IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 MARET 2020
KITAB RUT
(Seri: 85)
Subtema: TABIAT (PAKAIAN) YANG DIPINTAL
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur
kepada Tuhan; oleh karena kasih dan rahmat-Nya yang sudah mengijinkan kita
untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan
suci. Biarlah ibadah yang kita kerjakan ini sebagai korban persembahan yang
menyenangkan, menyukakan hati Tuhan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak
Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman
Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun
anda berada.
Selanjutnya, mari kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut
dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah
memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu
pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari
ini ialah Boas."
"Nama orang pada siapa aku bekerja
hari ini ialah Boas." Inilah jawaban Rut
kepada Naomi, mertuanya itu.
Pendeknya, Rut bekerja di ladangnya Boas.
Sekarang ini kita berada dan bekerja di
ladang-Nya Boas rohani, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Tujuannya; supaya kita semua
hidup dalam kelimpahan kasih karunia. Tanda kelimpahan; kita dapat berbagi dan
memberi kepada orang lain, sama seperti Rut memberi hasil tuaian itu kepada
Naomi, mertuanya.
Sebelum jauh kita melihat, sejenak kita
memperhatikan ayat 18-19.
Rut 2:18-19
(2:18) Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya
melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya
kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu, (2:19) maka
berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di
mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah
memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu
pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari
ini ialah Boas."
Rut memberi hasil tuaian di ladang kepada
Naomi, mertuanya itu. Pemberian Rut kepada Naomi ini membangkitkan dua hal:
1.
Orang lain
akan terheran-heran.
2.
Orang lain
mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan.
Contoh terheran-heran: Di sini kita
melihat, Naomi bertanya kepada Rut, menantunya itu, “Di mana engkau memungut
dan di mana engkau bekerja hari ini?” Pertanyaan ini jelas menunjukkan
bahwa Naomi terheran-heran melihat hasil tuaian yang dibawa oleh Rut tersebut.
Contoh mengucap syukur dan berterima
kasih kepada Tuhan: Naomi memberi tanggapan positif dan berkata: “Diberkatilah
kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!” Itulah contoh orang
yang mengucap syukur.
Oleh sebab itu, supaya dua hal ini nanti
nyata; jangan kita sibuk membawa diri kepada ladang si pemalas dan ladang
dunia, karena kedua ladang tersebut -- ladang dunia dan ladang si pemalas --
hanya menghasilkan onak dan duri yang sifatnya menusuk dengan tajam, sehingga
gereja Tuhan tersakiti, gereja Tuhan dirugikan.
Kesimpulannya: Kita harus tetap berada di
ladang Tuhan supaya kita mengalami kelimpahan sama seperti Rut.
Selanjutnya, kita akan melihat lebih jauh
tentang LADANG TUHAN.
Matius 6:28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung
di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, (6:29)
namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak
berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Berada di ladang Tuhan, bagaikan “bunga
bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.”
Kalimat “Tumbuh tanpa bekerja dan tanpa
memintal”, arti rohaninya bagi kita adalah mengalami pertumbuhan rohani
yang sehat oleh karena kasih karunia dan kemurahan Tuhan, sebab yang bekerja
dan memintal ialah Tuhan.
Dua minggu berturut-turut, kita diberkati
dengan kata “bekerja”, maksudnya; mengalami kelimpahan kasih karunia
oleh karena Tuhan yang bekerja bagi kita. Sekarang, tiba saatnya bagi kita
untuk memperhatikan kata berikutnya, yaitu kata “memintal”.
MEMINTAL, berarti; ditenun atau telah dibentuk.
Kalau Tuhan yang membentuk, berarti;
memintal dan menenun hidup rohani kita, maka perbuatan (tabiat) kita lebih
indah dari pakaian Salomo.
Pakaian menunjuk kepada perbuatan (tabiat).
Biarlah Tuhan yang memintal perbuatan kita masing-masing supaya kehidupan kita
ini menjadi indah bahkan lebih indah dari pada pakaian yang dipakai oleh
Salomo.
Keluaran 25-40 menceritakan tentang pembangunan Tabernakel, yaitu perencanaan
dan pelaksanaannya (prakteknya).
Pembangunan Tabernakel ini dibagi menjadi
dua bagian:
-
Dimulai
dari Keluaran 25-34 merupakan perencanaan.
-
Kemudian Keluaran
35-40, itu merupakan pelaksanaannya.
Bukankah kehidupan kita ini adalah
Tabernakel-Nya Tuhan? Oleh sebab itu, mari kita belajar dari Keluaran 35,
tetapi pengertian yang kita terima malam hari ini, janganlah hanya menjadi
sebuah pengetahuan, supaya tetap rendah hati.
Keluaran 35:4-6,25-26
(35:4) Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: "Inilah firman
yang diperintahkan TUHAN, bunyinya: (35:5) Ambillah bagi TUHAN persembahan
khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus
membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN: emas, perak, tembaga, (35:6)
kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan
halus, bulu kambing; (35:25) Setiap perempuan yang ahli,
memintal dengan tangannya sendiri dan membawa yang dipintalnya itu, yakni kain
ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus.
(35:26) Semua perempuan yang tergerak hatinya oleh karena ia
berkeahlian, memintal bulu kambing.
Perikop ayat ini adalah “Persembahan
khusus untuk mendirikan kemah suci dan untuk kebaktian di dalamnya”.
Berarti, ayat ini menceritakan tentang persembahan khusus untuk mendirikan
Tabernakel supaya ada kebaktian.
Berkatalah Musa kepada segenap jemaah
Israel: "Inilah firman yang diperintahkan TUHAN …”, ini adalah
suatu perintah, apa bunyinya? “Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari
barang kepunyaanmu” Jadi, persembahan khusus itu diambil dari barang
kepunyaan sendiri, bukan barang orang lain, melainkan milik kepunyaan sendiri.
Yang turut sebagai persembahan khusus untuk
mendirikan kemah suci ialah:
1.
Kain ungu
tua = Biru.
2.
Kain ungu
muda = Ungu.
3.
Kain
kirmizi = Merah.
4.
Lenan
halus = Putih.
Ditambah dengan kain yang dipintal
(ditenun) dari bulu kambing.
Semuanya itu dipintal dengan tangan oleh
setiap perempuan yang ahli memintal, oleh setiap perempuan yang ahli menenun.
Terkait dengan MEMINTAL dan MENENUN, lebih
jauh kita melihat dari nubuatan Yesaya.
Yesaya 44:2
(44:2) Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk
engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut,
hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih!
Yang dibentuk berarti; dipintal dan ditenun
dari sejak kandungan, dijadikan:
-
Sebagai
hamba Tuhan.
-
Sebagai
Yesyurun atau milik kepunyaan yang berharga.
-
Sebagai
orang-orang pilihan Tuhan.
Inilah kehidupan yang dibentuk, berarti
ditenun, dipintal dari sejak kandungan.
Jadi, sudah selayaknya memang, seorang
hamba Tuhan atau pelayan Tuhan memiliki tabiat yang indah bagi Tuhan, lebih
indah dari pakaian Salomo.
Terkait dengan KEINDAHAN.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar
dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Bangsa yang terpilih, imamat yang
rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri -- yang disebut Yesyurun --, mereka itu disebut hamba Tuhan yang
telah dibentuk, berarti ditenun dan dipintal dari sejak kandungan.
Tugas seorang hamba Tuhan adalah “untuk
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.” Karya Allah yang
terbesar adalah salib Golgota. Berarti, tugas dari seorang hamba Tuhan adalah
untuk memberitakan salib di mana pun ia diutus, dengan lain kata; memberitakan
salib di tengah-tengah pengutusannya.
Jangan sampai kita duduk di tengah-tengah
pencemooh, dan berdiri di jalan orang yang tidak benar, seperti Mazmur 1:1.
Jadi, seolah-olah situasi kondisi yang mempengaruhi kehidupan kita ini;
seolah-olah situasi kondisi yang mempengaruhi kebenaran yang kita punya. Tetapi
tugas dari seorang hamba Tuhan ialah untuk memberitakan salib di tengah-tengah
pengutusannya.
Jangan kita bertemu orang najis, lantas
kita turut berbuat najis. Bukan hanya perbuatannya yang najis, tetapi mulutnya
juga najis; jangan seperti itu. Tetapi tugas dari seorang hamba Tuhan adalah
untuk memberitakan salib.
Ingat: Kebenaran tidak dipengaruhi oleh
situasi kondisi apa pun.
2 Korintus 5:17
(5:17) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:
yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Perikop ayat ini adalah “Pelayanan untuk
pendamaian”, berarti membawa berita salib.
Ayat ini menjelaskan kepada kita tentang
hamba Tuhan yang telah dibentuk -- berarti dipintal dan ditenun -- dari sejak
kandungan (rahim); menjadi ciptaan baru, lahir baru, menjadi suatu kehidupan
yang baru. Tanda lahir baru (ciptaan baru) adalah darah dan air
ketuban.
Sesudah dibentuk, menjadi ciptaan baru,
menjadi hamba Tuhan yang sudah dipintal (ditenun), selanjutnya kita perhatikan ayat
18-20.
2 Korintus 5:18
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus
telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan
pendamaian itu kepada kami.
“… Dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan diri-Nya …” Kristus dijadikan sebagai korban
pendamaian, maka kehidupan yang sudah dibentuk -- berarti ditenun dan dipintal
-- dari sejak kandungan; kepadanya dipercayakan sebuah pelayanan yang mulia,
yaitu pelayanan pendamaian.
Jadi, sama dengan 1 Petrus 2:9, kita
dipanggil untuk memberitakan salib. Biarlah kiranya kita berpadanan dengan
panggilan itu sendiri.
2 Korintus 5:19
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh
Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan
berita pendamaian itu kepada kami.
“Sebab Allah mendamaikan dunia dengan
diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.”
Bumi (dunia) dengan langit diperdamaikan supaya nanti penduduk bumi sampai ke
sorga (takhta Allah/langit)
“Ia telah mempercayakan berita
pendamaian itu kepada kami.” Tuhan mempercayakan berita pendamaian itu
kepada seorang utusan.
2 Korintus 5:20
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan
Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta
kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Tuhan mempercayakan berita pendamaian itu
kepada seorang utusan (seorang hamba Tuhan) yang sudah dibentuk -- berarti
dipintal dan ditenun -- dari sejak kandungan supaya memperdamaikan dosa manusia
kepada Allah, supaya penduduk bumi yang hina ini bisa menyatu dengan kemuliaan
Allah.
Bumi dengan langit menjadi satu oleh karena
salib. Bumi tidak akan sampai ke langit tanpa salib, tanpa pengantara, tanpa
korban pendamaian.
2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena
kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Menjadi pelayanan pendamaian; rela menjadi
korban, sebab kedudukan dari seorang pelayan pendamaian berada di antara Allah
dengan manusia berdosa untuk memperdamaikan manusia berdosa kepada Allah.
Jadi, kedudukan dari seorang imam (pelayan
Tuhan) ada di antara Allah dengan manusia berdosa, supaya memperdamaikan
manusia yang hina karena dosa ini kepada Allah. Itulah pengantara. Pelayanan
pendamaian itu sama dengan pengantara; pengantara antara bumi dengan langit,
berarti rela menjadi korban.
Jangan kita melayani hanya untuk mencari
puji-pujian. Jangan kita melayani hanya untuk mencari kepentingan diri. Itu
perbuatan sia-sia, tidak berguna. Tetapi kita diutus untuk menjadi korban
pendamaian, itulah yang benar. Jangan sia-siakan panggilanmu!
Mari kita lihat lebih dalam lagi tentang
KORBAN PENDAMAIAN ini.
Keluaran 29:10
(29:10) Kemudian haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah
Pertemuan, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas
kepala lembu jantan itu.
Perikop ayat ini adalah “Mengenai pentahbisan
Harun dan anak-anaknya”. Jadi, seorang imam harus melayani dalam tahbisan yang
baik dan benar, sesuai dengan perikop Keluaran 29 ini. Kalau kita datang
melayani Tuhan dalam tahbisan yang benar dan suci, maka tanda kenajisan itu
tidak melekat di dalam diri kita, sebab kenajisan bukan menjadi pakaian kita,
bukan menjadi tabiat kita.
Salah satu dari korban yang dipersembahkan
untuk tahbisan seorang hamba Tuhan ialah lembu jantan muda. Lembu jantan muda
yang dikorbankan itu berbicara tentang korban pendamaian dari Kristus,
tujuannya; supaya manusia berdamai dengan Allah.
Kemudian, pada ayat 10 ini
dikatakan: Seorang imam harus meletakkan tangannya ke atas kepala lembu
jantan itu.
Sebelum korban lembu jantan itu
dipersembahkan, terlebih dahulu seorang imam meletakkan tangannya ke atas
kepala lembu jantan itu. Arti rohaninya adalah adanya persekutuan yang baik
dengan Kristus, sebagai pribadi yang disalibkan.
Kalau kita bisa berusaha untuk menjalin
hubungan yang baik dengan sesama di atas muka bumi ini, lebih lagi seorang
imam; harus ada persekutuan yang baik dengan Kristus. Jangan kita pandai
mencari hati manusia, tetapi tidak pandai mencari hati-Nya Tuhan. Harus ada
suatu persekutuan yang baik, suatu persekutuan yang indah dengan Kristus, yang
disalibkan. Kristus adalah Kepala, Dialah Penyelamat tubuh.
Sekarang kita lihat …
Tanda seorang hamba Tuhan ada di
dalam persekutuan yang baik dengan Kristus, sebagai Kepala.
1 Timotius 4:14
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada
padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan
tangan sidang penatua.
Seorang hamba Tuhan (seorang pelayan Tuhan)
tidak boleh lalai dalam mempergunakan karunia yang dipercayakan oleh Tuhan.
Maka, seorang hamba Tuhan, seorang imam, seorang pelayan Tuhan tidak boleh
bermain-main di dalam hal melayani pekerjaan Tuhan.
Banyak kali kita menggunakan waktu untuk
kepentingan diri sehingga lalai di dalam melayani pekerjaan Tuhan, itu bukan
merupakan persekutuan yang baik dengan Tuhan. Tetapi tanda persekutuan yang
baik dengan Kristus, sebagai Kepala, adalah tidak lalai di dalam mempergunakan
karunia-karunia yang dipercayakan oleh Tuhan.
Sebagai seorang pemimpin pujian, pembaca
firman Tuhan, singer, kolektan, pemain musik, multimedia, apa pun pelayanan
yang dipercayakan sesuai karunia yang dia terima, itu harus dikerjakan dengan
sungguh-sungguh, sebab itu adalah sebuah tanda bahwa adanya persekutuan yang
baik dengan Kristus, sebagai Kepala.
Sekali lagi saya sampaikan: Tanda adanya
persekutuan yang baik dengan Tuhan ialah tidak lalai dalam mempergunakan
karunia-karunia Roh El-Kudus.
2 Timotius 1:6
(1:6) Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia
Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
Tanda persekutuan yang indah dengan
Kristus, berkobar-kobar di dalam hal melayani Tuhan, sesuai karunia-karunia dan
jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan = “penumpangan tangan”. Jadi
penumpangan tangan Allah; suatu persekutuan yang baik dan indah dengan Tuhan.
1 Timotius 5:22
(5:22) Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan
atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah
kemurnian dirimu.
Tetapi di dalam melayani Tuhan jangan juga
buru-buru menumpangkan tangan atas seseorang, sebab seorang hamba Tuhan
(pelayan Tuhan) harus menjaga kemurnian dirinya di hadapan Tuhan.
Jangan sampai melayani dengan asal-asal,
jangan melayani dengan tidak benar, dan tidak boleh kompromi dengan sesuatu
yang tidak suci. Jangan kita menggunakan alasan ini dan itu supaya kita bisa
melakukan sesuatu yang tidak baik, tidak benar, tidak suci, itu salah, apalagi
hanya karena uang.
Banyak orang -- yang jatuh dalam
perzinahan -- meminta saya untuk memberkati (menikahkan) mereka. Hal
semacam ini, saya tidak sembarangan menumpangkan tangan terhadap orang yang
seperti ini, tetapi mereka harus mengikuti syarat yaitu mau tergembala dengan
sungguh-sungguh. Karena saya yakin, kalau orang itu mau tergembala dengan baik,
pasti ada perubahan. Tetapi kalau hanya meminta untuk dinikahkan saja, hanya
untuk meminta petikan surat nikah saja tanpa mau tergembala, biar berapa banyak
uang yang disodorkan, saya tidak akan mau menerimanya. Dan saya tidak akan
menikahkan orang yang demikian dengan menggunakan alasan supaya kehidupan
mereka baik. Entah berapa banyak orang yang datang kepada saya dengan
menyodorkan uangnya, namun semuanya saya tolak. Harus tetap menjaga kemurnian.
Jangan kompromi dengan dosa.
Lebih dalam lagi melihat TAHBISAN SEORANG
IMAM di dalam hal memberitakan salib, menjadi pengantara -- berarti menjadi
korban pendamaian --.
Keluaran 29:11
(29:11) Haruslah kausembelih lembu jantan itu di hadapan
TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan.
Lembu jantan muda itu “harus disembelih
di hadapan Tuhan, di depan pintu Kemah Pertemuan.” Artinya, seorang hamba
Tuhan harus benar-benar menjadi korban pendamaian di hadapan Tuhan, di
tengah-tengah kegiatan Roh dalam setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan,
tidak boleh pura-pura.
Harus sungguh-sungguh menjadi korban
pendamaian di hadapan Tuhan. Menjadi korban pendamaian itu tidak boleh hanya
pura-pura, di mana tujuannya hanya untuk mencari puji-pujian, hanya untuk
mencari kepentingan atau uang, hal itu tidak diperbolehkan. Kalau dahulu kita
melayani dengan kepentingan pribadi, sekarang tidak boleh lagi.
Keluaran 29:12
(29:12) Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh
dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya
haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah.
Pada Keluaran 29:12 ini, ada dua hal
yang harus diperhatikan, oleh seorang imam (seorang pelayan Tuhan):
YANG PERTAMA: “Membubuhkan sedikit darah
pada tanduk-tanduk mezbah”, itu menunjuk; pengampunan oleh darah salib
Kristus.
Pada tiap-tiap sudut bagian atas Mezbah Korban
Bakaran terdapat tanduk-tanduk yang seluruhnya disalut dengan tembaga. Itulah
pengampunan oleh darah salib Kristus.
Seorang hamba Tuhan harus rela mengampuni
orang berdosa. Jangan melayani tanpa pengampunan. Banyak orang melayani tetapi
tidak ada pengampunan, ini tidak benar. Masih tetap mengeraskan hatinya dan
berkata; kalau orang itu tidak berubah, saya tidak berubah, ini bukanlah
hamba Tuhan. Maka, sedikit darah pada jari seorang imam harus dibubuhkan pada
tanduk-tanduk Mezbah Korban Bakaran, itulah pengampunan oleh kuasa darah salib
Kristus.
Oleh sebab itu, seorang hamba Tuhan juga
harus penuh dengan pengampunan. Jangan menunggu orang lain bertobat, baru
diampuni, bukan, melainkan harus penuh dengan pengampunan.
YANG KEDUA: “Sebagian darah lembu itu
dicurahkan pada bagian bawah mezbah”, ini menunjuk; korban penebus salah.
Kalau kita melihat Wahyu 6, di mana
orang-orang yang mati dipenggal kepalanya itu berteriak dari bawah mezbah untuk
meminta pembalasan -- karena pembalasan itu adalah hak-Nya Tuhan --, sampai
akhirnya mereka berada pada kebangkitan yang pertama untuk menjadi raja-raja
dalam seribu tahun damai memerintah bersama Kristus, dan itu merupakan
penebusan salah mereka.
Kalau memang Tuhan ijinkan kita menjadi
korban penebus salah, biarlah itu terjadi supaya nanti mereka juga turut
memerintah sebagai raja-raja dalam kerajaan seribu tahun damai.
Itulah berita salib yang berkuasa untuk
memperdamaikan manusia berdosa kepada Allah; menjadi pelayanan pendamaian,
menjadi korban di tengah-tengah memperdamaikan dosa manusia.
Yesaya 44:24
(44:24) Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari
kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang
diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi -- siapakah
yang mendampingi Aku? --
Tuhan “membentangkan langit.” Tuhan
juga yang “menghamparkan bumi.”
-
Langit, menunjuk; takhta Allah.
-
Bumi, menunjuk; tumpuan kaki Tuhan.
Berarti, supaya manusia sampai kepada
takhta kemuliaan Allah, maka manusia harus mengikuti tapak-tapak kaki Yesus
yang berdarah untuk sampai kepada takhta Allah. Inilah tugas dari seorang hamba
Tuhan; senantiasa menjadi pengantara, yaitu membawa korban pendamaian.
Senantiasa membawa berita pendamaian, berarti menjadi korban ketika Dia
memperdamaikan dosa manusia.
Perhatikan: Penduduk bumi tidak akan
pernah sampai ke takhta Allah (langit) kalau tanpa pengantara.
Di awalnya, Tuhan menyatakan bahwa seorang
hamba Tuhan telah dibentuk, berarti ditenun dan dipintal. Dalam kesempatan yang
lain, Tuhan juga berkata: Tuhan yang membentangkan langit dan menghamparkan
bumi. Tetapi supaya penduduk bumi sampai ke langit (takhta kemuliaan) itu
merupakan peran besar dari seorang hamba Tuhan yang sudah dibentuk, itu
merupakan peran seorang yang ditenun (dipintal) dari sejak kandungan, itulah
tugas kita sebagai hamba Tuhan/pelayan-pelayan Tuhan.
Ingat; Tuhan yang sudah membentangkan
langit, Tuhan yang sudah menghamparkan bumi, tetapi bumi tidak akan sampai ke
langit kalau tanpa korban pendamaian dari hamba Tuhan.
Maka, setelah Tuhan menyatakan hal ini
kepada saya, sungguh saya senang dan bahagia untuk selanjutnya saya sampaikan
di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci malam ini. Yang
memperhatikan apa yang sudah Tuhan nyatakan malam ini, juga pasti berbahagia, dan Tuhan pasti
memberkati dan memakai dia untuk pelayanan pendamaian yang dipercayakan oleh
Tuhan.
Lebih jauh kita melihat Yesaya 42,
dengan perikop ayat ini adalah “hamba Tuhan”. Inilah hamba Tuhan yang
senantiasa membawa berita salib, berarti menjadi korban pendamaian di
tengah-tengah pelayanannya, di mana pun dia diutus. Dan itu langsung dinyatakan
pada ayat 1-4, tetapi yang berkaitan dengan langit dan bumi akan kita
baca pada ayat 5-7.
Yesaya 42:5
(42:5) Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan
membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di
atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan
nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya:
Kembali dinyatakan: Tuhan yang membentangkan
langit dan menghamparkan bumi. Kemudian, Tuhan juga memberikan nafas kepada
manusia yang menduduki bumi, juga nyawa kepada manusia yang hidup di atas bumi.
Yesaya 42:6-7
(42:6) "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud
penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan
memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang
untuk bangsa-bangsa, (42:7) untuk membuka mata yang buta,
untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan
orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.
Supaya penduduk bumi atau manusia berdosa
sampai ke takhta Allah, maka seorang hamba Tuhan harus menjadi:
1.
Menjadi
perjanjian bagi umat manusia.
2.
Menjadi
terang untuk bangsa-bangsa.
Keterangan: “Menjadi perjanjian bagi
umat manusia.”
Artinya;
1.
Menjadi
contoh teladan.
2.
Menjadi
surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal, baik perkataan dan perbuatan kita.
3.
Menjadi
dasar kebenaran.
Itulah yang disebut menjadi perjanjian bagi
umat manusia.
Janji Tuhan, itulah Firman Allah; ya dan
amin. Kalau itu betul-betul mendarah daging dalam kehidupan kita, maka sudah
otomatis;
1.
Menjadi
contoh teladan.
2.
Menjadi
surat Kristus yang dapat dibaca dikenal baik perkataan, perbuatan, baik
gerak-gerik saat duduk, gerak-gerik saat berdiri, dalam segala situasi.
3.
Menjadi
dasar kebenaran.
Saya ini dapat mengerti “sesuatu yang
terjadi” dengan melihat satu gerakan. Bisa saya padukan sorot mata, mimik,
gerakan untuk mengerti apa yang sedang terjadi. Jadi, jangan saudara
menyembunyikan gerakan-gerakan sekecil apa saja. Seharusnya saudara mengerti
hal itu, tetapi entah mengapa hati yang keras ini dipertahankan.
Bagaimana, apakah saudara mau menjadi
korban pendamaian atau membiarkan penduduk bumi begitu saja terlena di bumi?
Inilah tanggung jawab seorang imam; harus menjadi perjanjian bagi umat manusia.
Keterangan: “Menjadi terang untuk
bangsa-bangsa”
Menjadi terang berarti bercahaya,
tujuannya:
YANG PERTAMA: Untuk membuka mata yang
buta = tercelik.
Kalau kerohanian seseorang belum tercelik (mata rohaninya belum
tercelik), dia tidak dapat memandang kemuliaan Allah. Bayangkan saja; dua murid
yang berjalan ke Emaus bersama-sama dengan Yesus, tetapi sepanjang perjalanan,
mereka tidak mengenal pribadi Yesus, Anak Allah. Nanti setelah Yesus mengadakan
pemecahan roti -- dan Dia melakukannya tepat seperti yang pernah mereka lihat
--, barulah mata mereka tercelik, barulah mereka bisa memandang kemuliaan
sorga, barulah bisa mengerti segala sesuatunya = selaput daging gugur dari mata
mereka.
Kalau kerohanian belum tercelik, pikiran seseorang menjadi tumpul karena
dibutakan oleh ilah zaman ini, dibutakan oleh berhala-berhala di bumi.
YANG KEDUA: Untuk mengeluarkan hukuman
dari tempat tahanan = membebaskan tawanan.
Pekerjaan dari Iblis Setan adalah supaya orang-orang terkurung dan
tidak boleh pulang ke rumah (Yesaya 19:17). Tetapi sampai malam ini
Tuhan bebaskan kita dari segala belenggu dosa;
-
baik dosa
kejahatan kenajisan,
-
baik dosa
oleh dunia dengan arusnya,
-
baik dosa
oleh daging dengan segala keinginannya,
sehingga kita boleh datang melangkah untuk
masuk berada di dalam rumah Tuhan dan selanjutnya dua tangan ini kita gunakan
untuk melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan.
YANG KETIGA: Untuk mengeluarkan
orang-orang yang duduk dalam gelap di rumah penjara.
Banyak orang yang sedang duduk dalam gelap di rumah penjara, itu
bagaikan orang yang berada dalam zona kenyamanan. Mereka tidak tahu bahwa
sebetulnya nanti akhir dari perjalanan rohani ini adalah perjamuan malam kawin
Anak Domba, pesta nikah Anak Domba, tetapi kenyataannya banyak orang Kristen duduk
di dalam gelap, tetapi itu merupakan rumah penjara, itu jelas menunjuk zona
kenyamanan. Menyingkir dari salib =
duduk dalam gelap di rumah penjara.
Bukankah malam ini kita duduk di dalam rumah Tuhan? Karena malam
ini, oleh karena perkenanan Tuhan, kita dimungkinkan untuk menghadap takhta
kasih karunia, karena Yesus sudah menjadi korban pendamaian bagi kita
sekaliannya.
Seharusnya ada timbal balik; kalau Yesus
sudah menjadi korban pendamaian bagi kita, maka sepatutnya kita juga menjadi
korban pendamaian untuk penduduk bumi supaya penduduk bumi bisa mengikuti
contoh teladan yang ditinggalkan oleh Yesus, mengikuti tapak-tapak kaki Yesus
yang berdarah itu, sehingga bumi sampai kepada takhta kemuliaan. Inilah
perjalanan Mempelai.
Perjalanan Getsemani sampai kepada Golgota
itu merupakan perjalanan Mempelai. Getsemani itu doa penyembahan, dari situlah
mulai penyaliban itu terjadi sampai kepada eksekusi di Golgota, itulah
perjalanan Mempelai.
Sebab itu, kalau kita melihat ada orang
lain berada dalam zona kenyamanan, sebetulnya dia sedang duduk dalam gelap di
rumah penjara, tetapi sangat disayangkan sekali, banyak orang Kristen yang
berlaku seperti itu.
Inilah tugas kita masing-masing, jangan
sampai kita tidak mau tahu, maka kita kembali memperhatikan ayat 5.
Yesaya 42:5
(42:5) Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan
membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya,
yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa
kepada mereka yang hidup di atasnya:
Di sini dikatakan: “Tuhan, yang
memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka
yang hidup di atasnya.” Berarti, Tuhan mau, Tuhan rindu supaya manusia
(penduduk bumi), yang menduduki bumi yang dihamparkan Tuhan; tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal, sebab Tuhan yang memberikan nafas kepada
umat manusia dan nyawa kepada manusia yang hidup di atas bumi yang dihamparkan
itu.
Tuhan tidak menginginkan ada kebinasaan.
Selagi hayat ada di dalam kandung badan, manfaatkan waktu yang tersisa. Kita
tidak bisa mengubah saat dan waktu, tetapi:
-
Saat
dan masa yang ada ini kita tunjukkan dengan baik
dihadapan Tuhan.
-
Waktu yang tersisa kita manfaatkan sebaik mungkin.
Jangan sia-siakan masa dan waktu yang
tersisa dengan bermain-main di dalam dosa yang ditimbulkan oleh daging, kenajisan,
dan dunia. Bukankah Tuhan Yesus Kristus baik kepada kita? Kasih
setia-Nya sudah kita rasakan sampai malam hari ini.
Yesaya 42:8
(42:8) Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan
kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.
Tuhan rindu supaya manusia lepas dari
segala jenis berhala di bumi, maka kita sebagai orang Kristen tidak boleh
terlena dengan segala berhala-berhala di bumi.
Manusia dibentuk, diciptakan dari seonggok
tanah liat, maka kita harus kembali kepada Sang Khalik, Sang Pencipta. Tuhan
tidak mau kita terlena oleh karena berhala. Kalau harta, kekayaan, uang,
kedudukan, jabatan, pendidikan yang tinggi menjadi tuhan kecil, maka sampai
kapan pun, orang yang demikian sama seperti duduk dalam gelap di rumah penjara,
terlena dengan keadaan-keadaan dunia, terlena dengan berhala-berhala di bumi,
namun Tuhan tidak inginkan hal itu terjadi. Maka, tugas yang dipercayakan oleh
Tuhan kepada seorang hamba Tuhan yang sudah dibentuk -- berarti ditenun,
dipintal -- dari sejak kandungan harus kita kerjakan, kita harus memberi sebuah
pertanggungjawaban di hadapan Tuhan dengan baik, karena kelak Tuhan tuntut itu
semua dari kita.
Memang Tuhan menuntut tanggung jawab dari
seorang hamba Tuhan, dari seorang yang sudah ditenun (dipintal), tetapi mari
kita lihat dampak positif menjadi hamba Tuhan.
Dampak positif menjadi hamba Tuhan.
Yesaya 44:21
(44:21) Ingatlah semuanya ini, hai Yakub, sebab engkaulah hamba-Ku, hai
Israel. Aku telah membentuk engkau, engkau adalah hamba-Ku; hai Israel, engkau
tidak Kulupakan.
Saya akan sampaikan dengan tandas: Hamba
Tuhan dibentuk, berarti; dipintal dan ditenun, tujuannya; untuk membawa berita
salib, untuk memperdamaikan penduduk bumi yang hidup di atas bumi yang
dihamparkan oleh Tuhan. Itu memang tugas kita, itu memang tanggung jawab dari
seorang hamba Tuhan, itu betul.
Tetapi lihat, Tuhan berkata: “Engkau
tidak Kulupakan.” Tuhan tidak melupakan seorang hamba Tuhan, Tuhan tidak
pernah melupakan seorang yang memberitakan salib, yang menjadi korban
pendamaian di tengah-tengah ibadah pelayanan di hadapan Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Tuhan tidak lupakan. Inilah dampak positifnya. Puji Tuhan, Haleluya..
Walaupun kita berkata: Tuhan telah
melupakan aku, Tuhan meninggalkan aku, sesuai dengan apa yang dinyatakan
oleh Yesaya dalam tulisannya yang lain… Yesaya 49:14, sesungguhnya
sekalipun seorang perempuan bisa meninggalkan anaknya, tetapi Tuhan tidak pernah melupakan hamba Tuhan, Yesyurun,
milik kepunyaan yang dipilih oleh Tuhan tidak dilupakan-Nya… Yesaya 49:15.
Yesaya 43:1
(43:1) Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau,
hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku
telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu,
engkau ini kepunyaan-Ku.
Tuhan memanggil dan menyebut namanya.
Pendeknya, Tuhan mengenal siapa yang menjadi milik kepunyaan Tuhan sendiri,
Tuhan mengenal hamba-Nya yang dipercayakan oleh Tuhan.
Tuhan mengenal. Jadi, jangan saudara merasa
ditinggalkan Tuhan, manakala sedang menghadapi sebuah persoalan, manakala
sedang menghadapi sebuah pergumulan atau situasi yang sulit yang sedang
menghimpit, sebab Tuhan sendiri berkata: “Aku telah memanggil engkau dengan
namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.”
Wahyu 3:4-5
(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan
pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih,
karena mereka adalah layak untuk itu. (3:5) Barangsiapa menang, ia akan
dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya
dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku
dan di hadapan para malaikat-Nya.
“Tetapi di Sardis ada beberapa orang
yang tidak mencemarkan pakaiannya …” Biarlah kita memiliki tabiat yang
baik, tabiat yang tidak cemar dengan dosa kejahatan, dosa kenajisan. Tabiat itu
berarti pakaian kita. Tabiat, pakaian yang sudah dipintal (ditenun) dari sejak
rahim (kandungan) ibu, kelak akan menjadi lebih indah dari pakaian Salomo.
Pendeknya, Tuhan tidak menghapus namanya
dari kitab kehidupan Anak Domba. Sebaliknya, Tuhan akan mengaku namanya:
-
Di
hadapan Allah Bapa.
-
Di
hadapan para malaikat-Nya.
Berarti, dapat kita simpulkan; kalau nama
kita tertulis dalam kitab kehidupan menunjukkan bahwa Tuhan mengenal kita.
Tanda Tuhan mengenal kita ialah:
-
Penuh
dengan kasih dari Allah Bapa, sebab tabiat dari Allah Bapa adalah kasih.
- Mendapatkan
perlindungan (penjagaan) karena malaikat-malaikat Allah, sebab tugas dari para
malaikat adalah untuk melayani Tuhan, menjaga hamba-hamba Tuhan.
1.
Tuhan utus
malaikat Michael yang senantiasa menghadapi peperangan manakala setan hendak
mencobai seorang hamba Tuhan.
2.
Tuhan utus
malaikat Gabriel untuk memberitahukan kabar sukacita tentang kelahiran Yesus
kepada para gembala-gembala di padang yang senantiasa berjaga-jaga terhadap
kawanan domba.
Hamba Tuhan aman di tangan Tuhan karena
tangan Tuhan yang menenun dan memintal dari sejak di dalam kandungan. Tidak
usah ragu dan kuatir dalam melayani pekerjaan Tuhan. Tidak usah
berhitung-hitung untuk mengorbankan tenaga, pikiran, waktu, uang, materi, tidak
usah berpikir dua kali, langsung terima keputusan Tuhan malam ini.
Dalam hal rendah hati pun tidak usah
berhitung-hitung, sebab kalau kita rendah hati, maka orang lain pasti
tertolong, keluarga kita, nikah kita pasti tertolong; kalau tidak, maka orang
lain yang akan penuh kekuatiran, termasuk banyak kekacauan yang terjadi.
Biarlah kita terus rendah hati.
Soal MENGENAL, saya akan bawa saudara untuk
melihatnya dalam Injil Yohanes 10:14-15.
Yohanes 10:14
(10:14) Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan
domba-domba-Ku mengenal Aku
Tuhan, Gembala yang baik, Dia mengenal
domba-domba-Nya, sebaliknya domba-domba-Nya mengenal Tuhan. Berarti, mengenal
dan dikenal oleh Tuhan.
Yohanes 10:15
(10:15) sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa,
dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Soal mengenal dan dikenal oleh Tuhan, di
situ ada tanda darah, yaitu kasih Allah. Sebab Yesus berkata: “Aku
memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku”, berarti ada tanda darah.
Tidak mungkin kita mengenal Allah kalau
kita jauh (menyingkir) dari darah salib Kristus, itu adalah sesuatu yang
mustahil. Kita bisa mengenal Tuhan -- sampai kedalam hati-Nya -- kalau kita
senantiasa memikul salib dan bertekun di dalamnya.
Dan pengenalan ini sangat luar biasa;
pengenalan ini sama seperti Bapa mengenal Anak dan Anak juga mengenal Bapa,
sebab di situ ada tanda darah.
Wahyu 3:4
(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan
pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih,
karena mereka adalah layak untuk itu.
“Tidak mencemarkan pakaiannya”,
berarti ada tanda darah. Kalau perbuatan kita tidak cemar, tentu karena darah
salib. Pendeknya, pakaian putih; pakaian
yang tidak cemar, karena ada tanda darah.
Tidak mungkin kita bisa menjadi putih
bersih (suci) seperti pakaian putih kalau kita berada di luaran sana, kalau
kita menyingkir dari salib, itu adalah sesuatu yang tidak mungkin. Kita tidak
cemar -- seperti pakaian putih -- itu karena ada tanda darah, maka saudara
jangan pernah merasa rugi dalam memikul salib. Semakin banyak beban yang harus
kita pikul (menjadi korban), semakin darah Yesus tertumpah-tumpah, berarti
semakin disucikan dan semakin tidak cemar, sampai nanti menjadi pakaian putih,
itulah lenan halus yang dikaruniakan kepada mempelai wanita Tuhan.
Perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus, itulah lenan halus, itulah pakaian, itulah tabiat. Tabiat
itu tidak cemar karena ada tanda darah.
Wahyu 7:9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan
besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala
bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan
Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan
mereka.
Ayat 9 ini
adalah bayangan dari inti mempelai karena mereka datang dari segala bangsa,
suku, kaum dan bahasa. Jadi, bukan Israel tulen, melainkan bangsa kafir, tetapi
turut menjadi mempelai Tuhan, berarti bayangan dari inti mempelai Tuhan --
tetapi juga turut menjadi mempelai --.
Inilah kumpulan besar orang banyak yang
tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan
bahasa, dan mereka itu memakai jubah putih. Ini adalah banyangan dari inti
mempelai Tuhan, karena mereka bukan Israel tulen tetapi turut menjadi mempelai
-- bayangan dari inti mempelai --, di mana yang menjadi inti mempelai adalah
144000 (seratus empat puluh empat ribu) orang, sesuai dengan Wahyu 7:1-8.
Wahyu 7:14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu
ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan
yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih
di dalam darah Anak Domba.
“Mereka ini adalah orang-orang yang
keluar dari kesusahan yang besar …” Berarti, mereka yang memakai jubah
putih ada tanda darah, sebab “kesusahan besar” itu merupakan tanda darah.
“ … Mereka telah mencuci jubah mereka
dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.” Berarti, sengsara salib
adalah suatu kesempatan, adalah momen yang tepat untuk mencuci jubah sampai
putih bersih.
Jelas dan tidak bisa dipungkiri: Hamba
Tuhan itu dikenal dari tabiatnya, dari pakaiannya, karena pakaiannya itu sudah
putih bersih di dalam darah Anak Domba.
Tetapi lihat, nabi-nabi palsu yang disebut
serigala berbulu domba dalam Matius 7:15; pada ayat 21-23, memang
betul-betul mereka melakukan tiga perkara (perbuatan) ajaib, dan mereka lakukan
itu semua demi nama Tuhan, tetapi Tuhan berkata: “Aku tidak pernah mengenal
kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Jadi, Tuhan
melihat dari tabiat, dari pakaian, dan pakaian dari serigala (binatang buas)
bukanlah pakaian yang berasal dari Tuhan, yakni; melakukan kehendak Allah… Matius
7:21.
Kalau pakaian yang berasal dari Tuhan;
diawali tadi dari Keluaran 35, bagaikan seorang perempuan yang ahli
memintal, dan mempersembahkan kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan
lenan halus, ini berbicara tentang Injil Sepenuh, itulah salib yang membentuk
tabiat dari pada hamba Tuhan; ditenun, dipintal dari sejak kandungan. Inilah
yang dipersembahkan.
Jadi, kita ini adalah milik kepunyaan
Tuhan, karena Tuhan mengenal kita, tetapi Tuhan tidak mengenal serigala.
Serigala itu tidak bisa diberi pakaian putih; susah. Tetapi kepada kehidupan
hamba Tuhan -- kehidupan yang sudah dibentuk, berarti; ditenun dan dipintal
dari sejak kandungan --, ia dikenal, karena dibentuk oleh darah salib, dibentuk
oleh pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus; tanda darah dan tanda air
(kematian dan kebangkitan Kristus).
Dari sejak kandungan, Tuhan sudah mengenal
kita; dari sejak di dalam rahim ibu, Tuhan sudah mengenal hamba-hamba Tuhan,
dijadikan Yesyurun, orang-orang yang dipilih Tuhan, umat kesayangan Tuhan.
Jadi, jangan takut, jangan ragu, sebab Tuhan mengenal kita, Tuhan mengetahui
kebutuhan kita semua, Tuhan tahu masa depan kita.
- Tuhan mengakui nama kita
kepada Bapa supaya kita limpah kasih.
- Tuhan mengakui nama kita
kepada para malaikat supaya kita boleh ada penjagaan dan mendapatkan berita
sorga (berita sukacita) manakala kita berada di atas muka bumi yang dihamparkan
oleh Tuhan ini.
- Tuhan tidak melupakan
kita.
- Tuhan memanggil dan
menyebut nama kita.
Tuhan yang membentuk hamba-hamba Tuhan,
berarti ditenun dan dipintal menjadi suatu tabiat (pakaian) yang lebih indah
dari pakaian Salomo; inilah salah satu persembahan khusus kepada Tuhan. Tabiat
yang tidak tercemari, itulah pakaian putih yang harus dipersembahkan sebagai
persembahan khusus di dalam rangka pembangunan tubuh Kristus (Tabernakel).
Ayo, imam-imam, perhatikan mulai saat ini,
jangan saat berada di rumah lupa untuk mempersembahkan kain yang dipintal itu
sebagai persembahan khusus. Tabiat yang tidak cemar itulah persembahan
khsususmu, persembahan khususku, persembahan khusus kita di hadapan Tuhan.
Itulah yang harus kita persembahkan kepada Tuhan.
Kalau memang kita mengerti dengan firman
ini; hati kita pasti hancur. Tetapi kalau saudara tidak mengerti firman ini;
maka seseorang tidak pernah tercelik, tidak akan pernah tahu betapa lebarnya,
betapa luasnya dan betapa mulianya sorga itu dalam hidupnya, sebab ia hanya
mengerjakan ibadah pelayanan ini secara rutinitas.
Pakaian yang tidak tercemarkan, tabiat yang
sudah dibentuk dan dipintal, itulah yang harus dipersembahkan sebagai
persembahan khusus supaya terbentuknya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna
(mempelai Tuhan). Jangan ada yang bertahan pada zona kenyamanan lagi.
Kalau seseorang tidak sungguh-sungguh
memperhatikan pekerjaan Tuhan, maka ia bukanlah hamba Tuhan. Hamba Tuhan harus
memperhatikan pekerjaannya, itu merupakan “penumpangan tangan”, berarti
mengobarkan karunia, sebagai tanda persekutuan yang baik dan indah dengan
Kristus.
Kalau seseorang tidak sungguh-sungguh dalam
mempersiapkan dirinya untuk melayani Tuhan -- misalnya, baru mempersiapkan diri
beberapa jam sebelum ibadah dimulai, tidak persiapan penuh --, sesungguhnya ia
bukanlah hamba Tuhan. Kalau pun ia melayani ,
itu hanyalah keinginannya sendiri, bukan Tuhan yang memakai dia.
Jangan menggampangkan pelayanan di hadapan
Tuhan, jangan turuti cara-cara kutuk nenek moyang, patahkan itu. Tetapi mata rohani yang sudah tercelik dapat
melihat kebesaran kasih Tuhan dalam setiap kehidupan ini.
Tuhan jadikan kita Yesyurun, milik kepunyaan-Nya
yang berharga, umat pilihan, harta yang indah, itu semua karena Tuhan yang
membentuk, bagaikan kain yang dipintal (ditenun) dari sejak kandungan, dan
itulah yang harus kita persembahkan secara khusus dalam rangka pembentukan
tubuh Kristus yang sempurna.
Melayani tanpa persiapan penuh, melayani
tetapi tangan tidak diletakkan di atas kepala lembu jantan muda, lebih suka
dengan persekutuan kepada yang najis, ini adalah suatu kebodohan dan kesalahan
besar di hadapan Tuhan. Minta ampun dan menyadari dihadapan Tuhan supaya
kesalahan tidak terjadi lagi berulang-ulang. Biarlah dua tangan kita
ditumpangkan (diletakkan) di atas kepala lembu jantan muda, artinya; ada
persekutuan yang indah dengan Kristus.
Biarlah kita tidak lalai dalam mengobarkan karunia.
Ayo, berkobar-kobar dalam melayani Tuhan, jangan redup-redup, jangan muak
apalagi jengkel dalam hal berkorban. Jadilah ujung tombak seperti jemaat di
Makedonia, sehingga memotivasi orang lain untuk berkobar-kobar dalam melayani
Tuhan, merangsang orang lain untuk berkorban (memberi) dalam setiap pekerjaan
Tuhan.
Ingat; dalam berkorban tidak boleh
hitung-hitungan, tetapi berkorbanlah sesuai dengan kegerakan Roh Kudus, jangan
sesuai hati pikiran perasaan manusia daging.
Latihlah diri dalam beribadah. Latihan badani terbatas, tetapi
latihan ibadah itu kekal. Semua yang tidak baik, yang kurang dalam pelayanan,
segera diperbaiki sekalipun berada di rumah masing-masing.
“Tuhan sudah mau datang.” Sinyal ini sudah semakin jelas; semua pemberitaan firman relevan
sesuai dengan waktu yang ada ini. Oleh sebab itu, jangan kita menyingkir dari
salib, sebab itulah yang membentuk kita.
Bukankah kita semua sudah dipintal? Maka,
persembahkanlah itu; kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan
halus.
-
Dari sorga
-- kain lenan halus -- turun ke bumi menjadi manusia -- kain kirmizi
--.
-
Dari raja
-- kain ungu muda -- menjadi hamba (imamat rajani) -- kain ungu tua
--.
Ini berbicara tentang Injil Sepenuh, itulah
salib yang membentuk tabiat dari pada hamba Tuhan; ditenun, dipintal dari sejak
kandungan. Itulah yang harus dipersembahkan sebagai persembahan khusus.
Jangan pikirkan perasaan manusia daging,
tetapi pikirkanlah perasaan Tuhan. Jika seseorang memikirkan perasaan manusia
daging, saya balikkan; Bagaimana perasaan Tuhan kepadamu? Tidakkah engkau
memikirkan perasaan-Nya? Mengapa manusia daging dipikirkan, tetapi salib
diabaikan?
Perhatikanlah teriakan Yesus di atas kayu
salib, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Jangan perhatikan teriakan suara
(manusia) daging.
Saya tidak mengerti, apakah minggu depan
Tuhan memberi kesempatan kepada kita untuk mengetahui tentang “kain bulu
kambing yang dipintal”, tetapi kalau saudara merindu, berdoalah memohon
kepada Tuhan. Kalau saudara berdoa, maka Tuhan pasti berikan pembukaan rahasia
firman-Nya.
Ayo, persembahkanlah empat kain yang
dipintal, sebab itu adalah pekerjaan salib. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment