IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 27 FEBRUARI
2020
KITAB RUT
(seri:83)
Subtema: PERTUMBUHAN OLEH KARENA KASIH KARUNIA
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur
kepada Tuhan. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diijinkan untuk mengusahakan
Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Segera kita menyambut firman penggembalaan
untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut
dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah
memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada
siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja
hari ini ialah Boas."
Rut menjawab Naomi, mertuanya itu: “Nama
orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.”
Pendeknya, Rut bekerja di ladang Boas.
Sekarang ini kita berada di ladang Tuhan
dan bekerja di ladang Tuhan, semua karena kemurahan Tuhan, dengan tujuan;
supaya menerima kelimpahan kasih karunia-Nya.
Kemudian di dalam kelimpahan, kita dapat
berbagi dan memberi kepada orang lain, seperti Rut berbagi hasil tuaian-Nya
kepada Naomi, mertuanya itu -- pada ayat 18 --.
Kelimpahan kasih karunia itu membangkitkan
dua hal:
1.
Orang
lain terheran-heran.
Contohnya: Naomi bertanya kepada Rut, mertuanya itu: “Di
mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini?” Pertanyaan itu
menunjukkan bagi kita bahwa Naomi terheran-heran melihat hasil tuaian yang
dibawa oleh Rut tersebut.
2.
Orang
lain mengucap syukur dan berterima kasih kepada Allah.
Contoh: Naomi memberi tanggapan positif dan berkata kepada Rut,
menantunya itu: “Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau
itu!” Oleh sebab itu, jangan kita membawa diri kepada ladang si pemalas dan
ladang dunia, karena kedua ladang tersebut hanya menghasilkan onak dan duri,
sifatnya menusuk dan menyakiti gereja Tuhan.
Sekarang kita periksa; LADANG TUHAN.
Kiranya kita senantiasa berada di ladang
Tuhan. Jangan membawa diri kita berada di ladang si pemalas dan ladang dunia
ini, karena kedua ladang tersebut hanya menghasilkan onak dan duri.
Matius 6:28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung
di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun
tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Berada di ladang Tuhan, bagaikan “bunga
bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.”
Dua minggu berturut-turut, kita telah
diberkati tentang kata “tumbuh”, sekarang kita akan memeriksa kalimat: “YANG
TUMBUH TANPA BEKERJA DAN TANPA MEMINTAL.”
Kalau tumbuh tanpa bekerja, tumbuh tanpa
memintal, artinya; mengalami pertumbuhan oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan.
Singkatnya, di sini, yang bekerja dan
memintal ialah Tuhan.
Yesaya 28:21-22
(28:21) Sebab TUHAN akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan
mengamuk seperti di lembah dekat Gibeon, untuk melakukan perbuatan-Nya -- ganjil
perbuatan-Nya itu; dan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya -- ajaib
pekerjaan-Nya itu! (28:22) Oleh sebab itu, janganlah kamu mencemooh,
supaya tali belenggumu jangan semakin keras, sebab kudengar tentang
kebinasaan yang sudah pasti yang datang dari Tuhan ALLAH semesta alam atas
seluruh negeri itu.
“… untuk melakukan perbuatan-Nya --
ganjil perbuatan-Nya itu …” Berarti, perbuatan-Nya itu heran, tidak sama
dengan perbuatan manusia.
Perhatikan kalimat berikutnya: “… Untuk
mengerjakan pekerjaan-Nya -- ajaib pekerjaan-Nya itu! Oleh sebab itu, janganlah
kamu mencemooh, supaya tali belenggumu jangan semakin keras …”
Pendeknya, pekerjaan Allah itu ajaib. Oleh
sebab itu, kita harus mengakui pekerjaan Tuhan yang ajaib dengan segala
kerendahan hati, tujuannya; supaya kita terlepas dan tertolong dari segala
ikatan persoalan dan segala ikatan pergumulan yang menghimpit.
Lukas 13:10-12,14-16
(13:10) Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat
pada hari Sabat. (13:11) Di situ ada seorang perempuan yang telah
delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk
punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. (13:12) Ketika
Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai
ibu, penyakitmu telah sembuh." (13:14) Tetapi kepala rumah ibadat
gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada
orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada
salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." (13:15)
Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah
setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat
dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? (13:16) Bukankah
perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan
dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"
Yesus bekerja dan melepaskan segala
ikatan-ikatan belenggu, ikatan-ikatan persoalan. Persoalan yang kita lihat di
sini ialah: ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh
sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya.
Amsal 12:25
(12:25) Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi
perkataan yang baik menggembirakan dia.
Kekuatiran di dalam hati, itulah yang
membungkukkan seseorang. Jadi, seseorang menjadi bungkuk, itu karena dia kuatir
dalam hidupnya.
Tidak sedikit orang Kristen kuatir soal
masa depan, soal makan, minum, pakaian, bahkan tidak sedikit pemuda-pemudi yang
kuatir soal pasangan hidupnya dan kekuatiran itu yang membungkukkan hati
seseorang.
Matius 13:7,22
(13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak
itu dan menghimpitnya sampai mati. (13:22) Yang ditaburkan di tengah
semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan
tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Benih yang ditaburkan di semak duri,
menunjuk; orang yang menerima dan mendengar firman Allah, tetapi sayangnya,
kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu, sehingga firman
itu tidak berbuah.
Jadi, kekuatiran dan tipu daya kekayaan,
ini merupakan suatu pengalaman yang sangat menghimpit sampai membungkukkan
gereja Tuhan, bagaikan perempuan yang telah bungkuk selama 18 (delapan belas)
tahun karena kekuatirannya.
Sebetulnya, KEKUATIRAN INI BERMULA DARI
DUA HAL:
Yang Pertama:
“Bagaikan benih yang ditaburkan di pinggir jalan.”
Matius 13:19
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan
Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas
yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di
pinggir jalan.
Mendengar firman Allah tetapi tidak
berusaha untuk sampai mengerti, itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Kerugian kalau mendengar firman tetapi
tidak sampai mengerti adalah; si jahat merampas bahkan menguasai hati
seseorang. Jadi, jangan sampai kita dengar firman di tengah ibadah
pelayanan dengan acuh tak acuh, tetapi berusahalah untuk sampai mengerti.
Yang Kedua:
“Bagaikan benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu atau tanahnya tipis
(sedikit).”
Matius 13:20-21
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang
yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (13:21)
Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan
atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.
Benih yang ditaburkan di tanah yang
berbatu-batu ialah mendengar firman Tuhan dengan gembira, sehingga benih itu
tumbuh, tetapi tidak berakar karena tanahnya tipis.
Kerugiannya: Tidak sanggup menerima:
-
Sengsara
karena salib.
-
Aniaya
karena firman.
Ini menunjuk kepada orang yang keras hati
(tanahnya tipis atau berbatu-batu).
Akibatnya: Dia murtad atau mengundurkan
diri atau menyingkir dari Pengajaran Salib. Pendeknya, tidak menjalankan ibadah
yang benar, sesuai dengan 2 Timotius 3:12, “Setiap orang yang mau
hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.”
Jadi, benih firman itu diterima dengan
gembira, benih itu tumbuh, namun tidak berakar karena tanahnya tipis
(berbatu-berbatu).
Kerugiannya; kalau ada aniaya karena
firman, sengsara karena salib, dia tidak sanggup, ia segera murtad, dengan lain
kata; tidak menjalankan ibadah sesuai 2 Timotius 3:12.
Kita lihat ORANG yang MURTAD ini dalam
suratan 1 Yohanes.
1 Yohanes 2:18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang
telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah
bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah
waktu yang terakhir. (2:19) Memang mereka berasal dari antara kita,
tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka
sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan
kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita.
Sekarang, telah bangkit banyak antikris,
tanda bahwa waktu-waktu ini adalah waktu-waktu yang terakhir. Hari-hari ini
adalah hari-hari terakhir -- perhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh --.
Kemudian, antikris itu ternyata berasal
dari anak-anak Tuhan, tetapi karena mereka tidak sungguh-sungguh memikul
salibnya dan tidak sungguh-sungguh menyangkal dirinya, akhirnya mereka murtad.
Tidak sungguh-sungguh menyangkal diri, tidak sungguh-sungguh memikul salib,
itulah orang yang keras hati, tanahnya tipis.
Hal ini diselaraskan dengan Injil Matius
6.
Matius 6:31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? (6:32)
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi
Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Kuatir tentang:
-
Apa
yang akan dimakan.
-
Apa
yang akan diminum.
-
Apa
yang akan dipakai.
Mereka yang kuatir tentang tiga hal di atas
adalah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, itulah antikris.
Pendeknya, yang dicari oleh antikris ialah
hal-hal yang lahiriah/perkara di bawah, bukan perkara di atas.
Lebih rinci tentang ROH ANTIKRIS.
1 Yohanes 4:1-3
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh,
tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak
nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (4:2)
Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus
Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan
setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah
roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan
sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
“… Janganlah percaya akan setiap roh”
di tengah ibadah pelayanan. Bukan berarti semua orang yang datang beribadah
kepada Tuhan adalah orang yang sungguh-sungguh beribadah. Bukan berarti orang
yang beribadah itu sungguh-sungguh memikul salibnya, menyangkal dirinya dengan
rendah hati. “ … Tetapi ujilah roh-roh itu …” Setiap pelayanan dari
semua hamba Tuhan perlu diuji dengan cara:
- Setiap Roh yang mengaku
bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, itu adalah Roh Allah.
Pendeknya, menyangkal diri dan memikul salibnya, itu adalah Roh Allah, Roh
kebenaran.
- Sebaliknya, dan setiap
Roh yang tidak mengaku bahwa Yesus tidak berasal dari Allah, itu merupakan
roh antikris. Pendeknya, tidak menyangkal diri, tidak memikul salibnya, atau
sama dengan menolak pengajaran salib, itu merupakan roh antikris.
1 Yohanes 4:4-6
(4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan
nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada
roh yang ada di dalam dunia. (4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu
mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka. (4:6)
Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan
kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan
kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
Pendeknya;
-
Roh Allah;
menerima ajaran sehat, yaitu pengajaran salib, itulah roh kebenaran.
-
Sedangkan
roh antikristus; sibuk berbicara soal dunia ini, yaitu segala perkara-perkara
lahiriah yang ada di bawah, di dunia ini.
Jadi, kalau sibuk berbicara soal dunia,
perkara-perkara lahiriah yang ada di bawah ini (menyingkir dari pengajaran
salib), itu adalah roh antikris, itu adalah roh yang menyesatkan sekali.
Sebab itu, setiap roh itu perlu diuji.
Kalau di tengah ibadah pelayanan itu sibuk hanya berbicara soal perkara
lahiriah, hanya mengadakan mujizat
kesembuhan, tetapi menyingkir dari pengajaran salib, itu adalah roh antikris.
Tetapi kalau di tengah ibadah pelayanan itu sibuk dengan pengajaran salib, itu
adalah Roh Allah, Roh kebenaran dari sorga.
Kiranya Roh Allah, Roh kebenaran senantiasa
meliputi setiap perhimpunan ibadah yang Tuhan percayakan dalam penggembalaan
GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon. Belajar rendah hati, jangan keras hati.
Sekali lagi saya sampaikan: Menyingkir dari
pengajaran salib adalah roh antikris, roh penyesatan.
Wahyu 13:15-16
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung
binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu
rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. (13:16)
Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau
miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada
dahinya,
Roh antikris adalah roh jual beli. Artinya,
sibuk dengan perkara-perkara lahiriah di dunia ini, tidak sibuk dengan perkara
di sorga (perkara rohani), mereka menyingkir dari pengajaran salib.
Sebenarnya, yang menghubungkan antara
langit dan bumi adalah salib Kristus. Yang lain-lain tidak bisa menghubungkan
kita dengan sorga, dengan Allah.
Jadi, jangan kita bersungut-sungut manakala
kita menerima pengajaran salib, manakala kita dididik oleh Tuhan lewat
banyaknya pergumulan-pergumulan, dididik oleh Tuhan dengan salib yang kita
pikul di tengah ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan yang Tuhan
percayakan.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh
dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh
mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang keluar dari dalam laut, menunjuk; antikris.
Kemudian adapun wujud dari binatang itu:
-
Bertanduk
10 (sepuluh).
-
Berkepala
7 (tujuh).
-
Di atas
tanduk-tanduknya terdapat 10 (sepuluh) mahkota.
Berarti, 10 + 7 + 10 = 27 (dua puluh
tujuh).
Seolah-olah dengan jumlah angka yang ada,
yaitu 27 (dua puluh tujuh), itu menunjuk Injil sepenuh. Seolah-olah mereka itu
menceritakan riwayat atau hal ihwal Yesus sepenuh, di mana:
-
Datang ke
dunia menjadi manusia lewat kelahiran.
-
Tumbuh dan
menjadi korban pendamaian.
-
Bangkit
dan dipermuliakan.
Seolah-olah itu yang mereka ceritakan dari
simbol-simbol angka-angka yang melekat di dalam diri mereka. Tetapi lihatlah
kenyataannya pada ayat 3.
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka
yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh
dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Satu dari kepala-kepalanya seperti kena
luka yang membahayakan hidupnya, namun akhrnya luka yang parah, yang
membahayakan hidup itu sembuh, sehingga lewat mujizat kesembuhan inilah seluruh
dunia heran, lalu menjadi pengikut dari antikris itu.
Sebetulnya, pelayanan semacam ini adalah
pelayanan akal-akalan, tipu muslihat, tipu daya daripada Iblis setan. Mengapa
demikian? Sebab, kalau sudah terluka, atau mengalami suatu sengsara, seharusnya
lanjut dalam pengalaman kematian, seperti yang dialami oleh Yesus di kayu
salib. Tetapi kenyataannya, luka parah itu justru sembuh.
Itu sebabnya saya katakan tadi, bahwa
pelayanan semacam ini adalah pelayanan akal-akalan. Kalau hanya sibuk berbicara
soal mujizat kesembuhan dan perkara-perkara lahiriah di dunia, tetapi sengsara
salib tidak berlanjut masuk dalam pengalaman kematian, pelayanan semacam ini
adalah pelayanan akal-akalan, tipu daya Iblis setan.
Kesimpulannya: Sibuk mengadakan mujizat
kesembuhan tanpa pengalaman salib atau tanpa pengalaman kematian adalah roh
penyesat.
Semoga para pemirsa, anak-anak Tuhan,
hamba-hamba Tuhan di mana pun anda berada menyaksikan pemberitaan Firman Allah
ini, mari kita dengan rendah hati, serta lapang dada membuka hati
seluas-luasnya untuk kebenaran firman.
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan
kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil
berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat
berperang melawan dia?"
Lewat penyesatan ini, banyak orang-orang
akan:
-
Menyembah
naga.
-
Menyembah
antikris atau binatang yang keluar dari dalam laut.
Orang-orang tidak lagi menyembah Allah yang
hidup, tidak lagi menyembah sang Khalik, sang Pencipta langit, bumi dan segala
isinya, termasuk manusia itu sendiri lupa kepada sang Pencipta.
Kalau di tengah ibadah pelayanan menyingkir
dari pengajaran salib, namun sibuk dengan mujizat kesembuhan, sibuk menceritakan
soal dunia atau soal-soal perkara di bawah ini (perkara dunia), maka nanti arah
ibadah pelayanan itu ialah banyak orang digiring untuk menyembah kepada
binatang itu -- itulah antikris --, banyak orang akhirnya akan menyembah kepada
setan, bukan lagi menyembah Allah yang hidup, Sang Khalik, Sang Pencipta
manusia.
Wahyu 13:5
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan
dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua
bulan lamanya.
Kalau pelayanan itu hanya berbicara
perkara-perkara di bawah atau sibuk dengan mujizat-mujizat kesembuhan, tanpa
pengajaran Salib -- yaitu pengalaman kematian dan kebangkitan --, hasilnya;
pelayanan itu mengarah kepada kesombongan dan tinggi hati.
Sebaliknya, kalau kita menerima pengajaran
Salib -- yaitu pengalaman yang membawa kita kepada kematian dan kebangkitan --,
maka itu akan membuat kita semakin rendah hati. Tidak ada orang yang memikul
salib, namun tidak rendah hati.
Kalau hanya sibuk soal perkara lahiriah di
dunia ini (perkara di bawah), maka arahnya nanti seseorang menjadi sombong,
tetapi kalau kita sibuk untuk menerima pengajaran Salib, sibuk memikul salib --
menyangkal diri dan memikul salibnya -- sampai nanti masuk ke dalam pengalaman
kematian, maka kehidupan semacam ini pasti menjadi suatu kehidupan yang rendah
hati, karena salib yang membuat kita semakin rendah hati. Semakin hari semakin
rendah hati. Semakin hari semakin lemah lembut, karena salib berkuasa membuat
kita semakin lemah lembut dan rendah hati.
Perkara lahiriah, perkara yang ada di dunia
ini, perkara di bawah tidak berkuasa untuk menjadikan manusia menjadi suatu
kehidupan yang rendah hati. Justru yang ada ini memisahkan kita dari Tuhan dan
membuat kita menjadi sombong.
Wahyu 13:8
(13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu
setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab
kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
Ternyata, pengikut-pengikut antikris yang
menyembah antikris dan menyembah setan, akhirnya nama mereka tidak terdaftar,
tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Sebab itu, tidak perlu kita kuatir soal apa
yang akan dimakan, soal apa yang akan diminum, soal apa yang akan dipakai,
semuanya itu dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Antikris
sibuk berbicara soal perkara-perkara lahiriah, perkara-perkara di dunia ini,
perkara-perkara di bawah. Jadi, roh antikris adalah roh yang menyesatkan
sekali.
Maka, sekali lagi saya sampaikan:
Kekuatiran di dalam hati itulah yang membungkukkan seseorang. Oleh sebab itu,
jangan kita kuatir.
Matius 6:25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu,
akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari
pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Pengikut antikris lupa dengan dua hal:
1.
Hidup. Sebetulnya, hidup lebih penting dari makanan dan dari minuman.
2.
Tubuh. Sebetulnya, tubuh lebih penting dari pakaian.
Bukti bahwa hidup lebih berharga dari makanan dan minuman, serta perkara-perkara lahiriah lainnya.
Matius 16:24-26
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang
mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut
Aku. (16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya. (16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia
tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti
nyawanya?
Di sini dikatakan: Apa gunanya seseorang
memperoleh seluruh dunia atau perkara-perkara lahiriah di dunia ini kalau ia
kehilangan nyawanya (kehilangan hidupnya)? Tetapi yang pasti; menyangkal diri,
memikul salib, mengikut Tuhan itu adalah Roh kebenaran yang tidak menyesatkan,
maka kita hidup. Pengajaran salib membawa kita kepada hidup yang kekal.
Mari kita lihat tentang HIDUP.
Harta itu mati, tetapi salib yang membuat
kita hidup. Jadi, hidup itu lebih penting.
Yohanes 1:3
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan
tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah
dijadikan.
Firman itu mempunyai daya cipta, menjadikan
segala sesuatu, yaitu; langit, bumi dan segala unsur-unsurnya.
Yohanes 1:4
(1:4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu
adalah terang manusia.
Dalam Dia ada hidup dan hidup adalah terang
manusia. Berarti, hidup manusia jauh lebih berarti dari makanan, lebih berharga
dari minuman, dari segala perkara lahiriah.
Ada suatu lagu berkata: “Hidupmu
berharga bagi Allah. Tiada yang tak berkenan di hadapan-Nya. Dia ciptakan kau
s’turut gambar-Nya. Sungguh terlalu indah kau bagi Dia …” Hidup itu lebih
berharga bagi Tuhan dibanding segala perkara lahiriah.
Bukti bahwa tubuh lebih penting dari pakaian, serta segala perkara lahiriah lainnya.
Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu
yang sejati.
Tubuh ini dapat dipersembahkan kepada Tuhan
sebagai:
-
Persembahan
yang hidup.
-
Persembahan
yang kudus.
-
Persembahan
yang berkenan kepada Allah.
Dan itu merupakan ibadah yang sejati.
-
Kalau kita
ini berada di dalam kegiatan Roh, berarti kita HIDUP. Dan itu merupakan
persembahan yang berbau harum kepada Tuhan.
-
Kalau kita
menyucikan diri, semakin hari semakin MENGUDUSKAN diri di hadapan Tuhan, itu
juga merupakan persembahan yang berkenan kepada Tuhan.
-
Lalu
semakin hari semakin kita layak dan BERKENAN kepada Allah, oleh pembaharuan
yang terjadi, itu juga persembahan yang berbau harum.
Mempersembahkan tubuh dengan tiga hal ini,
maka kita sedang menjalankan ibadah yang sejati. Itulah bukti bahwa tubuh
(raga) ini jauh lebih berharga daripada pakaian.
Jadi, biarlah kita sibuk memikirkan tubuh
ini untuk dipersembahkan kepada Tuhan sebagai persembahan yang:
-
Hidup, berarti; senantiasa berada dalam kegiatan Roh.
-
Kudus, berarti; semakin menguduskan diri di hadapan Tuhan.
-
Dan terus
semakin layak dan berkenan.
Kalau tiga hal ini kita persembahkan,
berarti kita sedang menjalankan ibadah yang sejati.
Kalau seseorang sibuk dengan perkara
lahiriah, sibuk memperhatikan style hidupnya, lebih memperhatikan apa
yang melekat dalam dirinya, berarti dia tidak mempedulikan tubuhnya, menunjukkan
bahwa dia tidak mengerti soal ibadah yang sejati.
Roma 12:2-3
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (12:3)
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata
kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang
lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu
berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang
dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
Ada dua hal penting yang harus diperhatikan untuk menjalankan ibadah
yang sejati:
1.
“Jangan
menjadi serupa dengan dunia ini”, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budi.
Banyak orang Kristen menjalankan ibadah, menjalankan
pelayanannya, tetapi kelakuannya sama dengan orang-orang dunia. Tetapi hal
pertama yang harus diperhatikan untuk menjalan ibadah yang sejati ialah jangan
menjadi serupa dengan kelakuan dunia ini, namun biarlah kita terus mengalami
pembaharuan dari sehari ke sehari.
Tujuan dari pembaharuan ini ialah kita dapat membedakan
mana kehendak Allah;
- Apa yang baik,
- Apa yang
berkenan kepada Allah, dan
- Apa yang
sempurna kepada Allah.
2.
“Janganlah
kita memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut dipikirkan.”
Kalau berpikir, jangan terlalu muluk-muluk. Berpikirlah
dengan sederhana. Janganlah memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang
patut dipikirkan, tetapi hendaklah kita berpikir begitu rupa, sehingga kita
dapat menguasai diri menurut ukuran iman.
Mari kita berpikir menurut ukuran (takaran) iman saja, supaya kita
tetap menghargai kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. Orang yang
berpikir muluk-muluk, berpikir tinggi-tinggi melebihi takaran iman, orang
semacam ini tidak bisa bersyukur, tidak bisa menghargai kasih dan kemurahan
Tuhan.
Dua hal ini merupakan syarat mutlak supaya
kita betul-betul dapat menjalankan ibadah yang sejati (mempersembahkan tubuh
dengan 3 hal di atas).
Dari dua hal ini dapat kita simpulkan:
Orang yang kelakuannya serupa dengan dunia dan orang yang berpikir tidak sesuai
dengan takaran iman, menunjuk kepada; orang yang kuatir, tidak
menghargai kasih dan kemurahan Tuhan.
Singkatnya, tubuh ini jauh lebih berharga
dari soal apa yang kita pakai. Jadi, “soal apa yang kita pakai” bukan
hanya soal yang melekat pada tubuh kita saja, melainkan soal apa saja yang kita
butuhkan, soal apa saja yang kita gunakan, soal apa saja yang kita pakai, soal
apa saja yang berkaitan dengan tubuh kita ini.
Kita kembali membaca Injil Lukas.
Lukas 13:11
(13:11) Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun
dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat
berdiri lagi dengan tegak.
Jadi, perempuan itu mengalami sakit sampai
bungkuk, karena ia telah 18 (delapat belas) tahun dirasuk oleh roh, dirasuk
oleh Iblis.
Mari kita lihat; roh apa yang merasuk
perempuan itu sampai 18 (delapan belas) tahun?
2 Timotius 3:1
(3:1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa
yang sukar.
Keadaan yang sekarang ini bukan semakin
enak, keadaan yang ada ini bukan semakin tenang -- dibanding sepuluh tahun,
apalagi dua puluh tahun yang lalu --, melainkan semakin hari akan semakin
sukar. Oleh sebab itu, biarlah di hari-hari terakhir ini, semakin hari kita
semakin menyerah kepada Tuhan dalam segala perkara. Biarlah kita menyerahkan
diri ini, menyerahkan tubuh, jiwa, roh ini kepada Tuhan.
2 Timotius 3:2-4
(3:2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba
uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan
menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak
tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3:3) tidak
tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak
dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (3:4)
suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu,
lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Ada 18 (delapan belas) macam dosa di akhir
zaman:
1. Manusia akan mencintai dirinya sendiri.
2. Hamba uang.
3. Membual.
4. Menyombongkan diri.
5. Pemfitnah.
6. Berontak terhadap orang tua.
7. Tidak tahu berterima kasih.
8. Tidak mempedulikan agama.
9. Tidak tahu mengasihi.
10. Tidak mau berdamai.
11. Suka menjelekkan orang.
12. Tidak dapat mengekang diri.
13. Garang.
14. Tidak suka yang baik.
15. Suka mengkhianat.
16. Tidak berpikir panjang.
17. Berlagak tahu.
18. Lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti
Allah.
Jadi, betul bahwa; semakin hari keadaan
dunia ini semakin sukar, dan itu akan dialami oleh setiap orang, ditambah lagi
dengan 18 (delapan belas) macam dosa di akhir zaman ini.
Lihat, mengapa bisa terjadi 18 (delapan
belas) macam dosa di akhir zaman ini?
2 Timotius 3:5
(3:5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi
pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Secara lahiriah mereka menjalankan
ibadahnya, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatan ibadah itu.
Jadi, mereka itu hanya menjalankan ibadah
lahiriah (ibadah liturgis), sibuk dengan perkara dunia, sibuk dengan perkara di
bawah, sibuk dengan perkara-perkara lahiriah. Pendeknya, mereka menyingkir dari
pengajaran salib.
18 (delapan belas) macam dosa di akhir
zaman ini kalau dibagi 3 (tiga), sama dengan 6 (enam). 18 : 3 = 6.
Singkatnya: Tubuh, jiwa dan rohnya telah
dikuasai oleh daging. Dengan perincian:
-
Angka 6
pertama; tubuh dikuasai daging.
-
Angka 6
kedua; jiwa dikuasai daging.
-
Angka 6
ketiga; roh dikuasai daging.
Jadi, tubuh, jiwa, rohnya dikuasai daging.
18 : 3 = 6, atau sama dengan tiga angka enam, yaitu 666 (enam ratus enam puluh
enam). Inilah roh yang merasuk, inilah kekuatiran yang merasuk yang membuat
seseorang sakit sampai bungkuk. Mereka itu hanya menjalankan ibadah lahiriah,
mereka memungkiri kekuatan dari pada ibadah itu sendiri, tidak percaya kepada
ibadah.
Itulah 18 (delapan belas) roh yang merasuk
perempuan itu sehingga ia mengalami sakit sampai bungkuk. 18 (delapan belas)
roh itulah yang membuat seseorang menjadi kuatir sampai menjadi bungkuk, yaitu
mereka yang menjalankan ibadah secara lahiriah namun memungkiri kekuatan
ibadah. Tidak sedikit orang Kristen menjalankan ibadah lahiriah, ibadah itu
hanya merupakan sambilan bagi dia, hanya pengisi waktu luang.
Kalau seseorang melayani dengan
sembarangan, itu sama saja dia sedang memungkiri kekuatan ibadah.
-
Tidak
mempersiapkan diri lewat penyembahan.
-
Tidak
menguasai materi pelayanan.
-
Melayani
namun tidak rendah hati, hanya untuk tampil-tampil.
Itu juga merupakan menjalankan ibadah
secara lahiriah, itu adalah roh antikris.
Jalan keluar supaya lepas dari kekuatiran yang membungkukkan diri, suatu
penyakit yang luar biasa.
Lukas 13:10-11
(13:10) Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat
pada hari Sabat. (13:11) Di situ ada seorang perempuan yang telah
delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya
dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
“… ia sakit sampai bungkuk punggungnya
dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak”, mengapa? Karena ia penuh dengan
kekuatiran tentang; apa yang akan dimakan, apa yang akan diminum, apa yang akan
dipakai, dan sibuk memikirkan tentang bagaimana masa depan, bagaimana jodoh,
tempat tinggal (rumah), -- dan seterusnya -- itu saja yang dipikirkan.
Kekuatiran itu membungkukkan sehingga
seseorang tidak tegak berdiri, karena ia hanya memikirkan perkara yang di
bawah, sibuk melihat segala perkara-perkara yang di bawah.
Sebab itu, tadi kita sudah baca dalam Yesaya
21, Tuhan itu penjaga yang luar biasa dan pekerjaan-Nya yang ajaib,
kemudian jangan mencemooh, supaya kita jangan semakin sukar oleh tali belenggu
yang semakin keras. Tetapi dengan pekerjaan Tuhan yang ajaib, kita harus terima
dengan rendah hati, supaya kita dilepaskan dari segala ikatan, dilepaskan dari
segala belenggu kesusahan, dilepaskan dari ikatan pergumulan persoalan. Jangan
mencemooh, tetapi rendah hatilah mendengar firman, sebab pekerjaan-Nya ajaib.
Lukas 13:12-13
(13:12) Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata
kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." (13:13)
Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah
perempuan itu, dan memuliakan Allah.
Yesus memanggil dia dan berkata: “Hai
ibu, penyakitmu telah sembuh.” Sesudah mengatakan itu, Yesus meletakkan
kedua tangan-Nya atas perempuan itu, sehingga perempuan itu mendapat uluran
tangan kemurahan. Setelah mendapat uluran tangan kemurahan, perempuan itu
berdiri tegak, artinya; lepas dari segala ikatan persoalan, lepas dari segala
ikatan pergumulan, lepas dari segala kesusahan yang menghimpit oleh karena
perkara di bawah, di bumi ini. Akhirnya dia tegak berdiri, dapat memandang
kemuliaan Allah.
Lihat DUA TANGAN KEMURAHAN TUHAN.
Amsal 3:16
(3:16) Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan
dan kehormatan.
- Umur panjang ada di tangan kanan.
- Kekayaan dan kehormatan ada di tangan kiri.
Inilah dua tangan kemurahan Tuhan, sehingga
perempuan itu berdiri tegak, dan akhirnya dia dapat memandang kemuliaan Allah.
Umur panjang dan kekayaan, itu yang membuat
kita tegak berdiri memandang kemuliaan Allah.
Lihat orang yang pendek umurnya; sama
seperti orang yang hidup, tetapi mati karena dosa -- upah dosa adalah maut --.
Hidup tetapi tidak berada dalam kegiatan Roh, itu mati -- itu bukan umur
panjang, sekalipun dia hidup --.
Di tangan kanan ada umur panjang, di tangan
kiri ada kekayaan dan kehormatan. Jadi, dua tangan yang terulur kepada
perempuan ini adalah sebagai kemurahan Tuhan, yang membuat dia berdiri tegak,
memandang kemuliaan Allah. Tidak lagi sibuk dengan perkara lahiriah, melainkan
terlepas dari ikatan kekuatiran yang sampai membungkukkan seseorang.
Yesaya 46:3-4
(46:3) "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua
orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang
Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim.
(46:4) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih
rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung
kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
“ … Semua orang yang masih tinggal dari keturunan
Israel …”, artinya; masih tetap tinggal bersama dengan Tuhan, tidak
tercerai-berai, tidak jauh dari Tuhan (tidak jauh dari ibadah dan pelayanan).
Mereka itu adalah orang-orang yang didukung dari sejak kandungan dan yang
dijunjung dari sejak rahim.
“Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan
sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu.”
Jadi, dua tangan Tuhan memberi panjang
umur, sehingga tegak berdiri memandang kemuliaan Tuhan. Sampai masa tua rambut
putih, kita tetap ada dalam gendongan dua tangan Tuhan.
Kalau kita ada dalam gendongan dua tangan
Tuhan, kita boleh merasakan kehangatan kasih sayang dan kasih setia-Nya, antara
lain:
1.
Ditanggung.
2.
Dipikul.
3.
Diselamatkan.
Itulah dua tangan Tuhan yang sudah
diulurkan kepada perempuan itu. Biarlah kita tetap tinggal di dalam Tuhan.
Jangan kita jauh dari Tuhan. Kehidupan yang tetap tinggal dalam Tuhan adalah
kehidupan yang tetap mendapat dukungan dari Tuhan, kehidupan yang tetap
dijunjung oleh Tuhan, karena kita dibentuk dan dipintal, sehingga kehidupan
kita ini lebih indah dari pakaian Salomo, karena Tuhan yang bekerja.
Itu dari pihak Tuhan. Sekarang kita akan
memperhatikan DARI PIHAK PEREMPUAN ITU, sebab harus ada hubungan timbal balik.
Lukas 13:10-11
(13:10) Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah
ibadat pada hari Sabat. (13:11) Di situ ada seorang perempuan yang
telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk
punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
Yesus mengajar di dalam rumah Tuhan pada
hari Sabat. Dan pada saat Yesus mengajar di dalam rumah Tuhan, di situ ada
seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit
sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
Berarti, perempuan ini menerima pengajaran.
Biarlah kita semua senantiasa untuk terus
menerima pengajaran firman Allah yang benar dan murni, tidak dicampur-campur,
tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.
2 Timotius 3:15
(3:15) Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci
yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada
keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
Kita sudah dilahirkan baru, kemudian dari
kanak-kanak bertumbuh hingga dewasa. Itulah keadaan dari pada Timotius; dari
sejak kecil sudah mengenal Kitab Suci, di mana di dalam Kitab Suci tertulis
firman Tuhan.
2 Timotius 3:16
(3:16) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik
orang dalam kebenaran.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah,
itulah firman yang diurapi, bermanfaat untuk:
1.
Mengajar.
2.
Menyatakan
kesalahan.
3.
Memperbaiki
kelakuan.
4.
Mendidik
orang dalam kebenaran.
Itulah yang diterima oleh perempuan itu,
sehingga ia boleh mengalami kesembuhan.
Kalau kita sudah merasakan kemurahan lewat
uluran dua tangan Tuhan, harus ada hubungan timbal balik, yaitu terima
pengajaran firman Allah yang murni dan benar, karena itu bermanfaat untuk:
- Mengajar kita.
- Menyatakan
kesalahan-kesalahan kita. Berarti, kalau kesalahan
dinyatakan, jangan marah-marah, jangan emosi, jangan merasa jengkel, dan lain
sebagainya.
-
Memperbaiki
kelakuan. Setiap orang tidak bisa memperbaiki
kelakuannya kalau ia tidak nerima pengajaran firman Allah yang benar dan
murni. Siapa pun dia, baik orang pandai, orang yang memiliki ijazah yang
tinggi, memiliki kedudukan jabatan, orang kaya, pejabat -- dan lain sebagainya
--, ia tidak bisa memperbaiki kelakuannya kalau ia tidak menerima pengajaran
firman Allah yang benar dan murni. Oleh sebab itu, jangan kita sombong.
Dari awal kita dilahirkan oleh Tuhan -- dari sejak rahim
lalu dilahirkan --, kemudian bertumbuh, kita sudah diperkenalkan Kitab Suci, di
situlah firman Allah tertulis. Kalau Firman Allah yang tertulis, Firman Allah
yang diurapi itu disampaikan, itu sangat bermanfaat, termasuk untuk memperbaiki
kelakuan. Jadi, tidak boleh dan tidak bisa ada yang sombong di sini.
- Mendidik
orang dalam kebenaran. Kalau kita dididik, berarti
dengan rela menerima teguran dan hajaran. Saat itu terjadi, memang sakit bagi
daging, tetapi sekalipun demikian, Tuhan yang melukai, nanti Dia juga yang
menyembuhkan.
Kemudian perlu juga untuk kita ketahui; Tuhan menyesah orang yang
diakuinya sebagai anak, dan menyesah orang yang dikasihi. Itulah didikan
firman.
Amsal 7:3
(7:3) Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu,
dan tulislah itu pada loh hatimu.
Biarlah firman itu termeteraikan dalam loh
daging dan ditukik di dalam hati.
Amsal 7:4-5
(7:4) Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku"
dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu, (7:5) supaya
engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan
asing, yang licin perkataannya.
Kita belajar untuk menghargai pembukaan
firman yang diurapi, dengan jalan berkata: “Engkaulah saudaraku”,
kemudian sebutkanlah pengertian itu “sanak” (keluarga).
Tujuannya; supaya kita dilindungi terhadap
perempuan jalang -- itulah Babel -- dan terhadap perempuan asing -- itulah
nabi-nabi palsu serta antikris -- yang licin perkataannya.
Terimalah pengajaran Firman Allah yang
benar dan murni sebagai hubungan timbal balik dari uluran dua tangan sebagai
kemurahan hati Tuhan.
Yohanes 5:17
(5:17) Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai
sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
Yesus berkata kepada orang Yahudi: “Bapa-Ku
bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
Jadi, Tuhan masih bekerja sampai hari ini.
Sesuai dengan Mazmur 121:4, Penjaga Israel tidak terlelap, Penjaga
Israel tidak tertidur. Dia terus bekerja sampai hari ini. Dia tidak terlelap,
Dia tidak tertidur.
Lukas 13:14-16
(13:14) Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan
orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari
untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan
dan jangan pada hari Sabat." (13:15) Tetapi Tuhan menjawab dia,
kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu
melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan
membawanya ke tempat minuman? (13:16) Bukankah perempuan ini, yang sudah
delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya
itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"
“Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena
Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat …” Jangan gusar kalau Tuhan menyatakan
kemurahan-Nya kepada seseorang. Kalau kita melihat kelebihan orang lain, kalau
kita melihat pemakaian Tuhan kepada orang lain, jangan gusar, tetapi tetap
rendah hati, tidak usah gelisah, dan jangan sombong, supaya hidup kita semakin dipakai oleh Tuhan.
Kepala rumah ibadah (ahli Taurat) gusar
melihat kesembuhan yang terjadi. Di tengah kegusarannya itu, dia berkata kepada
Yesus: “Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu
hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat.”
Tetapi Tuhan bekerja sampai hari ini. Ada
tujuh hari dalam seminggu, dan ada tiga puluh hari dalam sebulan, namun Dia
bekerja sampai hari ini, sampai detik ini. Tuhan bekerja. Penjaga Israel tidak
terlelap, Penjaga Israel tidak tertidur, dan Dia melepaskan segala ikatan, Dia
melepaskan segala belenggu kesusahan, Dia melepaskan ikatan persoalan, Dia
melepaskan segala pergumulan yang disebabkan oleh apa saja, termasuk sakit
karena kekuatiran yang membungkukkan seseorang. Tuhan bekerja sampai hari ini.
Jadi, inilah pertumbuhan tanpa bekerja,
tanpa memintal karena kasih dan kemurahan hati Tuhan. Tuhan yang bekerja. Kalau
kita ada di ladang Tuhan, maka akan terjadi pertumbuhan oleh karena kasih
karunia; tumbuh tanpa bekerja, tumbuh tanpa memintal, karena Tuhan bekerja
sampai hari ini, demikian halnya dengan Rut, hidup di dalam kelimpahan kasih
karunia sehingga ia dapat berbagi kepada Naomi. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment