini kita sedang berada di ladang Tuhan? Bekerja di ladang Tuhan?
Pada minggu yang lalu, kita
sudah melihat pekerjaan Allah, begitu ajaib, dan sungguh heran sebab Tuhan menyembuhkan
seorang perempuan yang sudah 18 tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai
bungkuk punggungnya. Ini adalah gambaran dari orang yang penuh dengan kekuatiran.
Akibat kekuatiran yang
membungkukkan itu: perempuan itu tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Arti
rohaninya; orang yang penuh dengan kekuatiran, ia tidak dapat memandang
(melihat) perkara-perkara yang di atas/perkara-perkara yang rohani, ia tidak
sibuk melihat pekerjaan Tuhan itulah kegiatan-kegiatan Roh di tengah-tengah
ibadah pelayanan dalam penggembalaan Gpt “Betania” Serang dan Cilegon.
Pendeknya; ia tidak dapat melihat kemuliaan Allah di dalam pekerjaan-Nya yang
mulia.
Lukas 13:14-16
(13:14) Tetapi
kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari
Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja.
Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada
hari Sabat." (13:15) Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai
orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan
lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke
tempat minuman? (13:16) Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas
tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia
adalah keturunan Abraham?"
Jadi saudaraku, Yesus
bekerja dan melepaskan seorang perempuan yang sudah 18 tahun diikat oleh iblis.
Namun akhirnya perempuan itu dapat
melihat kemuliaan Allah yaitu segala perkara-perkara di atas (perkara rohani),
itulah segala kegiatan Roh di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam
penggembalaan Gpt “Betania” Serang dan Cilegon.
Sebab itu, sekali lagi saya
sampaikan dengan tandas, mari kita menghargai pekerjaan Tuhan dengan segala
kerendahan hati, pada saat itu Tuhan akan datang dan menolong kita dari segala
pergumulan-pergumulan yang mengikat kita. Seperti apapun pergmulan itu bahkan
digambarkan seperti benang kusut, tetapi Tuhan pasti datang untuk menolong
kehidupan kita masing-masing.
Firman Allah dapat
menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Langit, bumi, dan segala isinya
dicptakan oleh Firman Allah. Pendeknya; yang tidak ada menjadi ada, Firman
Allah melenyapkan segala kemustahilan supaya di atas segalanya nama Tuhan
dipermuliakan.
Lukas 13:17
(13:17)
Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua
orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.
Oleh karena pekerjaan Tuhan
itu ajaib dan heran maka dua hal terlihat di sini;
a. Semua lawannya merasa
malu. Ada tiga si seteru;
1. Daging dengan
segala keinginan-keinginannya yang jahat.
2. Iblis (setan),
teramat lebih lewat demonstrasi-demonstari dari roh jahat dan roh najis.
3. Dunia dengan
segala arusnya yang mencoba menghanyutkan kerohanian dari anak-anak Tuhan.
Inilah
tiga si seteru (lawan) yang akhirnya nanti malu kalau pekerjaan Tuhan
dinyatakan, maka kemuliaan Tuhan nyata di tengah-tengah sidang jemaat (gereja
Tuhan).
b. Semua orang banyak
orang bersukacita.
Pada minggu yang lalu, kita
sudah melihat segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya kepada perempuan
yang sudah 18 tahun diikat oleh iblis, namun akhirnya tertolong oleh karena
pekerjaan Tuhan yang ajaib. Karena itu mari kita menghargai pekerjaan Tuhan
dengan segala kerendahan hati, nanti Tuhan akan datang menolong untuk
melepaskan segala ikatan (pergumulan-pergumulan) kita, sekusut apapun.
Sekarang PEKERJAAN TUHAN
YANG AJAIB berikutnya..
Yohanes 5:17-18
(5:17) Tetapi
Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku
pun bekerja juga." (5:18) Sebab itu orang-orang Yahudi lebih
berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat,
tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan
demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.
Yesus berkata kepada orang
Yahudi; “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
Jadi sampai hari ini Tuhan
masih bekerja, ada tujuh hari dalam seminggu, tiga puluh hari dalam sebulan,
sampai detik ini Tuhan masih bekerja. Dalam Mazmur 121:3-5; “...Sesungguhnya
tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel...” Dialah penjaga yang
abadi, Dia memperhatikan kehidupan kita, Dia bekerja sampai hari ini, Dia tidak
terlelap dan Dia tidak tertidur. Oleh sebab itu terkhusus imam-imam, jangan
biarkan mata itu tertutup, maksudnya kalau Tuhan bekerja sampai hari ini maka
kita juga harus bekerja. Itu adalah contoh teladan yang juga harus kita ikuti
sampai detik ini.
Dari ayat yang sudah kita baca pada ayat 17-18,
namun untuk melayani pekerjaan Tuhan, kita (imam-imam) perlu untuk menyangkal
dirinya dan memikul salibnya seperti yang dialami oleh
Yesus dari pihak orang-orang Yahudi yang berusaha untuk membunuh Yesus.
Injil Yohanes 5:2-9;
Isinya adalah tentang Kolam Betesda. Dalam pola Tabernakel terkena pada
KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA.
Pembasuhan itu tidak
berhenti pada Kolam Pembasuhan, tetapi pembasuhan oleh air dan firman itu harus
terus berlangsung sampai hari ini, kiranya Tuhan terus bukakan Firman-Nya
sehingga kita boleh mengalami penyucian oleh air basuhan itu, lahir batin kita
dibasuh oleh Firman Tuhan.
Yohanes 5:2-3
(5:2) Di
Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam
bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya (5:3) dan di
serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta,
orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan
goncangan air kolam itu.
Saudara, di Yerusalem dekat
Pintu Gerbang Domba, di situ terdapat sebuah kolam, namanya kolam betesda.
Kemudian, di serambi-serambi itu banyak orang sakit, antara lain:
1. Orang-orang buta
= tinggal dalam kegelapan dosa.
Kalau tinggal di dalam
kegelapan dosa disebut orang buta, dia tidak berada di dalam terang. Kalau
masih tinggal di dalam kegelapan dosa atau masih menyembunyikan dosa di tempat
yang gelap, menunjukkan bahwa disebutlah dia orang-orang buta. Ini juga salah satu
sakit rohani.
2. Orang-orang timpang
= pendirian yang tidak baik dan tidak benar.
Kalau ikut Tuhan, ikut
Tuhan sungguh-sungguh, kalau ikut dunia ikut dunia sungguh-sungguh. Jangan satu
pihak ikut Tuhan, tetapi satu pihak ikut dunia, itu pendirian yang tidak baik
dan tidak benar. Ini juga disebut sakit rohani.
3. Orang-orang lumpuh
= tidak dapat berjalan (tidak dapat melangkah) sesuai dengan ketetapan
Firman Tuhan.
Saudara, kita masih
teringat dengan perjalanan bangsa Israel di Padang Gurun selama 40 (empat
puluh) tahun, mereka melangkah tentu sesuai dengan komando, itulah dua nafiri
yang ditiup. Dan kalau mereka sudah mendengar nafiri barulah mereka boleh
bertindak sesuai dengan komado yang Tuhan kehendaki.
Perlu untuk diketahui,
orang lumpuh sama saja dengan orang stroke. Berarti; ada urat-urat saraf
yang putus -> orang yang tidak menghargai karunia-karunia dan pelayanan dari
seorang hamba Tuhan. Sebab urat-urat dan sendi-sendi itu menunjuk
kepada hamba-hamba Tuhan yang sudah melayani Tuhan sesuai karunia-karunia dan
jabatan-jabatan Roh El-Kudus.
Kalau tidak menghargai
pelayanan dari seorang hamba Tuhan maka sidang jemaat pasti mengalami
kelumpuhan rohani, tidak dapat melangkah sesuai dengan ketetapan firman Allah.
Sebab itu belajar untuk menghargai pelayanan dari seorang hamba Tuhan apalagi
gembala sidang supaya sidang jemaat tidak mengalami kelumpuhan rohani.
Yohanes 5:4
(5:4) Sebab
sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu;
barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi
sembuh, apa pun juga penyakitnya.
Saudaraku, supaya
orang-orang sakit tersebut mengalami kesembuhan (mengalami pemulihan) maka
malaikat Tuhan turun untuk mengguncangkan air itu. Jelas, ini berbicara tentang
kegerakan Roh Kudus.
Saudaraku, hari-hari ini
Tuhan mengutus banyak hamba-hamba Tuhan, terkusus hamba-hamba Tuhan dengan karunia
penginjilan untuk mengadakan KKR (Kebangkitan Kebangunan Rohani) sehingga
lewat KKR atau kegerakan-kegerakan tersebut, orang buta sembuh, orang timpang
dapat berdiri dengan baik, bahkan orang-orang sakit lainnya akan mengalami
kesembuhan, itu sudah pasti dan itu harus kita akui.
Namun kita harus dalami
ayat berikutnya untuk kita dewasa secara rohani..
Yohanes 5:5
(5:5)
Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
Saudaraku, diantara
orang-orang yang sakit itu, di situ ada seorang yang sudah 38 tahun lamanya
sakit.
Sejenak kita akan melihat
tentang: Angka 38 (tiga puluh delapan).
38 (tiga puluh delapan)
tahun = 38 tahun nubuatan sebelum penggenapannya, berarti orang lumpuh itu akan
tetap mengalami sakit lumpuh selama 38 tahun.
Selanjutnya; 38 tahun x 1
(satu) Yobel = 38 x 50 tahun = 1900 (seribu sembulan ratus) tahun. Sedangkan
zaman gereja Tuhan tentu adalah 40 (empat puluh) Yobel atau 40 x 50 tahun = 2000 (dua ribu) tahun.
Berarti; selama 1900 (seribu sembilan
ratus) tahun gereja Tuhan mengalami kelumpuhannya.
Menurut sejarah gereja, 50
(lima puluh) tahun permulaan zaman rasul-rasul adalah gereja hujan awal.
Maka, 40 Yobel adalah 38
tahun x 2 untuk menggenapi 2000 (dua ribu) tahun.
Jadi saudaraku, 38 (tiga
puluh delapan) tahun mengalami kelumpuhan itu merupakan jangka waktu yang
sangat lama sekali. Bayangkan kalau saudara melihat orang lumpuh duduk di kursi
roda dengan jangka waktu yang lama, sangat menjemukan. Bukan saja orang yang
lumpuh itu mengalami rasa bosan dalam hidup, tetapi juga orang yang mengurus
atau merawat orang lumpuh seperti ini juga mengalami kebosanan. Sebab itu,
jangan kita mengalami kelumpuhan rohani, belajar untuk menghargai pelayanan dari
seorang hamba Tuhan dengan segala kerendahan hati, jangan mencemooh. Harus
dengan rendah hati supaya kita tertolong dan terlepas dari segala
kekusutan-kekusutan oleh pergumulan yang kita alami.
Yohanes 5:6-7
(5:6)
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia
telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau
sembuh?" (5:7) Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan,
tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai
goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun
mendahului aku."
Ciri-ciri
orang yang lumpuh atau gereja Tuhan yang mengalami kelumpuhan
adalah pada saat kegerakan Roh kudus dia tidak dapat berbuat apa-apa, dia tidak
dapat bergerak dan melangkah, sehingga padanya tidak ada kesukaan selain keluh
kesah belaka. Jadi, hanya bisa melihat kesembuhan-kesembuhan yang dialami oleh
orang lain, sedangkan dirinya sendiri tidak mengalami kesembuhan, sehingga
menambah pedih di hati, ujung-ujungnya timbul keluh kesah, seperti halnya orang
lumpuh itu berkeluh kesah kepada Yesus.
Yesus bertanya; “...Maukah
engkau sembuh?” Malah jawabnya yang lain-lain, justru dia menceritakan
keluh sesahnya kepada Yesus.
Terlalu banyak mengeluh,
terlalu banyak menceritakan keluh kesah, dan hanya bisa melihat kesembuhan yang
dialami oleh orang lain, sementara dia sendiri tidak mengalami kesembuhan dan
pemulihan, dia tidak mengalami kesukaan. Inilah ciri-ciri gereja Tuhan kalau
sudah mengalami kelumpuhan rohani.
Saudaraku, kita doakan para
misionaris, kita doakan para penginjil-penginjil, hamba-hamba Tuhan yang
menerima jabatan penginjil untuk mengadakan kegerakan-kegerakan Roh kudus.
Nanti orang sakit sembuh, orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang timpang
akan menaglami pendirian yang benar. Kita doakan mereka.
Saudara, kita melihat
kembali..
Yohanes 5:6-7
(5:6)
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia
telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau
sembuh?"
(5:7)
Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan
aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju
ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
Karena Yesus mengetahui
keberadaan dari orang lumpuh tersebut, dia sudah terlalu lama di situ sehingga
Yesus bertanya kepda orang lumpuh; “Maukah engkau sembuh?”
Sebetulnya, Gereja Tuhan
telah lama mengalami kelumpuhan rohani, maka untuk kegerakan Roh kudus hujan
akhir ini Tuhan datang dengan sebuah tawaran yang manis, dengan
sebuah tawaran yang menarik sebab ternyata masih diperlukan kegerakan
yang lain. Tidak berhenti hanya sebatas kesembuhan-kesembuhan yang terjadi di
dalam Kebangkitan Kebangunan Rohani (KKR). Sebab itu, gereja Tuhan yang telah
lama mengalami kelumpuhan rohani, untuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir ini,
Tuhan datang menghampiri kita dengan sebuah tawaran yang menarik, dengan sebuah
tawaran yang manis.
Pendeknya, Tuhan datang
menawarkan kesembuhan, Tuhan datang lewat Firman Allah yang menjadi daging.
Jadi tidak cukup hanya penginjilan, kegerakan-kegerakan Roh kudus, lewat
Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR).
Jadi yang dibutuhkan gereja
Tuhan di hari-hari terakhir ini ialah; Firman Allah yang menjadi daging.
Tawaran semacam ini harus dihargai.
Tuhan
datang lewat Firman Allah yang menjadi daging, itulah
kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Mari kita melihat di dalam injil...
Yohanes 1:1
(1:1) Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman
itu adalah Allah.
Pada ayat 1 ini
Firman masih dalam bentuk Logos atau firman itu masih dalam bentuk
huruf-huruf yang tertulis di dalam dua loh batu atau masih dalam bentuk
huruf-huruf yang tertulis di dalam gulungan kitab yang di tulis pada bagian
luar dan pada bagian dalamnya.
Tetapi bandingkan, manakala
Tuhan datang dalam bentuk sabda atau Firman menjadi daging.
Yohanes 1:14
(1:14) Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Kalau firman Allah sudah
menjadi daging, dimeteraikan oleh Roh kudus di dalam loh daging, ditukik
di hati kita, maka pada saat itu kita
dapat melihat kemuliaan Allah oleh Firman itu sendiri. Kemuliaan dari Allah
Bapa yang diberikan kepada Anak Tunggal (firman itu sendiri).
Oleh sebab itu, sebuah
tawaran yang manis datang untuk menghampiri orang yang lumpuh tadi. Malam ini
juga, Tuhan datang dalam bentuk sabda, memberi suatu tawaran; “Maukah engkau
sembuh?”, “Apa jawab mu?”
Tidak perlu berkeluh kesah,
tidak perlu mengeluh, tidak perlu mempersalahkan orang lain karna tidak mau
menolong. Tinggal kita menyerah, angkat dua tangan.
Dalam kegerakan Roh Kudus
hujan akhir, Tuhan berkerja lewat sabda-Nya memberikan sebuah tawaran yang
manis kepada kita, sambutlah Dia, sampai nanti firman itu dimeteraikan oleh Roh
kudus di dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing. Pada saat
firman sudah menjadi daging, nanti kita akan melihat kemuliaan Allah oleh
karena firman Allah sudah menjadi daging. Pendeknya, dari kemuliaan yang satu
kita akan dibawa kepada kemuliaan yang lain.
Saya masih ingat waktu kita
memulai ibadah pelayanan dalam penggembalaan Gpt “Betania” Serang &
Cilegon, jelas-jelas dari nol. Dari satu orang, dua orang sampai akhirnya
puluhan orang, walaupun banyak yang tidak hadir pada saat ini. Diiringi dengan
penambahan jumlah jiwa, serta diiringi dengan peningkatan rohani, maka semakin
nyata juga kemuliaan-kemuliaan yang lain. Dari tidak punya gitar akhirnya ada
gitar, dari tidak ada krecekan-krecekan, akhirnya ada krecekan, juga pada
alat-alat musik yang lain, sampai sekarang full musik, dan alat-alat elektronik
lainnya, tentu semua karena kemurahan hati Tuhan.
Tuhan akan membawa kita
dari kemuliaan yang satu kepada kemuliaan yang lain sampai akhirnya sama mulia
dengan Dia (sempurna). Kerohanian kita sederajat dengan Mempelai Laki-Laki
Sorga, lahir batin.
Saya menyatakan ini bukan
untuk penonjolan diri, tetapi betul-betul manakala pemulihan (kesembuhan)
terjadi maka kemuliaan yang dari Allah nyata juga di situ. Semakin disembuhkan
semakin Tuhan nyatakan kemuliaan-Nya, asal firman menjadi daging, tidak perlu
saya datang untuk menggerak-gerakkan tangan pada bagian anggota tubuh anda yang
sakit itu. Firman Allah datang untuk menawarkan sebuah tawaran yang manis untuk
memberi kesembuhan kepada kita. Itu pekerjaan Firman dalam kegerakan Roh Kudus
hujan akhir ini.
Kita bandingkan dengan masa
penciptaan di dalam..
Kejadian 1:1-2
(1:1)
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (1:2) Bumi belum
berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air.
Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi. Tetapi kenyataannya;
- Bumi belum berbentuk.
- Bumi masih kosong.
- Bumi masih gelap gulita.
Tetapi,
- Roh Allah sudah
melayang-layang di atas permukaan air. Inilah
kegerakan Roh Kudus hujan awal.
Pendeknya, lewat
penginjilan-penginjilan yang diadakan, banyak orang sakit menjadi sembuh.
Tetapi di dalam kegerakan
Roh Kudus hujan akhir, Tuhan datang dalam bentuk sabda menawarkan sebuah
tawaran yang manis.
Bandingkan dengan kegerakan
Roh kudus hujan akhir..
Kejadian 1:3
(1:3) Berfirmanlah
Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Tuhan
datang dalam bentuk sabda (firman Allah). Itulah
kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Allah berfirman untuk
menciptakan langit, bumi, dan segala unsur-unsurnya.
Selanjutnya di akhir
penciptaan dari Firman Allah yang menjadi daging tadi, kita lihat di dalam..
Kejadian 1:31
(1:31)
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
“Maka
Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Haleluya...
Kalau kita mau menghargai
tawaran dari sabda Allah maka semuanya, sungguh amat baik. Saya tambahkan
dengan pengertian saya, semuanya menjadi manis dan indah. Puji Tuhan...
Kita kembali membaca..
Yohanes 1:16-17
(1:16)
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih
karunia; (1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih
karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Jadi saudaraku, dari
kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. Tuhan
membawa kita dari kasih karunia yang satu kepada kasih karunia yang lain. Hukum
taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang
oleh sabda Allah.
Sekarang kita kembali
melihat lebih jauh tentang kasih karunia yang datang dari sabda Allah..
Yohanes 5:2
(5:2)
Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa
Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
Di Yerusalem, di dekat
Pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam yang disebut kolam Betesda.
Kata betesda sendiri
terdiri dari dua suku kata, yaitu; Bet (Bait)dan Esda,
yang artinya; "rumah kemurahan" atau "rumah
anugerah" ("bet" artinya "rumah"). Berarti;
kita harus berada di dalam rumah Tuhan untuk mendapatkan kemurahan Tuhan.
Kalau firman sudah mendarah
daging, maka kita penuh dengan kasih karunia dan kebenaran.
Maka kalau kita berada di
rumah Tuhan untuk mengikuti setiap pertemuan-pertemuan ibadah, berarti; di situ
kita mendapat kesempatan untuk mengalami kemurahan demi kemurahan, teramat
lebih imam-imam yang melayani pekerjaan Tuhan, di situ seorang imam mendapat
kemurahan dengan limpah sama seperti Rut.
Nehemia 3:1
(3:1) Maka
bersiaplah imam besar Elyasib dan para imam, saudara-saudaranya, lalu membangun
kembali pintu gerbang Domba. Mereka mentahbiskannya dan memasang
pintu-pintunya. Mereka mentahbiskannya sampai menara Mea, menara Hananeel.
Saudaraku, Pintu Gerbang
Domba dibangun oleh imam besar dan imam-imam setelah tembok Yerusalem selesai.
Jadi, Pintu Gerbang Domba
itu ditahbiskan bersama dengan Pintu Gerbang yang lainnya. Artinya; Kalau kita
ada di dalam rumah Tuhan, mengikuti kegerakan Roh Kudus hujan akhir, dari
sebuah tawaran yang manis oleh firman Allah yang membawa kita masuk dalam
Pembangunan tubuh Kristus, selanjutnya Tuhan tahbiskan kita manjadi imam-imam.
Inilah kemurahan demi
kemurahan Tuhan, dari kemurahan yang satu kita dibawa kepada kemurahan yang
lain. Kalau dahulu mungkin pernah mengalami kelumpuhan rohani yang sangat lama,
banyak mengeluh (berkeluh kesah) kepada Tuhan dan senantiasa mempersalahkan
orang lain yang tidak mau menolong kita, tetapi sekarang kita sudah melihat
kemuliaan Allah, dari kemuliaan yang satu kita dibawa kepada kemuliaan yang
lain. Puncaknya, dari kehidupan rohani yang lumpuh akhirnya ditahbiskan menjadi
imam-imam di dalam melayani pekerjaan Tuhan.
Kita bersyukur Tuhan Yesus
Baik, sebab itu hargai pekerjaan Tuhan dengan segala kerendahan hati supaya
kita tertolong. Seperti apapun kusutnya pergumulan kita, seperti benang kusut,
Tuhan bisa uraikan.
Sekarang kita kembali
melihat pribadi yang mengalami kelumpuhan tadi..
Yohanes 5:8-9
(5:8)
Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
(5:9) Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat
tilamnya dan berjalan.Tetapi hari itu hari Sabat.
Akhirnya orang itu sembuh
setelah Yesus berkata; “Bangunlah angkatlah tilammu dan berjalanlah .. Pada
saat itu juga sembuhlah orang itu lalu mengangkat tilamnya dan berjalan.”
Singkatnya, orang
yang mengalami kelumpuhan selama 38 tahun sudah disembuhkan oleh sabda Allah.
Jadi, saudara tidak perlu
lagi mengharapkan kehadiran dari seorang hamba Tuhan untuk menggerak-gerakkan
tangannya pada bagian tubuh yang sakit. Tetapi hargailah sabda Allah (firman
Allah) yang berkuasa untuk memulihkan segala sesuatu, termasuk untuk
menyembuhkan segala kelumpuhan-kelumpuhan rohani.
Selanjutnya Tuhan berkata; “Bangunlah,
angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Saat ini saya tidak lagi berbicara
mengenai tilam (hubungan nikah) yang rusak, saya hanya mau mengatakan bahwa
kelumpuhan itu sudah sembuh.
Di sini kita perhatikan,
pada saat Yesus mengatakan;“Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.”
Orang lumpuh itu melakukannya, dan pada saat itu juga sembuhlah orang
lumpuh itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.
Biarlah kiranya kita
berjalan sesuai dengan ketetapan sabda Allah, jangan lagi kita melangkah
(berjalan) menuruti keinginan di hati supaya kita jangan melenceng. Biarlah
kita melangkah dan bertindak sesuai dengan perintah dari sabda Allah itu
sendiri.
Namun kita terus perhatikan
ayat selanjutnya..
Yohanes 5:10-12
(5:10)
Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu:
"Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu." (5:11)
Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, Dia
yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah." (5:12)
Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu:
Angkatlah tilammu dan berjalanlah?" (5:13) Tetapi orang yang baru
sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke
tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
Namun saat dia melakukan
apa yang diperintahkan oleh Yesus, hari itu adalah hari sabat sehingga ada
teguran dari orang-orang Farisi (ahli taurat) dan berkata; "Hari ini
hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu."
Selanjutnya, pada ayat
12, ahli-ahli taurat dan orang Farisi bertanya; "Siapakah orang itu
yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?"... Tetapi orang
yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu...”
Ternyata orang yang baru
sembuh dari sakit lumpuh itu tidak bisa menjawab siapa yang menyembuhkan dia,
dia tidak bisa menyebut nama Yesus.
Tidak bisa menyebut nama
Yesus menunjuk kepada orang Kristen yang tidak dapat menyembah Tuhan. Banyak
orang Kristen, meskipun Tuhan sudah memberikan pertolongan dan memulihkan
kehidupannya, belum tentu ia dapat menyembah Allah yang hidup.
Saya masih ingat, pada awal
mula saya memulai pelayanan di provinsi Banten, tidak sedikit orang yang sakit
sembuh, terlalu banyak. Orang yang sakit mata sembuh, orang yang kista sembuh,
orang yang kanker kulit sembuh, orang yang rahimnya tertutup sembuh, orang yang
kerasukan setan berkali-kali dilepaskan, masih banyak lagi
penginjilan-penginjilan yang terjadi. Tetapi banyak sekali orang Kristen yang
sudah mengalami kesembuhan, sudah ditolong oleh Tuhan dalam segala
pergumulannya, belum tentu dapat mengucap syukur (berterima kasih) dan
menyembah Tuhan.
Tuhan sudah memberi
pertolongan, tetapi tidak ada ucapan syukur, sebaliknya tidak ingat Tuhan,
tidak dapat menyembah Tuhan, kan sudah keterlaluan, tetapi memang itupun
terjadi.
Saya tidak tahu apakah hal
itu terjadi pada kita? Dulu sebelum bekerja, memohon untuk mendapat pekerjaan,
setelah Tuhan berikan pertolongan (Tuhan berikan pekerjaan), lupa mengucap
syukur kepada Tuhan. Dulu sakit ini dan itu, akhirnya Tuhan sembuhkan. Terus
terus Tuhan beri pertolongan, tetapi belum tentu orang Kristen ingat Tuhan
Yesus, belum tentu orang Kristen lanjut sampai kepada penyembahan kepada Tuhan.
Ini yang sangat disesalkan sekali. Bayangkan sudah mendapatkan pertolongan dari
Tuhan, tetapi tidak ingat Tuhan Yesus.
Kadang-kadang kalau terlalu
sibuk dengan pemikiran daging ini (kekuatiran), lupa dengan pertolongan Tuhan.
Rata-rata kita sudah menerima dan mencicipi pertolongan dari Tuhan. Saya sangat
yakin mengatakan hal ini. Tetapi apakah kita sudah sampai kepada penyembahan?
Atau sebaliknya, kita lupa kepada Tuhan, lupa mengucap syukur, lupa betapa
hinanya kita dulu, lupa bagaimana najisnya kita dulu. Ini sangat disayangkan
tentunya.
Ayo kita belajar semakin
hari semakin dewasa. Ingat, dahulu Tuhan tolong kita dari kehinaan (kenajisan),
Tuhan sembuhkan kita dari segala sakit, Tuhan selamatkan kita dari semua
perjalanan-perjalanan kita.
Berarti; tugas Tuhan dalam
hal ini masih ada, tidak berhenti sampai di situ. Masih ada langkah berikutnya
supaya ada ucapan syukur, atau lanjut sampai kepada penyembahan. Tuhan masih
bekerja sampai hari ini, Tuhan tidak terlelap, Tuhan tidak tertidur, Tuhan
masih bekerja sampai hari ini. Tetapi biarlah kiranya kita menghargai pekerjaan
Tuhan dengan segala kerendahan hati.
Perlu untuk diketahui: hal
mengingat Tuhan dan berada sampai kepada penyembahan, itu tidak dapat terjadi
kalau seseorang masih berada di daerah
HALAMAN.
Singkatnya; orang yang
masih berada di daerah HALAMAN tidak dapat mengingat Tuhan dan tidak dapat
menyembah Tuhan.
Yohanes 5:14-15
(5:14)
Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata
kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu
jangan terjadi yang lebih buruk." (5:15) Orang itu keluar, lalu
menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah
menyembuhkan dia.
Secepatnya ia berada di
dalam Bait Allah dan bertemu dengan Yesus, barulah ia dapat menyaksikan
kemurahan Tuhan. Berarti; ada ucapan syukur setinggi-tingginya kepada Tuhan.
Selama seseorang masih ada
di daerah Halaman, seseorang tidak akan bisa menyembah kepada Tuhan, ucapan
syukur itu tidak akan mungkin bisa bagaikan dupa berbau harum. Tetapi di sini
kita melihat, secepatnya dia berada di rumah Tuhan, bertemu dengan Yesus,
barulah dia dapat menyaksikan segala kebaikan dan kemurahan Tuhan. Berarti; ada
ucapan syukur bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat Tuhan.
Ayo, kita harus melangkah
untuk tetap berada di rumah Tuhan, di situ nanti kita mendapat kemurahan Tuhan
sampai ditahbiskan menjadi imamat rajani, memerintah sebagai raja di atas muka
bumi ini.
Kalau masih berada di
daerah HALAMAN tidak mungkin tertolong, maka secepatnya berada di dalam rumah
Tuhan, jangan jauh dari setiap pertemuan ibadah, bertekun dalam tiga macam
ibadah pokok.
Mazmur 92:14-16
(92:14)
mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.
(92:15) Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan
segar,(92:16) untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung
batuku dan tidak ada kecurangan pada Nya.
Supaya kerohanian kita ini
bertumbuh, berakar, dan bertunas, berarti; tumbuh subur seperti pohon aras di
Libanon. Syaratnya; harus tertanam di Bait Allah supaya akhirnya nanti
terus berbuah, buahnya itu tidak pernah habis, bahkan sampai masa tua tetap
berbuah.
Saya masih ingat bunda
(mama saya), sebelum berada di tempat ini, betul-betul rohaninya tidak
tergembala, tetapi tubuhnya ada di dalam suatu penggembalaan, tetapi
betul-betul mengalami kekeringan (kering-kering rohani).
Tetapi sekarang setelah
tertanam di dalam Bait Allah, kerohaniannya bertumbuh dan berbuah sampai
sekarang menjelang umur 71 tahun, masih aktif bekerja, memiliki sebuah rumah
dari hasil pekerjaannya, dan bisa menghidupi dirinya dari hasil pekerjaannya
sebagai seorang tukang jahit, sampai tua terus berbuah.
Dengan tujuan: untuk
memberitakan bahwa Tuhan benar, Tuhan baik, kasih setianya kekal sampai
selama-lamanya. Siapa kita ini sampai detik ini Tuhan pelihara dan
memperhatikan hidup kita.
Nehemia 12:38-40
(12:38)
Dan paduan suara yang kedua berarak ke kiri dan aku mengikutinya dengan
sebagian dari orang-orang itu melalui tembok dan menara Perapian sampai tembok
Lebar. (12:39) Lalu kami melalui pintu gerbang Efraim, pintu gerbang
Lama, pintu gerbang Ikan, menara Hananeel dan menara Mea sampai pintu gerbang
Domba. Mereka berhenti di pintu gerbang Penjagaan. (12:40) Kemudian kedua
paduan suara itu berdiri di rumah Allah. Demikian juga aku bersama-sama
sebagian dari para penguasa,
Jadi di sini kita melihat
ada dua kelompok paduan suara, dua kelompok penyanyi yang penuh pujian, ucapan
syukur, dan ucapan terimakasih.
Kita beryukur dalam
kegerakan Roh Kudus hujan akhir, sabda Allah memberikan sebuah tawaran yang
manis dan menarik supaya kita dapat mengalami kesembuhan dari sakit lumpuh yang
mungkin sudah lama kita alami.
Sekarang oleh sabda Allah,
firman Allah yang hidup dan yang berkuasa itu, kita sekarang melangkah sesuai
dengan ketetapan-ketetapan Firman, kita melangkah bukan lagi sesuai keinginan
di hati kita. Dan di atas segalanya nama Tuhan yang dipermuliakan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment